SYOK DAN KEHAMILAN LATAR BELAKANG
Syok adalah suatu keadaan yang membahayakan perfusi jaringan yang dapat menyeb menyebabk abkan an hipoks hipoksia ia sel. sel. Syok Syok disebut disebut sebaga sebagaii suatu suatu sindro sindrom m yang yang diawal diawalii oleh oleh hipoperfusi akut yang nantinya akan mengarah ke hipoksia jaringan dan disfungsi organ vital. Syok merupakan suatu kelainan sistemik yang mempengaruhi banyak system organ. Perfusi dapat turun secara menyeluruh maupun secara perlahan, seperti pada syok septic. Sewaktu syok, perfusi jaringan tidak dapat mencukupi kebutuhan metabolisme yang akhirnya terjadilah hipoksia sel dan kerusakan organ. Pengo Pengoba bata tan n syok syok pada pada keha kehami mila lan n dibe dibedak dakan an dala dalam m 2 hal hal penti penting ng dari daripa pada da pengobatan syok pada pasien yang tidak hamil. Pertama, perubahan-perubahan fisiologis yang yang terj terjad adii pada pada seba sebagi gian an besar besar syst system em orga organ n sewa sewakt ktu u keham kehamil ilan an.. Kedua Kedua,, pada pada keham kehamil ilan an meli meliba batka tkan n 2 pasie pasien, n, ibu ibu dan dan jani janin. n. Oleh Oleh kare karena na itu itu dipe diperl rluka ukan n suat suatu u penanganan obstetric yang kritis termasuk penilaian secara simultan dan manajemen yang baik untuk kedua pasien dimana masing-masing pasien memiliki keadaan fisiologis yang berbeda.
FISIOLOGI KARDIVASKULAR PADA KEHAMILAN NORMAL
Pada kehamilan terjadi perubahan yang signifikan pada system kardiovaskular, seperti seperti perubahan pada blood volume, volume, heart rate, stroke stroke volume, volume, cardiac output, output, dan tahanan tahanan vascular vascular sistemik. sistemik. Memahami Memahami perubahan-per perubahan-perubahan ubahan fisiologi fisiologi pada kehamilan kehamilan sangat penting untuk mengawasi dan menangani apabila terjadi sesuatu kelainan pada wanita hamil.
Volume Darah Volu Volume me darah darah mate matern rnal al meni mening ngkat kat dari dari 25 – 52 % pada pada akhir akhir keham kehamil ilan an (Lund,1967). Volume plasma meningkat 45 – 50 %, dibandingkan dengan peningkatan 20 % pada pada sel darah darah merah. merah. Ketida Ketidakse kseimb imbanga angan n ini menyeb menyebabka abkan n hemodi hemodilus lusii atau atau anemia pada kehamilan, yang puncaknya terjadi pada umur kehamilan 32 minggu.
Peningkatan esterogen dan progesterone meningkatkan level aldosteron plasma dan aktivitas renin, hal ini menimbulkan retensi natrium dan meningkatkan jumlah cairan tubuh, hipervolemia pada kehamilan. Selama kehamilan, volume darah meningkat 1 – 1,5L, jumlah level natrium meningkat menjadi 950 mEq/L, dan jumlah total cairan tubuh adalah 6 – 8 L dimana 4 L merupakan cairan ekstraseluler. Peningkatan volume darah dan cairan ekstraseluler dibutuhkan untuk mengoptimalkan sirkulasi uteroplasenta.
Tekanan Darah Tekana Tekanan n darah darah baik baik systol systolee maupun maupun diasto diastole le mengal mengalami ami penuru penurunan nan sampai sampai pertengahan kehamilan, hal ini berangsur-angsur akan kembali seperti nilai wanita yang tidak hamil pada akhir kehamilan (MacGillivray, (MacGillivray, 1969). Penurunan tekanan darah terjadi karena karena menur menurunn unnya ya taha tahana nan n vascul vascular ar.. Pada Pada keha kehami mila lan, n, peni penila laia ian n teka tekana nan n darah darah berhubungan dengan usia kehamilan. Ukuran tekanan darah 130/80 mmHg adalah normal untuk orang biasa, tapi hal ini adalah keadaan yang abnormal pada saat usia kehamilan 28 minggu, dimana seharusnya pada usia tersebut tekanan darah sekitar 110/60 mmHg. Tekanan pembuluh vena pada tungkai meningkat secara progresif selama kehamilan, ini dikarenakan dikarenakan kompresi pada vena pelvic dan vena cava inferior oleh uterus. Peningkatan Peningkatan teka tekana nan n vena vena femo femora rali liss akan akan kemb kembal alii norm normal al sete setela lah h mela melahi hirk rkan an.. Teka Tekana nan n arte arteri ri brachi brachiali aliss tidak tidak dapat dapat menunj menunjukka ukkan n tekanan tekanan dari dari arteri arteri uterin uterinee karena karena tekanan tekanan arteri arteri uterine dapat sangat rendah, sementara tekanan darah di lengan normal.
Frekuensi Jantung Frekuensi jantung ibu ibu meningkat pada usia kehamilan kehamilan 12 minggu; hal ini dicapai dan menetap pada 120 % dari garis dasar pada kehamilan 32 minggu. (Wilson,1980). Takikardi pada maternal terjadi karena adaptasi jantung terhadap banyaknya volume darah dan peningkatan level serum tiroksin bebas.
Curah Jantung dan Isi sekuncup Curah jantung ibu meningkat 30 – 50% selama kehamilan (Lees and Taylor, et al, 1967). Peningkatan ini terjadi pada kehamilan 10 minggu dan memuncak pada akhir trimes trimester ter kedua. kedua. Pening Peningkat katan an curah curah jantun jantung g sewakt sewaktu u kehamil kehamilan an disebab disebabkan kan karena karena kenaikan frekuensi jantung dan isi sekuncup (stroke volume). Pada pertengahan pertama kehamilan, stroke volume meningkat karena adanya sirkulasi uteroplasenta. Pada akhir kehamilan, curah jantung ditingkatkan oleh frekuensi jantung (takikardi) (Katz, 1978). Hipotesis alternative bagi peningkatan stroke volume; kurva volume tekanan ventrikel mungkin bergeser ke kanan dikarenakan oleh dilatasi jantung secara hormonal, hal ini meningkatkan pengisian diastolic.
Resistensi Vaskular Sistemik Resis Resisten tensi si vascul vascular ar sistem sistemik ik menuru menurun n dan mencapa mencapaii titik titik terend terendah ah pada pada usia usia kehamilan kehamilan 24 minggu. minggu. Dua faktor penting penting dalam penurunan resistensi resistensi vascular sistemik adalah dilatasi dari pembuluh darah perifer dan keberadaan sirkulasi plasenta. Pembuluh plasenta memiliki resistensi yang rendah dengan curah jantung maternal yang besar. Ukuran dan jumlah dari vena uterine meningkat selama kehamilan, dan resistensi vascular uterine menurun salama kehamilan.
Efek dari Sikap Tubuh Ibu Ibu terhadap Hemodinamik Aliran darah uterine meningkat dari 50 ml/menit sebelum hamil menjadi 500 ml/menit saat akhir kehamilan; hal ini mewakili perubahan dari curah jantung dari 2 % (normal) menjadi 18 % sewaktu trimester III (Bieniarz, 1966 and 1968). Hipotensi dan sinkop dapat terjadi bila ibu berdiri secara tiba-tiba dari posisi duduk atau pun tidur. Seorang wanita hamil yang tidur dalam posisi supinasi dapat mengalami pusing, muka pucat, takikardi, berkeringat, mual dan hipotensi. Uterus seseorang yang hamil besar akan menekan aorta decendent dan vena cava inferior. Hal ini menimbulkan terkumpulnya darah di tungkai, penurunan jumlah aliran darah ke jantung, penurunan curah jantung dan hipotensi. Membuat posisi ibu miring ke sisi secara cepat dapat mengembalikan darah yang terkumpul kembali ke dalam sirkulasi.
Hemodinamik Intrapartum Respon Respon kardio kardiovas vaskul kular ar matern maternal al dapat dapat berubah berubah dengan dengan kontrak kontraksi si uterus uterus,, rasa rasa sakit, persalinan, analgesi, pembedahan dan kehilangan darah peripartum. Curah jantung meningkat pada beberapa fase pada persalinan. Kontraksi uterus menambah jumlah curah jantung. Masuknya darah kembali ke dalam sirkulasi ibu meningkatkan aliran vena dan juga juga stroke stroke volume volume (isi (isi sekunc sekuncup) up).. Besarn Besarnya ya peningka peningkatan tan curah curah jantun jantung g sewakt sewaktu u kontraksi berkurang 11 % pada persalinan dengan analgesi epidural (Lee, 1989). Konsep ini penting untuk pasien dengan penyakit jantung yang tidak dapat mentoleransi fluktuasi hemodinamik sewaktu persalinan.. Kehila Kehilanga ngan n darah darah pada pada persal persalina inan n pervag pervagina ina sekit sekitar ar 500 ml dan pada sectio sectio Caesar 1000 ml (Pritchard, 1965). Diuresis Diuresis postpartum postpartum meningkat antara hari ke 2 dan ke 5 setelah setelah melahirkan, melahirkan, hal ini menyebabkan penurunan berat badan sebanyak 3 kg pada minggu pertama.
FISIOLOGI PERNAPASAN
Perubahan Anatomi Perubahan hormone pada kehamilan berpengaruh terhadap saluran napas atas dan mukosa jalan napas. Hal itu dapat menyebabkan hiperemi, edema mukosa, hipersekresi, dan meningkatkan friabilitas mukosa. Esterogen kemungkinan menjadi penyebab dari edema jaringan, kongesti kapiler, dan hyperplasia kelenjar mukosa. Pembes Pembesara aran n uterus uterus dan efek efek hormon hormonal al menyeb menyebabka abkan n peruba perubahan han anatom anatomii dari dari rongga thorak. Pembesaran uterus menyebabkan difragma terangkat ke atas sejauh 4 cm; bertambahnya diameter anteroposterior dan diameter transversal dari thorak menjadikan bentuk dinding dada bulat. Fungsi diafragma tetap normal.
Fungsi Paru Peru Peruba baha han n anato anatomi mi pada pada thor thorak ak meny menyeb ebab abkan kan penur penuruna unan n yang yang progr progres esif if functional functional residual residual capacity capacity (FRC), (FRC), dimana dimana berkur berkurang ang sekita sekitarr 10 - 20% pada akhir akhir kehamilan. Volume residu dapat menurun perlahan selama kehamilan, tapi hal ini tdk bersif bersifat at tetap. tetap. Penuru Penurunan nan volume volume cadanga cadangan n ekspir ekspirasi asi adalah adalah peruba perubahan han yang yang pasti pasti.. Kapasitas Kapasitas vital tidak tidak mengalami mengalami perubahan, perubahan, dan kapasitas kapasitas total paru menurun menurun sangat minimal. Perubahan hormonal tidak berpengaruh signifikan terhadap jalan napas.
Ventilasi Ventilasi per menit meningkat secara signifikan, berawal pada trimester I dan mencapai 20 – 40% diatas normal pada akhir kehamilan. Ventilasi alveolar meningkat 50 -70 %. Peningkatan Peningkatan ventilasi terjadi karena meningkatny meningkatnyaa produksi produksi karbondioksi karbondioksida da dan peningkatan peningkatan respirasi disebabkan oleh peningkatan peningkatan progesterone progesterone serum. serum. Volume Volume tidal meningkat 30 – 35 %. Frekuensi pernapasan relative tetap konstan dan meningkat sedikit.
Gas Darah Arteri Hiperventilasi fisiologis menyebabkan alkalosis respiratory dengan kompensasi ekskre ekskresi si bikarb bikarbonat onat oleh oleh ginjal ginjal.. Tekanan Tekanan CO2 arte arteri ri menca mencapa paii 28 – 32 mmHg mmHg,, dan dan bikarbonat diturunkan menjadi 18 – 21 mmol/L untuk menjaga pH darah arteri antara 7,40 – 7,47. Hipoksemia ringan dapat terjadi pada posisi supinasi. Konsumsi oksigen meningkat meningkat pada awal trimester trimester I dan meningkat meningkat 20 – 30 % pada akhir kehamilan kehamilan karena kebutuhan janin dan penigkatan proses metabolisme ibu. Pada fase aktif, hiperventilasi dan takipnea disebabkan oleh karena nyeri dan kecemasan kemungkinan disebabkan oleh hipokapnia & alkalosis respiratory. Hal ini merugikan oksigenasi janin dengan jalan menurunkan aliran darah uteri. Pada beberapa pasien, nyeri yang sangat dan kecemasan dapat menimbulkan terjadinya pernapasan cepat dan dangkal dengan hipoventilasi alveolar, atelektasis dan hipoksemia ringan.
FISIOLOGI UTEROPLACENTA DAN JANIN
Pemahaman dasar dari fisiologi janin dibutuhkan untuk dapat merawat pasien hamil. Suplai oksigen janin tergantung pada kadar oksigen arteri ibu & aliran darah uteri. Aliran darah uteri meningkat selama kehamilan dari 2 % curah jantung pada pasien yang tidak hamil sampai 18 % curah jantung pada pasien hamil trimester III. Karenanya faktorfakt faktor or yang yang memp mempen enga garu ruhi hi baik baik kada kadarr O2 arte arteri riaa atau atau alir aliran an dara darah h uter uterii juga juga mempen mempengar garuhi uhi oksige oksigenas nasii janin. janin. Faktor Faktor-fa -fakto ktorr itu adalah adalah hipote hipotensi nsi,, vasoko vasokonst nstrik riksi si plasenta dan kontraksi uterus. Penyebab hipovolemia termasuk posisi supinasi, sepsis dan pengaruh obat-obatan. Vaso Vasoko kons nstr trik iksi si
arte arteri ri-ar -arte teri ri
uter uterus us
terj terjadi adi
pada pada
pree preekl klam amps psia ia
atau atau
obat obat
vasoko vasokons nstr trik ikto tor, r, dan dan alir aliran an dara darah h jani janin n dapat dapat menur menurun un seba sebany nyak ak 20 % deng dengan an vasokonstriksi. Pa O2 vena umbilicus adalah 35 – 40 mmHg karena tercampu dengan darah darah deoxyg deoxygena enated ted dalam dalam vena vena cava inferior inferior janin. janin. Level Level Pa O2 ini cukup untuk untuk mensaturasi hemoglobin fetal menjadi 80 – 85 % karena berada di sebelah kiri kurva disosiasi. Konsumsi oksigen janin adalah 20 ml/menit. Janin mempunyai kemampuan untuk bertahan lebih lama dengan pendistribusian aliran darah ke organ-organ vital. Penurunan 50 % aliran darah uteri masih dapat di toleransi untuk beberapa saat, tetapi penurunan lebih lanjut menyebabkan metabolisme anaerob, kerusakan otak & kematian janin (Lapinsky, 1995).
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Aliran Oksigen Janin Penyaluran oksigen ke jaringan janin terdiri dari beberapa tahapan; aliran oksigen dari ibu ke plasenta, plasenta transfer, dan pengiriman dari plasenta ke jaringan janin.
Faktor utama yang mempengaruhi aliran oksigen ke plasenta adalah: •
Kadar oksigen dari darah uteri, yang dipengaruhi oleh Pa O2 maternal.
•
Konsentrasi hemoglobin ibu dan saturasi.
•
Aliran darah uteri yang dipengaruhi oleh curah cu rah jantung maternal.
Jadi, Jadi, penurun penurunan an PaO2 pada pada ibu dapat dapat diimba diimbangi ngi sediki sedikitt dengan dengan penamba penambahan han konsentrasi Hb atau curah jantung. Kombinasi dari hipoksemia ibu dan penurunan curah jantung berefek sangat buruk bagi oksigenasi janin. Varias Variasii dari dari pH ibu juga juga mempen mempengar garuhi uhi oksige oksigenas nasi; i; alkalo alkalosis sis menyeb menyebabk abkan an vasokonstriksi dari arteri uterine, menyebabkan penurunan aliran oksigen janin. Intera Interaksi ksi antara antara sirkul sirkulasi asi ibu dan janin janin di dalam dalam plasen plasenta ta diikut diikutii mekani mekanisme sme pertukaran pertukaran secara secara bersamaan. bersamaan. PaO2 vena umbilikalis janin sekitar 32 mmHg, jauh lebih rendah dari PaO2 vena uterine. Meskipun demikian, kadar oksigen oksigen janin sebenarnya sebenarnya hampir sama dengan kadar oksigen ibu. Faktor lain dari plasenta yang mempengaruhi oksigenasi janin adalah jumlah dari shunt intraplasenta, tingkat kesesuaian dari aliran darah ibu dan janin, dan adanya kelainan dalam plasenta seperti infark plasenta. Darah arteri dari janin memiliki PaO2 lebih rendah dari darah vena umbilical. Hal ini sedikit dikompensasi dengan tingginya curah jantung janin relative terhadap konsumsi oksigen, hal ini dapat memelihara aliran oksigen ke jaringan. Sedikit perubahan pada PaO2 ibu dapat dapat menyeb menyebabka abkan n perubah perubahan an yang yang signif signifika ikan n pada kadar kadar oksige oksigen n janin janin (Lapin (Lapinsky sky,, 1995).
Monitoring Janin Monitoring janin ditampilkan lewat continuous electronic fetal heart rate ( FHR), monitoring monitoring dilakukan dilakukan untuk mengidentifikasi mengidentifikasi adanya perubahan perubahan pada fisiologi fisiologi janin. Garis normal dari FHR adalah antara 120 – 160 detak /menit. Walaupun takikardi janin mungkin penemuan yang nonspesifik, bradikardi janin mengindikasikan hipoksia sebagai akibat dari uteroplacental insuficiensi. Hilangnya detak jantung antara detak yang satu dengan dengan yang yang beriku berikutny tnyaa mungki mungkin n mengin mengindik dikasi asikan kan adanya adanya asfiks asfiksia ia & anemia anemia janin. janin. Ketika penurunan awal dari FHR tidak berbahaya, penurunan lanjut, khususnya ketika timbul kembali, hal ini dapat diwaspadai sebagai hipoksia janin. Keabnormalan dari pola FHR dapat dievaluasi dengan riwayat biofisika janin. Riwayat Riwayat biofisika biofisika janin terdiri dari pergerakan pergerakan janin dari ultrasonogr ultrasonografi, afi, pergerakan pernapa pernapasan san janin, janin, perger pergeraka akan n ekstre ekstremit mitas, as, volume volume cairan cairan amnion amnion dan reakti reaktiff pada nonstress testing. Asam-basa janin diukur dari sampel darah kepala yang digunakan pada per persa sali lina nan n untu untuk k meni menila laii kead keadaa aan n fisi fisiol olog ogii jani janin. n. Bila Bila pH kura kurang ng dari dari 7,20 7,20
mengindiikasikan hipoksia janin, sedangkan pH lebih dari 7,25 memprediksi kelahiran yang baik. Monitoring pH janin dapat dilakukan ketika selaput ketuban sudah pecah. Saturasi Saturasi oksigen janin janin adalah teknologi teknologi monitoring monitoring janin intrapartu intrapartum m yang baru, yang yang dihara diharapkan pkan dapat dapat member memberika ikan n penilai penilaian an keadaan keadaan janin janin secara secara kompli komplitt & lebih lebih akurat. Teknik ini secara langsung & objektif menilai status oksigen janin selama proses persalinan dan kelahiran.
MONITORING MONITORING PERAWATAN KRITIS & PERTOLONGAN PERTOLONGAN TERHADAP TERHADAP IBU HAMIL
Pasien yang sedan hamil membutuhkan perawatan yang intensif. Ibu hamil yang sedang sakit dan syok membutuhkan penanganan khusus karena pasien ini memiliki fisiologi yang berbeda.
Intubasi dan Ventilasi Mekanik Selama Selama kehami kehamilan lan,, nasofa nasofarin ring, g, orofar orofaring ing dan mukosa mukosa trakt traktus us respir respirato atoriu riuss membengkak. Karenanya, intubasi dan suctioning dapat menimbulkan luka pada mukosa dan juga perdarahan. Endotracheal intubasi dilakukan secepat mungkin karena pasien yang sedang hamil memiliki memiliki cadangan oksigen lebih rendah, hal ini karena menurunnya menurunnya kapasitas residu. Berikan ventilasi pada pasien hamil untuk menjaga PaCO2 nya pada ukuran ukuran 30 mmHg, mmHg, ukuran ukuran normal normal sewakt sewaktu u kehami kehamilan lan.. Hindar Hindarii terjad terjadiny inyaa alkalo alkalosi si respiratorius karena hal ini dapat menurunkan aliran darah uteri dan akhirnya punurunan oksigenasi janin.
Resusitasi Cardiopulmonal Dalam situasi henti jantung, posisikan pasien miring ke kiri untuk menghindari hipote hipotensi nsi supina supinasi. si. Hal ini dapat dapat dilaku dilakukan kan dengan dengan menemp menempatk atkan an bantal bantal dibawa dibawah h pinggang kanan pasien. Advanced cardiac life support (ACLF) dilakukan sesuai dengan prosedur standart. Hal yang menimbulkan cardiac arrest pada kehamilan antara lain : emboli emboli cairan cairan amnion amnion,, emboli emboli paru, paru, cardio cardiomy myopat opathy, hy, kompli komplikas kasii aneste anestesi, si, infark infark myocard dan overdosis magnesium.
Monitoring Hemodinamik Pasien hamil yang sakit kritis dan dalam keadaan syok mungkin memerlukan pemasangan kateter arteri pulmonary. Indikasi kateter pulmonary adalah preeklampsia berat dengan oliguria, edema pulmonal, penyakit jantung yang parah, acute respiratory distress syndrome (ARDS), syok septic, emboli cairan amnion. Pada kehamilan normal, curah jantung meningkat sebanyak 30 – 50 % dibandingkan keadaan yang tidak hamil, tetapi tekanan pengisian jantung tidak berubah.
Terapi Obat Untu Untuk k sedas sedasi, i, bias biasan anya ya digu diguna nakan kan meper meperid idin inee dan dan fent fentan anyl yl;; peng pengal alam aman an penggunaan propofol sangat terbatas. Benzodiazepine dapat digunakan, namun obat ini dapat menyebabkan depresi napas pada janin. Pasien Pasien yang sakit sakit cukup cukup parah parah dan
dalam dalam keadaa keadaan n syok syok membutuh membutuhkan kan obat-
obata obatan n vaso vasoak akti tif. f. Kura Kurang ngny nyaa data data pada pada manu manusi siaa meny menyeba ebabk bkan an kesul kesulit itan an dala dalam m menentukan efektivitas obat-obatan ini pada kehamilan dan persalinan. Data percobaan pada hewan menunjukan bahwa dobutamin, norepinefrin, dan epinefrin mengakibatkan pengar pengaruh uh buruk buruk pada aliran aliran darah darah uterin uterine. e. Dopami Dopamin n & efedri efedrin n dapat dapat mening meningkat katkan kan teka tekana nan n dara darah h ibu ibu dan dan alir aliran an dara darah h uter uterin ine. e. Alfa Alfa-ad -adre rener nergi gicc yang yang murn murnii seper seperti ti phenylephrine & norepinefrin menyebabkan vasokonstriksi arteri uterine sehingga sebisa mungkin dihindari penggunaanya. Efedrin, yang mana bekerja pada reseptor beta-2 & alfa-1 agonis diketahui dapat meningkatkan aliran darah uteri dan tekanan darah ibu. Efedrin adalah obat vasoaktif pilihan utama untuk mengatasi hipotensi pada pasien hamil.
SYOK HEMORRHAGIA
Enam Enam sampai sampai tujuh tujuh persen persen dari dari semua semua penyeb penyebab ab kemati kematian an pada pada kehami kehamilan lan disebabkan oleh trauma yang menyebabkan perdarahan. Penyebab trauma antara lain: kecelak kecelakaan, aan, terjat terjatuh uh atau atau pun luka luka penetr penetrasi asi.. Di United United States States,, perdar perdaraha ahan n obstet obstetric ric merupakan 13,4 % dari seluruh penyebab kematian pada ibu. (Kaunitz, 1985) Perdarahan antepartum dapat terjadi karena adanya masalah pada plasenta dan juga rupture uteri baik spontan mau pun karena trauma.
Placenta previa adalah placenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim, dengan tanda klasiknya; perdarahan pervagina tanpa nyeri dan uterus yang tegang. Gangguan Gangguan pada plasenta dapat terjadi terjadi pada plasenta yang implantasi implantasinya nya normal, normal, manifestasinya berupa nyeri pada uterus dan perdarahan. Nyeri pada uterus dirasakan diantara kontraksi, dan uterus terasa lembut. Gejala & tanda dari rupture uteri antara lain perdarahan pervagina, nyeri perut bagi bagian an bawah bawah.. Ruptu Rupturr uter uterii seri sering ng terj terjad adii kare karena na indu induks ksii denga dengan n oksit oksitos osin in atau atau prost prostagl agland andin in dosis dosis tinggi tinggi.. Pada Pada perabaa perabaan n fundus fundus uteri uteri terasa terasa lembut lembut.. Kebanya Kebanyakan kan perdarahan pada obstetric terjadi postpartum dan biasanya disebabkan karena atonia uteri dan laserasi servik atau pun vagina. Perdarahan antepartum jarang terjadi. Perdarahan postpartum diperburuk dengan trombositopenia, koagulopathy yang disebabkan oleh emboli cairan amnion atau sepsis. Banyaknya darah yang hilang pada persalinan pervagina ±500 ml, sedankan pada sectio Caesar 1000 ml, hal ini masih dapat ditoleransi oleh tubuh. Kehilangan darah yang cukup banyak dapat menyebabkan syok hipo hipovol volem emik ik;; bila bila terj terjad adii pada pada ante antepar partu tum m hal hal ini ini dapat dapat meng mengur uran angi gi alir alirah ah dara darah h uteroplacenta & menyebabkan fetal distress.
Manajemen Syok Hemorragia Syok Syok hemorr hemorrhagi hagiaa membut membutuhka uhkan n penanga penanganan nan resusi resusitas tasii yang yang cepat. cepat. Sepert Seperti, i, pemberian oksigen, pasang infuse 2 jalur, dan pemeriksaan darah seperti golongan darah lalu di crossmatch crossmatch untuk keperluan keperluan tranfusi PRC. Pada keadaan emergency, emergency, darah yang tipe nya sama, tidak harus di crossmatch. Segera sewaktu pasien dalam keadaan stabil, dila dilakuk kukan an USG USG abdom abdomen en untuk untuk menc mencar arii peny penyeb ebab ab perd perdar arah ahan an uter uteri. i. Pasi Pasien en yang yang diberikan pengganti cairan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan koagulopathy yang harus harus diatas diatasii dengan dengan produk produk darah darah yang yang sesuai sesuai.. Monito Monitorin ring g janin janin dilaku dilakukan kan dengan dengan menggunakan fetal heart rate monitoring untuk mendeteksi fetal distress atau pun fetal hipoksia, hasil dari pemeriksaan pemeriksaan tersebut dapat mengarahkan kita dalam memilih metode terbaik untuk persalinan. Pada Pada perdar perdarahan ahan postpa postpartu rtum, m, atonia atonia uteri uteri dapat dapat diatas diatasii dengan dengan massag massagee pada pada uterus, methylergonovin 0,2 mg IM dan oksitosin infuse. Oksitosin adalah first-line drug dan ini biasanya diberikan secara drip infuse (20-40 U/L), karena jika di bolus dapat
menyebabkan menyebabkan vasodilatas vasodilatasii perifer, perifer, takikardi, takikardi, dan hipotensi. hipotensi. Langkah Langkah selanjutny selanjutnyaa adalah pember pemberian ian prosta prostagla glandi ndin, n, prosta prostagla glandi ndin n mening meningkat katkan kan kalsiu kalsium m bebas bebas intras intraselu eluler ler miometrium. Hemabate ( 15-metil prostaglandin F2 alpha) dengan dosis 250 mcg IM seti setiap ap 15 – 30 meni menitt (jan (janga gan n mele melebi bihi hi 2 mg) mg) bias biasaa diber diberik ikan. an. Efek Efek samp sampin ingn gnya ya bronkospasm bronkospasme, e, ketidakseim ketidakseimbangan bangan ventilasiventilasi-perfu perfusi si dan hipoksemia. hipoksemia. Ergonovin Ergonovin dan methyl methylerg ergonov onovin in adalah adalah alkalo alkaloid id ergot ergot yang yang menyeb menyebabka abkan n kontrak kontraksi si uterus uterus tetani tetanik k dengan cepat & biasa digunakan untuk memperbaiki atonia uteri. Dosisnya 0,2 mg IM. ObatObat-oba obata tan n ini ini dapat dapat meny menyeb ebab abkan kan masa masala lah h kard kardio iovas vaskul kular ar yang yang seri serius us sepe sepert rtii hipertensi, vasokonstriksi & meningkatkan tekanan arteri pulmonal. Apabila penggunaan obat-obatan gagal, terapi embolisasi pada arteri iliaca interna atau arteri uterine dapat dilakukan untuk mengontrol perdarahan karena obstetric. Untuk mengur mengurangi angi kehila kehilanga ngan n darah darah dapat dapat dilakuk dilakukan an lapara laparatom tomii eksplo eksploras rasii dengan dengan cara cara memperbaiki laserasi dan ligasi arteri ataupun histerektomi sebagai tindakan life-saving. Transc Transcath athete eterr arteri arterial al emboli embolizat zation ion merupak merupakan an metode metode yang yang dikena dikenall untuk untuk mengatasi perdarahn dan telah sukses dalam mengatasi perdarahan postpartum. Beberapa keuntungan dari embolisasi arteri uterine adalah; mempermudah mengidentifikasi daerah perdarahan, memelihara keadaan uterus & fertilitas, dan menurunkan perdarahan kembali dari pembuluh kolateral. Dari 138 kasus perdarahan postpartum yang diatasi dengan embol embolis isas asii arte arteri ri dida didapa patk tkan an 94,9% 94,9% berh berhas asil il dan dan 8,7% 8,7% menga mengala lami mi komp kompli lika kasi si.. Komplikasi yang paling sering adalah demam ringan, komplikasi lainnya infeksi pelvis, hematom pada paha, perforasi arteri iliaca, iskemia sementara pada bokong & kaki, gangrene vesica urinaria.
SYOK SEPTIK
Syok septic dapat terjadi sewaktu kehamilan karena infeksi yang disebakan oleh E.coli, Klebsiella sp, bakteri Gram positif, virus & jamur. Bakteri Gram negative seperti seperti E.coli, Pseudom Pseudomona onass
aerugin aeruginosa osa dan
Serr Serrat atia ia sp ban banya yak k
meny menyeba ebabk bkan an syok syok sept septic ic..
Mikroorganisme menghasilkan endotoksin yang mengaktifkan system komplemen dan sitoki sitokin, n, hal ini memicu memicu respon respon peradan peradangan gan.. Mediato Mediatorr-med mediat iator or dari dari sepsis sepsis adalah adalah penyeb penyebab ab terjad terjadiny inyaa vasodi vasodilat latasi asi,, penurun penurunan an tahana tahanan n perife periferr pembul pembuluh uh darah darah dan hipote hipotensi nsi.. Lebih Lebih jauh jauh lagi, lagi, hal ini dapat dapat menyeb menyebabka abkan n berkur berkurangn angnya ya disri disribus busii aliran aliran
darah, perfusi yang tidak adekuat pada beberapa organ, kerusakan sel, kerusakan banyak organ dan akhirnya kematian. Mediator-nmediator dari proses radang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan kebocoran cairan intravascular ke luar, lebih spesifik lagi ke parenkim paru, dan hal ini dapat menyebabkan edema paru. Sewaktu sepsis, kerusakan pada pneumocytes tipe II mengurangi produksi surfaktan, hal ini dapat menimbulkan kolapsnya alveolar, penurunan compliance paru, dan hipoksemia berat. Kumpulan gejala klinik dan fisiologi ini disebut ARDS. Bebera Beberapa pa penyeb penyebab ab syok syok septi septicc adalah adalah aborsi aborsi septi septic, c, infeks infeksii postpa postpartu rtum m dan khorioamnio khorioamnion, n, pyelonefri pyelonefritis tis dan infeksi infeksi traktus traktus respirator respiratorius. ius. Walau pun syok septic dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian pada pasien obstetric, namaun masih lebih rendah insidensi kematiannya jika dibandingkan dengan kasus syok septic pada pasien non obstetric ( 0,3 % pada pasien obstetric VS 10 – 80 % pada pasien non obstetric). Ketuban pecah dalam waktu yang lama, tertinggalnya hasil konsepsi, peralatan yang yang berhubu berhubungan ngan dengan dengan traktu traktuss genito genitouri urinar naria ia adalah adalah faktor faktor-fa -fakto ktorr resiko resiko yang yang signifikan sebagai penyebab sepsis. Pasien Pasien dengan dengan syok syok septik septik memper memperlih lihatk atkan an
adanya adanya demam, demam, menggigi menggigil, l,
hipotensi, hipotensi, gangguan mental, takikardia takikardia,, takipnea takipnea dan kulit yang memerah. Bila keadaan memburuk dapat timbul kulit yang dingin, bradikardi dan sianosis. Pengobatan mifepristone intravagina pada pengobatan aborsi telah memberikan hasil yang baik dalam mengatasi fulminant dan syok septic lethal karena Clostridium sordellii. Dengan Dengan memblo memblok k resept reseptor or proges progester terone one dan glukok glukokort ortiko ikoid, id, mifepr mifeprist istone one melepaskan kortisol dan sitokin Gagalnya pelepasan kortisol dan sitokin menyebabkan penuru penurunan nan mekani mekanisme sme pertah pertahana anan n tubuh tubuh yang yang mana mana hal itu itu sangat sangat diperl diperlukan ukan untuk untuk mencegah penyebaran infeksi C. sordellii di endometrium.
Penatalaksanaan Syok Syok septic septic memrl memrlukan ukan resusi resusitas tasii segera segera,, identi identifi fikasi kasi penyeb penyebab ab dasar, dasar, dan pengobatan pengobatan dengan antibiotic antibiotic.. Kultur sputum, darah, urin dilakukan dilakukan sebelum sebelum pemberian pemberian antibiotic. Pemberian antibiotic intravena dilakukan untuk mengatasi bakteri Gram positif dan Gram Gram negati negative. ve. Selanj Selanjutn utnya ya terapi terapi antibi antibioti oticc disesu disesuaik aikan an dengan dengan respin respin pasien pasien
terhadap antibiotika yang diberikan dan hasil dari kultur dan sensitivitas test. Kombinasi obat obat yang yang seri sering ng dipa dipakai kai adala adalah h peni penisi sili lin, n, amin aminogl oglik ikos osid idaa dan klin klinda dami mici cin n atau atau metronidazole. Kombinasi alternative adalah cephalosporin generasi kedua atau ketiga dengan dengan metron metronidaz idazole ole.. Pipera Piperacil cilin in – tazoba tazobacta ctam m adalah adalah kombin kombinasi asi lain lain yang yang dapat dapat dipakai untuk sepsis yang bersumber dari intraabdominal. Pada syok septic, septic, diperlukan diperlukan pemeliharaan pemeliharaan oksigenasi oksigenasi jaringan yang adekuat, tekanan arteri rata-rata yang optimal, volume darah sirkulasi, curah jantung,dan saturasi oksihemoglobin yang cukup. Pasien dengan respiratory distress atau hipoksemia berat memerlukan intubasi dan ventilasi mekanik. Karena pasien dengan syok septic sering jatuh ke ARDS, tujuan dari ventilasi mekanik adalah menggunakan volume tidal yang rendah dan tekanan ekspirasi postif. Hal ini dapat membuat paru lebih compliance dan memperbaiki oksigenasi. Pasien Pasien dengan syok septic septic memerlukan memerlukan bantuan hemodinamik hemodinamik dengan perbaikan perbaikan volume sirkulasi yang adekuat, dengan cara pemberian obat-obatan vasoaktif. Pasien ini memerlukan memerlukan resusitasi resusitasi yang segera dengan kristaloid kristaloid dan koloid untuk menjaga volume intravascul intravascular ar sebelum sebelum pemberian pemberian terapi terapi dengan vasopressor. vasopressor. Walau pun dopamine dopamine telah telah digunak digunakan an pada pasien pasien dengan dengan syok syok septic septic,, namun namun norepi norepinef nefrin rin mehasi mehasilka lkan n tekana tekanan n perfusi dan hemodinamik yang lebih baik dan membantu memperbaiki aliran oksigen ke organ-o organ-orga rgan n yang yang mengal mengalami ami hipope hipoperfu rfusi. si. Hal ini dapat dapat dicapai dicapai dengan dengan mengur mengurangi angi aliran darah uterine. Efedrin yang merupakan alfa & beta agonis adalah vasopressor pilihan bagi pasien dengan hipotensi akut sewaktu kehamilan. Ringkasnya, prinsip penanganan syok septic, sama seperti penanganan syok septic pada kasus lain, antara lain: 1. Pengena Pengenalan lan atau atau identi identifik fikasi asi yang yang cepat cepat 2. Terapi Terapi antibi antibioti otika ka yang yang adeku adekuat at 3. Kont Kontro roll sum sumbe berr inf infek eksi si 4. Resu Resusi sita tasi si hem hemod odin inam amik ik 5. Kort Kortik ikos oste tero roid id 6. Drot Drotre reco cogi gin n alf alfaa 7. Kont Kontro roll gul gulaa dar darah ah
8. Manaje Manajemen men ventila ventilator tor yang yang tepat tepat dengan dengan volume volume tidal yang rendah rendah pada ARDS ARDS PENYEBAB LAIN SYOK PADA KEHAMILAN
Syok Kardiogenik Kemungkinan syok kardiogenik harus diwaspadai selama kehamilan. Penyebab paling sering dari syok kardiogenik adalah beberapa penyakit kelainan katup. Dalam syok kardio kardiogen genik, ik, ventri ventrikel kel kiri kiri tidak tidak mampu mampu untuk untuk memomp memompaa darah darah dalam dalam jumlah jumlah yang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic jaringan. Sebagai respon kompensasi awal adalah terjadinya takikardia, tetapi pada akhirnya akan terjadi hipervolemia, kongesti vena pulmon pulmonali aliss dan edema edema genera generalis lisata ata.. Tidak Tidak adekuat adekuatnya nya pemenuh pemenuhan an kebutuh kebutuhan an oksigen dapat memulai terjadinya kerusakan sel, kegagalan organ-organ lain, takipnea, timbulnya bunyi jantung III, murumur sistolik atau diastolic dan edema g eneralisata. Kardimiopa Kardimiopati ti peripartum peripartum adalah suatu kelainan idiopatik yang banyak terjadi selama selama bulan bulan terakh terakhir ir kehami kehamilan lan dan lebih lebih dari dari 6 bulan bulan postpa postpartu rtum. m. Angka Angka kejadi kejadian an terhadap penyakit ini adalah 1 kasus dalam 1500 – 4000 kelahiran. Yang termasuk faktor resi resiko ko adal adalah ah umur umur tua, tua, mult multip ipar arit itas as,, gemel gemelli li dan dan pree preekl klam amps psia ia.. Kard Kardio iomi miop opati ati peripartum saat ini menggambarkan tanda dan gejala dari gagal jantung kongestif. Angka kemat kematia ian n yang yang berh berhub ubun ungan gan deng dengan an kard kardio iomi miopa opati ti peri peripa part rtum um adal adalah ah 25 – 50 % (Lampert,1995). Penyakit cenderung berulang pada kehamilan berikutnya. Sebagian kecil pasien pasien tersebut tersebut menunjukkan menunjukkan adanya inflamasi miokarditis miokarditis setelah setelah analisa analisa specimen specimen biopsy biopsy endomiokard. endomiokard. Pengobatan masih bergantung bergantung pada diuretic, diuretic, vasodilator vasodilator untuk mengurangi afterload, digoksin dan pengawasan yang hati-hati. Inflamasi miokarditis mungkin berespon dengan terapi immunosupressan. Pasien Pasien postpa postpart rtum um dapat dapat mempun mempunyai yai abses abses local, local, organi organisme sme resist resistant ant atau atau trombo trombophl phlebi ebitis tis pelvis pelvis septic septic yang yang biasan biasanya ya disert disertai ai dengan dengan demam demam yang yang persis persisten ten.. Diagnosis mungkin dapat dipercayai jika ditemukan melalui CT-Scan pelvis. Pengobatan yang dipakai adalah antibiotic spectrum luas dan antikoagulasi standar. Penyakit arteri koroner adalah penyakit yang tidak biasa terjadi pada wanita usia reprod reprodukt uktif. if. Tetapi Tetapi infark infark miokar miokard d dapat dapat terjad terjadii Karena Karena tekanan tekanan hemodi hemodinam namik ik yang yang berlebihan dalam kehamilan. Manajemen dari penyakit arteri koroner pada pasien hamil sama dengan pasien yang tidak hamil.
Pecahnya arteri koroner scara spontan adalah sesuatu yang jarang terjadi, dan menyeb menyebabk abkan an iskhem iskhemik ik miokar miokard d dan kemati kematian an mendad mendadak. ak. Manife Manifesta stasi si klinik klinik
yang yang
terjadi terjadi termasuk nyeri angina, angina, infark miokard, miokard, syok kardiogenik, kardiogenik, dan kematian. kematian. Tidak ada faktor resiko jantung yang berhubungan dengan kejadian. Pada pasien postpartum, meka mekani nism smee
robe robekn knya ya/p /pec ecah ahny nyaa
pemb pembul uluh uh
dara darah h
dipi dipiki kirk rkan an
kare karena na
keha kehami mila lan n
mengin menginduks duksii degener degenerasi asi kolagen kolagen dan tambaha tambahan n stress stress pada pada persal persalina inan. n. Pengoba Pengobatan tan dilakukan sesuai kebutuhan individual pasien.
Emboli Cairan Amnion Emboli cairan amnion (ECA) adalah syndrome peripartum yang meliputi dispneu yang sangat parah serta terjadi mendadak, hipoksemia, kolaps hemodinamik, koagulopati dan kelainan kelainan lainnya. Emboli cairan amnion adalah kelainan yang jarang jarang terjadi, terjadi, terjadi hanya sekitar 1 kasus dalam 10.000 – 30.000 kehamilan, tetapi ini menyebabkan sampai 10 % dari seluruh kematian maternal (Clark, 1995). ECA dapat terjadi selama kehamilan dan persalinan. Manipulasi terhadap uterus atau trauma biasanya selalu mendahului terjadinya emboli cairan amnion. Namun, apakah patogenesis sekunder terjadinya embolisasi berisi partikel seluler atau terjadi sekunder akibat faktor humoral saat ini belum dapat diketahui. Sebuah penelitian yang baru saja dilakukan dari 46 kasus ECA yang diperiksa, sebelumnya tidak mempunyai faktor predisposisi yang mendukung terjadinya ECA, 12 % dari kasus tersebut menunjukkan wanita tersebut memiliki membrane yang intak, 70 % selama persalinan, 11 % setelah persalinan pervaginam dan 19 % sewaktu section caesar atau tanpa kelahiran. Substansi Substansi janin mungkin mungkin memulai memulai terjadiny terjadinyaa reaksi reaksi anafilakti anafilaktik k dan berakibat berakibat denga dengan n meni meningk ngkat atny nyaa medi mediat ator or endog endogen en dan meny menyeb ebab abkan kan hipot hipoten ensi si,, taki takika kard rdi, i, hipoksemia dan akibat fatal lainnya. Ini mungkin mempunyai peranan penting dalam vasospasme arteri pulmonal sementara, diikuti oleh kegagalan ventrikel kiri, menurunkan curah jantung, serta edema paru hidrostatik. Disfungsi ventrikel kiri akut mungkin dapat dise diseba babk bkan an oleh oleh medi mediat ator or humo humora rall atau atau sito sitoki kin n yang yang beris berisii caira cairan n amni amnion on yang yang meningkat selama reaksi anafilaktik.
Embo Emboli li cair cairan an amni amnion on tida tidak k
dapa dapatt
dipe diperk rkir irak akan an sebe sebelu lumn mnya ya,,
wala walaup upun un
kebanyakan kasus terjadi setelah persalinan, beberapa mungkin terjadi diluar persalinan, dan ECA sangat sulit diperkirakan atau pun dicegah. Kegawatan pernapasan dan sianosis yang terjadi mendadak dalam beberapa menit pertama serta diikuti hipotensi yang cepat, edema paru, syok dan menifestasi neurologik seperti perasaan berputar dan kehilangan kesadaran atau pun kejang. Lebih dari 80 % dari pasien mengalami henti jantung dan nafas pada saat serangan. Kira-kira 50 % dari pasien tidak dapat bertahan hidup dengan masa masala lah h kardi kardiop opul ulmo monal nal,, teta tetapi pi bagi bagi yang yang dapa dapatt bert bertah ahan an,, 40 – 50 % meng mengal alam amii koagulopati dan perdarahan 4 jam kemudian. Hal ini mengindikasikan emboli cairan amnion. Diagnosis Diagnosis emboli cairan cairan amnion amnion berdasarkan berdasarkan dari karakterist karakteristik ik gambaran gambaran klinik. klinik. Pena Penanga ngana nan n terd terdir irii dari dari perb perbai aikan kan oksi oksigen genas asii dan hemo hemodi dina nami mik. k. Pasi Pasien en seri sering ng membut membutuhka uhkan n pengawa pengawasan san yang yang invasi invasive ve untuk untuk menil menilai ai adekuat adekuatnya nya volume volume cairan cairan intravascular dan mengarahkan terapi inotropik. inotropik. Kortikosteroid Kortikosteroid telah sering sering digunakan, tetapi keuntungannya tidak terlalu terlihat. Angka kematian karena emboli cairan amnion cukup tinggi; 86 % pasien meninggal karena kelainan ini, 40 % dari kasus ini mengalami kematian janin. Manajemen pada kasus ini adalah penanganan yang tepat dan cepat. Tiga prinsip dasar pada kegawatdaruratan obstetric adalah: 1. Oksigenas nasi 2. Pemeli Pemelihara haraan an curah curah jantun jantung g dan tekana tekanan n darah darah 3. Kore Koreks ksii koagu koagulo lopat patii Janin harus diawasi secara ketat. Untuk menjaga agar perfusi uterine optimal, ibu diposisikan miring ke kiri. Priori Prioritas tas pertam pertamaa adalah adalah resusi resusitas tasii ibu dan pember pemberian ian oksige oksigen n ( Konsent Konsentras rasii 100%). Pasien mungkin memerlukan intubasi dan ventilator. Langkah selanjutnya adalah terapi cairan dan pemberian pemberian obat-obatan obat-obatan yang berguna untuk memelihara memelihara tekanan darah dan curah jantung yang optimal. Penggantian cairan dan terapi untuk disfungsi ventrikel kiri kiri haru haruss diar diarahk ahkan an untu untuk k memp memper erbai baiki ki inot inotro ropi pi.. Pedom Pedoman an klin klinik ik adal adalah ah untuk untuk memelihara tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 90 mmHg, dengan perfusi organ yang baik yang ditandai oleh pengeluaran urine sebanyak 25 ml/jam atau lebih.
Pember Pemberian ian tranf tranfusi usi darah darah dan kompone komponen n darah darah adalah adalah penanga penanganan nan pertam pertamaa untuk untuk mengkoreksi koagulopati yang berhubungan dengan emboli cairan amnion. Pemberian kortikosteroid intravena untuk mengatasi respon peradangan mungkin dapat membantu. Emboli Paru Resiko untuk terjadinya trombosis vena dalam dan emboli paru meningkat secara nyata selama kehamilan tingkat lanjut dan terbesar terjadi selama postpartum. Tingkat kemati kematian an matern maternal al akibat akibat emboli emboli paru paru yang yang pernah pernah dilapo dilaporka rkan n adalah adalah 2.6 kasus kasus per 100.000 kelahiran hidup pada wanita kulit putih dan 2.5 kali lipat lebih tinggi pada wanita kulit hitam. Kejadian meningkat nyata mengikuti persalinan Caesar dibandingkan dengan persalinan pervaginam (Franks, 1990). Tanda Tanda dan gejala gejala emboli emboli paru paru menjad menjadii masala masalah h pentin penting g karena karena dispneu dispneu dan takipneu yang muncul saat kehamilan. Pada pasien yang sedang tidak mengandung, takipneu, dispneu, nyeri dada (pleuritis), rasa gelisah tampak hanya pada kurang lebih 50% pasien. Rontgen thorak yang abnormal ditemukan pada lebih dari 80 % pasien dengan emboli paru. EKG juga menunjukkan abnormal pada 70 % pasien dengan emboli paru. Tekanan oksigen arteri rendah pada kebanyakan pasien dengan emboli paru.
Test Diagnostik Objektif Sama dengan trombosis vena dalam, emboli paru memerlukan test diagnostic objektif untuk menegaskan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. Hal tersebut merupakan bukti yang benar dalam kehamilan karena diagnosis dari trombosis vena dalam atau emboli paru memerlukan pemantauan sebagai berikut: •
Tera Terapi pi jang jangka ka panj panjan ang g ( Peng Penggu gunaa naan n hepar heparin in pote potens nsia iall sela selama ma 40 ming minggu gu kehamilan)
•
Terapi profilaksis selama kehamilan berikutnya
•
Menghindari pemakaian pil kontrasepsi oral.
Test Test diagnos diagnosti ticc objekt objektif if yang yang merupa merupakan kan piliha pilihan n utama utama adalah adalah USG. USG. Piliha Pilihan n lainnya plethysmografi, ventilasi-perfusi scanning dan angiografi pulmonal.
Pengelolaan Penanganan emboli paru, baik pada pasien hamil hamil atau pun tidak tidak harus dilakukian secara cepat. Pengobatan dengan pemberian heparin intravena, kecuali adanya resiko tinggi ataupun kontraindikasi terhadap antikoagulan. Pengalaman klinik dan hasil dari studi studi koho kohort rt menge mengemu mukak kakan an bahwa bahwa hepar heparin in adal adalah ah anti antikoa koagu gula lan n tera terama man n untu untuk k digunakan pada kehamilan, karena heparin tidak melewati sawar darah plasenta. Dosis awal adalah 5000 – 10.000 U. Dosis lanjutan sebesar sebesar 18 U/Kg di dalam infuse. Monitor APTT. Heparin dengan berat molekul rendah (LMWH), yang mana tidak melewati sawar darah darah plasen plasenta ta dapat dapat diberi diberikan kan 1 kali kali sehari sehari dan tanpa tanpa pengawa pengawasan san.. LMWH LMWH tidak tidak menunj menunjukka ukkan n menimb menimbulk ulkan an resiko resiko perdar perdarahan ahan pada pembeda pembedahan han,, termas termasuk uk sectio section n Caesar. Warf Wa rfar arin in harus harus dihi dihind ndar arii pema pemaka kaia iann nnya ya sela selama ma keha kehami mila lan n kare karena na dapa dapatt menyeb menyebabk abkan an embri embriopat opathy hy sepert sepertii retard retardasi asi mental mental,, atrofi atrofi opticu opticus, s, bibir bibir sumbin sumbing, g, katarak, dan perdarahan. Efek teratogenik terutama muncul pada trimester I.
Durasi dari Antikoagulasi Pasien dengan trombosis vena dalam atau emboli paru harus mendapatkan terapi dengan heparin selama kehamilan. Setelah persalinan, pemberian warfarin dapat dimulai. Pemberian warfarin dilanjutkan setidaknya 6 minggu postpartum atau 3 bulan sampai terapi antikoagulan selesai.
Komplikasi dari Pengobatan Osteopenia Osteopenia telah dilaporkan dengan pemberian heparin lebih dari 6 bulan. Tidak terdapat informasi mengenai efek yang menguntungkan dari pemberian secara bersamaan multivitamin, kalisum, atau suplemen vitamain D. Masalah osteopenia & osteoporosis mungkin dapat berkurang jika LMWH digunakan, tetapi pemberian suplemen kalsium, vitamin D kepada pasien yang mendapatkan heparin jangka panjang selama kehamilan cukup beralasan.
REFERENCE : http://www.emedicine.com/emedicinespecialities/medicineObs/Gyn/critical_care. June 27,2006. 27,2006.