KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji Puji dan syuku syukurr kami kami panjat panjatkan kan ke hadirat hadirat Allah Allah SWT yang telah telah melimp melimpahk ahkan an rahmat dan karuniaNy karuniaNyaa sehingga sehingga kami dapat menyelesaika menyelesaikan n referat pada bagian radiologi radiologi sebagai syarat untuk mengikuti ujian ini dengan baik. Kami Kami meny menyada adari ri bahw bahwaa dala dalam m penu penuli lisa san n refer referat at
ini ini masi masih h bany banyak ak terd terdap apat at
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan karya tulis berikutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap referat ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pemba!a pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.
"akarta No#ember $%&'
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
(uni (uniaa kedo kedokt kter eran an saat saat ini ini meng mengala alami mi kema kemajua juan n yang yang sanga sangatt pesa pesatt terutama dengan pekembangan dan aplikasi komputer bidang kedokteran sehingga ilmu radiologi turut berkembang pesat mulai dari pen!itraan organ sampai ke pen!itraan selular atau molekular. (i )ndonesia perkembangan kedokteran terutama dalam bidang radiologi masih banyak dilakukan serta perlu dukungan pemerintah. Pemeriksaan radiologi yang umum dapat dilakukan pada kasus gangguan pen!ernaan adalah barium swallow barium meal barium follow through through dan barium enema. *arium swallow bari barium um meal dan dan bariu arium m follow through biasanya digunakan untuk memeriksa saluran !erna bagian atas seperti faring laring laring esopha esophagus gus lambun lambung g dan usus usus halus halus sedang sedangkan kan barium barium enema enema sering sering digunakan untuk pemeriksaan saluran !erna bagian bawah. +at yang digunakan untuk pemeriksaan ini adalah barium sulfat. Pada pemeriksaan saluran !erna atas barium sulfat di!ampur dengan air yang kemudian ditelan sementara di pemeriksaan saluran !erna !er na bawah ,*arium enema- agen kontras *arium diberikan sebagai enema melalui tabung ke!il yang dimasukkan ke dalam rektum. ambaran ambaran saluran !erna !erna tidak dapat dilihat dilihat dengan dengan mengguna menggunakan kan foto polos polos karena karena akan akan terlih terlihat at hitam hitam semua semua sehing sehingga ga diperl diperluka ukan n bahan bahan kontras kontras.. *arium *arium Sulfat Sulfat merupakan merupakan senyawa metalik metalik yang mun!ul pada sinar/0 sinar/0 dan digunakan digunakan untu untuk k memb memban antu tu meli meliha hatt kela kelain inan an pada pada esofa esofagu guss dan dan lamb lambun ung. g. Sina Sinar/ r/0 0 diperlukan diperlukan untuk melihat jalur dari sistem pen!ernaan pen!ernaan yang sudah dipenuhi dipenuhi oleh kontras.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
(uni (uniaa kedo kedokt kter eran an saat saat ini ini meng mengala alami mi kema kemajua juan n yang yang sanga sangatt pesa pesatt terutama dengan pekembangan dan aplikasi komputer bidang kedokteran sehingga ilmu radiologi turut berkembang pesat mulai dari pen!itraan organ sampai ke pen!itraan selular atau molekular. (i )ndonesia perkembangan kedokteran terutama dalam bidang radiologi masih banyak dilakukan serta perlu dukungan pemerintah. Pemeriksaan radiologi yang umum dapat dilakukan pada kasus gangguan pen!ernaan adalah barium swallow barium meal barium follow through through dan barium enema. *arium swallow bari barium um meal dan dan bariu arium m follow through biasanya digunakan untuk memeriksa saluran !erna bagian atas seperti faring laring laring esopha esophagus gus lambun lambung g dan usus usus halus halus sedang sedangkan kan barium barium enema enema sering sering digunakan untuk pemeriksaan saluran !erna bagian bawah. +at yang digunakan untuk pemeriksaan ini adalah barium sulfat. Pada pemeriksaan saluran !erna atas barium sulfat di!ampur dengan air yang kemudian ditelan sementara di pemeriksaan saluran !erna !er na bawah ,*arium enema- agen kontras *arium diberikan sebagai enema melalui tabung ke!il yang dimasukkan ke dalam rektum. ambaran ambaran saluran !erna !erna tidak dapat dilihat dilihat dengan dengan mengguna menggunakan kan foto polos polos karena karena akan akan terlih terlihat at hitam hitam semua semua sehing sehingga ga diperl diperluka ukan n bahan bahan kontras kontras.. *arium *arium Sulfat Sulfat merupakan merupakan senyawa metalik metalik yang mun!ul pada sinar/0 sinar/0 dan digunakan digunakan untu untuk k memb memban antu tu meli meliha hatt kela kelain inan an pada pada esofa esofagu guss dan dan lamb lambun ung. g. Sina Sinar/ r/0 0 diperlukan diperlukan untuk melihat jalur dari sistem pen!ernaan pen!ernaan yang sudah dipenuhi dipenuhi oleh kontras.
I. 2
Rumusan Masalah
a. Apa yang yang dimaksud dimaksud dengan dengan teknik teknik pemeriksaan pemeriksaan barium meal dan dan barium barium enema enema 1 b. Apa saja indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan barium meal dan barium enema1 !. *agaimana *agaimana persiapan persiapan dan dan teknik teknik pemeriks pemeriksaan aan barium barium meal meal dan barium barium anema 1
I.
Tu!uan I..1 Tu!uan Um Umum 2engetahui teknik pemeriksaan barium meal dan barium enema I. I..2 Tu!uan uan Kh Khusus sus
a. 2engetahui 2engetahui definisi definisi teknik teknik pemeriksaan pemeriksaan barium meal dan barium barium enema. b. 2engetahui indikasi dan kontraindikasi pemeriksaan barium meal dan barium enema !. 2engetahui 2engetahui persiapan persiapan dan prosedur prosedur pemeriks pemeriksaan aan barium enema enema pada anak.
I."
Man#aat Penulisan referat ini diharapkan dapat membantu menambah wawasan kepada semua
pihak yang memba!anya mengenai teknik pemeriksaan barium meal dan barium enema.
2
BAB II TIN$AUAN PU%TAKA A. Bar& Bar&um um Mea Meall II.1 DE'INI%I 2aag duodenography adalah pemeriksaan se!ara radiografi dengan menggunakan media
kontras kontras ,positif ,positif dan negati#enegati#e- yang diminum diminum ,barium ,barium meal- untuk menampakkan kelainan pada lamb lambun ung g dan dan duode duodenum num.. *ias *iasan anya ya satu satu pake pakett denga dengan n pemer pemerik iksa saan an oeso oesoph phagu aguss ,O2( ,O2( 3 Oesophagus Oesophagus 2aag duodenography duodenography-. -. Pada pemeriksaan pemeriksaan dengan kontras kontras terdapat terdapat dua kontras kontras yang digunakan yaitu kontras positif dan kontras negatif. Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologi alat !erna adalah barium sulfat ,*aSO'-. *ahan ini adalah suatu garam berwarna putih berat dan tidak larut dalam air. aram tersebut diaduk dengan air sehingga terjadi suspensi ,bukan larutan-. Sinar roentgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut sehinggan menimbulkan bayangan dalam foto roentgen. Kontras negatif yang paling murah bagus dan alamiah adalah udara tetapi tidak dapat dipakai dalam setiap pemeriksaan. Sebagai kontras negatif pengganti adalah 4O$. (apat diganti dengan serbukan yang disebut effervescent powders. Pada powders. Pada prinsipnya serbukan ini terdiri atas natrium bikarbonat dan asam lemah ,umpamanya asam sitrat-. 4ampuran kedua bahan ini tidak bereak selama masih dalam tabung begitu tabung terbuka dan serbukan tiba di mulut dan paerut yang bsah maka terjadilah reaksi kimia antara kedua bahan tersebut yang menghasilkan !ukup 4O$ 4O$ untuk untuk peme pemeri riks ksaan aan kont kontra rass ganda ganda sebe sebelu lum m menj menjel elas aska kan n bariu barium m meal maka aka akan akan dijelaskan terlebih dahulu tentang anatomi dari gaster dan duondenum.
3
Anat(m& Gaster )an Du()enum a. Gaster
aster aster ,5ambu ,5ambungng- tertut tertutup up oleh oleh perito peritoneum neum ke!uali ke!uali pada lintas lintasan an pembul pembuluh uh darah darah sepanjang !ur#ature epigastri!a dam pada daerah ke!il di sebelah dorsal ostium !ardia!um. Kedua lembar Omentum minus meluas mengelilingi gaster dan melepaskan diri pada !ur#ature gastri! major sebagai omentum majus. Permukaan #entral gaster bersentuhan dengan 6 • • •
(iafragma 5obus 7epatis sinistra (inding Abdomen #entral
Palung Palungan an lambung lambung ,Stoma ,Stoma!h !h bed- bed- yaitu yaitu tempat tempat sebuah sebuah gaster gaster pada pada sikap sikap terlen terlentan tang g dibentuk oleh dinding dorsal bursa omentalis dan struktur yang terdapat antara dinding tersebut dan dinding abdomen dorsal 6
•
(iafragma 4olon Trans#er Trans#ersum sum 2eso!olon 2eso!olon trans#ersum trans#ersum pan!reas pan!reas spleen spleen trun!us trun!us
•
!oelia!us serta ketiga !abangnya glandula suprarenalis sinistra dan bagian !ranial ren sinistra
•
aster memiliki struktur sebagai berikut6 • •
4ur#atura gastri! minor sebagai tep gaster yang !eku ng 4ur#at 4ur#atura ura gastri gastri!a !a major major sebaga sebagaii tep gaster gaster yang yang !embung !embung dan lebih lebih panjang
4
•
sebuah takik tajam kira/kira dua pertiga distal jarak !ur#ature gastri!a minor disebut in!isura angularis sebagai patokan batas antara !orpus
• •
• •
gastri!us dengan pylorus !ardia sekitar muara oesophagus fundus gastri!us yaitu bagian !ranial yang melebar dan berbatas pada kubah diafragma sebelah kiri 4orpus gastri!um yang terdapat antara fundus dan antrum pylori!um Pars pylori!a bagian gaster yang menyerupai !orong8 bagian yang lebar yakni antrum pylori!um beralih kebagian yang sempit yakni !analis
•
pylori!um Pylorus daerah sfingter yang menebal disebelah distal untuk membentuk mus!ulus sphin!ter pylori yang berguna untuk mengatur pengosongan isi gaster melalui ostium pylori!um ke dalam duodenum.
5
ambar bagian/bagian gaster *askular&sas& Gaster
Arteri/arteri gaster berasal dari trun!us !oelia!us dan !abangnya6 •
Aa. gastri!a sinistra berasal dari trun!us !oelia!us dan melintas ke dalam omentum minus ke !ardia lalu berjalan mengikuti !ur#ature gastri!a
•
minor dan beranastomosis dengan Aa. astri!a de9 tra Aa. gastri!a de9tra berasal dari arteria hepati!a dan melintas ke kiri mengikuti !ur#ature gastri!a major lalu mengadakan anastomosis dengan
•
arteria gastri!a sinistra Aa. gastroepiploi!a de9tra merupakan !abang arteria gastroduodenalis dan melintas ke kiri sepanjang !ur#ature gastri!a major lalu mengadakan
•
anastomosis dengan arteria gastro omentalis sinistra Arteria gastro/omentalis sinistra berasal dari arteria spleni!a dan
•
beranastomosis dengan arteri gastromentalis de9tra Arteria gastri!a bre#es berasal dari ujung distal arteria spleni!a dan menuju ke fundus.
6
:ena ; #ena gaster mengikuti arteri/arteri yang sesuai dengan hal dan letak. :ena gastri!a de9tra dan #ena gastri!a sinistra men!urahkan isinya ke dalam #ena porta hepatis. :ena gastri!a bre#es dan #ena gastro/omentalis membawa isinya ke #ena spleni!a yang berate dengan #ena mesenteri!a superior untuk membentuk #ena portae hepatis. )ner#asi parasimpatis gaster berasal dari Trun!us #agalis anterior et posterior . )ner#asi simpatis berasal dari segmen medulla spinalis T< ; T= melalui pleksus !oelia!us.
ambar :askularisasi gaster
+. Du()enum
(uodenum adalah bagian intestinum tenue terpendek dan terlebar. lintasannya merupakan huruf 4 yang meliputi !aput pan!reastis. (uodenum berawal dari pylorus disebelah kanan dan berakhir pada peralihan duodenojejunal jun!tion disebelah kiri. 7
(uodenum dibedakan menjadi ' bagian yaitu 6 •
*agian pro9imal ,pertama- yang pendek ,> !m- terletak #entrolateral
•
terhadap !orpus #ertebrae 5& yakni pars superior Pars des!endens melintas ke kaudal sejajar dengan sisi kanan #ertebrae
• •
5&/5? Pars hori@ontalis melintas #entral terhadap #ertebrae 5? Pars As!endens berawal disebelah kiri #ertebrae 5? lalu melintas ke !ranial sampai setinggi tepi !ranial #ertebrae 5$
8
*askular&sas& Du()enum Arteri/arteri duodenal berasal dari trun!us !oelia!us dan arteri mesenteri!a
superior. Trun!us !oelia!us melalui arteri gastroduodenalis superior dan !abangnya arteri pan!reati!oduodenalis memasok darah ke duodenum yang terletak pro9imal dari muara du!tus
!holedu!hus.
Arteri
mesenteri!a
superior
melalui
!abangnya
A.pan!reati!oduodenalis inferior memasok darah ke bagian duodenum yang terdapat di distal dari du!tus !holedu!hus. :ena/#ena duodenal mengikuti arteri/areteri dan bermuara ke dalam #ena portae hepatis. )ner#asi duodenum berasal dari ner#us #agus dan saraf simpatis melalui pleksus disekitar A.pan!reati!oduodenalis.
9
II.2 In)&kas& )an K(ntra&n)&kas& In)&kas& Pemer&ksaan untuk gaster •
astritis 6 radang gaster , baik akut maupun kronik -
•
(i#ertikula 6 penonjolan keluar darimaag yang membentuk kantung , banyak terjadi pada fundus -
•
•
•
7ematemesis 6 perdarahan Neoplasma , tumor atau kanker 7ernia hiatal 6 hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus yang pendek.
•
Stenosis pylorus6penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus
•
*e@oat Bndigested material ,biasanya berupa rambut serat sayuran atau bahan kayu -
•
Bl!ers 6 erosi dari mukosa dinding lambung ,karena !airan gaster diet rokok bakteri -
•
Bl!erulkustukak 6 luka terbuka pada permukaan selaput lendir lambung
•
Perforasi regurgitasi
K(ntra&n)&kas& •
Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan *aSO' tetapi menggunakan water soluble kontras ,urografin iopamiro -
•
Obstruksi usus besar
In)&kas& Pemer&ksaan Du()enum , •
Kelainan !ongenital
/atresi duodeni /spasme duodeni,pada foto roentgen tampak double bubbleCadang • ejala duodenitis 6
10
• • •
rasa sakit di epigastrum rasa mulas kadang diare
10
•
Tumor /Tumorjinak ,di#erti!leAdalah kantong yang menonjol pada dinding usus terdiri atas lapisan mukosa dan muskul aris mukosa. /Tumorganas pada duodeni Tanda/ tandanya8 berat badan menurun nafsu makan menurun melena 7aematemesis Teraba massa. II. Tekn&k Pemer&ksaaan Maag-Du()en(grah/
•
Pers&aan Pas&en
o
Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan , kooperatif -
o
$ hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk men!egah pembentukan gas akibat fermentasi
o
5ambung harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air pasien puasa D/= jam sebelum pemeriksaan
o
Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat ; obatan yang mengandung substansi radioopaEue seperti steroid pil kontrasepsidll.
o
Sebaiknya !olon bebas dari fe!al material dan udara bila perlu diberikan @at la9ati#e.
•
o
Tidak boleh merokok , ni!otine merangsang sekresi sali#a -
o
Pasien diminta mengisi informed !on!ent.
Pers&aan Alat
o
Pesawat 0/Cay F Gluoros!opy
o
*aju Pasien
o
Sarung tangan Pb
o
Kaset F film ukuran ?% 9 '% !m $' 9 ?% !m. 11
o
*engkok
o
0/Cay marker
o
Tissue Kertas pembersih
12
•
o
*ahan kontras barium sulfat
o
*arium en!er dengan air hangat , *aSO' 6 air 3 & 6' -
o
Obat emergen!y 6 de9ametason delladryldll-
o
Air 2asak Sendok Straw , pipet - dan gelas
Pers&aan Bahan &. 2edia kontras barium Sulfat Pemeriksaan 2aag (uodenography menggunakan jenis kontras *arium
2eal dengan !ara meminum media kontras. $. 4ara Pemberian 2edia Kontras Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologi saluran pen!ernaan adalah *arium Sulfat. bahan ini merupakan suatu garam berwarna putih mempunyai berat atom yang besar dan tidak larut dalam air. *ahan diaduk dengan air dalam perbandingan tertentu sehingga menjadi suspense. Suspensi tersebut harus diminum oleh pasien dalam pemeriksaan maag duodenography. Bntuk pemeriksaan lambung dan duodenum setelah pasien diberi suspense barium kurang lebih $%% ml kemudian pasien disuruh berbaring di atas meja pemeriksaan dan diminta untuk memutar badan ke kiri dan ke kanan sebanyak $/? kali dengan maksud agar barium sulfat dapat melapisi lambung dan duodenum se!ara merata. Setelah itu segera dilakukan pengambilan radiograf setelah kurang lebih $/? menit post media kontras. •
B()/ ha+&tus o
Tipe dari body habitus memberikan efek yang sangat besar terhadap lokasi organ pen!ernaan pada rongga abdomen.
o
Bntuk keakuratan dan konsistensi posisi dari organ pen!ernaan perlu diketahui karakteristik dan klasifikasi dari body habitus.
o
Terdapat ' kelompok dari body habitus yaitu 6 hyperstheni! stheni! hypostheni! dan astheni!.
13
o
•
Pr(/eks& Pem(tretan
&. PA ere!t , film ?% 9 '% - untuk melihat type dan posisi lambung $. 5ateral ere!t untuk melihat spa!e retrogastri! kiri ?. PA re!umbent untuk melihat gastroduodenal surfa!e '. PA ObliE , CAO - untuk melihat pylori! !anal dan duodenal bulb
14
>. Cight 5ateral (e!ubitus utk melihat duodenal loop duodenojujunal jun!tion dan retrogastri! spa!e
15
<. AP Ce!umbent utk melihat bagian fundus terutama pada teknik double kontras rotasi lateral untuk melihat lesi pada dinding anterior dan posterior retrogastri! portion dari jejunum dan illium H. :ariasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah $>% ; ?%% untuk melihat hernia hiatal dan &% ; &> derajat dan rotasi pasien ke depan , sisi kanan dekat meja - untuk melihat gastroesophageal jun!tion juga untuk melihat regurgitasi. •
Pr(/eks& PA 0#&lm "3 o
Gungsi 6 untuk memperlihatkan polip di#ertikul gastritis pada pylorus lambung
o
Posisi Pasien 6 berdiri prone menghadap kaset
o
Posisi Objek 6 2SP pada pertengahan meja kaset. *atas Atas 6 0yphoid , Th =/ &% - *atas *awah6 S)AS diyakinkan tidak ada rotasi abdomen.
o
4C 6 Tegak 5urus
o
4P 6 Pada pylorus dan bulbus duodeni.
Stenik 6 &/$ in!hi dibawah 5$ menuju lateral batas !ostae dan & in!hi kekiri dari 4. :ertebrae
Asteni! 6 $ in!hi dibawah 5$
7ipersteni! 6 $ )n!hi diatas le#el duodenum
o
I9pose 6 ekspirasi dan tahan nafas.
o
Kriteria Cadiograf 6
Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum
*ody dan pylorus ter!o#er
Struktur gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan duodenum. 16
Tampak struktur anatomis sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada
17
•
Pr(/eks& Lateral Ere4t 0Lateral kanan3 o
Gungsi 6 memperlihatkan proses pada daerah retrogastri! seperti di#ertikel tumor ulkus gastri! trauma pada perut dan batas belakang lambung.
o
Posisi Pasien 6 pasien miring arah kanan atur kaki dan dan tangan mengikuti kemiringan pasien
o
Posisi Objek 6 bahu dan daerah !ostae dalam posisi lateral batas atas 9yphoid batas bawah !rista iliaka
o
4entral Cay 6 Tegak 5urus 18
o
4entral Point 6 bulbus duodenum pada 5&
Stenik 6 &/&> ke depan dari mid !oronal plane
19
Asteni! 6 $ in!hi dibawah 5&
7ipersteni! 6 $ )n!hi diatas 5&
o
GG( 6 &%% !m
o
I9pose 6 ekspirasi dan tahan nafas.
o
Kriteria Cadiograf 6
Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum ter!o#er !elah retrogastri! pylorus dan lengkung duodenum akan terlihat jelas khususnya pada tipe hipersteni!
•
5engkung duodenum terletak pada sekitar 5&
(apat memperlihatkan anatomi dan kelainan yang ada.
Pr(/eks& LP5 0le#t (ster&(r (+l&6ue3 o
Gungsi 6 bila digunakan double kontras akan dapat memperlihatkan dengan jelas batas antara udara dengan dinding pylorus dan bulbus sehingga jelas untuk ASTC)T)S dan B5KBS
o
Posisi Pasien 6 pasien re!umbent punggung menempel kaset. 20
o
Posisi Objek 6 dari posisi supine dirotasikan ?% ; <% derajat dengan bagian kiri menempel
meja
tungkai
difleksikan
untuk
menopang
*atas
atas
6pro!.9yphoideus *atas bawah 6 S)AS
21
o
4C 6 Tegak 5urus
o
4P 6 pertengahan !rista ilia!a
o
Stenik 6 5&
Asteni! 6 $ in!hi dibawah 5& mendekat mid line
7ipersteni! 6 $ )n!hi diatas 5&
GG( 6 &%% !m
I9pose 6 ekspirasi dan tahan nafas.
Kriteria Cadiograf 6
Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum bulbus duodenum tanpa superposisi dengan pylorus
•
Gundud tampak tertempeli *aSO'
Pada double kontras tampak batas body dan pylorus dengan batas udara
Tidak ada pergerakan dan kekaburan gambaran lambung dan duodenum
Pr(/eks& PA 5+l&6ue 0RA53 o
Posisi Pasien 6 re!umbent prone
22
o
Posisi Objek 6 Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut '% ; H% derajat dengan tepi depan 2SP lengan tangan sebelah kiri fle9i ke depan knee joint fle9i.
o
4entral Cay 6 #erti!al tegak lurus
23
o
4entral Point 6 daerah bulbus duodeni
Stenik 6 &/$ in!h dari 5$
Astheni! 6 $/> in!hi di bawah 5$
7ipersteni! 6 $/> in!hi di atas 5$
o
GG( 6 &%% !m
o
Iksposi 6 ekspirasi dan tahan nafas
o
Kriteri radiograf 6
Struktur ditampakkan 6 daerah lambung dan lengkung duodenum membentuk huruf 4
•
Tampak bagian ; bagian dari lambung bebas superposisi
(apat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi kelainan
Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
Pr(/eks& AP o
Posisi Pasien 6 Supine
o
Posisi Objek 6 2SP pada mid line meja pastikan tubuh tidak ada rotasi
o
4C 6 tegak lurus dengan kaset
o
4P 6 pada 5& , diantara 9ypoid dan batas bawah !ostae 24
Stenik 6 5&
Astheni! 6 $ in!hi di bawah 5&
7ipersteni! 6 & in!hi di atas 5&
25
o
GG( 6 &%% !m
o
Iksposi 6 ekspirasi dan tahan nafas
o
Kriteria radiograf 6
Struktur ditampakkan 6 lambung dan duodenum diafragma dan paru/paru bagian bawah
o
Tampak bagian ; bagian dari lambung bebas superposisi
(apat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi kelainan
Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
4atatan 6
:ariasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah $> ; ?% derajat untuk melihat hernia hiatal.
&% ; &> derajat dengan rotasi pasien ke depan , sisi kanan dekat meja untuk melihat gastroesophageal jun!tion juga untuk melihat regurgitasi.
ambar normal dari aster dan duodenum setelah 2aag duodenography
26
II.". Ulkus et&k
Prinsip pemeriksaan ulkus peptik adalah suspensi yang diminum pasien memasuki ulkus di dalam dinding lambung. *ila ulkus yang berada di dalam dinding terisi oleh barium sulfat maka seolah/olah terlihat bayangan di luar gambar normal disebut bayangan tambahan ,additional shadow-. Blkus sendiri yang tergambar oleh additional shadow disebut Nisse atau ni!he. (alam bahasa )ndonesia disebut junud. Pada pemeriksaan dengan kontras tunggal dan ganda pasien harus dalam keadaan puasa agar pemeriksaan tidak terganggu oleh makanan. Pada pemeriksaan dengan kontras ganda sebelum dimulai pasien diberikan suntikan antispasmodik dengan maksud agar lambung menjadi bagus dan halus. Kontras yang paling bagus dan murah adalah udara yang dimasukkan lewat hidung dan esophagus ke dalam lamung. Sebaiknya jumlah suspensi yang diminum sebanyak ?%% ml. dengan demikian lambung dan bulbus duodenum menjadi jernih dan transparan. Selaput lendirnya sudah tidak terlihat dan yang tampak adalah area gastri!anya. Blkus ke!il dapat terdeteksi dengan !ara ini.
27
Blkus dapat berkedudukan di lambung pylorus dan duodenum. Ada perbedaan yang menarik antara gejala radiologik ulkus lambung dan duodenum. 5ambung merupakan ruangan yang !ukup luas sedangkan bulbus duodenum adalah ruangan yang sempit sehingga ulkus di duodenum lebih !epat menyebabkan deformitas bulbus duodenum. (eformitas yang sering ditemukan seperti daun dadap ,trefoil deformity atau !lo#erleaf deformity-. (eformitas yang lain adalah Jbentuk pohon pinus yang disebut pinetree deformity.
28
II.7. Tum(r Lam+ung Se!ara radiologi merupakan sebuah lesi yang menyita ruangan ,spa!e o!!upying lesion
atau SO5-. *ila ada tumor lambung maka dengan sendirinya kontras tidak dapat mengisinya sehingga pada pengisian lambung olehnya tempat tersebut merupakan tempat yang luput dari pengisian kontras ,luput isi atau filling defek-.
29
II.8 Pemer&ksaan Usus Halus 0'(ll(9 thr(ugh3 Pemeriksaan usus halus dapat dilaksanakan sebagai pemeriksaan lambung atau dapat
dimintakan tersendiri. (apat dilaksanakan dengan memasukkan selang karet atau plastik sampai lewat pylorus kemudian dimasukkan suspensi barium sulfat. Pemeriksaan usus halus dikenal sebagai pemeriksaan follow through yaitu sebagai pemeriksaan yang
dilanjutkan setelah
pemeriksaan lambung. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan berbagai !ara. Lang pertama dengan meminum dua gelas barium sulfat sekaligus atau dengan inter#al beberapa menit sampai dua gelas barium sulfat itu habis. Pemeriksaan berakhir bila ileum terminal telah dilewati dan kolon asendens telah terisi. (uodenum dan jejunum memperlihatkan feathery appearan!e ,seperti bulu/bulu- sedangkan ileum memperlihatkan tubular appearan!e ,seperti tabung atau selang-. Ada beberapa keadaan dimana tidak dapat dipenuhi permintaan pemeriksaan follow through salah satunya adalah obstruksi dalam ko lon atau ileus .
30
B. Bar&um Enema II.1 DE'INI%I Teknik pemeriksaan barium enema adalah suatu teknik pemeriksaan se!ara radiologis usus
besar ,!ollon- dengan menggunakan media kontras barium ,kontras positif- yang dimasukan melalui lubang anus. Tujuan pemeriksaan !olon in loop sendiri adalah untuk mendapatkan gambaran anatomis dari !olon sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit atau kelainan/kelainan pada !olon. II.2 In)&kas& )an K(ntra&n)&kas& In)&kas& Bntuk pemeriksaan 4ollon )n 5oop ini indikasi yang biasa terjadi meliputi 6
&. $. ?. '. >. <. H. D. =.
4olitis 6 Penyakit$ inflamasi pada !olon 4arsinoma (i#erti!ulum 6 2erupakan kantong yg menonjol pada dinding kolon terdiri lapisan mukosa dan muskularis mukosa Polyps 6 Penonjolan pada selaput lender :ol#ulus 6 Penyumbatan isi usus karena terbelitnya usus ke bagian yang lain )n#agination 6 2elipatnya bagian usus besar ke bagian usus itu sendiri )ntussus!eption Stenosis 6 Penyempitan saluran usus besar 2ega !olon 6 Suatu kelainan kongenital yang terjadi karena tidak adanya sel ganglion
di pleksus mienterik dan submukosa pada segmen !olon distal menyebabkan feses sulit melewati segmen ganglionik. K(ntra In)&kas& Bntuk kontra indikasinya yaitu6
&. Perforasi $. Obstruksi akut atau penyumbatan ?. (iare berat
31
II. Pers&aan Pr(se)ur )).? Persiapan Alat dan *ahan Alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi 6 )).?.&.& Bntuk Anak lebih dari & tahun • • • • •
Kantung enema sekali pakai diisi dengan barium sulfat Tabung Penjepit Air hangat digunakan untuk melarutkan barium sulfat. *eberapa diantaranya kateter di design agar tidak dapat keluar re!tum setelah disisipkan sehingga tidak bo!or.
4atatan6 Penggunaan late9 tidak boleh karena dapat mengakibatkan alergi. Penggunaan jenis balon juga tidak boleh digunakan karena dpat mengakibatkan perforasi pada re!tum. )).?.&.$
Bntuk bayi dan anak ; anak •
2enggunakan kateter sili!on &% fren!h dan sebuah spuit <% ml barium diinjeksi se!ara manual dan perlahan.
)).?.&.?
Bntuk semua pasien • • • •
"elly 7ypoallergeni! tape Sarung Tangan 5ap pel atau Tissue
)).?.$ Pasien Persiapan pasien yang perlu dilakukan meliputi 6 Bntuk anak/anak 6 • •
Pasien dan orang tua harus masuk ke dalam ruang pemeriksaan (ijelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan kepada pasien bagaimana teknik media kontras itu dimasukan dan alasannya mengapa dilakukan itu tunjukan ketika barium
32
masuk ke dalam !olon. Katakan dengan bahasa dan teknik yang dimengerti anak ke!il agar tidak takut bahwa nanti akan disentuh pada bagian genitalnya. Orang tua pasien •
mendampingi selama pemneriksaan Tanyakan riwayat penyakit pasien. 7al ini sangat penting untuk menge#aluasi keadaan anak yang akan diperiksa. Karena ini akan membantu radiolog dalam memutuskan
• •
instruksi dan prosedur pemeriksaan yang akan diambil. Bntuk bayi sampai $ tahun 6 Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan. Bntuk M $ tahun sama dengan pemeriksaan dewasa dalam persiapan sebelum pemeriksaan.
Bntuk pasien dewasa 6 • •
Pasien masuk ke dalam ruang pemeriksaan (ijelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan kepada pasien bagaimana teknik media kontras itu dimasukkan dan alasannya mengapa dilakukan itu tunjukkan ketika barium
•
masuk ke dalam !olon. Tanyakan riwayat penyakit pasien. 7al ini sangat penting untuk menge#aluasi keadaan pasien yang akan diperiksa karena hal ini membantu radiolog dalam memutuskan
•
instruksi dari prosedur yang akan diambil. Sebelum dilakukan pemeriksaan pasien diberikan pengarahan untuk persiapan pemeriksaan yaitu 6
Pada malam hari sebelum pemeriksaan hanya makan/makan yang rendah serat. 2alam sebelum pemeriksaan minum satu tablet bisa!odyl atau la9ati#e atau sejenisnya. "ika setelah diberi la9ati#e tidak menunjukan pengeluaran yang !ukup maka dilakukan enema pedi fleet ,Brus/urus- atas petunjuk dokter.
33
II." Tekn&k Pemasukan Me)&a K(ntras
Pemeriksaan barium enema dapat dilakukan dengan teknik kontras tunggal ,single contrast - maupun dengan kontras ganda ,double contrast - yaitu barium sulfat dan udara. Teknik kontras ganda sangat baik untuk menilai mukosa kolon dibandingkan dengan teknik kontras tunggal. Pada bayi dan anak/anak tidak dianjurkan penggunaan kontras ganda.
Anat(m& )an H&st(l(g& K(l(n
Bsus besar terdiri dari !ae!um appendi9 kolon as!endens kolon trans#ersum kolon des!endens kolon sigmoideum dan rektum serta anus. 2ukosa usus besar terdiri dari epitel selapis silindris dengan sel goblet dan kelenjar dengan banyak sel goblet pada lapisan submukosa tidak mempunyai kelenjar. Otot bagian sebelah dalam sirkuler dan sebelah luar longitudinal yang terkumpul pada tiga tempat membentuk taenia koli. 5apisan serosa membentuk tonjolan tonjolan ke!il yang sering terisi lemak yang disebut appendi!es epiploi!ae. (idalam mukosa dan submukosa banyak terdapat kelenjar limfa terdapat lipatan/lipatan yaitu pli!a semilunaris dimana ke!uali lapisan mukosa dan lapisan submukosa ikut pula lapisan otot sirkuler. (iantara dua pli!a semilunares terdapat saku yang disebut haustra !oli yang mungkin disebabkan oleh adanya taenia !oli atau kontraksi otot sirkuler. 5etak haustra in #i#o dapat berpindah pindah atau menghilang. :askularisasi kolon dipelihara oleh !abang/!abang arteri mesenteri!a superior dan arteri mesenteri!a inferior membentuk marginal arteri seperti periar!aden yang memberi !abang/ !abang #asa re!ta pada dinding usus. Lang membentuk marginal arteri adalah arteri ileo!oli!a arteri !oli!a de9tra arteri !oli!a media arteri !oli!a sinistra dan arteri sigmoidae. 7anya arteri 34
!ilo!a sinistra dan arteri sigmoideum yang merupakan !abang dari arteri mesenteri!a inferior sedangkan yang lain dari arteri mesenteri!a superior. Pada umumnya pembuluh darah berjalan retroperitoneal ke!uali arteri !oli!a media dan arteri sigmoidae yang terdapat didalam meso!olon trans#ersum dan mesosigmoid. Seringkali arteri !oli!a de9tra membentuk pangkal yang sama dengan arteri !oli!a media atau dengan arteri ileo!oli!a. Pembuluh darah #ena mengikuti pembuluh darah arteri untuk menuju ke #ena mesenteri!a superior dan arteri mesenteri!a inferior yang bermuara ke dalam #ena porta. Aliran limfe mengalir menuju ke nn. ileo!oli!a nn. !oli!a de9tra nn. !oli!a media nn. !oli!a sinistra dan nn. mesenteri!a inferior. Kemudian mengikuti pembuluh darah menuju trun!us intestinalis. 4olon as!endens panjangnya sekitar &? !m dimulai dari !ae!um pada fossa ilia!a de9tra sampai fle9ura !oli de9tra pada dinding dorsal abdomen sebelah kanan terletak di sebelah #entral ren de9tra hanya bagian #entral ditutup peritoneum #is!eral. "adi letak !olon as!endens ini retroperitoneal kadang kadang dinding dorsalnya langsung melekat pada dinding dorsal abdomen yang ditempati muskulus Euadratus lumborum dan ren de9tra. Arterialisasi !olon as!endens dari !abang arteri ileo!oli! dan arteri !oli! de9tra yang berasal dari arteri mesentri!a superior. 4olon trans#ersum panjangnya sekitar ?D !m berjalan dari fle9ura !oli de9tra sampai fle9ura !oli sinistra. *agian kanan mempunyai hubungan dengan duodenum dan pankreas di sebelah dorsal sedangkan bagian kiri lebih bebas. Gle9ura !oli sinistra letaknya lebih tinggi daripada yang kanan yaitu pada polus !ranialis ren sinistra juga lebih tajam sudutnya dan kurang mobile. Gle9ura !oli de9tra erat hubunganya dengan fa!ies #is!eralis hepar ,lobus de9tra bagian !audal- yang terletak di sebelah #entralnya. Arterialisasi didapat dari !abang !abang arteri !oli!a media. Arterialisasi !olon trans#ersum didapat dari arteri !oli!a media yang berasal dari arteri mesenteri!a superior pada $? proksimal sedangkan &? distal dari !olon trans#ersum mendapat arterialisasi dari arteri !oli!a sinistra yang berasal dari arteri mesenteri!a inferior .
35
2esokolon
ambar &. Arteri 2esenteri!a Superior trans#ersum adalah duplikatur peritoneum yang
memfiksasi !olon
trans#ersum sehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon trans#ersa disebut radi9 mesokolon trans#ersa yang berjalan dari fle9ura !oli sinistra sampai fle9ura !oli de9tra. 5apisan !ranial mesokolon trans#ersa ini melekat pada omentum majus dan disebut ligamentum gastro ,meso- !oli!a sedangkan lapisan !audal melekat pada pankreas dan duodenum didalamnya berisi pembuluh darah limfa dan syaraf. Karena panjang dari mesokolon trans#ersum inilah yang menyebabkan letak dari !olon trans#ersum sangat ber#ariasi dan kadangkala men!apai pel#is.
36
ambar $. Arteri 2esenteri!a )nferior 4olon des!endens panjangnya sekitar $> !m dimulai dari fle9ura !oli sinistra sampai fossa ilia!a sinistra dimana dimulai !olon sigmoideum. Terletak retroperitoneal karena hanya dinding #entral saja yang diliputi peritoneum terletak pada muskulus Euadratus lumborum dan erat hubungannya dengan ren sinistra. Arterialisasi didapat dari !abang/!abang arteri !oli!a sinistra dan !abang arteri sigmoid yang merupakan !abang dari arteri mesenteri!a inferior. 4olon sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperi toneal dan terletak didalam fossa ilia!a sinistra. Cadi9 mesosigmoid mempunyai perlekatan yang #ariabel pada fossa ilia!a sinistra. 4olon sigmoid membentuk lipatan/lipatan yang tergantung isinya didalam lumen bila terisi penuh dapat memanjang dan masuk ke dalam !a#um pel#is melalui aditus pel#is bila kosong lebih pendek dan lipatannya ke arah #entral dan ke kanan dan akhirnya ke dorsal lagi. 4olon sigmoid melanjutkan diri kedalam re!tum pada dinding mediodorsal pada aditus pel#is di sebelah depan os sa!rum. Arterialisasi didapat dari !abang/ !abang arteri 37
sigmoidae dan arteri haemorrhoidalis superior !abang arteri mesenteri!a inferior. Aliran #ena yang terpenting adalah adanya anastomosis antara #ena haemorrhoidalis superior dengan #ena haemorrhoidalis medius dan inferior dari ketiga #ena ini yang bermuara kedalam #ena porta melalui #ena mesenteri!a inferior hanya #ena haemorrhoidalis superior sedangkan yang lain menuju #ena ilia!a interna. "adi terdapat hubungan antara #ena parietal ,#ena ilia!a interna- dan #ena #is!eral ,#ena porta- yang penting bila terjadi pembendungan pada aliran #ena porta misalnya pada penyakit hepar sehingga mengganggu aliran darah portal. 2esosigmoideum mempunyai radi9 yang berbentuk huruf : dan ujungnya letaknya terbalik pada ureter kiri dan per!abangan arteri ilia!a !ommunis sinistra menjadi !abang/!abangnya dan diantara kaki/kaki huruf : ini terdapat re!!essus intersigmoideus. II.7 '&s&(l(g& Pertukaran air dan elektrolit Kolon ialah tempat utama bagi absorpsi air dan pertukaran elektrolit. Sebnyak =%
kandungan air diserap di kolon yaitu sekitar &/$ 5 per hari. Natrium diabsorpsi se!ara aktif melalui NA/K/ATPase. Kolon dapat mengabsorpsi sebanyak '%% mIE perhari. Air diserap se!ara pasif mengikuti dengan natrium melalui perbedaan osmotik. Kalium se!ara aktif disekresikan ke dalam lumen usus dan diabsorpsi se!ara pasif. Klorida diabsoprsi se!ara aktif melalui pertukaran klorida/bikarbonat. Asam lemak rantai pendek Asam lemak rantai pendek seperti asetat butirat dan propionat diproduksi oleh fermentasi bakterial yang berasal dari karbohidrat. Asam lemak rantai pendek ini berguna sebagai sumber energi bagi mukosa kolon dan metabolisme usus seperti transportasi natrium. Kekuranga nsumber penghasil Asam lemak rantai pendek atau kolostomi ileostomi akan menyebabkan atrofi mukosa. Mikroflora kolon dan gas intestinal Sebanyak kurang lebih ?% dari berat feses terdiri dari bakteri. 2ikroorganisme yang terbanyak ialah anaerob dan spesies terbanyak ialah *a!teroides. Is!heri!hia !oli merupakan bakteri aerob terbanyak. 2ikroflora endogen ini penting dalam peme!ahan karbohodrat dan protein di kolon dan berpartisipasi dalam metabolisne bilirubin asam empedu estrogen dan kolesterol. *akteri ini juga diperlukan dalam produksi #itamin K dan menghambat pertunbuhan bakteri patogen seperti 4lostridium diffi!le. Tetapi tingginya jumlah bakteri pada !olon dapat menyebabkan sepsis abses dan infeksi.
38
as intestinal dihasilkan dari air yang tertelan difusi dari darah dan produksi intraluminal. Komponen utama dari gas ini ialah nitrogen oksigen karbon dioksida hidrogen dan methan. Nitrogen dan oksigen dihasilkan dari udara yang tertelan. Karbon dioksida diproduksi dengan reaksi bikarbonat dan ion hidrogen dan perubahan trigliserid menjadi asam lemak. 7idrogen dan methane diproduksi oleh bakteri kolon. as yang diproduksi sekitar &%%/ $%% m5 dan dikeluarkan melalui flatus. Motilitas Tidak seperti usus halus usus besar tidak menampilkan karaktersistik dari kompleks
migrasi motorik. Bsus besar memperlihatkan kontraksi intermiten. Amplitudo rendah kontraksi durasi pendek akan meningkatkan waktu transit di kolon dan meningkatkan absorpsi air dan perubahan elektrolit. Se!ara umum akti#asi kolinergik meningktkan motilitas kolon. Se!ara umum akti#itas fisik seperti postur !ara berjalan berperan penting dalam stimulus pergerakan isi kolon. Selain itu juga dipengaruhi oleh keadaan emosi. Waktu transit di kolon diper!epat oleh makan makanan yang mengandung serat. Serat ialah matri9 sel tumbuhan yang tidak larut dan terdiri dari selulosa hemiselulosa dan lilgnin. Pergerakan kolon normal lambat kompleks dan ber#ariasi. Pada kebanyakan makanan men!apai sekum dalam ' jam dan $' pada rektosigmoid. Kolon trans#ersum merupakan tempat penyimpanan feses. Pola motilitas kolon dapat men!ampur dan mengeliminasi isi usus. Gaktor yang mempengaruhi motilitas ialah keadaan emosional jumlah kegiatan dan tidur jumlah distensi kolon dan #ariasi hormonal. "enis/ jenis gerakan 6 / erakan retrograde. Terutama pada kolon kanan dan gerakan ini memperpanjang / /
lamanya kontak isi lumen dengan mukosa dan meningkatkan absorpsi air dan elektrolit Kontraksi segmental. (ilakukan se!ara simultan oleh otot longitudinal dan sirkular. erakan massa. Terjadi ?/' kali sehari dan dikarakteristikkan dengan kontraksi antegrade dan propulsif.
Defekasi
(efekasi ialah mekanisme yang kompleks dan terkoordinasi melibatkan pergerakan massa kolon peningkatan tekanan intra abdominal dan rektal serta relaksasi lantai pel#is. Casa ingin defekasi terbentuk ketika feses memasuki rektum dan menstimulasi reseptor di dinding rektum atau otot le#ator. (istensi dari rektum menyebabkan relaksasi dari sfingter ani yang
39
menyebabkan kontak dengan kanal anal. Cefleks ini menyebabkan epitel memisahkan feses padat dari gas dan !air. II.8 Pr(/eks& Proyeksi pemeriksaan yang digunakan adalah 6 • • • •
AP Plan Goto AP dengan Kontras 5ateral dengan Kontras AP Post I#akuasi
)).<.& AP Plan Goto Posisi Pasien •
Pasien diposisikan supine diatas kaset meja pemeriksaan dengan 2SP ,2id
•
Sagital Plane- tubuh berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan diberi pengganjal untuk fiksasi. kedua kaki lurus kebawah dan diberi pengganjal juga.
Posisi Objek •
Objek diatur dengan menentukan batas atas pro!essus 9ypoideus dan batas bawah
•
adalah symphisis pubis. Titik bidik pada pertengahan kedua !rista illia!a dengan arah sinar #ertikal tegak
•
lurus dengan kaset. Iksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. GG(6 &%%!m
)).<.$. AP dengan Kontras Posisi Pasien •
Pasien diposisikan supine diatas kaset meja pemeriksaan dengan 2SP ,2id
•
Sagital Plane- tubuh berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan kedua kaki lurus kebawah dengan di pegang oleh orang tuanya yang telah menggunakan apron.
Posisi Objek •
Objek diatur dengan menentukan batas atas pro!essus 9ypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis. 40
•
Titik bidik pada pertengahan kedua !rista illia!a dengan arah sinar #ertikal tegak
•
lurus dengan kaset. Iksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. "ika pasien menangis lakukan eksposi pada waktu jeda tangisannya reda.
•
)).<.? 5ateral (engan Kontras Posisi Pasien •
Pasien diposisikan lateral atau tidur miring dengan 2id 4oronal Plane ,24Pdiatur pada pertengahan kaset dan #ertikal terhadap garis tengah kaset genu sedikit fleksi kedua ujung kaki dan tangan dipegang oleh orang tuanya yang terlebih dahulu diberi Apron hal ini dikarenakan pasien selalu bergerak dan menangis.
Posisi Objek •
Arah sinar 8 tegak lurus terhadap film. Titik bidik 8 Pada 2id 4oronal Plane
•
setinggi spina illia!a anterior superior ,S)AS-. Iksposi dilakukan saat pasien diam.
)).<.' AP Post I#akuasi Posisi Pasien •
Pasien diposisikan supine diatas kaset meja pemeriksaan dengan 2SP ,2id
•
Sagital Plane- tubuh berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan diberi pengganjal untuk fiksasi. kedua kaki lurus kebawah dan diberi pengganjal juga.
Posisi Objek
II.:
•
Objek diatur dengan menentukan batas atas pro!essus 9ypoideus dan batas bawah
•
adalah symphisis pubis. Titik bidik pada pertengahan kedua !rista illia!a dengan arah sinar #ertikal tegak
•
lurus dengan kaset. Iksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. GG(6 &%%!m
In;ag&nas& 0Intususes&3
)n#aginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya8 yang bisa berakibat dengan obstruksi strangulasi. Bmumnya bagian 41
yang peroksimal ,intususeptum- masuk ke bagian distal ,intususepien-. Kelainan ini umumnya ditemukan pada anak ; anak di bawah & tahun dan frekuensinya menurun dengan bertambahnya usia anak. Bmumnya in#aginasi ditemukan lebih sering pada anak laki ; laki dengan perbandingan antara laki ; laki dan perempuan tiga banding dua .
42
ejala Klinis ejala klinis yang menonjol dari in#aginasi adalah suatu trias gejala yang terdiri dari 6 nyeri perut yang datangnya se!ara tiba ; tiba nyeri bersifat serang ;serangan. • •
nyeri menghilang selama &% ; $% menit kemudian timbul lagi serangan baru. Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian kanan atas kanan bawah
atas tengah kiri bawah atau kiri atas. *uang air besar !ampur darah dan lendir • Pemeriksaan Cadiologi Photo polos abdomen 6 didapatkan distribusi udara didalam usus tidak merata • usus terdesak ke kiri atas bila telah lanjut terlihat tanda ; tanda obstruksi usus dengan gambaran Jair fluid le#el. (apat terlihat J free air J bilah terjadi perforasi.
43
44
•
*arium enema 6 dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi untuk diagnosis dikerjakan bila gejala ; gejala klinik meragukan pada barium enema akan tampak gambaran !upping !oiled spring appearan!e.
Penatalaksanaan Ceduksi dengan barium enema Ceduksi dengan operasi
45
Re)uks& Dengan Bar&um Enema
Telah disebutkan pada bab terdahulu bahwa barium enema berfungsi dalam diagnostik dan terapi. *arium enema dapat diberikan bila tidak dijumpai kontra indikasi •
• • • •
seperti 6 Adanya tanda obstruksi u sus yang jelas baik se!ara klinis maupun pada foto abdomen (ijumpai tanda ; tanda peritonitis ejala in#aginasi sudah lewat dari $' jam (ijumpai tanda ; tanda dehidrasi berat. Bsia penderita diatas $ tahun 7asil reduksi ini akan memuaskan jika dalam keadaan tenang tidak menangis atau gelisah karena kesakitan oleh karena itu pemberian sedatif sangat membantu. Kateter yang telah diolesi peli!in dimasukkan ke rektum dan difiksasi dengan plester melalui kateter bubur barium dialirkan dari kontainer yang terletak ? kaki di atas meja penderita dan aliran bubur barium dideteksi dengan alat floroskopi sampai meniskus intussusepsi dapat diidentifikasi dan dibuat foto. 2eniskus sering dijumpai pada kolon trans#ersum dan bagian proksimal kolon des!endens. *ila kolom bubur barium bergerak maju menandai proses reduksi sedang berlanjut tetapi bila kolom bubur barium berhenti dapat diulangi $ ; ? kali dengan jarak waktu ? ; > menit. Ceduksi dinyatakan gagal bila tekanan barium dipertahankan selama &% ; &> menit tetapi tidak dijumpai kemajuan. Antara per!obaan reduksi pertama kedua dan ketiga bubur barium die#akuasi terlebih dahulu. Ceduksi barium enema dinyatakan berhasil apabila 6 •
Ce!tal tube ditarik dari anus maka bubur barium keluar dengan disertai massa
•
feses dan udara. Pada floroskopi terlihat bubur barium mengisi seluruh kolon dan sebagian usus halus jadi adanya refluks ke dalam ileum. 7ilangnya massa tumor di abdomen.
•
Perbaikan se!ara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi tertidur serta norit
•
test positif. Penderita perlu dirawat inap selama $ ; ? hari karena sering dijumpai kekambuhan selama ?< jam pertama. Keberhasilan tindakan ini tergantung kepada
46
beberapa hal antara lain waktu sejak timbulnya gejala pertama penyebab in#aginasi jenis in#aginasi dan teknis pelaksanaannya.
II.<
K(l&t&s Kolitis jarang terjadi pada bayi dan anak anak dan kalau terjadi maka gambarannya
menyerupai orang dewasa. Kolitis pada bayi yang sering merupakan bagian dari Nekroti@ing Interokolitis dan enterokolitis dari penyakit 7irs!hsprung. Kolitis pada bayi pernah diidentifikasi bersifat segmental kolitis dan yang menjadi predisposisi adalah allergi terhadap susu. Pada anak yang lebih besar biasanya Kolitis terjadi akibat infeksi seperti infeksi akibat Shigella roto #irus E.Coli dan amubiasis. ambaran amubiasis biasanya mirip dengan gambaran Kolitis ul!erati#a atau Kolitis granulomatosa atau Crohn’s disease. Penyebab Kolitis yang terjadi pada anak anak pada umumnya disebabkan oleh infeksi inflamatory bowel disese typhlitis haemolytic uraemic syndrome, pseudo membranous kolitis iskemik dan radiasi. Penyakit 4rohn atau Kolitis granulomatosa jarang terjadi pada bayi dan biasanya terjadi pada anak anak yang lebih besar. *anyak pemeriksaan Cadiologi dari kon#ensional sampai !anggih dapat dilakukan untuk mendiagnosa penyakit Kolitis pada bayi dan anak anak tetapi algoritma pemeriksaan adalah sangat penting untuk membantu diagnosa dini kolitis sehingga mendapatkan pengobatan yang tepat dan !epat untuk menghindari komplikasi yang sering terjadi terutama pada kolitis ul!erati#a. ambaran klinis Sakit perut merupakan gejala utama dari penderita kolitis disertai diare berdarah. Kemudian disusul dengan lemah badan kehilangan berat badan nafsu makan berkurang. Pada kolitis ul!erati#a sering disertai dengan artritis infeksi mata osteoporosis kulit yang kemerahan dan anemia.
K(l&t&s Ul4erat&;a Bar&um Enema Tampak haustra yang menghilang ulkus yang ke!il memperlihatkan seperti gigi gergaji
,saw teeth- Pada pemeriksaan dengan kontras ganda akan terlihat tekstur mukosa yang menghilang disertai gambaran granuler halus. Apabila penyakit berlanjut ulkus menjadi lebih dalam dan meluas ke submukosa yang memberikan gambaran colar button. Pada stadium lanjut
47
akan terlihat dinding kolon yang menebal dan kaku dan haustra yang menghilang yang memberikan gambaran seperti pipa.
Pen/ak&t =r(hn 0K(l&t&s granul(mat(sa 3 Bar&um Enema Gase Awal 6 non/stenotik 2erupakan gambaran awal dari patologinya berupa erosi superfisial ulkus aftosa. Blkus
aftosa memberikan gambaran noduler opak dibagian tengah yang terisi kontras dengan dinding ireguler dan dikelilingi bayangn radiolusen yang berupa halo sehingga memberikan gambaran bull’s eye atau target lesion. Blkus/ulkus dapat menjadi besar dan bergabung menjadi ulkus longitudinal dan trans#ersal sehingga menjadi gambaran cobblestone. Kalau lesi berlanjut maka lipatan mukosa akan bertambah tebal dan kasar disertai spasme dan iritabilitas kolon. Kolon akan tampak menyempit tapi bagian pro9imal dari penyempitan tersebut tidak mengalami dilatasi. Skip area adalah gambaran khas lainnya dimana segmen normal membatasi segmensegmen sakit yang !enderung tiba tiba dengan batas yang jelas (iantara penebalan lipatan mukosa kolon tampak kantung kantung di dinding lumen kolon menyerupai di#ertikel sehingga disebut pseudo di#ertikel. Gase stenotik 2erupakan fase lanjut penyakit 4rohn dimana penebalan dinding kolon sangat bertambah serta kaku gambaran menyerupai pipa dan dibagian pro9imal dari tempat penyempitan tampak melebar. Apabila proses berlanjut akan terjadi String sign ileum terminalis !ae!um berbentuk konus. Proses yang lebih lanjut lagi terjadi striktur sinus tract dan pembentukan fistula.
48
II.>
D&;ert&kul&t&s
(i#ertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada satu atau beberapa di#ertikula. (i#ertikulitis jarang terjadi pada orang yang berumur dibawah '% tahun. Penyebab terjadinya infeksi pada di#ertikula masih belum pasti. )nfeksi mungkin terjadi jika tinja atau bakteri terperangkap di dalam di#ertikula. ejala awalnya adalah nyeri nyeri tumpul ,biasanya pada bagian kiri bawah perut- dan demam.
49
(iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala/gejalanya. Pemeriksaan rontgen dengan barium enema dilakukan untuk memperkuat diagnosis atau untuk menge#aluasi masalah yang dapat merusak atau menembus usus yang meradang sehingga pemeriksaan ini biasanya ditunda selama beberapa minggu.
II.1 P(l& Polip adalah petumbuhan jaringan yang menonjol ke dalam lumen traktus gastrointestinal.
Se!ara umum terdapat $ tipe polip jinak yaitu polip non/neoplastik dan polip n eoplastik. Polip non/neoplastik terdiri dari hamartoma polip hyperplastik dan polip inflamasi. Polip neoplastik terdiri dari berbagai ma!am polip adenomatous dan poliposis !oli herediter. Polip non/neoplastik 7amartoma a. Polip "u#enil
II.1"
%ten(s&s K(l(n Stenosis kolon adalah suatu kondisi di mana bagian dari usus besar sangat sempit
sehingga sebagian penyumbatan . Penghalang lain dari usus yang mempengaruhi bayi baru lahir meliputi berikut ini 6 penyakit 7irs!hsprung Ke!il sindrom usus kiri obstruksi obturasi ileus mekonium mekonium steker Kontras enema dapat dilakukan sebelum pengobatan operasi pada kebijaksanaan ahli bedah dan dapat berguna dalam mengesampingkan adanya lesi lainnya hilir dari atresia tersebut. )ni mengungkapkan mi!ro!olon dengan ujung proksimal bulat ,lihat gambar pertama di bawah-. (alam kongenital stenosis kolon kontras enema mengungka pkan penyempitan usus besar dengan mengisi terbatas kolon proksimal melebar ,lihat gambar kedua di bawah ini-
4ontrast enema showing mi!ro!olon with dilated pro9imal !olon ,!oloni! atresia of sigmoid !olon-
4ontrast enema re#ealing !oloni! stenosis at hepati! fle9ure
BAB III PENUTUP
III.1 Kes&mulan Pemeriksaan radiologi dengan kontras barium merupakan teknik pemeriksaan yang
dilakukan untuk memberikan gambaran jelas saluran !erna. Taknik pemeriksaan barium berma!am ma!am antara lain *arium swallow *arium meal *arium follow through dan *arium enema. *arium swallow *arium meal dan *arium follow through se!ara bersama/sama juga disebut pemeriksaan saluran !erna atas sedangkan *arium enema disebut pemeriksaan saluran !erna bawah.. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan gambaran anatomis dari saluran pen!ernaa
sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit atau
kelainan/kelainan pada saluran !erna. Terdapat indikasi dan juga kontra indikasi dalam pelaksanaan teknik pemeriksaan radiologi ini selain itu juga terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pula dalam proses persiapan maupun pelaksaan pemeriksaan dengan barium ini.