Referat Gangguan Tidur
Pembimbing : dr. Carla, SpKJ dr.Imelda, SPKJ
Disusun Oleh : Claudia Ch Christina
.!"#.
$etitia %ella&esta
.!"#.
'ani $e&ina
.!"#."((
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Ji)a Rumah Sa*it Ketergantungan Obat Ja*arta !"(
%+% I P-D+/$/+-
Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek. praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. 1 Diperkirakan 50 hingga 70 juta orang di Amerika menderita gangguan tidur kronis sehingga mempengaruhi kesehatan serta aktiitas keseharian. Akumulasi dari gangguan tidur yang berkepanjangan sangat erat dengan timbulnya gangguan somatis seperti hipertensi, diabetes, obesitas, depresi, serangan jantung, serta stroke. Dari sejumlah indiidu yang mengalami gangguan tidur, !-" juta diantaranya mengalami obstructive sleep apnea, yakni gangguan yang ditandai dengan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh karena adanya obstruksi jalan napan dengan konsekuensi yang #atal, hingga dapat mengakibatkan kematian. $nsomnia kronik menyerang lebih dari 10% penduduk Amerika Amerika &erikat. ' (enurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan ',5 kali lebih sering mengalami ke)elakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya )ukup. Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan maslah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari, ke)endrungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sehingga sering menimbulkan masalah yang baru akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. (elihat hal diatas, jelas bah*a gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang. !
%+% I P-D+/$/+-
Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek. praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. 1 Diperkirakan 50 hingga 70 juta orang di Amerika menderita gangguan tidur kronis sehingga mempengaruhi kesehatan serta aktiitas keseharian. Akumulasi dari gangguan tidur yang berkepanjangan sangat erat dengan timbulnya gangguan somatis seperti hipertensi, diabetes, obesitas, depresi, serangan jantung, serta stroke. Dari sejumlah indiidu yang mengalami gangguan tidur, !-" juta diantaranya mengalami obstructive sleep apnea, yakni gangguan yang ditandai dengan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh karena adanya obstruksi jalan napan dengan konsekuensi yang #atal, hingga dapat mengakibatkan kematian. $nsomnia kronik menyerang lebih dari 10% penduduk Amerika Amerika &erikat. ' (enurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan ',5 kali lebih sering mengalami ke)elakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya )ukup. Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan maslah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari, ke)endrungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sehingga sering menimbulkan masalah yang baru akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. (elihat hal diatas, jelas bah*a gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang. !
%+% II TI-J+/+- P/ST+K+
+. -eur0fisi0l0gis dan bi0*imia tidur
+idur merupakan #ungsi dasar yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan suatu keadaan #isiologis yang dialami oleh setiap makhluk hidup. (eskipun setiap spesies berbeda dalam jumlah tidur, amun se)ara umum perbedaan ini merupakan #ungsi #ungsi dari umur. ata-rata, orang de*asa tidur jam sehari. " Durasi tidur yang lebih pendek atau yang berlebihan, keduanya dikaitkan dengan angka mortalitas yang lebih besar, seperti yang ditunjukkan pada gra#ik di ba*ah ini/
Grafi* .. ubungan Durasi +idur dengan (ortalitas
Catatan : hazard ratio adalah risiko relati# indiidu untuk mengalami kematian dibandingkan dengan populasi umum, berdasarkan rata-rata jumlah jam tidur per malam. &emua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya *aktu dalam siklus '" jam. $rama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian entral anterior hypothalamus. agian susunan sara# pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia entrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur.
agian susunan sara# pusat yang menghilangkan sinkronisasi2desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah penggugah atau aurosal state. ' Penelitian modern mengenai tidur dia*ali oleh aserinsky dan kleitman. 3leitman menerangkan perbedaan karakterisitk tiap stadium dari tidur menggunkan ele)troen)ephalography 4G6. al ini merupakan era a*al dimana tidur tidak hanya di dipelajari se)ara kuantitati# 4 seperti berapa lama tidur6 tetapi juga se)ara kualitati# 4seperti bagaimana tidur yang baik6." Pada pola tidur manusia yang dipelajari menggunakan G dan ele)troo)ulography 4G6, tidur dapat klasi#ikasikan menjadi ' tipe yaitu/ 1. +ipe apid ye (oement 4(6 '. +ipe on apid ye (oement 4(6
8ase a*al tidur didahului oleh #ase ( yang terdiri dari " stadium, lalu diikuti oleh #ase (. 3edaan tidur normal antara #ase ( dan ( terjadi se)ara bergantian antara "-7 kali siklus semalam. ayi baru lahir total tidur 19- '0 jam2hari, anak-anak 10-1' jam2hari, kemudian menurun :-10 jam2hari pada umur umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam2hari pada orang de*asa . +ipe ( dibagi dalam " stadium yaitu/ 5
1. +idur stadium &atu. 8ase ini merupakan antara #ase terjaga dan #ase a*al tidur. 8ase ini didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. 8ase ini hanya berlangsung !-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran G biasanya terdiri dari gelombang )ampuran al#a, betha dan kadang gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. +idak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan kompleks 3.
'. +idur stadium dua Pada #ase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada #ase pertama. Gambaran G terdiri dari gelombang theta simetris. +erlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang erteks dan komplek 3
!. +idur stadium tiga 8ase ini tidur lebih dalam dari #ase sebelumnya. Gambaran G terdapat lebih banyak gelombang delta simetris antara '5%-50% serta tampak gelombang sleep spindle.
". +idur stadium empat (erupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran G didominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. 8ase tidur (, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke #ase (. Pada *aktu ( jam pertama prosesnya berlangsung lebih )epat dan menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi atau bangun. Pola tidur ( ditandai adanya gerakan bola mata yang )epat, tonus otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapat men)eritakan mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus otot menunjukkan relaksasi yang dalam. Pola tidur ( berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periode neonatal bah*a tidur ( me*akili 50% dari *aktu total tidur. Periode neonatal ini pada G-nya masuk ke #ase ( tanpa melalui stadium 1 sampai ". Pada usia " bulan pola berubah sehingga persentasi total tidur ( berkurang sampai "0% hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk keperiode a*al tidur yang didahului oleh #ase ( kemudian #ase ( pada de*asa muda dengan distribusi #ase tidur sebagai berikut/ 1. ( 475-0%6 yaitu stadium 1/ '-5%;
stadium ' / "5-55%;
stadium ! / !- %;
stadium " /10-15%
'. (; '0-'5 %.
3eadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim AA& 4As)ending eti)ulary A)tiity &ystem6. ila akti#itas AA& ini meningkat orang tersebut dalam keadaan tidur. Akti#itas AA& menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Akti#itas AA& ini sangat dipengaruhi oleh akti#itas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kholonergik, histaminergik.
1. &istem serotonergik asil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah ser otonin yang terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk2tidur. ila serotonin dari tryptopan. asil serotogenik snagat dipnegaruhi oleh hasil metabolisme asam amino trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah trypthopan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk2tidur. ila serotonin dari trypthopan terhambat pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak bisa tidur2jaga. (enurut beberapa peniliti lokasi yang terbanyak sistem serotogonik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan akti#itas serotonin di nukleus raphe dorsalis denga tidur (.
'. &istem Adrenergik euron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel nukleus )ereleus di batang otak. 3erusakan sel neuron pada lokus )ereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya ( tidur. bat-obatan yang mempengaruhi peningkatan akti#itas neuron noradrenergi) akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur ( dan peningkatan keadaan jaga.
!. &istem 3holinergik &itaram et al 41:796 membuktikan dengan pemberian prostigimin intra ena dapat mempengaruhi episode tidur (. &timulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan akti#itas gambaran G seperti dalam keadaan jaga. Gangguan akti#itas kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur (. Pada obat antikolinergik 4s)opolamine6 yang menghambat pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan pada #ase a*al dan penurunan (.
". &istem histaminergik Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur
5. &istem hormon Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormone seperti A<+, G, +&, dan =. ormon hormon ini masing-masing disekresi se)ara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus pat*ay. &istem ini se)ara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmitter norepine#rin, dopamin, serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun. '
%. Klasifi*asi Gangguan Tidur
3lasi#ikasi gangguan tidur menurut Internasional Classification of Sleep Disorders/5,9 1. '. !. ".
Dissomnia Parasomnia Gangguan tidur berhubungan dengan kesehatan2psikiatri Gangguan tidur yang tidak terklasi#ikasi
. Diss0mnia
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh tidur 4 failling as sleep6, mengalami gangguan selama tidur 4difficulty in staying as sleep6, bangun terlalu dini atau kombinasi dintaranya. 16 arkolepsi
Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari pada siang hari, biasanya hanya berlangsung 10-'0 menit atau selalu kurang dari 1 jam, setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang kembali '-! jam berikutnya. Gambaran tidurnya menunjukkan menurunan #ase ( !0-70%. Pada serangan tidur dimulai dengan #ase (. erbagai bentuk narkolepsi/ a6 arkolepsi kataplesia, adalah kehilangan tonus otot yang sementara baik sebagian atau seluruh otot tubuh seperti ja* drop, head drop. b6 ypnagogi) halusinasi auditorik2isual adalah halusinasi pada saat jatuh tidur sehingga pasien dalam keadaan jaga, kemudian ke kerangka pikiran normal.
)6 &leep paralis adalah otot olunter mengalami paralis pada saat masuk tidur sehingga pasien sadar ia tidak mampu menggerakkan ototnya. Gangguan ini merupakan kelainan heriditer, kelainannya terletak pada lokus kromoson 9 didapatkan pada orang-orang
epang '0-'5%, dan bangsa $srael 1/500.000. +idak ada perbedaan antara jenis kelamin laki dan *anita. 3elainan ini diduga terletak antara batang otak bagian atas dan kronik pada malam harinya serta tidak rstorasi seperti terputusnya #ase (
'6 Gangguan gerakan anggota gerak badan se)ara periodik 4 periodic limb movement disorders62mioklonus nortuknal
Ditandai adanya gerakan anggota gerak badan se)ara streotipik, berulang selama tidur. Paling sering terjadi pada anggota gerak kaki baik satu atau kedua kaki. entuknya berupa esktensi ibu jari kaki dan #leksi sebagian pada sendi lutut dan tumit. Gerak itu berlangsung antara 0,5-5 detik, berulang dalam *aktu '0-90 detik atau mungkin berlangsung terus-menerus dalam beberapa menit atau jam. entuk tonik lebih sering dari pada mioklonus. &ering timbul pada #ase ( atau saat onset tidur sehingga menyebabkan gangguan tidur kronik yang terputus. =esi pada pusat kontrol pa)emaker batang otak. $nsidensi 5% dari orang normal antara usia !0-50 tahun dan ':% pada usia lebih dari 50 tahun. erat ringan gangguan ini sangat tergantung dari jumlah gerakan yang terjadi selama tidur, bila 5-'5 gerakan2jam/ ringan, '5-50 gerakan2jam/ sedang, danlebih dari 50 kali2jam / berat. Didapatkan pada penyakit seperti mielopati kronik, neuropati, gangguan ginjal kronik, PP3, rhematoid arteritis, sleep apnea, ketergantungan obat, anemia.
!6 &indroma kaki gelisah 4 Restless legs syndrome62kboms syndrome
Ditandai oleh rasa sensasi pada kaki2kaku, yang terjadi sebelum onset tidur. Gangguan ini sangat berhubungan dengan mioklonus nokturnal. Pergerakan kaki se)ara periodik disertai dengan rasa nyeri akibat kejang otot (. tibialis kiri dan kanan sehingga penderita selalu mendorong-dorong kakinya. Ditemukan pada penyakit gangguan ginjal stadium akut, parkinson, *anita hamil. =okasi kelainan ini diduga diantara lesi batang otak hipotalamus.
"6 Gangguan berna#as saat tidur 4 sleep apnea6
+erdapat tiga jenis sleep apnea yaitu central sleep apnea, upper airway obstructive apnea dan bentuk )ampuran dari keduanya. Apnea tidur adalah gangguan perna#asan yang terjadi saat tidur, yang berlangsung selama lebih dari 10 detik. Dikatakan apnea tidur patologis jika penderita mengalami episode apnea sekurang kurang lima kali dalam satu jam atau !0 episode apnea selama semalam. &elama periodik ini gerakan dada dan dinding perut sangat dominan. Apnea sentral sering terjadi pada usia lanjut yang ditandai dengan intermitten penurunan kemampuan respirasi akibar penurunan saturasi oksigen. Apneas sentral ditandai oleh terhentinya aliran udara dan usaha perna#asan se)ara periodik selama tidur, sehingga pergerakan dada dan dinding perut menghilang. al ini kemungkinan kerusakan pada batangotak atau hiperkapnia. Gangguan saluran na#as 4upper air*ay obstru)tie6 pada saat tidur ditandai dengan peningkatan perna#asan selama apnea, peningkatan usaha otot dada dan dinding perut dengan tujuan memaksa udara masuk melalui obstruksi. Gangguan ini semakin berat bila memasuki #ase (. Gangguan saluran na#as ini ditandai dengan na#as megap-megap atau mendengkur pada saat tidur. (endengkur ini berlangsung !-9 kali bersuara kemudian menghilang dan berulang setiap '0-50 detik. &erangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur. Akibat hipoksia atau hiper)apnea, menyebabkan respirasi lebih akti# yang diakti#kan oleh #ormasi retikularis dan pusat respirasi medula, dengan akibat pasien terjaga dan respirasi kembali normal se)ara re#lek. aik pada sentral atau obstruksi apnea, pasien sering terbangun berulang kali dimalam hari, yang kadang-kadang sulit kembali untuk jatuh tidur. Gangguan ini sering ditandai dengan nyeri kepala atau tidak enak perasaan pada pagi hari. Pada anak-anak sering berhubungan dengan gangguan kongenital saluran na#as, dysotonomi syndrome, adenotonsilar hypertropi. Pada orang de*asa obstruksi saluran na#as septal de#ek, hipotiroid, atau bradikardi, gangguan jantung, PP3, hipertensi, stroke, G&, arnord )hiari mal#ormation.
56 Paska trauma kepala &ebagian besar pasien dengan paska trauma kepala sering mengeluh gangguan tidur. >arak *aktu antara trauma kepala dengan timbulnya keluhan gangguan tidur setelah '-! tahun kemudian. Pada gambaran polysomnography tampak penurunan #ase ( dan peningkatan sejumlah #ase jaga. al ini juga menunjukkan bah*a #ase koma 4trauma kepala6 sangat berperan dalam penentuan kelainan tidur. Pada penelitian terakhir menunjukkan pasien ta mpak selalu mengantuk berlebih sepanjang hari tanpa diikuti #ase onset (. Penanganan dengan proses program rehabilitasi seperti sleep hygine. =itium )arbonat dapat menurunkan angka #rek*ensi gangguan tidur akibat trauma kepala .
b. Gangguan tidur irama sirkadian
&leep *ake s)hedule disorders 4gangguan jad*al tidur6 yaitu gangguan dimana penderita tidak dapat tidur dan bangun pada *aktu yang dikehendaki,*alaupun jumlah tidurnya tatap. Gangguan ini sangat berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal. agian-bagian yang ber#ungsi dalam pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan,plasma darah, urine, #ungsi ginjal dan psikologi. Dalam keadan normal #ungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama tidur-bangun, dimana sepertiga *aktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun2aktiitas. &iklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut mengalami pergeseran. (enurut beberapa penelitian terjadi pergeseran irama sirkadian antara onset *aktu tidur reguler dengan *aktu tidur yang irreguler 4bringing irama sirkadian6. Perubahan yang jelas se)ara organik yang mengalami gangguan irama sirkadian adalah tumor pineal. Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan dua bagian/ 16 &ementara 4a)ute *ork shi#t, >et lag6 '6 (enetap 4shi#t *orker6 3eduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadi perubahan pemendekan *aktu onset tidur dan perubahan pada #ase (.
erbagai ma)am gangguan tidur gangguan irama sirkadian adalah sebagai berikut/ 16 +ipe #ase tidur terlambat 4delayed sleep phase type6 yaitu ditandai oleh *aktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan de*asa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. rang-orang tersebut sering tertidur 4kesulitan jatuh tidur6 dan mengantuk pada siang hari 4insomnia sekunder6. '6 +ipe >et lag ialah menangantuk dan terjaga pada *aktu yang tidak tepat menurut jam setempat, hal ini terjadi setelah berpergian mele*ati lebih dari satu ?one *aktu. Gambaran tidur menunjukkan sleep latensnya panjang dengan tidur yang terputus-putus. !6 +ipe pergeseran kerja 4 shift work type6. Pergeseran kerja terjadi pada orang yang se)ara teratur dan )epat mengubah jad*al kerja sehingga akan mempengaruhi jad*al tidur. Gejala ini sering timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum. Gambarannya berupa pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur #ase (. "6 +ipe #ase terlalu )epat tidur 4advanced sleep phase syndrome6. +ipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut,dimana onset tidur pada pukul 9- malam dan terbangun antara pukul 1-! pagi. @alaupun pasien ini merasa )ukup ubtuk *aktu tidurnya. Gambaran tidur tampak normal tetapi penempatan jad*al irama tidur sirkadian yang tdk sesuai. 56 +ipe bangun tidur beraturan 96 +ipe tidak tidur-bangun dalam '" jam .
c. Lesi susunan saraf pusat (neurologis)
&angat jarang. =esi batang otak atau bulber dapat mengganggu a*al atau memelihara selama tidur, ini merupakan gangguan tidur organik. 8eldman dan *ilkus et al menemukan #ase tidur pada lesi atau trauma daerah entral pons, yang mana #ase 1 dan ' menetap tetapi #ase ( berkurang atau tidak ada sama sekali. Penderita )hroea ditandai dengan gangguan tidur yang berat, yang diakibatkan kerusakan pada raphe batang otak. Penyakit seperti illes de la !ourettes syndrome, parkinson, khorea, dystonia, gerakangerakan penyakit lebih sering timbul pada saat pasien tidur. Gerakan ini lebih sering terjadi pada #ase a*al dan #ase 1 dan jarang terjadi pada #ase dalam. Pada demensia sinilis
gangguan tidur pada malam hari, mungkin akibat diorganisasi siklus sirkadian, terutama perubahan suhu tubuh. Pada penderita stroke dapat mengalami gangguan tidur, bila terjadi gangguan askuler didaerah batang otak epilepsi seringkali terjadi pada saat tidur terutama pada #ase ( 4stadium B6 jarang terjadi pada #ase (.
d. Gangguan kesehatan, toksik
&eperti neuritis, carpal tunnel sindroma, distessia, miopati distropi, lo* ba)k pain, gangguan metabolik seperti hipo2hipertiroid, gangguan ginjal akut2kronik, asma, penyakit, ulkus peptikus, gangguan saluran na#as obstruksi sering menyebabkan gangguan tidur seperti yang ditunjukkan mioklonus nortuknal.
e. Obat-obatan
Gangguan tidur dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti penggunaan obat stimulan yang kronik 4amphetamine, ka##ein, nikotine6, antihipertensi, antidepres an, antiparkinson, antihistamin, antikholinergik. bat ini dapat menimbulkan terputus-putus #ase tidur (.
!. Paras0mnia
Caitu merupakan kelompok heterogen yang terdiri dar i kejadian-kejadian episode yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada *aktu antara bangun dan tidur. 3asus ini sering berhubungan dengan gangguan perubahan tingkah laku danaksi motorik potensial, sehingga sangat potensial menimbulkan angka kesakitan dan kematian, $nsidensi ini sering ditemukan pada usia anak berumur !-5 tahun 415%6 dan mengalami perbaikan atau penurunan insidensi pada usia de*asa 4!%6. Ada ! #aktor utama presipitasi terjadinya parasomnia yaitu/ a. Peminum alkohol b. 3urang tidur 4 sleep deprivation6 ). &tress psikososial 3elainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi antara bangun dan tidur. Gambaran berupa aktiitas otot skeletal dan perubahan system otonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran 4confuse6, dan diikuti aurosal dan amnesia episode tersebut. &eringkali terjadi pada stadium ! dan ".
1. Gangguan tidur berjalan 4 sleep walking 62somnabulisme
(erupakan gangguan tingkah laku yang sangat komplek ter masuk adanya automatis dan semipurpose#ul aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk ditempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, berbi)ara. +ingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur. Gambaran tipikal gangguan tingkah laku ini didapat dengan gelombang tidur yang rendah, berlangsung 12! bagian pertama malam selama tidur ( pada stadium ! dan ". &elama serangan, relati# tidak memberikan respon terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya dan dapat dibangunkan susah payah. gelombang rendah. ahkan tidak didapatkan adanya gelombang alpha.
'. Gangguan teror tidur 4sleep terror6
Ditandai dengan pasien mendadak berteriak, suara tangisan dan berdiri ditempat tidur yang tampak seperti ketakutan dan bergerak-gerak. &erangan ini terjadi sepertiga malam yang berlangsung selama tidur ( pada stadium ! dan ". 3adang-kadang penderita tetap terjaga dalam keadaan terdisorientasi, atau sering diikuti tidur berjalan. Gambaran teror tidur mirip dengan teror berjalan baik se)ara klinis maupun dalam pemeriksaan polisomnogra#y. +eror tidur mungkin men)erminkan suatu kelainan neurologis minor pada lobus temporalis. Pada kasus ini sering kali terjadi perubahan sistem otonomnya seperti takhi)ardi, keringat dingin, pupil dilatasi, dan sesak na#as.
!. Gangguan tidur berhubungan dengan #ase (
$ni meliputi gangguan tingkah laku, mimpi buruk dan gangguan sinus arrest. Gangguan tingkah laku ini ditandai dengan atonia selama tidur 4(G6 dan selanjutnya terjadi akti#itas motorik yang keras, episode ini sering terjadi pada larut malam 412' dari larut malam6 yang disertai dengan ingat mimpi yang jelas. Paling banyak ditemukan pada laki-laki usia lanjut, gangguan psikiatri atau dengan janis penyakit-penyakit degenerasi, peminum alkohol. 3emungkinan lesinya terletak pada daerah pons atau juga didapatkan pada kasus seperti perdarahan subarakhnoid. Gambaran menunjukkan adanya ( burst dan mioklonik potensial pada rekaman (G .
1. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan *esehatan2psi*iatri
a. &leep and eurologi)al Disorders $ndiidu dengan demensia biasanya mengalami gangguan tidur. (eskipun ada berbagai kondisi yang terkait dengan penyakit demensia Al?heimer, penyakit Parkinson, dementia dengan =e*y bodies, penyakit untington, dan penyakit akob ada beberapa pola umum dari gangguan tidur yang terkait dengan semua demensia. iasanya, tidur lebih ter#ragmentasi, menyebabkan lebih banyak terbangun dan akibatnya sedikit *aktu tidur, dan ( mungkin akan menurun. Gangguan tidur ini biasanya memburuk seiring dengan progresi#itas penyakit.
b. Al?heimer s disease Penyakit Al?heimer adalah gangguan neurodegeneratie ditandai dengan hilangnya memori dan penurunan intelektual yang progresi#itasnya sesuai usia dan disebabkan oleh degenerasi neuron di otak. Diperkirakan sekitar " juta orang di Amerika &erikat menderita penyakit Al?heimer. &ekitar seperempat dari indiiduindiidu ini memiliki gangguan tidur. Penyakit Al?heimer menyebabkan peningkatan jumlah bangkitan 4terbangun6 dan mempengaruhi arsitektur tidur seseorang. &ebagai hasil dari peningkatan durasi dan jumlah dari terbangun, indiidu menghabiskan tidurnya di stage1 tidur dan dan terjadi penurunan presentasi dalam stage ' dan &@& 4 slow"wave sleep6.
c# $arkinson%s Disease Gangguan tidur berhubungan dengan penyakit Parkinson yang terdiri dari sulit tidur, nocturnal akinesia, arsitektur tidur berubah, aktiitas motorik abnormal, gerakan anggota badan periodik, gangguan tidur (, dan gangguan pernapasan. Pada siang hari, banyak pasien Parkinson memiliki kantuk yang berlebihan. Gangguan tidur biasanya akan meningkat dengan perkembangan penyakit. $ndiidu menderita latensi tidur meningkat dan sering terbangun, menghabiskan sebanyak !0 sampai "0 persen terjaga di malam hari. al ini menyebabkan *aktu yang dihabiskan berkurang dalam stage ! dan ", tidur ( dan durasi meningkat pada stage 1 dan '.
d. pilepsy pilepsi menga)u pada sekelompok dari berbagai gangguan yang ditandai oleh aktiitas listrik abnormal di otak yang ter*ujud dalam indiidu sebagai kerugian atau gangguan kesadaran dan gerakan abnormal dan perilaku. +idur, kurang tidur, dan aktiitas kejang erat terjalin. Diperkirakan bah*a epilepsi sleeprelated dapat mempengaruhi sebanyak 10 persen atau lebih indiidu epilepsi. nam puluh persen indiidu yang menderita kompleks lokalisasi parsial terkait kejang 4'1,9 persen dari populasi epilepsi umum6 menunjukkan kejang hanya saat tidur. Gangguan yang penyebabnya kejang dapat mempengaruhi siklus tidur seseorang, yang menyebabkan kurang tidur. Demikian pula, tidur dan gangguan tidur meningkatkan kejadian aktiitas kejang. +idur yang berhubungan dengan epilepsi biasanya menyajikan dengan setidaknya dua dari #itur berikut/ arousals, tiba-tiba terbangun dari tidur, umum tonik-klonik gerakan anggota badan, gerakan anggota badan #okal, *ajah berkedut, inkontinensia, apnea, lidah menggigit, dan kebingungan posti)tal dan kelesuan. 8itur-#itur ini menyebabkan #ragmentasi tidur dan kelelahan siang hari. Ada sejumlah sindrom epilepsi umum yang bermani#estasi hanya atau didominasi pada malam hari, termasuk epilepsi lobus #rontal malam hari, epilepsi benign masa ke)il dengan spike )entrotemporal, a*itan dini atau akhir-onset epilepsi pada anak oksipital, epilepsi mioklonik remaja, dan berkesinambungan lonjakan gelombang selama tidur non-(. o)turnal epilepsi lobus #rontal ditandai dengan gangguan tidur yang parah, luka yang disebabkan oleh gerakan tak terkendali, dan kejang siang sesekali. pilepsi mioklonik juenil ditandai dengan sinkron kontraksi otot tak sadar yang sering terjadi selama bangun. 3ontinyu spike gelombang selama non-( epilepsi tidur yang umumnya terkait dengan gangguan neurokogniti# dan kadang-kadang dengan gangguan aktiitas otot dan kontrol.
e. &troke &troke menyebabkan tiba-tiba kehilangan kesadaran, sensasi, dan gerakan olunter yang disebabkan oleh gangguan aliran darah-dan karena suplai oksigen- ke otak. &etelah stroke arsitektur tidur indiidu sering diubah, menyebabkan penurunan *aktu tidur total, tidur (, dan &@&. $nsomnia adalah komplikasi umum dari stroke yang mungkin timbul dari obat-obatan, tidak akti#, stres, depresi, dan kerusakan otak.
#. Sleep &nd 'edical Disorders &ejumlah gangguan medis yang berbeda dan penyakit, dari #lu biasa sampai kanker, sering mengubah siklus tidur-bangun indiidu. (asalah-masalah tidur sering hasil dari rasa sakit atau in#eksi yang berkaitan dengan kondisi primer. (eskipun sama-sama diketahui menyebabkan masalah dengan siklus sleep*ake, sebagaimana akan ditunjukkan di ba*ah ini, sangat sedikit yang masih dikenal tentang etiologi. 16 yeri yeri diuraikan sebagai suatu pengalaman akut atau kronis sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berariasi dari ketidaknyamanan membosankan untuk penderitaan tak tertahankan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. $ni biasanya menyebabkan #ragmentasi tidur dan perubahan dalam arsitektur tidur seseorang. Gejala-gejala tergantung pada jenis dan beratnya nyeri tersebut. (ereka termasuk kelelahan siang hari dan mengantuk, kualitas tidur yang buruk, keterlambatan onset tidur, dan penurunan kogniti# dan motorik kinerja sesuai tabel di ba*ah ini/
'6 Penyakit $n#eksi $n#eksi yang disebabkan oleh strain bakteri, irus, dan parasit dapat mengakibatkan perubahan pada pola tidur. (eskipun diterima bah*a aktiitas sistem kekebalan tubuh mempengaruhi siklus tidur-bangun indiidu, sangat sedikit yang diketahui tentang bagaimana kedua sistem berinteraksi. a6 $n#eksi a)terial dan +idur $n#eksi bakteri biasanya menyebabkan peningkatan total *aktu yang dihabiskan pada &@& dan durasi penurunan tidur (. Perubahan pola tidur dapat dipengaruhi oleh jenis in#eksi bakteri. &ebagai )ontoh, bakteri gram negati# menginduksi tidur yang disempurnakan lebih )epat daripada bakteri gram positi#. Perbedaan dalam proses dan perkembangan penyakit juga mempengaruhi siklus sleep*ake. b6 $n#eksi Eirus dan +idur $n#eksi irus juga memiliki e#ek pada siklus tidur-bangun. $ndiidu yang diinokulasi dengan rhinoirus atau irus in#luen?a melaporkan kurang tidur selama masa inkubasi, sedangkan selama periode gejala mereka tidur lebih lama. amun, dibandingkan dengan orang yang sehat tidak ada perbedaan yang dilaporkan dalam kualitas tidur dan jumlah terbangun. Eirus human immunode#i)ien)y 4$E6 juga telah terbukti dapat mengubah pola tidur. $ndiidu menghabiskan *aktu peningkatan pada &@& pada paruh kedua malam dan menderita arousals sering dan penurunan *aktu tidur (. &eperti in#eksi berkembang menjadi A$D&, indiidu mengembangkan #ragmentasi tidur meningkat, penurunan yang signi#ikan pada &@&, dan gangguan terhadap arsitektur tidur se)ara keseluruhan.
)6 $n#eksi >amur, Parasit dan +idur $n#eksi jamur dan parasit juga dapat mengubah siklus tidur-bangun. &ebagai )ontoh, penyakit tidur, atau trypanosomiasis A#rika, umumnya terjadi pada indiidu yang telah terin#eksi dengan +rypanosoma bru)ei 4+b6 parasit. al ini ditandai dengan episode insomnia malam hari dan tidur siang hari, tetapi tidak hipersomnia. Penyakit tidur ditemukan terutama di sub-&ahara A#rika, di mana +b ditularkan ke manusia akibat gigitan dari lalat tsetse. Penyakit tidur dikaitkan
dengan arsitektur tidur berubah. ekaman G indiidu dengan penyakit tidur dari Gambia menunjukkan periode tidur ( yang terjadi sepanjang siklus tidur-bangun se)ara keseluruhan, sering tanpa periode ( menengah yang normal. 8luktuasi hormon sirkadian-kortisol, prolaktin, dan hormon pertumbuhan-juga diubah pada indiidu dengan penyakit tidur. leh karena itu, telah dihipotesiskan bah*a penyakit tidur mungkin merupakan penyakit ritme sirkadian yang mempengaruhi jalur sara# yang menghubungkan *aktusirkadian dan tidur-regulating pusat.
3. Gangguna tiudur 4ang ta* ter*lasifi*asi
C. Penega*an diagn0sis
(# Screening pasien gangguan tidur eberapa pertanyaan untuk melakukan screening gangguan tidur di masyarakat 4)lear lake sleep )enter, '00:6 / 1. Apa masalah utama tidur AndaF '. &iapakah mulanya menduga merupakan masalah tidurF !. Apakah saat ini Anda memiliki pasangan tidur 2 teman s ekamarF >ika ya, silakan mereka membantu Anda dengan kuesioner ini. ". Apakah Anda pernah memeriksakan ke spesialis tidur sebelumnyaF 5. Apakah Anda mengalami kesulitan di tempat kerja 2 sekolah karena masalah tidur AndaF 9. Apakah Anda mengalami kesulitan mengemudi karena masalah tidur AndaF 7. Apakah shi#t kerja utama AndaF . erapa banyak minuman berka#ein yang Anda konsumsi setiap hariF :. >ika Anda mendengkur, silakan menilai tingkat kebisingan/ "4terdengar dari luar kamar6-! 4membangunkan mitra tidur6-' 4mudah didengar6-1 4hampir takterdengar6 10. Apakah Anda tidur sebentar di siang hariF Ca2 tidak
11. Apakah Anda pernah merokokF Ca2 tidak; erapa bungkus per hariF erapa tahun Anda merokokF Pernakah Anda berhenti merokokF Ca2 tidak 1'. Apakah pernah seseorang mengamati Anda berhenti bernapas saat tidurF Ca2 tidak 1!. Apakah anda bangun terengah-engah atau tersedakF Ca2 tidak 1". Apakah Anda sulit tidurF Ca2 tidak 15. Apakah Anda menendang atau berkedut kaki Anda ketika Anda tidurF Ca2 tidak 19. erapa kali anda bangun di malam hariF 17. erapa kali Anda bangun untuk buang air ke)il di malam hariF 1. Apakah Anda memiliki perasaan menyeramkan 2 )ra*ly, mati rasa kaki, ketika Anda men)oba turun +idurF Ca2 tidak 1:. Apakah Anda pernah menggunakan pil dietF Ca2 tidak
'0. Apakah Anda pernah menggunakan obat stimulan sebelumnyaF Ca2 tidak Apakah Anda pernah menggunakan ganjaF Ca2 tidak Apakah Anda pernah menggunakan kokain atau obat lainF Ca2 tidak '1. Apakah Anda sit up dan berteriak saat tidur atau tiba-tiba bangun takutF Ca2 tidak ''. Apakah Anda berjalan saat tidur, tanpa ingat hari berikutnyaF Ca2 tidak '!. Apakah Anda memiliki mimpi buruk atau mimpi menakutkanF Ca2 tidak '". Apakah Anda merasa lumpuh, tak bisa bergerak, tetapi *aspada se)ara mental saat tertidur atau *aktu bangunF Ca2 tidak '5. Apakah Anda memiliki kelemahan #isik tiba-tiba lengan, kaki, atau *ajah saat terta*aF menangis atau selama situasi emosional lainnyaF Ca2 tidak '9. Apakah Anda memiliki jantung berdebar atau nyeri dada pada malam hariF Ca2 tidak '7. erapa banyak alkohol yang Anda konsumsi dalam *aktu tiga jam sebelum tidurF erapa banyak alkohol yang Anda konsumsi dalam jangka *aktu '"-jamF '. +olong jelaskan perasaan aneh atau perilaku yang Anda miliki pada malam hari.
':. &ebutkan obat yang sedang Anda mengambil/ 4&ertakan pil tidur a tau (elatonin6 !0. Apakah Anda sekarang atau di masa lalu mengalami masalah kesehatan dalam bidang berikutF
+ekanan darah tinggi &esak napas &eptum deiasi batuk kronis (asalah sinus Asma +onsilektomi m#isema Penyakit >antung Penyakit +iroid Psy)hiatri) Diabetes (ulas e#luks &ebutkan masalah medis lain yang Anda miliki atau memiliki/
!1. &kala 3antuk &ilakan gunakan skala ini untuk mengealuasi pertanyaan-pertanyaan berikut/ 0 H tidak akan pernah tertidur ; 1 peluang H sedikit mengantuk ' kesempatan H sedang tertidur ; ! kesempatan H tinggi tertidur
1. Duduk dan memba)a '. (enonton +.E. !. Duduk tidak akti# dalam pertemuan publik ". &ebagai penumpang di mobil selama satu jam tanpa istirahat 5. erbaring dalam keadaan yang siang memungkinkan 9. Duduk dan berbi)ara dengan seseorang 7. Duduk dengan tenang setelah makan siang tidak setelah mengkonsumsi alkohol . (engemudi mobil yang telah berhenti sebentar di lampu merah
>umlah p*orth &kor p*orth &kor 3antuk 4&36 dengan Diagnosis 0-: H normal 10-1! H ingan 1"-1: &edang '0-'! H berat H >ika hasilnya lebih besar dari : dan 2 atau Anda merasa Anda mungkin memiliki apnea tidur, men)etak kuis ini dan ba*a ke dokter Anda.
)# $endekatan untuk deteksi gangguan tidur pada pasien rawat *alan: (etode terbaik untuk mendeteksi gangguan tidur-bangun pada pasien tua yang ra*at jalan adalah dengan menanyakan pola tidurnya. Para klinisi melakukannya saat a*al kunjungan pasien. eberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian a*al mengenai gangguan tidur/ a. Pukul berapa kamu biasanya mulai tidur pada malam hariF Pukul berapa biasanya kamu bangun pada pagi hariF b. Apakah kamu sering bermasalah dalam memulai tidur malamF ). erapa kali kamu biasanya terbangun pada malam hariF d. >ika kamu terbangun malam hari, apakah kamu bermasalah untuk tidur kembaliF e. Apakah teman tidurmu 4atau seseorang yang perhatian6 berkata bah*a kamu sering mengorok, terengah-engah 4 gasping 6, atau berhanti bernapasF #. Apakah teman tidurmu 4atau seseorang yang perhatian6 berkata bah*a kamu menendang atau memukul ketika sedang tidurF g. Apakah menyadari bah*a kamu pernah berjalan, makan, meninju, menendang, atau takut selama tidurF h. Apakah kamu lebih banyak tidur atau kelelahan dalam keseharianmuF i. Apakah kamu biasa mengalami satu atau lebih tidur sebentar di siang hariF j. Apakah kamu biasa mengalami tidur ayam 4tidur sebentar6 tanpa teren)ana setiap hariF k. erapa lama *aktu tidur yang kamu butuhkan untuk merasa terjaga dan memungsikan diri se)ara baikF
l. Apakah kamu sekarang menggunakan berbagai jenis pengobatan atau preparat lain untuk membantu tidurF Apabila gejala gangguan tidur didapatkan pada skring a*al, pertanyaan lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan ri*ayat tidur. a. Apakah kamu memiliki keinginan untuk menggerakkan kedua kaki atau memiliki pengalaman sensasi yang tidak nyaman pada kaki selama istirahat atau pada malam hariF b. Apakah kamu sering terbangun untuk ken)ing pada malam hariF ). >ika kamu tidur sebentar di siang hari, berapa sering dan berapa lamaF d. erapa banyak aktiitas #isik atau latihan yang kamu lakukan setiap hariF e. Apakah kamu terpapar )ahaya luar natural setiap hariF #. Pengobatan apa yang kamu pakai, dan berapa kali sehari dan malamF g. Apakah kamu menderita ketidaknyamanan akibat e#ek samping pengobatan tersebutF h. erapa banyak ka#ein 4)ontohnya/ kopi, the, kola6 dan al)ohol yang kamu konsumsi tiap hari2 malamF i. Apakah kamu sering merasa sedih atau )emasF j. Apakah kamu sekarang ini menderita karena ditinggal seseorangF
+# $enegakan diagnosis gangguan tidur menurut $$D III
5#." Ins0mnia -0n60rgani*
Pedoman Diagnostik al tersebut di ba*ah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti / a. 3eluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang buruk; b. Gangguan terjadi minimal ! kali dalam seminggu selama minimal satu bulan; ). Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur 4sleeplessness6 dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari;
d. 3etidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang )ukup berat dan mempengaruhi #ungsi dalam so)ial dan pekerjaan.
Adanya gejala gangguan ji*a lain seperti depresi, anIietas, atau obsesi tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan. &emua ko-morbiditas harus di)antumkan karena membutuhkan terapi tersendiri. 3riteria Jlama tidur‖ 4kuantitas6 tidak digunakan untuk menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya arias i indiidual. =ama gangguan yang tidak memenuhi kriteria di atas 4seperti pada Jtransient insomnia‖ 6 tidak didiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam eaksi &tres Akut 48"!.06 atau Gangguan Penyesuaian 48"!.'6. $nsomnia diklasi#ikasikan sebagai primer atau komorbiditas. $nsomnia primer menunjukkan bah*a tidak ada penyebab lain dari gangguan tidur telah diidenti#ikasi. $nsomnia komorbiditas lebih umum dan yang paling sering dikaitkan dengan gangguan ji*a 4misalnya, depresi, ke)emasan, atau gangguan penggunaan narkoba6, gangguan medis 4misalnya, gangguan kardiopulmoner, gangguan neurologis, atau kronis keluhan somatik yang mengakibatkan gangguan tidur6, obat, dan gangguan tidur lainnya primer 4misalnya, tidur apnea obstrukti# atau kaki gelisah6 $nsomnia komorbid tidak. tidak menyarankan bah*a kondisi KpenyebabK lain insomnia, melainkan bah*a insomnia dan kondisi lainnya )o-terjadi, dan mungkin setiap surat perintah perhatian klinis dan pengobatan. anyak orang de*asa se)ara teratur mengambil obat-obat. bat-obatan digunakan untuk mengobati berbagai yang mendasari kondisi medis dan psikiatris kronis juga berkontribusi terhadap gangguan tidur, termasuk L-blo)ker, bronkodilator, kortikosteroid, dekongestan dan diuretik, serta lain kardioaskular, neurol ogi, psikiatri, dan gastrointestinal obat-obatan. bat digunakan untuk mengobati depresi, seperti sele)tie serotonin reuptake inhibitor 4&&$6 dan serotonergik dan noradrenergik reuptake inhibitor 4&$s6 juga dapat menyebabkan atau memperburuk insomnia. &elain obat resep, orang de*asa sering mengambil di atas meja persiapan yang dapat menyebabkan atau memperburuk gangguan tidur.
5#. ipers0mnia -0n60rgani*
Pedoman Diagnostik Gambaran klinis di ba*ah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti/ a. asa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur2‖sleep atta)ks‖ 4tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang6, dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya 4 sleep drunkenness6; b. Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun *aktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang )ukup berat dan mempengaruhi #ungsi dalam so)ial dan pekerjaaan; ). +idak ada gejala tambahan Jnar)olepsy‖ 4cataple-y, sleep paralysis, hypnagogic hallucination6 atau bukti klinis untuk Jsleep apnoe‖ 4nocturnal breath cessation, typical intermitten snoring sounds, dll6; d. +idak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang hari.
ila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan ji*a lain, misalnya gangguan a#ekti#, maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang mendasarinya. Diagnosis hipersomnia psikogenik harus ditambahkan bila hipersomnia merupakan keluhan yang dominan dari penderita dengan gangguan ji*a lainnya.
5#.! Gangguan Jad)al Tidur6Jaga -0n60rgani*
Pedoman diagnostik/ Gangguan klinis di ba*ah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti/ a. Pola tidur-jaga dari indiidu tidak seirama 4out of synchrony6 dengan pola tidur-jaga yang normal bagi masyarakat setempat; b. $nsomnia pada *aktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada *aktu kebanyakan orang jaga, yang dialami hamper setiap hari untuk sedikitnya 1 bulan atau berulang dengan kurun *aktu yang lebih pendek. ). 3etidakpuasan dalam kuantitas, kualitas, dan *aktu tidur menyebabkan penderitaan yang )ukup berat dan mempengaruhi #ungsi dalam so)ial dan pekerjaan.
Adanya gejala gangguan ji*a lain, seperti ansietas, depresi, hipomania, tidak menutup kemungkinan diagnosis gangguan jad*al tidur-jaga non-organik, yang penting adanya dominasai gambaran klinis gangguan ini pada penderita. Apabila gejala gangguan ji*a lain )ukup jelas dan menetap harus dibuat diagnosis gangguan ji*a yang spesi#ik se)ara terpisah.
5#.1 S0mnambulisme 7 Sleepwalking 8
Pedoman diagnostik/ Gambaran klinis di ba*ah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti/ a. Gejala yang utama adalah 1 atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga a*al tidur malam, dan terus berjalan-jalan; 4kesadaran berubah6 b. &elama 1 episode, indiidu menunjukkan *ajah bengong 4blank, staring face6, relatie tak memberi respon terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk berkomunikasi dengan penderita, dan hanya dapat disadarkan2 dibangunkan dari tidurnya dengan susah payah. ). Pada *aktu sadar2 bangun 4setelah satu episode2 besok paginya6, indiidu tidak ingat apa yang terjadi; d. Dalam kurun *aktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut, tidak ada gangguan aktiitas mental, *alaupun dapat dimulai dengan sedikit bingung dan disorientasi dalam *aktu singkat. e. +idak ada bukti adanya gangguan mental organi). &omnambulisme harus dibedakan dari serangan epilepsy psikomotor dan #ugue disosiati# 48"".16.
5#.3 Ter0r Tidur 7 Night errors8
Pedoman diagnostik/ Gambaran klinis di ba*ah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti/ a. Gejala utama adalah 1 atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak karena panik, disertai ansietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan hiperakti#itas otonomik seperti jantung berdebar-debar, na#as )epat, pupil melebar, dan berkeringat; b. pisode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1M10 menit, dan biasanya terjadi pada sepertiga a*al tidur malam;
). &e)ara relatie tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan terror tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang; d. $ngatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal 4biasanya terbatas pada satu atau dua bayangan-bayangan yang terpilah-pilah6; e. +idak ada bukti adanya gangguan mental organik.
+error tidur harus dibedakan dengan mimpi buruk 4851.56, yang biasanya terjadi setiap saat dalam tidur, mudah dibangunkan, dan teringat dengan jelas kej adiannya. +error tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya mempunyai karakteristik klinis dan pato#isiologis yang sama.
5#.# 9impi %uru* 7 Nightmares8
Pedoman diagnosis/ Gambaran klinis di ba*ah ini adalah esensial untuk diagnosis passti / a.
+erbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mmimpi yang
menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rin)idan jelas 4iid6, biasanya perihal an)aman kelangsungan hidup, keamanan atau harga periode tidur, tetapi yang khas adalah pada paruh kedua masa tidur. b.
&etelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, indiidu segera sadar penuh dan
mampu mengenali lingkungannya. ).
Pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan penderitaan
)ukup berat bagi indiidu. -
&angat penting untuk membedakan mimpi buruk dari teror tidur, dengan
memperhatikan gambaran klinis yang khas untuk setiap gangguan.
D. Penatala*sanaan /mum
+ujuan terapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup bagi pasien dan keluarga. Pera*atan yang tepat memiliki potensi mengurangi morbiditas terkait insomnia, termasuk risiko depresi, )a)at, dan gangguan kualitas hidup.
. Pende*atan -0n 5arma*0l0gi a. Pende*atan hubungan antara pasien dan d0*ter, tuuann4a /
16 Nntuk men)ari penyebab dasarnya dan pengobatan yang adekuat. '6 &angat e#ekti# untuk pasien gangguan tidur kronik. !6 Nntuk men)egah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat hipnotik,alkohol, gangguan mental. "6 Nntuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek.
b. K0nseling dan Psi*0terapi
Psikoterapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti 4depresi, obsesi, kompulsi6, gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik.
;. Tinda*an higiene tidur
16 indari dan meminimalkan penggunaan ka#ein, rokok, stimulan, alkohol, dan obat lainnya. '6 (eningkatkan tingkat aktiitas pada sore atau a*al malam 4tidak dekat dengan *aktu tidur6 dengan berjalan atau berolahraga di luar ruangan. !6 (eningkatkan pajanan )ahaya alami dan )ahaya terang selama siang hari dan a*al malam. "6 indari tidur siang, terutama setelah pukul ' siang; batasi tidur siang, batas untuk 1 tidur kurang dari !0 menit. 56 Periksa pengaruh obat terhadap tidur.
96 Pergi ke tempat tidur hanya bila mengantuk. 76 (empertahankan suhu yang nyaman di kamar tidur. 6 (inimalkan paparan kebisingan.
:6 (akan makanan ringan kalau lapar. 106 indari makanan berat pada *aktu tidur. 116 atasi )airan pada malam hari. 1'6 uatlah jad*al teratur. a6 $stirahat pada saat yang sama setiap hari. b6 (akan dan olahraga pada jad*al rutin. )6 (anajemen stress / O +oleransi sulit tidur sesekali. O Diskusikan kejadian yang mengkha*atirkan dalam *aktu yang )ukup sebelum tidur. O Gunakan teknik relaksasi. d. Terapi peng0ntr0lan stimulus
+erapi ini bertujuan untuk memutus siklus masalah yang sering dikaitkan dengan kesulitan memulai atau jatuh tidur. +erapi ini membantu mengurangi #aktor primer dan reakti# yang sering ditemukan pada insomnia. Ada beberapa instruksi yang harus diikuti oleh penderita insomnia/ 16 3e tempat tidur hanya ketika telah mengantuk. '6 (enggunakan tempat tidur hanya untuk tidur. !6 >angan menonton +E, memba)a, makan, dan menelpon di tempat tidur. "6 >angan berbaring-baring di tempat tidur karena bisa bertambah #rustrasi jika tidak bisa tidur. 56 >ika tidak bisa tidur 4setelah beberapa menit6 harus bangun, pergi ke ruang lain, kerjakan sesuatu yang tidak membuat terjaga, masuk kamar tidur setelah kantuk datang kembali. 96 angun pada saat yang sama setiap hari tanpa menghiraukan *aktu tidur, total tidur, atau hari 4misalnya hari (inggu6. 76 (enghindari tidur di siang hari.
6 >angan menggunakan stimulansia 4kopi, rokok, dll6 dalam "-9 jam sebelum tidur
asil terapi ini jarang terlihat pada beberapa bulan pertama. ila kebiasaan ini terus dipraktikkan, gangguan tidur akan berkurang baik #rekuensinya maupun beratn ya.
e. Sleep !estriction herap"
(embatasi *aktu di tempat tidur dapat membantu mengkonsolidasikan tidur . +erapi ini berman#aat untuk pasien yang berbaring di tempat tidur tanpa bisa tertidur. (isalnya, bila pasien mengatakan bah*a ia hanya tertidur lima jam dari delapan jam *aktu yang dihabiskannya di tempat tidur, *aktu di tempat tidurnya harus dikurangi. +idur di siang hari harus dihindari. =ansia dibolehkan tidur sejenak di siang hari yaitu sekitar !0 menit. ila e#isiensi tidur pasien men)apai 5% 4rata-rata setelah lima hari6, *aktu di tempat tidurnya boleh ditambah 15 menit. +erapi pembatasan tidur, se)ara berangsur-angsur, dapat mengurangi #rekuensi dan durasi terbangun di malam hari.
f. Terapi rela*sasi dan biofeedback
+erapi ini harus dilakukan dan dipelajari dengan baik. (enghipnotis diri sendiri, relaksasi progresi#, dan latihan na#as dalam sehingga terjadi keadaan relaks )ukup e#ekti# untuk memperbaiki tidur. Pasien membutuhkan latihan yang )ukup dan serius. .iofeedback yaitu memberikan umpan-balik perubahan #isiologik yang terjadi setelah relaksasi. Nmpan balik ini dapat meningkatkan kesadaran diri pasien tentang perbaikan yang didapat. +eknik ini dapat dikombinasi dengan higene tidur dan terapi pengontrolon tidur.
g. Terapi apnea tidur 0bstru*tif
Apnea tidur obstrukti# dapat diatasi dengan menghindari tidur telentang, menggunakan perangkat gigi /dental appliance0, menurunkan berat badan, menghindari obat-obat yang menekan jalan na#as, menggunakan stimulansia perna#asan seperti a)eta?olamide, nasal continuous positive airway pressure /1C$&$0, upper airway surgery /2&S0# 1asal continuous positive airway pressure ditoleransi baik oleh sebagian besar pasien. (etode ini dapat memperbaiki tidur pasien di malam hari, rasa mengantuk di siang hari, dan keletihan serta perbaikan #ungsi kogniti#.
2vulopalatopharyngeoplasty 4NPP6 merupakan salah satu teknik pembedahan yang digunakan untuk terapi apnea tidur. #ikasi metode ini kurang. +rakeostomi juga merupakan pilihan terapi untuk apnea tidur berat. Penggunaan kedua bentuk terapi bedah ini sangat terbatas karena risiko morbiditas dan mortalitas. 3eputusan untuk mengobati apnea tidur didasarkan atas #rekuensi dan beratnya gangguan tidur, beratnya derajat kantuk di siang hari, dan akibat medik yang ditimbulkannya .
!. Pende*atan 5arma*0l0gi
Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan se) ara kausal, juga dapat diberikan obat golongan sedati# hipnotik. Pada dasarnya semua obat yang mempunyai kemampuan hipnotik merupakan penekanan akti#itas dari reticular activating system 4AA&6 di otak. al tersebut didapatkan pada berbagai obat yang menekan susunan sara# pusat, mulai dari obat anti anIietas dan beberapa obat anti depresan. bat hipnotik selain penekanan aktiitas susunan sara# pusat yangdipaksakan dari proses #isiologis, juga mempunyai e#ek kelemahan yang dirasakan e#eknya pada hari berikutnya 4long acting 6 sehingga mengganggu akti#itas sehari-hari. egitu pula bila pemakaian obat jangka panjang dapat menimbulkan oer dosis dan ketergantungan obat. &ebelum mempergunakan obat hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan jenis gangguan tidur misalnya, apakah gangguan pada #ase latensi panjang 4(6 gangguan pendek, bangun terlalu dini, )emas sepanjang hari, kurang tidur pada malam hari, adanya perubahan jad*al kerja2kegiatan atau akibat gangguan penyakit primernya. @alaupun obat hipnotik tidak ditunjukkan dalam penggunaan gangguan tidur kronik, tapi dapat dipergunakan hanya untuk sementara, sambil di)ari penyebab yang mendasari. Dengan pemakaian obat yang rasional, obat hipnotik hanya untuk mengkoreksi dari problema gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilai kondisi primernya dan harus berhati-hati pada pemakaian obat hipnotik untuk jangka panjang karena akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa penyelesaian yang memuaskan. >adi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah mengidenti#ikasi penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik adalah sebagai pengobatan tambahan. Pemilihan obat hipnotik sebaiknya diberikan jenis obat yang bereaksi )epat 4 short action6
dgn membatasi penggunaannya sependek mungkin yang dapat mengembalikan pola tidur yang normal. =amanya pengobatan harus dibatasi 1-! hari untuk transient insomnia, dan tidak lebih dari ' minggu untuk short term insomnia. Nntuk long term insomnia dapat dilakukan ealuasi kembali untuk men)ari latar belakang penyebab gangguan tidur yang sebenarnya. ila penggunaan jangka panjang sebaiknya obat tersebut dihentikan se)ara berlahan-lahan untuk menghindarkan withdrawl terapi.
O%+T +-TI6I-SO9-I+ Pengg0l0ngan 0bat anti6ins0mnia
1. en?odia?epine, )ontoh / itra?epam, +ria?olam, sta?olam '. on-en?odia?epine, )ontoh /
Indi*asi penggunaan
$ndikasi penggunaan obat anti-insomnia terutama pada kasus transient insomnia dan short term insomnia, sangat berhati-hati pada kasus long term insomnia. &elalu diupayakan men)ari penyebab dasar dari gangguan tidur dan pengobatan ditujukan pada penyebab dasar tersebut.
9e*anisme Kera
bat golongan ben?odia?epine tidak menyebabkan ( suppression and rebound . Pada kasus depresi terjadi pengurangan delta sleep 4gelombang delta '0%6, sehingga tidak pulas tidurnya dan mudah terbangun. Pada a*al depresi terjadi de#isit ( sleep 40-10%, dimana pada orang normal sekitar '0%6 yang menyebabkan tidur sering terbangun akibat mimpi buruk 4( sleep bertambah untuk mengatasi de#isit6, sehingga siklus tidur menjadi tidak teratur 4disorganized0# bat anti-depresi 4trisiklik dan tetrasiklik6 menekan dan menghilangkan ( sleep dan meningkatkan delta sleep, sehingga pasien tidur nyaman tidak diganggu mimpi buruk. ila obat mendadak dihentikan terjadi ( rebound dimana pasien akan mengalami mimpimimpi buruk lagi.
fe* Samping
bat-obatan ini dapat menimbulkan supresi susunan sara# pusat 4&&P6 pada saat tidur. ati-hati pada pasien dengan insu#isiensi pernapasan , uremia, dan gangguan #ungsi hati, oleh karena keadaan tersebut terjadi penurunan #ungsi &&P dan dapat memudahkan timbulnya koma. Pada pasien usia lanjut dapat terjadi oversedation sehingga risiko jatuh dan trauma menjadi besar, yang sering terjadi adalah hip fracture.
Pemilihan Obat
Ditinjau dari si#at gangguan tidur, dikenal dengan / 1. Initial insomnia / sulit masuk ke dalam proses tidur. bat yang dibutuhkan dalah bersi#at sleep inducing anti-insomnia, yaitu golongan ben?odia?epine 4 short acting 6. (isalnya pada gangguan anIietas. '. Delayed insomnia / proses tidur terlalu )epat berakhir dan sulit masuk kembali ke proses tidur selanjutnya. bat yang dibutuhkan adalah bersi#at prolong latent phase anti-insomnia, yaitu golongan heterosiklik antidepresan 4trisiklik dan tetrasiklik6. (isalnya pada gangguan depresi. !. .roken insomnia / siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpe)ah-pe)ah menjadi beberapa bagian 4multiple awakening 6. bat yang dibutuhkan adalah bersi#at sleep maintaining anti-insomnia, yaitu golongan phenobarbital atau golongan ben?odia?epine 4long acting 6. (isalnya pada gangguan stress psikososial.
Pengaturan D0sis
Pemberian tunggal dosis anjuran 15-!0 menit sebelum pergi tidur. Dosis a*al dapat dinaikkan sampai men)apai dosis e#ekti# dan dipertahankan sampai 1-' minggu, kemudian se)epatnya tappering off untuk men)egah timbunya rebound dan toleransi obat. Pada usia lanjut dosis harus lebih ke)il dan peningkatan dosis lebih perlahan-lahan, untuk menghindari oversedation dan intoksikasi.
$ama Pemberian
Pemakaian obat anti-insomnia sebaiknya sekitar 1-' minggu saja, tidak lebih dari ' minggu, agar risiko ketergantungan ke)il. Penggunaan lebih dari ' minggu dapat menimbulkan perubahan sleep G yang menetap sekitar 9 bulan lamanya. 3esulitan pemberhentian obat seringkali oleh karena psychological dependence 4habituasi6 sebagai akibat rasa nyaman setelah gangguan tidur dapat ditanggulangi.
Perhatian Khusus
bat anti-insomnia kontraindikasi pada sleep apnoe syndrome, congestive heart failure, dan chronic respiratory disease. Penggunaan ben?odia?epine pada *anita hamil mempunyai risiko menimbulkan teratogenic effect 4misalnya cleft plate abnormalities6 khususnya pada trimester pertama. en?odia?epine juga diekskresi melalui A&$, bere#ek pada bayi, yaitu penekanan #ungsi &&P . Di antara obat anti-insomnia tersebut, ben?odia?epin paling sering digunakan dan tetap merupakan pilihan utama untuk mengatasi insomnia baik primer maupun sekunder. 3loralhidrat dapat pula berman#aat dan )enderung tidak disalahgunakan. Antihistamin, prekursor protein seperti l-tripto#an yang saat ini tersedia dalam bentuk suplemen juga dapat digunakan. bat hipnotik hendaklah digunakan dalam *aktu terbatas atau untuk mengatasi insomnia jangka pendek. Dosis harus ke)il dan durasi pemberian harus singkat. en?odia?epin dapat direkomendasikan untuk dua atau tiga hari dan dapat diulang tidak lebih dari tiga kali. Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan masalah tidur atau dapat menutupi penyakit yang mendasari. Penggunaan ben?odia?epin harus hati-hati pada pasien penyakit paru obstrukti# kronik, obesitas, gangguan jantung dengan hipoentilasi. en?odia?epin dapat mengganggu entilasi pada apnea tidur. #ek samping berupa penurunan kogniti# dan terjatuh akibat
gangguan koordinasi motorik sering ditemukan. leh karena itu, penggunaan ben?odia?epin pada lansia harus hati-hati dan dosisnya serendah mungkin. en?odia?epin dengan *aktu paruh pendek 4tria?olam dan ?olpidem6 merupakan obat pilihan untuk membantu orang-orang yang sulit masuk tidur. &ebaliknya, obat yang *aktu paruhnya panjang 4esta?olam, tema?epam, dan lora?epam6 berguna untuk penderita yang mengalami interupsi tidur. en?odia?epin yang kerjanya lebih panjang dapat memperbaiki anIietas di siang hari dan insomnia di malam hari. &ebagian obat golongan ben?odia?epin dimetabolisme di hepar. leh karena itu, pemberian obat-obat yang menghambat oksidasi sitokrom 4seperti simetidin, estrogen, $, eritromisin, dan #luoIetine6 dapat menyebabkan sedasi berlebihan di siang hari. +ria?olam tidak menyebabkan gangguan respirasi pada pasien <PD ringan-sedang yang mengalami insomnia. euroleptik dapat digunakan untuk insomnia s ekunder terhadap delirium pada lansia. Dosis rendah-sedang ben?odia?epin seperti lora?epam digunakan untuk memperkuat e#ek neuroleptik terhadap ti dur. Antidepresan yang bersi#at sedati# seperti tra?odone dapat diberikan bersamaan dengan ben?odia?epin pada a*al malam. Antidepresan kadang-kadang dapat memperburuk gangguan gerakan terkait tidur 4=&6. (irta?apine merupakan antidepresan baru golongan noradrenergic and specific serotonin antidepressant 4a&&A6. $a dapat memperpendek onset tidur, stadium 1 berkurang, dan meningkatkan dalamnya tidur. =atensi (, total *aktu tidur, kontinuitas tidur, serta e#isiensi tidur meningkat pada pemberian mirta?apine. bat ini e#ekti# untuk penderita depresi dengan insomnia tidur. +idak dianjurkan menggunakan imipramin, desipramin, dan monoamin oksidase inhibitor pada lansia karena dapat menstimulasi insomnia. =ithium dapat menganggu kontinuitas tidur akibat e#ek samping poliuria. 3hloralhidrat dan barbiturat jarang digunakan karena )enderung menekan perna#asan. Antihistamin dan di#enhidramin berman#aat untuk beberapa pasien tapi penggunaannya harus hati-hati karena dapat menginduksi delirium.
. K0mpli*asi
Gangguan tidur atau ketidakmampuan tidur memperngaruhi per#orma, keamanan, dan kualitas hidup dari seorang indiidu. ampir '0% ke)elakaan lalu lintas berhubungan dengan pengemudi yang mengantuk atau mabuk minuman beralkhohol. Penelitian terkini mengemukakan bah*a gangguan memiliki neurobehavioral effect, mulai dari yang paling ringan yakni attensi dan reaksi, dan yang lebih kompleks yakni kesalahan dalam melakukan penilaian terhadap suatu hal, atau membuat keputusan. rang yang memiliki gangguan tidur akan memiliki masalah dalam ingatan jangka pendeknya. Dan *alaupun indiidu dengan gangguan tiduk mampu melakukan pekerjaan dengan baik, akan tetapi membutuhkan *aktu pengerjaan yang lebih lama. (eskipun data yang ada sangat terbatas, e#ek dari gangguan tidur, kehilangan tidur kronis, dan tidur yang kurang akan mempengaruhi perekonomian Amerika se)ara signi#ikan. Apabila gangguan tidur tidak diobati dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar daripada biaya yang akan dikeluarkan untuk mengobati gangguan tidur itu sendiri . =ebih dari 10 tahun yang lalu, terdapat suatu paradigm yang menyatakan bah*a tidak terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan kes ehatan. Akan tetapi, penelitian terkini menyatakan bah*a sleep loss 4kurang dari 7 jam per malam6 memiliki e#ek pada ssystem kardioaskuler, endokrin, imun, dan system sara#, yakni / 1. besitas pada de*asa maupun anak-anak Pada suatu studi kohort yang dilakukan selama hampir 1! tahun pada 500 indiidu de*asa muda, didapatkan hasil bah*a pada usia '7 tahun, indiidu dengan durasi tidur yang lebih pendek 49 jam6, 7,5 kali lebih berisiko memiliki ($ tinggi. Penelitian tersebut sudah melalui kontroling terhadap #aktor ri*ayat keluarga, tingkat aktiitas #isik, serta #aktor demogra#ik. Penelitian tersebut juga men)oba menganalisa, adakah relasi antara insu#isiensi tidur terhadap hormone-hormon yang berperan dalam peningkatan na#su makan. asilnya, insu#isiensi tidur diketahui dapat menurunkan leptin, yakni hormone yang diproduksi oleh jaringan adipose dan dapat menghambat na#su makan. &elain itu, insu#isiensi tidur meningkatkan pengeluaran ghrelin, peptide yang mampu menstimulus na#su makan.
Grafi* .!. ubungan antara Durasi +idur dengan ($ 4body mass inde-6
'. Diabetes dan gangguan toleransi glukosa Pada studi kohort berbasis komunitas yang dilakukan oleh sleep heart health study, dilaporkan bah*a indiidu yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki risiko memiliki diabetes ',5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan indiidu yang tidur 7- jam semalam 4Gottlieb, '0056. &elain itu, clearance glucose pada orang dengan gangguan tidur, "0% lebih rendah daripada indiidu tanpa gangguan tidur.
Grafi* .1. ubungan Durasi +idur
dengan dds atio Diabetes dan Gangguan +oleransi Glukosa
!. Penyakit kardioaskuler dan hipertensi 3esulitan tidur atau keluhan tidur lainnya berasosiasi dengan timbulnya serangan jantung 4myo)ardial in#ar)tion6. Penjelasannya, gangguan tidur akan menimbulkan peningkatan tekanan darah, hiperaktiitas s impatis, dan gangguan toleransi glukosa.
". &indroma ke)emasan, gangguan mood, dan penggunaan al)ohol. Sleep loss berhubungan dengan adverse effect pada mood dan perilaku. $ndiidu dengan gangguan tidur kronis rentan terhadap distress, sindroma depresi#, anIietas, dan penggunaan al)ohol 4ald*in and Daugherty, '00"; &trine and
7. Perllindungan terhadap instabilitas emosi . 3esehatan mental.
Grafi* .3. $nsomnia erat (empengaruhi 3ualitas idup
%+% III Kesimpulan
Pada pola tidur manusa tidur dapat klasi#ikasikan menjadi ' tipe yaitu +ipe apid ye (oement 4(6 dan +ipe on apid ye (oement 4(6.8ase a*al t idur didahului oleh #ase ( yang terdiri dari " stadium, lalu diikuti oleh #ase (. 3eadaan tidur normal antara #ase ( dan ( terjadi se)ara bergantian antara "-7 kali siklus semalam. ayi baru lahir total tidur 19- '0 jam2hari, anak-anak 10-1' jam2hari, kemudian menurun :-10 jam2hari pada umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam2hari pada orang de*asa . Gangguan siklus dalam #ase-#ase tersebut akan menyebabkan gangguan tidur seperti dissomnia ataupun parasomnia. 3omplikasi gangguan tidur men)akup tiga aspek yakni bio-psiko-sosial. Aspek biologis seperti peningkatan ($, diabetes dan gangguan toleransi glukosa, heart attack , dll. Aspek psikologis seperti gangguan )emas dan depresi. Aspek so)ial terutama aspek ekonomi dan peningkatan kejadian medical error, per#orma kerja penderita gangguan tidur juga mengalami penurunan. Penatalaksanaan yang dapat diberikan meliputi terapi nonmedikamentosa dan medikamentosa.
Referensi
1. dinger >D, (eans (3. '005. erie* o# insomnia/ De#initions, epidemiology, di##erential diagnosis, and assessment. $n/ 3ryger (, oth +, Dement @<, eds. $rinciples and $ractice of Sleep 'edicine. "th ed. Philadelphia/ lseier2&aunders. Pp. 70'71! ournal o# Physiology. 5'4"6/ ''!-''5. 5. 3aplan 9. Ppdgj 7. (arilou DP +romp, Anouk A(+ Donners, >ohan Garssen, >oris < Eerster. &leep, eating disorder symptoms, and daytime #un)tioning / 1 Diision o# Pharma)ology, Ntre)ht $nstitute #or Pharma)euti)al &)ien)es, Ntre)ht Nniersity, Ntre)ht, the etherlands; ' utri)ia esear)h, Ntre)ht, the etherlands; ! anuary '019. #ile/2222Nsers2@earnes2Do*nloads2nss--0!5.pd# . ?demir PG, &ely C, Gule) +<, Gule) (. QPhatophysiology, )lini)al, and therapeuti) Aspe)ts o# ar)olepsyR. Psikiyatride Gun)el Caklasimlar