ASUHAN KEPERAWA KEPERAWATAN TAN MASTITIS MASTI TIS
A. Defini finisi si
Infeksi Payudara (Mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan payudara. Biasanya terjadi karena adanya bakteri jenis staphylococcus aureus. Bakteri biasanya masuk melalui
puting
susu
yang
pecah-pecah
atau
terluka.
Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, dapat terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara). Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi -! minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, "##). Masti Mastitis tis adalah adalah peradan peradangan gan payudar payudaraa yang yang dapat dapat disert disertai ai atau atau tidak tidak disert disertai ai infe infeks ksi. i.Pe Peny nyaki akitt ini ini bias biasany anyaa menye menyert rtai ai lakt laktas asi, i, sehi sehing ngga ga dise disebut but juga juga mast mastit itis is laktasional atau mastitis puerperalis.$adang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberikan tindakan yang adekuat.%bses payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam dalam payudar payudara, a, merupak merupakan an kompli komplikas kasii berat berat dari dari mastit mastitis. is. $eadaa $eadaan n inilah inilah yang yang menyeb menyebabka abkan n beban beban penyaki penyakitt bertam bertambah bah berat berat (&ally (&ally I, &e'erin &e'erin ., "##! dalam dalam %nonim, "#!). &umber lain menyebutkan bah*a mastitis adalah infeksi dan peradangan pada payudara yang terjadi melalui luka pada puting, dapat berasal dari peredaran darah. +andatanda mastitis yang dirasakan ibu adalah rasa panas dingin disertai kenaikan suhu, suhu, ibu merasa merasa lesu, lesu, tidak tidak nafsu nafsu makan, makan, payudar payudaraa membes membesar ar,, nyeri nyeri perabaa perabaan, n, mengkilat dan kemerahan pada payudara, dan terjadi pada ! minggu masa nifas. al ini ini dapat dapat diat diatas asii deng dengan an memb member ersi sihka hkan n puti puting ng sebel sebelum um dan dan sesu sesuda dah h meny menyus usui ui// menyusui
pada
payudara
yang
tidak
sakit/
kompres
dingin
sebelum
menyus menyusui/ ui/men menggun ggunakan akan B untuk untuk menyok menyokong ong payudar payudara, a, berika berikan n antibi antibioti otik k dan analgetik, istirahat yang cukup dan banyak minum (0&0, tanpa tahun). Masti Mastitis tis adalah adalah infeks infeksii yang yang diseba disebabkan bkan karena karena adanya adanya sumbata sumbatan n pada duktus duktus hingga puting susu mengalami sumbatan. Mastitis paling sering terjadi pada minggu kedua dan ketiga pasca kelahiran.Penyebab penting dari mastitis ini adalah pengeluaran %&I %&I yang yang tida tidak k efis efisie ien n akib akibat at tekni teknik k menyu menyusu suii yang yang buruk. buruk.0n 0ntu tuk k meng mengham hamba batt terjadinya mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang memiliki penyangga yang baik pada payudaranya (&ally I, "##! dalam %nonim, "#!). Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat di tarik suatu kesimpulan mastitis adalah suatu infeksi atau peradangan pada jaringan payudara yang diakibatkan karena adanya adanya bakteri (staphylococcus (staphylococcus aureus) aureus) yang masuk melalui melalui puting susu yang pecah-pecah atau terluka.
1
Mastitis Mastitis diklasifi diklasifikasika kasikan n menjadi menjadi jenis, yaitu1 mastitis mastitis puerparalis puerparalis epidemic, epidemic, mastitis aninfeksosa, mastitis subklinis dan mastitis infeksiosa. 2imana keempat jenis tersebut muncul dalam kondisi yang berbeda-beda. 2iantaranya adalah sebagai berikut (Bertha, "##" dalam 2jamudin, "##3)1 .
Mast Mastit itis is Puer Puerpa para rali liss 4pid 4pidem emik ik Mastitis puerparalis epidemic ini biasanya timbul apabila pertama kali bayi dan ibunya terpajan pada organisme yang tidak dikenal atau 'erulen. Masalah ini paling sering terjadi di rumah sakit, yaitu dari infeksi silang atau bekesinambungan strain resisten.
".
Mast Mastit itis is 5oni 5oninf nfes esio iosa sa Mastit Mastitis is moninfe moninfeksi ksiosa osa terjadi terjadi apabila apabila %&I %&I tidak tidak keluar keluar dari dari sebagi sebagian an atau atau seluru seluruh h payudar payudara, a, produk produksi si %&I %&I melamba melambatt dan aliran aliran terhent terhenti.5a i.5amun mun proses proses ini membutuhkan *aktu beberapa hari dan tidak akan selesai dalam "! minggu. 0ntuk sementara *aktu, akumulasi %&I dapat menyebabkan respons peradangan.
!.
Mast Mastiitis tis &ub &ubkl kliinis nis Mastitis subklinis telah diuraikan sebagai sebuah kondisi yang dapat disertai denga dengan n peng pengel elua uara ran n %&I yang yang tida tidak k adeku adekuat at,, sehi sehing ngga ga produ produks ksii %&I sang sangat at berkurang yaitu kira-kira hanya sampai di ba*ah ## ml6hari (7## ml6hari).
.
Mast Mastiitis tis Infe Infeks ksiiosa osa Masti Mastitis tis infeks infeksios iosaa terjad terjadii apabil apabilaa siasis siasis %&I tidak tidak sembuh sembuh dan protek proteksi si oleh oleh faktor imun dalam %&I dan oleh responrespon inflamasi. &ecara normal, %&I segar bukan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
B. Ep Epid idem emio iolo logi gi
8rganisasi kesehatan dunia698 ("##:) memperkirakan lebih dari , juta orang terdiagnosis menderita mastitis. The American Society memperkirakan Society memperkirakan "."# *anita %merik %merikaa &erika &erikatt terdia terdiagnos gnosis is mastit mastitis. is. &edangk &edangkan an di $anada $anada jumlah jumlah *anita *anita yang yang terdiagnosi terdiagnosiss mastitis mastitis adalah ".;## orang dan di %ustralia %ustralia sebanyak .<3 orang. 2i Indonesia Indonesia diperkirakan diperkirakan *anita yang terdiagnosi terdiagnosiss mastitis mastitis adalah berjumlah berjumlah :<;.;;= orang orang dan di &umate &umatera ra 0tara 0tara berkis berkisar ar antara antara #-;#> #-;#> *anita *anita terdia terdiagnos gnostik tik mastit mastitis is (2jamudin, "##3). Berdasarkan hasil sur'ei lapangan, ditemukan jumlah penderita mastitis di $linik Bidan 4lfrida ?itri &imamora Periode +ahun "##: (@anuari-2esember) adalah sebanyak !# orang. al ini menunjukkan bah*a masih rendahnya pengetahuan ibu post partum tentang mastitis terutama dalam teknik menyusui yang baik (?itri, "##3).
2
Mastitis dan abses payudara terjadi hampir pada semua populasi. Insiden yang dilaporkan ber'ariasi sampai !!> *anita menyusui, tetapi biasanya di ba*ah #>. 9alaupun demikian, menurut beberapa laporan, terutama dari negara-negara berkembang, suatu abses dapat terjadi tanpa didahului dengan mastitis yang nyata. Mastitis paling sering terjadi pada minggu kedua dan ketiga pasca kelahiran, dengan sebagian besar laporan menunjukkan bah*a <> sampai 3=> kasus terjadi dalam " minggu pertama. 5amun, mastitis juga dapat terjadipada setiap tahap laktasi, termasuk pada tahun kedua. %bses payudara juga paling sering terjadi pada ; minggu pertama pascakelahiran tetapi dapat timbul kemudian (%nonim, "#!).
C. Fa!o" Resio
Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko mastitis (Prasetyo, "##), yaitu1 a. 0mur 9anita berumur "-!= tahun lebih sering menderita mastitis dari pada *anita di ba*ah usia " tahun atau di atas != tahun. b. &erangan sebelumnya &erangan mastitis pertama cenderung berulang, hal ini merupakan akibat teknik menyusui yang buruk yang tidak diperbaiki. c. Melahirkan $omplikasi melahirkan dapat meningkatkan risiko mastitis, *alupun penggunaan oksitosin tidak meningkatkan resiko. d. Aii %supan garam dan lemak tinggi serta anemia menjadi faktor predisposisi terjadinya mastitis. 9anita yang mengalami anemia akan beresiko mengalami mastitis karena kurangnya at besi dalam tubuh, sehingga hal itu akan memudahkan tubuh mengalami infeksi (mastitis).
%ntioksidan dari 'itamin 4, 'itamin % dan
selenium dapat mengurangi resiko mastitis. e. ?aktor kekebalan dalam %&I ?aktor kekebalan dalam %&I dapat memberikan mekanisme pertahanan dalam payudara. f. Pekerjaan di luar rumah Inter'al antar menyusui yang panjang dan kekurangan *aktu dalam pengeluaran %&I yang adekuat sehingga akan memicu terjadinya statis %&I. g. +rauma +rauma pada payudara yang disebabkan oleh apapun dapat merusak jaringan kelenjar dan saluran susu dan haltersebut dapat menyebabkan mastitis.
3
D. E!iologi
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal yaitu Staphylococcus aureus. Bakteri ini seringkali berasal dari mulut bayi yang masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit pada puting susu.Mastitis biasanya terjadi pada *anita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam *aktu -! bulan setelah melahirkan.&ekitar -!> *anita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. &oetjiningsih (33<) menyebutkan bah*a peradangan pada payudara (Mastitis) di sebabkan oleh hal-hal sebagai berikut1 a. Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat, akhirnya tejadi mastitis. b. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadi payudara bengkak. c. Penyangga payudara yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement sehingga jika tidak disusu secara adekuat bisa erjadi mastitis. d. Ibu yang memiliki diet jelek, kurang istirahat, anemia akan mempermudah terkena infeksi. Pada *anita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun
dari
saluran
air
susu
yang
terletak
di
ba*ah
puting
susu.
Perubahan hormonal di dalam tubuh *anita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. &aluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.2ua penyebab utama mastitis adalah stasis %&I dan infeksi.&tasis %&I biasanya merupakan penyebab primer yang dapat disertai atau berkembang menuju infeksi.Auther pada tahun 3=: menyimpulkan dari pengamatan klinis bah*a mastitis diakibatkan oleh stagnasi %&I di dalam payudara, dan bah*a pengeluaran %&I yang efisien dapat mencegah keadaan tersebut.Ia menyatakan bah*a bila terjadi infeksi, bukan primer, tetapi diakibatkan oleh stagnasi sebagai media pertumbuhan bakteri. +homsen,dkk pada tahun 3: menghasilkan bukti tambahan tentang pentingnya stasis %&I. Mereka menghitung leukosit dan bakteri dalam %&I dari payudara dengan tanda klinis mastitis dan mengajukan klasifikasi berikut, yaitu1 a. &tasis %&I &tatis %&I terjadi jika %&I tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. al ini terjadi jika payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat jika bayi tidak mengisap %&I, kenyutan bayi yang buruk pada payudara, pengisapan yang tidak efektif, pembatasan frekuensi6durasi menyusui, sumbatan pada saluran %&I, suplai %&I yang sangat berlebihan dan menyusui untuk kembar dua6lebih. &tatis %&I dapat membaik hanya dengan terus menyusui, tentunya dengan teknik yang benar. b. Inflamasi non infeksiosa (atau mastitis noninfeksiosa) Mastitis jenis ini biasanya ditandai dengan gejala sebagai berikut1%danya bercak panas6nyeri tekan yang akut, bercak kecil keras yang nyeri tekan, dan tidak terjadi
4
demam dan ibu masih merasa baik-baik saja.Mastitis non infeksiosa membutuhkan tindakan pemerasan %&I setelah menyusui. c. Mastitis infeksiosa Mastitis jenis ini biasanya ditandai dengan gejala sebagai berikut1 lemah, nyeri kepala seperti gejala flu, demam suhu C !:,= derajat celcius, ada luka pada puting payudara, kulit payudara tampak menjadi kemerahan atau mengkilat, terasa keras dan tegang, payudara membengkak, mengeras, dan teraba hangat,
dan terjadi
peningkatan kadar natrium sehingga bayi tidak mau menyusu karena %&I yang terasa asin. Mastitis infeksiosa hanya dapat diobati dengan pemerasan %&I dan antibiotik sistemik. +anpa pengeluaran %&I yang efektif, mastitis non infeksiosa sering berkembang
menjadi
mastitis
infeksiosa,
dan
mastitis
infeksiosa
menjadi
pembentukan abses. E. Tanda dan #e$ala +anda dan Aejala dari mastitis ini biasanya berupa1
a.
Payudara yang terbendung membesar, membengkak, keras dan kadang terasa nyeri.
b.
Payudara dapat terlihat merah, mengkilat dan puting teregang menjadi rata.
c.
%&I tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap %&I sampai pembengkakan berkurang.
d.
Ibu akan tampak seperti sedang mengalami flu, dengan gejala demam, rasa dingin dan tubuh terasa pegal dan sakit.
e.
+erjadi pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena. Aejala yang muncul juga hampir sama dengan payudara yang membengkak karena sumbatan saluran %&I antara lain 1 a. b. c. d.
Payudara terasa nyeri +eraba keras +ampak kemerahan Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah pecah, dan badan terasa demam seperti hendak flu, bila terkena sumbatan tanpa infeksi, biasanya di badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian keras dan nyeri serta merah. 5amun terkadang dua hal tersebut sulit untuk dibedakan, gampangn ya bila didapat
sumbatan pada saluran %&I, namun tidak terasa nyeri pada payudara, dan permukaan kulit tidak pecah pecah maka hal itu bukan mastitis. Bila terasa sakit pada payudara namun tidak disertai adanya bagian payudara yang mengeras, maka hal tersebut bukan mastitis (Pitaloka, "## dalam %nonim, "#!).
5
F. Pa!ofisiologi
&ecara garis besar, mastitis atau peradangan pada payudara dapat terjadi karena proses infeksi ataupun noninfeksi. 5amun semuanya bermuara pada proses infeksi. Mastitis akibat proses noninfeksi bera*al dari proses laktasi yang normal. 5amun karena sebab-sebab tertentu maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pengeluaran %&I atau yang biasa disebut sebagai stasis %&I.al ini membuat %&I terperangkap di dalam ductus dan tidak dapat keluar dengan lancar.%kibatnya mammae menjadi tegang.&ehingga
sel
epitel
yang
memproduksi
%&I
menjadi
datar
dan
tertekan.permeabilitas jaringan ikat meningkat, beberapa komponen(terutama protein dan kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam %&I dan jaringan sekitar sel memicu respon imun. +erjadi inflmasi hingga sehingga mempermudah terjadinya infeksi.$ondisi ini membuat lubang duktus laktiferus menjadi port de entry bakteri, terutama bakteri Staphylococcus aureus dan Strepcococcus sp. ampir sama dengan kejadian pada mastitis noninfeksi, mastitis yang terjadi akibat proses infeksi terjadi secara langsung, yaitu saat timbul fisura6robekan6perlukaan pada puting yang terbentuk saat a*al laktasi akan menjadikan port de entry/tempat masuknya bakteri. Proses selanjutnya adalah infeksi pada jaringan mammae.
#. Kompliasi
Berikut beberapa komplikasi yang dapat muncul karena mastitis. a. %bses payudara %bses payudaramerupakan komplikasi mastitis yang biasanya terjadi karena pengobatan terlambat atau tidak adekuat. Bila terdapat daerah payudara teraba keras, merah dan tegang *alaupun ibu telah diterapi, maka kita harus memikirkan kemungkinan terjadinya abses. $urang lebih !> dari kejadian mastitis berlanjut menjadi abses.Pemeriksaan 0&A payudara diperlukan untuk mengidentifikasi adanya cairan yang terkumpul. Dairan ini dapat dikeluarkan dengan aspirasi jarum halus yang berfungsi sebagai diagnostik sekaligus terapi, bahkan mungkin diperlukan aspirasi jarum secara serial6berlanjut. Pada abses yang sangat besar terkadang diperlukan tindakan bedah. &elama tindakan ini dilakukan, ibu harus mendapatkan terapi medikasi antibiotik. %&I dari sekitar tempat abses juga perlu dikultur agar antibiotik yang diberikan sesuai dengan jenis kumannya.
%. Mastitis berulang6kronis
6
Mastitis berulang biasanya disebabkan karena pengobatan terlambat atau tidak adekuat. Ibu harus benar-benar beristirahat, banyak minum, mengonsumsi makanan dengan gii berimbang, serta mengatasi stress. Pada kasus mastitis berulang karena infeksi bakteri biasanya diberikan antibiotik dosis rendah (eritromisin =## mg sekali sehari) selama masa menyusui. &. Infeksi jamur
$omplikasi sekunder pada mastitis berulang adalah infeksi oleh jamur seperti candida albicans.$eadaan ini sering ditemukan setelah ibu mendapat terapi antibiotik.Infeksi jamur biasanya didiagnosis berdasarkan nyeri berupa rasa terbakar yang menjalar di sepanjang saluran %&I. 2iantara *aktu menyusui permukaan payudara terasa gatal. Puting mungkin tidak nampak kelainan. Pada kasus ini, ibu dan bayi perlu mendapatkan pengobatan. Pengobatan terbaik adalah mengoles nistatin krim yang juga mengandung kortison ke puting dan areola setiap selesai bayi menyusu dan bayi juga harus diberi nistatin oral pada saat yang sama.
H. P"ognosis
Prognosis baik setelah dilakukan tindakan kepeera*atan dengan segera. 2an keadaan akan menjadi fatal bila tidak segera diberikana atau dilakukan tindakan yang adekuat.
I. Pengo%a!an &etelah diagnosa mastitis dipastikan, hal yang harus segera dilakukan adalah
pemberian susu kepada bayi dari mamae yang sakit dihentikan dan diberi antibiotik. 2engan tindakan ini terjadinya abses seringkali dapat dicegah, karena biasanya infeksi disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Penicilin dalam dosis cukup tinggi dapat diberikan sebagai terapi antibiotik. &ebelum pemberian penicilin dapat diadakan pembiakan6kultur air susu, supaya pen yebab mastitis benar-benar diketahui. %pabilaada abses maka nanah dikeluarkan,kemudian dipasang pipa ke tengah abses agar nanah dapat keluar terus. 0ntuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus, sayatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus-duktus tersebut. Prinsip-prinsip utama penanganan mastitis adalah1 . $onseling suportif
7
Mastitis merupakan pengalaman yang paling banyak*anita merasa sakit dan membuat frustasi.&elain dalam penanganan yang efektif dan pengendalian nyeri, *anita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui, yang aman untuk diteruskan, bah*a %&I dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya dan bah*a payudaranya akan pulih, baik bentuk maupun fungsinya. $lien membutuhkan bimbingan yang jelas tentang semua tindakan yang dibutuhkan untuk penanganan, dan
bagaimana meneruskan
menyusui6memeras %&I dari payudara yang sakit. $lien akan membutuhkan tindak lanjut untuk mendapat dukungan terus menerus dan bimbingan sampai kondisinya benar-benar pulih. ". Pengeluaran %&I dengan efektif al ini merupakan bagian terapi terpenting, antara lain1 a. Bantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudaranya b. 2orong untuk sering menyusui, sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan c. Bila perlu peras %&I dengan tangan6pompa6botol panas, sampai menyusui dapat dimulai lagi !. +erapi antibiotik +erapi antibiotik diindikasikan pada1 a. itung sel dan koloni bakteri dan biakan yang ada serta menunjukkan infeksi b. Aejala berat sejak a*al c. +erlihat puting pecah-pecah d. Aejala tidak membaik setelah "-" jam setelah pengeluaran %&I diperbaiki maka Eaktamase harus ditambahkan agar efektif terhadap Staphylococcus aureus. 0ntuk organisme gram negatif, sefaleksin6amoksisillin mungkin paling tepat. @ika mungkin, %&I dari payudara yang sakit sebaiknya dikultur dan sensi'itas bakteri antibiotik ditentukan. An!i%io!i
Dosis
4ritromisin
"=#-=## mg setiap ; jam
?lukloksasilin
"=# mg setiap ; jam
2ikloksasilin
"=-"=# mg setiap ; jam per oral
%moksasilin (sic)
"=#-=## mg setiap : jam
&efaleksin
"=#-=## setiap ; jam +abel . 2osis %ntibiotik
e. Pada kasus infeksi mastitis, penanganannya antara lain1 . Berikan antibiotik $loksasilin =## mg per oral kali sehari setiap ; jam selama # hari atau eritromisin "=# mg per oral ! kali sehari selama # hari. ". Bantulah ibu agar tetap menyusui !. Bebat6sangga payudara
8
. $ompres hangat sebelum menyusui untuk mengurangi bengkak dan nyeriyaitu dengan memberikan parasetamol =## mg per oral setiap jam dan lakukan e'aluasi secara rutin. Pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotik, mintalah pada dokter antibiotik yang baik dan aman untuk ibu yang menyusui, selain itu bila badan terasa panas, ibu dapat minum obat turun panas, kemudian untuk bagian payudara yang terasa keras dan nyeri, dapat dikompres dengan menggunakan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri. Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit, istirahat yang cukup amat perlu untuk mengembalikan kondisi tubuh menjadi sehat kembali. 2isamping itu, makan dan minum yang bergii, minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam, biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan ibu akan mampu berakti'itas seperti semula
. +erapi simtomatik 5yeri sebaiknya diterapi dengan analgesik. Ibuprofen dipertimbangkan sebagai obat yang paling efektif dan dapat membantu mengurangi inflamasi dan nyeri. Parasetamol merupakan alternatif yang paling tepat. Istirahat sangat penting, karena tirah baring dengan bayinya dapat meningkatkan frekuensi menyusui, sehingga dapat memperbaiki pengeluaran susu. +indakan lain yang dianjurkan adalah penggunaan kompres hangat pada payudara yang akan menghilangkan nyeri dan membantu aliran %&I, dan yakinkan bah*a ibu cukup minum cairan. 2ilakukan pengompresan hangat pada payudara selama =-"# menit, kali6hari. 2iberikan antibiotik dan untuk mencegah pembengkakan, sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena. a. Mastitis (Payudara tegang 6 indurasi dan kemerahan) •
Berikan klosasilin =## mg setiap ; jam selama # hari. Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang.
•
&angga payudara.
•
$ompres dingin.
•
Bila diperlukan berikan Parasetamol =## mg per oral setiap jam.
•
Ibu harus didorong menyusui bayinya *alau ada P0&.
•
Ikuti perkembangan ! hari setelah pemberian pengobatan.
b.
%bses Payudara (+erdapat masa padat, mengeras di ba*ah kulit yang kemerahan). •
2iperlukan anestesi umum.
9
•
Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola, ke pinggir supaya tidak mendorong saluran %&I.
•
Pecahkan kantung P0& dengan klem jaringan (pean) atau jari tangan.
•
Pasang tampon dan drain, diangkat setelah " jam.
•
Berikan $loksasilin =## mg setiap ; jam selama # hari.
•
&angga payudara.
•
$ompres dingin.
•
Berikan parasetamol =## mg setiap jam sekali bila diperlukan.
•
Ibu dianjurkan tetap memberikan %&I *alau ada pus.
•
Eakukan follo* up setelah peberian pengobatan selama ! hari.
@ika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah, serta dianjurkan untuk berhenti menyusui.0ntuk mengurangi nyeri dapat diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau ibuprofen).$edua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya.
'. Pen&ega(an
0ntuk mencegah terjadinya mastitis dapat dilakukan beberapa tindakan sebagai berikut (&oetjiningsih, 33<)1 a.
Menyusui secara bergantian antara payudara kiri dan kanan
b.
0ntuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya
c.
Aunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan6luka pada puting susu
d.
Minum banyak cairan
e.
Menjaga kebersihan puting susu
f.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui. +indakan-tindakan berikut ini juga dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
mastitis, yaitu1 a. Perbaikan pemahaman penatalaksanaan menyusui Menyusui sedini mungkin setelah melahirkan/ • Menyusui dengan posisi yang benar/ • Memberikan %&I 8n 2emand dan memberikan %&I eklusif/ • Makan dengan gii yang seimbang/ • b. Pemberian infotentang hal-hal yang mengganggu proses menyusui, membatasi, mengurangi isapan proses menyusui dan meningkatkan statis %&I antara lain1 Penggunaan dot/ • Pemberian minuman lain pada bayi pada bulan-bulan pertama/ •
10
•
+indakan melepaskan mulut bayi dari payudara pertama sebelum bayi siapuntuk
menghisap payudara yang lain/ Beban kerja yang berat atau penuh tekanan/ • $ealpaan menyusui bila bayi mulai tidur sepanjang malam • +rauma payudara karena tindakan kekerasan atau penyebab lain. • c. Pemberian infotentang penatalaksaan yang efektif pada payudara yangpenuh dan kencang. %dapun hal-hal yang harus dilakukan yaitu1 Ibu harus dibantu untuk memperbaiki kenyutan pada payudara oleh bayinya untuk • •
memperbaiki pengeluaran %&I serta mencegah luka pada punting susu. Ibu harus didorong untuk menyusui sesering mungkin dan selama bayi
menghendaki tanpa batas. Pera*atan payudara dengan dikompres dengan air hangat dan pemerasan %&I • d. Pemberian informasi tentang perhatian dini terhadap semua tanda statis %&IIbu harus memeriksa payudaranya untuk melihat adanya benjolan, nyeri6panas6kemerahan1 Bila ibu mempunyai salah satu faktor resiko, seperti kealpaan menyusui. • Bila ibu mengalami demam6merasa sakit, seperti sakit kepala. • ibu mempunyai satu dari tanda-tanda tersebut, maka ibu perlu • Bila untuk1beristirahatdi tempat tidur bila mungkin, sering menyusui pada payudara yang terkena, mengompres panas pada payudara yang terkena, berendam dengan air hangat6pancuran, memijat dengan lembut setiap daerah benjolan saat bayi menyusui untuk membantu %&I mengalir dari daerah tersebut, mencari pertolongan dari nakes bila ibu merasa lebih baik selanjutnya. e. Perhatian dini pada kesulitan menyusui lain Ibu membutuhkan bantuan terlatih dalam menyusui setiap saat dan ibu mengalami kesulitan yang dapat menyebabkan statis %&I, seperti1 5yeri6puting pecah-pecah • $etidaknyaman payudara setelah menyusui • $ompresi puting susu (garis putih melintasi ujung puting ketika bayi melepaskan • payudara) Bayi yang tidak puas, menyusu sangat sering, jarang atau lama • $ehilangan percaya diri pada suplay %&Inya, menganggap %&Inya tidak cukup • Pengenalan makanan lain secara dini • Menggunakan dot • f. Pengendalian infeksi Petugas kesehatan dan ibu perlu mencuci tangan secara menyeluruh dan sering sebelum dan setelah kontak dengan bayi. $ontak kulit dini, diikuti dengan ra*at gabung bayi dengan ibu merupakan jalan penting untuk mengurangi infeksi rumah sakit. K. Peme"isaan Pen)n$ang 2ata yang mendukung pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan
pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan laboratorium dan rontgen. Pada ibu nifas dengan mastitis tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium6rontgen (9iknjosastro,
11
"##=). 5amuan 9orld ealth 8rganiation (98) menganjurkan pemeriksaan kultur dan uji sensiti'itas pada beberapa keadaan yaitu bila1 a. b. c. d.
pengobatan dengan antibiotik tidak memperlihatkan respons yang baik dalam " hari/ terjadi mastitis berulang/ mastitis terjadi di rumah sakit/ dan penderita alergi terhadap antibiotik atau pada kasus yang berat. Bahan kultur diambil dari %&I pancar tengah hasil dari perahan tangan yang
langsung ditampung menggunakan penampung urin steril. Puting harus dibersihkan terlebih dulu dan bibir penampung diusahakan tidak menyentuh puting untuk mengurangi kontaminasi dari kuman yang terdapat di kulit yang dapat memberikan hasil positif palsu dari kultur. Beberapa penelitian memperlihatkan beratnya gejala yang muncul berhubungan erat dengan tingginya jumlah bakteri atau patogenitas bakteri.
*. PATHWA+S
Stasis
Fisura pada
Jaringan mammae
Lubang dutus !ati"erus
$erbuan%a port de
12
&ateri
'AS$I$I
(etegangan pada jaringan
Latasi terganggu
)r*ses in"esi
+easi ,uran mamma e
Ganggu an citra tubuh
)eneanan resept*r
Menyusui tidak 'un-u!
Nyeri akut
Kurang pengetah
Ansietas
Resik o tinggi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Penga$ian a. Identitas klien 1 5ama 1 jelas dan lengkap, jika perlu tanyakan nama panggilan sehari-harinya
0mur
agar tidak salah pasien ketika memberikan pera*atan. 1 *anita yang berumur "-!= tahun lebih sering mengalami mastitis daripada *anita yang berumur diba*ah " tahun dan di atas != tahun. 0mur 7" tahun diperkirakan bah*a alat-alat reproduksinya masih belum matang, mental dan psikisnya juga belum siap. &edangkan umur
13
C!= tahun akan rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. &uku
al tersebut akan memicu terjadinya mastitis ini. 1 berpengaruh pada adat istiadat6kebiasaan sehari-hari, khususnya dalam hal
%gama
teknik menyusui dan pera*atan payudara. 1 untuk mengetahui keyakinan pasien sehingga dalam membimbing dan
mengarahkannya lebih mudah. Pendidikan 1 biasanya *anita yang status pendidikannya rendah akan banyak yang mengalami penyakit ini dikarenakan mereka tidak mengetahui tentang penyakit serta pengobatan dan teknik pera*atan payudara yang benar untuk kesehatan. &elain itu aspek pendidikan juga akan mempengaruhi dalam tindakan kepera*atan yang akan diberikan, sehingga pera*at dapat memberi asuhan kepera*atan dan konseling yang sesuai dengan Pekerjaan
kondisi pasien. 1 *anita yang bekerja di luar rumah (sebagai *anita karier) saat mempunyai ke*ajiban untuk menyusui anaknya adalah termasuk kelompok yang berisiko tinggi mengalami mastitis. al itu disebabkan oleh kesibukan kerjanya ini akan menjadi penghambat pengeluaran %&I sehingga menimbulkan terjadinya stasis %&I yang dapat menjadi salah satu pencetus penyakit mastitis ini. &elain itu juga aspek pekerjaan ini untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonomi pasien, karena hal itu dimungkinkan dapat mempengaruhi dalam pemenuhan gii pasien yang memungkinkan
%lamat
timbulnya penyakit mastitis ini. 1 perlu ditanyakan apabila pasien dirasa memerlukan kunjungan rumah
post pera*atan b. Fi*ayat kesehatan . Fi*ayat kesehatan dahulu $emungkinan *anita yang mengalami mastitis ini ka rena adanya faktor-faktor predisposisi seperti faktor kekebalan %&I yang rendah, sehingga dapat dengan mudah mengalami infeksi utamanya pada payudara (mastitis). %supan nutrisi yang tidak adekuat dan lebih banyak mengandung garam dan lemak juga dapat memicu terjadinya mastitis, adanya ri*ayat trauma pada payudara juga dapat menjadi penyebab terjadinya mastitis karena adanya kerusakan pada kelenjar dan saluran susu. &elain itu juga dengan adanya faktor penyebab yang pasti seperti stasis %&I karena bayi yang susah menyusu, adanya luka lecet di area puting susu dan penggunaan bra yang tidak tepat6teralalu ketat juga dapat menjadi penyebab terjadinya mastitis, dimana hal-hal tersebut kemungkinan besar adalah merupakan hal yang sering sekali diabaikan oleh *anita. Infeksi mammae pada kehamilan sebelumnya juga dapat menjadi penyebab terjadinya mastitis. ". Fi*ayat kesehatan sekarang
14
Pasien biasanya kelihatan lemah, suhu tubuh meningkat (C!: derajat celcius), tidak ada nafsu makan, nyeri pada daerah mammae, bengkak dan merah pada mammae. @ika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat, maka dapat timbul berbagai komplikasi seperti abses payudara, infeksi berulang dan infeksi jamur. 8leh sebab itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan yang tepat, misalnya memberikan info tentang pera*atan payudara, teknik menyusui yang benar, dsb. !. Fi*ayat kesehatan keluarga ?aktor herediter tidak mempengaruhi kejadian mastitis. c. Pengkajian $epera*atan . Persepsi dan Pemeliharaan $esehatan Persepsi1 masih banyak masyarakat yang menganggap bah*a nyeri yang sering muncul saat masa menyusui adalah hal yang normal, dimana tidak perlu mendapatkan perhatian khusus untuk penanganannya. Pasien dengan mastitis biasanya kebersihan badannya kurang terjaga terutama pada area payudara dan lingkungan yang kurang bersih. ". Pola 5utrisi 6 Metabolik %supan garam yang terlalu tinggi juga dapat memicu terjadinya mastitis. 2engan adanya asupan garam yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar natrium dalam %&I, sehingga bayi tidak mau menyusu pada ibunya karena %&I yang terasa asin. al ini akan mengakibatkan terjadinya penumpukan %&I dalam payudara (&tasis %&I) yang dapat memicu terjadinya mastitis. 9anita yang mengalami anemia juga akan beresiko mengalami mastitis karena kurangnya at besi dalam tubuh, sehingga hal itu akan memudahkan tubuh mengalami infeksi (mastitis). Pemenuhan nutrisi juga seringkali menurun akibat dari penurunan nafsu makan karena nyeri dan peningkatan suhu tubuh. !. Pola 4liminasi &ecara umum pada pola eliminasi tidak mengalami gangguan yang spesifik akibat terjadinya mastitis. a. +idak ada nyeri saat berkemih b. $onsistensi dan *arna normal c. @umlah dan frekuensi berkemih normal. . Pola %kti'itas dan Eatihan Pola akti'itas terganggu akibat peningkatan suhu tubuh (hipertermi 1 C!: derajat celcius) dan nyeri. &ehingga biasanya pasien akan mengalami penurunan akti'itas karena lebih fokus pada gejala yang muncul. =. Pola +idur dan Istirahat Pola tidur terganggu karena kurang nyaman saat tidur, mengeluh nyeri. Pasien akan lebih fokus pada gejala yang muncul pula. ;. Pola $ognitif dan Perseptual $urang mengetahui kondisi yang dialami, anggapan yang ada hanya nyeri biasa.Pasien merasa biasa dan jika ada orang lain yang mengetahui dapat terjadi penurunan harga diri. <. Pola Persepsi 2iri 15
+idak ada gangguan. :. Pola &eksual dan Feproduksi Biasanya seksualitas terganggu akibat adanya penurunan libido dan pasien pasti akan lebih fokus pada gejala yang muncul sehingga untuk pemenuhan kebutuhan seksualitas ini sudah tidak lagi menjadi prioritas. 3. Pola Peran dan ubungan %da gangguan, lebih banyak untuk istirahat karena nyeri. #. Pola Manajemen $oping-&tress Pasien terlihat tidak banyak bicara, banyak istirahat. . &istem 5ilai dan $eyakinan Biasanya akan mengalami gangguan, namun hal itu juga tergantung pada masing-masing indi'idu, kadangkala ada indi'idu yang lebih rajin ibadah dan mendekatkan diri kepada +uhan.namun di lain sisi juga ada indi'idu yang karena sakit itu, ia malah menyalahkan dan menjauh dari +uhan. d. Pengkajian ?isik . $eadaan 0mum a) $eadaan 0mum1 pada ibu dengan mastitis keadaan umumnya baik. b) 2erajat kesadaran 1 pada ibu dengan mastitis derajat kesadarannya adalah compos mentis. c) 2erajat gii 1 pada ibu dengan mastitis derajat giinya cukup. ". Pemeriksaan ?isik ead to too a) +anda-tanda ital - +ekanan darah1 pada ibu dengan mastitis +2 dalam keadaan normal "#6:# mmg - 5adi1 pada ibu dengan mastitis nadi mengalami penaikan 3#-#6menit. 2imna normalnya ;#-:#6menit. - ?rekuensi Pernafasan1 pada ibu
dengan mastitis frekuensi pernafasan
mengalami peningkatan !#G6menit. 2imana normalnya ;-"#G6menit. - &uhu1 suhu tubuh *aniti setelah partus dapat terjadi peningkatan suhu badan yaitu tidak lebih dari !<,"ᵒ D dan pada ibu dengan mastitis, suhu mengalami peningkatan sampai !3,=ᵒ D. b) $ulit +idak ada gangguan, kecuali pada area panyudara sehingga perlu pemeriksaan fisik yang terfokus pada panyudara. c) $epala Pada area ini tidak terdapat gangguan. 5amun biasanya ibu dengan mastitis mengeluh nyeri kepala seperti gejala flu. d) 9ajah 9ajah terlihat meringis kesakitan. e) Mata Pada ibu dengan mastitis konjungti'a terlihat anemis. 2imana anemia merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya mastitis, karena seseorang dengan anemis akan mudah mengalami infeksi. f) idung
16
5apas cuping hidung (-), sekret (-6-), darah (-6-), de'iasi (-6-). +idak ada gangguan pada area ini. g) Mulut Mukosa basah (H), sianosis (-), pucat (-), kering (-). +idak ada gangguan pad area ini. h) +elinga 2aun telinga dalam batas normal, sekret (-). +idak ada gangguan ada area ini. i) +enggorokan 0'ula di tengah, mukosa pharing hiperemis (-), tonsil + - +. +idak ada gangguan pada area ini. j) Eeher Pada area leher tidak di temukan adanya gangguan atau perubahan fisik. k) $elenjar getah bening Pada kelenjar bening yang terdapat pada area ketiak terjadi pembesaran. pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena mastitis. l) Panyudara Pada daerah panyudara terlihat kemerahan atau mengkilat, gambaran pembuluh darah terlihat jelas di permukaan kulit, terdapat lesi atau luka pada puting panyudara, panyudara teraba keras dan tegang, panyudara teraba hangat, terlihat bengkak, dan saat di lakukan palpasi terdapat pus. m) +oraks Bentuk1 normochest, retraksi (-), gerakan dinding dada simetris. +idak ada •
gangguan pada derah toraks. Dordis1 ) Inspeksi1 iktus kordis tidak tampak ") Palpasi 1 iktus kordis tidak kuat angkat !) Perkusi 1 batas jantung kesan tidak melebar ) %uskultasi 1 B@ I-II intensitas normal, reguler, bising (-) Pulmo1 • ) Inspeksi 1 Pengembangan dada kanan kiri ") Palpasi 1 ?remitus raba dada kanan kiri !) Perkusi 1 &onor di seluruh lapang paru ) %uskultasi 1 &uara dasar 'esikuler (H6H) &uara tambahan1 (-6-) n) %bdomen ) Inspeksi1 dinding perut lebih tinggi dari dinding dada karena post partum sehingga pembesaran fundus masih terlihat. ") %uskultasi1 bising usus (H) normal !) Perkusi1 tympani ) Palpasi1 supel, hepar dan lien tidak teraba
e.
Pemeriksaan penunjang Pada ibu nifas dengan mastitis tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium6rontgen
(9iknjosastro, "##=). 5amun jika dilakukan pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan jumlah sel darah putih (&2P) meningkat karena adanya reaksi inflamasi. &elain itu pada
17
pemeriksaan kultur %&I ditemukan beberapa bakteri penyebab mastitis. 2imana pemeriksaan kultur %&I tersebut juga digunakan untuk menentukan antibiotik yang tepat bagi klien.
B. Diagnosa Kepe"a,a!an a) 5yeri akut berhubungan dengan proses inflamasi b) $etidakefektifan pemberian %&I berhubungan
denganterhentinya
menyusui
sekunder akibat ibu yang sakit, bayi tidak mau menyusu c) Fesiko tinggi infeksi berhubungan dengankerusakan jaringan d) %nsietas berhubungan dengan proses penyakit, kurang pengetahuan e) Aangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik akibat penyakit f) $urang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
18
C. In!e"-ensi epe"a,a!an D. Diagnose a. 5yeri akut
E. I. '.
berhubungan
kepera*atan selama G" jam nyeri dapat
dengan proses inflamasi H.
T)$)an dan K"i!e"ia Hasil T)$)an &etelah dilakukan tindakan
teratasi. K. K"i!e"ia Hasil . Ibu dapat menyusui bayinya dengan nyaman ". Ibu dapat beraktifitas dengan normal !. &uhu tubuh menurun . Payudara tidak bengkak lagi dan lunak =. 5yeri mulai berkurang6hilang *.
T)$)an b. $etidakefektif T. U. &etelah dilakukan tindakan an pemberian kepera*atan selama "G" jam pemberian %&I
F. In!e"-ensi #. Rasional . $aji tingkat nyeri (keluhan nyeri, lokasi, . Membantudalammenentukan
lamanya dan intensitas nyeri).
identifikasiderajat, ketidaknyamanan dan dapat diberi tetapi yang tepat. ". $ompres hangat dapat menyebabkan
M.
". Berikan kompres hangat.
'asodilatasi sehingga aliran darah lancar. !. 2engan pera*atan yang benar dan konsisten
N.
!. %j arkan
dan
anj ur kan
kl ien
untuk
melakukan pera*atan payudara.
(tepat) dapat mengurangi rasa nyeri. . Penyangga yang ketat dapat menimbulkan
/. rasa nyeri. P. =. %ntibiotik untuk mencegah penyebaran . %njurkan klien untuk tidak menggunakan infeksi secara berlebih dan analgetik untuk penyangga yang terlalu ketat. =. $olaborasi dalam pemberian analgetik dan mengurangi nyeri. ;. Mencegah komplikasi sejak a*al. antibiotic. ;. $olaborasi dalam melakukan insisiden S.
biopsy jika ada abses. 0. R. . %njurkan ibu untuk mengoleskan baby
. Mencegah terjadinya iritasi lanjut pada
oil pada puting sebelum dan sesudah
putting.
menyusui.
W.
19
berhubungan
%&I pada bayi efektif. 1. K"i!e"ia Hasil denganterhenti . Ibu dapat menyusui bayinya dengan nya menyusui rileks sekunder ". Bayi mau menyusu lagi !. +idak ada lagi puting susu luka atau akibat ibu lecet yang sakit,
bayi tidak mau AA. AB.
infeksi
terdapat tanda dan gejala terjadinya
dengan
3.
T)$)an &etelah dilakukan tindakan
kepera*atan selama G" jam tidak
berhubungan
jaringan
%jarkan cara menyusui yang tepat agar
tidak terjadi luka pada putting. !. Eakukan pera*atan payudara dan
". meminimalkan luka pada putting susu ibu. !. 2engan pera*atan yang tepat, dapat mengatasi masalah menyusui.
anjurkan ibu untuk melakukan pera*atan payudara secara tepat. . %njurkan ibu menyusui dengan
2.
. 0ntuk mencegah terjadinya iritasi lanjut pada putting
menggunakan puting susu secara perlahan-
+.
lahan.
menyusu. c. Fesiko tinggi
kerusakan
".
infeksi. AC. K"i!e"ia Hasil . ++ dalam batas normal ". Mamae tidak merah dan regang lagi !. +idak ada tanda infeksi
. $aji ++ dan tanda-tanda adanya infeksi. ". Eakukan pera*atan luka6 abses dengan set yang steril. AD. !. $olaborasi pemeriksaan darah lengkap. . $olaborasi dalam melakukan insisi6 biopsy dan pemberian antibiotik. AE. =. Berikan informasi pentingnya menjaga personal hygiene.
. Peningkatan tanda 'ital dapat menunjukkan terjadinya infeksi. ". Pera*atan luka yang steril dapat mengurangi terjadi pus atau resiko infeksi. !. 2eteksi dini kondisi penyebaran infeksi pada tubuh ibu. . 0ntuk mengurangi abses dan penyebaran infeksi. =. Menjaga personal hygiene dapat mencegah penyebaran infeksi atau bakteri.
AF. A#. AH.
Implemen!asi dan E-al)asi
20
AI. Diagnosa a. 5yeri akut
berhubungan dengan proses inflamasi
A'. Implemen!asi . +elah dikaji tingkat nyeri (keluhan nyeri, lokasi, lamanya dan
intensitas nyeri). ". +elah doberikan kompres hangat. !. +elah diajarkan dan telah menganjurkan klien untuk melakuk
AK.
E-al)asi
AO. S : (!ien mengataan n%erinya sudah berurang atau hilang AP. O : K!ien tida tampa meringis !agi
berhubungan
%&I pada bayi efektif. 1. K"i!e"ia Hasil denganterhenti . Ibu dapat menyusui bayinya dengan nya menyusui rileks sekunder ". Bayi mau menyusu lagi !. +idak ada lagi puting susu luka atau akibat ibu lecet yang sakit,
".
AA. AB.
infeksi
T)$)an &etelah dilakukan tindakan
kepera*atan selama G" jam tidak
berhubungan
terdapat tanda dan gejala terjadinya
dengan
3.
mengatasi masalah menyusui.
anjurkan ibu untuk melakukan pera*atan
2.
payudara secara tepat. . %njurkan ibu menyusui dengan
. 0ntuk mencegah terjadinya iritasi lanjut pada putting
menggunakan puting susu secara perlahan-
+.
lahan.
menyusu. c. Fesiko tinggi
jaringan
". meminimalkan luka pada putting susu ibu. !. 2engan pera*atan yang tepat, dapat
tidak terjadi luka pada putting. !. Eakukan pera*atan payudara dan
bayi tidak mau
kerusakan
%jarkan cara menyusui yang tepat agar
infeksi. AC. K"i!e"ia Hasil . ++ dalam batas normal ". Mamae tidak merah dan regang lagi !. +idak ada tanda infeksi
. $aji ++ dan tanda-tanda adanya infeksi. ". Eakukan pera*atan luka6 abses dengan set yang steril. AD. !. $olaborasi pemeriksaan darah lengkap. . $olaborasi dalam melakukan insisi6 biopsy
. Peningkatan tanda 'ital dapat menunjukkan terjadinya infeksi. ". Pera*atan luka yang steril dapat mengurangi terjadi pus atau resiko infeksi. !. 2eteksi dini kondisi penyebaran infeksi pada tubuh ibu. . 0ntuk mengurangi abses dan penyebaran
dan pemberian antibiotik. AE. =. Berikan informasi pentingnya menjaga
infeksi. =. Menjaga personal hygiene dapat mencegah
personal hygiene.
penyebaran infeksi atau bakteri. AF. A#. AH.
Implemen!asi dan E-al)asi
20
AI. Diagnosa a. 5yeri akut
berhubungan dengan proses inflamasi
A'. Implemen!asi . +elah dikaji tingkat nyeri (keluhan nyeri, lokasi, lamanya dan
intensitas nyeri). ". +elah doberikan kompres hangat. !. +elah diajarkan dan telah menganjurkan klien untuk melakukan pera*atan payudara. . +elah menganjurkan klien untuk tidak menggunakan penyangga yang terlalu ketat. =. +elah berkolaborasi dalam pemberian analgetik dan antibiotic. ;. +elah berkolaborasi dalam melakukan insisi6biopsy karena adanya abses. A*.
AK.
E-al)asi
AO. S : (!ien mengataan n%erinya sudah berurang atau hilang AP. O : a. K!ien tida tampa meringis !agi . b. Sa!a n%eri berurang
menjadi 2 dari
sa!a n%eri .1/10 c. $$ 13080 adi 75 menit++ 24
menit su#u 3 7*
AQ.
A : Masa!a# teratasi sebagian
AR.
P : Lanjutan interensi
A2.
S Ibu mengatakan sudah bisa memberikan %&I
AM.
b. $etidakefektifan pemberian %&I berhubungan dengan terhentinya menyusui sekunder akibat ibu yang sakit, bayi tidak mau menyusu AS.
AN. AT.
. +elah mengannjurkan ibu untuk mengoleskan baby oil pada
putting susu sebelum dan sesudah menyusui. AU. ". +elah mengajarkan cara menyusui yang tepat agar tidak terjadi luka pada putting. A1. !. +elah melakukan pera*atan payudara dan menganjurkan ibu untuk melakukan pera*atan payudara secara tepat dan rutin. AW. . +elah mengajurkan ibu untuk menyusui dengan menggunakan puting susu secara perlahan-lahan.
pada bayinya secara rutin dan bayinya juga sudah mau menyusu. A+. A3. / a. Ibu terlihat menyusui bayinya dengan rileks. b. Ibu dapat menyusui bayinya dengan posisi yang benar. c. Eecet pada puting susu ibu berkurang atau tidak
21
a. Fesiko tinggi infeksi berhubungan dengan
. +elah mengkaji ++ dan tanda-tanda adanya infeksi. ". +elah melakukan pera*atan luka6abses dengan set yang steril.
BA. BB. BD.
ada. A Masalah teratasi P entikan inter'ensi S Ibu mengatakan panyudara5ya sudah tidak
sakit dan nyeri lagi
AI. Diagnosa a. 5yeri akut
berhubungan dengan proses inflamasi
A'. Implemen!asi . +elah dikaji tingkat nyeri (keluhan nyeri, lokasi, lamanya dan
intensitas nyeri). ". +elah doberikan kompres hangat. !. +elah diajarkan dan telah menganjurkan klien untuk melakukan pera*atan payudara. . +elah menganjurkan klien untuk tidak menggunakan penyangga yang terlalu ketat. =. +elah berkolaborasi dalam pemberian analgetik dan antibiotic. ;. +elah berkolaborasi dalam melakukan insisi6biopsy karena adanya abses. A*.
AK.
E-al)asi
AO. S : (!ien mengataan n%erinya sudah berurang atau hilang AP. O : a. K!ien tida tampa meringis !agi . b. Sa!a n%eri berurang
menjadi 2 dari
sa!a n%eri .1/10 c. $$ 13080 adi 75 menit++ 24
menit su#u 3 7*
AQ.
A : Masa!a# teratasi sebagian
AR.
P : Lanjutan interensi
A2.
S Ibu mengatakan sudah bisa memberikan %&I
AM.
b. $etidakefektifan pemberian %&I berhubungan dengan terhentinya menyusui sekunder akibat ibu yang sakit, bayi tidak
AN. AT.
. +elah mengannjurkan ibu untuk mengoleskan baby oil pada
putting susu sebelum dan sesudah menyusui. AU. ". +elah mengajarkan cara menyusui yang tepat agar tidak terjadi luka pada putting. A1. !. +elah melakukan pera*atan payudara dan menganjurkan ibu untuk melakukan pera*atan payudara secara tepat dan rutin. AW. . +elah mengajurkan ibu untuk menyusui dengan menggunakan
mau menyusu AS.
pada bayinya secara rutin dan bayinya juga sudah mau menyusu. A+. A3. / a. Ibu terlihat menyusui bayinya dengan rileks. b. Ibu dapat menyusui bayinya dengan posisi yang benar. c. Eecet pada puting susu ibu berkurang atau tidak
puting susu secara perlahan-lahan.
21
a. Fesiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan BC.
. ". !. .
+elah mengkaji ++ dan tanda-tanda adanya infeksi. +elah melakukan pera*atan luka6abses dengan set yang steril. +elah berkolaborasi untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap. +elah berkolaborasi dalam melakukan insisi6biopsy dan pemberian
antibiotik. =. +elah memberikan informasi tentang pentingnya menjaga personal hygiene.
BA. BB. BD.
ada. A Masalah teratasi P entikan inter'ensi S Ibu mengatakan panyudara5ya sudah tidak
sakit dan nyeri lagi BE. / BF. a. +idak ada lecet pada puting susu b. $$ 12080 adi 75 menit++ 22
menit su#u 37* B#. c. Tidak ada tanda-tanda adanya ifeksi
(e!adangan" engelua!an ush" dll ada ayuda!a# d. $uting susu te!lihat be!sih. !. A: Masalah te!atasi BI. P: %entikan inte!&ensi
22
B'. DAFTAR PUSTAKA BK.
a. Fesiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan BC.
. ". !. .
+elah mengkaji ++ dan tanda-tanda adanya infeksi. +elah melakukan pera*atan luka6abses dengan set yang steril. +elah berkolaborasi untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap. +elah berkolaborasi dalam melakukan insisi6biopsy dan pemberian
antibiotik. =. +elah memberikan informasi tentang pentingnya menjaga personal hygiene.
BA. BB. BD.
ada. A Masalah teratasi P entikan inter'ensi S Ibu mengatakan panyudara5ya sudah tidak
sakit dan nyeri lagi BE. / BF. a. +idak ada lecet pada puting susu b. $$ 12080 adi 75 menit++ 22
menit su#u 37* B#. c. Tidak ada tanda-tanda adanya ifeksi
(e!adangan" engelua!an ush" dll ada ayuda!a# d. $uting susu te!lihat be!sih. !. A: Masalah te!atasi BI. P: %entikan inte!&ensi
22
B'. DAFTAR PUSTAKA BK. B*.
Darpenito, Moyet, Eynda @uall. "##;. Buku&aku2iagnosa$epera*atan. @akarta1 4AD.
BM. BN. Mansjoer, %. dkk. "##. KapitaselektaKedokteran. @akarta1 Media %esculapius. B/. BP. 5%52%. "##. B0. BR. Pra*irohadjo, &. "##. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . @akarta1 JBP BS. BT. &oetjiningsih. 33<. %si1 Petunjuk untuk +enaga $esehatan. @akarta1 4AD. BU. 9inknjosastro, . "##=. Ilmu kebidanan. @akarta. Jayasan Bina Pustaka &ar*ono B1. Pra*irohardjo BW. B2. %nonim. "#!. %suhan kepera*atan pada ibu dengan mastitis. Kserial onlineL. http166bidaniaku.com6"#!6#!6#<6anatomi-dan-fisiologi-sistem-endokrin6more-=#. ( Maret "#;). B+. B3. 2jamudin, syahrul. "##3. %skep 5ifas Pada Ibu 2engan Infeksi Payudara. Kserial onlineL. http166healthycaus..com6 ( Maret "#;). CA. CB. ?itri. "##3. Aambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Mastitis di $linik Bidan 4lfrida +ahun "##3. Kserial onlineL. http166karyatulisilmiah6"###36#!6#<6Aambaran-pengetahuan-ibu-postpartumtentang-mastitis-diklinik-bidan-elfrida-tahun-"##3.pdf ( Maret "#;). CC. CD. Prasetyo, 2oddy Juman, "##. %suhan $epera*atan Mastitis. Kserial onlineL. http166doddyy.askepmastitis.com6"##6#;6askep-mastitis.pdf (# Maret "#;) CE.
B'. DAFTAR PUSTAKA BK. B*.
Darpenito, Moyet, Eynda @uall. "##;. Buku&aku2iagnosa$epera*atan. @akarta1 4AD.
BM. BN. Mansjoer, %. dkk. "##. KapitaselektaKedokteran. @akarta1 Media %esculapius. B/. BP. 5%52%. "##. B0. BR. Pra*irohadjo, &. "##. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . @akarta1 JBP BS. BT. &oetjiningsih. 33<. %si1 Petunjuk untuk +enaga $esehatan. @akarta1 4AD. BU. 9inknjosastro, . "##=. Ilmu kebidanan. @akarta. Jayasan Bina Pustaka &ar*ono B1. Pra*irohardjo BW. B2. %nonim. "#!. %suhan kepera*atan pada ibu dengan mastitis. Kserial onlineL. http166bidaniaku.com6"#!6#!6#<6anatomi-dan-fisiologi-sistem-endokrin6more-=#. ( Maret "#;). B+. B3. 2jamudin, syahrul. "##3. %skep 5ifas Pada Ibu 2engan Infeksi Payudara. Kserial onlineL. http166healthycaus..com6 ( Maret "#;). CA. CB. ?itri. "##3. Aambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Mastitis di $linik Bidan 4lfrida +ahun "##3. Kserial onlineL. http166karyatulisilmiah6"###36#!6#<6Aambaran-pengetahuan-ibu-postpartumtentang-mastitis-diklinik-bidan-elfrida-tahun-"##3.pdf ( Maret "#;). CC. CD. Prasetyo, 2oddy Juman, "##. %suhan $epera*atan Mastitis. Kserial onlineL. http166doddyy.askepmastitis.com6"##6#;6askep-mastitis.pdf (# Maret "#;) CE. CF. 0&0. +anpa +ahun. Bab II +injauan +eori. K serial online L. http166repository.usu.ac.id6bitstream6"!=;<:36""=!66Dhapter>"#II.pdf . ( Maret "#;). C#. CH. CI. "#.
23