BAB I PENDAHULUAN
Asti Astigm gmat atis isme me adal adalah ah kela kelain inan an refr refrak aksi si dima dimana na berk berkas as sina sinarr tida tidak k difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelengkungan permukaan kornea. Astigmatisme biasanya bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir, dan biasanya berjalan bersama dengan miopia dan hipermetropia dan tidak banyak terjadi perubahan selama s elama hidup. Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam perkembangannya terjadi keadaan yang disebut astigmatism with the rule (astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau lebih kuat ataujarij arinya lebih pendek dibanding jarijari kelengkungan kornea di bidang horisontal.! "etak kelainan pada astigmatisme terdapat di dua tempat yaitu kelainan pada kornea dan kelainan pada lensa. #ada kelainan kornea terdapat perubahan lengk lengkung ung kornea kornea dengan dengan atau tanpa tanpa pemend pemendeka ekan n atau atau pemanja pemanjanga ngan n diameter diameter anterior posterior bola mata. $elainan ini bisa merupakan kelainan kongenital atau didapat akibat ke%elakaan, peradangan kornea atau operasi. !,2 &e%ara garis besar terdapat terdapat ' penatalaksan penatalaksanaan aan astigmatisme, yaitu dengan meng menggu gunak nakan an ka%am ka%amata ata silin silinder der,, lens lensaa kont kontak ak dan dan pemb pembed edah ahan an.. eknik knik pembedahan menggunakan metode "A&$, "A&*$, photorefra%tive keratotomy, dan radial keratotomy.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu titik. Astigmatisme men%egah berkas %ahaya jatuh sebagai suatu fokus titik di retina karena perbedaan derajat refraksi di berbagai meridian kornea atau lensa kristalina.2
Gambar 1. #erbedaan mata normal dan astigmatisme
2.2 Epidemioo!i
#revalensi global kelainan refraksi diperkirakan sekitar + juta sampai 2,' milyar. -i ndonesia prevalensi kelainan refraksi menempati urutan pertama pada penyakit mata. $asus kelainan refraksi dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. -itemukan jumlah penderita kelainan refraksi di ndonesia hampir 2/ populasi penduduk atau sekitar juta jiwa. 2,' nsidensi myopia dalam suatu populasi sangat bervariasi dalam hal umur, negara, jenis kelamin, ras, etnis, pekerjaan, lingkungan, dan fa%tor lainnya. #revalensi miopia bervariasi berdasar negara dan kelompok etnis, hingga men%apai 01/ di beberapa negara. &edangkan menurut aths Abrahamsson
2
dan 3ohan &jostrand tahun 2', angka kejadian astigmat bervariasi antara '/ 0/.2,'
2." Ana#omi Dan $isioo!i
Gambar 2. Anatomi bola mata.
Bola mata bentuknya merupai kistik yang dipertahankan oleh adanya tekanan didalamnya. 4alaupun se%ara umum bola mata dikatakan bentuknya bulat atau globe namun bentuknya tidak bulat sempurna. 5rbita adalah tulangtulang rongga mata yang didalamnya terdapat bola mata, otototot ekstraokular, nervus, lemak dan pembuluh darah. iaptiap tulang orbita berbentuk menyerupai buah pear, yang bagian posteriornya merun%ing pada daerah apeks dan optik kanal.
2.".1 %edia &efra'si
6asil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, aqueous humor (%airan mata), lensa, badan vitreous (badan ka%a), dan panjangnya bola mata. #ada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. ata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.!
3
2.".2 $isioo!i &efra'si
Gambar ". 7isiologi refraksi.
Berkasberkas %ahaya men%apai mata harus dibelokkan ke arah dalam untuk difokuskan kembali ke sebuah titik peka%ahaya di retina agar dihasilkan suatu bayangan yang akurat mengenai sumber %ahaya. #embelokan suatu berkas %ahaya (refraksi) terjadi ketika berkas berpindah dari satu medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda. ! 8ahaya bergerak lebih %epat melalui udara daripada melalui media transparan lainnya misalnya 9 ka%a, air. $etika suatu berkas %ahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih tinggi, %ahaya tersebut melambat (sebaliknya juga berlaku). Berkas %ahaya mengubah arah perjalanannya jika mengenai medium baru pada tiap sudut selain tegak lurus. ! -ua faktor penting dalam refraksi 9 densitas komparatif antara 2 media (semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan) dan sudut jatuhnya berkas %ahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besar pembiasan). -ua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa. #ermukaan kornea, struktur pertama yang dilalui %ahaya sewaktu masuk mata, yang melengkung berperan besar dalam reftraktif total karena perbedaan densitas pertemuan udara:kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan %airan yang mengelilinginya. $emampuan refraksi kornea seseorang tetap konstan karena kelengkungan kornea tidak pernah
4
berubah. &ebaliknya kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungannya sesuai keperluan untuk melihat dekat:jauh. ! &trukturstruktur refraksi pada mata harus membawa bayangan %ahaya terfokus diretina agara penglihatan jelas. Apabila bayangan sudah terfokus sebelum bayangan men%apai retina atau belum terfokus sebelum men%apai retina ,bayangan tersebut tampak kabur. Berkasberkas %ahaya yang berasal dari benda dekat lebih divergen sewaktu men%apai mata daripada berkasberkas dari sumber jauh. Berkas dari sumber %ahaya yang terletak lebih dari ; meter (2 kaki) dianggap sejajar saat men%apai mata.2
2.( E#ioo!i
*tiologi kelainan astigmatisme adalah sebagai berikut9',= i.
Adanya kelainan kornea dimana permukaan luar kornea tidak teratur. edia refrakta yang memiliki kesalahan pembiasan yang paling besar adalah kornea, yaitu men%apai +/ s:d 1/ dari astigmatismus, sedangkan media lainnya adalah lensa kristalin. $esalahan pembiasan pada kornea ini terjadi karena perubahan lengkung kornea dengan tanpa pemendekan atau pemanjangan diameter anterior posterior bolamata. #erubahan lengkung permukaan kornea ini terjadi karena kelainan kongenital, ke%elakaan, luka atau parut di kornea, peradangan kornea serta akibat pembedahan kornea.
ii.
Adanya kelainan pada lensa dimana terjadi kekeruhan pada lensa. &emakin bertambah umur seseorang, maka kekuatan akomodasi lensa kristalin juga
5
semakin berkurang dan lama kelamaan lensa kristalin akan mengalami kekeruhan yang dapat menyebabkan astigmatismus.
2.5 Klasifkasi
Berdasarkan posisi garis fokus dalam retina Astigmatisme dibagi sebagai berikut=,9 !) Astigmatisme >eguler -imana didapatkan dua titik bias pada sumbu mata karena adanya dua bidang yang saling tegak lurus pada bidang yang lain sehingga pada salah satu bidang memiliki daya bias yang lebih kuat dari pada bidang yang lain. Astigmatisme jenis ini, jika mendapat koreksi lensa %ylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan normal. entunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan penglihatan yang lain.
Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya, bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi 2 golongan, yaitu9 i.
Astigmatisme 4ith the >ule Bila pada bidang verti%al mempunyai daya bias yang lebih kuat dari pada bidang horizontal.sering ditemukan pada anakanak dan orang muda.
ii.
Astigmatisme Against the >ule Bila pada bidang horizontal mempunyai daya bias yang lebih kuat dari pada bidang vertikal. &erinng ditemukan pada orang tua.
2) Astigmatisme rreguler -imana titik bias didapatkan tidak teratur.
Berdasarkan letak titik verti%al dan horizontal pada retina, astigmatisme dibagi sebagai berikut9 !. Astigmatisme iopia &impleks Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat pada retina (dimana titik A adalah titik fokus dari daya bias terkuat sedangkan titik B adalah titik fokus dari daya bias terlemah). #ola
6
ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah &ph , 8yl ? atau &ph @ 8yl ? di mana @ dan ? memiliki angka yang sama. Gambar (. Astigmatisme iopia &impleks
2. Astigmatisme 6iperopia &impleks
Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B berada di belakang retina. Gambar ). Astigmatisme 6iperopia &impleks
'. Astigmatisme iopia $ompositus Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di antara titik A dan retina. #ola ukuran lensa koreksi astigmatisme
jenis ini adalah &ph @ 8yl ?. Gambar *. Astigmatisme iopia $ompositus =. Astigmatisme 6iperopia $ompositus
7
Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di antara titik B dan retina. #ola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah &ph @ 8yl ?. Gambar +. Astigmatisme 6iperopia $ompositus
. Astigmatisme itus Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di belakang retina. #ola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah &ph @ 8yl ?, atau &ph @ 8yl ?, di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi hingga nilai @ menjadi nol, atau notasi @ dan ? menjadi sama sama atau .
Gambar 8. Astigmatisme itus
Berdasarkan tingkat kekuatan -ioptri 9
8
!. Astigmatismus >endah Astigmatismus yang ukuran powernya C , -ioptri. Biasanya astigmatismus rendah tidak perlu menggunakan koreksi ka%amata. Akan tetapi jika timbul keluhan pada penderita maka koreksi ka%amata sangat perlu diberikan. 2. Astigmatismus &edang Astigmatismus yang ukuran powernya berada pada ,0 -ioptri s:d 2,0 -ioptri. #ada astigmatismus ini pasien sangat mutlak diberikan ka%amata koreksi. '. Astigmatismus inggi Astigmatismus yang ukuran powernya D ', -ioptri. Astigmatismus ini sangat mutlak diberikan ka%amata koreksi.
2.* Tanda Dan Ge,aa
#ada umunya, seseorang yang menderita astigmatismus tinggi menyebabkan gejalagejala sebagai berikut1 9
emiringkan kepala atau disebut dengan Etitling his headF, pada umunya keluhan ini sering terjadi pada penderita astigmatismus obliGue yang
tinggi. emutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas. enyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan
efek pinhole
atau stenopai%
slite. #enderita
astigmatismus juga menyipitkan mata pada saat bekerja dekat seperti
memba%a. #ada saat memba%a, penderita astigmatismus ini memegang ba%aan mendekati mata, seperti pada penderita myopia. 6al ini dilakukan untuk memperbesar bayangan, meskipun bayangan di retina tampak buram.
&edang pada penderita astigmatismus rendah, biasa ditandai dengan gejalagejala sebagai berikut 9 -
&akit kepala pada bagian frontal. Ada pengaburan sementara : sesaat pada penglihatan dekat, biasanya penderita akan mengurangi pengaburan itu dengan menutup atau mengu%eku%ek mata.
9
2.+ Dia!nosis
&elain dari anamnesis, diagnosis astigmatisme dapat dilakukan dengan melakukn beberapa pemeriksaan diantaranya 9 !) #emeriksaan pin hole
keadaan ini lakukan uji pengaburan (fogging technique).,; 5bjektif Autorefraktometer ?aitu menentukan myopia atau besarnya kelainan refraksi dengan menggunakan komputer. #enderita duduk di depan autorefra%tor, %ahaya dihasilkan oleh alat dan respon mata terhadap %ahaya diukur. Alat ini mengukur berapa besar kelainan refraksi yang harus dikoreksi dan
pengukurannya hanya memerlukan waktu beberapa detik. $eratometri
10
Adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengukur radius kelengkungan kornea.!! $eratometer dipakai klinis se%ara luas dan sangat berharga namun mempunyai keterbatasan. ')
Gambar . $ipas Astigmat.
=) $eratoskop
11
$eratoskop atau #la%ido disk digunakan untuk pemeriksaan astigmatisme. #emeriksa
memerhatikan imej EringF pada kornea pasien.
#ada
astigmatisme regular, EringF tersebut berbentuk oval. #ada astigmatisme irregular, imej tersebut tidak terbentuk sempurna.0,+
) 3aval ophtalmometer Boleh digunakan untuk mengukur kelengkungan sentral dari kornea, diaman akan menentukan kekuatan refraktif dari kornea. 0,+ 2./ Dia!nosis Bandin!
!. iopia 2. 6ipermetropia '. $atarak =. Age >elated a%ular -egeneration (A>-)
2. Terapi
!) $oreksi lensa Astigmatismus dapat dikoreksi kelainannya dengan bantuan lensa silinder. $arena dengan koreksi lensa %ylinder penderita astigmatismus akan dapat membiaskan sinar sejajar tepat diretina, sehingga penglihatan akan bertambah jelas.
2) 5rthokeratology 5rthokeratology adalah %ara pen%o%okan dari beberapa seri lensa kontak, lebih dari satu minggu atau bulan, untuk membuat kornea menjadi datar dan menurunkan myopia. $ekakuan lensa kontak yang digunakan sesuai dengan standar. #ada astigmatismus irregular dimana terjadi pemantulan dan pembiasan sinar yang tidak teratur pada dataran permukaan depan kornea maka dapat dikoreksi dengan memakai lensa kontak. -engan memakai lensa kontak maka permukaan depan kornea tertutup rata dan terisi oleh film air mata. ') Bedah refraksi ethode bedah refraksi yang digunakan terdiri dari9 +,1 L >adial keratotomy (>$)
12
-imana pola jarijari yang melingkar dan lemah diinsisi di parasentral. Bagian yang lemah dan %uram pada permukaan kornea dibuat rata. 3umlah hasil perubahan tergantung pada ukuran zona optik, angka dan kedalaman dari insisi.
Gambar 10. >adial $eratotomy L #hotorefra%tive kerate%tomy (#>$) Adalah prosedur dimana kekuatan kornea ditekan dengan ablasi laser pada
pusat kornea. $ornea yang keruh adalah keadaan yang biasa terjadi setelah photorefra%tive kerate%tomy dan setelah beberapa bulan akan kembali jernih. #asien tanpa bantuan koreksi kadangkadang menyatakan penglihatannya lebih baik pada waktu sebelum operasi.
Gambar 11. •
Photorefractive Keratectomy
LASIK
13
Laser in situ Keratomileusis LASIK merupakan
tindakan bedah yang
paling sering digunakan untuk mengkoreksi kelainan refraksi, seperti miopia,
hiperopia,
dan
astigmatisma.
#ada
"A&$,
dibuat
sebuah flap pada bagian tengah kornea dengan menggunakan alat mikrokeratome atau laser. $emudian flap tersebut diangkat, sejumlah ke%il jaringan kornea diangkat untuk membentuk kornea, dan flap diposisikan kembali. $ornea akan pulih dalam waktu beberapa hari. "A&$ hanya menimbulkan
sedikit rasa tidak
nyaman pada
saat dan
setelah
pembedahan. #erbaikan penglihatan %epat terjadi dan seseorang dapat kembali bekerja dalam waktu !' hari setelah pembedahan. Mamun, tidak semua orang dapat dilakukan "A&$, orangorang yang memiliki kornea yang tipis atau permukaan kornea yang longgar bukan kandidat yang baik untuk "A&$. 1
Flap Kornea Dicipta dan Diangkat
Membentuk semula Kornea dengan Laser
Flap Kornea disusun semula
Gambar 12. "A&$ •
"A&*$ "A&*$ ( Laser Epithelial Keratomileusis) adalah sebuah bedah refraktif di mana epitel dipotong dengan pisau halus, yang disebut trefin, dan melibatkan penggeseran lapisan epitel kornea dan kemudian menggantinya untuk bertindak sebagai perban alami.
2.10
K3%PLIKASI
Astigmatisme yang tidak dirawat pada orang dewasa dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada mata, mata menjadi penat dan terkadang sakit kepala. >abun pada anakanak memerlukan perhatian khusus dan penjagaan mata benar. 14
6al ini disebabkan karena apabila mata tidak dirawat dengan benar dapat menyebabkan terjadinya ambliopia (mata malas). !,!!
2.11
P&3GN3SIS
&ekitar ' / dari semua orang memiliki &ilindris . -alam sebagian besar kasus, kondisi tidak berubah banyak setelah usia 2 tahun. Astigmatisme progresif dapat terjadi pada trauma kornea , infeksi berulang dari kornea, dan penyakit degeneratif seperti kerato%onus.!,!!
BAB III KESI%PULAN
Astigmatisme adalah kelainan refraksi mata dimana didapatkan berma%am ma%am derajat refraksi pada berbagai ma%am meridian sehingga sinar sejajar yang datang pada mata akan difokuskan pada berbagai ma%am fokus pula. erdapat berbagai ma%am astigmatisme, dapat dilihat dari posisi garis fokus dalam retina dan tingkat kekuatan dioptri.
erdapat 2 etiologi, yaitu kelainan pada lensa dan kelainan pada kornea. Adapun gejala klinis dari astigmatisme adalah penglihatan kabur atau terjadi distorsi. #asien juga sering mengeluhkan penglihatan mendua atau melihat objek berbayangbayang. &ebahagian juga mengeluhkan nyeri kepala dan nyeri pada mata.
$oreksi dengan lensa silinder akan memperbaiki visus pasien. &elain lensa terdapat juga pilihan bedah yaitu dengan "A&$, >adial keratotomy (>$) dan #hotorefra%tive kerate%tomy (#>$).
15
DA$TA& PUSTAKA
!. 5lver 3 and 8assidy ", Basi% 5pti%s and >efra%tion. n 5lver 3 and 8assidy ", 5phtalmology at a Nlan%e. Mew ?ork9 Bla%kwell &%ien%e, 2O 222'. 2. 3ames B, 8hew 8 and Bron A, "e%ture Motes on 5phtalmology. Mew ?ork9 Bla%kwell #ublishing, 2'O 22;. '. 4hit%her 3 # and *va # >, "ow Pision. n 4hit%her 3 # and *va # >, Paughan H AsburyJs Neneral 5phtalmology. Mew ?ork9 % Nraw 6ill, 20. =. 4ijana M. Astigmatisme. lmu #enyakit ata. 'theditions. 3akarta, !1+'O2'. . lyas &, ailangkay 6, aim 6, &aman > dan &imarmata , 2'. lmu #enyakit ata efra%tion, Mew Age nternational (#) limited #ublishers, !29 ';'+, 20. 0. Nerhard $. "ang, 5phthalmology A &hort etbook 95pti%s and >efra%tive *rrors, hieme, p. !20!';, 2. +. -eborah, #avan"angston,anual of 5%ular -iagnosis and herapy, ; th *dition9>efra%tive &urgery, "ippin%ott 4illiams and 4ilkins, 90'!,2+. 1. >oGue ., 21. Astigmatism, #>$. -iunduh dari9 http9::emedi%ine.meds%ape.%om:arti%le:!22+=overviewQa!! R-iakses tanggal 2+ 3uni 2!!S !. 6arvey . *., 21. -evelopment and reatment of Astigmatism>elated Amblyopia. Optom Vis Sci +;(;)9 ;'=;'1. -iunduh dari9 http9::www.n%bi.nlm.nih.gov:pm%:arti%les:#820;200:pdf:nihms!!=='=.pdf TTtoolUpm%entrez R-iakses tanggal 2; 3uni 2!!S
16
!!. 8hoi 6. ?., 3ung 3. 6. and $im. . M., 2!. he *ffe%t of *piblepharon &urgery on Pisual A%uity and 4iththe>ule Astigmatism in 8hildren. $orean 3 5phthalmol 2!O 2=(;) 9 '2''. -iunduh dari9 http9::www.n%bi.nlm.nih.gov:pm%:arti%les:#8'!;+:pdf:!= ;!!Vv!+Vp00.pdfTTtoolUpm%entrez
17