REFERAT HEMATURIA
Disusun oleh : JULIA 1102010137 Kepaniteaan Klini! "e#ah R$UD %asa Re&o
%e'&i'&in( : D) Johan) $p)"U
$MF "EDAH R$UD %A$AR RE"* JAKARTA FAKULTA$ KED*KTERA+ U+I,ER$ITA$ U+I,ER$ ITA$ -AR$I -AR$I Juni 201.
0
%en#ahuluan
Darah dalam saluran kemih merupakan suatu petanda yang perlu segera di tindak lanjuti dengan berbagai pemeriksaan laboratorium. Hematuria merupaan suatu gejala yang penting pada berbagai penyait ginjal dan salurannya, sedangkan proteinuria lebih memilii arti dalam hal diagnostik dan prognostik penyakit. Pemeriksaan harus dilakuan dengan teliti dan terarah supaya jangan sampai ada hal penting yang terlewatkan sedangkan pemeriksaan pemeriksaan yang tidak perlu sebaiknya dihindarkan. Hematu Hematuria ria merupa merupakan kan petand petandaa dari dari suatu suatu penya penyakit kit yang yang serius serius sehingg sehinggaa sangat sangat penting untuk di pastikan adanya sel darah merah dalam saluran kemih serta ditentukan tingkat keparahan dan persistensi nya. Hematuria dapat dijumpai dalam berbagai keadaan, seperti bagian dari suatu episode hematuria makroskopi , sebagai gejala dari infesi saluran kemih atau sebagai petanda lain dari suatu kebetulan yang ditemukan dalam pemeriksaan rutin. Anamn Anamnesis esis dan pemeri pemeriksaa ksaan n fisik fisik memega memegang ng peranan peranan pentin penting g dalam dalam menega menegakan kan diagnosis diagnosis pada hematuria. hematuria. Bila ada demam, letargi, nyeri perut, sembab, atau gejala saluran saluran kemih seperti misalnya disuria, inkontinensia urin, dan sering berkemih maka kemunginan besar berasal dari saluran kemih. olik pada daerah pinggang sebelum timbulnya hematuria kemungkinannya adalah batu ginjal atau batu ureter. Adanya nyeri tekan atau tenggorok !0!" hari #atau infeksi kulit kulit "-$ minggu% minggu% sebelum terjadinya terjadinya hematuria hematuria kemungkina kemungkinan n besar adalah glomerulonefritis pas&a strepto&o&&us. Bila ada riwayat ruam kulit terutama berbentuk kupu-kup kupu-kupu u di daerah wajah , mungkin suatu lupus lupus eritematosus eritematosus sistemik atau berbrntuk berbrntuk purpura maa kemungkinannya kemungkinannya adalah Heno&h '&h ӧnlein. (iwaya (iwayatt penyaki penyakitt dahulu dahulu juga juga perlu perlu di&ari di&ari seperti seperti adanya adanya riwayat riwayat trauma trauma ginjal ginjal ,gangguan faal hemostasis, atau hematuria dalam keluarga. Adanya riwayat ketulian dengan gagal ginjal dalam keluarga terutama keluarga laki-laki sangat mungkin satu sindrom alport. Demikian juga adanya riwayat penyakit ginjal polikistik autosomal dominan dalam keluarga. )eskipun pemeriksaan fisik tidak terlalu penting dalam menegakan diagnosis hematuria, namun adanya pembesaran ginjal, kelainan pada genital, atau adanya ruam kulit atau nyeri sendi dapat berguna dalam menegakkan diagnosis pada pasien dengan hematuria.
!
He'atuia
De/inisi He'atuia
Hematuria adalah terdapat sel darah merah di dalam urine. 'el darah merah mungkin berasal dari sepanjang saluran ken&ing, dari glomerulus sampai uretra distal. 'el darah merah #'D)% dalam urin mungkin saja normal se&ara morfologi #eumorfik%, atau han&ur, atau berbentuk tak beraturan #dismorfik%. eberadaan 'D) dismorfik mengarahkan kepada penyebab glomerular pada 'D). Hal yang perlu ditegaskan bahwa beberapa spesimen urin menunjukan &uran dari 'D) eumorfik dan dismorfik. Penting untuk membedakan apakah termasuk hematuria makrsokopik #kasar% atau hematuria mikroskopik #tersembunyi%. Hematuria makroskopik bisa dilihat oleh mata dan bisa berwarna merah pu&at, &oklat, teh tua, atau warna &o&a-&ola. Pada hematuria mikroskopik, warna urin adalah normal tetapi pada pemeriksaan urinalisis didapatkan darah positif. Ditemukannya lebih dari * 'D) per lapang pandang besar pada urin segar yang telah disentrifuse dinyatakan sebagai hematuria. +erdapat juga keadaan dimana 'D) terdapat dalam urin namun pada pemeriksaan mikroskop negatif #negatif palsu% atau menghasilkan positif palsu.persisten, dan berdiri sendiri atau berhubungan dengan proteinuria.
Epi#e'iolo(i He'atuia
nsiden hematuria makroskopik tidak diketahui dengan pasti, tetapi lebih sedikit dibanding dengan hematuria mikroskopik. Hematuria makroskopik dilaporkan berjumlah !,!.000 pada kunjungan ruang gawat darurat pediatri pasien yang berobat pada instalasi gawat darurat pada sebuah penelitian retrospektif. Hematuria mikroskopik bukan hal jarang, terjadi pada /!000 anak perempuan usia sekolah dan !"!000 anak laki-laki. Dimana hematuria kasar tejadi pada !1 pada anak. )eskipun. etiologi sering dengan mudah ditentukan, namun sisa diagnosis yang sulit ditentukan banyak. Penemuan klinis sering di dapatkan pada populasi orang dewasa, dengan pre2alensi yang mulai dari /,*1 menjadi /0,01. Pre2alensi gross hematuria pada anak-anak sebanyak 0,!1. 3ebih dari setengah kasus yang ada bisa dengan mudah diidentifikasi. Penyebab tersering dari gross hematuria adalah sistitis #/0-/*1%. Asimptomatis mikroskopik hematuria meningkat tidak lebih dari 0,*1. Etiolo(i He'atuia
/
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem urogenitalia atau kelainan yang berada di luar sistem urogenitalia. Penyebab paling umum dari hematuria pada populasi orang dewasa termasuk saluran kemih infeksi, batu saluran kemih, pembesaran prostat jinak, dan keganasan dalam urologi. 4amun, diferensial lengkap sangat luas , beberapa insiden khusus kondisi yang berhubungan dengan hematuria ber2ariasi dengan umur pasien, jenis hematuria #gross atau mikroskopis, gejala atau tanpa gejala%, dan adanya faktor risiko keganasan.
5ambar /. 6tiologi hematuria berdasarkan lokasi kelainan
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem urogenitalia atau kelianan yang berada di luar urogenitalia. elainan yang berasal dari sistem urogenitalia antara lain7 !. nfeksiinflamasi, antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan uretritis
/. +umor jinaktumor ganas, antara lain tumor 8ilm, tumor 5rawit9, tumor pielum, tumor
ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
. elainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain kista ginjal dan ren mobilis ". +rauma yang men&ederai sistem urogenitalia *. Batu saluran kemih elainan yang berasal dari luar system urogenitalia antara lain adalah 7 !. elainan pembekuan darah # diathesis hemorraghi& % /. '36 . Penggunaan antikoagulan, atau proses emboli pada fibrilasi atrium jantung maupun endokarditis
Klasi/i!asi He'atuia
Hematuria )akroskopik Pasien dengan hematuria kasar hematuria makroskopik sering datang dengan keluhan dengan perubahan warna urin, kadangkala mungkin terdapat laporan ditemukannya darah pada popok atau &elana dalam. Hematuria makroskopik adalah hematuria yang se&ara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah. 3angkah pertama dalam pendekatan pasien yang tersangka hematuria makroskopik adalah mengkonfirmasikan diagnosis hematuria melalui urinalisis dan pemeriksaan mikroskop dari sedimen urin. :ika pasien dengan pemeriksaan dipstik didapatkan hasil positif, perubahan warna mungkin berasal dari myoglobin atau hemoglobin. (eaksi yang terjadi apabila berpola berbintik- bintik menunjukan 'D) #sel darah merah% yang utuh sedangkan pola yang difus menunjukan 'D) yang lisis, hemoglobin, atau mioglobin. 'etelah sentrifugasi, apabila sedimen urin tampak merah atau &oklat dan sel darah merah tampak pada &ahaya mikroskop, diagnosis hematuria dapat ditegakan. 'etelah sentrifugasi, jika tidak ada 'D), dan atau tidak tampak warna, perubahan warna merupakan hasil sekunder dari hemoglobinuria lainnya atau mioglobinuria. 'ebagai tambahan, obat-obat tertentu #sulfonamid, nitrofurantion, salisilat, pena9opiridin, phenolphtalein dan rifampisin% menimbulkan false positif hematuria.
"
5ambar . Penyebab Hematuria )akroskopik
Hematuria )akroskopik7 sumber non glomerular ;rin berwarna merah atau merah jambu memberi kesan perdarahan non-glomerular. Dibawah mikroskop, sel darah merah akan tampak seragam. Proteinuria se&ara khas minimal, tetapi jika terlalu banyak darah pada urin, proteinuria mungkin tampak pada hematuria nonglomerular. eadaan klots atau kristal akan mendukung penyebab non glomerular. Hal ini membantu untuk menentukan apabila perubahan warna urin terjadi ketika urin mengalir. Hematuria awal atau hematuria akhir akan memberi kesan apakah hematuria di uretra atau 2esika urinaria. Pemeriksaan genital dibutuhkan untuk menilai bukti trauma, iritasi, atau infeksi. Pemeriksaan abdomen seharusnya meliputi penilaian terhadap masa dan nyeri #misalnya tumor 8ilm=s%. 4yeri suprapubik dapat ditemukan pada infeksi saluran ken&ing, sedangkan nyeri sudut kosto2etebra mungkin memberi kesan infeksi atau obstruksi, seperti yang mungkin terjadi pada nefrolitiasis.
*
Penyebab terbanyak dari hematuri non glomerular adalah infeksi, uretrorhagia, trauma, hipekalsiuria, nefrolitiasis, dan kegiatan fisik. Penyebab lain meliputi benda asing penyakit polikistik ginjal autosimal-dominan, trait si&kle sel dan anemia, dan tumor 8ilms. +erjadinya hematuria setelah trauma ringan mengarahkan untuk non glomerular. (iwayat infeksi fikir tentang keadaan abnormal anatomi seperti hidronefrosis ataukita ginjal.5ejala yang berhubungan seperti nyeri perut atau punggung, disuri, frekuensi, urgensi mengarahkan ke penyakitnon-glomerular. (iwayat infeksi saluran kemih, hidronefrosis, kista ginjal, sikle sel dan perdarahan akan berhubungan. +emuan yang berhubungan dari riwayat keluarga meliputi nefrolitiasis, reflu> 2esikoureter, infeksi saluran ke&ing dan penyakit si&kle sel. Pada pemeriksaan fisik seharusnya dinilai apakah terdapat masa pada abdomen, nyeri ketok sudut &osto2ertebra, nyeri abdomen atau suprapubik, dan bukti trauma atau kekerasan.
Hematuria )akroskopik7 sumber glomerular ;rin yang berwarna &oklat atau warna air teh, merupakan karakteristik hematuria glomerular. Pada beberapa kasus, urin akan tampak merah gelap, menyaebabkan keraguan menentukan lokasi perdarahan. +emuan yang sedang berlansung yaitu proteinuria # atau lebih% dan serpihan sel memberi kesan hematuria glomerular. Dibawah mikroskop sel darah merah akan menunjukan 2ariasi dalam ukuran. Penyebab
terbanyak hematuria glomerular
termasuk
glomerulonefritis pas&ainfeksi,
Heno&h'&honlein purpura, nefropati gA. Dan yang jarang 'indrom Alport, '36, dan tipe lain dari glomerulonefritis akut atau kronik. 5ejala oliguri, kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, atritis, atralgia, faringitis atau impetigo, ruam, dispneu atau fatigue akan mengarahkan tentang penyakit glomerular. (iwayat keluarga seharusnya memperlihatkan tentang hematuria, kehilangan pendengaran pada remaja dan dewasa, gagal ginjal,dan penyakit spesifik lainnya seperti 'indrom Alport atau '36. Pada pemeriksaan fisik ditemukan edema, hipertensi, ruam, purpura, atritis, atau batuk akan konsisten den ganglomerulonefritis. Pertumbuhan ginjal yang buruk akan mendasari penyakit ginjal kronik.
Hematuria mikroskopik Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang se&ara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan ? sel darah merah per lapangan pandang. Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang se&ara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan lebih $
dari / sel darah merah per lapangan pandang. )eskipun gross hematuria didefinisikan didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine, ada kontro2ersi mengenai definisi yang tepat dari hematuria mikroskopik. Ameri&an ;rologi&al Asso&iation #A;A% mendefinisikan hematuria mikroskopis klinis yang signifikan karena terdapat lebih dari sel darah merah #sel darah merah% pada lapangan pandang besar pada / dari spesimen urin dikumpulkan dengan selama / sampai minggu. 4amun, pasien yang berisiko tinggi untuk penyakit urologi harus die2aluasi se&ara klinis untuk hematuria jika urinalisis tunggal menunjukkan / atau lebih sel darah merah pada lapangan pandang besar
Dalam menge2aluasi hematuria, terutama hematuria makroskopik, banyak ahli men&oba untuk mempersempit penyebab yang mungkin melalui klasifikasi stadium dimana perdarahan terjadi selama urinasi. )eskipun klasifikasi ini tidak definitif, namun sering memberikan indikator yang diperlukan untuk pemeriksaan dan tes lebih lanjut. 1) Hematuria inisial
Darah yang mun&ul saat mulai berkemih, sering mengindikasikan masalah di uretra dan merupakan gambaran adanya infeksi sekunder. /. Hematuria terminal Darah yang terlihat pada akhir proses berkemih dapat menunjukkan adanya penyakit pada neck bladder atau urethra prostat . Hematuria total Darah yang terlihat selama proses berkemih, dari awal hingga akhir, menunjukkan permasalahan pada buli-buli, ureter atau ginjal.
Mani/estasi !linis
Hematuria yang berhubungan dengan reaksi inflamasi atau adanya obstruksi akan menimbulkan rasa nyeri. Pasien dengan sistitis atau dengan infeksi sekunder akan mengeluhkan nyeri yang hebat, tetapi nyeri tidak bertambah buruk bila diikuti dengan @
keluarnya clots. ebanyakan kasus, nyeri pada hematuria disebabkan oleh upper urinary tract hematuria dan obstruksi dari ureter disertai clots. Adanya clots menunjukkan derajat yang signifikan pada hematuria, oleh karena itu kemungkinan adanya patologi pada system urinarius meningkat. Pasien dengan hematuria disertai clots yang tidak berbentuk sering berasal dari buli-buli atau uretra prostat. 4amun, adanya clots yang berbentuk seperti &a&ing disertai dengan nyeri pinggang menunjukkan hematuria berasal dari upper urinary tract yang mana clots berbentuk seperti &a&ing merupakan clots yang berasal dari ureter. Hematuria tidak bisa diabaikan, dikarenakan hematuria pada dewasa harus dipikirkan mengarah kepada keganasan sampai dibuktikan dengan pemeriksaan. Pasien dengan gross hematuria, harus segera dilakukan sistoskopi, karena pada sumber pendarahan bisa diidentifikasi. 'istoskopi akan mengidentifikasi hematuria berasal dari urethra, buli-buli atau upper urinary tract. Pada pasien dengan gross hematuria pada infeksi sekunder yang berasal dari upper urinary tra&t, akan terlihat urin keluar dari orifi&ium. )eskipun reaksi inflamasi merupakan penyebab dari hematuria, tetapi seluruh pasien dengan hematuria ke&uali pada wanita muda yang telah terdiagnosis dengan sistitis, harus menjalani e2aluasi urologi. 8anita dan laki-laki dewasa dengan hematuria dan keluhan yang menganggu kemungkinan merupakan sistitis sekunder dari tumor necrotic bladder , atau carcinoma in situ bladder . ebanyakan kasus hematuria pada pasien dengan usia diatas *0 tahun.
%en#e!atan Dia(nosis
Hematuria merupakan tanda yang penting dan serius, serta dapat disebabkan oleh berbagai penyakit. Agar diagnosis penyebab hematuri dapat ditegakkan se&ara pasti, diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan terarah meliputi anamnesis, pemerikasaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khsusus lainnya, dan menghindari pemeriksaan yang tidak perlu.
Anamnesis Dari data yang diperoleh melalui pertanyaan yang diajukan, kadang-kadang etiologi hematuri sudah dapat diduga seperti7
a. Pada glomerulonefritis akut post streptokokus #54AP'%, sakit tenggorokan sering mendahului hematuri makroskopis @-!" hari sebelumnya. eluhan sakit tenggorokan biasanya menghilang bila hematuri mulai timbul. 'edangkan pada nefropati gA, hematuri makroskopis terjadi selama 'PA berlangsung dan biasanya menghilang bersamaan dengan redanya 'PA tersebut. b. Hematuri makroskopis tanpa rasa nyeri dengan warna urin seperti air &u&ian daging #&oke&olored urine% mungkin disebabkan oleh glomerulonefritis. Bila urin berwarna merah terang biasanya berkaitan dengan kelainan nonglomerulus seperti trauma, tumor, kelainan koagulasi, tb& ginjal. &. 'akit waktu miksi #disuri%, sering miksi #polakisuri%, ngompol #enuresis%, miksi mendesak #urgen&y%, demam, merujuk ke arah infeksi saluran kemih #'%. 3ebih lanjut bila hematuri disertai demam, sakit pinggang, mungkin ' bagian atas #pielonefritis% tetapi bila disertai gejala lokal seperti nyeri suprapubik, disuri, mungkin ' bagian bawah. Disuri disertai hematuri yang timbul pada permulaan miksi mungkin akibat uretritis anterior, dan bila disertai hematuri terminal. d. )ungkin akibat uretritis posterior atau batu kandung kemih. 4yeri menyerupai kolik di daerah pinggang atau menyebar ke lipatan paha mungkin akibat batu atau bekuan darah di ginjal atau ureter. e. (iwayat penyakit ginjal kronis dalam keluarga dengan atau tanpa gangguan pendengaranatau penglihatan, mendukung kearah sindrom Alport. f. Ada riwayat rash kulit #purpura%, sakit sendi, sakit perut dan demam mengarah ke kemungkinan sindrom '&honlein Heno&h atau lupus eritematosus sistemik. g. 'esudah makan jengkol diduga akibat intoksikasi jengkol. h. Hematuri disertai perdarahan gusi, epitaksis, ingat pada penyakit leukemia. i. Pemakaian obat tertentu, pikirkan kemungkinan obat tersebut sebagai penyebab. j. +imbul setelah melakukan kegiatan jasmani, mungkin akibat latihan fisik yang berat dan biasanya segera hilang pada saat istirahat.
62aluasi Anamnesis 3angkah pertama dalam menge2aluasi pasien dengan hematuria kasar adalah memperoleh deskripsi detail dari urin, termasuk onset dan durasi perubahan warna serta apakah persisten atau intermiten. 8arna urin seperti teh, &oklat, atau &o&a-&ola mengarahkan glomerulus sebagai etiologinya, sedangkan warna merah muda atau merah terang berupa ber&ak pada urin mengindikasikan perdarahan saluran &erna bawah. ;rin yang keruh C
mengarahkan kepada terdapatnya sel dalam urin memberi kesan penyakit glomerular atau infeksi. Adakalanya presipitat kristal kalsium dan fosfat membuat urin menjadi keruh, hal ini tampak pada keadaan patologis seperti pada nefrolitiasis tetapi mungkin juga tampak pada ekskresi urin normal dari substansi tersebut #terutama jika urin bersifa alkali%. Anamnesis lebih lanjut seharusnya menilai hubungan gejala dan tanda, termasuk frekuensi, urgensi, disuri, nokturia, dan eneuresis, perubahan keluaran urin, nyeri perut atau pinggang, sembab pada wajah atau ekstremitas, atau gejala sistemik seperti kehilangan berat badan, lemah, demam, atralgia, atau ruam kulit. ita harus mengetahui riwayat penyakit sebelumnya atau trauma, dan riwayat keluarga berupa penyakit glomerular, tubular, maupun batu, riwayat keluarga dengan penyakit ginjal #termasuk nefritis herediter, penyakit polikistik ginjal autosomal dominan maupun resesif, malformasi kongenital, atau refluk 2esikoureteral, nefrolitiasis, gagal ginjal stadium akhir dialisis transplantasi, metabolik #seperti sistinuria, hipero>aluria%, penyakit 2askular kolagen atau rematik, atau gangguan pendengaran seharusnya diin2estigasi se&ara hati-hati. 'e&ara spesifik, banyak elemen dari riwayat pasien memberi indikasi terhadap etiologi pasti dari hematuria, diantaranya7 !. Disuri, urgensi, dan frekuensi memberi kesan infeksi saluran ken&ing atau hiperkalsiuri. /. Hematuria yang terjadi pada permulaan ken&ing #inisial hematuria% merujuk kepada etiologi pada uretera, sedangkan darah pada akhir ken&ing #terminal hematuri% merujuk kepada perdarahan 2esika urinaria. Hal ini semakin didukung apabila terdapat riwayat tinggal atau bepergian ke daerah endemi infeksi parasit pada 2esika urinari oleh '&histosoma haematobium. . 4yeri abdomen, terutama nyeri pinggang unilateral yang menjalar ke paha memberi kesan sumbatan sekunder atau gumpalan pada kalkulus. ". (iwayat latihan fisik atau trauma. *. (iwayat faringitis !-/ minggu atau infeksi kulit -* minggu diikuti hematuria memberi kesan post infeksi glomerulonefritis, sedangkan penyakit yang bersamaan dengan hematuri mungkin mengindikasi nefropati gA. $. (iwayat edema atau hipertensi #sakit kepala, pengelihatan kabur% memberi kesan penyakit glomerular. @. 4yeri sendi, ruam, rambut rontok, kehilangan berat badan, dan demam memberi kesan penyakit reumatologi. . Hematuria kasar yang diikuti trauma minor
memberi kesan diagnosis
obstruksi
uretropel2i& jungtion kongenital. C. (iwayat penyakit si&kle &ell yang mungkin merupakan hasildari nekrosis papiler. !0
!0. +erpajan pengobatan yang menyebabkan sistitis seperti&y&lophosphamide. !!. Aktifitas seksual beresiko terhadap infeksi saluran ken&ing dan infeksi menular seksual bisa juga mun&ul dengan hematuria.
Pada hematuria mikroskopik sering ditemukan se&ara kebetulan. Perubahan warna diobser2asi pada dipstik urin akibat akti2itas pero>idase hemoglobin. Positif palsu bisa disebabkan oleh alkaliurin, kontaminasi dengan agen oksidasi yang digunakan untuk membersihkan perineum atau detergen #hipoklorid% pada penampung urin. 4egatif palsu bisa disebabkan oleh asam askorbik urin atau berat jenis urin yang rendah #yang kemudian disebabkan lisis atau 'D)%. 'eperti pada hematuria kasar, diagnosis seharusnya dikonfirmasikan oleh pemeriksaan urin segar yang telah disentrifugasi untuk menilai 'D). +erdapat pre2alensi yang tinggi hematuria transien, pengulangan pemeriksaan lebih dulu untuk e2aluasi lebih lanjut sangat dianjurkan. +idak adanya gejala dan sebaliknya anak usia sekolah yang sehat diobser2asi sampai / tahun tanpa e2aluasi lanjutan dan adanya menstruasi seharusnya disingkirkan pada wanita remaja.
Pemeriksaan isik :ika memungkinkan, adalah penting untuk membandingkan berat dan tinggi badan pada pemulaan penilaian, pertumbuhan linear yang buruk mungkin penyebab dari penyakit ginjal kronik, sedangkan pertumbuhan berat badan yang tidak tepat bisa terjadi dengan edema. Perhatian khusus seharusnya untuk menilai tekanan darah tinggi. 62aluasi juga seharusnya menilai apakah pasien mengalami edema periperal atau periorbital, mengarahkan ke proteinuria, yang mana bersama-sama dengan hematuria merupakan diagnostik dari penyakit glomerular, atau ruam kulit, bengkak atau nyeri pada sendi mengarahkan terhadap penyakit sistemik #misalnya '36%. Pemeriksaan genital dibutuhkan untuk menilai bukti trauma, iritasi, atau infeksi. Pemeriksaan abdomen seharusnya meliputi penilaian terhadap masa dan nyeri. a. Hematuri disertai gejala edema dan hipertensi, mungkin merupakan manifestasi dari 54AP', glomerulonefritis kronis atau sindrom nefrotik. b. (uam di lokasi yang khas #bokong dan anggota gerak bawah%, artralgia, mungkin karena sindrom '&honlein atau lupuseritematosus sistemik. &. )assa di abdomen, harus dipikirkan kemungkinan tumor 8ilms, ginjal polikistik, hidronefrosis, uropati obstruktif, atau tumor buli-buli. d. Adanya tanda-tanda perdarahan di tempat lain memberi dugaan kemungkinan penyakit darah.
!!
e. elainan genitalia eksterna, mungkin oleh karena laserasi orifisium uretra eksterna atau fimosis. f. elainan mata dan gangguan pendengaran, pikirkan sindrom Alport. g. +inggi dan berat badan tidak bertambah, mungkin penyakit ginjal kronis.
%e'ei!saan %enunan(
!. Pemeriksaan Darah Pemeriksaan yang dilakukan adalah penentuan kadar kreatinin, ureum dan elektrolit untuk mengetahui faal ginjal. Asam fosfatase yang meningkat pada metastase prostas dan fosfatase alkali yang dapat meningkat pada setiap jenis metastase tulang, kadar kalsium, fosfat, asam urat dan hormone paratiroid ditentukan bila terdapat kemungkinan urolithiasis. Pemeriksaan hapusan darah tepi dapat menunjukkan proses mikroangiopati yang sesuai dengan sindrom hemolitik-uremik, thrombosis 2ena ginjal, 2askulitis atau '36. Pada keadaan terakhir adanya autoantibody dapat ditunjukkan dengan reaksi Eoombs positif, adanya antibody antinu&lear, leu&openia dan penyakit multisystem. +rombositopenia dapat diakibatkan oleh berkurangnya produksi trombosit # pada keganasan % atau peningkatan konsumsi trombosit # '36, purpura trombositopenik idiopatik, sindrom hemolitik-uremik, thrombosis 2ena ginjal %. /. ;rinalisa Pemeriksaan yang dilakukan untuk pemeriksaan mikroskopik, bakteriologik dan sitologik. Pemeriksaan urinalisa dapat mengarah kepada hematuria yang disebabkan oleh faktor glomeruler ataupun non glomeruler. . Pada pemeriksaan PH urin yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi organisme peme&ah urea di dalam saluran kemih, sedangkan PH urin yang sangat asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat ". 'itologi urin diperlukan untuk men&ari kemungkinan adanya keganasan sel-sel uretelial *. FP adalah pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria dan sering digunakan untuk menentukan fungsi ekskresi ginjal. ; mumnya menghasilkan gambaran salurang kemih dari ginjal sampai dengan kandung kemih, asal faal ginjal baik. Pemeriksaan ini dapat menilai adanya batu saluran kemih, kelainan bawaan saluran kemih, tumor ueotelium, trauma saluran kemih. $. ;'5 berguna untuk menentukan letak dan sifat massa ginjal dan prostat #padat atau kista%, adanya batu atau lebarnya lumen pyelum, penyakit kistik, hidronefrosis atau urolitiasis ureter, kandung kemih dan uretra, bekuan darah pada buli-bulipyelum dan untuk mengetahui adanya metastasis tumor di hepar. ;ltrasonografi dari saluran kemih !/
sangat berguna pada pasien dengan hematuria berat, nyeri abdomen, nyeri pinggang atau trauma. :ika hasil penelitian awal ini tetap normal, disarankan dilakukan pemeriksaan kreatinin dan elektrolit serum. @. 'istometrografi biasanya digunakan untuk menentukan perbandingan antara isi dan tekanan buli-buli . 'istoskopi atau sisto-uretro-renoskopi #;('% dikerjakan jika pemeriksaan penunjang di atas belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria. C. (adionu&lide untuk menge2aluasi setelah adanya obstruksi !0. Biopsi ginjal
!
5ambar ". Alur Pemeriksaan Penunjang
!"
;rinalisis 3angkah pertama dalam menge2aluasi penampakan urinalisis dengan menge2aluasi se&ara mikroskopik sedimen urin segar, yang telah disentrifugasi. 'e&ara alami, keadaan menstruasi pada perempuan remaja seharusnya disingkirkan.
5ambar
*. +emuan
linis
Hematuria
'ebaiknya diambil
urin
segar
karena penyimpanan akan mengubah keasaman dan berat jenis urin sehingga mengakibatkan lisisnya eritrosit. Dengan melihat sifat urin yang diperiksa setidak-tidaknya dapat ditentukan asal terjadinya perdarahan renal atau ekstra renal. 3ebih lanjut hal-hal yang lebih spesifik dapat mengarahkan kita ke etiologi hematuri tersebut. 8arna urin7 urin berwarna seperti air &u&ian daging menunjukkan glomerulonefritis, sedangkan urin yang berwarna merah terang dengan atau tanpa bekuan darah menjurus kearah trauma ginjal, atau perdarahan saluran kemih bagian bawah. Protein urin7 pemeriksaan protein sebaiknya dikerjakan di luar serangan hematuri makroskopis, karena hematuri itu sendiri dapat menyebabkan proteinuri, walaupun jarang melebihi positif ! atau /. Bila hematuri disertai proteinuri positif atau lebih, mengarah ke kerusakan glomerulus. 'edimen urin7 sebelumnya sebaiknya diperiksa terlebih dahulu pH urin, hemoglobin dan metabolit lain dalam urin. ;rin dengan pH tinggi # atau lebih% memberi petunjuk akan adanya urea splitting ba&teria seperti kuman Proteus. Pemeriksaan sedimen urin sangat membantu men&ari kemungkinan etiologi hematuri. !*
Pemilihan pemeriksaan tepat pada pasien dengan hematuria kasar berdasarkan temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada pasien dengan &uriga penyakit glomerular, seperti pada orang dengan nefritis, proteiuria, serpihan 'D) dan hipertensi, atau pada pasien yang tidak diketahui apakah hematuria berasal dari saluran atas atau bawah, e2aluasi laboratorium seharusnya meliputi penilaian serum kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, dan B;4. Pada kebanyakan pasien, hitung darah lengkap dengan perbedaan tipis mungkin membantu untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit 'i&kle 'ell atau +rait. +ingkat komplemen serum #E, E"% penting untuk menilai glomerulonefritis akut atau kronik. Penyakit dengan glomerulonefritis menunjukan nilai rendah dari E danatau E" oleh sebab itu analis yang hati-hati dan pertimbangan keadaan klinis akan membantu menginterpretasikan tingkat komplemen. Pada pasien dengan 54 atau dengan 4', nilai serum albumin mungkin memberi informasi. )asih terdapat perdebatan tentang nilai dari pemeriksaan untuk mengindentifikasi infeksi 'trepto&o&us pada pasien dengan 54 terutama 54 akut #A54%. ebanyakan infeksi bisa diidentifikasi dengan pemeriksaan standar #seperti pemeriksaan &epat streptokokus, atau kultur
tenggorokan.%
pemeriksaan
lainnya
seperti
antisreptosilin
Gatau
anti-
deoksiribonuklease B akan bernilai tipis, meskipun pada pasien dengan bukti A54. Pemeriksaan antinuklear antibodi mungkin berguna pada skrining '36, terutama pada wanita remaja, tetapi positif palsu tidak jarang. 'el si&kle atau elektroporesis hemoglobin mungkin dilakukan untuk menge2aluasi penyakit 'i&kle 'ell yang mana &enderung pada pasien dengan nekrosis papil, atau trait, yang juga mungkin menghasilkan hematuria kasar. Penemuan sedikit sel darah merah pada pemeriksaan mikroskop pada urin yang berwarna merah atau &oklat mendukung diagnosis hemoglobinuria atau mioglobinuria. Pemeriksaan serum akan bertujuan membedakan diantara dua kesatuan, supernatan urin akan berwarna merah muda pada keduanya tetapi serum hanya berwarna merah muda pada hemoglobinuria. eberadaan 'D) dismorfik memberi kesan perdarahan glomerular. Perdarahan nonglomerular, atau saluran ken&ing memberi kesan urin yang berwarna merah muda ataumerah terang dan 'D) yang seragam #dalam ukuran dan bentuk%. Penemuan esterase leukosit, nitrit, lebih dari * 'DP per lapang pandang besar atau keberadaan bakteri mengarahkan kepada infeksi saluran ken&ing. Beberapa klinisi merekomendasikan dilakukan kultur urin pada semua pasien dengan hematuria, ketika tidak terdapat gejala atau temuan abnormal pada urinalisis. Praktek ini masih kontro2esi, terutama pada anak yang bisa mengungkapkan ada atau tidak adanya disuri, nyeri abdomen, nyeri pinggang, atau nyeri suprapubik yang menetap dengan '. :ika dari anamnesis didapatkan memberi kesan infeksi 2irus atau parasit, !$
mungkin dibutuhkan konsultasi pihak laboratorium dalam persiapan pengumpulan, penyimpanan, dan proses pengambilan sampel.
Hematuria )akroskopik :ika di&urigai hematuria glomerular, pemeriksaan laboratorium awal seharusnya meliputi serum kreatinin elektrolit, albumin, hitung darah lengkap, komplemen E dan titer antistreptolisin antibodi #titer A'G%, dan kultur tenggorokan. :umlah proteinuria seharusnya dinilai se&ara kuantitatif dengan titik protein dan kreatinin urin. (asio protein dan kreatinin 0,/ mgmg adalah normal. Hal yang perlu di&atat titer A'G negatif tidak mengeksklusikan glomerulonefrits post infeksi, yang mana bisa diikuti infeksi, 2irus, parasit dan bakteri. Bagaimanapun, E akan rendah dengan kebanyakan glomerulonefritis post infeksi jika diperiksa pada saat presentasi penyakit. Hipertensi dan edem sering di&atat dengan baik. 6pisode berulang hematuria selama sakit saluran nafas atas akan memberi kesan nefropati gA berbeda dengan glomerulonefritis post-infeksi, E normal pada nefropati gA sama seperti tekanan darah. Perbedaan lainnya terletak pada latennya periode, dimana se&ara khas kurang dari * hari pada nefropati gA melawan !0-/! hari diikuti infeksi saluran nafas pada glomerulonefritis post-infeksi. eluarga seharusnya dijelaskan untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah dan permulaan diagnosis dibuat. Hematuria mungkin tetap ada pada pemeriksaan mikroskopik setelah permasalahan hematuria kasar Pemeriksan awal untuk hematuruia non-glomerular meliputi kultur urin, rasio kalsiumkreatinin urin dan pen&itraan ginjal dan 2esika urinaria. E+ s&an dengan kontras adalah pemeriksaan terbaik untuk mengin2estigasi trauma terutama pasien tidak stabil. E+ s&an tanpa kontras adalah standar emas untuk identifikasi nefrolitiasis.
ontraindikasi 7 terpajan radiasi, maka ultrasonografi bisa dijadikan alternatif. ;ltrasound akan mem2isualisasikan banyak batu namun mungkin tidak dapat memperlihatkan batu kalkulus yang ke&il dan atau batu uretra. Hiperkalsuri dilaporkan terhitung !$-" 1 pada kasus hematuri kasar jika nefrolitiasi tidak ada. 4yeri perut, disuri, dan gejala saluran ken&ing lainnya mungkin bisa berhubungan dengan hiperkalsiuri. Pada seri terbaru, uteroragia di identifiksi merupakan !"-!C 1 etiologi hematuria kasar. ;retroragia terjadi primer pada lakilaki pubertas dan mungkin berhubungan dengan disuri dan atau frekuensi. Ber&ak darah sering ditemukan pada pakaian dalam. 6tiologi pada proses ini belum jelas, namun permasalahan terselesaikan pada @!-C/ 1 anak dalam !-/ tahun. Pada kasus yang jarang hematuria kasar terjadi pada pasien dengan anemia si&kle sel atau trait si&kel sel dan se&ara !@
khas pada ginjal kiri. )eskipun gangguan koagulasi menghasilkan hematuria, perdarahan urin jarang pada keadaan awal dari gangguan.
Hematuria )ikroskopik Pasien dengan hematuria mikroskopik persisten seharusnya di skrining untuk beberapa gejala yang berhubungan sebagai pasien dengan hematuria kasar. (iwayat keluarga yang mengalami gangguan pendengaran, penyakit ginjal, hematuria mikroskopik atau batu ginjal, mungkin memberi kesan 'indrom Alport, Benign amilial Hematuria, +B)D atau hiperkalsiuria diopatik. n2estigasi !. Hematuria mikroskopik, tersembunyi7 e2aluasi pasien dengan hematuria mikroskopik seharusnya
dihubungkana pakah simptomatik
atau asimptomatik, transien atau
persisten,dan jika dihubungkan dengan proteinuria, temuan sistemik #&ontohnya nyeri dan bengkak pada sendi%, atau tanda-tanda 2ital yang abnormal #&ontohnya kehilangan berat badan yang signifikan, tekanan darah tinggi% menjamin in2estigasi berikutnya. Hematuria mikroskopik asimptomatik sering tersembunyi atau jinak. Gleh karena itu, e2aluasi seharusnya berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik. Pada pasien asimptomatik, rasio kalsiumkreatinin urin a&ak seharusnya diperoleh. 4ilai normal dijelaskan dibawah #diagnosis dan pengobatan%. Pemeriksaaan untuk 'i&kle 'ell +rait dan ultrasound ginjal mungkin
dipertimbangkan
pada
hematuria
tersembunyi.
Beberapa
orang
merekomendasikan untuk memeriksa anggota keluarga mengalami hematuria, hal ini memberi kesan penyakit genetik. /. Hematuria dengan proteinuria7 kombinasi hematuria mikroskopik dan proteinuria jarang daripada hematuria mikroskopik tersembunyi atau seperti penyakit yang didasari penyakit ginjal. 62aluasi terhadap kelompok anak ini seharusnya meliputi pengukuran serum kreatinin dan kuantitas proteinuria dari rasio protein dan kreatinin urin pagi hari. 4ilai normal kurang dari 0,/mg proteinmg kreatinin. :ika hasil proteinuria adalah normal, pasien seharusnya diasingkan, hematuria mikroskopik seharusnya die2aluasi ulang dalam minggu. Pasien dengan hematuria dan proteinuria signifikan lainnya atau peningkatan serum kreatinin seharusnya segera dirujuk ke spesialis nefrologi anak untuk e2aluasi selanjutnya #sebagai deskripsi untuk hematuria dan proteinuria, diatas% . Bukti penyakit sistemik7 Hematuria mikroskopik simptomatik bisa berasal dari berbagai ma&am penyebab dan e2aluasi seharusnya langsung berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Eontohnya pasien dengan ruam kulit, atralgia, hipertensi dan edem !
mungkin merupakan 'istemik 3upus 6ritematosus dan seharusnya die2aluasi sesuai dengan penyakitnya. ". ndikasi biopsi ginjal.Biopsi ginjal diindikasikan pada pasien dengan7 a. Peningkatan serum kreatinin b. Proteinuria signifikan &. Hipertensi d. Hematuria glomerular persisten e. Hematuria mikroskopik dengan terdapat riawayat keluarga
$tu#i penitaan
;ltrasound renal bladder dengan Dopler seharusnya dilakukan pada semua pasien dengan hematuria kasar untuk menilai trombosis arteri atau 2ena, tumor, nefrolitiasis, penyakit ginjal kistik, obstruksi saluran ken&ing, atau penyakit ginjal parenkim. Pada pasien yang di&urigai mengalami perdarahan saluran &erna bawah atau gejala nefrolitiasis, dan pada orang dengan pemeriksaan ultrasound tampak normal bisa dipertimbangkan pemeriksaan Eomputed +omography non-kontras sebagai pemeriksaan yang lebih sensitif daripada ;ltrasound renal dalam mendeteksi batu ke&il. Pada pasien dengan riwayat trauma, Eomputed +omography abdomen dan pel2is diindikasikan untuk menentukan sumber perdarahan.
Konsultasi
Hematuria makroskopik sering dirujuk dan die2aluasi oleh spesialis nefrologi atau pada beberapa kasus oleh spesialis urologi. ndikasi perawatan meliputi penurunan output urin, hipertensi, dan insufisiensi urin. Hematuria bersama 'indrom 4efrotik, hematuria berulang, dan insufisiensi renal merupakan indikasi untuk dilakukan biopsi ginjal. 3atihan fisik dan sakit bisa mengeksaserbasi glomerulonefritis kronik yang membawa ke episode hematuria kasar superimposed dan hematuria mikroskop kronik. Proteinuria yang signifikan, hipertensi, berkurangnya fungsi ginjal, oliguria, edema dan gejala sistemik lainnya seharusnya segera dirujuk ke ahli spesialis nefrologi untuk e2aluasi dan pengobatan selanjutnya.
Di/eensial Dia(nosis
!C
Hematuria makroskopik perlu dibedakan dengan bloody urethral dis&harge atau perdarahan per uretram, yaitu keluar darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi keadaan ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra.
5ambar *. Difrential Diagnosis Hematuria )akroskopik
/0
5ambar.$ Diferensial Diagnosis Hematuria )ikroskopik Hematuria makroskopik mungkin berasal dari saluran ken&ing atas seperti pada penyakit glomerulus atau tubulointersitsial, atau saluran ken&ing bawah, paling sering akibat dari infeksi atau batu ginjal. Penyebab lain dari hematuria kasar adalah penyakit kongenital maupun kalainan 2askular, dan koagulopati. Banyak diagnosis seperti infeksi, hiperkalsiuri,
glomerulonefritis,
mungkin
menyebabkan
hematuri
mikroskopik.
Bagaimanapun kebanyakan etiologi dari hematuria mikroskopik asimptomatik adalah penyakit membran basement tipis thin basement membrane disease #+B)D%, yang juga dikenal sebagai +hin Basement )embrane 4ephropaty, Benign amial Hematuria, atau Benign Heriditari 4ephritis, Hiperkalsiuri diopatik, 4epropati gA, dan Penyakit 'i&kle 'ell. ;mur, jenis kelamin, dan ras dari pasien mungkin mempengaruhi etiologi hematuria se&ara umum7 sebagai &ontoh, Post nfe&tion A&ut 5lomerulonefritis #PA54% sering terjadi pada anak usia sekolah, sedangkan (enal Fein +hrombosis, sering terjadi pada bayi, 'indrom Alport terkait kromosom lebih sering tampak pada anak laki-laki, dan 4epropati gA sering terjadi diantara anak keturunan Asia. !. PA54 7 di&urigai pada anak yang didahului dengan riwayat faringitis atau impetigo, meskipun pada /*-1 tidak dikonfirmasi memeliki riwayat infeksi sebelumnya. nfeksi bakteri, 2irus, dan parasit seperti endokarditis infeksi dan infeksi jalur pintas 2entrikulo peritoneal juga telah dilaporkan menginduksi 54A. 3ebih dari *1 pasien dengan PA54 akan tampak edem dan mengalami hipertensi, dimana membutuhkan retriksi /!
garam dan &airan dan kontrol tekanan darah dengan diuretik dan Penghambat anal alsium. Beberapa pasien dengan PA54 mungkin juga menghasilkan oliguria dan insufisiensi ginjal akut pada beberapa kasus. Pada kasus PA54, tanpa memandang epidemiologi, diagnosis dikonfirmasikan oleh hipokomplemenemia #dengan karakteristik kadar E yang rendah dengan normal E"% dan serpihan (BE pada urin. PA54 biasanya self limited, sembuh dalam !-/ minggu, dan jarang kambuh. 'erum E kembali normal dalam $- minggu, meskipun normalisasi mungkin tidak lebih dari !/ minggu. Hematuria mikroskopik bisa menetap selam $-!/ bulan. :ika serum komplemen tidak kembali normal atau hematuria mikroskopik menetap lebih dari !/ bulan pada diagnosis awal seharusnya dipertimbangkan kembali. /. )embranoproliferati2e 5lomerulonephritis #)P54%. +erdapat laporan tiga tipe )P54. +ipe lebih sering daripada tipe #juga diketahui sebagai penyakit deposit dense% dan biasanya ada pada anak yang lebih tua dan dewasa muda. 'ekitar *01timbul beserta '4 dan /*1 lainnya memiliki presentasi nefritik dengan edema, hipertensi, dan insufisiensi renal. e&urigaan )P54 tipe seharusnya tumbuh dari proteinuria masif dan hipokomplemenemia persisten E dan E". +ipe tampak dengan E rendah #faktor nefritik E% tetapi le2el E" normal.)P54 merupakan primer pada anak, tetapi mungkin jugaterjadi sekunder dari Hepatitis B dan E. )P54 primer tipe dan sering diobati dengan prednison pengganti harian sebuah penelitian mengindikasikan kemajuan kemampuan bertahan ginjal dengan ter&apai prednison pada )P54 tipe . . 4efropati mmunoglobulin A #gA4% ketika hematuria terjadi dengan sakit akut dan terutama rekuren, sebaiknya dipertimbangkan 4efropati gA4. )eskipun jarang pada bayi terutama sebelum remaja, gAn adalah satu dari glomerulonefritis yang sering terjadi di dunia. Pasien mengalami hematuria mikroskopik persisten diantara episode hematuria kasar dan serum komplemen normal. 'erum gA mungkin meningkat pada gA4, tetapi sensiti2itas diagnostik pemeriksaan ini rendah, terutama pada anak. Berbagai ma&am protokol pengobatan meliputi penggunaan kortikosteroid, imunosupresif, minyak ikanasam lemak omega , AE6 inhibitor, dan reseptor bloker dengan efikasi yang ber2ariasi. ". Heno&h '&honstein Purpura 4ephritis #H'P4% hematuria kasar pada nyeri abdomen dengan atau tanpa perdarahan tinja, atralgia, dan ruam purpura meliputi bokong dan ekstremitas bawah memberi kesan diagnostik H'P, 2askulitis terbanyak pada anak.
//
*. 4efrolitiasis, nyeri pinggang yang berhubungan dengan hematuria kasar seharusnya memberi kesan diagnosis nefrolitiasis. Batu kalsium oksalat merupakan tipe batu yang paling banyak dan sering dihubungkan dengan hiperkalsiuria. Hal ini penting untuk menilai anak dengan nefrolitiasis untuk penyakit batu metabolik, termasuk hipero>aluria dan kistinuria, dimana mengakibatkan penyakit ginjal tahap akhir. Batu yang kurang dari * mm bisa keluar sendiri, tetapi batu yang lebih besar mungkin membutuhkan inter2ensi urologi, meliputi 6>tra&orporeal 'ho&k 8a2e 3ithotripsy #6'83%. Penyebab jarang dari nyeri pinggang berulang dan hematuria kasar adalah 'indrom 4ut&ra&er #kompresi 2ena renalis diantara arteri mesentrika superior dan aorta abdominalis% $. Penyakit 'i&kle 'ell+rait7 pasien dengan penyakit si&kle sel atau trait mungkin berkembang menjadi hematuria kasar dan atau hematuria mikroskopik. Hematuria pada pasien dengan penyakit si&kle sell atau trait sering dikaraktirisasikan hematuria mikroskopik ketika diobser2asi pada pada penyakit si&kle sel mungkin disertai hematuria mikroskopik atau hematuria kasar. Hematuria sering terjadi sekunder dari perkembangan infark
papiler ginjal yang merupakan hasil dari oklusi pembuluh darah 2asa rekta.
4ekrosis papiler terjadi lebih banyak pada daerah hipoksia, asidosis, osmolalitas yang tinggi dan derah yang statis. Perempuan lebih sering terkena pada ginjal kiri dibandingkan dengan ginjal kanan. @. +rombosis arteri2ena renalis7 penyakit ini seharusnya se&ara kuat dipertimbangkan pada neonatus dengan hematuria. Pada trombosis arteri renalis biasanya terdapat riwayat patent duktus arteriosus. eberadaan hematuria mikroskopik atau hematuria kasar berhubungan dengan hipertensi. )ungkin juga terdapat oliguria, dan gagal ginjal a kut jika lesi bilateral. ;ltrasonografi renal dengan dopler menunjukan sedikit sampai tidak ada aliran darah dan mungkin hanya memiliki abnormalitas struktur yang minor. +rombosis 2ena renalis mungkin tampak pada dehidrasi, aspiksia, bayi dengan ibu diabetes, polisitemia, penyakit jantung sianotik, dan skor AP5A( yang rendah dan sering dihibungkan dengan trombositopenia. ;'5 renal menunjukan pembesaran ginjal. Pada trombosis arteri dan 2ena, pengobatan meliputi pembatasan pemanjangan klot dan pengobatan faktor resiko penyebab.
/
%enatala!sanaan
+atalaksana untuk hematuria bergantung kepada etiologinya. Pengobatan lain7 simtomatis seperti spasmolitik, antibiotik, koagulasia, transfusi darah. :ika terjadi gross hematuria maka harus di rawat di (umah 'akit.
/"
5ambar @. Alur Penatalaksanaan Hematuria
Penatalaksanaan yaitu dengan mengeliminasi penyebab yang mendasarinya. :ika tidak ada kondisi serius yang menyebabkan hematuria, tidak memerlukan pengobatan. Hematuria disebabkan oleh ' diobati dengan antibiotik, urinalisis harus diulang $ minggu setelah pengobatan antibiotik berakhir untuk memastikan infeksi telah diselesaikan /*
)edi&al &are Pengobatan untuk hematuria adalah antikoagulan, meskipun antikoagulan tidak mengobati faktor predisposisi dari hematuria. Asimptomatik hematuria umumnya tidak memerlukan pengobatan. Dalam kondisi yang normal dari gejala klinis, laboratorium atau pen&itraan, pengobatan mungkin diperlukan sesuai dengan diagnosis utama nter2ensi bedah nter2ensi bedah mungkin diperlukan jika ada kelainan anatomi tertenu, seperti obstruksi ureteropel2i& jun&tion, tumor atau urolitiasis yang signifikan Diet )odifikasi diet biasanya tidak diindikasikan ke&uali untuk anak-anak yang mungkin memiliki ke&enderungan untuk hipertensi atau edema sebagai akibat dari proses penyakit utama mereka misalnya nefritis. Pada pasien ini, diet rendah sodium dapat membantu. 'elain itu, diet yang mengandung jumlah harian yang direkomendasikan untuk kalsium ditambah diet rendah garam mungkin bermanfaat pada anak dengan hiperkalsiuria dan hematuria. Akti2itas Akti2itas anak dengan asimptomatik hematuria tidak harus dibatasi. 4amun anakanak dan orang tua mereka harus diberitahu bahwa olahraga berat dapat memperburuk hematuria. Pembatasan dalam kegiatan fisik dapat diindikasikan pada anak dengan hipertensi berat atau penyakit kardio2askular. Hematuria merupakan gejala klinis dan bukan merupakan penyakit. +erapi diberikan sesuai dengan penyebab penyakit terjadinya hematuria.
%o(nosis
Prognosis utama untuk berbagai kondisi yang berhubungan dengan hematuria tergantung pada kondisi penyakit utama yang menyebabkan hematuria.
Da/ta %usta!a
Ameri&an
;rologi&al
Asso&iation,
Hematuria,
/00@.
A2ailable
at
http7www.auanet.orgedu&ationhematuria.&fm /$
ati&a,(i&hard.
owler,
Adele.
Hematuria.
:anuari,
/00C
A2ailable
at
http7www.&le2eland&lini&meded.&ommedi&alpubsdiseasemanagementnephrologye2aluati on-of-hematuria 5rossfeld 5D, 8olf :', 3itwin )', Hri&ak H, 'huler E3, Agerter DE, Earroll P(, Asymptomati& )i&ros&opi& Hematuria in Adults7 'ummary of the A;A Best Pra&ti&e Poli&y (e&ommendations, Ameri&an amily Physi&ian, /00!, $ #$% a&&essed )ay @, /0!!7 http7www.aafp.orgafp/00!0!*p!!"*.html Purnomo. B.Basuki. Dasar dasar ;rologi. 6disi +iga. :akarta 7 Penerbit 'agung 'eto./0!/ p /@- 'jamsuhidajat.( De :ong.8, 6ditor. Buku Ajar lmu Bedah. 6disi (e2isi, Eetakan Pertama, Penerbit 65E :akarta./00@. 'abiston. DE alih bahasa7 Andrianto.P 6ditor (onardy DH. Buku Ajar Bedah Bagian /. Penerbit 65E :akarta. http7www.netterimages.&omimages2p20000000/0/0!*-0**0>0"@*.jpg
/@