BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Latar Bela Belaka kang ng Fraktur adalah hilanganya kontinuitias tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisi epifisis, s, baik baik yang yang bersif bersifat at total total maupun maupun parsial parsial.. Kebany Kebanyaka akan n fraktur fraktur terjadi terjadi karena karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar, dan tarikan. Trauma bisa bersifat : •
Trauma langsung. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif komunitif
•
dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan. Trauma tidak langsung. isebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada kla!ikula. "ada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh. #$hairuddin, %&&'( )alah satu jenis fraktur yang akan saya bahas yaitu fraktur tibia plateau. Keadaan
ini ini biasa biasany nyaa terja terjadi di pada pada pejal pejalan an kaki kaki terta tertabr brak ak oleh oleh mobi mobill atau atau akib akibat at jatu jatuh h dari dari ketinggian dimana lutut dipaksa masuk kedalam !algus atau !arus, yang mengakibatkan kondilus tibia remuk atau terbelah oleh kondilus femur yang berlawanan. Biasanya terjadi pada pasien yang sudah berusia antara *& dan +& tahun dan sedikit sedik it mengalami osteoporosis, tetapi fraktur ini juga dapat terjadi pada orang dewasa,dan setiap umur. Terapi rapi deng dengan an traks traksii dapa dapatt dila dilaku kuka kan n deng dengan an sede sederh rhan anaa saja saja dan dan serin sering g menghasilkan fungsi lutut yang baik, tetapi sering tersisa angulasi dan jika dilakukan pembedahan dapat menghasilkan penampilan sinar yang yang baik.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. ANA ANATOMI
2
Tibia terdiri dari : akhir proksimal disebut sebagai plateau #terbagi menjadi medial yang berbentuk konkaf dan lateral yang berbentuk kon!e-(, tuberle, eminene #medial dan lateral(, batang/ shaft , dan akhir distal disebut sebagai pilon #sendi dan medial maleolus(. Tibial plateau merupakan penopang massa tubuh bagian proksimal dari tibia dan melakukan artikulasi dengan ondylus femoralis untuk membentuk sendi lutut. #Frassia, %&&0( )ebuah os longum, mempunyai orpus, ujung pro-imal dan ujung distal, berada di sisi medial dan anterior dari rus. "ada posisi berdiri, tibia meneruskan gaya berat badan menuju ke pedis. 1jung pro-imal lebar, mengadakan persendian dengan os femur membentuk artiulatio genu, membentuk ondylus medialis dan ondylus lateralis tibiae, faies pro-imalis membentuk faies artiularis superior, bentuk besar, o!al, permukaan liin. #Luhulima, %&&%( Faies artiularis ini dibagi menjadi dua bagian, dari anterior ke posterior, oleh fossa interondyloidea anterior, eminentia interondyloidea dan fossa interondyloidea posterior. Fossa interondyloidea anterior mempunyai bentuk yang lebih besar daripada fossa
interondyloidea
posterior.
Tepi
eminentia
interondyloidea
membentuk
tuberulum interondylare mediale dan tuberulum interondylare laterale. 2minentia epiondylaris ber!ariasi dalam bentuk dan sering juga absen. #Luhulima, %&&%( Faies artiularis dari ondylus medialis berbentuk o!al, sedangkan faies artiularis ondylus lateralis hampir bundar. $ondylus lateralis lebih menonjol daripada ondylus medialis. "ada faies inferior dari permukaan dorsalnya terdapat faies artiularis, berbentuk lingkaran, dinamakan faies artiularis fibularis, mengadakan persendian dengan apitulum fibulae. i sebelah inferior dari ondylus tibiae terdapat
3
tonjolan ke arah anterior, disebut tuberositas tibiae. i bagian distalnya melekat ligamentum patellae. #Luhulima, %&&%( $orpus tibiae mempunyai tiga buah permukaan, yaitu #3( faies medialis, #%( faies lateralis dan #'( faies posterior. 4empunyai tiga buah tepi, yaitu #3( margo anterior, #%( margo medialis dan #'( margo interosseus. Fossa medialis datar, agak kon!eks, ditutupi langsung kulit dan dapat dipalpasi seara keseluruhan. Faies lateralis konkaf, ditempati oleh banyak otot. Bagian distalnya menjadi kon!eks, berputar ke arah !entral, melanjutkan diri menjadi bagian !entral ujung distal tibia. Faies posterior berada di antara margo medialis dan margo interosseus. "ada sepertiga bagian pro-imal terdapat linea poplitea, suatu garis yang obli5ue dari faies artiularis menuju ke margo medialis. #Luhulima, %&&%( 4argo anterior disebut rista anterior, sangat menonjol, di bagian pro-imal mulai dari tepi lateral tuberositas tibiae, dan di bagian distal menjadi tepi anterior dari malleolus medialis. 4argo medialis, mulai dari bagian dorsal ondylus medialis sampai ke bagian posterior malleolus medialis. 4argo interosseus mempunyai bentuk yang lebih tegas daripada margo medialis, tempat melekat membrana interossea. i bagian pro-imal mulai pada ondylus lateralis sampai di ape- inisura fibularis tibiae membentuk bifuratio. #Luhulima, %&&%( 1jung distal tibia membentuk malleolus medialis. 4alleolus medialis mempunyai faies
superior, anterior, posterior, medial, lateral dan inferior. "ada faies posterior
terdapat sulus malleolaris, dilalui oleh tendo m.tibialis posterior dan m.fle-or digitorum longus. "ada permukaan lateral terdapat inisura fibularis yang membentuk persendian dengan ujung distal fibula. Faies artiularis inferior pada ujung distal tibia membentuk persendian dengan faies anterior orpus tali. #Luhulima, %&&%(
B. Definisi
4enurut 4ansjoer #%&&*:'*+(, fraktur tibia #bumper frature/fraktur tibiaplateau( adalah fraktur yang terjadi akibat trauma langsung dari arah samping lutut dengan kaki yang masih terfiksasi ke tanah.
4
C. Epidemiologi
Fraktur tibial plateau terjadi pada 36 kasus dari semua fraktur dan 76 kasus terjadi pada pasien yang tua. Fraktur yang terjadi pada pasien tua merupakan hasil dari trauma dengan energy rendah. Fraktur pada medial plateau terjadi pada %'6 kasus fraktur plateau sedangkan fraktur lateral plateau terjadi pada 0&6 kasus, dan kombinasi antara keduanya terjadi pada '36 kasus. #$hairuddin, %&&'(
D. F!"o# $esi!o
Fator resiko untuk terjadinya fraktur tibial plateau adalah : a( "asien8pasien memiliki resiko untuk edera ini adalah trauma dengan keepatan tinggi #usia muda, laki8laki, alohol dan peandu obat( b( 1sia lebih tua dengan kualitas tulang yang jelek memiki resiko fraktur.
E. Klsifi!si
9ika kerusakan yang terjadi tertutup, maka digunakan klasifikasi Tsherne dan ot;en. 9ika fraktur terbuka maka digunakan klasifikasi ustilo8Anderson. Fraktur tibial plateau dapat diklasifikasikan dengan )hat;ker yaitu berdasarkan lokasi dan konfigurasi fraktur. #Kingsley, %&&7( Klasifikasi fraktur tertutup (Tscheme and Gotzen) yaitu : rade &
: kerusakan jaringan lunak minimal
rade 3
: Abrasi superfiial/ kontusio
rade %
: alam, abrasi dengan kontusio kulit ataupun otot. Tanda8tanda impending kompartemen sindrom
rade '
: kontusio kulit yang luar, a!ulse subkutan, dan kerusakan otot
Klasifikasi fraktur terbuka (Gustilo-Anderson) yaitu : rade 3 % Luka keil kurang dan 3 m, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda8tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat simpel, tran!ersal, oblik pendek atau komunitif.
5
rade %
: Laserasi kulit melebihi 3 m tetapi tidak terdapat kerusakan jaringan yang hebat atau a!ulsi kulit. Terdapat kerusakan yang sedang dan jaringan
rade ' : Terdapat kerusakan yang hebat pada jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neo!askuler dengan kontaminasi yang hebat. ibagi dalam ' sub tipe: a( grade <<
fraktur biasa pada kondilus tibia lateral. "ada pasien yang lebih muda yang tidak menderita osteoporosis berat, mungkin terdapat retakan !ertikan dengan pemisahan fragmen tunggal. Fraktur ini mungkin sebenarnya tidak bergeser, atau jelas sekali tertekan dan miring, kalau retakannya lebar, fragmen yang lepas atau menisus lateral dapat terjebak dalam elah.
Tipe % : peremukan kominutif pada kondilus lateral dengan depresi pada fragmen. Tipe fraktur ini paling sering ditemukan dan biasanya terjadi pada orang tua dengan osteoporosis. Tipe ' :
peremukan komunitif dengan fragmen luar yang utuh. Fraktur ini mirip dengan tipe %, tetapi segmen tulang sebelah luar memberikan selembar permukaan sendi yang utuh.
Tipe = : fraktur pada kondilus tibia medial.
6
Klasifikasi
fraktur tibial
plateau
# schatzker classification(
F. Me!nisme T#&m
Fraktur tibial plateau biasanya terjadi sebagai akibat dari keelakaan pejalan kaki yang rendah energy mengenai bumper mobil. )ebagian besar kejadian fraktur tibial plateau ini juga dilaporkan terjadi akibat dari keelakaan sepeda motor dengan keepatan tinggi dan jatuh dari ketinggian. Fraktur tibial plateau terjadi akibat kompresi langsung seara a-ial, biasanya dengan posisi !algus #paling sering( atau !arus #jarang( atau trauma tidak langsung yang besar. Aspek anterior dari kondilus femoralis berbentuk baji, dengan terjadinya hiperekstensi dari lutut maka kekuatan ditimbulkan oleh gerakan kondilus ke tibial plateau. Arah, besar, dan lokasi dari kekuatan yang ditimbulkan, serta posisi lutut pada saat trauma akan menyebabkan perbedaan dari pola fraktur, lokasi, dan tingkat pergeseran. Fator lain seperti usia dan kualitas tulang juga berpengaruh pada konfigurasi fraktur. "asien yang lebih tua dengan tulang yang osteopeni akan lebih enderung menjadi tipe fraktur depresi karena tulang subkondral nya lebih kaku untuk mengikuti beban. #$hapman, %&&3( 1sia muda dengan tulang yang kaku memiliki angka kejadian lebih tinggi untuk terjadinya robekan ligament sedangkan usia tua dengan kekuatan tulang yang menurun memiliki angka kejadian lebih rendah untuk robekan ligament. #Ko!al, %&&+(
7
4ekanisme trauma pada
fraktur tibial plateau
. 'm(#n !linis Tanda yang menunjukan adanya fraktur tibia lateu tidak jauh berbeda dengan tanda fraktur seara umum yaitu adanya nyeri, odema, deformitas dan gangguan fungsi, namun pada fraktur tibia plateu ini mempunyai iri8iri yang khas adanya pembegkaanpada lutut dan sedikit deformitas, memar biasanya luas dan jaringan terasa adonan karena hemathrosis. "ada pemeriksaan seara hati8hati # dibawah anesthesia( dapat menunjukan ketidakstabilan kearah medial maupun lateral. Kaki dan ujung kaki harus diperiksa dengan ermat untuk menari ada tidaknya tanda tanda idera pembuluh darah
dan
neurulogi.
H. Dignosis •
Anamnesis Anamnesis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk menge!aluasi pasien dengan fraktur. "ada anamnesis didapatkan adanya keluhan nyeri, bengkak, ataupun deformitas. Keluhan lain yang dipaparkan oleh pasien adalah tidak mampu untuk menggerakkan lutut seara seluruhan ataupun sebagian. Anmnesis penting untuk mengetahui apakah pasien mengalami trauma dengan energy besar atau tidak. Keelakan motor, jatuh dari ketinggian lebih dari 3& kaki, dan ditabrak dengan kendaraan sementara berjalan merupakan ontoh mekanisme trauma dengan energi tinggi. Anamnesis lainnya yang pertu ditanyakan adalah fator8faktor komorbid dari pasien yang akan berpengaruh pada terapi ataupun prognosis. "asien dengan penyakit penyerta seperti penyakit arteri koroner, emfisema, perokok, ataupun diabetes tidak
8
terkontrol memiliki resiko besar untuk timbulnya komplikasi dari edera yang terjadi. #irhsl, %&&0( •
"emeriksaan Fisis 3. Look #
eformitas : angulasi # medial, lateral, posterior atau anterior(, diskrepensi #rotasi, perpendekan atau perpanjangan(.
−
Bengkak atau kebiruan.
−
Fungsio laesa #hilangnya fungsi gerak( %. Feel #"alpasi( 8 Tenderness #nyeri tekan( pada derah fraktur. 8 Krepitasi. 8 >yeri sumbu. '. 4o!e #erakan( 8 >yeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif. 8 erakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya. =.
"emeriksan trauma di tempat lain seperti kepala, thorak, abdomen, tratus
urinarius dan pel!is. *. "emeriksaan komplikasi fraktur seperti neuro!askular bagian distal fraktur yang berupa pulsus arteri, warna kulit, temperatur kulit, pengembalian darah ke kapiler #$apillary refil test(, sensasi motorik dan sensorik. "ada fraktur tibial plateau, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap arteri popliteal yaitu diantara proksimal dari addutor hiatus dan distal dari soleus serta pemeriksaan ner!us peroneal. +. "ada fraktur tibial plateau, hemarthrosis sering terjadi yaitu berupa edem, nyeri pada lutut dimana pasien tidak dapat memikul berat tubuh. #$hairuddin, %&&'(
I. Peme#i!sn Pen&n)ng
"emeriksaan standar untuk trauma pada lutut adalah foto ray dengan posisi anteroposterior
#A"(,
lateral,
dan
dua
oblik.
Foto
8ray
digunakan
untuk
mengidentifikasi garis fraktur dan pergeseran yang terjadi tetapi tingkat kominusi atau depresi dataran mungkin tidak terlihat jelas. Foto tekanan #dibawah anestesi( kadang8 kadang bermanfaat untuk menilai tingkat ketidakstabilan sendi. Bila kondilus lateral remuk, ligamen medial sering utuh, tetapi bila kondilus medial remuk, ligament lateral biasanya robek. #Alan, %&3&(
9
8?ay dari fraktur
tibial plateau.
$T8san digunakan untuk mengidentifikasi adanya pergeseran dari fraktur tibial plateau. $T8san potongan sagital meningkatkan akurasi diagnosis dari fraktur tibial plateau dan diindikasikan pada kasus dengan depresi artikular.
4agneti resonane
imaging #4?<( digunakan untuk menge!aluasi trauma ataupun sebagai alternati!e dari $T8san atau arthrosopy. 4?< dapat menge!aluasi tulang serta komponen jaringan lunak dari lokasi trauma. >amun, tidak ada indikasi yang jelas untuk penggunaan 4?< pada fraktur tibial plateau. #$hapman, %&&3(
10
$T8san "osisi A", sagital, serta arthtrosopy menunjukkan fraktur kompres lateral.
J. Te#pi
Terapi pada fraktur tibial plateau dibagi menjadi non8operati!e dan operati!e, •
>on8operati!e Fraktur yang non8displaed dan stabil baik untuk diterapi non8operati!e. "emakaian hinged ast8brae untuk melindungi pergerakan lutut dan beban tubuh merupakan salah satu metode pilihan. Latihan isometri untuk 5uadrieps, pasif, aktif,dan pergerakan aktif dari lutut sebagai stabilitas dapat dilakukan. ibolehkan untuk memikul beban tubuh seara partial selama 783% minggu, dan progressif hingga memikul beban tubuh seara keseluruhan. Terapi dengan long leg cast juga dapat digunakan. Fraktur yang tidak bergeser atau sedikit bergeser biasanya menimbulkan hemathrosis. @emathrosis diaspirasi dan pembalut kompresi dipasang. Tungkai diistirahatkan pada mesin gerakan pasif kontinyu dan gerakan lutut dimulai. )egera setelah nyeri dan pembengkakan akut telah mereda, gips penyangga berengsel dipasang dan pasien diperbolehkan menahan beban sebagian dengan kruk penopang.
11
Terapi non8operati!e. #a( tampaknya tidak mungkin bahwa fraktur bikondilus yang kompleks ini dapat direduksi dengan sempurna dan difiksasi seara memuaskan dengan operasi, maka #b,( pen traksi bawah dimasukkan dan gerakan dilatih dengan tekun #d( sepuluh hari kemudian sinar memperlihatkan reduksi yang sangat baik dan hasil akhir sangat bagus.
•
perati!e
diterapi seara tertutup dengan tujuan memperoleh kembali mobilitas dan fungsi bukannya restitusi anatomis. )etelah aspirasi dan pembalutan kompresi, traksi rangka dipasang lewat pen berulir melalui tibia, 0 m di bawah fraktur. Kondilus mulai dibentuk, lutut kemudian difleksikan dan diekstensikan beberapa kali untuk membentuk tibia bagian atas pada kondilus femur yang berlawanan. Kaki diletakkan pada bantal dan dengan * kg traksi, latihan aktif harus dilakuakn tiap hari. )elain itu, lutut dapat diterapi sejak permulaan dengan mesin $"4, untuk semakin meningkatkan rentang gerakan D seminggu setelah terapi ini penggunaan mesin itu dihentikan dan latihan aktif dimulai. )egera setelah fraktur menyatu #biasanya setelah '8= minggu(, pen traksi dilepas, gips penyangga berengsel dipasang dan pasien diperbolehkan bangun dengan kruk penopang. "embebanan penuh ditunda selama + minggu lagi. "ada pasien muda dengan fraktur tipe %, terapi ini mungkin dianggap terlalu konser!atif dan reduksi terbuka dengan peninggian plateau dan fiksasi internal sering menjadi pilihan. "asa operasi lutut diterapi dengan mesin $"4 D setelah beberapa hari, latihan aktif dimulai dan setelah % minggu pasien dibiarkan dengan gips penyangga yang dipertahankan hingga fraktur telah menyatu. "asa operasi lutut diterapi dengan mesin $"4 setelah beberapa hari. Schatzker tipe 3 Kominusi dengan fragmen lateral yang utuh. "rinsip terapinya mirip dengan prinsip yang berlaku untuk fraktur tipe %. Tetapi, fragmen lateral dengan kartilago artikular yang utuh merupakan permukaan yang berpotensi mendapat pembebanan, maka reduksi yang sempurna lebih penting. $ara ini kadang8kadang dapat dilakukan seara tertutup dengan traksi yang kuat dan kompresi lateral, jika ini berhasil, fraktur diterapi dengan traksi atau $"4. Kalau reduksi tertutup gagal, reduksi terbuka dan fiksasi dapat dioba. "asa operasi, latihan dimulai seepat mungkin dan % minggu kemudian pasien dibiarkan bangun dalam gips8penyangga yang dipertahankan hingga fraktur telah menyatu.
13
"asien dengan fraktur terbuka pada tibial plateau dengan kominusi yang ekstensif. 2ksternal fiksasi dipasang selama 3& hari sampai jaringan lunak memungkinkan untuk dilakukan definitif fiksasi. Schatzker tipe ! Fraktur pada kondilus medial. Fraktur yang sedikit bergeser dapat diterapi dalam gips penyangga. Kalau fragmen nyata sekali bergeser atau miring, reduksi terbuka dan fiksasi diindikasikan. Kalau ligament lateral juga robek, ini harus diperbaiki sekaligus. Schatzker tipe " dan # 4erupakan edera berat yang menambah resiko sindrom kompartemen. Fraktur bikondilus sering dapat direduksi dengan traksi dan pasien kemudian diterapi seperti pada edera tipe %. Fraktur yang lebih kompleks dengan kominusi berat juga lebih baik ditangani seara tertutup, meskipun traksi dan latihan mungkin harus dilanjutkan selama =8+ minggu hingga fraktur ukup menyatu untuk memungkinkan penggunaan gips penyangga. 9ika terdapat beberapa fragmen yang bergeser, fiksasi internal dapat dilakukan.
14
$aft-scre%
#a8( ukuran kortikal srew sebesar ',* mm dimasukkan dibawah
subkondral dan dari raft diatas fragmen plateau. "ada kasus tipe %,*, atau +, diperlukan juga buttress plat
$eduksi Ter&uka dan 'iksasi Fraktur plateau sulit direduksi dan difiksasi. Terapi operasi hanya dilakukan kalau tersedia seluruh jenis implant. 4elalui insisi parapatela longitudinal, kapsul sendi dibuka. Tujuannya untuk mempertahankan meniskusi sampil sepenuhnya membuka plateau yang mengalami fraktur.
15
kesulitan. Fraktur tekanan yang komunitif harus ditinggikan dengan mendorong massa yang terpotong8potong ke atas D permukaan osteoartikular kemudian disokong dengan membungkus daerah subkondral dengan angkokan kanselosa #diperoleh dari kondilus femur atau Krista iliaka( dan dipertahankan di tempatnya dengan memasang plat penunjang yang sesuai dengan kontur dan sekrup pada sisi tulang itu. Keuali kalau terobek, menisus harus dipertahankan dan dijahit lagi di tempatnya ketika kapsul diperbaiki. Fraktur kompleks pada tibia proksimal sulit difiksasi dan banyak ahli bedah lebih suka member terapi dengan traksi dan mobilisasi. Kalau dipilih terapi operasi, pemaparan luka seara memadai sangat diperlukan. )hat;ker menganjurkan membelah ligament patella dan membalik patella ke atas. "asa operasi, tungkai ditinggikan dan dibebat hingga pembengkakan mereda, gerakan dimulai seepat mungkin dan dianjurkan melakukan latihan aktif. "ada akhir minggu keempat pasien biasanya diperbolehkan dalam gips penyangga, menahan beban sebagian dengan penopang D penahanan beban penuh dilanjutkan bila penyembuhan telah lengkap %.
Fraktur tibial plateau8 fiksasi. #a( sekrup tunggal mungkin sudah menukupi untuk retakan sederhana, meskipun #b( plat penopang dan sekrup lebih aman. #( depresi yang lebih dari 3 m dapat diterapi dengan peninggian dari bawah dan #d( disokong dengan penangkokan tulang. #e( fraktur ompels dapat diterapi dengan operasi tetapi, keuali kalau reduksi dapat dijamin sempurna, terapi dengan traksi dan gerakan saja mungkin lebih bijaksana D mengikat fragmen yang menonjol ke atas permukaan sendi akan mengundang osteoarthritis dini.
16
Fraktur tibial plateau yang kompleks E fiksasi internal. Trauma pada jaringan lunak oleh fraktur dengan senergy tinggi pada tibial plateau bias any atidak aman untuk dilakukan operasi segera. )tabilisasi dengan eksternal fiksasi memungkinkan pembengkakan berkurang dan pasien bisa berisitirahat dengan nyaman. #a( ketika keadaan membaik dan biasanya dalam waktu % minggu, operasi terbuka dapat dipertimbangkan. $ontohnya, dua plat buttress digunakan untuk menopang daerah lateral dan posteromedial dari tibial plateau.
Fraktur tibial plateau yang kompleks E eksternal fiksasi. aripada membuka daerah sendi untuk mengurangi fraktur, hal ini juga dapat digunakan seara perkutaneus, dengan ontrol
17
8?ay, dan fragmen sendi berpegang pada multiple srew. #a,b( metafisis tibial berpegang pada batang dengan fiksasi eksternal irular. K. P#ognosis
"rognosis pada fraktur tibial plateau adalah : 3. Fraktur tibial plateau dapat menyebabkan kerusakan yang parah %.
L. Kompli!si
Komplikasi pada fraktur tibial plateau dapat dibagi menjadi dua yaitu dini dan lanjut. 3. Komplikasi dini •
)indroma kompartemen. "ada fraktur bikondilus tertutup terdapat banyak perdarahan dan resiko munulnya sindrom kompartemen. Kaki dan ujung kaki harus diperiksa seara terpisah untuk menari tanda8tanda iskemia.
•
Kerusakan dari ner!us peroneal. @al ini umum terjadi pada trauma di aspek lateral dimana ner!us peroneal berjalan dari proksimal ke bagian atas dari fibula dan lateral dari tibial plateau
•
Laserasi arteri popliteal %. Komplikasi lanjut •
Kekakuan sendi. "ada fraktur komunitif berat dan setelah operasi yang kompleks, terdapat banyak resiko timbulnya kekakuan lutut. ?esiko ini diegah dengan #3( menghindari imobilisasi gips yang lama dan #%( mendorong dilakukannya gerakan seepat mungkin.
•
eformitas. eformitas !arus atau !algus yang tersisa amat sering ditemukan baik karena reduksi fraktur tak sempurna ataupun karena meskipun telah direduksi dengan memadai, fraktur mengalami pergeseran ulang selama terapi. 1ntungnya, deformitas yang moderat dapat member fungsi yang baik, meskipun pembebanan berlebihan pada satu kompartemen seara terus menerus dapat menyebabkan predisposisi untuk osteoarthritis di kemudian hari.
18
•
steoartritis. Bertentangan dengan keperayaan umum, osteoarthritis bukanlah akibat jangka panjang yang la;im dari terapi konser!atif. Lansinger, dkk #37+( dalam tindak lanjut pada serangkaian kasus besar yang dipantau selama %& tahun, melaporkan hasil yang sangat baik atau baik apda &6 pasien bila tidak ada ketidakstabilan ligamentum atau depresi nyata. )ekalipun penampilan sinar8 menunjukkan osteoarthritis, lutut mungkin tidak terasa nyeri. Tetapi, jika timbul osteoarthritis yang nyeri dan kondilus lateral terdepresi, operasi rekonstruktif dapat dipertimbangkan.
•
4alunion atau non8union. @al in sering terjadi pada )hat;ker G< dimana terjadi fraktur diantara metafisis8diafisis, kominusi, fiksasi tidak stabil, kegagalan implant, atau infeksi.
DAFTA$ PUSTAKA 3. $hairuddin, ?asjad "rof, 4, "h."engantar
%. Alan raham Aplpley. AppleyHs )ystem of rthopedis and Frature th edition. Butterworths 4edial "ubliations. %&3&. '. >etter, Frank @. >etterHs
$onise rthopaedi Anatomy %nd edition. )aunders
2lsei!er. =. Frassia, Frank dkk. The *84inute rthopaedi $onsult % nd edition. Lippunolt Iilliam J Iilkins. %&&0 *.
Luhulima 9I. 4usuloskeletal. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran 1ni!ersitas @asanuddin. 4akassar.
+. $hapman, 4ihael I.
$hapmanHs rthopaedi )urgery 'rd edition. Lippinolt
Iilliam J Iilkins. %&&3. 0. Ko!al, Kenneth 9. @andbook of Fratures ' rd edition. Lippinolt Iilliam J Iilkins. %&&+ 7. Kingsley $hin, dkk. rthopaedi Key ?e!iew $onept, 3st edition. Lippinolt Iilliam J Iilkins. %&&7 . irhsl ouglas, dkk. )taged 4anagement of Tibial "lateau. Amerian 9ournal of rthopaedi. %&&0
20