BAB 1 PENDAHULUAN
Gangguan obsesif kompulsif (obsessive( obsessive- compulsive disorder , OCD) adal adalah ah geja gejala la obse obsesi si atau atau kom kompuls pulsii beru berula lang ng yang ang cuku cukup p bera beratt hing hingga ga menimbulka menimbulkan n penderitaan penderitaan yang jelas pada orang yang mengalaminya. mengalaminya. Obsesi atau kompul kompulsi si memaka memakan n waktu waktu dan cukup cukup mengga menggangg nggu u fungsi fungsi rutin rutin normal normal,, pekerjaan, aktiitas sosial biasa atau hubungan seseorang. !asien dengan OCD dapat memiliki obsesi atau kompulsi atau keduanya. " #enuru #enurutt $!$ $!$ % &aylor aylor,, ganggu gangguan an obsesif obsesif'ko 'komp mpuls ulsif if dialam dialamii sampai sampai * pada pada popula populasi si umum. umum. +ejum +ejumlah lah peneli peneliti ti memperk memperkirak irakan an bahwa bahwa gangguan ini ditemukan pada sebanyak " pasien rawat jalan di klinik psikiatri. Gambaran Gambaran ini membuat membuat OCD menjadi diagnosis psikiatri keempat terbanyak setelah fobia, gangguan terkait -at, dan gangguan depresif berat. Diantara orang dewasa, laki'laki dan perempuan sama'sama cenderung terkena, tetapi diantara remaja, laki'laki lebih la-im terkena daripada perempuan. sia rerata awitan sekitar tahun. Orang lajang lebih sering mengalami OCD dibandingkan orang yang yang menika menikah h walaup walaupun un temuan temuan ini mungk mungkin in mencerm mencermink inkan an kesuli kesulitan tan yang yang dimiliki dimiliki orang dengan gangguan gangguan ini untuk mempertahanka mempertahankan n suatu hubungan. hubungan. Orang dengan OCD la-im terkena gangguan jiwa lain, prealensi seumur seumur hidup gangguan depresif mayor pada orang dengan OCD sekitar /0 dan untuk fobia sosial sekitar 1. " #enurut +koog, suatu studi di +wedia menemukan bahwa meskipun kebany kebanyakan akan pasien pasien OCD menunj menunjukk ukkan an perbai perbaikan kan,, banya banyak k juga juga yang yang terus terus berlanjut mempunyai simtom gangguan hidup hidup ini sepanjang hidup mereka. mereka. D+# 23 membuat diagnosis gangguan obsesif kompulsif bila orang terganggu oleh obsesi atau kompulsi yang berulang, atau keduanya sedemikian rupa sehingga menyebabkan distress yang nyata, memakan waktu lebih dari satu jam dalam sehari, s ehari, atau ata u secara s ecara signifikan mengganggu hal'hal rutin yang normal, mengga menggangg nggu u fungsi fungsi kerja kerja atau atau sosial. sosial. #enuru #enurutt 4enike 4enike,, et all., all., sebaga sebagaima imana na
1
dikutip oleh Durand % 5arlow (/) mengatakan bahwa obsesi yang paling banyak dijumpai dalam sampel " pasien adalah kontaminasi (11), impuls agresif (1), seks (*), ketakutan somatis (*1), dan need for symmetry (*0). 6nam puluh persen sampel memperlihatkan obsesi multiple atau majemuk.
BAB II 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obsesif Kompulsif a. Pene!"ian Obsesif Kompulsif #enurut Daison % 7eale, gangguan obsesif kompulsif adalah
gangguan cemas, dimana pikiran seseorang dipenuhi oleh gagasan'gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, dan ia dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang'ulang, sehingga menimbulkan stress dan mengganggu fungsinya dalam kehidupan sehari'hari. * #enurut 8aplan, Et al Obsesi adalah pikiran, perasaan, gagasan atau sensasi yang berulang dan mengganggu. 5erlawanan dengan obsesi yang merupakan peristiwa mental, kompulsi adalah suatu perilaku yang disadari, standar dan berulang, seperti menghitung, memeriksa atau menghindar. !asien dengan OCD menyadari ketidakrasional obsesi dan merasakan obsesi serta kompulsi sebagai ego'distonik.9 :alaupun tindakan kompulsif
dapat
dilakukan
dalam
upaya
mengurangi ansietas terkait obsesi, tindakan ini tidak selalu berhasil. Dilakukannya tindakan kompulsif dapat tidak memengaruhi ansietas dan bahkan dapat meningkatkannya. " Dalam D+#'23 &; obsesi didefinisikan sebagai berikut< = ". !ikiran, impuls, atau bayangan yang pernah dialami yang berulang dan menetap, dirasakan mengganggu dan tidak sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitaan yang ada selama periode gangguan. . !ikiran, impuls, atau bayangan bukan ketakutan terhadap masalah *.
kehidupan yang nyata 2ndiidu berusaha untuk mengabaikan atau menekan pikiran, impuls, atau bayangan atau menetralisir dengan pikiran lain atau
=.
tindakan. 2ndiidu menyadari bahwa pikiran, impuls, bayangan yang berulang berasal dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar atau pikiran yang disisipkan).
3
Dalam D+#'23 &; kompulsi didefinisikan sebagai berikut< = ". !erilaku yang berulang (misalnya< cuci tangan, mengecek) atau aktiitas mental (berdoa, menghitung, mengulang kata dengan tanpa suara) yang indiidu merasa terdorong melakukan dalam respons dari obsesinya, atau sesuatu aturan yang dilakukan secara kaku. . !erilaku atau aktiitas mental ditujukan untuk mencegah atau menurunkan distress atau mencegah kejadian atau situasi> walaupun perilaku atau aktiitas mental tidak berhubungan dengan cara yang realistic untuk mencegah atau menetralisir. b. Epi#emioloi !realensi gangguan obsesi kompulsi sebesar ',=. +ebagian besar
gangguan mulai pada saat remaja atau dewasa muda (umur "?'= tahun), tetapi bisa terjadi pada masa kanak. !erbandingan antara laki'laki dan perempuan sama.= $. E"ioloi 1. %a&"o! Biolois Sis"em se!o"one!i&.
5anyak uji coba klinis yang telah
dilakukan terhadap berbagai obat mendukung hipotesis bahwa suatu disregulasi serotonin terlibat di dalam pembentukan gejala obsesi dan kompulsi pada gangguan ini. Data menunjukkan bahwa obat serotonergik lebih
efektif
dibandingkan
obat
yang
mempengaruhi
sistem
neurotransmiter lain. &etapi apakah serotonin terlibat di dalam penyebab gangguan obsesif'kompulsif adalah tidak jelas pada saat ini. " Neu!oimunoloi. &erdapat hubungan yang positif antara infeksi
streptokokus dengan OCD. 2nfeksi streptokokus tipe $ @'hemolitik dapat menyebabkan demam reumatik dan sekitar " A * pasien mengalami chorea sydhenham dan menunjukan gejala obsesif kompulsif. $witan infeksi biasanya terjadi pada usia sekitar ? tahun untuk menimbulkan gejala sisa itu. "
4
S"u#i pen$i"!aan o"a&. 5erbagai penelitian pencitraan otak
fungsional, sebagai contoh !6& ( positron emission tomography), telah menemukan peningkatan aktifitas (sebagai contoh, metabolisme dan aliran darah) di lobus frontalis, ganglia basalis (khususnya kaudata), dan singulum pada pasien dengan gangguan obsesif kompulsif. 5aik tomografi komputer (CT scan) dan pencitraan resonansi magnetik ( MRI ) telah menemukan adanya penurunan ukuran kaudata secara bilateral pada pasien dengan gangguan obsesif'kompulsif. 5aik penelitian pencitraan otak fungsional maupun struktural konsisten dengan pengamatan bahwa prosedur neurologis yang melibatkan singulum kadang'kadang efektif dalam pengobatan pasien dengan gangguan obsesif'kompulsif.
"
'ene"i&. !enelitian kesesuaiaan pada anak kembar untuk
gangguan obsesif'kompulsif telah secara konsisten menemukan adanya angka kesesuaian yang lebih tinggi secara bermakna pada kembar mono-igotik dibandingkan kembar di-igotik. !enelitian keluarga pada pasien gangguan obsesif kompulsif telah menemukan bahwa *1 persen sanak saudara derajat pertama pasien gangguan obsesif'kompulsif juga menderita gangguan. "
2. %a&"o! Pe!ila&u
#enurut
ahli teori belajar, obsesi adalah stimulus yang
dibiasakan. +timulus yang relatif netral menjadi disertai dengan ketakutan atau kecemasan melalui proses pembiasaan responden dengan memasangkannya dengan peristiwa yang secara alami adalah berbahaya atau menghasilkan kecemasan. 4adi, objek dan pikiran yang sebelumnya netral menjadi stimulus yang terbiasakan yang mampu menimbulkan kecemasan atau gangguan. " 8ompulsi dibentuk dalam
cara yang
berbeda. +eseorang
menemukan bahwa tindakan tertentu menurunkan kecemasan yang berkaitan dengan pikiran obsesional. 4adi, strategi menghindar yang aktif dalam bentuk perilaku kompulsif atau ritualistik dikembangkan untuk
5
mengendalikan kecemasan. +ecara bertahap, karena manfaat perilaku tersebut dalam menurunkan dorongan sekunder yang menyakitkan (kecemasan), strategi penghindaran menjadi terfiksasi sebagai pola perilaku kompulsif yang dipelajari. "
(. %a&"o! Psi&ososial %a&"o! &ep!iba#ian. Gangguan obsesif'kompulsif berbeda dari
gangguan
kepribadian
obsesif'kompulsif.
+ebagian
besar
pasien
gangguan obsesif'kompulsif tidak memiliki gejala kompulsif pramorbid. Dengan demikian, sifat kepribadian tersebut tidak diperlukan atau tidak cukup untuk perkembangan gangguan obsesif'kompulsif. Banya kira'kira "1 sampai *1 persen pasien gangguan obsesif'kompulsif memiliki sifat obsesional pramorbid." %a&"o! psi&o#inami&a. +igmund
reud menjelaskan tiga
mekanisme pertahanan psikologis utama yang menentukan bentuk dan kualitas gejala dan sifat karakter obsesif'kompulsif> isolasi, meruntuhkan (undoing), dan pembentukan reaksi. " •
Isolasi. 2solasi adalah mekanisme pertahanan yang melindungi
seseorang dari afek dan impuls yang mencetuskan kecemasan. 4ika terjadi isolasi, afek dan impuls yang didapatkan darinya adalah dipisahkan dari komponen idesional dan dikeluarkan dari kesadaran. 4ika isolasi berhasil sepenuhnya, impuls dan afek yang terkait seluruhnya terepresi, dan pasien secara sadar hanya menyadari gagasan yang tidak memiliki afek yang berhubungan dengannya. " •
Undoing. 8arena adanya ancaman terus'menerus bahwa impuls
mungkin dapat lolos dari mekanisme primer isolasi dan menjadi bebas, operasi pertahanan sekunder diperlukan untuk melawan impuls dan menenangkan kecemasan yang mengancam keluar ke kesadaran. &indakan kompulsif menyumbangkan manifestasi permukaan operasi defensif yang ditujukan untuk menurunkan
6
kecemasan dan mengendalikan impuls dasar yang belum diatasi secara memadai oleh isolasi. Operasi pertahanan sekunder yang cukup penting adalah mekanisme meruntuhkan (undoing). +eperti yang disebutkan sebelumnya, meruntuhkan adalah suatu tindakan kompulsif yang dilakukan dalam usaha untuk mencegah atau meruntuhkan akibat yang secara irasional akan dialami pasien akibat pikiran atau impuls obsesional yang menakutkan. " •
Pembentukan reaksi. !embentukan reaksi melibatkan pola
perilaku yang bermanifestasi dan sikap yang secara sadar dialami yang jelas berlawanan dengan impuls dasar. +eringkali, pola yang terlihat oleh pengamat adalah sangat dilebih'lebihkan dan tidak sesuai. "
%a&"o! psi&o#inami& lainn)a . Di dalam teori psikoanalitik
klasik, OCD dianggap sebagai regresi dari fase oedipus ke fase perkembangan psikoseksual anal. 4ika pasien dengan gangguan obsesif' kompulsif merasa terancam oleh anietas mereka akan mengalami regresi ke tahap yang berkaitan dengan fase anal. $danya benci dan cinta secara bersama'sama kepada orang yang sama menyebabkan pasien dilumpuhkan oleh keragu'raguan dan kebimbangan. +uatu ciri yang melekat pada pasien dengan gangguan obsesif'kompulsif adalah derajat dimana mereka terpaku dengan agresi atau kebersihan, baik secara jelas dalam isi gejala mereka atau dalam hubungan yang terletak di belakangnya. kompulsif,
Dengan
mungkin
demikian, terletak
psikogenesis
gangguan
pada gangguan dan
obsesif'
perkembangan
pertumbuhan normal yang berhubungan dengan fase perkembangan anal' sadistik. " •
Ambivalensi. $mbialensi adalah akibat langsung dari perubahan
dalam karakteristik kehidupan impuls. Bal ini adalah ciri yang penting pada anak normal selama fase perkembangan anal' sadistik> yaitu anak merasakan cinta dan kebencian kepada suatu
7
objek. 8onflik emosi
yang
berlawanan tersebut mungkin
ditemukan pada pola perilaku melakukan'tidak melakukan pada seorang pasien dan keragu'raguan yang melumpuhkan dalam berhadapan dengan pilihan. " •
Pikiran magis. !ikiran magis adalah regresi yang mengungkapkan
cara pikiran awal, ketimbang impuls> yaitu fungsi ego, dan juga fungsi id, dipengaruhi oleh regresi. Eang melekat pada pikiran magis adalah pikiran kemahakuasaan. Orang merasa bahwa mereka dapat menyebabkan peristiwa di dunia luar terjadi tanpa tindakan fisik yang menyebabkannya, semata'mata hanya dengan berpikir
tentang
peristiwa
tersebut.
!erasaan
tersebut
menyebabkan memiliki suatu pikiran agresif akan menakutkan bagi pasien gangguan obsesif'kompulsif. "
#. Dianosis !edoman diagnosis menurut !!DG4 222< ntuk menegakkan diagnosis pasti, gejala'gejala obsesif atau
tindakan kompulsif, atau kedua'duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut'turut. 1 Bal tersebut merupakan sumber
penderitaan
(distress)
atau
mengganggu aktiitas penderita. 1 Gejala'gejala obsesif harus mencakup hal'hal berikut< 1 Barus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri. • +edikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil • dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh •
penderita. !ikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anietas, tidak dianggap
•
sebagai kesenangan seperti dimaksud di atas. Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitie)
8
$da kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan depresi. penderita gangguan obsesif kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala depresif, dan sebaliknya penderita gangguan depresi berulang dapat menunjukkan pikiran'pikiran obsesif selama episode depresifnya.
1
Dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut, meningkat atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara paralel dengan perubahan gejala obsesif. 5ila terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis diutamakan dari gejala'gejala yang timbul lebih dahulu. 1 Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan depresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul. 5ila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka baik menganggap depresi sebagai diagnosis yang primer. !ada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala yang lain menghilang. 1 +ebagai bagian kriteria diagnostik OCD, D+#'23'&; memungkinkan klinisi merinci apakah pasien memiliki OCD tipe tilikan yang buruk, jika mereka umumnya tidak menyadari obsesi dan kompulsinya berlebihan ( &abel .")
Tabel 2.1 K!i"e!ia #ianosis DS* + I,- T 'anuan Obsesif Kompulsif /
". 5aik Obsesi atau 8ompulsi Obsesi seperti yang dijelaskan dalam ($), (5), (C), dan (D) < $. !ikiran, impuls, atau bayangan yang pernah dialami yang berulang dan menetap, dirasakan mengganggu dan tidak sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitaan yang ada selama periode gangguan. 5. !ikiran, impuls, atau bayangan bukan ketakutan terhadap masalah kehidupan yang nyata C. 2ndiidu berusaha untuk mengabaikan atau menekan
9
pikiran, impuls, atau bayangan atau menetralisir dengan pikiran lain atau tindakan. D. 2ndiidu menyadari bahwa pikiran, impuls, bayangan yang berulang berasal dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar atau pikiran yang disisipkan).
8ompulsi seperti yang didefinisikan sebagai berikut< $. !erilaku (contoh, mencuci
tangan,
mengurutkan,
memeriksa) atau tindakan mental (misalnya berdoa, menghitung, mengulangi kata'kata dalam hati) yang berulang
yang
dirasakannya
mendorong
untuk
melakukannya sebagai respon terhadap suatu obsesi, atau menurut dengan aturan yang harus dipatuhi secara kaku. 5. !erilaku
atau
tindakan
mencegah
atau
mencegah
suatu
mental
menurunkan kejadian
ditujukan
untuk
penderitaan
atau
atau
situasi
yang
menakutkan, tetapi perilaku atau tindakan mental tersebut tidak dihubungkan dengan cara yang realistik dengan apa mereka dianggap untuk menetralkan atau mencegah, atau jelas berlebihan. . !ada waktu tertentu selama perjalanan gangguan, indiidu menyadari bahwa obsesi atau kompulsi berlebihan atau tidak beralasan. Catatan< ini tidak berlaku pada anak. *. Obsesi
dan
kompulsi
menyebabkan
penderitaan,
menghabiskan waktu (menghabiskan lebih dari satu jam sehari), atau secara bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktifitas atau hubungan sosial yang biasanya. =. 4ika terdapat gangguan aksis 2 lainnya, isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas padanya (misalnya preokupasi dengan
10
makanan jika terdapat gangguan makan, menarik rambut jika terdapat trikotilomania, permasalahan pada penampilan jika terdapat gangguan dismorfik tubuh, preokupasi dengan obat jika terdapat suatu gangguan penggunaan -at, preokupasi dengan menderita
suatu
penyakit
serius
jika terdapat
hipokondriasis, preokupasi dengan dorongan atau fanatasi seksual jika terdapat parafilia, atau perenungan bersalah jika terdapat gangguan depresif berat). 1. Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek langsung suatu -at (misalnya obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum. Tentukan jika< Denan "ili&an bu!u& < 4ika untuk sebagian besar waktu selama
episode saat ini, orang tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan. =
e. 'amba!an Klinis Obsesi dan kompulsi memiliki ciri tertentu yang sama< " 1. +uatu gagasan atau impuls yang memaksakan dirinya secara bertubi'tubi 2.
dan terus'menerus ke dalam kesadaran seseorang. +uatu perasaan ketakutan yang mencemaskan yang menyertai manifestasi sentral dan seringkali menyebabkan orang melakukan tindakan kebalikan
3.
melawan gagasan atau impuls awal. Obsesi dan kompulsi adalah asing bagi ego (ego'alien), yaitu dialami sebagai suatu yang asing bagi pengalaman seseorang tentang dirinya
4.
sendiri sebagai makhluk psikologis. &idak peduli bagaimana jelas dan memaksanya obsesi atau kompulsi tersebut, orang tersebut biasanya mengenalinya sebagai sesuatu yang
5.
aneh dan tidak rasional. Orang yang menderita akibat obsesi dan kompulsi biasanya merasakan suatu dorongan yang kuat untuk menahannya.
11
#eskipun demikian, sekitar separuh dari semua pasien memberikan sedikit tahanan terhadap kompulsi walaupun sekitar ? persen pasien yakin bahwa kompulsi itu tidak rasional. Contohnya seorang pasien dapat memaksa bahwa kebersihan kompulsif secara moral adalah benar dan walaupun ia dapat
kehilangan
pekerjaan
karena
waktu
yang
dihabiskan
untuk
membersihkan."
f.
Pola e0ala Gejala seorang pasien dapat tumpang tindih dan berubah seiring
waktu tetapi OCD memiliki empat pola gejala utama. 1. Kon"aminasi adalah obsesi terhadap kontaminasi, diikuti kegiatan mencuci atau disertai penghindaran kompulsif objek yang diduga 2.
terkontaminasi." Ke!auan Pa"olois
suatu
obsesi keraguan,
diikuti
kompulsi
memeriksa. Obsesi ini sering melibatkan suatu bahaya kekerasan (seperti lupa mematikan kompor). !asien memiliki obsesi keraguan akan diri sendiri dan selalu merasa bersalah karena lupa atau melakukan (.
sesuatu. " Pi&i!an )an *enanu adanya pikiran obsesif yang mengganggu tanpa suatu kompulsi. Obsesi seperti itu biasanya merupakan pikiran berulang mengenai tindakan seksual atau agresif yang tercela bagi pasien. !asien yang terobsesi dengan pikiran tindakan agresif atau seksual dapat melaporkan dirinya sendiri ke polisi atau mengaku pada
pemuka agama. " /. Sime"!i kebutuhan
akan
simetri
atau
ketepatan
yang
dapat
menyebabkan kompulsi mengenai kelambatan. !asien dapat memakan .
waktu berjam'jam untuk makan atau mencukur wajahnya. " Pola e0ala lain Obsesi religius dan kompulsi menumpuk sesuatu la-im ditemukan pada pasien dengan OCD. 8ompulsi menarik'narik rambut dan menggigit'gigit kuku dapat merupakan kompulsi yang terkait dengan OCD. "
. Dianosis Ban#in 1. Kon#isi me#is
12
Gangguan neurologis utama
yang dipertimbangkan
dalam
diagnosis banding adalah gangguan &ourette, gangguan tik lainnya, epilepsi lobus temporalis, dan kadang'kadang komplikasi trauma dan pascaensefalitis. Gejala karakteristik dari gangguan &ourette adalah tik motorik dan okal yang sering dan hampir setiap hari terjadi. " 2. Kon#isi psi&ia"!i&
!ertimbangan psikiatrik utama di dalam diagnosis banding gangguan obsesif'kompulsif adalah ski-ofrenia, gangguan kepribadian obsesif'kompulsif, fobia, dan gangguan depresif. Gangguan obsesif kompulsif biasanya dapat dibedakan dari ski-ofrenia oleh tidak adanya gejala ski-ofrenik lain, oleh kurang kacaunya sifat gejala, dan oleh tiikan pasien terhadap gangguan mereka. Gangguan kepribadian obsesif' kompulsif tidak memiliki derajat gangguan fungsional yang berhubungan dengan gangguan obsesif'kompulsif. obia dibedakan dengan tidak adanya hubungan antara pikiran obsesif dan kompulsi. Gangguan depresif berat kadang'kadang dapat disertai oleh gagasan obsesif, tetapi pasien dengan gangguan obsesif'kompulsif saja tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan depresif berat. ". 8ondisi psikiatrik lain yang dapat berhubungan erat dengan OCD adalah hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, dan kemungkinan gangguan impuls lainnya, seperti kleptomania dan judi patologis. !ada semua gangguan tersebut pasien memiliki pikiran yang berulang, contohnya kepedulian akan tubuh atau perilaku yang berulang sebagai contoh mencuri. " 3. Pe!0alanan 'anuan #an P!onosis Febih dari separuh pasien dengan OCD memiliki awitan gejala yang
mendadak. $witan gejala untuk sekitar 1'0 pasien terjadi setelah peristiwa yang penuh tekanan, seperti kehamilan, masalah seksual atau kematian kerabat. 9
13
+ekitar '* pasien mengalami perbaikan gejala yang signifikan dan ='1 mengalami perbaikan sedang. +isa '= tetap sakit atau perburukan gejala.9 +ekitar sepertiga hingga separuh pasien dengan OCD memiliki gangguan depresif berat dan bunuh diri merupakan risiko untuk semua pasien dengan OCD. 9
i.
Te!api 1. %a!ma&o"e!api Data yang tersedia menyatakan bahwa semua obat yang
digunakan untuk mengobati gangguan depresif atau gangguan mental lain, dapat digunakan dalam rentang dosis yang biasanya. 6fek awal biasanya terlihat setelah empat sampai enam minggu pengobatan, walaupun biasanya diperlukan waktu delapan sampai enam belas minggu untuk mendapatkan manfaat terapeutik yang maksimum. :alaupun pengobatan dengan obat antidepresan adalah masih kontroersial, sebagian pasien dengan gangguan obsesif'kompulsif yang berespon terhadap pengobatan dengan antidepresan tampaknya mengalami relaps jika terapi obat dihentikan. !engobatan standar adalah memulai dengan obat spesifik'serotonin, contohnya
clomipramine ($nafranil) atau
inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin (++;2'serotonin specific reuptake inhibitor), seperti luoetine (!ro-ac). " Sele$"i4e Se!o"onin eup"a&e In3ibi"o!s 5SSI6. ++;2' fluoetine
•
(!ro-ac), sitalopram (Celea), escitalopram (Feapro), fluoksamin (Fuo), paroksetin (!ail), sertralin (oloft)' telah disetujui .+ Food and Drug dministration (D$) untuk terapi ODC. !enelitian tentang luoetine dalam gangguan obsesif'kompulsif menggunakan dosis sampai ? mg setiap hari untuk mencapai manfaat terapeutik. :alaupun ++;2 mempunyai efek seperti gangguan tidur, mual dan diare, sakit kepala, ansietas dan kegelisahan, efek samping ini sering sementara dan umumnya tidak terlalu menyulitkan daripada efek
14
samping obat trisiklik, seperti clomipramine. Basil klinis terbaik •
didapatkan ketika ++;2 dikombinasikan dengan terapi perilaku. " 7lomip!amine. Dari semua obat trisiklik dan tetrasiklik, clomipramine adalah yang paling selektif untuk ambilan kembali serotonin ersus ambilan kembali norepinefrin, dan dalam hal ini hanya dilebihi oleh ++;2. !otensi ambilan kembali serotonin oleh clomipramine
dilampaui hanya
oleh sertralin dan paroksetin.
Clomipramine adalah obat pertama yang disetujui .+ D$ untuk terapi ODC. !enggunaan dosisnya harus dititrasi meningkat selama hingga * munggu untuk menghindari efek samping gastrointestinal dan hipotensi ortostatik serta, seperti obat trisiklik lainnya, obat ini menimbulkan sedasi dan efek antikolinergik yang bermakna, termasuk mulut kering dan konstipasi. Clomipramine biasanya dimulai dengan dosis 1 sampai 1 mg sebelum tidur dan dapat ditingkatkan dengan peningkatan 1 mg sehari setiap dua sampai tiga hari, sampai dosis maksimum 1 mg sehari atau tampak efek samping yang membatasi dosis. +eperti ++;2 hasil terbaik berasal dari kombinasi obat dengan •
terapi perilaku. " Oba" Lain. 4ika terapi dengan Clomipramine atau ++;2 tidak berhasil, banyak ahli terapis memperkuat obat pertama dengan penambahan
alproat
(Depakene),
litium
(6skalith),
atau
karbame-apine (&egretol). Obat lain yang dapat digunakan dalam pengobatan gangguan obsesif kompulsif adalah inhibitor monoamin oksidase
(#$O2,
monoamine
oidase
inhibitor),
khususnya
!henel-ine (7ardil). •
2. Te!api pe!ila&u
:alaupun beberapa perbandingan telah dilakukan, terapi perilaku sama efektifnya dengan farmakoterapi pada gangguan obsesif'kompulsif. Dengan demikian, banyak klinisi mempertimbangkan terapi perilaku sebagai terapi terpilih untuk gangguan obsesif'kompulsif. &erapi perilaku
15
dapat dilakukan pada situasi rawat inap maupun rawat jalan. !endekatan perilaku utama pada gangguan obsesif'kompulsif adalah pemaparan dan pencegahan respon. Desensitisasi, penghentian pikiran, terapi implosi, dan pembiasaan tegas juga telah digunakan pada pasien gangguan obsesif kompulsif.
Dalam
terapi
perilaku
pasien
harus
benar'benar
menjalankannya untuk mendapatkan perbaikan. " &erapi tingkah laku ini dimulai dengan pasien membuat daftar tentang obsesinya kemudian diatur sesuai hierarki mulai dari yang kurang membuat cemas sampai yang paling membuat cemas. Dengan melakukan paparan berulang terhadap stimulus diharapkan akan menghasilkan kecemasan yang minimal karena adanya habituasi. / (. Psi&o"e!api
!sikoterapi suportif jelas memiliki bagiannya, khususnya untuk pasien
gangguan
obsesif'kompulsif,
walaupun
gejalanya
memiliki
berbagai derajat keparahan, adalah mampu untuk bekerja dan membuat penyesuaian sosial. Dengan kontak yang kontinu dan teratur dengan tenaga yang profesional, simpatik, dan memberi semangat, pasien mungkin mampu untuk berfungsi berdasarkan bantuan tersebut, tanpa hal tersebut gejalanya akan menyebabkan gangguan. 8adang'kadang jika ritual dan kecemasan obsesional mencapai intensitas yang tidak dapat ditoleraansi, perlu untuk merawat pasien di rumah sakit sampai tempat penampungan institusi dan menghilangkan stres lingkungan eksternal menurunkan gejala sampai tingkat yang dapat ditoleransi. " $nggota keluarga pasien seringkali menjadi putus asa karena perilaku pasien. &iap usaha psikoterapik harus termasuk perhatian pada anggota keluarga melalui dukungan emosional, penentraman, penjelasan dan nasihat tentang bagaimana menangani dan berespons terhadap pasien. ",/
/. Te!api lain
16
&erapi keluarga seringkali berguna dalam mendukung keluarga, membantu
menurunkan
perpecahan
perkawinan
yang
disebabkan
gangguan, dan membangun hubungan kerjasama terapi dengan anggota keluarga untuk kebaikan pasien. &erapi kelompok berguna sebagai sistem dukungan bagi beberapa pasien. ntuk pasien yang sangat resisten terhadap pengobatan, terapi elektrokonulsif (6C&) dan bedah psiko (psychosurgery) dapat dipertimbangkan. 6C& tidak seefektif bedah psiko tetapi kemungkinan harus dicoba sebelum pembedahan. !rosedur bedah psiko yang paling sering dilakukan untuk gangguan obsesif kompulsif adalah eingulotomi, yang berhasil dalam mengobati 1 sampai * persen pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan lain. 8omplikasi yang paling sering dari bedah psiko adalah timbulnya kejang, yang hampir selalu dikendalikan dengan pengobatan !henytoin (Dilantin). 5eberapa pasien yang tidak respon dengan bedah psiko saja dan dengan farmakoterapi atau terapi perilaku sebelum operasi menjadi berespon terhadap farmakoterapi atau terapi perilaku setelah bedah psiko. "
BAB III
17
KESI*PULAN
Gangguan obsesif A kompulsif merupakan gejala obsesi atau kompulsi berulang yang cukup berat hingga menimbulkan penderitaan yang jelas pada orang yang mengalaminya. Obsesi atau kompulsi memakan waktu dan cukup mengganggu fungsi rutin normal, pekerjaan, aktiitas sosial biasa atau hubungan seseorang. !asien dengan OCD dapat memiliki obsesi atau kompulsi atau keduanya. ntuk menegakkan diagnosis pasti, gejala A gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua A duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya minggu berturut A turut. 5eberapa faktor berperan dalam terbentuknya gangguan obsesif'kompulsif diantaranya adalah faktor biologi seperti neurotransmiter, neuroimunogi, pencitraan otak, genetika, faktor perilaku dan faktor psikososial, yaitu faktor kepribadian dan faktor
psikodinamika.
$da
beberapa
terapi
yang
bisa
dilakukan
untuk
penatalaksanaan gangguan obsesif A kompulsif antara lain terapi farmakologi (farmakoterapi) dan terapi tingkah laku. !rognosis pasien dinyatakan baik apabila kehidupan sosial dan pekerjaan baik, adanya stressor dan gejala yang bersifat periodik
DA%TA PUSTAKA
18
". 8aplan, B.l dan +addock 5.4. "1. !uku "ar #sikiatri $linis Edisi $e-%. +$< :illiams and :ilikins 5altimore. . 7eid, +. 4effrey, +pencer, $. ; % 5eerly G. 1. #sikologi bnormal "ilid &. 4akarta< 6rlangga. 3.
ausiah, % :idury, 4. 0. #sikologi bnormal $linis De'asa. 4akarta< 2' !ress.
=.
6lira, +. D. "=. !uku "ar #sikiatri Edisi $edua. 4akarta< akultas 8edokteran niersitas 2ndonesia.
1. #aslim, ;. "*. (angguan obsesif ) kompulsif* Dalam + !uku saku Diagnosis (angguan ,i'a ru"ukan ringkas dari ##D(, ) III . 4akarta< 5agian 2lmu 8edokteran 4iwa 8'nika $tmajaya. 6.
4enike #$. =. .bsessive compulsive disorder . 7 6ngl 4 #ed> *1 < 1H'/1.
19