REFERAT BLIGHTED OVUM
Oleh : Mitha Faramita
03011191
Dhia Ulfajri
406171055
Pembimbing : dr. Cipta Pramana, Sp.OG (K)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN FK TRISAKTI / UNTAR RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG 2018
BLIGHTED OVUM
1. Definisi Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik tes pack maupun laboratorium hasilnya pun positif. Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang membentuk kantong kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi pada trisemester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh wanita secara alami mengalami keguguran. 2. Etiologi Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom yang dan penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini disebabkan karena pembelahan sel yang abnormal atau kualitas sperma atau ovum yang buruk. Sekitar 60% disebabkan oleh factor kromosom. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta factor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
3. Patofisiologi Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai factor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna,dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian, plasenta tersebut tetap tertanam di dalam Rahim. Plasenta menghasilkan hormone HCG (Human Chorionic Gonadotropin), hormone HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan positif. 4. Diagnosis Pemeriksaan ginekologi : Pada pemeriksaan dalam vagina terdapat fluksus, ostium uteri eksternum menutup, korpus uteri lebih kecil dari usia kehamilan. Pemeriksaan USG : Diagnosis pasti Blighted ovum adalah pemeriksaan USG, apabila pada usia kehamilan 8 minggu atau lebih pada hasil USG hanya didapatkan kantong kehanilan (Gestatinal sacc) tanpa ditemukan adanya embrio (Fetal plate), atau didapatkan kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30 mm tidak dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong telur.
Gambar 1. Gambaran USG Blighted Ovum Dibandingkan dengan Kehamilan Normal Tidak ditemukan fetal pole, dengan kantung gestasi (ges sac) diameter lebih dari 10 mm tanpa yolk sac, diameter 15 mm tanpa mudigah pada USG transvaginal atau lebih dari 25 mm pada USG
transabdominal. Sedangkan pada gambar di sebelah kanan tampak gambaran hiperechoic berupa fetal pole di dalam ges sac. Dikutip dari William’s Gynecology
5. Penatalaksanaan Terapi pada kasus Blighted ovum adalah dengan evakuasi hasil konsepsi dengan kuretase. Namun pada pemeriksaan ginekologi (pemeriksaan dalam vagina) umumnya ostium uteri eksternum masih menutup, sehingga tidak langsung dilakukan kuretase sehingga dilakukan terlebih dahulu dilatasi serviks bisa dengan pemberian obat misoprostol pervaginam atau memasang stiff hegar ke dalam kanalis servikalis. Bila serviks sudah membuka baru bisa dilakukan kuretase. 6. Pencegahan Dalam banyak kasus Blighted ovum tidak bisa dicegah. Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pemcegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit diabetes mellitus harus terkontrol gula darahnya, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan secara rutin dan membiasakan diri dengan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pramana, Cipta. Serie Praktis Ilmu Kandungan (Ginekologi). CP Production. 2014. 2. Cunningham, F. Gary, et all. Williams Gynecology. New York: Mc Graw Hill Medical. 2016.