TINJAUAN PUSTAKA
I. Pendahuluan
Mastit Mastitis is adalah adalah perada peradangan ngan payudar payudara, a, yang yang dapat dapat disert disertai ai atau atau tidak tidak disert disertai ai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut jug a mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Mastitis infeksi dapat terjadi ketika bakteri memasuki payudara sementara menyusui. Puting susu dapat menjadi retak atau sakit akibat menyusui. Hal ini dapa dapatt terj terjad adii bila bila posi posisi si bayi bayi pada pada saat saat meny menyus usui ui tida tidak k sesu sesuai ai.. Mast Mastit itis is dapa dapatt mempengaruhi satu atau kedua payudara. Kadang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat. Abses payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis. Keadaan ini menyebabkan beban penyakit yang berat dan memerlukan biaya yang sangat besar. Semaki Semakin n disada disadari ri bahwa bahwa pengel pengeluar uaran an AS AS yang yang tidak tidak efisi efisien en akibat akibat teknik teknik menyus menyusui ui yang yang buruk buruk merupa merupakan kan penyebab penyebab yang yang penting penting..! Sementara Sementara itu, mastitis mastitis nonlaktasi disebabkan oleh infeksi pada kulit sekitar areola dan puting. Penanganan mastitis yang tidak adekuat atau lambat menyebabkan kerusakan jaringan payudara yang lebih luas atau terjadinya abses. Abses yang luas dapat mempengaruhi laktasi selanjutnya pada !"# ! "# perempuan, bahkan dapat menghasilkan bentuk payudara yang tidak baik atau kehilangan payudara akibat reseksi payudara atau mastektomi$
II. Epidemiologi
a. Insiden Mastit Mastitis is dan abses abses payudar payudaraa terjadi terjadi pada semua semua populas populasi, i, dengan dengan atau atau tanpa tanpa kebiasaan menyusui. nsiden yang dilaporkan ber%ariasi dari sedikit sampai & wanita menyusui, tetapi biasanya di bawah !"#. b. Mula Timbul Timbul Mastitis paling sering terjadi pada minggu kedua dan ketiga pas'a kelahiran, dengan dengan sebagi sebagian an besar besar lapora laporan n menunj menunjukka ukkan n bahwa bahwa ()# sampai sampai *+# kasus kasus terjad terjadii dalam dalam !$ minggu minggu pertam pertama. a. amun, amun, mastit mastitis is dapat dapat terjad terjadii pada setiap setiap tahap tahap laktas laktasi, i,
!
termasuk pada tahun kedua. Abses payudara juga paling sering terjadi pada minggu pertama pas'a kelahiran.!
III. Etiologi
ua penyebab utama mastitis adalah stasis AS dan infeksi. Stasis AS biasanya merupak merupakan an penyeb penyebab ab primer primer,, yang yang dapat dapat disert disertai ai atau atau berkem berkembang bang menuju menuju infeks infeksi. i. /unth /unther er pada pada tahun tahun !*+0 !*+0 meny menyim impul pulka kan n dari dari penga pengama mata tan n klin klinis is bahw bahwaa mast mastit itis is diakibatkan oleh stagnasi AS di dalam payudara, dan bahwa pengeluaran AS yang efisien efisien dapat men'egah keadaan tersebut. a menyatakan menyatakan bahwa infeksi, infeksi, bila terjadi, terjadi, bukan primer, tetapi diakibatkan oleh stagnasi AS sebagai media pertumbuhan bakteri. 1homsen 1homsen dan kawankawan-kaw kawan an pada pada tahun tahun !*0) !*0) mengha menghasil silkan kan bukti bukti tambaha tambahan n tentan tentang g pentingnya stasis AS. Mereka menghitung leukosit dan bakteri dalam AS dari payudara dengan tanda klinis mastitis dan mengajukan klasifikasi berikut ini 2 - stasis AS, didapatkan 3!" leukosit dan bakteri 3!"&4 membaik hanya dengan terus menyusui atau pengeluaran AS. - inflamasi inflamasi noninfeksiosa noninfeksiosa 5atau mastitis mastitis noninfeksios noninfeksiosa4, a4, didapatkan didapatkan leukosit leukosit 6!" dan bakteri 3!"& yang yang ditera diterapi pi dengan dengan seseri sesering ng mungki mungkin n pengel pengeluar uaran an AS AS atau atau dengan dengan tindakan pemerasan AS setelah menyusui, tanpa diobati. - mastitis infeksiosa, didapatkan leukosit 6!" dan bakteri 6!"&, yang hanya dapat diobati dengan efektif dengan pemerasan pe merasan AS dan antibiotik sistemik sistemik Keterl Keterlamb ambata atan n terapi terapi menye menyebabk babkan an pembent pembentukan ukan abses abses pada pada !!# !!# kasus, kasus, dan hanya !+# kembali ke laktasi normal. Sering mengosongkan payudara yang terinfeksi dengan dengan perawat perawatan an lanjut lanjut mengur mengurangi angi resiko resiko pembent pembentukan ukan abses, abses, namun namun hanya hanya +!# kembali kembali ke laktasi laktasi normal. normal. 1erapi 1erapi antibioti antibiotik k tambahan tambahan meningkatkan meningkatkan kembali laktasi laktasi normal pada *(# dengan resolusi gejala dalam $! hari. 1anpa pengeluaran AS yang efekti efektif, f, mastit mastitis is noninfe noninfeksi ksiosa osa sering sering berkem berkembang bang menjadi menjadi mastit mastitis is infeks infeksios iosa, a, dan mastitis infeksiosa menjadi pembentukan abses. 7erikut ini keterangan mengenai $ penyebab utama mastitis 2 a. Stasis AS Stasis AS terjadi jika AS tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. Hal ini dapat terjadi bila payudara terbendung segera setelah melahirkan atau saat bayi tidak
$
mengisap AS, yang dihasilkan oleh sebagian atau seluruh payudara. Penyebabnya termasuk pengisapan bayi yang buruk pada payudara, pengisapan yang tidak efektif, pembatasan frekuensi atau durasi menyusui dan sumbatan pada saluran AS. Situasi lain yang mempengaruhi predisposisi terhadap stasis AS, termasuk suplai AS yang sangat berlebihan, atau menyusui untuk kembar dua atau lebih. 7erikut faktor-faktor penyebab stasis asi 2 1. Bendungan payudara Kondisi ini tidak terjadi bila bayi disusui segera setelah lahir, sehingga stasis AS terhindarkan. Pentingnya pengeluaran AS yang segera pada tahap awal mastitis, atau kongesti, untuk men'egah perkembangan penyakit dan pernbentukan abses. sapan bayi adalah sarana pengeluaran AS yang efektif. 2. Frekuensi menyusui 1ahun !*+$, llingworth dan Stone se'ara formal menunjukkan dalam uji 'oba dengan kontro!, bahwa insiden stasis asi dapat dikurangi hingga setengahnya bila bayi disusui tanpa batas. Hubungan antara pembatasan frekuensi dan durasi menyusui dan mastitis telah diuraikan oleh beberapa penulis. 7anyak wanita menderita mastitis bila mereka tidak menyusui atau bila bayi mereka, tidak seperti biasanya, tertidur semalaman dan waktu antar menyusui semakin lama. 3. Pengisapan pada payudara Pengisapan yang buruk sebagai penyebab pengeluaran AS yang tidak efisien, saat ini dianggap sebagai faktor predisposisi utama mastitis. yeri puting dan puting pe'ah-pe'ah sering ditemukan bersama dengan mastitis. Penyebab nyeri dan trauma puting yang tersering adalah pengisapan yang buruk pada payudara, kedua kondisi ini dapat terjadi bersama-sama. Selain itu, nyeri puting akan menyebabkan ibu menghindar untuk menyusui pada payudara yang sakit dan karena itu men'etuskan stasis AS dan bendungan.
&
Sumber, Mastitis 2 penyebab dan penatalaksanaan, 8H9.
4. Sisi yang disukai dan pengisapan yang efisien 7anyak ibu merasa lebih mudah untuk menyusui bayinya pada satu sisi payudara dibandingkan dengan payudara yang lain. Selain itu telah dinyatakan bahwa pengisapan yang tidak tepat, yang menyebabkan stasis AS dan mastitis, lebih mungkin terjadi pada sisi payudara yang lebih sulit untuk menyusui. 5. Faktr mekanis lain - :renulum yang pendek 5tounge tie4 pada bayi mengganggu pengisapan pada payudara dan menyebabkan puting luka dan pe'ah-pe'ah. Hal ini juga mengurangi efisiensi pengeluaran AS dan predisposisi untuk mastitis.
Infeksi
1. !rganisme penyebab infeksi 9rganisme yang paling sering ditemukan pada mastitis dan abses pa yudara adalah organisme koagulase-positif Stap"yl###us aureus dan Stap". albus,
)
kadang-kadang ditemukan $s#"eri#"ia #li dan Strept###us, dan organisme infeksi streptokokal neonatus ditemukan pada sedikit kasus. M.tuber#ulsis adalah penyebab mastitis lain yang jarang ditemukan. alam populasi yang endemik tuberkulosis, M.tuberbulsis dapat ditemukan pada kira-kira !# dari kasus mastitis dan berkaitan dengan beberapa kasus tonsillitis tuberkulosis pada bayi. 7akteri sering ditemukan dalam AS dari payudara yang asimtomatik di negara-negara industri dan berkembang. Spektrum bakteri sering serupa dengan yang ditemukan di kulit. 7erdasarkan penelitian, hanya +"# biakan AS! bersifat steril, sedangkan yang lain menunjukkan hitungan koloni ;normal; dari "-$.+"" koloni per ml. 9leh karena itu, adanya bakteri dalam ASl tidak selalu menunjukkan terjadinya infeksi, bahkan bila bakteri bukan kontaminan dari kulit.
2. %ute infeksi 7agaimana infeksi memasuki payudara belum diketahui. 7eberapa jalur telah diduga, yaitu melalui duktus laktiferus ke dalam lobus, dengan penyebaran hematogen dan melalui fisura puting susu ke dalam sistem limfatik periduktal. :rekuensi fisura puting susu telah dilaporkan meningkat dengan adanya mastitis. Mastitis dan puting pe'ah-pe'ah terjadi bersamaan karena keduanya dapat mengakibatkan pengisapan yang buruk pada payudara, selain itu, seringkali fisura menjadi titik masuk infeksi.
IV. Faktor predisposisi
Ada sejumlah faktor yang telah diduga dapat meningkatkan risiko mastitis. :aktor-faktor tersebut kurang penting bila dibandingkan dengan teknik menyusui, yaitu pengisapan yang baik dan pengeluaran AS yang efektif.
1. &mur Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita berumur $!-&+ tahun lebih sering menderita mastitis daripada wanita di bawah usia $! dan di atas &+ tahun. Studi lain
+
mengidentifikasi wanita berumur &"-&) tahun memiliki insiden mastitis tertinggi, bahkan bila paritas dan kerja purnawaktu telah dikontrol. 2. Paritas Primipara ditemukan sebagai faktor risiko pada beberapa studi. 3. Serangan sebelumnya 1erdapat bukti yang kuat bahwa serangan mastitis pertama 'enderung untuk berulang. Pada beberapa studi, )"-+)# wanita pernah menderita satu atau lebih serangan sebelumnya. Hal ini merupakan akibat dari teknik menyusui yang buruk yang tidak diperbaiki. 4. 'i(i :aktor gi
Kerusakan pada epidermis memberikan jalan masuk ke jaringan payudara, meskipun kerusakan bukan prasyarat untuk infeksi payudara. Mastitis dari puting susu yang luka biasanya terjadi di beberapa minggu pertama setelah melahirkan. !". Saluran tersumbat 7eberapa wanita berulang kali berkembang menjadi saluran tersumbat, beberapa di antaranya menyebabkan infeksi penuh. Sumbatan ini terlihat sebagai =kepala; putih dan terasa tekanan dan tegang disekitar sumbatan. Pijat yang lembut di atas daerah yang tegang ketika bayi menyusui dari payudara dapat membantu, terutama jika sumbatan baru saja terbentuk. 11. Paskan susu yang banyak dan 0 atau penurunan *umla" menyusui Perempuan dengan pasokan susu yang berlimpah lebih menyebabkan saluran tersumbat dibandingkan dengan pasokan normal. 12. Pembesaran dan stasis Penurunan frekuensi menyusui menyebabkan pembengkakan atau stasis susu. >arang menyusui dan stasis susu sering dikaitkan dengan mastitis. 13. Pemakaian bra yang ketat dan psisi tidur , dapat menghambat sirkulasi AS
V. Patologi dan gamaran klinis
a. Bendungan Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika AS se'ara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis, dan dengan pengisapan yang efektif dan pengeluaran AS oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan 'epat. amun, dapat berkembang menjadi bendungan, dan kedua kondisi ini sering membingungkan. Pada bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan AS dan 'airan jaringan. Aliran %ena dan limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat, dan tekanan pada saluran AS dan al%eoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edematous. Payudara penuh yang bersifat fisiologis maupun penuh karena bendungan, biasanya mengenai kedua payudara. amun, terdapat beberapa perbedaan penting, yaitu2 - payudara yang perih terasa panas, berat, dan keras. 1idak terlihat mengkilat, edema, atau merah. AS biasanya mengalir dengan lan'ar, dan kadang-kadang menetes keluar se'ara spontan. 7ayi mudah mengisap dan mengeluarkan AS.
(
- payudara yang terbendung membesar, membengkak, dan sangat nyeri. Payudara dapat terlihat mengkilat dan edema dengan daerah eritema difus. Puting susu teregang menjadi rata. AS tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit untuk mengisap AS sampai pembengkakan berkurang. 8anita kadang-kadang menjadi demam. 8alaupun demikian, demam biasanya hilang dalam $) jam. b. Sumbatan saluran payudara Stasis AS lokal, mempengaruhi sebagian payudara, seperti sebuah lobus, sering menunjukkan sumbatan saluran payudara. ;7endungan payudara fokal;, atau ;saluran payudara tersumbat? merupakan istilah lain yang kadang-kadang digunakan. Kondisi ini dianggap akibat dari obstruksi benda padat, tetapi dapat pula hanya akibat pengeluaran AS yang tidak efisien dari bagian payudara tersebut. 1anda klinis berupa benjolan yang sangat nyeri pada satu payudara, sering dengan ber'ak kemerahan pada kulit di atasnya. Hanya sebagian dari satu payudara yang terkena. 8anita biasanya tidak demam dan merasa sehat. 7eberapa wanita dengan sumbatan saluran AS melaporkan adanya bahan partikel pada air susu yang diperas. Pada kasus ini mungkin terdapat sumbatan sejati pada saluran AS. /ejala hilang dengan 'epat ketika materi partikel yang keras dikeluarkan, dan AS keluar dari bagian payudara yang terkena. /ranula putih yang dapat ditemukan pada AS yang terkumpul diduga terbentuk dari 'ampuran kasein dan materi lain yang mengeras oleh garam yang mengandung kalsium. Materi yang tampak berlemak atau seperti benang, kadang-kadang berwarna 'oklat atau kehijauan, juga kadang-kadang keluar dari saluran yang tampak tersumbat, diikuti dengan hilangnya gejala. Kondisi yang berhubungan adalah tampaknya bintik putih pada ujung puting susu, biasanya berdiameter sekitar ! mm pada bagian payudara dengan saluran yang tersumbat. 7intik putih dapat sangat nyeri selama pengisapan. Sumbatan 'epat hilang bila bintik putih dibuang, misalnya, dengan menggunakan jarum steril atau diusap dengan handuk. 7intik putih diduga akibat pertumbuhan epitel yang berlebihan 5membentuk sebuah bula4, atau akumulasi materi partikel atau berlemak. Keadaan lain yang tidak la
dari
saluran
AS
yang
tersumbat.
/alaktokel
timbul
sebagai
pembengkakan yang bulat li'in pada payudara, awalnya hanya terisi dengan susu,
0
kemudian dengan materi yang kental seperti krim bila 'airan diabsorbsi. 7ila pembengkakan diperas, 'airan seperti susu dapat keluar dari puting susu. iagnosis dapat dibuat dengan aspirasi atau ultrasound. AS dapat diaspirasi, tetapi kista biasanya terisi lagi setelah beberapa hari, dan diperlukan aspirasi ulangan. /alaktokel dapat dibuang se'ara bedah dengan anestesi lokal. Menyusui tidak perlu dihentikan. #. Mastitis nninfeksisa 7ila AS tidak dikeluarkan dari sebagian atau seluruh payudara, produksi AS melambat dan akhirnya berhenti. amun, proses ini membutuhkan waktu beberapa hari dan tidak akan selesai dalam $-& minggu. @ntuk sementara waktu, akumulasi AS dapat menyebabkan respons peradangan. Sitokin, baik inflamasi dan antiinflamasi normal ditemukan dalam AS. Sitokin antiinflamasi dan faktor-faktor lain diduga merupakan pelindung bayi, tetapi sitokin inflamasi, seperti interleukin-0 5-04, mungkin lebih penting sebagai pelindung payudara terhadap infeksi. Peningkatan kadar -0 ditemukan dalam payudara selama mastitis, dan merupakan tanda respon inflamasi telah terjadi. Sebagai bagian dari respons inflamasi, jalur paraseluler, yang berhubungan erat, dengan sel pensekresi AS di al%eoli payudara terbuka, sehingga menyebabkan bahan-bahan dari plasma masuk ke dalam AS, terutama imunoprotein dan natrium. Pada saat yang sama, peningkatan tekanan dalam saluran AS dan al%eoli dapat menyebabkan substansi tersebut kembali masuk ke jaringan sekitar. Sitokin dari AS dapat menginduksi respons inflamasi di dalam jaringan sekitar, dan sitokin juga membantu komponen lain menginduksi reaksi antigen. nflamasi juga bertanggung jawab terhadap tanda dan gejala mastitis. Sebagian payudara sangat nyeri, merah, membengkak, dan keras. 7iasanya hanya satu payudara yang terkena. 8anita sering demam dan merasa tidak sehat. amun, dalam penelitian diamati bahwa sepertiga sampai setengah wanita dengan mastitis hanya memiliki tanda lokal. >alur paraseluler yang terbuka mengakibatkan perubahan komposisi AS, kadar natrium dan klorida meningkat, dan kadar laktosa dan kalium menurun. AS berubah rasa menjadi lebih asin dan kurang manis. 7iasanya rasa asin ini bersifat sementara, berlangsung kira-kira satu minggu. Kadang-kadang payudara kurang digunakan, dan stasis AS serta perubahan rasa menetap. amun, kondisi ini bersifat re%ersibel, dan setelah kehamilan berikutnya, payudara yang terkena kembali berfungsi normal.
*
d. Mastitis subklinis Mastitis subklinis didiagnosis dari adanya peningkatan rasio natrium-kalium dalam AS, dan peningkatan konsentrasi interleukin-0 5-04, bila tidak ditemukan mastitis se'ara klinis. Peningkatan kadar natrium dan -0 diduga menunjukkan bahwa sedang terjadi respons inflamasi,walaupun tidak ada tanda klinis. Mastitis subklinis sering ditemukan pada wanita di 7anglades, 1an
!"
yaitu epidemik atau sporadik. Penghitungan sel dan koloni bakteri berguna untuk membedakan antara mastitis infeksiosa dan noninfeksiosa. 7iakan AS dapat membantu menentukan organisme penyebab infeksi, bila ada, dan sensiti%itasnya terhadap antibiotik. 7ila biakan tidak mungkin dilakukan se'ara rutin, dapat dilakukan se'ara selektif pada2 - mastitis yang didapat di rumah sakit, atau kasus berat atau kasus yang tidak biasa - ketiadaan respons terhadap antibiotik dalam dua hariB - mastitis berulang. Mastitis berulang dapat diakibatkan oleh pengobatan yang terlambat atau tidak adekuat terhadap kondisi awal atau teknik menyusui yang buruk yang tidak diperbaiki. Kadangkadang terdapat keadaan payudara yang menyebabkan drainase yang buruk pada sebagian payudara, seperti kelainan saluran payudara, kista atau tumor, yang harus diidentifikasi dan diobati dengan baik.
VI. !iagnosis
iagnosis mastitis ditegakkan berdasarkan kumpulan gejala sebag ai berikut2 •
emam dengan suhu lebih dari &0,+oC
•
Menggigil
•
yeri atau ngilu seluruh tubuh
•
Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.
•
Peningkatan kadar natrium dalam AS yang membuat bayi menolak menyusu karena AS terasa asin
•
1imbul garis-garis merah ke arah ketiak.
VII. Pen"egahan
Mastitis dan abses payudara sangat mudah di'egah, bila menyusui dilakukan dengan baik sejak awal untuk men'egah keadaan yang meningkatkan stasis AS, dan bila tanda dini seperti bendungan, sumbatan saluran payudara, dan nyeri puting susu diobati dengan 'epat. Hal ini dibutuhkan sebagai bagian dari perawatan kehamilan dan sebagai
!!
bagian yang berkelanjutan pada fasi!itas perawatan berbasis komunitas untuk ibu dan anak.
a. Perbaikan pema"aman penatalaksanaan menyusui 8anita dan siapa saja yang merawat mereka perlu mengetahui tentang penatalaksanaan menyusui yang efektif, pemberian makan bayi dengan adekuat dan tentang pemeliharaan kesehatan payudara. 7utir-butir penting adalah 2 - mulai menyusui dalam satu jam atau lebih setelah melahirkan - memastikan bahwa bayi mengisap payudara dengan baikB - menyusui tanpa batas, dalam hal frekuensi atau durasi, dan membiarkan bayi selesai menyusui satu payudara dulu, sebelum memberikan yang lainB - menyusui se'ara eksklusif selama minimal ) bulan dan bila mungkin bulan.
8anita dan orang yang merawatnya juga perlu memahami bahwa hal D hal berikut ini dapat mengganggu, membatasi, atau mengurangi jumlah isapan dalam proses menyusui, dan meningkatkan risiko stasis AS, yaitu 2 - Penggunaan dot. - Pemberian makanan dan minuman lain pada bayi pada bulan-bulan pertama, terutama dari botol susu. - 1indakan melepaskan bayi dari payudara pertama sebelum ia siap untuk mengisap payudara yang lain. - 7eban kerja yang berat atau penuh tekanan. - Kealpaan menyusui, termasuk bila bayi mulai tidur sepanjang malam. - 1rauma pada payudara, karena kekerasan atau penyebab lain,
Hal-hal tersebut harus dihindari atau sedapat mungkin ibu dilindungi dari hal-hal tersebut, tetapi bila tak terhindarkan, ibu dapat men'egah mastitis bila ia melakukan perawatan ekstra pada payudaranya.
b. Tindakan rutin sebagai bagian peraatan ke"amilan
!$
Praktik berikut ini penting untuk men'egah stasis AS dan mastitis. Mereka harus dilakukan se'ara rutin pada semua tempat di mana ibu melahirkan atau dirawat sebelum dan setelah persalinan, yaitu rumah sakit bersalin, fasilitas kesehatan yang lebih ke'il seperti pusat kesehatan, atau di rumah bila ibu melahirkan di sana, atau bila ibu kembali setelah melahirkan. Praktik tersebut adalah sebagai berikut 2 - 7ayi harus mendapat kontak dini dengan ibunya, dan mulai menyusui segera setelah tampak tanda-tanda kesiapan, biasanya dalam jam pertama atau lebih. - 7ayi harus tidur di tempat tidur yang sama dengan ibunya, atau di dekatnya pada kamar yang sama. - Semua ibu harus mendapat bantuan dan dukungan yang terlatih dalam teknik menyusui, baik sudah maupun belum pernah menyusui sebelumnya, untuk menjamin pengisapan yang baik pada payudara, pengisapan yang efektif, dan pengeluaran AS yang efisien. - Setiap ibu harus didorong untuk menyusui n demand , kapan saja bayi menunjukkan tanda-tanda siap menyusui, seperti membuka mulut dan men'ari payudara. - Setiap ibu harus memahami pentingnya menyusui tanpa batas dan eksklusif, dan menghindari penggunaan makanan tambahan, botol, dan dot. - bu harus menerima bantuan yang terlatih untuk mempertahankan laktasi bila bayinya terlalu ke'il atau lemah untuk mengisap dengan efektif. - 7ila ibu dirawat di rumah sakit, ia memerlukan bantuan yang terlatih saat menyusui pertama kali dan sebanyak yang diperlukan pada saat m'nyusui berikutnya.
#. Penatalaksanaan yang efektif pada payudara yang penu" dan ken#ang 7ila payudara ibu menjadi sangat penuh atau terbendung selama minggu pertama, bila AS ada, penting untuk memastikan bahwa AS dikeluarkan dan kondisi tersebut diatasi. - bu harus dibantu untuk memperbaiki isapan pada payudara oleh bayinya, untuk memperbaiki pengeluaran AS, dan untuk men'egah luka pada puting susu. - bu harus didorong untuk menyusui sesering mungkin dan selama bayi menghendaki, tanpa batas.
!&
- 7ila isapan bayi tidak 'ukup mengurangi rasa penuh dan ken'ang pada payudara, atau bila puting susunya tertarik sampai rata sehingga bayi sulit mengisap, ibu harus memeras AS-nya. - Pemerasan dapat dilakukan dengan tangan atau dengan pompa. 7ila payudara sangat nyeri, jalan lain untuk memeras AS adalah dengan menggunakan metode botol d. Per"atian dini ter"adap semua tanda stasis SI Seorang ibu perlu mengetahui bagaimana merawat payudaranya, dan tentang tanda dini stasis AS atau mastitis sehingga ia dapat mengobati dirinya sendiri di rumah dan men'ari pertolongan se'epatnya bila keadaan tersebut tidak menghilang. a harus memeriksa payudaranya untuk melihat adanya benjolan, nyeri, atau panas, atau kemerahan2 - 7ila ibu mempunyai salah satu faktor risiko, seperti kealpaan menyusuiB - 7ila ibu mengalami demam atau merasa sakit, 'ontohnya sakit kepala. 7ila ibu mempunyai satu dan tanda-tanda tersebut, ibu perlu untuk2 !. beristirahat, di tempat tidur bila mungkin $. sering menyusui pada payudara yang terkena &. mengompres panas pada payudara yang terkena, berendam dengan air hangat, atau pan'uran hangatB ). memijat dengan lembut setiap daerah benjolan saat bayi menyusu untuk membantu AS mengalir dari daerah tersebutB +. men'ari pertolongan dan petugas kesehatan bila ibu tidak merasa lebih baik pada keesokan harinya.
e. Per"atian dini pada kesulitan menyusui lain bu membutuhkan bantuan terlatih dalam menyusui setiap saat ibu menemui kesulitan yang dapat menyebabkan stasis AS, seperti2 - nyeri atau puting pe'ah-pe'ahB - ketidaknyamanan payudara setelah menyusuiB - kompresi puting susu - bayi yang tidak puas seperti menyusu sangat sering, jarang, atau lama
!)
- kehilangan per'aya diri pada suplai AS sendiri, menganggap AS yang dihasilkan tidak 'ukup - pengenalan makanan lain se'ara dini - menggunakan dot
7idan dan petugas kesehatan lain yang berbasis fasilitas memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai sehingga dapat membantu ibu untuk menyusui pada periode pas'alahir dini, untuk melanjutkan menyusui setelahnya, dan untuk mengatasi kesulitan dini sebelum menjadi lebih serius dan membahayakan laktasi.
f. Pengendalian infeksi Karena penatalaksanaan menyusui yang sesuai merupakan dasar pen'egahan mastitis, pengurangan risiko infeksi juga penting, terutama dirumah sakit. Petugas kesehatan dan ibu perlu men'u'i tangan se'ara menyeluruh dan sering. Petugas kesehatan harus men'u'i tangannya setiap kali setelah kontak dengan ibu atau bayi, atau dengan semua
kemungkinan
sumber organisme
patogen. Sabun
biasa
adekuat
untuk
menyingkirkan organisme permukaan, tetapi untuk petugas kesehatan yang sering kontak dengan 'airan tubuh, produk pen'u'i tangan antimikroba lebih efektif, asalkan sabun kontak dengan kulit minimal !" detik tiap pen'u'ian. Paters menunjukkan bahwa desinfeksi tangan tambahan pada sisi tempat tidur ibu menyusui di rumah sakit mengurangi insiden mastitis dari $,0# sampai ",#. Kontak kulit dini, diikuti dengan rawat gabung bayi dengan ibu juga merupakan jalan yang penting untuk mengurangi infeksi rumah sakit.
VIII. Penanganan
@ntuk menangani setiap kondisi yang telah didiskusikan, penting untuk2 !. Menganamnesis ibu, untuk mempelajari adanya penyebab nyata untuk kesulitan ibu, atau faktor predisposisi. $. Mengamati 'ara menyusui, dan mengkaji apakah teknik ibu menyusui dan isapan bayi pada payudara memuaskan, dan bagaimana hal itu dapat diperbaiki.
!+
Sumbatan saluran payudara Penanganan dilakukan dengan memperbaiki pengeluaran AS, dan men'egah obstruksi aliran AS. - Pastikan bahwa bayi mempunyai posisi dan isapan yang baik. 7eberapa penulis menganjurkan menggendong bayi dengan dagu mendekati bagian payudara yang terkena, untuk mempermudah pengeluaran AS dari bagian tersebut, sedangkan yang lain se'ara umum mempertimbangkan perbaikan pengisapan yang adekuat. - >elaskan perlunya menghindari semua yang dapat menyumbat aliran AS, seperti pakaian yang ketat, dan yang menyangga payudara terlalu dekat dengan puting susu. - Mendorong ibu untuk menyusui sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan. - Menyarankan ibu untuk menggunakan panas basah 5misalnya, kompres hangat atau pan'uran hangat4
Kadang-kadang, teknik tersebut tidak menghilangkan gejala. Hal ini disebabkan adanya materi partikel yang menyumbat saluran. Pemijatan payudara, menggunakan gerakan jempol yang keras pada benjolan ke arah puting susu mungkin membantu. amun, hal ini harus dilakukan dengan lembut, karena jika jaringan payudara meradang, pemijatan, kadang-kadang, memperburuk situasi. 7ila terlihat bintik putih pada ujung puting susu, bintik tersebut harus disingkirkan, dengan kuku, kain kasar, atau dengan bantuan jarum steril.
b. Mastitis >ika dengan semua usaha pen'egahan, mastitis tetap terjadi, maka ia harus ditangani dengan 'epat dan adekuat. 7ila penanganan ditunda, penyembuhan kurang memuaskan. 1erdapat peningkatan risiko abses payudara dan kekambuhan. Prinsip-prinsip utama penanganan mastitis adalah2 !. Konseling suportif
!
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. a mungkin telah mendapat nasihat yang membingungkan dari petugas kesehatan, mungkin disarankan untuk berhenti menyusui, atau tidak diberi petunjuk apapun. a dapat menjadi bingung dan 'emas, dan tidak ingin terus menyusui. bu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui yang aman untuk diteruskan, bahwa AS dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya, dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya. a memerlukan dukungan bahwa perlu sekali untuk berusaha melampaui kesulitan ini. a membutuhkan bimbingan yang jelas tentang semua tindakan yang dibutuhkan untuk penanganan, dan bagaimana meneruskan menyusui atau memeras AS dari payudara yang terkena. a akan membutuhkan tindak lanjut untuk mendapat dukungan terus-menerus dan bimbingan sampai ia benar-benar pulih.
$. Pengeluaran AS dengan efektif Hal ini merupakan bagian terapi terpenting. Antibiotik dan terapi simtomatik membuat wanita merasa lebih baik untuk sementara waktu, tetapi kondisi tersebut akan memburuk atau berulang walaupun sudah diberikan antibiotik ke'uali pengeluaran AS diperbaiki. - 7antu ibu memperbaiki pengisapan bayi pada payudara, - orong untuk sering menyusui, sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan. - 7ila perlu peras AS dengan tangan atau dengan pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat dimulai lagi.
&. 1erapi Antibiotik 1erapi antibiotik diindikasikan pada2 - hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang ada serta menunjukkan infeksi - gejala berat sejak awal - terlihat puting pe'ah-pe'ah - gejala tidak membaik setelah !$-$) jam setelah pengeluaran AS diperbaiki.
!(
Antibiotik yang tepat harus digunakan, Antibiotik 7-laktamase harus ditambahkan agar efektif terhadap Stap". aureus. @ntuk organisme gram negatif, sefaleksin atau amoksisilin mungkin paling tepat. >ika mungkin, AS dari payudara yang sakit sebaiknya dikultur dan sensiti%itas bakteri antibiotik ditentukan. Antibiotik terpilih harus diberikan dalam jangka panjang. Saat ini dianjurkan pemberian !"-!) hari oleh kebanyakan ahli. Pemberian jangka pendek berkaitan dengan insiden kekambuhan yang tinggi.
ntibitik untuk pengbatan mastitis infeksisa Antibiotik
osis
Eritromisin
$+"-+"" mg setiap jam
:lukloksasilin
$+" mg tiap jam
ikloksasilin
!$+-+"" mg setiap jam per oral
Amoksasilin
$+"-+"" mg setiap 0 jam
Sefaleksin
$+"-+"" mg setiap jam
). 1erapi Simtomatik yeri sebaiknya diterapi dengan analgesik. buprofen dipertimbangkan sebagai obat yang paling efektif, dan dapat membantu mengurangi inflamasi dan nyeri. Parasetamol merupakan alternatif yang tepat. stirahat sangat penting dipertimbangkan dan seharusnya ditempat tidur jika mungkin. Selain membantu ibu sendiri, tirah baring dengan bayinya sangat berguna untuk meningkatkan frekuensi menyusui, sehingga dapat memperbaiki pengeluaran susu. 1indakan lain yang dianjurkan adalah penggunaan kompres hangat pada payudara yang akan menghilangkan nyeri dan membantu aliran AS, dan yakinkan bahwa ibu minum 'ukup 'airan.
#$. Komplikasi
a. bses payudara Abses merupakan komplikasi mastitis yang biasanya terjadi karena pengobatan terlambat atau tidak adekuat. 7ila terdapat daerah payudara teraba keras , merah dan tegang walaupun ibu telah diterapi, maka kita harus pikirkan kemungkinan terjadinya abses.
!0
Kurang lebih dari kejadian mastitis berlanjut menjadi abses. Pemeriksaan @S/ payudara diperlukan untuk mengidentifikasi adanya 'airan yang terkumpul. Cairan ini dapat dikeluarkan dengan aspirasi jarum halus dengan bimbingan @S/ karena dapat bersifat kuratif. Hal ini dapat mengurangi nyeri dibanding insisi dan penyaliran, dan dapat dilakukan dengan anastesia lokal. Pada abses yang sangat besar terkadang diperlukan tindakan bedah. Selama tindakan ini dilakukan ibu harus mendapat antibiotik. AS dari sekitar tempat abses juga perlu dikultur agar antibiotik yang diberikan sesuai dengan jenis kumannya. 7ila payudara yang dibedah sudah sembuh, maka bayi diwajibkan menyusui payudara yang terkena agar men'egah stasis asi atau menjadi mastitis berulang.!,&
%A% KESI&PU'AN
Mastitis merupakan proses peradangan payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi. Sebagian besar mastitis terjadi dalam minggu pertama setelah bayi lahir. iagnosis mastitis ditegakkan bila ditemukan gejala demam, menggigil, nyeri seluruh tubuh serta payudara menjadi kemerahan, tegang, panas dan bengkak. 7eberapa faktor risiko utama timbulnya mastitis adalah puting le'et, frekuensi menyusui yang jarang dan pelekatan bayi yang kurang baik. Melan'arkan aliran AS merupakan hal penting dalam tata laksana mastitis. Selain itu ibu perlu beristirahat, banyak minum, mengkonsumsi nutrisi berimbang dan bila perlu mendapat analgesik dan antibiotik.&
!*
!AFTA( PUSTAKA
!. n'h S, Fylander S. Mastitis #auses and management . ewyork 2 8orld Health 9rganianuary. A%ailable from 2 @I2 http2JJwww.medlineplus.'omJ
$"
(EFE(AT &ASTITIS
!isusun )leh*
$!
Arini !ama+anti ,-,.,.,/
PE&%I&%IN0 * !r. Fani1 Sp.%
KEPANITE(AAN K'INIK I'&U %E!A2 (SU! %EKASI FAKU'TAS KE!)KE(AN UNIVE(SITAS T(ISAKTI FE%(UA(I /,#3
$$