BAB 1 Pendahuluan
Dindin Dinding g toraks toraks secara secara anatom anatomis is tersus tersusun un dari dari kulit, kulit, fasia, fasia,oto otott dada, dada, jurai jurai neurovascular pada dinding dada, serta kerangka dada. Kerangka dada sendiri terdiri terdiri dari sternum, sternum, 12 pasang tulang iga beserta tulang raan iga dan vertebrata vertebrata torakalis torakalis beserta diskus intervertrebralis. !tot dada d ada terdiri atas dua bagian, "aitu otot instrinsik "ang membentuk dinding dada, serta otot ekstrinsik "ang berperan dalam gerakan dada, seperti otot ekstermitas superior, otot dinding abdomen, dan punggung. !tot instrinsik terdiri dari # lapisan, "aitu lapisan luar, tengah, dan dalam. $apisan luar tersusun tersusun atas m.intercost m.intercostalis alis eksternus dan m.levatores m.levatores kostarum, lapisan tengah han"a dibentuk oleh m.intercostali m.intercostaliss internus, internus, sedangkan lapisan dalam disusun oleh m.intercostalis intimus, m.subkostalis, dan m.transversus kostalis. 1 %rauma thora& dapat disebabkan oleh oleh trauma tumpul tumpul ataupun trauma trauma tajam. %rauma dada, "ang umumn"a berupa trauma tumpul, keban"akan disebabkan oleh kecelakaan lalulintas. %rauma tajam tertama disebabkan oleh tikaman dan tembakan. %raum %raumaa thora& thora& "ang "ang memerl memerluan uan tindak tindakan an segera segera adalah adalah obstru obstruksi ksi jalan jalan napas, napas, hema hemato toto tora raks ks
besa besarr,
tamp tampon onad adee
jant jantun ung, g,
pneu pneumo moth thor ora& a&
desa desak, k,
flai flaill
ches chest, t,
pneumothoraks terbuka, dan kebocoran udara trakea bronkus. 1 %rauma thora& merupakan urutan ketiga pen"ebab kematian terban"ak setelah pen"akit kardiovaskular dan kanker. 2'(2) * trauma thoraks menjadi pen"ebab kematian tertinggi selama empat dekade terakhir.2
1
Kecelaa Kecelaakaan kaan pada organ organ thora& thora& seban"a seban"ak k 2'(2) 2'(2) *
men"ebab men"ebabkan kan trauma trauma
thoraks, dan trauma trauma thoraks berkontribusi seban"ak 2)()'* men"ebabkan kematian. Dari Dari 1+,''' 1+,''' kemati kematian an setiap setiap tahunn" tahunn"aa di Ameri Amerika ka erika erikatt pen"ebab pen"ebabbn" bn"aa adalah adalah trauma thoraks. #
2
Kecelaa Kecelaakaan kaan pada organ organ thora& thora& seban"a seban"ak k 2'(2) 2'(2) *
men"ebab men"ebabkan kan trauma trauma
thoraks, dan trauma trauma thoraks berkontribusi seban"ak 2)()'* men"ebabkan kematian. Dari Dari 1+,''' 1+,''' kemati kematian an setiap setiap tahunn" tahunn"aa di Ameri Amerika ka erika erikatt pen"ebab pen"ebabbn" bn"aa adalah adalah trauma thoraks. #
2
BAB 2 %injauan Pustaka
2.1 Anatomi Struktur Dinding Thorax
Dinding thora& disebelah luar dilapisi oleh kulit dan otot - otot. Dinding thoraks dilapisi oleh pleura parietalis. Dinding thoraks di posterior dibentuk oleh pars thoracica columna vertebralis, diante dianterio riorr oleh oleh sternum sternum dan cartil cartilago ago costa, costa, latera laterall oleh oleh costa costa dan spatiu spatium m intercosta, superior oleh membrane suprapleuralis dan inferior oleh diafragma, "ang memisahkan cavitas thoracis dan cavitas abdominis. /
3
0empelajari anatomi dinding dada dengan cara mengidentifikasi struktur struktur pada tiap ambar 2. %hora& dilihat dari ateral , menunjukan menghubungkan antara jejas bagiann"a. ambar dibaah ini menunjukan sela antara dua tulang rusuk dan diberi permukaan dengan tinggi vertebra nomor oleh tulang rusuk di atasn"a.)
ternum ternum terletak digaris tengah dinding anterior thora&. ternum merupakan tulang pipih "ang dapat dibagi menjadi # bagian 3a4 manubrium sterni. 0anubrium sterni
4
merupakan bagian atas sternum "ang masing(masing sisin"a bersendi dengan clavicula, kartilago costa 1 dan bagian atas kartilago kosta 55. 0anubrum sterni terletak berhadapan dengan vertebrata thoracica 555 dan 56. 3b4 corpus sterni. Bagian atas corpus sterni bersendi dengan ,manubrium sterni melalui s"mph"sis manubrium sternalis, bagian baah corpus sterni bersendi dengan processus &"phoideus pada s"mphisis &iphosternalis. Pada setiap sisi terdapat lekukan lekukan untuk bersendi dengan bagian baah cartilago costa 55 dan kartilago kosta 555 sampai 655. Kartilago costae 55(655 bersendi dengan sternum melalui juctura s"onovialis 3c4 processus &iphoideus merupakan bagian sternum "ang paling baah dan paling kecil . sternum merupakan cartilago h"aline pipih "ang pada orang deasa mengalami ossifikasi pada ujung proksimal"a, tidak ada costa ataupun cartilage costalis "ang melekat pada bagian ini. /
Angulus terni Angulus sterni "ang dibentuk oleh persendian manubrium sterni dengan corpus sterni dapat dikenali dengan adann"a peninggian transversal pada permukaan anaterior sternum. Peninggian transversal terletak setinggi cartilage costalis 55, dan merupakan titik mula perhitungan kartilago kosa dan kosta. Angulus sterni terletak berhadapan dengan discus intervertrebralis diantara vertebrata thoracica 56 dan 6. / Kartilago Kosta
5
Kartilago kosta merupakan batang kartilago h"aline "ang menghubungkan 7 kosta bagian atas dengan pinggir lateral sternum, dan kosta 6555,58,8 dengan kartilago tepat diatasn"a. Kartilago kosta 85 dan 855 berakhir pada otot - otot abdomen. Kartilago kosta berpera penting dalam elastisitas dan mobilitas dinding thoraks. Pada manula, kartiago kosta cenderung kehilangan sebagian fleksibilitasn"a. / Kosta %erdapat 12 pasang kosta "ang semuan"a melekat pada columna vertebrata thoracica. 7 pasang costa "ang teraatas melekat di anterior pada sternum melalui kartilago kostalis. Pasangan kota 6555,58, dan 8 dianterior melekat satu dengan lainn"a dank e costa 6555 melalui kartilago kostalis dan junctura s"novialis "ang kecil. Pasangan costa 85 dan 855 tidak mempu"ai perlekatan didepan dan dinamakan costa fluctuantes.
Persendian pada costa Dari costa 55 sampai 58, caput cost bersendi dengan corpus vertebrae "ang sama nomorn"a melali sendi s"novial dan pada corpus vertebra "ang ada tepat diatasn"a. 6
%erdapat ligament,intra(articulare kuat "ang menghubungkan caput costa dengan discus intervertebralis. 9aput costa 5 dan tiga costa "ang terbaah mempun"ai sebuah sendi s"novial pada corpus vertebra "ang sesuai. Persendian antara costa dengan kartilago costa merupakan sendi cartilaginosa, dan tidak ada gerakan "ang mungkin dilakukan. Kartilago costa 5 bersendi dengan manubrium sterni melalui sendi cartilaginosa dan tidak ada gerakan "ang mungkin bias dilakukan. Kartilago 55(655 bersendi dengan pinggir lateral sternum melalui sendi s"novial. elain itu kartilago costa 65,655,6555,58,dan 8 besendi satu dengan "ang lain melalui sendi s"novial "ang kecil pada pinggirn"a masing(masing. Kartilago costa 85 dan 855 terbenam didalam otot(otot abdomen. erakan kosta dan kartilago kosta costa 5 bersma dengan kartilago kosta difiksasi pada manubrium sterni, sehingga tidak dapat digerakan. Pengangkatan dan penurunan kosta selama respirasi diikuti oleh gerakan pada sendi sendi di kaput dan tuberkulum, sehinga memungkinkan kolum kosta berputar disekeliling sumbn"a. / 0usculus 5ntercostalis !tot intrinsic terdiri dari # lapisan , "aitu lapisan tengah, luar, dan dalam. $apisan terluar tersususn atas 0. intrcostalis eksternus dan 0 levatores kostarum, lapisan tengah han"a dibetuk oleh 0.intercostalis internus, sedangkan lapisan dalam disusun oleh 0.intercostalis intimus, m.subcostalis, dan m,transverses costalis. 1 0 intercostalis eksternus membentuk lapisan "ang paling luar. Arah serabut( serabutn"a kebaah dan depan, dari pinggr baah costa di atasn"a ke pinggir atas costa "ang adadibaahn"a. 0. 5ntercostalis internus membentuk lapisan tengah. Arah serabut(serabutn"a ke baah dan belakang, dari sulcus costae diatas, sampai pinggir 7
atas costa "ang ada dibaahn"a. !tot(otot berjalan kebelakang dari sternum didepan sampai keangulus kosta dibelakang. 0. intercostalis intimi membetuk lapisan paling dalam dan analog dengan 0. transverses abdominis pada dinding anterior abdomen. !tot ini merupakan lapisan otot "ang tidak lengkap dan men"ilang lebih dari satu spatium intercostale "ang terdapat diantara costa. Kedalam, berhbungan dengan fascia endothoraica dan pleura parietalis dan keluar berhubungan dengan A.6.dan : intercostalis. /
;ungsi musculus intercostalis bila berkontraksi cenderung mendekatkan costa satu dengan "ang lainn"a, jika costa 5 difiksasi oleh kontraksi otot - otot "ang terdapat pada pangkal leher , "aitu 0m caleni, 0m 5ntercostalis akan menangkat costa 55 sampai 855 kearah costa 5, seperti pada inspirasi. ebalikn"a jika costa 855 difiksasi oleh 0.
8
inercostalis selama fase(fase respirasi berperan memperkuat jaringan "ang ada dalam spatium intercosta kedalam atau pendorongan ke luar jaringan, jadi mencegah pengisapan kedalam atau pendorongan
keluar jaringan akibat perubahan
tekanan intra torakal./
Klavikula Klavikula adalah tulang berbentuk , agak mudah dilihat dan teraba pada dada bagian atas. permukaan superior relatif mulus, sedangkan permukaan
inferior ditandai
dengan alur dan punggung untuk lampiran otot. Klavikula adalah tulang "ang umumn"a pada tubuh karena begitu dekat ke permukaan. +
9
6askularisasi thora& etiap spatium intercostale mempun"ai satu A.5ntercostalis posterior "ang besar dan dua A.intercostalis anterior "ang kecil. A.intercostalis posterior pada dua spatium intercosta "ang pertama berasal dari A.intercostalis superior, cabang dari truncus costocervicalis dari A.subclavia Aa intercostalis posterior pada embilan spatium intercostale "ang baah dipercabangkan dari aorta thorachalis. Aa. 5ntercostales anterior pada enam spatium intercosta
"ang
pertama
dipercabangkan dari A.thoracica interna "ang berasal dari bag ian pertama A.subclavia Aa.intercostalis anterior pada spatium intercostalis "ang lebih baah dipercabangkan dari A. musculophrenicus 3salah satu cabang arteri thoracica interna4. 0asing(masing A.intercostalis memberikan cabang untuk otot(otot kulit dan pleura parietalis. Pada daerah glandula
mamma anita. 9abang(cabag "ang menuju ke
struktur permukaanberukuran besar./
10
=ongga dada =ongga dada dibatasi oleh dinding thora& dan di baah oleh diafragma.rongga ini meluas keatas kedalam pangkal leher sekitar satu jari diatas clavicula kanan dan kiri. Diafragma sebuah otot "ang sangat tipis , merupakan satu(satun"a struktur 3selain dari pleura dan peritoneum4 "ang memisahkan rongga dada dari viscera abdomen. =ongga dada dibagi oleh pemisah garis tengah, disebut mediastinum, atau dua bagian lateral "ang ditempati oleh paru dan pleura./
11
0ediastinum 0ediastinum,alaupun tebal, merupakan pemisah "ang mudah bergerak, "ang terletak diantara kedua pleura dan paru. 0eluas keatas samapi aperture thoracis superior dan pangkal leher, dan kebaah sampai diafragma. Kedepan mediastinum meluas sampai sternum dan ke posterior sampai columna vertebralis. 0ediastinum dibagi dua menjadi mediastinum superius dan mediastinum inferius oleh bidang imajiner "ang berjalan dari angulus sterni 3persendian antara manubrium dan corpus sterni4 di anterior kepinggir baah corpus vertebrata thoracica 56 diposterior, 0ediastinum inferius lebih jauh dibagi lagi dalam mediastinum medium "ang berisi pericardium dan jantung, mediastinum anterius "ang merupakan ruang diantara pericardium dan sternum dan mediastinum posterius "ang terletak diantara pericardium dan columna vertrebralis./
12
0ediastinum superius 5si mediastinum superius dari anterior ke posterior adalah sisa(sisa th"mus, vena brachiocephalica, bagian atas vena cava superior, arteria brachiocephalica, arteria karotis communis sinistra, arteria subclavia sinistra, arcus aorta, nervus phrenicus dan nervus vagus dekster dan sinister, nervus lar"ngeus reccurrens sinister, dan nervi cardiac, trachea dan nodus l"mphaticus, esophagus, dan ductus thoracicus, serta truncus s"mpathicus. 0ediastinum anterius, isi mediastinum anterius antara lain ligamentum sternopericardium, kelenjar limfe, dan sisa th"mus. 0ediastinum medium, isi mediastinum medium antara lain pericardium, jantung, dan pangkal pembuluh darah besar, nervus phrenicus, bifurcartio trachea, dan kelenjar limfa. 0ediastinum posterius, isi mediastium posterius antara lain aorta descendens, esophagus, ductus thoracicus, vena a>"gos dan vena hemi>"gous, nervus vagus, nervi splanchnici, truncus s"mphathicus, dan nodus l"mphaticus./
Pleura dan paru terletak pada kedua sisi mediastinum didalam rongga dada. Pleura merupakan dua kantong serosa "ang mengelilingi dan melindungi paru. etiap pleura terdiri dari dua lapisan. $apisan parietalis, "ang meliputi dinding thora&, 13
meliputi permukaan thoracal, diaphragm, dan permukaan lateral mdiastinum dan meluas sampai kepangkal leher dan lapisan visceralis "ang meliputi seluruh permukaan luar paru
dan meluas kedalam fissure interlobaris. $apisan parietalis
melanjutkan diri menjadi lapisan visceralis pada lipatan pleura "ang mengelilingi alat(alat "ang masuk dan keluar dari hilus pulmonalis pada setiap paru. ?ntk memungkinkan pergerakan vasa plmonalis dan bronchus besar
selama respirasi,
lipatan pleura tergantung sebagai lipatan bebas dan disebut ligamentum pulmonale.
BAB III PEMBAHASAN 3 .1 DEFINISI %rauma thora& adalah semua ruda paksa pada thora& dan dinding thora&, baik
trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. %rauma thorak adalah trauma "ang terjadi pada toraks "ang menimbulkan kelainan pada organ(organ didalam toraks. %rauma thora& adalah luka atau cedera "ang mengenai rongga thora& "ang dapat men"ebabkan kerusakan pada dinding thora& ataupun isi dari cavum thora& "ang disebabkan oleh benda tajam atau bennda tumpul dan dapat men"ebabkan keadaan gaat thora&.@ 3.2 ETIOO!I
14
1. %rauma %ajam $uka %embak • $uka %ikam tusuk • 2. %rauma tumpul Kecelakaan kendaraan bermotor • atuh • Pukulan pada dada • 3.3 "ASIFI"ASI
%rauma toraks dapat dibagi dalam dua kelompok besar, "aitu trauma tembus atau tumpul •
%rauma tembus 3tajam4
Biasan"a disebabkan oleh tekanan mekanikal secara tiba(tiba pada suatu area fokal. Berat ringann"a cedera internal "ang tergantung pada organ "ang terkena dan seberapa vital organ tersebut. Derajat cedera tergantung pada mekanisme dari penetrasi dan temasuk, diantara faktor lain 3kecepatan, ukuran permukaan impak, densitas jaringan "ang terpenetrasi4, adalah efisiensi dari energi "ang dipindahkan dari ob"ek ke jaringan tubuh "ang terpenetrasi. %erutama akibat tusukan benda tajam 3pisau, kaca, dsb4 atau peluru. ekitar 1'(#'* memerlukan operasi torakotomi. %rauma tumpul %rauma tumpul lebih sering didapatkan berbanding trauma tembus, kira(kira lebih •
dari C'* trauma thoraks. Dua mekanisme "ang terjadi pada trauma tumpul 314 transfer energi secara direk pada dinding dada dan organ toraks dan 324 deselerasi deferensial, "ang dialami oleh organ toraks ketika terjadin"a impak. %erutama akibat kecelakaan lalu(lintas, terjatuh, olahraga, crush atau blast injuries. Kelainan tersering akibat trauma tumpul toraks adalah kontusio paru. ekitar 1'* "ang memerlukan operasi torakotomi. %rauma tumpul toraks akibat kecelakaan lalu lintas sebagai hasil mendadakn"a kontak antara dinding toraks dan batang kemudi mobil, merupakan trauma deselerasi "ang khas, "ang bisa men"ebabkan kontusio paru atau miokardium "ang bermakna. 0ungkin ada sedikit bukti trauma luar pada pemeriksaan dinding toraks. Earus diinspeksi cermat dinding toraks dan harus secara khusus aas untuk
15
mendeteksi adan"a fraktur iga atau sternum, pemisahan costochondral serta flail chest . ;raktur iga pertama atau kedua biasan"a menunjukkan baha tenaga bermakna telah diberikan ke dinding toraks dan fraktur demikian disertai dengan 1/ persen insidens cedera vaskular bermakna.@ 3.# ME"ANISME •
Akselerasi Kerusakan "ang terjadi merupakan akibat langsung dari pen"ebab trauma.
a"a perusak berbanding lurus dengan massa dan percepatan 3akselerasi4 sesuai dengan hukum :eton 55 3Kerusakan "ang terjadi juga bergantung pada luas jaringan tubuh "ang menerima ga"a perusak dari trauma tersebut4. Pada luka tembak perlu diperhatikan jenis senjata dan jarak tembak penggunaan senjata dengan kecepatan tinggi seperti senjata militer high velocity (>3000 ft/sec) pada jarak dekat akan mengakibatkan kerusakan dan peronggaan "ang jauh lebih luas dibandingkan besar lubang masuk peluru. Deselerasi • Kerusakan "ang terjadi akibat mekanisme deselerasi dari jaringan. Biasan"a terjadi pada tubuh "ang bergerak dan tiba(tiba terhenti akibat trauma. Kerusakan terjadi oleh karena pada saat trauma, organ(organ dalam "ang mobile 3seperti bronkhus, sebagian aorta, organ visera, dsb4 masih bergerak dan ga"a "ang merusak terjadi akibat tumbukan pada dinding toraksrongga tubuh lain atau oleh karena tarikan dari jaringan pengikat organ tersebut.) %orsio dan rotasi • a"a torsio dan rotasio "ang terjadi umumn"a diakibatkan oleh adan"a deselerasi organ(organ dalam "ang sebagian strukturn"a memiliki jaringan pengikatfiksasi, seperti isthmus aorta, bronkus utama, diafragma atau atrium. Akibat adan"a deselerasi "ang tiba(tiba, organ(organ tersebut dapat terpilin atau terputar dengan jaringan fiksasi sebagai titik tumpu atau poros(n"a. Blast injur" •
16
Kerusakan jaringan pada blast injur" terjadi tanpa adan"a kontak langsung dengan pen"ebab trauma. eperti pada ledakan bom. a"a merusak diterima oleh tubuh melalui penghantaran gelombang energi. ;aktor lain "ang mempengaruhi • a. ifat jaringan tubuh enis jaringan tubuh bukan merupakan mekanisme dari perlukaan, akan tetapi sangat menentukan pada akibat "ang diterima tubuh akibat trauma. eperti adan"a fraktur iga pada ba"i menunjukkan trauma "ang relatif berat dibanding bila ditemukan fraktur pada orang deasa. Atau tusukan pisau sedalam ) cm akan membaa akibat berbeda pada orang gemuk atau orang kurus, berbeda pada anita "ang memiliki pa"udara dibanding pria, dsb. b. $okasi $okasi tubuh tempat trauma sangat menentukan jenis organ "ang menderita kerusakan, terutama pada trauma tembus. eperti luka tembus pada daerah pre(kordial. c. Arah trauma Arah ga"a trauma atau lintasan trauma dalam tubuh juga sangat mentukan dalam memperkirakan kerusakan organ atau jaringan "ang terjadi. Perlu diingat adan"a efek FricochetF atau pantulan dari pen"ebab trauma pada tubuh manusia. eperti misaln"a trauma "ang terjadi akibat pantulan peluru dapat memiliki arah 3lintasan peluru4 "ang berbeda dari sumber peluru sehingga kerusakan atau organ apa "ang terkena sulit diperkirakan. Eipoksia, hiperkarbia, dan asidosis sering disebabkan oleh trauma toraks. Eipoksia jaringan merupakan akibat dari tidak adekuatn"a pengangkutan oksigen ke jaringan oleh karena hipovolemia 3kehilangan darah4, pulmonary ventilation/perfusion mismatch 3contoh kontusio, hematoma, kolaps alveolus4 dan perubahan dalam tekanan intratoraks 3contoh tension pneumotoraks, pneumotoraks terbuka4. Eiperkarbia lebih sering disebabkan oleh tidak adekuatn"a ventilasi akibat perubahan tekanan intratoraks atau penurunan tingkat kesadaran. Asidosis metabolik disebabkan oleh hipoperfusi dan jaringan 3s"ok4
17
1. %rauma %embus Pneumothoraks terbuka • Eemothoraks • %rauma tracheobronkial • 9ontusi Paru • =uptur diafragma • %rauma 0ediastinal • 2. %rauma %umpul %ension pneumothoraks • %rauma tracheobronkhial • ;lail 9hest • =uptur diafragma • %rauma mediastinal • ;raktur kosta. @ • 3.$ EPIDEMIOO!I %rauma adalah pen"ebab kematian utama pada anak dan orang deasa kurang
dari // tahun. Pen"alahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma "ang disengaja atau tidak disengaja. 3.% "EAINAN A"IBAT T&A'MA THO&A( . TRAUMA DINDING THORAX & PARU ;raktur iga klavikulasternum Dislokasi sendi sternoklavikular ;lail chest Kontusio paru $aserasi paru Pneumothora& !pen pneumothora& %ension pneumothora& Eemothora& =uptur Diafragma 9edera trakhea G bronkus. 12 TRAUMA JANTUNG DAN AORTA
%amponade jantung Kontusio miokard
18
%rauma tumpul jantung
A. %rauma dinding thora& dan paru. Fraktur iga. ;raktur pada iga 3costae4 merupakan kelainan tersering "ang diakibatkan trauma tumpul pada dinding dada. %rauma tajam lebih jarang mengak ibatkan fraktur iga, oleh karena luas permukaan trauma "ang sempit, sehingga ga"a trauma dapat melalui sela iga. ;raktur iga terutama pada iga 56(8 3ma"oritas terkena4 . Perlu diperiksa adan"a kerusakan pada organ(organ intra(toraks dan intra abdomen. Kecurigaan adan"a kerusakan organ intra abdomen 3hepar atau spleen4 bila terdapat fraktur pada iga 6555(855 . Kecurigaan adan"a trauma traktus neurovaskular utama ekstremitas atas dan kepala 3pleksus brakhialis, av subklavia, dsb.4, bila terdapat fraktur pada iga 5(555 atau fraktur klavikula. C Penatalaksanaan 1.
;raktur 1(2 iga tanpa adan"a pen"ulitkelainan lain konservatif 3analgetika4
2.
;raktur H2 iga aspadai kelainan lain 3edema paru, hematotoraks, pneumotoraks4
#.
Penatalaksanaan pada fraktur iga multipel tanpa pen"ulit pneumotoraks, hematotoraks, atau kerusakan organ intratoraks lain, adalah •
•
•
Analgetik "ang adekuat 3oral iv intercostal block 4 Bronchial toilet 9ek $ab berkala Eb, Et, $eko, %romb, dan analisa gas darah
19
•
9ek ;oto =o berkala
!AMBA& #. !am)aran Fraktu r Iga *ada (+ra, -oto
Penatalaksanaan fraktur iga multipel "ang disertai pen"ulit lain 3seperti pneumotoraks, hematotoraks dsb.4, ditujukan untuk mengatasi kelainan "ang mengancam jia secara langsung, diikuti oleh penanganan pasca operasitindakan "ang adekuat 3analgetika, bronchial toilet , cek lab dan ro berkala4, sehingga dapat menghindari
morbiditaskomplikasi.
Komplikasi
tersering
adalah
timbuln"a
atelektasis dan pneumonia, "ang umumn"a akibat manajemen analgetik "ang tidak adekuat. 12,11
20
F&A"T'& "AI"'A 9ukup sering sering ditemukan 3isolated , atau disertai trauma toraks, atau •
•
disertai trauma pada sendi bahu 4. $okasi fraktur klavikula umumn"a pada bagian tengah 31# tengah4
!am)ar $. Fraktur "/a0iku/a 13 tngah
• •
Deformitas, n"eri pada lokasi taruma. ;oto =ontgen tampak fraktur klavikula
21
!am)ar %. Fraktur "/a0iku/a tam*ak *ada (+ra, -oto
Penatalaksanaan 1. Konservatif F6erband figure of eightF sekitar sendi bahu. Pemberian analgetika.
!am)ar . r)and -igur ight
2. !peratif fiksasi internal
22
!am)ar 4. P/at and S5r6 *ada Fraktur k/a0iku/a
Komplikasi timbuln"a malunion fracture dapat mengakibatkan penekanan pleksus brakhialis dan pembuluh darah subklavia.12
F&A"T'& STE&N'M 5nsidens fraktur sternum pada trauma toraks cukup jarang, umumn"a terjadi •
• • • •
pada pengendara sepeda motor "ang mengalami kecelakaan. Biasan"a diakibatkan trauma langsung dengan ga"a trauma "ang cukup besar $okasi fraktur biasan"a pada bagian tengah atas sternum ering disertai fraktur 5ga. Adan"a fraktur sternum dapat disertai beberapa kelainan "ang serius, seperti kontusiolaserasi jantung, perlukaan bronkhus atau aorta.
%anda dan gejala n"eri terutama di area sternum, krepitasi
Pemeriksaan eringkali pada pemeriksaan =o toraks lateral ditemukan garis fraktur, atau • gambaran sternum "ang tumpang tindih.
23
!am)ar 7. !am)aran &adio/ogi8 Fraktur Strnum •
Pemeriksaan IK +1* kasus memperlihatkan adan"a perubahan IK 3tanda trauma jantung4.
Penatalaksanaan 1. ?ntuk fraktur tanpa dislokasi fragmen fraktur dilakukan pemberian analgetika dan observasi tanda2 adan"a laserasi atau kontusio jantung 2. ?ntuk fraktur dengan dislokasi atau fraktur fragmented dilakukan tindakan operatif untuk stabilisasi dengan menggunakan sternal wire, sekaligus eksplorasi adan"a perlukaan pada organ atau struktur di mediastinum.
DISO"ASI SENDI STE&NO"AI"'A Kasus jarang •
24
!am)ar 19: 11. Antrior Di8/o5ation o- 8trno5/a0i5u/r ;oint •
Dislokasi anterior n"eri, n"eri tekan, terlihat Fbongkol klavikulaF 3sendi sternoklavikula4 menonjol kedepan
!am)ar 12. Di8/oka8i 8ndi 8trnok/a0iku/r antrior t *o8trior • •
Posterior sendi tertekan kedalam Pengobatan reposisi
F/ai/
berturutan J # iga , dan memiliki garis fraktur J 2 3 segmented 4 pada tiap igan"a.
25
Akibatn"a adalah terbentuk area FflailF "ang akan bergerak paradoksal 3kebalikan4 dari gerakan mekanik pernapasan dinding dada. Area tersebut akan bergerak masuk saat inspirasi dan bergerak keluar pada ekspirasi. 1' %erjadi ketika segmen dinding dada tidak lagi mempun"ai kontinuitas dengan keseluruhan dinding dada. Keadaan tersebut terjadi karena fraktur iga multipel pada dua atau lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis fraktur. Adan"a semen flail chest 3segmen mengambang4 men"ebabkan gangguan pada pergerakan dinding dada. ika kerusakan parenkim paru di baahn"a terjadi sesuai dengan kerusakan pada tulang maka akan men"ebabkan hipoksia "ang serius. Kesulitan utama pada kelainan ;lail 9hest "aitu trauma pada parenkim paru "ang mungkin terjadi 3kontusio paru4. alaupun ketidak(stabilan dinding dada menimbulkan gerakan paradoksal dari dinding dada pada inspirasi dan ekspirasi, defek ini sendiri saja tidak akan men"ebabkan hipoksia. Pen"ebab timbuln"a hipoksia pada penderita ini terutama disebabkan n"eri "ang mengakibatkan gerakan dinding dada "ang tertahan dan trauma jaringan parun"a. 12
!am)ar 13. !am)aran F/ai/
;lail 9hest mungkin tidak terlihat pada aaln"a, karena splinting 3terbelat4 dengan dinding dada. erakan pernafasan menjadi buruk dan toraks bergerak secara
26
asimetris dan tidak terkoordinasi. Palpasi gerakan pernafasan "ang abnormal dan krepitasi iga atau fraktur tulang raan membantu diagnosisi. Dengan foto toraks akan lebih jelas karena akan terlihat fraktur iga "ang multipel, akan tetapi terpisahn"a sendi costochondral tidak akan terlihat. Pemeriksaan analisis gas darah "aitu adan"a hipoksia akibat kegagalan pernafasan, juga membantu dalam diagnosis ;lail 9hest. %erapi aal "ang diberikan termasuk pemberian ventilasi adekuat, oksigen "ang dilembabkan dan resusitasi cairan. 12 Bila tidak ditemukan s"ok maka pemberian cairan kristoloid intravena harus lebih berhati(hati untuk mencegah kelebihan pemberian cairan. Bila ada kerusakan parenkim paru pada ;lail 9hest, maka akan sangat sensitif terhadap kekurangan ataupun kelebihan resusitasi cairan. Pengukuran "ang lebih spesifik harus dilakukan agar pemberian cairan benar(benar optimal.12 %erapi definitif ditujukan untuk mengembangkan paru(paru dan berupa oksigenasi "ang cukup serta pemberian cairan dan analgesia untuk memperbaiki ventilasi. %idak semua
penderita membutuhkan penggunaan ventilator. Pencegahan
hipoksia
merupakan hal penting pada penderita trauma, dan intubasi serta ventilasi perlu diberikan untuk aktu singkat sampai diagnosis dan pola trauma "ang terjadi pada penderita tersebut ditemukan secara lengkap. Penilaian hati(hati dari frekuensi pernafasan, tekanan oksigen arterial dan penilaian kinerja pernafasan akan memberikan suatu indikasi timing aktu untuk melakukan intubasi dan ventilasi. Karakteristik erakan FparadoksalF dari 3segmen4 dinding dada saat inspirasiekspirasi • • •
tidak terlihat pada pasien dalam ventilator 0enunjukkan trauma hebat Biasan"a selalu disertai trauma pada organ lain 3kepala, abdomen, ekstremitas4
27
!am)ar 1#. Paradoxi5a/ Brathing *ada F/ai/
Komplikasi utama adalah gagal napas, sebagai akibat adan"a ineffective air movement , "ang seringkali diperberat oleh edemakontusio paru, dan n"eri. Pada pasien dengan flail chest tidak dibenarkan melakukan tindakan fiksasi pada daerah flail secara eksterna, seperti melakukan splint/bandage "ang melingkari dada, oleh karena akan mengurangi gerakan mekanik pernapasan secara keseluruhan. 12 Penatalaksanaan sebaikn"a pasien diraat intensif bila ada indikasi atau tanda(tanda kegagalan • pernapasan atau karena ancaman gagal napas "ang biasan"a dibuktikan • •
• • •
melalui pemeriksaan AD berkala dan takipneu pain control stabilisasi area flail chest 3memasukkan ke ventilator, fiksasi internal melalui operasi4 bronchial toilet fisioterapi agresif tindakan bronkoskopi untuk bronchial toilet 5ndikasi !perasi 3stabilisasi4 pada flail chest
28
1. Bersamaan dengan %orakotomi karena sebab lain 3cth hematotoraks masif, dsb4 2. agalsulit weaning ventilator #. 0enghindari prolong I! stay 3indikasi relatif4 /. 0enghindari prolong hospital stay 3indikasi relatif4 ). 0enghindari cacat permanen %indakan operasi adalah dengan fiksasi fraktur iga sehingga tidak didapatkan lagi area FflailF "ontu8io *aru 0erupakan kelainan "ang paling sering ditemukan pada golongan potentiall" lethal chest injur". Kegagalan bernafas dapat timbul perlahan dan berkembang sesuai aktu, tidak langsung terjadi setelah kejadian, sehingga rencana penanganan definitif dapat berubah berdasarkan perubahan aktu. 0onitoring harus ketat dan berhati(hati, juga diperlukan evaluasi penderita "ang berulang(ulang. Penderita dengan hipoksia bermakna 3Pa!2 +) mmEg atau @,+ kPa dalam udara ruangan, a!2 C' *4 harus dilakukan intubasi dan diberikan bantuan ventilasi pada jam(jam pertama setelah trauma. 12 %erjadi terutama setelah trauma tumpul toraks • Dapat pula terjadi pada trauma tajam dg mekanisme perdarahan dan edema • •
parenkim L konsolidasi Patofisiologi kontusiocedera jaringan L edema dan reaksi inflamasi L lung compliance M L ventilation"perfusion mismatch L hipoksia G work of
breathing N Diagnosis ro toraks dan pemeriksaan lab 3Pa!2 M4 . 0anifestasi klinis dapat timbul atau memburuk dalam 2/(72 jam setelah trauma Kondisi medik "ang berhubungan dengan kontusio paru seperti pen"akit paru kronis dan gagal ginjal menambah indikasi untuk melakukan intubasi lebih aal dan ventilasi mekanik. Beberapa penderita dengan kondisi stabil dapat ditangani secara selektif tanpa intubasi endotrakeal atau ventilasi mekanik. 0onitoring dengan pulse o&imeter, pemeriksaan analisis gas darah, monitoring IK dan perlengkapan alat bantu pernafasan diperlukan untuk penanganan "ang optimal. ika kondisi penderita
29
memburuk dan perlu ditransfer maka harus dilakukan intubasi dan ventilasi terlebih dahulu. Penatalaksanaan %ujuan 0empertahankan oksigenasi • 0encegahmengurangi edema • %indakan bronchial toilet , batasi pemberian cairan 3isohipotonik4, !2, pain control , diuretika, bila perlu ventilator dengan tekanan positif 3PIIP H )4
ASE&ASI PA&' Definisi =obekan pada parenkim paru akibat trauma tajam atau trauma tumpul
keras "ang disertai fraktur iga.
!am)ar 1$. a8ra8i *aru
0anifestasi klinik umumn"a adalah hemato O pneumotoraks Penatalaksanaan umum D 5ndikasi operasi Eematotoraks masif 3lihat hematotoraks4 • Adan"a contiuous buble pada D "ang menunjukkan adan"a robekan paru • Distress pernapasan berat "ang dicurigai karena robekan luas12 •
30
Pnumotorak8
• •
• •
!am)ar 1%. !am)aran Pnumothorax Definisi Adan"a udara "ang terperangkap di rongga pleura. Pneumotoraks akan meningkatkan tekanan negatif intrapleura sehingga
mengganggu proses pengembangan paru. %erjadi karena trauma tumpul atau tembus toraks.7 Dapat pula terjadi karena perlukaan pleura viseral 3barotrauma4, atau perlukaan pleura mediastinal 3trauma trakheobronkhial4
31
Diakibatkan masukn"a udara pada ruang potensial antara pleura viseral dan parietal. Dislokasi fraktur vertebra torakal juga dapat ditemukan bersama dengan pneumotoraks. $aserasi paru merupakan pen"ebab tersering dari pnerumotoraks akibat trauma tumpul.1' Dalam keadaan normal
rongga
toraks
dipenuhi
oleh
paru(paru
"ang
pengembangann"a sampai dinding dada oleh karena adan"a tegangan permukaan antara kedua permukaan pleura. Adan"a udara di dalam rongga pleura akan men"ebabkan kolapsn"a jaringan paru. C angguan ventilasi(perfusi terjadi karena darah menuju paru "ang kolaps tidak mengalami ventilasi sehingga tidak ada oksigenasi. Ketika pneumotoraks terjadi, suara nafas menurun pada sisi "ang terkena dan pada perkusi hipesonor.7 ;oto toraks pada saat ekspirasi membantu menegakkan diagnosis. %erapi terbaik pada pneumotoraks adalah dengan pemasangan chest tube lpada sela iga ke / atau ke ), anterior dari garis mid(aksilaris. Bila pneumotoraks han"a dilakukan observasi atau aspirasi saja, maka akan mengandung resiko. ebuah selang dada dipasang dan dihubungkan dengan D dengan atau tanpa penghisap, dan foto toraks dilakukan untuk mengkonfirmasi pengembangan kembali paru(paru.C Anestesi umum atau ventilasi dengan tekanan positif tidak boleh diberikan pada penderita dengan pneumotoraks traumatik atau pada penderita "ang mempun"ai resiko terjadin"a pneumotoraks intraoperatif "ang tidak terduga sebelumn"a, sampai dipasang chest tube. Pneumotoraks sederhana dapat menjadi
life
thereatening
tension
pneumothora&, terutama jika aaln"a tidak diketahui dan ventilasi dengan tekanan posiif diberikan. %oraks penderita harus dikompresi sebelum penderita ditransportasirujuk.12 Diklasifikasikan menjadi tiga # simpel , tension$ open •
Pneumotoraks Simpel
32
Adalah pneumotoraks "ang tidak disertai peningkatan tekanan intra toraks "ang progresif. 9iri Paru pada sisi "ang terkena akan kolaps 3parsial atau total4 • %idak ada mediastinal shift • P; bun"i napas M , hyperresonance 3perkusi4, pengembangan dada M • Penatalaksanaan D 12 Pneumothora ter!uka " Su#kin$ #hest %oun ' %erjadi karena luka terbuka "ang cukup besar pada dada sehingga udara dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah. %ekanan intra toraks akan sama dengan tekanan udara luar. Defek atau luka "ang besar plada dinding dada "ang terbuka men"ebabkan pneumotoraks terbuka. %ekanan di dalam rongga pleura akan segera menjadi sama dengan tekanan atmosfir. ika defek pada dinding dada mendekati 2# dari diameter trakea maka udara akan cenderung mengalir melalui defek karena mempun"ai tahanan "ang kurang atau lebih kecil dibandingkan dengan trakea. 7 Akibatn"a ventilasi terganggu sehingga men"ebabkan hipoksia dan hiperkapnia. $angkah aal adalah menutup luka dengan kasa stril "ang diplester han"a pada # sisin"a saja. Dengan penutupan seperti ini diharapkan akan terjadi efek flutter %"pe 6alve dimana saat inspirasi kasa pnutup akan menutup luka, mencegah kebocoran udara dari dalam. 12 aat ekspirasi kasa penutup terbuka untuk men"ingkirkan udara keluar. etelah itu maka sesegera mungkin dipasang selang dada "ang harus berjauhan dari luka primer. 0enutup seluruh sisi luka akan men"ebabkan terkumpuln"a udara di dalam rongga pleura "ang akan men"ebabkan tension pneumothora& kecuali jika selang dada sudah terpasang. Kasa penutup sementara "ang dapat dipergunakan adalah Plastic rap atau Petrolotum au>e, sehingga penderita dapat dilakukan evaluasi dengan cepat dan dilanjutkan dengan penjahitan luka. 12 Penatalaksanaan 1. $uka tidak boleh ditutup rapat 3dapat menciptakan mekanisme ventil4 2. Pasang D dahulu baru tutup luka
33
#. ingkirkan adan"a perlukaanlaserasi pada paru(paru atau organ intra toraks lain. /. ?mumn"a disertai dengan perdarahan 3hematotoraks4 Pneumotoraks Tension 0erupakan pneumotoraks "ang disertai peningkatan tekanan intra toraks "ang semakin lama semakin bertambah 3progresif4. Pada pneumotoraks tension ditemukan mekanisme ventil 3udara dapat masuk dengan mudah, tetapi tidak dapat keluar4. 9iri %erjadi peningkatan intra toraks "ang progresif, sehingga terjadi kolaps total • paru, mediastinal shift 3pendorongan mediastinum ke kontralateral4, deviasi •
trakhea L venous return M L hipotensi G respiratory distress berat. %anda dan gejala klinis sesak "ang bertambah berat dengan cepat, takipneu,
•
hipotensi, 6P N, asimetris statis G dinamis 0erupakan keadaan life"threatening L tdk perlu =o
Berkembang ketika terjadi one(a"(valve 3fenomena ventil4, kebocoran udara "ang berasal dari paru(paru atau melalui dinding dada masuk ke dalam rongga pleura dan tidak dapat keluar lagi 3one(a"(valve4. Akibat udara "ang masuk ke dalam rongga pleura "ang tidak dapat keluar lagi, maka tekanan di intrapleural akan meninggi, paru(paru menjadi kolaps, mediastinum terdorong ke sisi berlaanan dan menghambat pengembalian darah vena ke jantung 3venous return4, serta akan menekan paru kontralateral. 12
34
!am)ar 1. !am)aran Tn8ion Pnumothorax
Pen"ebab tersering dari tension pneumothora& adalah komplikasi penggunaan ventilasi mekanik 3ventilator4 dengan ventilasi tekanan positif pada penderita dengan kerusakan pada pleura viseral. 12 %ension pneumothora& dapat timbul sebagai komplikasi dari penumotoraks sederhana akibat trauma toraks tembus atau tajam dengan perlukaan parenkim paru tanpa robekan atau setelah salah arah pada pemasangan kateter subklavia atau vnea jugularis interna. Kadangkala defek atau perlukaan pada dinding dada juga dapat men"ebabkan tension pneumothora&, jika salah cara menutup defek atau luka tersebut dengan pembalut 3occhusive dressings4 "ang kemudian akan menimbulkan mekanisme flap(valve. 12 %ension pneumothora& jug adapat terjadi pada fraktur tulang belakang toraks "ang mengalami pergeseran 3displaced thoracic spine fractures4. Diagnosis tension pneumotora& ditegakkan berdasarkan gejala klinis, dan tetapi tidak boleh terlambat oleh karena menunggu konfirmasi radkologi. %ension pneumothora& ditandai dengan gejala n"eri dada, sesak, distres pernafasan, takikardi, hipotensi, deviasi trakes, hilangn"a suara nafas pada satu sisi dan distensi vena leher. ianosisi merupakan manifestasi lanjut. 12 Karena ada kesamaan gejala antara tension pneumothora& dan tamponade jantung maka sering membingungkan pada aaln"a tetapi perkusi "ang hipersonor dan
35
hilangn"a suara nafas pada hemitoraks "ang terkena pada tension pneumothora& dapat membedakan keduan"a. 12 %ension pneumothora& membutuhkan dekompresi segera dan penanggulangan aal dengan cepat berupa insersi jarum "ang berukuran besar pada sela iga dua garis midclavicular pada hemitoraks "ang mengalami kelainan. %indakan ini akan mengubah tension pneumothora& menjadi plneumothoraks sederhana 3catatan kemungkinan terjadi pneumotoraks "ang bertambah akibat tertusuk jarum4. Ivaluasi ulang selalu diperlukan. %erapi definitif selalu dibutuhkan dengan pemsangan selang dada 3chest tube4 pada sela iga ke ) 3garis putting susu4 diantara garis anterior dan mida&ilaris.12 Penatalaksanaan 1. Dekompresi segera large"bore needle insertion 3sela iga 55, linea mid( klavikula4 2. D
!am)ar 14: 17. Dkom*r8i dan
Hmothorax. Definisi %erakumulasin"a darah pada rongga toraks akibat trauma tumpul •
•
atau tembus pada dada. umber perdarahan umumn"a berasal dari A. interkostalis atau A. mamaria interna. Perlu diingat baha rongga hemitoraks dapat menampung # liter 36
cairan, sehingga pasien hematotoraks dapat s"ok berat 3kegagalan sirkulasi4 tanpa terlihat adan"a perdarahan "ang n"ata, oleh karena perdarahan masif •
"ang terjadi terkumpul di dalam rongga toraks. Penampakan klinis "ang ditemukan sesuai dengan besarn"a perdarahan atau jumlah darah "ang terakumulasi. Perhatikan adan"a tanda dan gejala instabilitas hemodinamik dan depresi pernapasan12
Pen"ebab utama dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah interkostal atau arteri mamaria internal "ang disebabkan oleh trauma tajam atau trauma tumpul. Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga dapat men"ebabkan terjadin"a hemotoraks. Biasan"a perdarahan berhenti spontan dan tidak memerlukan intervensi operasi. Eemotoraks akut "ang cukup ban"ak sehingga terlihat pada foto toraks, sebaikn"a diterapi dengan selang dada kaliber besar. elang dada tersebut akan mengeluarkan darah dari rongga pleura, mengurangi resiko terbentukn"a bekuan darah di dalam rongga pleura, dan dapat dipakai dalam memonitor kehilangan darah selanjutn"a. Ivakuasi darah atau cairan juga memungkinkan dilakukann"a penilaian terhadap kemungkinan terjadin"a ruptur diafragma traumatik. alaupun ban"ak faktor "ang berperan dalam memutuskan perlun"a indikasi operasi pada penderita hemotoraks, status fisiologi dan volume darah "ang keluar dari selang dada merupakan faktor utama. ebagai patokan bila darah "ang dikeluarkan secara cepat dari selang dada seban"ak 1.)'' ml, atau bila darah "ang keluar lebih dari 2'' ml tiap jam untuk 2 sampai / jam, atau jika membutuhkan transfusi darah terus menerus, eksplorasi bedah herus dipertimbangkan.12
• • •
Pemeriksaan =o toraks 3"ang boleh dilakukan bila keadaan pasien stabil4 %erlihat ba"angan difus radio(opak pada seluruh lapangan paru Ba"angan air(fluid level han"a pada hematopneumotoraks 5ndikasi !perasi Adan"a perdarahan masif 3setelah pemasangan D4
37
•
• • •
Ditemukan jumlah darah inisial H 7)' cc, pada pemasangan D / jam setelah kejadian trauma. Perdarahan #() cckgBBjam dalam # jam berturut(turut Perdarahan )(@ cckgBBjam dalam 2 jam berturut(turut Perdarahan H @cckgBBjam dalam 1 jam
Bila berat badan dianggap sebagai +' kg, maka indikasi operasi, bila produksi D J 2'' ccjam dalam # jam berturut(turut • J #'' ccjam dalam 2 jam berturut(turut • J )'' cc dalam 1 jam • Penatalaksanaan %ujuan Ivakuasi darah dan pengembangan paru secepatn"a. • Penanganan hemodinamik segera untuk menghindari kegagalan sirkulasi. • %indakan Bedah D 3pada C'* kasus4 atau operasi torakotomi cito 3eksplorasi4 untuk menghentikan perdarahan 12 Hmotorak8 ma8iQaitu terkumpuln"a darah dengan cepat lebih dari 1.)'' cc di dalam rongga
pleura. Eal ini sering disebabkan oleh luka tembus "ang merusak pembuluh darah sistemik atau pembuluh darah pada hilus paru. Eal ini juga dapat disebabkan trauma tumpul.
Kehilangan darah men"ebabkan hipoksia. 6ena leher dapat kolaps 3flat4
akibat adan"a hipovolemia berat, tetapi kadang dapat ditemukan distensi vena leher, jika disertai tension pneumothora&. arang terjadi efek mekanik dari adarah "ang terkumpul di intratoraks lalu mendorong mesdiastinum sehingga men"ebabkan distensi dari pembuluh vena leher. 12 Diagnosis hemotoraks ditegakkan dengan adan"a s"ok "ang disertai suara nafas menghilang dan perkusi pekak pada sisi dada "ang mengalami trauma. %erapi aal hemotoraks masif adalah dengan penggantian volume darah "ang dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai dengan infus cairan kristaloid
38
secara cepat dengan jarum besar dan kemudian pmeberian darah dengan golongan spesifik secepatn"a. Darah
dari rongga pleura dapat
dikumpulkan
dalam
penampungan "ang cocok untuk autotransfusi. Bersamaan dengan pemberian inf us, sebuah selang dada 3chest tube4 no. #@ ;rench dipasang setinggi puting susu, anteriordari garis midaksilaris lalu dekompresi rongga pleura selengkapn"a. 12
!am)ar 29. Hmatothorak8 Ketika kita mencurigai hemotoraks masif pertimbangkan untuk melakukan
autotransfusi. ika pada aaln"a sudah keluar 1.)'' ml, kemungkinan besar penderita tersebut membutuhkan torakotomi segera. Beberapa penderita "ang pada aaln"a darah "ang keluar kurang dari 1.)'' ml, tetapi pendarahan tetap berlangsung. 5ni juga mamebutuhkan
torakotomi.
Keputusan
torakotomi
diambil
bila
didapatkan
kehilangan darah terus menerus seban"ak 2'' ccjam dalam aktu 2 sampai / jam, tetapi status fisiologi penderita tetap lebih diutamakan. %ransfusi darah diperlukan selama ada indikasi untuk toraktomi.12 elama penderita dilakukan resusitasi, volume darah aal "ang dikeluarkan dengan selang dada 3chest tube4 dan kehilangan darah selanjutn"a harus ditambahkan ke dalam cairan pengganti "ang akan diberikan. arna darah 3arteri atau vena4 bukan merupakan indikator "ang baik untuk dipakai sebagai dasar dilakukann"a torakotomi. $uka tembus toraks di daerah anterior medial dari garis puting susu dan luka di daerah posterior, medial dari skapula harus disadari oleh dokter baha kemungkinan dibutuhkan torakotomi, oleh karena kemungkinan melukai pembuluh darah besar,
39
struktur hilus dan jantung "ang potensial menjadi tamponade jantung. %orakotomi harus dilakukan oleh ahli bedah, atau dokter "ang sudah berpengalaman dan sudah mendapat latihan.12 <dra traka dan Bronku8. 9edera ini jarang tetapi mungkin disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma
tembus, manifestasi klinisn"a "aitu "ang biasan"a timbul dramatis, dengan hemoptisis bermakna, hemopneumothora&, krepitasi subkutan dan gaat nafas. Impisema mediastinal dan servical dalam atau pneumothora& dengan kebocoran udara masif. Penatalaksanaan "aitu dengan pemasangan pipa endotrakea 3 melalui kontrol endoskop 4 di luar cedera untuk kemungkinan ventilasi dan mencegah aspirasi darah, pada torakostomi diperlukan untuk hemothora& atau pneumothora&.12
Daftar Pustaka 1. "ams"uhidajat =, De ong . Buku Ajar 5lmu bedah ed 2. akarta I92'1' 2. Dongel 5sa, 9oskun Abu>er, !>ba" edat. 0anagement of thoracic trauma in Imergenc" service Anal"sis of 11#C cases. doi: http://dx.doi.org/10.12669/pjms.291.2704 .
2'12
40