REFERAT KERACUNAN SIANIDA Disusun untuk memenuhi sebagai sebagai syarat dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi Profesi Bagian Ilmu Neurologi Neurologi
Disusun oleh : Nindya Abelina O.L, S.Ked Eka Maana!"a Ta#b$nan, S.Ked
FAA 110 024 FAA 110 002
Pembimbing : d. Ri%ka &illian!y 'al$%"$, S(.KF
KE)ANITERAAN KLINIK &A*IAN+SMF FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIERSITAS )ALAN*KA RA-A RSUD d. DORIS S-LANUS )ALAN*KA RA-A RA-A 201
LEM&AR )EN*ESA/AN
REFERAT KERACUNAN SIANIDA
Di$$n le" NIND-A A&ELINA OCTOIANI LEIDEN, S.Ked EKA MARANAT/A TAM&UNAN, S.Ked
FAA 110 024 FAA 110 002
)e#bi#bin3 d. Ri%ka &illian!y 'al$%"$, S(.KF
Dia$kan eba3ai ala" a!$ yaa! #en3ik$!i Uian ak"i di &a3ian+SMF Fenik Re5ea! dia"kan le" Na#a )e#bi#bin3
d. Ri%ka &illian!y 'al$%"$, S(. KF
Tan33al
..............................
Tanda Tan3an
.............................
KATA )EN*ANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya referat yang berjudul 6Kea%$nan Sianida7 ini akhirnya dapat diselesaikan. Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di bagian lmu !orensik di RS"D dr. Doris Syl#anus Palangka Raya periode $uni%$uli &'().
Pada kesempatan ini penulis ingin mengu*apkan terima kasih kepada dosen pembimbing+ d. Ri%ka &illian!y 'al$%"$, S(.KF yang telah meluangkan ,aktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan referat ini dari a,al hingga selesai turut membantu dan membimbing kami selama berada di stase !orensik
Penulis menyadari sepenuhnya bah,a referat ini masih jauh dari kesempurnaan. -leh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan yang membangun dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga referat ini dapat berguna bagi kita semua. Palangka Raya+ ( $uli &'()
Penulis
/
&A& I )ENDA/ULUAN
1.1 La!a &elakan3 Dalam pemeriksaan forensik terdapat dua tujuan pembuktian kera*unan
atau intoksikasi. Yang pertama bertujuan untuk men*ari penyebab kematian dan yang kedua untuk mengetahui seberapa jauh ra*un atau kera*unan mempengaruhi terjadinya suatu peristi,a semisal ke*elakaan lalu lintas+ pembunuhan dan perkosaan. Pendekatan yang dilakukan pada kedua tujuan ini berbeda. "ntuk tujuan yang pertama perlu dibuktikan adanya ra*un dalam jumlah yang mematikan tidak demikian halnya dengan tujuan kedua. Tujuan kedua lebih mementingkan rekontruksi kasus dan pembuktian bah,a ra*un memang berperan dalam peristi,a tersebut.( Dalam masyarakat dikenal berbagai jenis ra*un dan akibatnya terhadap tubuh manusia. "ntuk mengenali ra*un apa yang terlibat dalam suatu peristi,a diperlukan pengetahuan khusus tentang jenis dan penempakan ra*un baik di dalam maupun diluar tubuh. Toksikologi adalah ilmu khusus yang mempelajari sumber+ sifat dan khasiat ra*un+ gejala%gejala dan pengobatan pada kera*unan serta kelainan yang didapatkan pada korban meninggal.& Ra*un adalah suatu 0at yang bekerja pada tubuh se*ara kimia,i dan se*ara faali+ yang dalam dosis toksik+ selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh yang dapat berakhir dengan penyakit atau kematian. Ra*un dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang dihirup pada saat bernafas 1inhalasi2+ ditelan 1peroral2+ melalui penyutikan 1parenteral atau injeksi2+ penyerapan melalui kulit yang sehat atau sakit+ atau dapat pula melalui anus atau #agina. Setelah masuk ke dalam tubuh ra*un dapat bereaksi se*ara lokal+ sistemik atau keduanya. Ra*un dapat bekerja se*ara lokal dan akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat+ tidak jarang disertai dengan perforasi. Sebagian dari ra*un dapat masuk ke dalam darah dan menimbulkan efek sistemik seperti penekanan pusat nafas. Efek sistemik ini dikarenakan ra*un mempunyai afinitas terhadap salah satu organ atau sistem. Yang termasuk dalam golongan ini yaitu narkotika+ barbiturat+ alkohol+ digitalis+ asam
)
oksalat+ karbon monoksida+ sianida+ dan intektisida golongan 3 chlorinated hydrocarbon4.( Sianida adalah 0at bera*un yang sangat mematikan yang telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Sianida banyak digunakan pada saat perang dunia pertama. Efek dari sianida ini sangat *epat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka ,aktu beberapa menit.5 Sianida terdapat dalam berbagai bentuk+ salah satu nya adalah hidrogen sianida yang berbentuk *airan tidak ber,arna atau pada suhu kamar ber,arna biru pu*at. 6entuk lain sianida ialah sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan ber,arna putih. Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri+ jamur dan ganggang. Sianida ditemukan pada rokok+ asap kendaraan bermotor+ dan makanan seperti bayam+ bambu+ ka*ang+ tepung tapioka dan singkong. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium+ kalium atau kalsium sianida. 5 7era*unan sianida akut merupakan kasus yang paling sering dilaporkan sendiri 18'9 dalam ( seri2. / ejala yang ditimbulkan oleh kera*unan 0at kimia sianida berma*am%ma*am; mulai dari rasa nyeri pada kepala+ mual muntah+ sesak nafas+ dada berdebar+ selalu berkeringat sampai korban tidak sadar dan apabila tidak segera ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian. Penatalaksaan dari korban kera*unan ini harus *epat+ karena prognosis dari terapi yang diberikan juga sangat tergantung dari lamanya kontak dengan 0at toksik tersebut. 5 Dalam pemeriksaan forensik+ diagnosis kera*unan sianida pada orang hidup terutama tergantung dari ri,ayat kontak dengan ra*un sianida atau yang di*urigai sumber ra*un sianida dan gejala serta tanda yang
diperlihatkan pasien. Sementara
pada postmortem
pembuktiannya melalui pemeriksaan dari jaringan%jaringan yang dilalui oleh sianida sesuai dengan rute masuknya ke dalam tubuh. (
&A& II TIN8AUAN )USTAKA 2.1
Seaa" dan )en33$naan Sianida
8
Sianida adalah bahan kimia yang mengandung gugus *yan 1<=>2 yang terdiri dari sebuah karbon atom yang terikat ganda tiga dengan sebuah atom nitrogen. Sianida se*ara spesifik adalah anion <>%. Sianida dapat berbentuk gas+ *air+ atau padat dan berbentuk molekul+ ion+ atau polimer. Singkatnya semua bahan yang dapat melepaskan ion sianida 1<> %2 sangat toksik.) Substansi dengan kandungan sianida sebenarnya telah digunakan sebagai ra*un sejak berabad%abad yang lalu akan tetapi sianida yang sesungguhnya baru dikenal pada tahun (8?&. Sianida pertama kali diidentifikasi oleh ahli kimia yang berasal dari S,edia+ bernama S*heele+ yang
kemudian
meninggal
akibat
kera*unan
sianida
di
dalam
laboratoriumnya.5 Penggunaan sianida sebagai senjata pada peperangan dimulai berabad% abad tahun yang lalu oleh tentara kerajaan Roma,i. >apole@n menggunakan sianida pada bayonet tentaranya. Selama perang dunia pertama !ran*is+ dan Austria telah menggunakan sianida dalam berbagai bentuknya seperti gas asam hidrosianik+
a0i+ $erman bahkan menggunakan sianida dalam bentuk sianogen bromida yang terkenal dengan nama Byklon 6 untuk membunuh ribuan rakyat sipil dan tentara musuh.5 De,asa ini+ sianida lebih banyak digunakan untuk kepentingan ekonomi. Ratusan bahkan ribuan ton sianida dibentuk oleh dunia tiap harinya. Sianida banyak digunakan untuk bidang kimia+ pembuatan plastik+ penyaringan emas dan perak+ metalurgi+ anti jamur dan ra*un tikus. 6eberapa bentuk%bentuk sianida yaitu a. Cidrogen Sianida 1C<>2 adalah *airan atau gas yang tidak ber,arna atau biru pu*at dengan bau seperti almond. >ama lainnya adalah asam hidrosianik dan asam prussik. C<> dipakai sebagai stabili0er untuk b.
men*egah pembusukan. Sodium Sianida adalah bubuk kristal putih dengan bau seperti almond. >ama lainnya adalah asam hidrosianik+sodium. 6entuk *air dari bahan ini sangat alkalis dan *epat berubah menjadi hidrogen sianida jika
*.
kontak dengan asam atau garam dari asam. Potasium Sianida 17<>2 adalah bahan padat ber,arna putih dengan bau sianida yang khas. >ama lainnya adalah asam hidrosianik+ garam potasium. 6entuk *air dari bahan ini sangat alkalis dan *epat berubah
?
menjadi hidrogen sianida jika kontak dengan asam atau garam dari d.
asam. 7alsium Sianida 12&2 dikenal juga dengan nama *alsid atau *alsyan adalah bahan padat kristal ber,arna putih. Dalam bentuk *airnya se*ara bertahap membentuk hidrogen sianida. 7eempat bahan
e.
diatas membentuk ikatan yang kuat dengan metal. Sianogen adalah gas bera*un yang tidak ber,arna dengan bau seperti almond. >ama lainnya adalah karbon nitril+ disianogen+ etane dinitril+ dan asam oksalat dinitril. 6ahan ini se*ara perlahan terhidrolisis pada
bentuk *air menjadi asam oksalat dan amonia. f. Sianogen 7lorida adalah gas tidak ber,arna. >ama lainya adalah klorin sianida 1nama dagang
hidrogen sianida saat terhidrolisis. likosida Sianogenik diproduksi se*ara natural oleh berbagai jenis tumbuhan. Saat terhidrolisis membentuk hidrogen sianida.
2.2
S$#be9$#be Na!$al Sianida Sianida selalu ada dalam konsentrasi ke*il (trace) pada banyak ma*am
tumbuh%tumbuhan. Pada rumput+ ka*ang%ka*angan , umbi%umbian dan biji tertentu ditemukan sianida dalam kadar yang relatif tinggi seperti singkong 1pada daun dan akar2+ ubi jalar+yam (dyoscoreaceae) pada umbinya+ butir jagung+ butir *antel+ rempah rempah+ tebu+ ka*ang%ka*angan (peas & beans), terutama koro krupuk+ almonds. Pada buah sianida ditemukan pada jeruk+ apel+ pear+ *herry+ apri*ot+ prune+ plum. Dari berbagai tanaman yang mengandung sianida ini+ kera*unan sianida paling banyak dilaporkan setelah memakan singkong dan ka*ang. Cal ini mungkin disebabkan karena singkong pada beberapa negara yang baru berkembang masih menjadi makanan utama.5 2.:
Fa#akkine!ik dan Fa#akdina#ik Sianida Terdapat beberapa *ara masuknya sianida ke dalam tubuh yaitu+ (. nhalasi. Pada pembakaran yang tidak sempurna dari produk sintetis
yang mengandung *arb@n dan nitrogen seperti plastik+ hidrogen sianida dilepas ke udara. Bat ini sangat mudah terdispersi dalam udara dan mengakibatkan mun*ulnya gejala dalam hitungan detik hingga menit.
F
&.
7ontak langsung hidrogen sianida dalam bentuk *air pada kulit dapat menimbulkan iritasi. Efek yang mun*ul tergantung dari kemampuan penetrasi epidermal sianida+ kelarutannya dalam lemak+ kelembapan kulit+ luas dan lama area kontak+ serta konsentrasi *airan yang mengenai korban ejala mun*ul segera setelah paparan atau paling lambat 5'
5.
sampai )' menit. 5 Tertelan bentuk garam sianida sangat fatal. 7arena sianida sangat mudah terserap masuk ke dalam saluran pen*ernaan. Tidak perlu melakukan atau merangsang korban untuk muntah+ karena sianida sangat *epat berdifusi ke jaringan. ejala mun*ul paling lambat pada rute ini. 6erat ringanya gejala sangat tergantung dari jumlah 0at yang masuk dan kemampuan detoksifikasi tubuh. 5 Setelah terabsorpsi+ inhalasi dan per*utaneus sianida se*ara *epat akan
terdistribusi di sirkulasi. Sementara peroral sodium dan potasium sianida akan mele,ati detoksifikasi hati terlebih dahulu. Distribusi sianida sangat *epat dan merata di seluruh jaringan akan tetapi pada beberapa tempat konsentrasinya tinggi seperti pada hati+ paru+ darah+ otak. Pada orang yang meninggal karena inhalasi sianida+ kadar sianida dalam jaringan paru+ darah+ otak masing%masing '+8/; '+(; '+5&mgG(''g. Dalam darah sianida akan terkonsentrasi pada sel darah merah dan sedikit di plasma maka dari itu konsentrasi sianida plasma menggambarkan konsentrasi sianida jaringan.
('
ambar (. Skema Metabolisme Sianida Dalam Tubuh 1diambil dari Cydrogen yang stabil pada mitokondria akan menghambat transfer oksigen dan menghentikan respirasi selular yang menyebabkan hipoksia sitotoksik+ ,alaupun terdapat Cb-& dalam jumlah yang *ukup. Anoksia jaringan yang diinduksi oleh inakti#asi dari sitokrom oksidase mengakibatkan perubahan pada metabolisme sel+ dari aerobik menjadi anareobik. Cal ini nantinya akan menyebabkan berkurangnya
glikogen+
fosfo*eratin + dan ADP seiring dengan akumulasi dari laktat dan penurunan pC darah. 7ombinasi dari hipoksia sitotoksik dengan asidosis laktat akan menekan <>S+ area paling sensitif terhadap anoksia+ yang menyebabkan henti nafas dan kematian. Pada kasus kera*unan sianida peroral+ efek ra*un menjadi lebih kronis dan ringan karena pada jalur ini+ sianida terlebih dahulu mele,ati detoksifikasi hati. Akan tetapi paparan sianida yang terus menerus dapat mengakibatkan berkurangnya dopamine yang diasosiasikan dengan timbulnya parkinson yang progresif. ntoksikasi sub letal dari sianida juga dapat menimbulkan distonia. Detoksifikasi sianida oleh hati melibatkan en0im mitokondria rhodanese yang mengkatalisasi transfer gugus sulfur dari thiosulfate menjadi thiosianat yang merupakan rate limiting step. Sebanyak ?'9 metabolisme sianida melaui jalur ini. $alur lain+ sianida didetoksifikasi melalui penggabungan gugus sian 1<=>2 dengan hidroksikobalamin menjadi *yano*obalamin 1#itamin 6(&2. Thiosianat nantinya akan dibuang melalui urine sementara *yano*obalamin akan dipakai sebagai kofaktor berbagai reaksi lain di tubuh. Halaupun sebagian besar C<> telah
((
dibuang dalam bentuk tiosianat ke urine+ bentuk bebasnya masi terdapat di paru+ air liur dan keringat. 2.4
Dia3na Ka$ Kea%$nan Sianida "ntuk menentukan diagnosa kasus kera*unan diperlukan
(.
Anamnesa kontak antara korban dengan sianida atau yang di*urigai sebagai sumber sianida
&.
Ada gejala dan tanda kera*unan sianida
5.
Dari benda bukti+ harus dapat dibuktikan bah,a benda bukti tersebut memang mengandung ra*un sianida
.
Dari bedah mayat+ dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan yang sesuai dengan kera*unan sianida dan tidak ditemukan adanya penyebab kematian lain
/.
Analisa kimia atau pemeriksaan toksikologi harus dapat dibuktikan adanya ra*un sianida dan atau metabolitnya+ dalam tubuh atau *airan tubuh korban se*ara sistemik.(
2.;
Mani5e!ai Klinik In!kikai Sianida Efek utama dari ra*un sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan
yang timbul se*ara progresif. Akan tetapi+ gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung dari dosis sianida+ banyaknya paparan+ jenis paparan+ dan bentuk dari sianida. Sianida berefek pada banyak sistem organ+ seperti pada tekanan darah+ penglihatan+ paru+ saraf pusat+ jantung+ sistem endokrin+ sistem otonom dan sistem metabolisme. Penderita akan mengeluh timbul rasa pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa saluran pernafasan. Cal yang khusus yang dapat diperhatikan pada penderita dengan kera*unan sianida adalah adanya ,arna merah terang pada arteri dan #ena retinal pada pemeriksaaan dengan funduskopi.5 Dalam konsentrasi rendah+ efek dari sianida baru mun*ul sekitar (/%5' menit kemudian+ sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidote. Tanda a,al dari kera*unan sianida adalah hiperpnea sementara+ nyeri kepala+ dispnea+ ke*emasan+ perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah+ berkeringat banyak+ ,arna kulit kemerahan atau *herry red karena
(&
darah #ena banyak mengandung oksigen+ tubuh terasa lemah dan #ertigo juga dapat mun*ul.5 Pada paparan sianida dengan konsentrasi tinggi+ hanya dalam jangka ,aktu (/ detik tubuh akan merespon dengan hiperpnea+ (/ detik setelah itu seseorang akan kehilangan kesadarannya. 5 menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka ,aktu /%? menit akan mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir dengan kematian. Tanda akhir sebagai *iri adanya penekanan terhadap <>S adalah koma dan dilatasi pupil+ tremor+ aritmia+ kejang%kejang+ koma penekanan pada pusat pernafasan+ gagal nafas sampai henti jantung+ tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang kera*unan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai ri,ayat terpapar sianida. 5 2.
Di Le!al Tingkat toksisitas dari sianida berma*am%ma*am tergantung dari
bentuk dan *ara masuknya ke dalam tubuh. Takaran toksik peroral untuk C<> adalah )'%F' mg sementara untuk 7<> atau >a<> adalah &'' mg. Pada inhalasi sianida dari udara+ gas sianida dalam menimbulkan efek tergantung dari konsentrasi dan lamanya paparan. Pada kadar &' ppm gejala kera*unan sianida sangat ringan dan mun*ul setelah beberapa jam. 7adar sianida ('' ppm sangat berbahaya karena akan menimbulkan gejala dalam ( jam. 6ahkan kadar sianida antara &'' hingga '' ppm dikatakan mampu membuat seseorang meninggal dalam ,aktu 5' menit. & Dosis letal dari beberapa bentuk sianida adalah sebagai berikut:
Asam hidrosianik sekitar &+/''I/+''' mgJminGm5
Sianogen klorida sekitar ((+''' mgJminGm5.
Perkiraan dosis intra#ena (.' mgGkg+
Perkiraan dalam bentuk *airan yang mengiritasi kulit ('' mgGkg. 5 Pada
beberapa
orang
terdapat
suatu
mekanisme
unik
yang
menyebabkan paparan dosis lethal tidak menimbulkan kematian. 7ondisi ini dikenal dengan nama imunitas rasputin. Daya toleransi yang tinggi pada orang ini disebabkan oleh karena daya detoksifikasinya yang berlebihan. Cal ini di dapat di*apai dengan mengubah <> menjadi sianat dan sulfosianat atau tidak terurainya garam <> yang tertelan menjadi C<>
(5
karena pC lambung yang basa. Teori lain yang dikemukakan adalah berubahnya bentuk sianida menjadi garam karbonat dalam penyimpanan sehingga menjadi tidak toksik.& 2.<
)ena!alakanaan Kea%$nan Sianida Prinsip pertama dari terapi ini adalah mengeliminasi sumber%sumber
yang terus%menerus mengeluarkan ra*un sianida. Pertolongan terhadap korban kera*unan sianida sangat tergantung dari tingkat dan jumlah paparan dengan lamanya ,aktu paparan. Segera menjauh dari tempat atau sumber paparan. $ika korban berada di
dalam ruangan maka segera keluar dari ruangan. $ika tempat yang menjadi sumber berada diluar ruangan+ maka
sebaiknya tetap berada di dalam ruangan.Tutup pintu dan jendela+ matikan pendingin ruangan+ kipas maupun pemanas ruangan sampai bantuan datang.
buka dan jauhkan semua pakaian yang mungkin telah
terkontaminasi oleh sianida. Ketakkan pakaian itu di dalam kantong plastik+ ikat dengan kuat dan rapat. $auhkan ke tempat aman yang jauh dari manusia+ terutama anak%anak. Segera *u*i sisa sianida yang masih melekat pada kulit dengan sabun
dan air yang banyak. Tindakan kedua adalah segera *ari udara segar. $ika berada di dekat balai pengobatan tertentu maka dapat diberikan oksigen murni. 6erikan antidotum untuk men*egah kera*unan yang lebih serius. Penambahan tingkat #entilasi oksigen ini akan meningkatkan efek dari antidotum. Asidosis laktat yang berasal dari metabolisme anaerobik dapat diterapi dengan memberikan sodium bikarbonat se*ara intra#ena dan bila penderita gelisah dapat diberikan obat%obat antikon#ulsan seperti dia0epam. Perbaikan perfusi jaringan dan oksigenisasi adalah tujuan utama dari terapi ini. Selain itu juga+ perfusi jaringan dan tingkat oksigenisasi sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan pemberian antidotum. 6ila korban dalam keadaan tidak sadar maka harus segera ditatalaksana di rumah sakit karena bila terlambat dapat berakibat kematian.5
(
Terdapat beberapa antidote yang dapat dipergunakan pada kasus kera*unan sianida.Masing%masing antidote bekerja pada bagian tertentu pada proses reaksi sianida dan menghambat reaksi tersebut. 6eberapa agent tersebut adalah (. Agent yang menginduksi pembentukan MetCb.
ion
ferri* 1!e5L2. MetCb yang dihasilkan berikatan kuat dengan sianida menjadi *yanmetCb. Preparat yang tersedia adalah sodium nitrit 1i.#2+ amil nitrit 1inhale2 dan dimetil aminofenol 1i.# atau i.m2 &. Agent yang berikatan se*ara langsung seperti *obalt yang langsung memotong
dan berikatan dengan ion
17elo*yanor2 dan
sianida. Di*obalt edetate
hydroo*obalamin 1
sediaan i.#. 5. Agent yang bekerja sebagai pendonor sulfur. $alur detoksifikasi sianida normalnya melalui kon#ersi sianida menjadi tiosianat+ dengan gugus sulfur yang diberikan oleh glutatione. Maka dari itu sodium tiosulfat akan berkontribusi terhadap reaksi ini dengan memberikan gugus sulfur. Agent ini diberikan dalam bentuk i.#. Pada
beberapa
negara
terjadi
prosedur
penenganan
terhadap
kera*unan sianida mempergunakan antidote yang berbeda%beda karena perbedaan pendapat tentang keefektifan dari masing%masing antidote. (. Di "SA. Sodium nitrit adalah obat pilihan karena mempunyai range dosis terapeutik yang lebar. Akan tetapi diperlukan monitoring metCb jika diberikan dalam jumlah yang besar. &. "7 lebih memilih di*obalt edetate karena efeknya yang *epat+ ,alaupun bahan ini mempunyai toksisitas yang *ukup signifikant. Maka dari itu penegakan diagnosis pasti kera*unan sianida sangat diperlukan. 5. Dimetil aminofenol direkomendasikan di $erman. -bat ini menginduksi pembentukan metCb dengan *epat. Monitoring metCb sangat diperlukan dan perlu dipertimbangkan re#ersal dengan metilen blue. Preparat ini diberikan i.m maka dari itu dapat diberikan oleh paramedis akan tetapi pada tempat injeksi akan terjadi nekrosis. 7elemahan lain adalah obat ini
(/
adalah penyerapannya yang buruk terutama dalam keadaan toksikasi akutGkolaps. 4.
Pran*is
telah
merekomendasikan
antidote
terbaru
sianida
yaitu
hydroi*obalamin. Preparat ini adalah prekursor dari #itamin 6(& yang mempunyai toksisitas minimal. Cydroi*obalamin merupakan molekul yang besar dan hanya akan berikatan dengan sianida pada molar yang sama. Preparate yang tersedia harus dien*erkan terlebih dahulu sebelum diberikan. Satu%satunya kelemahan dari obat ini hanyalah kesulitan dalam pemberiannya dan harganya yang masih mahal. 8 2.=
)e#eikaan 8ena>a" Ka$ Kea%$nan Sianida 2.=.1 )e#eikaan L$a Pada pemeriksaan luar dapat ditemukan bau sianida pada tubuh
yang dapat dikenali seperti bau almond akan tetapi banyak orang tidak bisa mendeteksi bau ini sebagian karena kemampuan adaptasi indera pen*iuman dengan *epat akan NmenghilangkanO bau tersebut. Selain itu+ se*ara genetik '9 populasi tidak dapat men*ium bau tersebut. Penampakan lebam mayat pada kondisi ini *ukup ber#ariasi. Yang klasik dikatakan menjadi ber,arna merah bata+ sesuai dengan kelebihan oksi hemoglobin atau sianmethemoglobin 1karena jaringan tidak dapat menggunakan oksigen2. 6anyak deskripsi lebam mayat yang mengarah pada kulit yang ber,arna merah muda gelap atau bahkan merah terang+ terutama bergantung pada daerahnya+ yang dapat dibingungkan dengan karboksi hemoglobin 1Cb<-2. Terdapat pula kemungkinan muntahan hitam disekitar bibir. Cal lain dapat dilihat adanya tanda%tanda sianosis seperti kebiruan pada bibir dan ujung jari%jari. Akan tetapi jika lebih dari & jam maka tanda ini akan dika*aukan oleh perubahan postmortal. Tanda lain adalah adanya perdarahan berbintik pada selaput biji mata dan kelopak mata.( 2.=.2 )e#eikaan Dala# Sebelum pemeriksaan dalam dilakukan sangat penting diketahui
bah,a pemeriksaan dalam 1autopsi2 korban dengan kera*unan sianida
()
*ukup beresiko karena pemeriksa akan terpapar sianida dalam ,aktu yang *ukup lama. / 7ematian oleh
karena
sianida
disebabkan
oleh
karena
histotoksik hipoksia maka tanda%tanda asfiksia dapat dilihat pada pemeriksaan dalam seperti adanya kongesti organ%organ dalam akibat perbendungan sistemik. -rgan dalam terlihat membesar dan jaringan di dalam mungkin juga menjadi ber,arna merah muda terang disebabkan karena oksi%hemoglobin yang tidak dapat digunakan oleh jaringan % yang mungkin lebih umum terjadi dari pada karena sianmethemoglobin. Selain itu terjadi kongesti pada paru%paru dan dilatasi jantung kanan.( Striae pada lambung dapat mengalami kerusakan hebat dan terlihat menutupi permukaan+ selain itu terdapat resapan darah pada lekukan mukosa. ni terutama disebabkan kekuatan alkali yang kuat dari hidrolisa garam%garam natrium dan kalium sianida. Pada kasus kera*unan berat+ lambung akan ditandai dengan striae ber,arna merah gelap. Kambung dapat berisi darah maupun rembesan darah akibat erosi maupun pendarahan di dindingnya. $ika sianida berada dalam larutan en*er+ kerusakan yang terjadi lebih minimal. Apabila ra*un masuk se*ara oral maka kekuatan alkali dari sianida akan mengiritasi saluran *erna. Esofagus dapat mengalami kerusakan+ terutama pada bagian mukosa pada sepertiga distal+ terutama saat post mortem dimana terjadi regurgitasi isi perut karena relaksasi dari sphin*ter. -rgan lain tidak menunjukkan perubahan yang spesifik dan diagnosis dibuat berdasarkan bau dan ,arna kemerahan pada jaringan dalam tubuh./ erslag
dalam
bukunya
mengatakan
terdapat
beberapa
perubahan histologis yang mengindikasikan adanya kematian akibat defisiensi oksigen melalui asfiksia yaitu: (. Cilangnya lemak terutama pada #akuola sitoplasma dari epitel pada jaringan hati+ sel otot jantung+ dan sel pada tubulus renal &. Pembengkakan sel endotel pada otak dan otot jantung
(8
5. Mobilisasi
dan
proliferasi
dari
makrofag
al#eolar
dengan
pembentukan sel raksasa polinuklear 1hanya terjadi pada paru% paru yang sehat2 . Presipitasi droplet hialin pada epitel hati /. Perdarahan pada paru%paru dan otak ). Degenarasi sel ganglion dan hilangnya substansi >issl terutama pada girus hippo*ampus 7.
2.?
Emfisema akut pada jaringan interstistial dan al#eolar paru.?
)e#eikaan Tkikl3i Ka$ Kea%$nan Sianida $umlah sianida yang ditemukan dalam pemeriksaan tergantung jumlah
sianida yang masuk dalam tubuh dan ,aktu antara masuknya sianida dengan kematiannya. Yang mana akhir%akhir ini biasanya diukur dalam menit+ atau pada kasus dengan dosis rendah dan sempat diterapi+ korban dapat bertahan hidup dalam jam bahkan hari. Sianida yang ditemukan dalam jumlah *ukup adalah bukti bah,a sianida telah masuk dalam tubuh yang mana hal itu sendiri tidak normal dan dikonfermasi sebagai barang bukti dari terjadinya kera*unan. Akan tetapi+ 7arhunen et al telah melaporkan kasus dimana seorang tersangka pembunuhan terbakar dan pada post mortemnya menunjukkan tingkat sianida dalam darah (' mgGl+ yang diperkirakan sesuai dengan difusi pasif dari sianida melalui seluruh *a#itas tubuh yang terbuka saat terjadinya kebakaran. Maka dari itu sangat penting untuk mengidentifikasi sumber pasti sianida pada kasus% kasus kera*unan dan rute masuknya 0at ke dalam tubuh sehingga dapat diketahui penyebab kematiannya./ 6eberapa
spesimen
yang
dapat
diambil
untuk
pemeriksaan
laboratorium adalah (.
Kambung 1isi dan jaringannya2. Material ini berguna untuk mengetahui kera*unan sianida peroral atau pada kasus mati mendadak dimana terdapat sejumlah besar obat%obat yang tidak terabsorpsi pada lambung. Pada kasus%kasus o#erdosis obat maka lambung harus diambil seluruhnya. $ika terdapat tablet atau *apsul pada lambung maka harus
(?
ditempatkan di kontainer terpisah dan dikirim bersama spe*imen lambung. &.
Cati. Spe*imen ini berguna untuk kasus kera*unan yang kompleks. 6iasanya diambil ('' gram pada dari lobus kanan karena tidak terkontaminasi dengan empedu.
5.
Darah. Dianjurkan untuk mengambil spesimen darah dari berbagai pembuluh darah perifer. 7hasnya+ tingkat sianida darah dalam ( serial kasus yang fatal antara (%/5 mgGl+ dengan rata%rata (& mgGK. F 7adar sianida normal dalam darah sebesar '+'()%'+'(mgGK.(' Selain pemeriksaan kadar sianida dapat juga dilakukan pemeriksaan pC darah yang akan menjadi lebih asam karena peningkatan asam laktat.
.
-tak. Pada kasus%kasus dimana sumber sianida tidak diketahui+ dianjurkan untuk mengambil sampel otak kurang lebih &' gram dari bagian dalam untuk mengkorfirmasi keberadaan sianida.
/.
Paru%paru. $ika kematian mungkin disebabkan oleh inhalasi gas hidrogen sianida+ paru%parunya harus dikirim utuh+ dibungkus dalam kantong yang terbuat dari nilon 1bukan poli#inil klorida2.
).
Kimpa merupakan jaringan dengan konsentrasi sianida yang paling tinggi+ diperkirakan karena limpa banyak mengandung sel darah merah+ dalam ( serial seperti diatas+ tingkat sianida limpa berkisar antara '+/% 5F? mgGl+ dengan rata%rata mgGl. Dalam serial lain+ tingkat sianida darah rata%rata 58 mgGl.
8.
"rine. Ekskresi sianida pada urine dalam beberapa bentuk salah satunya adalah tiosianat.F Pada orang yang tidak merokok konsentrasi tiosianat berkisar antara (%mgGK sementara pada perokok konsentrasinya hingga 5%(&mgGK.(' Penting untuk memba,a sampel ke laboratorium sesegera mungkin
1dalam beberapa hari2 untuk menghindari struktur sianida yang tidak seperti aslinya lagi dalam sampel darah yang telah disimpan. Cal ini biasanya dapat terjadi akibat suhu ruangannya+ sehingga jika ada penundaan+ sampel darah dan jaringan sebaiknya disimpan pada suhu derajat *el*ius dan harus dianalisa sesegera mungkin. Akan tetapi kualitas sampel telah menurun
(F
,alaupun dengan adanya pendingin. Kebih dari 8'9 isi sianida dapat hilang setelah beberapa minggu+ akibat reaksi dengan komponen jaringan dan kon#ersi menjadi thiosianad. Sebaliknya+ sampel postmortem yang terlalu lama disimpan dapat menghasilkan sianida akibat reaksi dari bakteri. Pen*egahan terhadap hal ini dengan mempergunakan kontainer yang berisi &9 sodium flourida. F 2.10 Me!de Analia Ki#ia a. "ji 7ertas Saring. 7ertas saring di*elupkan ke dalam asam pikrat jenuh
dan dibiarkan hingga lembap. Teteskan ( tetes isi lambung+ diamkan hingga agak kering lalu ditetesi >A&<-5 ('9. "ji positif bila terbentuk ,arna ungu. Metode lain adalah dengan mempergunakan larutan 7 mudah terurai. 6otol lalu dihangatkan. $ika terbentuk ,arna biru%hijau pada kertas saring maka *.
hasil reaksi positif.& Metode mempergunakan isi atau jaringan lambung dapat pula memakai reaksi Prussian 6lue. si atau jaringan lambung didestilasi dengan
&'
destilator yaitu /ml destilat+ (ml >a-C /'9+ 5 tetes !eS- ('9 dan 5 tetes !e
hingga endapan larut kembali dan terbentuk ,arna biru berlin. & ettler%oldbaum mempergunakan & flange atau piringan yang diantaranya diselipkan kertas saring ,athon no /' yang digunting sebesar flange. 7ertas saring lalu di*elupkan kedalam larutan !eS- ('9 selama / menit keringkan lalu di*elupkan ke dalam larutan >a-C &'9 selama beberapa detik. Ketakkan dan jepit kertas saring diantara kedua flange. Panskan bahan dan salurkan uap yang terbentuk hingga mele,ati kertas saring jika berubah menjadi biru maka hasil dinyatakan positif.& Analisa
Sianida
pada
darah
dapat
mempergunakan
metode
*alorimetrik. Metode ini yang mempergunakan reagent pyra0olone merupakan teknik kon#ensional untuk kuantifikasi sianida pada darah dan jaringan. 7elemahan utama dari teknik ini adalah pengerjaannya yang rumit dan memakan ,aktu. PD2. Metode ini jika dibandingkan dengan metode standar *alorimetri* mempunyai hasil yang serupa sehingga dapat dipergunakan untuk mendeteksi dan kuantifikasi sianida pada sampel darah postmortem. ((
&(
7ata 4Ra*un4 pada hukum mempunyai definisi yang tidak jelas akan tetapi de,asa ini definisi yang sering digunakan adalah 4ra*un merupakan suatu 0at yang bekerja pada tubuh se*ara kimia,i maupun faali yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh+ hal mana dapat berakhir dengan penyakit bahkan kematian4. 7eterlibatan ra*un dalam suatu peristi,a se*ara spesifik harus dibuktikan keberadaan ra*un tersebut dalam tubuh dan efeknya pada tubuh "ntuk itu diperlukan seorang ahli yang dapat mengidentifikasi jenis ra*un dan perkiraan *ara masuknya ke dalam tubuh. Pada 7"CAP pasal (5( diatur bah,a 4dalam hal penyidikan untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka kera*unan ataupun mati yang diduga karena peristi,a yang merupakan tindak pidana+ ia ber,enang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya4. ( a. Kea%$nan
7era*unan sianida dapat terjadi karena ke*elakaan misalnya pada kasus orang tidak sengaja makan makanan yang mengandung sianida tinggi 1*yanide gli*oside2 atau terpapar sianida kerena pekerjaannya. Yang kedua ini lebih sering terjadi pada pusat%pusat industri yang mempergunakan sianida sebagai salah satu bahannya. Sianida dapat pula dipakai sebagai sarana bunuh diri 1mera*uni diri sendiri2. Dalam hal peristi,a bunuh diri ini melibatkan orang lain maka orang tersebut dapat dikenai sanksi hukum sesuai dengan pasal 5/ yang menyatakan bah,a 3barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri+ menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu+ dian*am dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri4. (5 b. )ea%$nan
Ra*un juga dapat dipakai sebagai alat untuk membunuh 1mera*uni orang lain2. Pada kondisi%kondisi dimana terdapat unsur pidana+ unsur kesengajaan haruslah dibuktikan terlebih dahulu. Cal ini berkaitan dengan pasal 5' yang menegaskan bah,a 4barangsiapa dengan sengaja dan dengan ren*ana terlebih dahulu merampas nya,a
&&
orang lain+ dian*am karena pembunuhan dengan ren*ana+ dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama ,aktu tertentu+ paling lama dua puluh tahun4. Dalam hal peristi,a kera*unan ini melibatkan orang banyak dan sumber ra*un terdapat pada sarana umum maka haruslah dibuktikan unsur kesengajaannya sehingga pasal &'& bisa diterapkan 1barang siapa memasukkan barang sesuatu ke dalam sumur pompa+ sumber atau ke dalam perlengkapan 1inri*hting2 air minum untuk umum atau untuk dipakai oleh+ atau bersama%sama dengan orang lain+ padahal diketahui bah,a karenanya air lalu berbahaya bagi nya,a atau kesehatan orang+ dian*am dengan pidana paling lama (/ tahun2. (5
&5
&A& III KESIM)ULAN Pemeriksaan forensik pada kasus kera*unan bertujuan untuk men*ari penyebab kematian dan untuk mengetahui seberapa jauh ra*un mempengaruhi terjadinya suatu kejadian. Terdapat berbagai jenis ra*un yang masuk ketubuh melalui berbgai ma*am *ara dan memberikan efek yang ber#ariasi pada masing% masing orang. Toksikologi adalah salah satu *abang ilmu forensik yang mempelajari sumber+ sifat dan khasiat ra*un+ gejala%gejala dan pengobatan pada kera*unan serta kelainan yang didapatkan pada korban meninggal. Sianida adalah bahan kimia yang mengandung gugus *yan 1<=>2. Sianida yang dipergunakan dalam berbagai industri+ adalah salah satu 0at ra*un yang memberikan efek baik sistemik maupun lokal dan bersifat sangat toksik bahkan lethal. Terdapat berbagai bentuk sianida di alam baik yang bersal dari sumber natural maupun sintetis. 6eberapa 6entuk%bentuk sianida yaitu Cidrogen Sianida 1C<>2+ Sodium Sianida+ Potasium Sianida 17<>2+ 7alsium Sianida 12&2+ Sianogen+ Sianogen 7lorida+ likosida Sianogenik. Akan tetapi dalam tubuh bentuk%bentuk ini akan berubah menjadi hidrogen sianida yang melepaskan ion sianida bebas yang akan berekasi dan memberikan efek. Terdapat beberapa *ara masuknya sianida ke dalam tubuh yaitu inhalasi+ kontak langsung dan peroral. Setelah terabsorpsi+ sianida se*ara *epat akan terdistribusi di sirkulasi. 7onsentrasi sianida tertinggi terdapat pada hati+ paru+ darah+ otak. Sianida akan meninaktifkan sitokrom * oksidase pada mitokondria yang akan menghambat transfer oksigen dan menghentikan respirasi selular. Anoksia jaringan yang diinduksi oleh reaksi ini perubahan pada metabolisme sel. 7ombinasi dari hipoksia sitotoksik dengan asidosis laktat akibat perubahan metabolisme akan menekan <>S yang mengakibatkan henti nafas dan kematian. ejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung dari dosis sianida+ banyaknya paparan+ jenis paparan+ dan bentuk dari sianida. Tanda a,al dari kera*unan sianida adalah hiperpnea+ nyeri kepala+ dispnea+ ke*emasan+ gelisah+
&
berkeringat banyak+ ,arna kulit kemerahan atau *herry red+ tubuh terasa lemah dan #ertigo. Tanda akhir sebagai *iri adanya penekanan terhadap <>S adalah koma dan dilatasi pupil+ tremor+ aritmia+ kejang%kejang+ koma penekanan pada pusat pernafasan+ gagal nafas sampai henti jantung+ tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang kera*unan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai ri,ayat terpapar sianida. Takaran toksik peroral untuk C<> adalah )'%F' mg sementara untuk 7<> atau >a<> adalah &'' mg. Pada inhalasi sianida dalam menimbulkan efek dalam (jam pada konsentrasi ('' ppm. Prinsip pertama dari terapi kera*unan sianida adalah mengeliminasi sumber% sumber yang terus%menerus mengeluarkan ra*un sianida. Tindakan kedua adalah segera *ari udara segar. Segera berikan antidote seperti sodium nitrit+ di*obalt edetate+ dimetil aminofenol+ hydroi*obalamin. Pemeriksaan dalam 1autopsi2 korban dengan kera*unan sianida *ukup beresiko karena pemeriksa akan menghirup sianida dalam ,aktu yang *ukup lama. Tanda%tanda asfiksia dapat dilihat pada korban ini seperti sianosis pada bibir dan ujung jari%jari+ kongesti organ dalam dan dilatasi jantung kanan. 6eberapa tanda yang dapat dilihat adalah lebam mayat ber,arna merah bata+ muntahan hitam disekitar bibir+ bau sianida seperti bau almond+ jaringan pada organ dalam mungkin juga menjadi ber,arna merah muda terang+ striae lambung ber,arna merah gelap+ oesuphagus sepertiga distal mengalami kerusakan. Adanya sianida dapat se*ara objektif dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium. Sampel dapat diambil dari lambung baik isi maupun jaringannya+ jaringan hati+ darah+ otak+ paru%paru+ limpa+ urine. 6eberapa metode yang dipergunakan untuk pemeriksaan ini adalah uji kertas saring+ reaksi S*honbein%Pagente*her 1reaksi gua*ajol2+ reaksi prussian blue+ gettler%goldbaum. Analisa sianida pada darah dapat juga mempergunakan metode *alorimetrik dan as !romatography dengan Nitrogen Phosporus Detection 1<%>PD2.
&/
Pada kasus kera*unan pembuktian adanya ra*un dan peranan ra*un dalam kejadian tersebut sangat diperlukan. "ntuk itu pasal (5( 7"CP mengatur tentang kesaksian ahli dari ahli ra*un dalam hal ini adalah dokter forensik. Selain itu jika terdapat unsur kesengajaan maka pelaku dapat dijerat dengan pasal 5' 7"CP dan pasal &'& 7"CP jika peeristi,a kera*uan terjadi pada sarana%sarana umum dan melibatkan orang banyak.
&)
DAFTAR )USTAKA
(. dries+ AM. (FF8. Pedoman Ilmu "edokteran #orensik . 6inarupa Aksara: $akarta. &. 6udiyanto A+ dkk. (FF8. Ilmu "edokteran #orensik . 6agian 7edokteran !orensik !akultas 7edokteran "ni#ersitas ndonesia: $akarta. 5. "tama+
Carry
Hahyudy+
&'')+
7era*unan
Sianida+
httpGklikharry.,ordpress.*om+ diakses pada &) -ktober &'(%('%&) . ATSDR. (FF8. Toi*ology profile for *yanide. Atlanta+ A+ "nited States Department of Cealth and Cuman Ser#i*e+ Publi* Cealth Ser#i*e+ Agen*y for Toi* Substan*e and Disease Registry. /. ATSDR. &''. Draft toi*ology profile for *yanide. Atlanta+ A+ "nited States Department of Cealth and Cuman Ser#i*e+ Publi* Cealth Ser#i*e+ Agen*y for Toi* Substan*e and Disease Registry. ). 6allantyne 6. (F?5. A*ute Systemi* toi*ity of *yanide by topi*al appli*ation to the eye. $ournal of Toi*ology%
round+
Maryland.
"SA.
A#ailable
httpGG,,,.bordeninstitute.army.milG*,b,G
from Diunduh
:
"RK:
pada
&/
-ktober &'(. ?. 6ismuth+ <.+ .P.+ Marrs+ T.<.+ Meredith+ T.$.+ Parren+ A.<..M.+ Persson+ C.+ Taitelman+ ".+ (FF5+ Antidote for Poisoning by o. )(2. Diakses pada tanggal &/ -ktober &'(.
&8
((. 7night+ 6.+ (FF). !orensi* Pathology. Ed,ard Arnold+ A Di#ision of Codder and Stonghton. Kondon. (&. 7umar+ .+ Abbas+ A.7.+ !austo+ >.+ &''/.Robbins and