BAB I PENDAHULUAN
Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif afektif.. Penye Penyebab bab ganggu gangguan an skizoa skizoafek fektif tif tidak tidak diketa diketahui hui,, tetapi tetapi empat empat model model konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan tipe psikosis ketiga yang berbeda, yang bukan merupakan gangguan skizofrenia maupun gangguan mood. Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga kemungkinan pertama. 1 Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. ila gejal gejalaa skiz skizof ofre reni nik k dan dan mani manik k meno menonj njol ol pada pada episo episode de peny penyaki akitt yang yang sama sama,, gang ganggu guan an diseb disebut ut gang ganggu guan an skiz skizoa oafek fekti tiff tipe tipe mani manik. k. !an !an pada pada gang ganggu guan an skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol. " Kriteri Kriteriaa diagno diagnosti stik k ganggu gangguan an skizoa skizoafek fektif tif berdas berdasark arkan an !S#$%& !S#$%&$$'(, merupakan suatu produk beberapa re)isi yang mencoba mengklarifikasi beberapa diagn diagnosis osis,, dan untuk untuk memasti memastikan kan bahwa bahwa diagn diagnosis osis memenu memenuhi hi kriteri kriteriaa baik baik episod episodee manik manik maupun maupun depresi depresiff dan menent menentuka ukan n lama lama setiap setiap episod episodee secara secara tepat.1 Pada Pada setiap setiap diagno diagnosis sis bandin banding g ganggu gangguan an psikot psikotik, ik, pemerik pemeriksaan saan medis medis lengkap harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik. Semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood perlu dipertimbangkan. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan dengan ganggu gangguan an skizoa skizoafek fektif tif memilik memilikii progno prognosis sis yang yang lebih lebih buruk daripada
1
pasien dengan gangguan depresif maupun gangguan bipolar, tetapi memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia. 1 Pengobatan untuk dengan gangguan skizoafektif merespon baik terhadapat pengobatan dengan obat antipsikotik yang dikombinasikan dengan obat mood stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. *ntuk orang gangguan skizoafektif dengan tipe manik, menggabungkan obat antipsikotik dengan mood stabilizer cenderung bekerja dengan baik. Karena pengobatan yang konsisten penting untuk hasil terbaik, psiko$edukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa menjadi bagian penting dari pengobatan pada gangguan skizoafektif.+
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun gangguan afektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala gangguan afektif yang menonjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua yaitu, tipe manik dan tipe depresif. 1 Gangguan skizoafektif adalah penyakit dengan gejala psikotik yang persisten, seperti halusinasi atau delusi, terjadi bersama$sama dengan masalah suasana mood disorder - seperti depresi, manik, atau episode campuran. +
2.2
Epidemiologi
Pre)alensi seumur hidup dari gangguan skizoafektif adalah kurang dari 1 persen, kemungkinan dalam rentang ,/ sampai ,0 persen. amun, angka tersebut adalah angka perkiraan, karena di dalam praktik klinis diagnosis gangguan skizoafektif sering kali digunakan jika klinisi tidak yakin akan diagnosis. Pre)alensi gangguan telah dilaporkan lebih rendah pada laki$laki dibandingkan para wanita2 khususnya wanita yang menikah2 usia onset untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki$laki seperti juga pada skizofrenia. 3aki$laki dengan gangguan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku antisosial dan memiliki pendataran atau ketidaksesuaian afek yang nyata." Statistik umum gangguan ini yaitu kira$kira ,"4 di 5merika Serikat dari populasi umum dan sampai sebanyak 64 orang dirawat di rumah sakit karena gangguan ini. Gangguan skizoafektif diperkirakan terjadi lebih sering daripada gangguan bipolar. Pre)alensi pada pria lebih rendah daripada wanita. 7nset umur pada wanita lebih besar daripada pria, pada usia tua gangguan skizoafektif tipe depresif lebih sering sedangkan untuk usia muda lebih sering gangguan skizoafektif tipe bipolar. 3aki$laki dengan gangguan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku antisosial. +
3
2.3
Etiologi
Sulit untuk menentukan penyebab penyakit yang telah berubah begitu banyak dari waktu ke waktu. !ugaan saat ini bahwa penyebab gangguan skizoafektif mungkin mirip dengan etiologi skizofrenia. 7leh karena itu teori etiologi mengenai gangguan skizoafektif juga mencakup kausa genetik dan lingkungan. eberapa data menunjukkan bahwa gangguan skizofrenia dan gangguan afektif mungkin berhubungan secara genetik. 5da peningkatan resiko terjadinya gangguan skizofrenia diantara keluarga dengan gangguan skizoafektif. 8 Penyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, tetapi empat model konseptual telah diajukan. 1. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau suatu tipe gangguan mood. ". Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama$sama dari skizofrenia dan gangguan mood. +. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan mood. 8. Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok
gangguan
yang
heterogen
yang
meliputi
semua
tiga
kemungkinan pertama. Sebagian besar penelitian telah menganggap pasien dengan gangguan skizoafektif sebagai suatu kelompok heterogen.
2.
T!nd! d!n "e#!l!
Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. ila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. !an pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol. "
4
Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, perubahan dalam berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif. " Suatu gangguan psikotik dengan gejala$gejala skizofrenia dan manik yang sama$sama menonjol dalam satu episode penyakit yang sama. Gejala$gejala afektif diantaranya yaitu elasi dan ideide kebesaran, tetapi kadang$kadang kegelisahan atau iritabilitas disertai oleh perilaku agresif serta ide$ide kejaran. 'erdapat peningkatan enersi, akti)itas yang berlebihan, konsentrasi yang terganggu, dan hilangnya hambatan norma sosial. 9aham kebesaran, waham kejaran mungkin ada. Gejala skizofrenia juga harus ada, antara lain merasa pikirannya disiarkan atau diganggu, ada kekuatan$kekuatan yang sedang berusaha mengendalikannya,
mendengar
suara$suara yang beraneka beragam atau
menyatakan ide$ide yang bizarre. 7nset biasanya akut, perilaku sangat terganggu, namun penyembuhan secara sempurna dalam beberapa minggu. 8 Gejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa PP!G:$%%%-;/
? isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya tidak keras-, dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda 2 atau =thought insertion or withdrawal > ? isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya insertion- atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya withdrawal -2 dan =thought broadcasting >? isi pikirannya
tersiar
keluar
sehingga
orang
lain
atau
umum
mengetahuinya2 b- =delusion of control > ? waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar2 atau =delusion of passivitiy> ? waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar2 tentang >dirinya> ? secara jelas merujuk kepergerakan tubuh @ anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus-.
5
=delusional perception> ? pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. c-
6
5danya gejala$gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal -.
2.$
Di!gnosis
!iagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala$gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama$sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam episode yang sama. Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang, baik yang tipe manik, depresif atau campuran keduanya. A Konsep gangguan skizoafektif melibatkan konsep diagnostik baik skizofrenia maupun gangguan mood, beberapa e)olusi dalam kriteria diagnostik untuk gangguan skizoafektif mencerminkan perubahan yang telah terjadi di dalam kriteria diagnostik untuk kedua kondisi lain. Kriteria diagnostik utama untuk gangguan skizoafektif 'abel 1- adalah bahwa pasien telah memenuhi kriteria diagnostik untuk episode depresif berat atau episode manik yang bersama$sama dengan ditemukannya kriteria diagnostik untuk fase aktif dari skizofrenia. !isamping itu, pasien harus memiliki waham atau halusinasi selama sekurangnya dua minggu tanpa adanya gejala gangguan mood yang menonjol. Gejala gangguan mood juga harus ditemukan untuk sebagian besar periode psikotik aktif dan residual. Pada intinya, kriteria dituliskan untuk membantu klinisi menghindari mendiagnosis suatu gangguan mood dengan ciri psikotik sebagai suatu gangguan skizoafektif.
7
T!%el 1. K&ite&i! Di!gnosti' (nt(' "!ngg(!n S'i)o!fe'tif *DS+,I- K&ite&i! Di!gnosti' Unt(' "!ngg(!n S'i)o!fe'tif 5. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu waktu.
'erdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode campuran dengan gejala yang memenuhi kriteria 5 untuk skizofrenia. /!t!t!n0 Bpisode depresif berat harus termasuk kriteria 51; mood terdepresi.
. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama sekurangnya " minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol. C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit. !. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat misalnya, obat yang disalahgunakan, suatu medikasi- atau suatu kondisi medis umum. Sebutkan tipe: Tipe %ipol!&0 jika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran atau
suatu manik suatu episode campuran dan episode depresif beratTipe dep&esif0 jika gangguan hanya termasuk episode depresif berat. 'abel dari !S#$%&, !iagnostic and Statistical #anual of #ental !isorders. Bd. 8.
!S#$%& juga membantu klinisi untuk menentukan apakah pasien menderita gangguan skizoafektif, tipe bipolar, atau gangguan skizoafektif, tipe depresif. Seorang pasien diklasifikasikan menderita tipe bipolar jika episode yang ada adalah dari tipe manik atau suatu episode campuran dan episode depresif berat. Selain itu, pasien diklasifikasikan menderita tipe depresif.D Pada PP!G:$%%%, gangguan skizoafektif diberikan kategori yang terpisah karena cukup sering dijumpai sehingga tidak dapat diabaikan begitu s aja. Kondisi$ kondisi lain dengan gejala$gejala afektif saling bertumpang tindih dengan atau membentuk sebagian penyakit skizofrenik yang sudah ada, atau di mana gejala$ gejala itu berada bersama$sama atau secara bergantian dengan gangguan$ gangguan waham menetap jenis lain, diklasifikasikan dalam kategori yang sesuai dalam E"$E"6. 9aham atau halusinasi yang tak serasi dengan suasana perasaan
8
mood- pada gangguan afektif tidak dengan sendirinya menyokong diagnosis gangguan skizoafektif.
T!%el 2. Pedom!n Di!gnosti' "!ngg(!n S'i)o!fe'tif %e&d!s!&'!n PPD"J, III •
!iagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala$gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan simultaneously-, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik
•
atau depresif. 'idak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia
•
dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyaki yang berbeda. ila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis E".8 !epresi Pasca$skizofrenia-. eberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik E"/.- maupun depresif E"/.1- atau campuran dari keduanya E"/."-. Pasien lain mengalami satu atau dua episode manik atau depresif E+$E++Gangguan skizoafektif yaitu gejala skizofrenia dan gangguan afektif sama$
sama menonjol atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, tetapi dalam satu episode penyakit tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia maupun gangguan afektif-. Pedoman diagnosis gangguan skizoafektif tipe manic berdasarkan PP!G:$%%% yaitu 1-. Kategori ini digunakan baik untuk episode skizofrenia tipe manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik. "-. 5fek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak. +-. !alam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua, gejala skizorenia yang khas. Pemeriksaan status psikiatri pada pasien ditemukan didapatkan
9
penampilan wajar, roman muka tampak gembira, kontak )erbal dan )isual cukup, mood euforia, afek inappropriate, bentuk pikir logis realis, arus pikir koheren, isi piker waham kebesaran dan curiga ada , pada dorongan instingtual didapatkan ada riwayat insomnia dan raptus. !ari gejala di atas, pasien memenuhi kriteria skizoprenia yaitu adanya waham kebesaran dan curiga, afek yang inappropiate sehingga dapat digolongkan skizoprenia. !isamping itu, juga tampak adanya gejala gangguan mood yaitu muka tampak gembira, mood euforia, berpakaian yang aneh sehingga berdasarkan PP!G:$%%% tampak adanya gejala skizofrenia bersamaan dengan gangguan mood sehingga didiagnosis sebagai =Skizoafektif 'ipe #anik> E"/.-. /
2.
Di!gnosis B!nding
Semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis banding gangguan skizoafektif. Pasien yang diobati dengan steroid, penyalahgunaan amfetamin dan phencyclidine PCP-, dan beberapa pasien dengan epilepsi lobus temporalis secara khusus kemungkinan datang dengan gejala skizofrenik dan gangguan mood yang bersama$sama. !iagnosis banding psikiatrik juga termasuk semua kemungkinan yang biasanya dipertimbangkan untuk skizofrenia dan gangguan mood. !i dalam praktik klinis, psikosis pada saat datang mungkin mengganggu deteksi gejala gangguan mood pada masa tersebut atau masa lalu. !engan demikian, klinisi boleh menunda diagnosis psikiatrik akhir sampai gejala psikosis yang paling akut telah terkendali.1
2.
Pe!l!n!n Pen!'it d!n P&ognosis
Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang jauh lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif, memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pas ien
10
dengan skizofrenia. Generalitas tersebut telah didukung oleh beberapa penelitian yang mengikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah episode yang ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga perjalanan gangguan itu sendiri.
"
!ata menyatakan bahwa pasien dengan gangguan skizoafketif, tipe bipolar, mempunyai prognosis yang mirip dengan prognosis pasien dengan gangguan bipolar % dan bahwa pasien dengan premorbid yang buruk2 onset yang perlahan$lahan2 tidak ada faktor pencetus2 menonjolnya gejala pskotik, khususnya gejala defisit atau gejala negatif2 onset yang awal2 perjalanan yang tidak mengalami remisi2 dan riwayat keluarga adanya skizofrenia. 3awan dari masing$ masing karakeristik tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik. 5danya atau tidak adanya gejala urutan pertama dari Schneider tampaknya tidak meramalkan perjalanan penyakit. 9alaupun tampaknya tidak terdapat perbedaan yang berhubungan dengan jenis kelamin pada hasil akhir gangguan skizoafektif, beberapa data menyatakan bahwa perilaku bunuh diri mungkin lebih sering pada wanita dengan gangguan skizoafektif daripada laki$laki dengan gangguan tersebut. %nsidensi bunuh diri di antara pasien dengan gangguan skizoafektif diperkirakan sekurangnya 1 persen.
2.4
Te&!pi
!.
Psi'of!&m!'!
#odalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah sakit, medikasi, dan inter)ensi psikososial. Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif adalah bahwa protokol antidepresan dan antimanik diikuti jika semuanya diindikasikan dan bahwa antipsikotik digunakan hanya jika diperlukan untuk pengendalian jangka pendek. :ika protokol thymoleptic tidak efektif di dalam mengendalikan gejala atas dasar berkelanjutan, medikasi antipsikotik dapat diindikasikan. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe bipolar, harus mendapatkan percobaan lithium, carbamazepine 'egretol-, )alproate !epakene-, atau suatu kombinasi obat$obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif,
11
harus diberikan percobaan antidepresan dan terapi elektrokon)ulsif BC'sebelum mereka diputuskan tidak responsif terhadap terapi antidepresan. D Earmakoterapi untuk mengatasi gejala skizoafektif tipe manik yaitu pengobatan dengan obat antipsikotik yang dikombinasikan dengan obat mood stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. Pada kasus ini, pasien diberikan carbamazepin dan stelazine. Carbamazepine adalah obat antikejang yang digunakan sebagai stabilizer mood . Cara kerja mood stabilezer yaitu membantu menstabilkan
kimia
otak tertentu
yang
disebut
neurotransmitters
yang
mengendalikan temperamen emosional dan perilaku dan menyeimbangkan kimia otak tersebut sehingga dapat mengurangi gejala gangguan kepribadian borderline. Bfek samping carbamazepine dapat menyebabkan mulut kering dan tenggorokan, sembelit, kegoyangan, mengantuk, kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah. Karbamazepin tidak boleh digunakan bersama dengan inhibitor monoamine oFidase #57%s -.
12
%.
Psi'ote&!pi
Selain psikofarmaka, psikoterapi dan edukasi juga sangat diperlukan. #enurut penelitian pengobatan hanya dengan obat tidak cukup untuk kesembuhan pasien, tetapi juga harus diiringi oleh lingkungan keluarga yang mendukung dan sikap pasien terhadap penyakit yang diderita. Karena pengobatan yang konsisten penting untuk hasil terbaik, psiko$ edukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa menjadi bagian penting dari pengobatan pada gangguan skizoafektif. +
BAB III KESI+PULAN 13
Gangguan skizoafektif merupakan suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia dan gejala afektif terjadi bersamaan dan sama$sama menonjol. Pre)alensi gangguan telah dilaporkan lebih rendah pada laki$laki dibandingkan para wanita2 khususnya wanita yang menikah2 usia onset untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia, untuk laki$laki seperti juga pada skizofrenia. 'eori etiologi mengenai gangguan skizoafektif mencakup kausa genetik dan lingkungan. 'anda dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah termasuk semua tanda dan gejala skizofrenia, episode manik, dan gangguan depresif. !iagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala$gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama$sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam episode yang sama. Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang, baik yang tipe manik, depresif atau campuran keduanya. *ntuk orang gangguan skizoafektif dengan tipe manik, menggabungkan obat antipsikotik dengan mood stabilizer cenderung bekerja dengan baik. Karena pengobatan yang konsisten penting untuk hasil terbaik, psiko$edukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa menjadi bagian penting dari pengobatan pada gangguan skizoafektif. Semakin menonjol dan persisten gejala skizofrenianya maka pronosisnya buruk, dan sebaliknya semakin persisten gejala$gejala gangguan afektifnya, prognosis diperkirakan akan lebih baik.
DA5TA6 PUSTAKA
14
1.
#aramis, 9.S. 1668. Catatan lmu !edokteran "iwa. Surabaya; 5irlangga
".
*ni)ersity Presss. Kaplan, <.%, Sadock, .:, Grebb :.5. 166D. Sinopsis #sikiatri. Bdisi Ketujuh.
+.
'erjemahan 9idjaja Kusuma. :akarta; inarupa 5ksara Publisher. #elissa Conrad Stppler. "1+. Schizoaffective
8.
http;@@www.medicinenet.com. !iakses; 1 7ktober "1/ :ibson #!. "11. Schizophrenia; Clinical presentation, epidemiology, and
disorder$
pathophysiology. http;@@www.uptodate.com. !iakses; 1 7ktober "1/ /. (usdi #aslim. "1+. !iagnosis Gangguan :iwa, (ujukan (ingkas PP!G: %%%. A.
:akarta; agian %lmu Kedokteran :iwa EK *nika 5tma :aya. Ken !uckworth, #.!., and :acob 3. Ereedman, #.!. "1". Schizoaffective
D.
disorder . diakses; 1 7ktober ""+ 5merican Psychiatric 5ssociation. !iagnosis dan Statistical #anual of #ental disorders !S# %& '#-. 5merican Psychological 5ssociation 5P5-;
0.
9ashington !C. 166A. Kaplan <.%, Sadock .:, Grebb :.5. "1. Sinopsis Psikiatri
15