BAB I PENDAHULUAN
Autisme, merupakan salah satu gangguan perkembangan yang semakin meningkat saat ini, menimbulkan kecemasan yang dalam bagi para orangtua. Hingga Hingga saat ini belum dapat ditemukan penyebab penyebab pasti dari gangguan autisme ini, sehingga belum dapat dikembangkan dikembangkan cara pencegahan pencegahan dan penanganan penanganan yang yang tepat. tepat. Pada Pada
awal awalny nyaa autis autisme me dipan dipanda dang ng seba sebaga gaii gang ganggu guan an yang yang
disebabkan oleh faktor psikologis yaitu pola pengasuhan orangtua yang tidak hangat secara emosional, tetapi barulah sekitar tahun 1960 dimulai penelitian neur neurol olog ogis is yang yang memb membuk uktik tikan an bahw bahwaa autism autismee dise diseba babk bkan an oleh oleh adan adanya ya abnormalitas pada otak (Yeni, Murni, & Oktora, 2009). Autisme dapat terjadi pada semua kelompok masyarakat kaya, miskin, di desa di kota, berpendidikan maupun tidak serta pada semua kelompok etnis dan budaya budaya di dunia. Jumlah anak yang terkena autisme semakin meningkat meningkat pesat di berbagai belahan dunia, kondisi ini menyebabkan menyebabkan banyak orangtua menjadi was-was sehingga sedikit saja anak menunjukkan gejala yang dirasa kurang normal selalu dikaitkan dengan gangguan autisme. Di California pada tahun 2002 disimpulkan terdapat 9 kasus autisme per-harinya. Di Amerika Serikat disebut disebutkan kan autisme autisme terjadi terjadi pada pada 15.00 15.000-6 0-60.0 0.000 00 anak anak dibawah dibawah 15 tahun. tahun. Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta lebih, hingga saat ini belum diketahui berapa persisnya jumlah penderita penderita namun namun diperkirakan diperkirakan jumlah anak autisme dapat mencapai 150-200 ribu orang. Perbandingan antara laki dan perempuan adalah 2,6-4 : 1, namun anak perempuan yang terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat (Yeni, Murni, & Oktora, 2009). Autisme termasuk kasus yang jarang, biasanya identifikasinya melalui pemeriksaan pemeriksaan yang teliti di rumah rumah sakit, dokter dokter atau sekolah khusus. khusus. Dewasa Dewasa ini terdapat kecenderungan peningkatan kasus-kasus autisme pada anak (autisme infantil infantil)) yang yang datang datang pada pada prakte praktek k neurolo neurologi gi dan praktek praktek dokter dokter lainnya lainnya.. Umumny umnyaa keluh eluhan an utam utamaa yang yang disam isampa paik ikaan oleh oleh orang rang tua tua adal adalah ah keterlambatan bicara, perilaku aneh dan acuh tak acuh, atau cemas apakah anaknya tuli (Yeni, Murni, & Oktora, 2009).
Terapi anak autisme membutuhkan deteksi dini, intervensi edukasi yang intensif, lingkungan yang terstruktur, atensi individual, staf yang terlatih baik, dan peran serta orang tua sehingga melibatkan banyak bidang, baik bidang kedokt kedokteran eran,, pendid pendidika ikan, n, psikolo psikologi gi maupun maupun bidang bidang sosial. sosial. Dalam Dalam bidang bidang kedokteran, kedokteran, untuk menangani menangani masalah autisme dengan pengobatan pengobatan khususnya khususnya medika mentosa, di bidang pendidikan dapat dilakukan dengan memberikan latih latihan an pada pada orang orang tua tua pend pender erita ita.. Terap Terapii perke perkemb mban anga gan n peril perilak aku u dapat dapat dilakuk dilakukan an dalam dalam bidang bidang psikolo psikologi, gi, sedang sedangkan kan mendiri mendirikan kan yayasan yayasan autisme autisme sebagai lembaga yang mampu secara professional menangani masalah autisme adalah salah satu contoh yang dilakukan dalam bidang sosial (Yeni, Murni, & Oktora, 2009). Prognosis untuk penderita autisme tidak selalu buruk. Pada gangguan autis autisme me,, anak anak yang yang memp mempun unya yaii IQ diatas diatas 70 dan dan mamp mampu u meng menggu guna nakan kan komunikasi bahasa mempunyai prognosis yang baik. Berdasarkan gangguan pada otak, autisme tidak dapat sembuh total tetapi gejalanya dapat dikurangi, perilaku dapat diubah ke arah positif dengan berbagai berbagai terapi. Sejauh ini masih belum terdapat terdapat kejelasan secara pasti mengenai mengenai penyebab dan faktor risikonya sehingga strategi pencegahan yang dilakukan masih belum optimal. Saat ini tujuan pencegahan pencegahan mungkin mungkin hanya sebatas untuk mencegah mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari kejadian autisme (Yeni, Murni, & Oktora, 2009).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Defi Defin nisi isi Au Autism isme
Autis Autisme me beras berasal al dari dari kata kata “auto “autos” s” yang yang berar berarti ti segal segalaa sesua sesuatu tu yang yang mengarah pada diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum (1982), autisme berarti preokupasi preokupasi terhadap pikiran pikiran dan khayalan khayalan sendiri atau dengan dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penderita autisme sering disebut orang yang hidup di “alamnya” sendiri. Autisme Autisme merupa merupakan kan salah salah satu kelomp kelompok ok gangg gangguan uan pada pada anak yang yang dita ditand ndai ai deng dengan an munc muncul ulnya nya gang ganggu guan an dan dan keter keterlam lamba bata tan n dala dalam m bida bidang ng kogniti kognitif, f, komuni komunikasi kasi,, keterta ketertarika rikan n pada pada interaks interaksii sosial, sosial, dan perilak perilakuny unyaa (Sadock, 2007).
B.
Epidemiologi
Penyandang autisme pada anak (autisme (autisme infantile) dalam kurun waktu 10 sampai 20 tahun terakhir semakin meningkat di dunia. Prevalensi anak autis di dunia pada tahun 1987 diperkirakan 1 berbanding 5.000 kelahiran. Sepuluh tahun kemudian yaitu tahun 1997, angka itu berubah menjadi 1 berbanding 500 kelahiran. Sedangkan, pada tahun 2000 prevalensi anak autisme meningkat menjadi 1 banding 150 kelahiran dan tahun 2001 perbandingannya berubah menjadi 1:100 kelahiran. Secara global prevalensinya berkisar 4 per 10.000 penduduk, penduduk, dan pengidap pengidap autisme laki-laki laki-laki lebih banyak dibandingkan dibandingkan wanita (leb (lebih ih kura kurang ng 4 kali kaliny nya) a).. Seda Sedang ngka kan n peny penyan anda dang ng auti autiss di Indo Indone nesi siaa diperkirakan lebih dari 400.000 400.000 anak (Lubis, 2009). Penelitian yang dilakukan di Brick Township, New Jersey (Bertrand, 2001) melaporkan angka prevalensi autis yaitu 40 per 10.000 untuk anak 3-10 tahun dengan autisme dan 67 per 10.000 untuk seluruh spektrum autisme pada anak-anak. Penelitian terbaru di Canada menyatakan bahwa prevalensi autisme mencapai 0,6 sampai 0,7% atau satu berbanding 150 kelahiran (Fombonne, 2009). C.
Etiologi
Etiologi pasti dari autis belum sepenuhnya jelas. Beberapa teori yang menjelaskan tentang aurisme infantil yaitu: 1.
Teori psikoanalitik Teori yang dikemukakan oleh Bruto Bettelheim (1967) menyatakan
bahwa autisme terjadi karena penolakan orangtua orangtua terhadap terhadap anaknya. Anak menola menolak k orang orang tuanya tuanya dan mampu mampu merasak merasakan an persaan persaan negatif negatif mereka. mereka. Anak tersebut meyakini meyakini bahwa bahwa dia tidak memiliki memiliki dampak apapun apapun pada dunia dunia sehing sehingga ga mencipt menciptaka akan n “benteng “benteng kekoson kekosongan gan”” untuk untuk melindu melindungi ngi dirinya dari penderitaan dan kekecewaan (Lubis, 2009). 2.
Genetik Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki 3-4 kali beresiko
lebih lebih tinggi tinggi dari dari wanita. wanita. Sement Sementara ara risiko risiko autis autis jika memiliki memiliki saudara saudara kandung yang juga autis sekitar 3% (Kasran, 2003). Kelainan dari gen pembentuk pembentuk
metalotianin metalotianin
juga
berpengaruh berpengaruh
pada
kejadian
autis.
Metalotianin adalah kelompok protein yang merupakan mekanisme kontrol tubuh terhadap tembaga dan seng. Fungsi lainnya yaitu perkembangan sel saraf, detoksifikasi logam berat, pematangan saluran cerna, dan penguat siste sistem m imun imun.. Disfu Disfung ngsi si metal metaloti otiani anin n akan akan meny menyeb ebab abkan kan penuru penuruna nan n produksi produksi asam lambung, lambung, ketidakmampu ketidakmampuan an tubuh untuk membuang membuang logam berat dan kelainan kelainan sisten imun yang sering ditemukan ditemukan pada orang autis. Teori Teori ini juga juga dapat dapat meneran menerangka gkan n penyeb penyebab ab lebih lebih berisiko berisikonya nya laki-lak laki-lakii diband dibanding ing peremp perempuan. uan. Hal ini disebab disebabkan kan karena karena sintesis sintesis metalot metalotiani ianin n ditingkatkan oleh estrogen dan progesteron (Kasran, 2003). 3.
Studi tudi bioki iokimi miaa dan rise risett neur neuro olog logis Peme Pemerik riksaa saan n post post-mo -morte rtem m otak otak dari dari bebe beberap rapaa pend penderi erita ta autis autistik tik
menunju menunjukka kkan n adanya adanya dua daerah di dalam dalam sistem sistem limbik limbik yang yang kurang kurang berkembang berkembang yaitu amygdala amygdala dan hippocampus hippocampus.. Kedua daerah ini bertanggung bertanggung jawab jawab atas emosi, emosi, agresi, sensory sensory input, input, dan belajar. belajar. Penelitian Penelitian ini juga menemukan adanya defisiensi sel Purkinye di serebelum. Dengan menggunakan Magnetic Magnetic Resonance Resonance Imaging Imaging (MRI), telah ditemukan dua daerah di serebelum, lobulus VI dan VII, yang pada individu autistik secara nyata nyata lebi lebih h kecil kecil dari dari pada pada orang orang norma normal. l. Satu Satu dari dari kedu keduaa daerah daerah ini
dipahami sebagai pusat yang bertanggung jawab atas perhatian. Dari segi biokimia biokimia jaringan jaringan otak, banyak penderita-pende penderita-penderita rita autistik menunjukka menunjukkan n kenaikan dari serotonin dalam darah dan cairan serebrospinal dibandingkan dengan orang normal (Kasran, 2003).
D. Pato Patoge gene nesi siss Aut Autis isme me
Peny Penyeb ebab ab terja terjadin dinya ya autis autisme me sanga sangatt beran beranek ekaa ragam ragam dan dan tidak tidak ada ada satupun satupun yang spesifik spesifik sebagai sebagai penyeb penyebab ab utama utama dari autisme autisme.. Ada indika indikasi si bahwa faktor faktor genetik genetik berperan berperan dalam dalam kejadian kejadian autisme. autisme. Dalam suatu suatu studi studi yang melibat melibatkan kan anak anak kembar kembar terlihat terlihat bahwa bahwa dua kembar kembar monozy monozygot got (kemba (kembar r identik) kemungkinan 90% akan sama-sama mengalami autisme; kemungkinan pada dua kembar kembar dizygot dizygot (kembar fraternal) fraternal) hanya sekitar 5-10% 5-10% saja (Kasran, 2003). Sampai Sampai sejauh sejauh ini tidak tidak ada gen spesifik spesifik autisme autisme yang yang teriden teridentifik tifikasi asi meskip meskipun un baru-bar baru-baru u ini telah telah dikemu dikemukak kakan an terdapat terdapat keterk keterkaitan aitan antara antara gen serotoni serotonin-t n-trans ransport porter. er. Selain Selain itu adanya adanya teori teori opioid opioid yang yang menge mengemuk mukaka akan n bahwa autisme timbul dari beban yang berlebihan berlebihan pada susunan susunan saraf pusat oleh opioid pada saat usia dini. Opioid kemungkinan besar adalah eksogen dan opioid opioid merupak merupakan an peromb perombaka akan n yang yang tidak tidak lengka lengkap p dari dari gluten gluten dan casein casein maka makana nan. n. Mesk Meskipu ipun n kebe kebenar naran anny nyaa dirag diraguk ukan an,, teori teori ini menar menarik ik bany banyak ak perhatian. perhatian. Pada dasarnya, dasarnya, teori ini mengemukak mengemukakan an adanya barrier yang defisien di dalam mukosa usus, di darah-otak (blood-brain ( blood-brain)) atau oleh karena adanya kegagalan peptida usus dan peptida yang beredar dalam darah untuk meng engubah ubah opio opioid id menj menjad adii
metab etabo olit lit
yang yang tid tidak bers bersif ifat at racu racun n
dan dan
menimbulkan penyakit (Kasran, 2003). Barrier yang yang defek defektif tif ini ini mung mungkin kin diwaris diwarisii (inherited ) atau sekund sekunder er karena karena suatu suatu kelainan kelainan.. Berbag Berbagai ai uraian uraian tentang abnormalitas neural pada autisme telah menimbulkan banyak spekulasi mengenai penyakit ini. Namun, hingga saat ini tidak ada satupun, baik teori anatomis yang sesuai maupun teori patofisiologi autisme atau tes diagnostik biologik biologik yang dapat digunakan digunakan untuk menjelaskan menjelaskan tentang sebab utama autisme. autisme. Beberapa Beberapa peneliti peneliti telah mengamati beberapa abnormalitas jaringan
otak pada individu yang mengalami autisme, tetapi sebab dari abnormalitas ini belum diketahui, diketahui, demikian demikian juga juga pengaruhny pengaruhnyaa terhadap terhadap perilaku perilaku (Kasran, (Kasran, 2003). 2003). Kelainan yang dapat dilihat terbagi menjadi dua tipe, disfungsi dalam stuktu stukturr neural neural dari dari jaringa jaringan n otak otak dan abnorm abnormalit alitas as biokim biokimia ia jaringa jaringan n otak. otak. Dalam kaitannya dengan struktur otak, pemeriksaan post-mortem otak dari beberapa beberapa penderita penderita autistik menunjukkan menunjukkan adanya dua daerah di dalam sistem limbik limbik yang yang kurang kurang berkem berkembang bang yaitu yaitu amygd amygdala ala dan hippoc hippocamp ampus. us. Kedua Kedua daerah ini bertanggung jawab atas emosi, agresi, sensory input , dan belajar. Penelit Penelitii ini juga juga menemu menemukan kan adanya adanya defisien defisiensi si sel Purkin Purkinye ye di serebelu serebelum. m. Dengan Dengan menggunakan menggunakan magnetic resonance resonance imaging imaging , telah telah ditem ditemuk ukan an dua dua daerah di serebelum, lobulus VI dan VII, yang pada individu autistik secara nyata lebih kecil dari pada orang normal. Satu dari kedua daerah ini dipahami sebagai pusat yang bertanggung jawab atas perhatian. Didukung oleh studi empiris neurofarmakolog neurofarmakologis is dan neurokimia pada autisme, autisme, perhatian perhatian banyak dipusa dipusatkan tkan pada pada neurotransmitter dan neuromodulator, neuromodulator, pert pertam amaa sist sistem em dopa dopami mine ne mesol mesolimb imbik, ik, kemu kemudi dian an sistem sistem opio opioid id endo endoge gen n dan oksit oksitos osin, in, selanjutnya pada serotonin, dan ditemukan adanya hubungan antara autisme dengan kelainan-kelainan pada sistem tersebut (Kasran, 2003). Sedangkan dari segi biokimia jaringan otak, banyak penderita-penderita autis autistik tik menu menunju njukk kkan an kenai kenaika kan n dari dari seroto serotonin nin dalam dalam dara darah h dan dan cairan cairan serebro serebrospin spinal al diband dibandingk ingkan an dengan dengan orang orang normal. normal. Perlu Perlu disingg disinggung ung bahwa bahwa abno abnorma rmalit litas as serot serotoni onin n ini ini juga juga tampak tampak pada pada pend penderi erita ta down down syndrom syndromee, kelaina kelainan n hiperak hiperaktivi tivirtas rtas,, dan depresi depresi unipole unipoler. r. Juga Juga terbuk terbukti ti bahwa bahwa pada pada individu autistik terdapat kenaikan dari beta-endorphins, beta-endorphins, suatu substansi di dalam badan yang mirip opiat. Diperkirakan adanya ketidakpekaan individu autis autistik tik terha terhada dap p rasa rasa sakit sakit diseb disebab abka kan n oleh oleh kare karena na penin peningk gkata atan n kada kadar r betaendorphins ini (Kasran, 2003).
E.
Karak Karakter terist istik, ik, Gamb Gambara aran n Klinis, Klinis, Kriter Kriteria ia Diagno Diagnosis sis,, dan Diagno Diagnosis sis Banding Autisme Infantil 1.
Karakteristik
a. Kecenderungannya untuk melengkungkan punggungya ke belakang
menjauh menjauhii pengas pengasuhn uhnya ya atau yang merawa merawatny tnya, a, untuk untuk menghi menghindar ndarii kontak fisik. Mereka umumnya digambarkan sebagai bayi-bayi yang pasif atau kelewat kelewat gaduh (overlay agitated ). ). Bayi yang pasif adalah mereka mereka yang kebanyak kebanyakan an diam sepanjan sepanjang g waktu waktu dan tidak tidak banyak banyak tuntutan pada orangtuanya. Sedangkan bayi yang gaduh adalah yang hampir selalu menangis tidak ada hentinya pada waktu terjaga (Rapin, 1997). Kira Kira-k -kir iraa
sepa separu ruh h
dari dari
anak anak-a -ana nak k
auti autist stik ik
menu menunj njuk ukka kan n
perkembanga perkembangan n yang normal normal sampai pada usia 1,5-3 tahun; kemudian kemudian gejal gejala-g a-geja ejala la autis autisme me mula mulaii timb timbul ul.. Indi Individ vidu u demik demikian ian ini serin sering g disebut disebut sebaga sebagaii mender menderita ita autisme autisme “regresif “regresif”. ”. Diband Dibanding ingkan kan temantemanteman sebayanya, anak-anak autistik seringkali ketinggalan dalam hal komunikasi, ketrampilan sosial dan kognisi. Di samping itu, perilaku disfungs disfungsion ional al mulai mulai tampak tampak,, seperti seperti misalny misalnya, a, aktivit aktivitas as repetiti repetitiff dan perilaku yang yang tidak bertujuan bertujuan (non (non-- goal goal directed directed behavior behavior ) (mengayunayunkan badan tiada hentinya, melipatlipat tangan), mencederai diri sendiri, bermasalah dalam makan dan tidur, tidak peka terhadap rasa sakit. Perilaku mencederai diri sendiri seperti menggigit diri sendiri dan membenturkan kepala mungkin merupakan bentuk stereotipi yang berat dan menurut teori yang baru disebabkan oleh peningkatan endorphin (Rapin, 1997). b. Salah satu karakterisitk yang paling umum pada anak-anak autistik
adalah adalah peril perilak aku u yang yang perseverative perseverative,, kehe kehend ndak ak yang yang kaku kaku untu untuk k melaku melakukan kan atau berada berada dalam dalam keadaa keadaan n yang yang sama sama terus-me terus-meneru nerus. s. Apabila seseorang berusaha untuk mengubah aktivitasnya, meskipun kecil kecil saja, saja, atau bilaman bilamanaa anak-ana anak-anak k ini merasa merasa tergang terganggu gu perilak perilaku u ritualnya, mereka akan marah sekali (tantrum (tantrum). ). Sebagian dari individu yang autistik autistik ada kalany kalanyaa dapat dapat mengala mengalami mi kesulit kesulitan an dalam dalam masa masa transisinya ke pubertas pubertas karena perubahan-perubaha perubahan-perubahan n hormonal hormonal yang terjadi; masalah gangguan perilaku bisa menjadi lebih sering dan lebih berat pada periode ini. Namun Namun demikian, demikian, masih banyak juga anak-anak anak-anak
autistik yang melewati melewati masa pubertasnya pubertasnya dengan dengan tenang. tenang. Umumnya Umumnya gejal gejalaa autis autisme me berup berupaa suatu suatu gang ganggu guan an sosiab sosiabili ilitas tasny nya, a, kela kelaina inan n komunikasi timbal-balik verbal dan nonverbal serta defisit minat dan aktivitas anak. Meskipun Meskipun kurangnya kurangnya dorongan dorongan untuk berkomunikasi berkomunikasi atau atau menah menahan an bicar bicaraa meme memega gang ng peran peranan an pada pada semu semuaa anak anak yang yang pendiam, pendiam, anak-anak anak-anak dengan autisme benar-benar mengalami mengalami gangguan berbahasa. berbahasa. Pemahaman Pemahaman dan penggunaan penggunaan bahasa bahasa untuk untuk komunikasi komunikasi serta serta geraktubuh geraktubuh ( gesture) gesture) benar-b benar-bena enarr defisie defisien. n. Ketidak Ketidak mampua mampuan n untuk untuk mene menerje rjema mahka hkan n stimu stimuli li akust akustik ik meny menyeb ebab abka kan n anak anak-an -anak ak autis autistik tik mengalami agnosia auditorik verbal; mereka tidak mengerti bahasa atau hanya mengerti sedikit sehingga tidak dapat berbicara dan tetap tinggal dalam situasi nonverbal (Rapin, 1997). c. Anak-anak dengan autisme yang tidak begitu berat, dengan kelainan
reseptif-ekspresif, menunjukkan daya pengertian (comprehension (comprehension)) yang lebih baik dari pada kemampuannya untuk berekspresi sehingga pada mereka mereka itu tampak tampak artikul artikulasin asinya ya buruk buruk dan mereka mereka tidak tidak memilik memilikii kepa kepand ndai aian an gram gramat atis is..
Kelo Kelomp mpok ok anak anak-a -ana nak k
auti autist stik ik
lain lain yang yang
kepandaian bicaranya terlambat, mungkin dapat berkembang cepat dari keadaan diam menjadi lancar berbicara dengan kalimat-kalimat yang jelas dan tersusun baik, tetapi mereka mereka ini cenderung cenderung repetitif, nonkomu komuni nika kati tiff
dan dan seri sering ng pula pula dita ditand ndai ai deng dengan an echolalia
yang
berkelebihan berkelebihan (Rapin, (Rapin, 1997). 1997). d. Sekita itar
75%
penderita
autisme
adalah
mereka
dengan
keterbelakangan mental (mentally (mentally retarded ). ). Derajat kognitif individu ini secara bermakna berkaitan dengan beratnya gejala autisme. Tes IQ pra-sekolah pra-sekolah tidak dapat meramalkan meramalkan hasil yang yang dapat dapat diandalkan diandalkan karena karena beberapa beberapa anak dengan dengan program program perawatan perawatan yang efektif menunjukkan menunjukkan perbaikan perbaikan yang nyata. Hasil dari uji neuropsikolo neuropsikologis gis secara khas menu menunj njuk ukka kan n suat suatu u prof profil il kogn kognit itif if yang yang tida tidak k mera merata ta,, di mana mana keterampilan nonverbal umumnya lebih tinggi dari pada keterampilan verbal (kecuali pada sindrom asperger di mana pola yang sebaliknya terlihat). Pemahaman yang buruk dari apa yang orang lain pikirkan,
menetap menetap sepanjan sepanjang g hidup hidup dan kreativ kreativitas itas mereka mereka biasany biasanyaa terbatas. terbatas. Anak Anak-an -anak ak autis autistik tik dapa dapatt menu menunju njuka kan n reaks reaksii yang yang parad paradok oksik sikal al terhad terhadap ap suatu suatu stimu stimuli li senso sensori; ri; kada kadang ng-ka -kadan dang g hipe hiperse rsensi nsitif tif dan dan kadang-kadang tidak menghiraukan suara atau bunyi tertentu, stimuli taktil atau rasa sakit. Persepsi visual biasanya jauh lebih baik dari pada persepsi auditorik auditorik (Rapin, 1997). 1997). 2.
Gambaran Klinis
Tanda-tanda awal pada pasien autisme berkaitan dengan usia anak. Usia anak dimana sindroma sindroma autisme dapat dikenal merupakan merupakan kunci untuk segera segera mela melaku kuka kan n interv interven ensi si berup berupaa pela pelatih tihan an dan dan pend pendid idika ikan n dini. dini. National National Academy Academy of Science USA menganjurkan bahwa pendidikan dini merup merupak akan an kunc kuncii kebe keberha rhasil silan an bagi bagi seoran seorang g anak anak deng dengan an sindro sindroma ma autisme. Pada umumnya semua peneliti sepakat bahwa sindroma autisme merupakan diagnosis sekelompok anak dengan kekurangan dalam bidang sosialisasi, komunikasi dan afeksi. Mereka juga sepakat bahwa mengenal tanda-tanda awal autisme yaitu sejak usia dini (bayi baru lahir bahkan sebelum lahir) sangat penting untuk upaya penanggulangan. Gejala autisme infantil dapat timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. tahun. Pada Pada sebagia sebagian n anak anak gejala gejala gangg gangguan uan perkem perkemban bangan gan ini sudah sudah terlih terlihat at sejak sejak lahir lahir.. Seor Seorang ang ibu ibu yang yang cerm cermat at dapat dapat melih melihat at bebe beberap rapaa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia satu tahun. Hal yang sangat meno menonj njol ol adal adalah ah tida tidak k ada ada kont kontak ak mata mata dan dan kura kurang ng mina minatt untu untuk k berinteraksi berinteraksi dengan dengan orang lain. Menuru Menurutt Acocell Acocellaa (1996) (1996) ada banyak banyak tingkah tingkah laku laku yang tercakup tercakup dalam autisme dan ada 4 gejala yang selalu muncul, yaitu: a. Isolas Isolasii sosia sosiall Banyak anak autis yang menarik diri dari segala kontak social ke dalam suatu keadaan yang disebut extreme autistic aloneness. aloneness. Hal ini akan akan sema semaki kin n terl terlih ihat at pada pada anak anak yang yang lebi lebih h besa besar, r, dan dan ia akan akan bertingkah bertingkah laku seakan-akan seakan-akan orang lain tidak pernah ada. Gangguan Gangguan dalam bidang interaksi sosial, seperti menghindar kontak mata, tidak
melihat melihat jika dipangg dipanggil, il, menola menolak k untuk untuk dipeluk dipeluk,, lebih lebih suka suka bermai bermain n sendiri. b. Kelemahan Kelemahan kognitif kognitif Sebagian besar (± 70%) anak autis mengalami retardasi mental (IQ < 70) tetapi anak autis sedikit lebih baik, contohnya dalam hal yang berkaitan berkaitan dengan dengan kemampuan kemampuan sensori montor. montor. Terapi yang dijalankan anak anak auti autiss
menin ening gkatk katkan an hub hubungan ngan soci social al mere mereka ka tapi tapi tida tidak k
menunj menunjukk ukkan an pengar pengaruh uh apapun apapun pada pada retardas retardasii mental mental yang dialami. dialami. Oleh Oleh sebab sebab itu, itu, retar retardas dasii menta mentall pada pada anak anak autis autis terut terutam amaa sekal sekalii disebabkan oleh masalah kognitif dan bukan oengaruh penarikan diri dari lingkungan social. c. Kekura Kekuranga ngan n dalam dalam bahasa bahasa Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal seperti terlambat bicara. Lebih dari setengah anak autis tidak dapat berbicara, yang lainnya hanya mengoceh, merengek, menjerit, atau menunjukkan ekolali, yaitu menirukan apa yang dikatakan orang lain. Beberapa anak autis mengulang potongan lagu, iklan TV, atau potongan kata yang terdengar olehnya tanpa tujuan. Beberapa anak autis menggunakan kata ganti ganti denga dengan n cara yang yang aneh. aneh. Menye Menyebut but diri mereka mereka sebaga sebagaii orang orang kedua “kamu” atau orang ketiga “dia”. Intinya anak autism tidak dapat berkomunikas berkomunikasii dua arah (resiprok) (resiprok) dan tidak dapat terlibat dalam pembicaraan pembicaraan normal. normal. d. Tingka Tingkah h laku stere stereotip otip Gangguan pada bidang perilaku yang terlihat dari adanya perlaku yang berlebih (excessive) dan kekurangan kekurangan (deficient) seperti impulsif, hiperakt hiperaktif, if, repetiti repetitiff namun namun dilain dilain waktu waktu terkesan terkesan pandan pandangan gan mata mata kosong, melakukan permainan yang sama dan monoton. Anak autis sering melakukan gerakan yang berulang-ulang secara terus menerus tanpa tujuan yang jelas. Sering berputar-putar, berjingkat-jingkat, dan lain sebagainya. Gerakan yang dilakukan berulang-ulang ini disebabkan oleh oleh adan adanya ya keru kerusak sakan an fisik fisik.. Misal Misalny nyaa kare karena na adan adanya ya gang ganggu guan an neurolo neurologis gis.. Anak Anak autis autis juga juga mempun mempunyai yai kebiasaa kebiasaan n menarik menarik-nar -narik ik
rambut dan menggigit jari. Walaupun sering menangis kesakitan akibat perbuatannya perbuatannya sendiri, dorongan dorongan untuk melakukan melakukan tingkah tingkah laku yang aneh ini sangat kuat dalam diri mereka. Anak autis juga tertarik pada hanya bagian-bagian tertentu dari sebuah objek. Misalnya pada roda maina mainan n mobi mobil-m l-mob obila ilann nnya ya.. Anak Anak autis autis juga juga menyu menyukai kai kead keadaan aan lingkungan dan kebiasaan yang monoton. 3.
Krit Kr iter eria ia Dia Diagnos nosis Gan Gangguan guan Autism tismee
Menuru Menurutt DSM IV-TR IV-TR (APA, (APA, 2000) 2000) kriteria kriteria diagno diagnosis sis gangg gangguan uan autisme adalah: A. Sejumlah Sejumlah enam hal atau lebih dari 1, 2, dan 3, paling sedikit dua dari 1 dan satu masing-masing dari 2 dan 3: 1.
Secara Secara kualita kualitatif tif terdapa terdapatt henday hendayaa dalam dalam interak interaksi si social social
sebagai manifestasi paling sedikit dua dari yang berikut: a. Hend Henday ayaa di dalam dalam peril perilak aku u non non verb verbal al seper seperti ti pand pandan anga gan n mata ke mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, dan gerak terhadap rutinitas dalam interaksi social. b. Kegagalan Kegagalan dalam membentuk membentuk hubungan hubungan pertemanan pertemanan sesuai tingkat perkembangannya. c. Kura Kurang ng kespo kespont ntan anan an dalal dalalm m memb membag agii kese kesenan nanga gan, n, daya daya pikat atau pencapaian pencapaian akan orang lain, seperti kurang memperl memperlihatk ihatkan, an, menga mengatak takan an atau menunj menunjukk ukkan an objek objek yang menarik. d. Kurang Kurang sosialisasi sosialisasi atau emosi emosi yang labil. 2.
Secara fluktuatif terdapat hendaya dalam komunikasi sebagai
menifestasi paling sedikit satu dari yang berikut: a. Keterla Keterlambat mbatan an atau berkura berkurangn ngnya ya perkemb perkembang angan an berbica berbicara ra (tidak menyertai menyertai usaha mengimbang mengimbangii cara komunikasialt komunikasialternatif ernatif seperti gerak isyarat atau gerak meniru-niru) b. Individu Individu berbicara berbicara secara adekuat, adekuat, hendaya hendaya dalam menilai atau meneruskan oembicaraan orang lain. c. Menggunaka Menggunakan n kata berulang berulang kali dan dan stereotip dan dan kata-kata kata-kata aneh.
d. Kurang Kurang memvari memvariasik asikan an geraka gerakan n spontan spontan yang yang seolah seolah-ola -olah h atau pura-pura bermain seuai tingkat perkembangan. 3.
Ting Tingka kah h lak laku u ber berula ulang ng dan dan terb terbata atas, s, tertar tertarik ik dan dan akt aktif if sebag sebagai ai
manifestasi paling sedikit satu dari yang berikut: a. Keas Keasyi yika kan n yang yang meli melipu puti ti satu satu atau atau lebi lebih h ster stereo eoti tip p atau atau kelainan dalam intensitas maupun focus perhatian akan sesuatu yang terbatas. b. Ketaatan terhadap hal-hal tertentu tampak kaku, rutinitas atau ritual pun tidak fungsional. c. Gerakan Gerakan stereotip dan dan berulang berulang misalnya misalnya memukul, memukul, memutar memutar arah jari dan tangann tangannya ya serta serta meruwe meruwetkan tkan geraka gerakan n seluruh seluruh tubuhnya. d. Keasyikan Keasyikan terhadap bagian-ba bagian-bagian gian objek objek yang stereotip. stereotip. B. Keterla Keterlambat mbatan an atau kelainan kelainan fungsi fungsi paling paling sedikit satu dari dari yang berikut ini ini dengan dengan serangan serangan sebelum sebelum sampai sampai usia 3 tahun : 1.
Interaksi sosial
2.
Baha Bahasa sa yang yang dipe diperg rgun unak akan an dala dalam m kom komun unik ikas asii sos sosia iall
3.
Perma rmainan nan sim simb bol at atau im imaginat natif. if.
C. Gangguan Gangguan ini tidak disebabkan disebabkan oleh gangguan gangguan Rett atau gangguan gangguan disintegrasi masa anak. Autisme infantil berdasarkan pedoman diagnostik PPDGJ III, antara lain: a. Biasa Biasany nyaa tidak tidak ada riway riwayat at perke perkemb mban anga gan n abno abnorm rmal al yang yang jelas, jelas, tetapi jika dijumpai, abnormalitas tampak sebelum usia 3 tahun. b. Selalu dijumpai dijumpai hendaya hendaya kualitatif dalam interaksi interaksi sosialnya. sosialnya. Ini berbentuk berbentuk tidak adanya apresiasi adekuat adekuat terhadap terhadap isyarat sosio emosional yang tampak bagai kurangnya respon terhadap emosi orang lain dan/ata dan/atau u kurang kurangnya nya modulas modulasii terhadap terhadap perilak perilaku u dalam dalam kontek kontekss sosial; sosial; buruk buruk dalam dalam mengg mengguna unakan kan isyarat isyarat social social dan lemah lemah dalam dalam integrasi perilaku sosial, emosional dan komunikatif; dan khususnya, kurangnya respon timbal balik sosial emosional.
c. Demikia Demikian n juga juga terdapat terdapat hendaya hendaya kualitatif kualitatif dalam komunika komunikasi. si. Ini berbentuk berbentuk kurangnya kurangnya penggunaan sosial dari kemampuan kemampuan bahasa yang ada; hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi sosial; buruknya keserasia keserasian n dan kurang kurangnya nya interak interaksi si timbal timbal balik balik dalam dalam percakap percakapan; an; buruknya buruknya fleksibilitas dalam bahasa ekspresif dan relatif kurang dalam kreativitas dan fantasi dalam proses pikir; kurangnya respons emosional terhadap ungkapan verbal dan nonverbal orang lain; hendaya dalam menggunakan variasi irama atau tekanan modulasi komunikatif; dan kura kurang ngny nyaa
isya isyara ratt
tubu tubuh h
untu untuk k mene meneka kank nkan an atau atau meng mengar arti tika kan n
komunikasi lisan. d. Kondisi Kondisi ini juga ditandai oleh pola pola perilaku, minat minat dan kegiatan yang yang terbatas, terbatas, pengu pengulang langan an dan stereot stereotipik. ipik. Ini berbent berbentuk uk kecend kecendrun rungan gan untuk bersikap kaku dan rutin dalam aspek kehidupan sehari-hari; ini biasanya berlaku berlaku untuk kegiatan kegiatan baru atau kebiasaan sehari-hari yang rutin dan pola bermain. Terutama sekali dalam masa kanak, terdapat kelekata kelekatan n yang yang aneh aneh terhada terhadap p benda benda yang tak lembut lembut.. Anak Anak dapat dapat mema memaksa ksa suatu suatu kegi kegiata atan n rutin rutin sepert sepertii upac upacara ara dari dari kegi kegiata atan n yang yang sebetuln sebetulnya ya tidak tidak perlu; perlu; dapat dapat menjadi menjadi preoku preokupasi pasi yang stereoti stereotipik pik deng dengan an perha perhatia tian n pada pada tang tangga gal, l, rute rute atau atau jadwa jadwal; l; serin sering g terda terdapat pat stereo stereotip tipik ik moto motorik rik;; sering sering menu menunju njukk kkan an perha perhatia tian n yang yang khus khusus us terhad terhadap ap unsu unsurr sampi samping ngan an dari dari bend bendaa (seper (seperti ti bau bau dan dan rasa); rasa); dan dan terdapat penolakan terhadap perubahan dari rutinitas atau dalam tata ruang dari lingkungan pribadi (seperti perpindahan dari hiasan dalam rumah). e. Anak autisme autisme sering menunjuk menunjukkan kan beberapa beberapa masalah yang yang tak khas sepe sepert rtii
keta ketaku kuta tan/ n/fo fobi bia, a, gang ganggu guan an tidu tidurr dan dan
maka makan, n, meng mengad adat at
(terpe (terperta rtantr ntrum um)) dan dan agres agresiv ivita itas. s. Mence Mencede derai rai diri diri sendir sendirii (sepe (seperti rti menggigit tangan) sering kali terjadi, khususnya jika terkait dengan retardas retardasii mental mental.. Kebanya Kebanyakan kan individ individu u denga dengan n autis autis kurang kurang dalam dalam spontanitas, inisiatif dan kreativitas dalam mengatur waktu luang dan mempunyai kesulitan dalam melaksanakan konsep untuk menuliskan
sesuatu dalam pekerjaan (meskipun tugas mereka tetap dilaksanakan baik). Abnormalitas Abnormalitas perkembangan perkembangan harus tampak dalam usia 3 tahun untuk dapat menegakkan diagnosis, tetapi sindrom ini dapat didiagnosis pada semua usia. 4.
Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding autisme infantil, antara lain: a. Gangguan perkembangan pervasif yang lainnya
Beberapa kelainan yang dimasukkan dalam kelompok ini adalah anak anak-a -ana nak k
yang yang memp mempu unyai nyai ciri ciri-c -cir irii
auti autism sme, e, yait yaitu u
gang gangg guan uan
perkembanga perkembangan n sosial, bahasa, dan perilaku, perilaku, namun cirri lainnya berbeda berbeda dengan dengan autism infantil. Gangguan Gangguan ini adalah sebagai sebagai berikut: berikut: 1) Sindr indrom omaa Ret Rettt Sind Sindrom romaa Rett Rett adala adalah h peny penyak akit it otak otak yang yang prog progre resif sif tapi tapi khusus mengenai anak perempuan. Perkembangan anak sampai usia 5 bulan normal, namun setelah itu mundur. Umumnya kemunduran yang terjadi sangat parah meliputi perkembangan bahasa, interaksi social maupun motoriknya. 2) Sind Sindro roma ma Asp Asper erge ger r Pada sindroma Asperger mempunyai ketiga ciri autism namun masih memiliki intelegensia yang baik dan kemampuan bahasanya juga hanya terganggu terganggu dalam derajat ringan. ringan. Oleh karena itu, sindr sindrom omaa Aspe Asperg rger er sering sering dise disebu butt sebag sebagai ai “high “high functio functionin ning g autism”. autism”. Gangguan Asperger berbeda berbeda dengan autism infantil. Onse Onsett usia usia auti autism smee infa infant ntil ilee terj terjad adii lebi lebih h awal awal dan dan ting tingka katt keparahannya lebih parah dibandingkan gangguan Asperger. Pasien autisme infantil menunjukkan penundaan dan penyimpangan dalam kema kemahir hiran an berb berbaha ahasa sa serta serta adan adanya ya gang ganggu guan an kogn kogniti itif. f. Oral vocabu vocabular laryy test menu menunju njukk kkan an kead keadaan aan yang yang lebih lebih baik baik pada pada gangguan gangguan Asperger. Defisit sosial dan komunikasi komunikasi lebih berat pada auti autism sme. e. Sela Selain in itu itu
dite ditemu muka kan n
adan adanya ya mane maneri rism smee
moto motori rik k
seda sedang ngka kan n pada pada gang ganggu guan an Aspe Asperg rger er yang yang meno menonj njol ol adal adalah ah perhatian perhatian terbatas dan motorik motorik yang yang canggung, canggung, serta gagal gagal mengerti mengerti isyarat isyarat nonver nonverbal. bal. Lebih Lebih sulit sulit membed membedakan akan gangg gangguan uan Asperg Asperger er dengan autisme infantil tanpa retardasi mental. Gangguan Asperger biasanya memperlihatka memperlihatkan n gambaran gambaran IQ yang lebih baik daripada daripada autisme infantil, kecuali autisme infantil high functioning . Batas antara antara gangg gangguan uan Asperge Aspergerr dan high high function functioning ing autism autism untuk gangguan berbahasa dan gangguan belajar sangat kabur. Gangguan Asperger mempunyai verbal intelligence yang normal sedangkan autisme autisme infantil infantil mempun mempunyai yai verbal verbal intellig intelligenc encee yang yang kurang kurang.. Gang angguan uan
Aspe Asperg rger er
diba diband ndin ing gkan kan
deng dengan an
memp mempun unya yaii auti autism smee
empat mpatii
infa infant ntil il,,
yang yang
lebi lebih h
seka sekali lipu pun n
baik baik
kedu keduan anya ya
mengalami kesulitan berempati 3) Sind Sindro roma ma Disin Disinte tegr grati atif f Sindroma ini ditandai dengan kemunduran dari apa yang telah dicapai setelah umur 2 tahun, paling sering sekitar umur 3-4 tahun. Gangguan ini sangat jarang terjadi dan paling sering mengenai anak laki-laki dibanding perempuan. b. Gangguan Gangguan perkemba perkembangan ngan bahasa bahasa (disfasia) (disfasia) Disfasia terjadi karena gangguan gangguan perkembanga perkembangan n otak hemisfer kiri, sebagai daerah pusat berbahasa. Ada beberapa subtipe gangguan ini yang menyerupai dengan autism infantil khususnya ditinjau dari perkembanga perkembangan n bahasa wicaranya. wicaranya. Bedanya pada disfasia tidak terdapat perilaku repetitive repetitive maupun maupun obsesif. obsesif. Kriteria
Autisme Infantil 2-5 dalam 10.000 3-4 : 1
Disfasia 5 dalam 10.000 sama atau hampir
25 % kasus
sama 25 % kasus
gangguan bahasa Ketulian yang
sangat jarang
tidak jarang
berhubunga berhubungan n Komunikasi nonverbal
tidak ada/rudimenter
Ada
Insidensi Ratio jenis kelamin (Laki-laki:Perempuan) Riwayat keluarga adanya keterlambatan bicara /
Kelainan bahasa
lebih sering
lebih jarang
(misalnya ekolalia, frasa stereotipik di luar konteks) Gangguan artikulasi Tingkat intelegensia
lebih jarang lebih sering sering terganggu walaupun mungkin parah
terganggu, seringkali
tidak rata, rendah
kurang parah lebih rata, walaupun
pada skor skor verbal, verbal,
IQ verbal lebih
rendah pada sub test
rendah dari IQ
Perilaku autistik,
pemahaman pemahaman lebih sering dan lebih
kinerja tidak ada atau jika
gangguan kehuidupan
parah
ada, kurang parah
tidak ad ada/rudimenter
biasanya ad ada
Pola test IQ
sosial, aktivitas stereotipik dan ritualistik Permainan im imaginatif
c. Skizofrenia Skizofrenia dengan dengan onset masa anak-anak anak-anak Skizofrenia Skizofrenia jarang pada anak-anak di bawah 5 tahun. Skizofrenia Skizofrenia disertai dengan halusinasi atau waham, dengan insidensi kejang dan retardasi mental yang lebih rendah dan dengan IQ yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak autistik. Kriteria
Autisme Infantil
Skizofrenia dengan onset masa anak-
Usia onset Insidensi
<36 bulan 2-5 dalam 10.000
anak >5 tahun Tidak diketahui, kemungkinan sama atau bahkan lebih jarang 1,67:1
Rasio jenis kelamin
3-4:1
(Laki-laki:Perempuan) Status sosioekonomi
Lebih
Penyulit prenatal dan
sosioekonomi tinggi Lebih sering pada
sering
pada Lebih ebih
seri sering ng
pada pada
sosioekonomi rendah Lebih jarang pada
perinatal dan disfungsi disfungsi
gangguan
skizofrenia
otak Karakteristik perilaku
autistik Gagal untuk
Halusinasi dan
mengembangkan
waham, gangguan
hubungan : tidak ada
pikiran
bicara (ekolalia); (ekolalia); frasa stereotipik; tidak ada atau buruknya buruknya pemahaman pemahaman bahasa; bahasa; kegigihan atas kesamaan dan Fungsi adaptif
stereotipik. Biasanya
Tingkat in inteligensi
terganggu Pada se sebagian be besar
Dalam
kasus
normal
Kejang grand mal
selalu Pemburukan fungsi
sub subnorm normal al,,
seri sering ng
terganggu
parah
(70%) 4-32%
rentang
Tidak ada atau insidensi rendah
d. Retardasi Mental (RM)
Hal Hal yang yang tidak tidak muda mudah h untu untuk k memb membed edak akan an autis autisme me infan infantil til dengan retardasi mental, sebab autisme juga sering disertai retardasi mental. Kira-kira 40% anak autistik adalah teretardasi sedang, berat atau sangat berat, dan anak yang teretardasi mungkin memiliki gejala perilaku yang termasuk termasuk ciri autistik. Pada retardasi mental mental tidak terdapat 3 ciri pokok autism secara lengkap. Retardasi mental adalah gangguan intelegensi, biasanya diketahui setelah anak sekolah karena ketidak ketidaksang sanggu gupan pan anak mengik mengikuti uti
pelajara pelajaran n formal. formal. Pembagia Pembagian n
retardasi mental mental dilihat dari kemampuan Intelligent Intelligent Quetient Quetient
(IQ), (IQ), retardasi mental ringan IQ 55-70, RM sedang IQ 40-55, RM berat 25-40, RM sangat berat IQ < 25. Ciri Ciri utam utamaa yang yang memb membed edak akan an antara antara gang ganggu guan an autist autistik ik dan dan retardasi mental adalah: 1)
Anak Anak teret teretard ardasi asi ment mental al biasa biasany nyaa ber berhu hubu bung ngan an deng dengan an orang orang
tua tua atau atau anak-a anak-anak nak lain lain deng dengan an cara cara yang yang sesuai sesuai deng dengan an umur umur mentalnya. 2)
Mere Mereka ka meng menggu guna naka kan n baha bahasa sa untu untuk k berk berkom omun unik ikas asii deng dengan an
orang lain. 3)
Mereka eka memilk ilki sifa sifatt gangg ngguan yang yang rel relatif tif teta tetap p tanpa
pembelahan pembelahan fungsi fungsi e. Afasia Afasia didapa didapatt dengan dengan kejang kejang Afasia didapat dengan kejang adalah kondisi yang jarang yang kada kadang ng suli sulitt dibe dibeda daka kan n dari dari gang ganggu guan an auti autist stik ik dan dan gangg anggua uan n disintegratif masa anak-anak. Anak-anak dengan kondisi ini normal untu untuk k bebe bebera rapa pa tahu tahun n sebe sebelu lum m kehi kehila lang ngan an baha bahasa sa rese resept ptif if dan dan ekspresi ekspresifnya fnya selama selama periode periode beberap beberapaa minggu minggu atau beberap beberapaa bulan. bulan. Sebagian akan mengalami kejang dan kelainan EEG menyeluruh pada saat saat onse onset, t, teta tetapi pi tand tandaa ters terseb ebut ut bias biasan anya ya tida tidak k mene meneta tap. p. Suat Suatu u gangguan yang jelas dalam pemahaman bahasa yang terjadi kemudian, ditandai oleh pola berbicara yang menyimpang dan gangguan bicara. Beberap Beberapaa anak anak pulih pulih tetapi tetapi dengan dengan gangg gangguan uan bahasa bahasa residua residuall yang yang cukup besar f. Ketulian Ketulian kongenital kongenital atau ganggu gangguan an pendenga pendengaraan raan parah parah Anak-anak autistik sering kali dianggap tuli oleh karena anakanak tersebut sering membisu atau menunjukkan tidak adanya minat secara secara selektif selektif terhada terhadap p bahasa bahasa ucapan. ucapan. Ciri-cir Ciri-cirii yang membed membedaka akan n yaitu bayi autistik mungkin mungkin jarang berceloteh sedangkan bayi yang tuli memiliki riwayat celoteh yang relatif normal dan selanjutnya secara bertahap menghilang menghilang dan dan berhenti berhenti pada usia 6 bulan-1 tahun. Anak Anak yang yang tuli tuli beres berespo pon n hany hanyaa terhad terhadap ap suara suara yang yang keras keras,, sedangkan anak autistik mungkin mengabaikan suara keras atau normal
dan beres berespo pon n hanya hanya terha terhada dap p suara suara lunak lunak atau atau lema lemah. h. Hal Hal yang yang terpenti terpenting, ng, audiog audiogram ram atau potensi potensial al cetusan cetusan auditor auditorik ik menyata menyatakan kan kehilangan yang bermakna pada anak yang tuli. Tidak seperti anakanak autistik autistik,, anak-an anak-anak ak tuli tuli biasany biasanyaa dekat dekat dengan dengan orang orang tuanya tuanya,, mencari kasih sayang orang tua dan sebagai bayi senang digendong. g. Pemutu Pemutusan san psikoso psikososial sial Gangguan parah dalam lingkungan fisik dan emosional (seperti pemisahan pemisahan dari ibu, kekerdilan kekerdilan psikososial, psikososial, perawatan perawatan di rumah sakit, dan gagal tumbuh) dapat menyebabkan anak tampak apatis, menarik diri, dan terasing. Keterampilan bahasa dan motorik dapat terlambat. Anak-anak dengan tanda tersebut hamper selalu membaik dengan cepat jika ditempatkan ditempatkan dalam lingkungan lingkungan psikososial psikososial yang menyenangka menyenangkan n dan diperkaya, yang tidak terjadi pada anak autistik.
F.
Anam Anamnes nesis is dan Peme Pemerik riksaa saan n Psikia Psikiatri tri Autis Autisme me Infa Infanti ntill 1.
Anamnesis
Gejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak gejala gangguan perkembangan ini sudah terlihat sejak lahir. Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia: a.
b.
Usia 0-6 bulan 1)
Bayi Bayi tamp tampak ak terlal terlalu u tena tenang ng ( jara jarang ng mena menang ngis) is)
2)
Terl Terlal alu u sens sensit itif if,, cepa cepatt terg tergan ang ggu/t gu/ter erus usik ik
3)
Gerak Gerakan an tang tangan an dan dan kak kakii berle berlebih bihan an ter teruta utama ma bila bila mand mandii
4)
Tidak Tidak ditem ditemuk ukan an seny senyum um sosia sosiall diat diatas as 10 ming minggu gu
5)
Tidak idak ada ada kon konta tak k mat mataa dia diata tass umu umurr 3 bul bulan an
6)
Perke Perkemb mbang angan an mot motor or kasa kasar/h r/halu aluss serin sering g tamp tampak ak nor norma mall
Usia 6-12 6-12 bulan bulan 1)
Bayi Bayi tamp tampak ak terlal terlalu u tena tenang ng ( jara jarang ng mena menang ngis) is)
2)
Terl Terlal alu u sens sensit itif if,, cepa cepatt terg tergan ang ggu/t gu/ter erus usik ik
3)
Gera Geraka kan n tang tangan an dan dan kaki kaki berl berleb ebih ihan an
4)
Sulit bi bila di digendong
c.
5)
Meng Menggi gigit git tan tanga gan n dan dan bada badan n oran orang g lain lain secar secaraa berle berlebih bihan an
6)
Tidak idak dite ditemu muka kan n se senyum nyum sosi sosial al
7)
Tidak ada ko kontak mata
8)
Perke Perkemb mbang angan an mot motor or kasa kasar/h r/halu aluss serin sering g tamp tampak ak nor norma mall
Usia 1-2 tahun 1)
Kaku bila digendong
2)
Tidak Tidak mau mau berma bermain in perm permain ainan an sed sederh erhan anaa (cilu (ciluk k ba, ba, da-d da-da) a)
3)
Tidak idak mengeluark arkan kata
4)
Tidak idak terta ertarrik pada bo boneka
5)
Memp Memper erha hati tika kan n tang tangan anny nyaa send sendir irii
6)
Terdapat
keterlambatan
dalam
perkembangan
motor
kasar/halus 7) d.
e.
Mungk ungkin in tid tidak ak dap dapat at men mener erim imaa maka makana nan n cair cair
Usia 2-3 tahun 1)
Tidak Tidak tertar tertarik ik untu untuk k ber bersos sosial ialisa isasi si den denga gan n anak anak lain lain
2)
Melih elihat at oran orang g se sebag bagai “ben “bend da”
3)
Kontak mata te terbata atas
4)
Terta ertari rik k pada pada bend bendaa tert terten entu tu
5)
Kaku bila digendong
Usia 4-5 ta tahun 1)
Seri Sering ng dida didapa patk tkan an ekol ekolal alia ia (mem (membe beo) o)
2)
Meng Mengelu eluark arkan an sua suara ra yang yang aneh aneh (na (nada da ting tinggi gi atau atau datar) datar)
3)
Marah Marah bila bila rutini rutinitas tas yang yang sehar seharus usny nyaa beru beruba bah h
4)
Meny Menyak akiti iti diri diri sen sendir dirii (memb (memben entu turk rkan an kepa kepala) la)
5)
Tempe empera rame men n tant tantru rum m ata atau u ag agresi resif f
Secara umum ada beberapa gejala autisme yang akan tampak semakin jelas saat anak anak telah mencapai mencapai usia 3 tahun, yaitu (Sartika, (Sartika, Dinda. Dinda. 2011): 2011): a.
Interaksi sosial 1)
tida tidak k ter terta tari rik k ber berma main in bers bersam amaa tem teman an
2)
lebih su suka me menyendiri
3)
tida tidak k ada atau atau sedi sediki kitt konta ontak k mata, mata, atau atau mengh menghin inda darr untuk untuk
bertatapan bertatapan
4)
sena senang ng mena menari rikk-na nari rik k tang tangan an orang orang lain lain untu untuk k mela melaku kuka kan n
apa yang ia inginkan b.
Komunikasi Komunikasi 1)
perk perkem emban banga gan n baha bahasa sa lam lamba batt atau atau sama sama sekali sekali tida tidak k ada ada
2)
sena senang ng meni meniru ru atau atau memb membeo eo (eko (ekola lali li))
3)
anak tampak sepert pertii tuli, sulit berbic rbicaara, ra, atau pern pernaah
berbicara berbicara tapi kemudian kemudian sirna sirna 4)
meng mengoc oceh eh tanpa tanpa arti arti beru berula lang ng-u -ula lang ng,, deng dengan an bahas bahasaa yang yang
tidak dapat dimengerti orang lain 5)
bila bila senan senang g menir meniru, u, dap dapat at hafa hafall betu betull kata-k kata-kat ataa atau atau nyan nyanyi yian an
tersebut tanpa mengerti artinya 6)
seba sebag gian ian dari dari anak anak ini tida tidak k berb berbic icar araa (non (nonve verb rbal al)) atau atau
sedikit bicara (kurang verbal) sampai usia dewasa c.
Pola bermain 1)
tidak tidak berm bermain ain sepert sepertii ana anakk-ana anak k pada pada umum umumny nyaa
2)
senan senang g akan akan ben benda da-be -bend ndaa yang yang ber berpu putar tar sepe seperti rti kipa kipass angin angin,,
roda sepeda, gasing. 3)
tidak tidak ber berma main in sesua sesuaii fungs fungsii maina mainan, n, misa misaln lnya ya sepe sepeda da diba dibalik lik
atau rodanya diputar-putar. 4)
dapat apat san sangat lekat dengan benda-be -benda nda terte rtentu ntu yang
dipegang terus dan dibawa kemana-mana. d.
Gangg ngguan sen sensoris ris 1)
bila bila men mende deng ngar ar suar suaraa keras keras lang langsun sung g men menut utup up tel teling ingaa
2)
serin sering g meng menggu gunak nakan an inde indera ra penc pencium ium dan dan peras perasan anya ya,, sepert sepertii
senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda. 3)
dapa dapatt sang sangat at sensi sensiti tiff terh terhad adap ap sent sentuh uhan an,, sepe sepert rtii tida tidak k suka suka
dipeluk. 4) e.
dapa dapatt sang sangat at sen sensit sitif if terha terhada dap p rasa rasa tak takut ut dan dan rasa rasa saki sakit. t.
Perke Perkemb mbang angan an terlam terlamba batt atau atau tidak tidak norm normal al 1)
perkembangan perkembangan tidak sesuai seperti pada anak normal, normal,
khususnya dalam keterampilan sosial, komunikasi, dan kognisi.
2)
dapat mempunyai perkembangan yang normal pada awalnya,
kemusia kemusian n menuru menurun n atau bahkan bahkan sirna, sirna, misalny misalnyaa pernah pernah dapat dapat bicara kemudia kemudian n hilang. hilang. f.
Penampakan gejala 1)
gejal gejalaa di atas atas dapa dapatt mulai mulai tampak tampak sejak sejak lahir lahir atau atau saat saat masih masih
kecil. Biasanya sebelum usia 3 tahun gejala sudah ada. 2)
pada beberapa beberapa anak sekitar umur 5-6 tahun, gejala tampak
agak berkurang. Gejala yang juga sering tampak adalah dalam bidang : a.
Perilaku 1)
memp memper erli liha hatk tkan an peri perila laku ku stim stimul ulas asii diri diri sepe sepert rtii berg bergoy oyan angg-
goyang goyang,, mengep mengepakk akkan an tangan tangan seperti seperti burung burung,, berputa berputar-pu r-putar, tar, mendek mendekatk atkan an mata mata ke TV, TV, lari/ber lari/berjalan jalan bolak-b bolak-balik alik,, melaku melakukan kan gerakan yang diulang-ulang.
b.
2)
tida idak su suka pa pada pe perubahan han
3)
dapa dapatt pul pulaa dud duduk uk beng bengon ong g den denga gan n tata tatapa pan n kos koson ong g
Emosi 1)
seri sering ng mara marahh-ma mara rah h tanp tanpaa alas alasan an yang yang jela jelas, s, tertaw tertawaa-ta tawa wa,,
menangis tanpa alasan. 2)
kada kadang ng suka suka meny menyer eran ang g dan dan meru merusa sak. k.
3)
kada kadang ng berpe berperil rilak aku u yang yang meny menyak akiti iti dirin dirinya ya send sendiri iri
4)
tida tidak k mem memilik ilikii empa empati ti dan dan tida tidak k meng mengeerti rti pera perasa saan an orang orang
lain. 2.
Pemeriksaan Psikiatri
a. Kesan Kesan Umum Umum : tampak tampak sakit sakit jiwa jiwa b. Kesadaran Kesadaran : compos compos mentis mentis c. Sikap : hipoaktif d. Tingkah laku : senyum sendiri, bicara sendiri, stereotipi e. Orientasi : baik/buruk f. Bentuk pikir : autistik g. Isi pikir : waham bizarre h. Progresi pikir : neologisme, ekolali, inkoherensi, irrelevansi
i. Roman muka : sedikit mimik j. Afek : inappropiate k. Persepsi : halusinasi (+) l. Perhatian : sulit ditarik, sulit dicantum m.
Hubungan jiwa : sulit
n. Insigth : buruk
G.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Autisme
Samp Sampai ai saat saat ini ini tida tidak k ada ada obat obat-o -oba bata tan n atau atau cara cara lain lain yang yang dapa dapatt menyembuh menyembuhkan kan autisme. autisme. Meskipun Meskipun demikian, demikian, obat-obat obat-obat antidepresan antidepresan yang bersifat seratogenik seratogenik dapat mengendalikan mengendalikan gejala-gejala gejala-gejala
stereotipi dan
perubahan-peru perubahan-perubahan bahan iklim perasaan, tetapi masih diperlukan suatu penelitian penelitian klinis lebih lanjut dan lebih terkendali dari obat-obat ini (Kasran, 2003). Dalam tatalaksana gangguan autisme, terapi perilaku merupakan merupakan yang paling penting. penting. Metode Metode yang digunakan digunakan adalah metode metode Lovaas. Lovaas. Metode Metode Lovaas Lovaas adalah metode modifikasi tingkah laku yang disebut dengan Applied Applied Behavior Analysis Analysis (ABA). Berbagai kemampuan yang diajarkan melalui program ABA dapat dibedakan menjadi enam kemampuan dasar, yaitu: 1.
Kema Kemamp mpua uan n memp memper erha hati tika kan n Program Program ini terdapat dua prosedur. Pertama melatih anak untuk bisa memfokuskan pandangan mata pada orang yang ada di depannya atau dise disebu butt
deng dengan an kont kontak ak mata mata..
Yang ang ked kedua mela melati tih h anak anak untuk ntuk
memperhatikan keadaan atau objek yang ada disekelilingnya. 2.
Kemam emampu puaan menir eniruk ukan an Pada Pada kemamp kemampuan uan imitasi imitasi anak diajark diajarkan an untuk untuk meniru meniru gerakan gerakan motorik motorik kasar kasar dan halus. halus. Selanju Selanjutny tnya, a, urutan urutan geraka gerakan, n, meniru meniru gambar gambar sederhana atau meniru tindakan yang disertai bunyi-bunyian.
3.
Bahasa resep septif Melatih anak agar mempunyai kemampuan mengenal dan bereaksi terhadap seseorang, terhadap kejadian kejadian lingkungan lingkungan sekitarnya, mengerti mengerti maksud mimik dan nada suara dan akhirnya mengerti kata-kata.
4.
Bahasa ek ekspresif
Melatih kemampuan anak untuk mengutarakan pikirannya, dimulai dari komunikasi preverbal (sebelum anak dapat berbicara), komunikasi dengan ekspresi wajah, gerakan tubuh dan akhirnya dengan menggunakan kata-kata atau berkomunikasi verbal. 5.
Kemam emampu puaan pra praak akad adeemis mis Melat Melatih ih anak anak untu untuk k dapa dapatt berm bermain ain deng dengan an benar benar,, memb memberi erika kan n permainan permainan
yang
mengajarkan mengajarkan
anak
tentang
emosi,
hubungan hubungan
ketidakteraturan, dan stimulus-stimulus di lingkungannya seperti bunyi bunyian bunyian serta melatih anak untuk mengembangk mengembangkan an imajinasinya imajinasinya lewat media seni seperti menggambar benda-benda yang ada di sekitarnya. 6.
Kema Kemamp mpua uan n meng mengur urus us dir dirii send sendir irii Prog Program ram ini bertu bertujua juan n untu untuk k melat melatih ih anak anak agar agar bisa bisa meme memenu nuhi hi kebutuhan kebutuhan dirinya sendiri. Pertama anak dilatih untuk bisa makan sendiri. Yang kedua, anak dilatih untuk bisa buang air kecil atau yang disebut toilet traning. Kemudian tahap selanjutnya melatih mengenakan pakaian, menyisir rambut, dan menggosok gigi.
H. Prognosis
Prognosis anak autisme dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1.
Berat Berat ringa ringann nnya ya gejal gejalaa atau atau kel kelain ainan an otak otak..
2.
Usia, Usia, diagnos diagnosis is dini dini sangat sangat penting penting oleh oleh karena karena semak semakin in muda muda umur umur anak anak saat dimulainya terapi semakin besar kemungkinan untuk berhasil.
3.
Kecerd Kecerdasan asan,, makin makin cerda cerdass anak tersebu tersebutt makin makin baik baik prog prognos nosisny isnyaa
4.
Bicara Bicara dan baha bahasa, sa, 20 % anak autis autis tidak tidak mampu mampu berbic berbicara ara seumu seumurr hidup, hidup, sedangkan sisanya mempunyai kemampuan bicara dengan kefasihan yang berbeda-beda. berbeda-beda.
5.
Tera Terapi pi yan yang g inte intens nsif if dan dan ter terpa padu du.. Penang Penangana anan/in n/interv tervensi ensi terapi terapi pada pada anak anak autisme autisme harus harus dilakuk dilakukan an deng dengan an inten intensif sif dan dan terpad terpadu. u. Selur Seluruh uh kelu keluarg argaa harus harus terlib terlibat at untu untuk k memacu komunikasi dengan anak. Penanganan anak autisme memerlukan kerjasama tim yang terpadu yang berasal dari berbagai disiplin ilmu antara lain psikiater, psikolog, neurolog, dokter anak, terapis bicara dan pendidik.
Prognosis untuk penderita autisme tidak selalu buruk. Pada gangguan autis autisme me,, anak anak yang yang memp mempun unya yaii IQ diatas diatas 70 dan dan mamp mampu u meng menggu guna nakan kan komunikasi bahasa mempunyai prognosis yang baik. Berdasarkan gangguan pada otak, autisme tidak dapat sembuh total tetapi gejalanya dapat dikurangi, perilaku dapat diubah diubah ke ke arah positif positif dengan dengan berbagai berbagai terapi. terapi.
BAB III KESIMPULAN
1.
Autisme merupakan gangguan pada anak yang ditandai dengan munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi interaksi sosial, sosial, dan perilakunya. perilakunya.
2.
Beberapa faktor diduga menjadi penyebab autisme infantil antara lain teori psikoanalitik, psikoanalitik, genetik, genetik, serta serta berdasarkan berdasarkan studi studi biokimia biokimia dan dan riset neurolo neurologis gis
3.
Terapi api peri perillaku merup rupakan akan tat tata laksa aksan na yang ang paling ing penti nting dengan menggunakan metode Lovaas.
4.
Fakt Faktor or yang yang memp mempen enga garu ruhi hi prog progno nosi siss auti autism smee infa infant ntil il anta antara ra lain lain bera beratt ringannya gejala, usia, kecerdasan, bicara dan bahasa, serta terapi intensif dan terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Bertrand, J., Mars, A., Boyle, C., Bove, F., Yeargin-Allsop, M., Decoufle, P. 2001. Prevalence of autism in a United States Population. Pediatrics Pediatrics,, 108; 115561. Fombo Fombonne nne,, Eric. Eric. 2009. 2009. Epidem Epidemiolo iology gy of Pervas Pervasive ive Develo Developme pmental ntal Disord Disorders. ers. Pediatrics Pediatrics Research Research,, 6 (65); 591-8. Kasran, Suharko. 2003. Autisme: Konsep yang Sedang Berkembang. Bagian Ilmu Kese Keseha hata tan n
Jiwa Jiwa
Faku Fakult ltas as
Kedo Kedokt kter eran an
Univ Univer ersi sita tass
Tris Trisak akti ti.. Jurnal
Kedokteran Kedokteran Trisakti Trisakti,, Vol. 22 No. 1; 24-30. Lubis, Lubis, Misbah. Misbah. 2009. 2009. Penyes Penyesuaia uaian n Diri Diri Orang Orang Tua yang Memiliki Memiliki Anak Anak Autis. Autis. Diambil
dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14528/1/09E01232.pdf .. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14528/1/09E01232.pdf Diakses tanggal: 23 Januari 2012. Rapin, I. 1997. Autism. New Autism. New Journal Journal English Medicine Medicine, Vol 337; 97-104. Sadock, B. J dan Alcot, V. 2007. Kaplan Kaplan and Sadock’s Sadock’s Synopsis Synopsis of Psychiatry Psychiatry Behavioural Behavioural Sciences/Clinica Sciences/Clinicall Psychiatry Psychiatry.. 10th Edition. Edition. University University School School of Medicine New York; Chapter 42. Sartika, Dinda. 2011 . Karakteristik Karakteristik Anak Autis di Yayasan Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI) Medan. Medan. Skripsi: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Yeni, A. F., Murni, J. Y., & Oktora, R. 2009. Autisme Autisme dan Penatalaksan Penatalaksanaan aan.. Diambil dari: http://www.Files-of-DrsMed.tk/ http://www.Files-of-DrsMed.tk/.. Diakses tanggal 26 Januari 2012.