Hemodialisa - Cuci Darah di Rumah SakitDeskripsi lengkap
sop kesesuaian layaan klinis dengan rencana terapDeskripsi lengkap
Full description
syokDeskripsi lengkap
penatalaksanaan syncopeDeskripsi lengkap
skizo
sop
Sop Penatalaksanaan Fraktur
sop ukpFull description
MDeskripsi lengkap
Full description
S
Full description
Deskripsi lengkap
JJ
Full description
SOP
UPTD PUSKESMAS ARJASA
PENATALAKSANAAN MASTITIS No. Dokumen:Yannis/LKBP/7.2.1/EP3 No. Revisi : 0 Tanggal Terbit: 14Agustus 2015 Halaman : 1/3 Kepala UPTD PuskesmasArjasa
dr.AANB. Suryadinata,M. Kes NIP: 19700624 200212 1 003 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur
Mastitis adalah peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan. Sebagai Acuan untuk Penatalaksanaan mastitis SK Kepala UPTD Puskesmas Arjasa Nomor: 440/210.2/431.201.7.14/ 2015 tentang Pelayanan Klinis Peraturan Menteri Kesehatan No 5 tahun 2014 Penatalaksanaan a. Memberikan informasi kepada para ibu menyusui sebagai upaya pencegahan terjadinya mastitis, dengan melakukan perawatan payudara yang baik, pemberian laktasi yang adekuat, dan membersihkan sisa air susu yang ada di kulit payudara. b. Melakukan pencegahan terjadinya komplikasi abses dan sepsis dengan cara : bedrest, pemberian cairan yang cukup, tetap dianjurkan untuk laktasi dan pengosongan payudara. c. Lakukan kompres hangat. d. Lakukan massage pada punggung untuk merangsang pengeluaran oksitosin agar Asi dapat menetes keluar. e. Bila sudah terjadi abses : dapat dilakukan insisi/sayatan untuk mengerluakan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa/handscone drain agar nanah dapat keluar. Sayatan sebaiknya dibuat sejajar dengan duktus laktiferus untuk mencegah keruskan pada jalannya duktus tersebut. Farmakologis: 1) Obat penghilang rasa sakit. 2) Obat anti inflamasi 3) Obat antibiotik Pemberian antibiotik secara ideal berdasarkan hasil kepekaan kultur kuman yang diambil dari air susu sehingga kebersihan terapi dapat terjamin. Namun karena kultur kuman tidak secara rutin dilakukan, maka secara empiris pilihan pengobatan pertama terutama ditujukan pada stafilokokus aureus sebagai penyebab terbanyak dan streptokokkus yatu dengan penisilin
dr. AANB. Suryadinata, M. Kes NIP: 19700624 200212 1 003
tahan penisilamin (dikloksasillin) atau sefalosforin. Untuk yang alergi penisilin dapat digunakan emitromisin atau sulfa. Pada sebagian kasuus antibiotik dapat diberikan secara peroral dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. a) Amoxicillin : 875mg, 2xsehari; atau b) Cephalexin : 500mg, 4x sehari; atau c) Ciprofloxacin 500mg, 2x sehari; atau d) Clindamicin : 300mg, 4x sehari; atau e) Trimethoprin/sulfamethoxazole : 160mg/800mg, 2x sehari. Konseling dan Edukasi : a. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien, suami dan keluarga mengenai pemberian laktasi dengan baik dan benar, dampak dari pemberian laktasi yang sesuai. b. Memberikan motivasi untuk selalu mengosongkan payudara, baik dengan melkukan laktasi langsung, maupun dengan pemompaan payudara. c. Menjaga kebersihan payudara dan puting susu ibu. d. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi (sumber utama masuknya kuman jika ada luka pada puting susu ibu) Komplikasi : a. Abses mamae b. Sepsis Sarana prasarana : a. Lampu b. Kasa steril c. Sarung tangan steril d. Bisturi Prognosis : Pada umumnya bonam
dr. AANB. Suryadinata, M. Kes NIP: 19700624 200212 1 003
SOP TanggalTerbit: 14 Agustus 2015 Halaman
Kepala UPTD PuskesmasArjasa
: 3/3
6. Diagram Alir Penatalaksanaan: a. Memberikan informasi kepada para ibu menyusui upaya pencegahan terjadinya mastitis b. Melakukan pencegahan terjadinya komplikasi abses dan sepsis c. Lakukan kompres hangat d. Lakukan massage pada punggung e. Bila terjadi abses : lakukan insisi
Memberikan farmakologi: a. Obat penghilang rasa sakit b. Obat anti inflamasi c. Obat antibiotik