5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
RE ESAIN PASAR BURUNG KOTA PASURUAN REDESIG OF THE BIRD MARKET IN PASURUAN
SKRIPSI
Diajuka untuk memenuhi sebagian persyaratan emperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh : ARYO WILDAN 0410650012 - 65
KEMENTERI N PENDIDIKAN DAN KEBUDAYA N UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2012 i http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
1/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
RE ESAIN PASAR BURUNG KOTA PASURUAN REDESIG OF THE BIRD MARKET IN PASURUAN
SKRIPSI
Diajuka untuk memenuhi sebagian persyaratan emperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh : ARYO WILDAN 0410650012 - 65
OSEN PEMBIMBING
DR. Agung Murti Nugroho, ST. MT.
NIP. 19740915200 121001
Ir. Rinawati P. Handaja i, MT.
NIP. 196608141991 32002 ii
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
2/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI
RE ESAIN PASAR BURUNG KOTA PASURUAN
Disusun oleh : Aryo Wildan NIM. 0410650012-65
Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 10 Februari 2012
DOSEN PENGUJI
Beta Suryokusumo, ST.
T.
Tito Haripradianto, ST. MT.
NIP. 19712117200012 001
NIP. 19761013200 011003
Mengetahui Ketua Jurusan Arsitektur Fakul as Teknik Universitas Brawijaya
DR. Agung Murti Nugroho, ST. MT.
IP. 197409152000121001 iii http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
3/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI – DESAIN Saya, yang tersebut dibawah ini: Nama
: ARYO WILDAN
NIM
: 0410650012-65 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.
Judul Skripsi – Desain
: REDESAIN PASAR BURUNG KOTA PASURUAN
Menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa sepanjang sepengetahuan saya, di dalam hasil karya Skripsi – Desain saya, baik berupa naskah maupun gambar tidak terdapat unsur-unsur penjiplakan karya Skripsi yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi – Desain ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur penjiplakan, saya bersedia Skripsi – Desain dan gelar Sarjana Teknik yang telah diperoleh dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU.No.20 Tahun 2003 Pasal 25 Ayat 2 dan Pasal 70).
Malang, 9 Maret02012 Yang membuat pernyataan,
ARYO WILDAN
NIM. 0410650012-65 Tembusan: 1. Kepala Laboratorium Studio Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FTUB. 2. Dosen Pembimbing Skripsi – Desain yang bersangkutan. 3. Dosen penasehat akademik yang bersangkutan.
iv http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
4/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
LEMBAR PERSEMBAHAN Didedikasikan kepada Ayah dan Ibu yang saya cintai, Karya ini hanya mewakili sebagian kecil dari buah jerih payah didikan kalian. Sesuatu yang tidak pantas dan tidak ingin untuk dibanggakan, Hanya berharap untuk tetap dikenang… Kebanggaan akan mudah luntur oleh kekecewaan, Tapi kenangan takkan mudah dilupakan… Karena akan selalu menjadi bahan pembicaraan… Untuk perempuanku: Retno Palupi dan Bundanya terkasih… Kembang Kesabaran dan Ketabahan telah menunjukkan tanda akan bermekaran, Bukti bahwa “Gusti Ora Sare” Sekali lagi, Allah SWT masih sayang kepada kita semua Kepada Adikku, Adly Rahmada Melalui karya ini tersirat makna dan pesan bahwa ber-ilmu itu beban, Karena pasti akan dipertanggungjawabkan Namun hikmah dibalik itu semua adalah kemuliaan, Karena Martabat lebih berharga daripada derajat dan pangkat… Dan teruntuk kawan-kawan seperjuangan di Arsitektur dan Teknik, Yang takkan cukup disebutkan satu persatu… Yang takkan lekang oleh waktu dan terpencar ke segala penjuru… Semoga api silaturahmi tak sedetikpun padam Dan semangat juang tidak pernah berhenti berkobar Kita mantan mahasiswa, penjaga martabat bangsa, Harapan bagi peradaban, bukan sampah masa depan Mimpi akan tetap menjadi mimpi bagi para pemimpi, Tapi mimpi akan menjadi kenyataan bagi para pejuang Tidak mudah menjadi anak bangsa yang merefleksikan nilai Pancasila Bukan berarti kita kaum pemuda tidak bisa saling membantu sesama Mari tetap berkarya tanpa tipu daya dan rekayasa (Aryo, 2012)
v http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
5/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
RINGKASAN
ARYO WILDAN, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Februari
2012, Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan, Pembimbing : Dr. Agung Murti Nugroho, ST. MT. dan Ir. Rinawati P. Handajani, MT. Pasar Burung pada dasarnya merupakan fungsi pasar yang terbentuk dan berkembang berdasarkan permintaan pasar. Permintaan atas komoditas burung peliharaan menjadi latar belakang munculnya fungsi pasar ini, dimana kedua komoditas tersebut merupakan dampak kebutuhan yang muncul akibat fenomena maraknya hobi memelihara burung di Indonesia. Pasar burung memiliki peran sebagai wadah aktifitas perekonomian yang mampu menunjang dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, pasar burung memiliki fungsi yang lebih berperan di sektor sosial, yaitu sebagai sentra komunikasi dan wadah bagi komunitas pecinta burung peliharaan yang mampu memicu perkembangan seputar hobi memelihara burung ke arah yang lebih positif. Sebagai fasilitas pelayanan publik yang dibangun ditengah-tengah kawasan perkotaan, kenyamanan merupakan aspek yang harus dipertimbangkan di dalam perancangan Pasar Burung. Beragam permasalahan pada Pasar Burung yang ada di Indonesia sangat kompleks. Permasalahan utama yang dapat diketahui adalah mengenai penataan fungsi ruang dan dampak lingkungan, yang pada perancangan ini penulis mencoba untuk menjabarkan dalam sistematika perancangan secara komprehensif. Arsitektur Lansekap sebagai pendekatan perancangan Pasar Burung diterapkan sebagai solusi dari permasalahan yang ada, dengan mewujudkan lingkungan binaan yang selaras dengan fungsi dan kondisi tapak. Rekonfigurasi karakter ruang Pasar Burung, serta penataan ruang yang memprioritaskan ruang hijau untuk pendayagunaan elemen vegetasi sebagai pengkondisian pasif terhadap iklim mikro tapakadalah garis besar konsep perancangan yang diterapkan pada Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan ini.
vi http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
6/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
SUMMARY ARYO WILDAN, Architecture Department, Faculty of Engineering, University of
Brawijaya Malang, February 2012, Redesign of Bird Market in Pasuruan, Mentors: DR.Agung Murti Nugroho, ST. MT. and Ir. Rinawati P. Handajani, MT. The Bird Market is basically a function of the market that are formed and evolve based on market demand for bird as pet commodities, which are the impact of bird keeping hobbies phenomenon in Indonesia. Bird Market have a role as vessel capable of supporting economic activity and accelerate regional economic growth. In addition, the market have more function in social sector, as a center for communication and community forum for bird lovers, where are able to trigger the developments around bird keeping hobbies to maintain a more positive direction. As a public service facility that was built in the middle of an urban area, the comfort is an aspect that should be considered in the design of The Bird Market. Various problems on Bird Market in Indonesia is very complex. The main problem is about the function of space and environment, which the writer tries to describe in a comprehensive systematic design. Landscape Architecture as a design approach is applied as a solution of existing problems, to achieve a built environment that is contextual with the function and site conditions. Reconfiguring the Bird Market character of space, and spatial planning that prioritizes green space for vegetation element as passive microclimate control, is the outline of the design concept that applied in this Redesign of The Bird Market in Pasuruan.
vii http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
7/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Pencipta Semesta Alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga setelah melalui proses yang begitu panjang dengan segala halang-rintang-nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul akhir Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan ini. Karenanya
kami
selaku
penulis
dengan
segala
keterbatasannya
ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Orang Tua dan Keluarga yang telah menunggu dan mendukung dengan begitu sabarnya. 2. Bapak DR. Agung Murti Nugroho, ST. MT. dan Ibu Ir. Rinawati P. Handajani, MT., dosen pembimbing dan guru yang telah dengan sabar membimbing, memberi masukan semangat dan dorongan, serta memberi penulis pemahaman ber-arsitektur sebuah arti yang berbeda; 3. Bapak Beta Suryokusumo, ST. MT., dan Tito Haripradianto, ST. MT., dosen penguji yang telah menkoreksi desain penulis dengan seksama. 4. Bapak DR. Agung Murti Nugroho, ST. MT., dan Ibu Ir. Damayanti, MT., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan yang dengan sepenuh hati telah memperjuangkan kesempatan penulis untuk menyelesaikan studi di almamater tercinta. 5. Segenap dosen, karyawan, dan civitas akademika Jurusan Arsitektur dan Fakultas Teknik yang telah membantu dalam berproses selama masa studi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga kritik, saran dan masukan akan sangat penulis harapkan melalui media email
[email protected]. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya, dan bagi arsitektur umumnya.
Malang, Maret 2012
Penulis viii http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
8/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
DAFTAR ISI Halaman Judul ..................................................................................................... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing .......................................................... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji ................................................................... iii Surat Pernyataan Orisinalitas Skripsi Desain .................................................. iv Lembar Persembahan ......................................................................................... v Ringkasan ............................................................................................................. vi Summary ............................................................................................................... vii Kata Pengantar .................................................................................................... viii Daftar Isi ............................................................................................................... ix Daftar Gambar ..................................................................................................... xiii Daftar Tabel ......................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1 1.1.1. Perkembangan Pasar Burung di Indonesia ................................................1 1.1.2. Kebijakan Relokasi Pasar Burung di Kota Pasuruan .................................2 1.1.3. Konsep penataan kawasan pasar berbasis Arsitektur Lansekap ................5 1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................................6 1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................6 1.4 Batasan Masalah ...............................................................................................7 1.5 Tujuan ...............................................................................................................7 1.6 Manfaat .............................................................................................................7 1.7 Alur Pemikiran ..................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori Pasar Burung .......................................................................... 10 2.1.1 Definisi Operasional............................................................................... 10 2.1.2 Fungsi Pasar Burung .............................................................................. 10 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Pasar Burung ............................................. 10 2.1.3.1 Lokasi ............................................................................................... 11 2.1.3.2 Pelayanan ......................................................................................... 12 2.1.4 Uraian jenis dan fungsi ruang Pasar Burung .......................................... 12 ix http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
9/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2.2. Tinjauan Arsitektur Lansekap....................................................................... 14 2.2.1. Definisi Operasional.............................................................................. 14 2.2.2. Aplikasi Teori Penataan Lansekap pada komparasi Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta................................................................... 15 2.2.2.1. Fungsi Lansekap pada Pasar Burung dan Tanaman Hias................ 15 2.2.2.2. Karakter Penataan Lansekap ........................................................... 19
BAB III. METODE KAJIAN
3.1. Metode Umum ............................................................................................... 24 3.2. Tahapan Pengumpulan Data .......................................................................... 25 3.2.1. Literatur ................................................................................................... 25 3.2.2. Survey ..................................................................................................... 25 3.3. Tahapan Analisa ............................................................................................ 26 3.3.1. Tahap Analisa Tapak .............................................................................. 26 3.3.1.1. Analisa Klimatologi ........................................................................ 26 3.3.1.2. Analisa Bio-fisik (tanah, hidrologi, drainase) .................................. 27 3.3.1.3. Analisa Sirkulasi .............................................................................. 27 3.3.2. Tahap Analisa Fungsi ............................................................................. 27 3.3.2.1. Jenis dan Fungsi Ruang ................................................................... 27 3.3.2.2. Karakteristik Pola Ruang ................................................................. 27 3.4. Tahapan Perancangan Program Ruang Pasar Burung .................................. 28 3.4.1. Tabulasi Jenis dan Besaran Ruang Pasar Burung ................................... 28 3.4.2. Program Ruang Pasar Burung ................................................................. 28 3.4.3. Desain Tata Ruang .................................................................................. 28 3.5. Tahapan Perancangan Lansekap Pasar Burung ............................................ 28 3.5.1. Perancangan Elemen Softscape .............................................................. 29 3.5.2. Perancangan Elemen Hardscape ............................................................. 29 3.6. Tahapan Tabulasi Hasil Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan .................. 29 3.7. Tahapan Feedback Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan .......................... 29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinjauan Lokasi.............................................................................................. 30 4.1.1. Lokasi Pasar Burung Kebonagung (eksisting)......................................... 30 4.1.2. Lokasi Pasar Karangketug (lokasi baru terpilih) ..................................... 34 x http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
10/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.2 Analisa Tapak .................................................................................................. 36 4.2.1. Analisa Iklim Tapak ................................................................................ 37 4.2.2. Analisa Tanah, Hidrologi, dan Drainase .................................................. 39 4.2.3. Analisa Sirkulasi ...................................................................................... 40 4.3 Eksisting Fungsi dan Ruang Pasar Burung Kebonagung ............................... 42 4.3.1. Jenis dan Fungsi Ruang Pasar Burung Kebonagung ............................... 43 4.3.2. Karakteristik Pola Ruang Pasar Burung Kebonagung ............................. 46 4.4 Studi Komparasi: Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) ...... 49 4.4.1. Jenis dan Fungsi Ruang PASTY .............................................................. 50 4.4.2. Karakteristik Pola Ruang PASTY ............................................................ 58 4.5. Analisa Perbandingan Jenis dan Fungsi Ruang Pasar Burung....................... 63 4.6. Analisa Perbandingan Karakteristik Pola Ruang Pasar Burung .................... 65 4.7. Konsep Program Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan .................................. 68 4.7.1 Penentuan Jenis dan Kebutuhan Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan ..... 68 4.7.2.Program Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan .......................................... 70 4.7.2.1. Diagram Organisasi Ruang............................................................... 70 4.7.2.2. Pola Sirkulasi.................................................................................... 73 4.8. Desain Pasar Burung kota Pasuruan .............................................................. 77 4.8.1. Desain Penataan Massa ............................................................................ 77 4.8.2. Desain Fisik Bangunan ............................................................................ 80 4.8.2.1. Desain Kios Pasar Burung................................................................ 80 4.8.2.2. Desain Fasilitas Pasar Burung .......................................................... 84 4.8.2.3. Sistem Pengolahan Limbah .............................................................. 87 4.8.2.3.1. Sistem Pengomposan.................................................................. 87 4.8.2.3.2. Sistem Biopori ............................................................................ 88 4.9. Konsep Perancangan Lansekap...................................................................... 90 4.9.1. Perancangan Elemen Softscape ............................................................... 90 4.9.1.1. Zona 1 dan Zona 7 ............................................................................ 92 4.9.1.2. Zona 2 + Zona 5 (tipikal) dan Zona 6 .............................................. 93 4.9.1.3. Zona 3 dan Zona 4 ............................................................................ 94 4.9.2. Perancangan Elemen Hardscape .............................................................. 96 4.9.2.1. Desain Perkerasan Jalan .................................................................. 96 4.9.2.2. Desain Elemen Penanda ................................................................... 97 4.9.2.3. Desain Perabot Lansekap ................................................................. 98 xi http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
11/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.10. Tabulasi Kesimpulan Hasil Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan............ 100 4.11. Feedback Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan........................................ 109 4.11.1. Feedback Permasalahan Fungsi Ruang .................................................. 109 4.11.2. Feedback Permasalahan Lansekap......................................................... 112
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 113 5.2. Saran ............................................................................................................. 114
Daftar Pustaka .................................................................................................. 116 Lampiran ........................................................................................................... 117
xii http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
12/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
DAFTAR GAMBAR No.
Judul
Halaman
Gambar 2.1.
Tanaman Sebagai Penghalang Datangnya Sinar Matahari ................. 15
Gambar 2.2.
Penggunaan Ruang Luar Yang Terhubung Langsung Dengan Kios ... 16
Gambar 2.3.
Penataan Vegetasi Yang Menarik Pada Area Sirkulasi ...................... 16
Gambar 2.4.
Penataan Vegetasi Penguat Visual Pada Elemen Penanda .................. 14
Gambar 2.5.
Ruang Luar Sebagai Transisi Antar Kios ........................................... 17
Gambar 2.6.
Pohon Peneduh Sebagai Pengontrol Suhu Udara ............................... 17
Gambar 2.7.
Teduhan Tidak Penuh Pada Ruang Luar ............................................ 18
Gambar 2.8.
Pohon Sebagai Kontrol Angin dan Filter Udara ................................. 18
Gambar 2.9.
Elemen Lansekap Yang Estetis dan Menyatu Dengan Bangunan ...... 19
Gambar 2.10. Area Entrance ...................................................................................... 22 Gambar 2.11. Area Parkir .......................................................................................... 22 Gambar 2.12. Area Plaza dan Gazebo ....................................................................... 22 Gambar 2.13. Area Transisi Kios .............................................................................. 23 Gambar 2.14. Area Pedestrian ................................................................................... 23 Gambar 2.15. Area Kontes, Playground, dan Service ............................................... 23 Gambar 4.1.
Peta Lokasi Pasar Kebonagung Pasuruan ............................................ 30
Gambar 4.2.
Foto Satelit Lokas Pasar Kebonagung Pasuruan ................................. 31
Gambar 4.3. Gambar 4.4.
Foto Satelit Pasar Burung dalam Pasar Kebonagung ......................... 32 Zona Pasar Burung .............................................................................. 33
Gambar 4.5.
Foto Kondisi Pasar Burung Kebonagung ............................................ 33
Gambar 4.6.
Foto Satelit Lokasi Pasar Karangketug Pasuruan ................................ 34
Gambar 4.7.
Foto Kondisi Pasar Karangketug ......................................................... 35
Gambar 4.8.
Foto Site Pasar Burung Terpilih .......................................................... 35
Gambar 4.9.
Analisa Iklim Tapak ............................................................................ 38
Gambar 4.10. Foto Vegetasi Sekitar Tapak ............................................................... 39 Gambar 4.11. Foto Bangunan Pasar Baru .................................................................. 39 Gambar 4.12. Analisa Hidrologi Tapak ...................................................................... 40 Gambar 4.13. Analisa Sirkulasi Tapak ....................................................................... 41 Gambar 4.14. Jenis Ruang Pasar Burung Kebonagung ............................................. 42 Gambar 4.15. Jenis Kios Pasar Burung Kebonagung................................................. 43 Gambar 4.16. Pendopo Pasar Burung Kebonagung ................................................... 45 xiii http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
13/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Gambar 4.17. Kantin Pasar Burung Kebonagung....................................................... 45 Gambar 4.18. Akses Masuk Pasar Burung Kebonagung ............................................ 46 Gambar 4.19. Kondisi Sirkulasi Primer Yang Digunakan Untuk Promosi ................ 47 Gambar 4.20. Kondisi Sirkulasi Primer Yang Digunakan Untuk Parkir Roda Dua... 48 Gambar 4.21. Karakter Tata Ruang Pasar Burung Kebonagung ................................ 49 Gambar 4.22. Los PASTY .......................................................................................... 51 Gambar 4.23. Kios PASTY ........................................................................................ 51 Gambar 4.24. Zona Sangkar Burung, Ikan Hias, dan Pakan Burung ......................... 52 Gambar 4.25. Zona Burung Ocehan, Merpati, Satwa, Ayam Hias, dan Reptil .......... 52 Gambar 4.26. Saluran Pembuangan Untuk Service Kios/Los .................................... 53 Gambar 4.27. Area Yang Digunakan Untuk Menjemur Burung ................................ 53 Gambar 4.28. Sangkar Burung Yang Digantung Di Atas Area Sirkulasi................... 53 Gambar 4.29. Payon Sebagai Area Promosi Bersama ................................................ 53 Gambar 4.30. Ruang Publik Berupa Plaza Dengan Taman dan Air Minum .............. 54 Gambar 4.31. Panggung Hiburan di Plaza PASTY .................................................... 54 Gambar 4.32. Arena Kontes Burung PASTY ............................................................. 55 Gambar 4.33. Playground PASTY ............................................................................. 56 Gambar 4.34. Kantin PASTY ..................................................................................... 56 Gambar 4.35. Kantor Pengelola PASTY .................................................................... 56 Gambar 4.36. KM/WC PASTY .................................................................................. 57 Gambar 4.37. Komposter PASTY .............................................................................. 57 Gambar 4.38. Lokasi Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) ........... 58 Gambar 4.39. Gerbang PASTY .................................................................................. 59 Gambar 4.40. Area Parkir Dalam PASTY .................................................................. 59 Gambar 4.41. Sirkulasi Primer PASTY ...................................................................... 60 Gambar 4.42. Sirkulasi Sekunder PASTY.................................................................. 60 Gambar 4.43. Denah PASTY ..................................................................................... 61 Gambar 4.44. Ruang Hijau PASTY............................................................................ 62 Gambar 4.45. Diagram Organisasi Ruang Makro Tapak ........................................... 70 Gambar 4.46. Diagram Organisasi Ruang Makro Zona Kios..................................... 71 Gambar 4.47. Diagram Organisasi Ruang Makro Zona Fasilitas ............................... 71 Gambar 4.48. Diagram Organisasi Ruang Mikro Zona Kios ..................................... 72 Gambar 4.49. Konsep Sirkulasi Primer ...................................................................... 74
xiv http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
14/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Gambar 4.50. Konsep Sirkulasi Sekunder .................................................................. 75 Gambar 4.51. Konsep Sirkulasi Kendaraan Bermotor ............................................... 76 Gambar 4.52. Konsep Penataan Massa Pasar Burung Kota Pasuruan........................ 78 Gambar 4.53. Site Plan Pasar Burung Kota Pasuruan ................................................ 79 Gambar 4.54. Layout Plan Pasar Burung Kota Pasuruan ........................................... 79 Gambar 4.55. Denah Kios Pasar Burung Kota Pasuruan ........................................... 80 Gambar 4.56. Desain Area Kios ................................................................................. 81 Gambar 4.57. Desain Kios dan Sarana Penggantung Sangkar Burung ...................... 81 Gambar 4.58. Potongan Kios ...................................................................................... 82 Gambar 4.59. Desain Sistem Utilitas Area Servis Kios ............................................. 83 Gambar 4.60. Desain Fasilitas Pendopo Pasar Burung Kota Pasuruan ...................... 84 Gambar 4.61. Pembagian Area Dalam Pendopo ........................................................ 85 Gambar 4.62. Ilusrasi Suasana Kontes Burung di Pendopo ....................................... 85 Gambar 4.63. Desain Fasilitas Pasar Burung Kota Pasuruan ..................................... 86 Gambar 4.64. Alur Sistem Pengomposan ................................................................... 87 Gambar 4.65. Rencana Peletakan Perangkat Sistem Pengomposan ........................... 88 Gambar 4.66. Rencana Sistem Saluran Pembuangan Air Kotor dan Biopori ............ 89 Gambar 4.67. Identifikasi Zona Lansekap.................................................................. 90 Gambar 4.68. Desain Lansekap Zona 1 dan 7 ............................................................ 92 Gambar 4.69. Desain Lansekap Zona 2,5, dan 6 ........................................................ 93 Gambar 4.70. Desain Lansekap Zona 3 dan 4 ............................................................ 94 Gambar 4.71. Rencana Peletakan dan Penataan Vegetasi Pohon ............................... 95 Gambar 4.72. Rencana Peletakan dan Penataan Vegetasi Semak dan Perdu ............. 95 Gambar 4.73. Hasil Desain Lansekap Pasar Burung Kota Pasuruan.......................... 95 Gambar 4.74. Desain Sirkulasi Primer Pasar Burung Kota Pasuruan ........................ 96 Gambar 4.75. Desain Sirkulasi Sekunder Pasar Burung Kota Pasuruan .................... 97 Gambar 4.76. Desain Elemen Penanda Entrance Pasar Burung Kota Pasuruan ........ 98 Gambar 4.77. Desain Pergola ..................................................................................... 98 Gambar 4.78. Desain Perabot Lansekap ..................................................................... 99 Gambar 4.79. Bird Eye View Pasar Burung Kota Pasuruan ..................................... 108
xv http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
15/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
DAFTAR TABEL No.
Judul
Halaman
Tabel 1.1.
Analisa Tata Guna Lahan Pasar Karangketug .......................................... 4
Tabel 2.1.
Syarat Lahan Pasar.................................................................................. 11
Tabel 2.2.
Jenis dan Fungsi Ruang Pasar Burung.................................................... 14
Tabel 2.3.
Klasifikasi Ukuran Pohon ....................................................................... 15
Tabel 2.4.
Klasifikasi Karakter Penataan Lansekap Pada Tiap Lokasi ................... 21
Tabel 4.1.
Analisa Tata Guna Lahan Pasar Karangketug ........................................ 36
Tabel 4.2.
Analisa Perbandingan Jenis dan Fungsi Ruang Pasar Burung ............... 63
Tabel 4.3.
Analisa Perbandingan Karakteristik Pola Ruang Pasar Burung ............. 65
Tabel 4.4.
Jenis dan Besaran Kios Pasar Burung..................................................... 68
Tabel 4.5. Tabel 4.6.
Kebutuhan Dasar Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan .......................... 69 Analisa Klasifikasi Kios ......................................................................... 72
Tabel 4.7.
Analisa Tipe Sirkulasi Pasar Burung ...................................................... 73
Tabel 4.8.
Klasifikasi Vegetasi Zona Lansekap....................................................... 91
Tabel 4.9.
Evaluasi Jenis dan Fungsi Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan........... 100
Tabel 4.10. Evaluasi Karakteristik Pola Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan ........ 103 Tabel 4.11. Tabulasi Kesimpulan Hasil Redesain Paar Burung Kota Pasuruan ...... 106
xvi http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
16/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Pasar Burung di Indonesia
Pasar secara luas dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli serta mengadakan penawaran dan permintaan sampai terjadinya jual beli. Pasar merupakan salah satu jenis fasilitas perdagangan, kebutuhan akan tersedianya pasar burung dengan perkembangan perekonomian kota, pertumbuhan penduduk dan jumlah pengusaha (penjual) yang semuanya akan menyebabkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jenis pasar dapat dikategorikan dalam beberapa macam menurut kriteria-kriteria tertentu, salah satunya adalah pasar burung, yang merupakan bagian dari fungsi khusus, yaitu sebagai tempat jual beli burung peliharaan (Soetandyo W, 1993:20-22). Pasar Burung pada dasarnya merupakan fungsi pasar yang terbentuk dan berkembang berdasarkan permintaan pasar. Permintaan atas komoditas burung peliharaan menjadi latar belakang munculnya fungsi pasar ini, dimana kedua komoditas tersebut merupakan dampak kebutuhan yang muncul akibat fenomena maraknya hobi memelihara burung di Indonesia. Survey mengenai burung peliharaan dilaksanakan oleh Himpunan Pecinta Burung Indonesia pada tahun 2008 melalui kuesioner dengan wawancara tatap muka langsung dengan memilih 1781 sampel secara acak di enam kota besar di Jawa dan Bali. Survey menunjukkan bahwa burung merupakan hewan peliharaan paling populer pada rumah tangga di enam kota besar di Jawa dan Bali. Sebanyak 35.7% (636/1781) rumah tangga yang disurvey memelihara burung (termasuk ayam) sementara 24.4% (434,1781) memelihara ikan, 12.8% (228/1781) memelihara kucing, 10.1% (179/1781) memelihara anjing, 5.6% (99/1781) memelihara mamalia kecil, 3.7% (66/1781) memelihara hewan ternak, 2.5% (45/1781) memelihara reptil dan 0.7 (12/1781) memelihara monyet. Saat ini sudah ada lebih dari 100 pasar burung di Indonesia, dan hampir 70 diantaranya berada di Pulau Jawa. Sebut saja Pasar Pramuka di daerah Matraman Jakarta,
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
17/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
yang merupakan pasar burung terbesar di Indonesia, ataupun Pasar Ngasem (sekarang PASTY) di Jogja, Pasar Bratang di Surabaya, serta Pasar Splendid di Malang, yang kesemuanya merupakan pasar burung yang menyimpan khasanah sejarah dan citra sosialbudaya masyarakat di kawasannya. Pasar burung memiliki peran sebagai wadah aktifitas perekonomian yang mampu menunjang dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan adanya pasar burung sebagai sentra arus perdagangan komoditas burung peliharaan yang tergolong jenis barang khusus dengan tingkat permintaan relatif tinggi dan stabil, mampu memicu geliat ekonomi sektor perdagangan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) melalui retribusi lokal. Tidak hanya di sektor perekonomian saja, pasar burung memiliki fungsi yang lebih berperan di sektor sosial, yaitu sebagai sentra komunikasi dan wadah bagi komunitas pecinta burung peliharaan. Dengan adanya pasar burung, akan mempermudah komunikasi antar pecinta burung, mempermudah pertukaran informasi, dan menjadi sarana perbagai aktifitas-aktifitas pendukung lainnya seperti bursa atau kontes, yang mampu memicu perkembangan seputar hobi memelihara burung ke arah yang lebih positif dan progresif. 1.1.2 Kebijakan Relokasi Pasar Burung di Kota Pasuruan
Pertumbuhan ekonomi kota Pasuruan berdasarkan harga konstan dalam tiga tahun terakhir ini (2007-2009), menunjukkan pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Bidang perdagangan, industri, dan pariwisata memberikan kontribusi paling tinggi dalam pertumbuhan ekonomi. Kota Pasuruan sebagai kota yang masuk dalam Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Gerbangkertosusila Plus, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pasuruan Tahun 2002-2012, memiliki fungsi pada sektor perdagangan sebagai simpul jasa yang mencakup kegiatan pengumpulan, produksi, maupun pemasaran, serta berperan sebagai tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu kegiatan dominan. Pengembangan Kota Pasuruan pada sektor perdagangan dan jasa dipengaruhi oleh faktor ketersediaan pasar. Kebutuhan akan tersedianya pasar dengan perkembangan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
18/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
perekonomian kota, pertumbuhan penduduk dan jumlah pengusaha (penjual) yang semuanya akan menyebabkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Pasuruan. . Kegiatan perdagangan dan jasa komersial tidak ada kaitannya dengan batasan administrasi, tetapi lebih kepada akses dan struktur jalan serta lokasi permukiman. Selain itu, untuk skala tertentu juga dipengaruhi oleh pusat-pusat/kawasan dimana penduduk bekerja, kegiatan perdagangan dengan skala pelayanan kota/regional akan diarahkan di kawasan pusat kota yang saat ini memang sudah berkembang. Pasar merupakan fasilitas umum yang bersifat komersial yang memiliki peranan penting bagi pelayanan kebutuhan masyarakat. Kota Pasuruan sendiri memiliki 5 (lima) unit pasar dengan skala pelayanan kota/regional yang letaknya tersebar di 3 kecamatan, diantaranya Pasar Besar, Pasar Gadingrejo, Pasar Kebonagung, Pasar Karangketug dan Pasar
Bukir.
Masing-masing
pasar
memiliki
spesifikasi
barang
dagangan
yang
beranekaragam untuk pasar Bukir merupakan pasar mebel, sedangkan pasar yang lainnya merupakan pasar tradisional yang menjual kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya. Diantara kelima pasar tersebut, selain Pasar Bukir yang merupakan pasar mebel, Pasar Kebonagung memiliki barang dagangan yang beragam, selain menjual kebutuhan seharihari, pada bagian belakang pasar terdapat pasar burung. Perkembangan Pasar Burung di Kota Pasuruan dinilai memiliki potensi dan prospek yang signifikan di masa mendatang sehingga patut untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh semakin meningkatnya populasi masyarakat penggemar burung di Kota Pasuruan yang tergabung dalam Paguyuban Pasar Burung Pasuruan (PPBP). Selain itu di Pasuruan juga kerap diselenggarakan kontes burung kicau baik skala lokal maupun skala nasional, yang terakhir diadakan di Taman Candra Wilwatika Pasuruan, yang diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai daerah pada tahun 2004. Pasar burung di Pasar Kebonagung, merupakan satu-satunya pasar burung yang ada di Kota Pasuruan. Lokasi pasar burung tersebut berada di Pasar Kebonagung tepatnya di bagian belakang pasar. Saat ini pasar burung tersebut sangat ramai dikunjungi, terutama pada hari-hari libur, seperti pada hari Sabtu dan Minggu. Luas lahan dan jumlah kios yang digunakan sebagai pasar burung, tidak sebanding dengan jumlah pengunjung yang ada,
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
19/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
sehingga pada waktu-waktu tertentu terlihat sangat ramai dan cukup padat. Selain itu di Pasar Burung Kebonagung ini juga sering diadakan lomba burung berkicau, sehingga diperlukan lahan yang lebih luas lagi yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Bappeda Kota Pasuruan, sebagai stakeholder Kota Pasuruan telah melakukan kajian kelayakan ( feasibility study) terhadap keberadaan Pasar Burung Kota Pasuruan yang ada di Pasar Kebonagung sebagai upaya perencanaan pengembangan pasar burung, yang disimpulkan dalam Studi Relokasi Pasar Burung Kota Pasuruan Tahun 2010, yaitu: Tabel 1.1 STRENGTH a) Satu-satunya pasar burung yang ada
WEAKNESS a) Luas lahan yang tidak mendukung
di Pasuruan, dan rujukan pehobi burung daerah Pasuruan dan sekitarnya. b) Aktifitas pasar burung yang dinamis c) Memiliki fasilitas yang menjadi tempat ajang lomba burung.
untuk dikembangkan b) Kondisi pasar yang kurang memperhatikan aspek kenyamanan dan kesehatan c) Infrastruktur (parkir, listrik, air) yang kurang memadai d) Manajemen pasar yang kurang terorganisir
OPPORTUNITY a) Geliat pehobi burung
TREATH a) Benturan antara pedagang
di
Kota
Pasuruan mampu memberikan nilai citra positif b) Pasar Burung mampu meningkatkan perekonomian daerah pada sektor perdagangan kecil dan menengah c) Permintaan komoditas burung dari luar dan dalam kota cukup signifikan
dan
Disperindag yang dinilai tidak kooperatif b) Semakin gencarnya arus perdagangan modern c) Populasi burung liar yang semakin sedikit
Sumber: Studi Relokasi Pasar Burung Kota Pasuruan Tahun 2010
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Kota Pasuruan berkeinginan untuk merelokasi pasar burung yang ada di Pasar Kebonagung ke tempat yang lebih memadai lagi untuk mendorong dan mengembangkan pasar penghobi yang dikhususkan bagi para penggemar burung di Kota Pasuruan khususnya.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
20/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Dengan akan direncanakannya pasar burung tersebut, memiliki banyak keuntungan yang didapat oleh Kota Pasuruan, yaitu dapat mempermudah masyarakat dalam menyalurkan hobinya, terutama bagi pecinta burung,
meningkatkan perekonomian,
meningkatkan PDRB Kota Pasuruan, dan dapat dijadikan sebagai tujuan wisata. 1.1.3 Konsep Penataan Kawasan Pasar Berbasis Arsitektur Lansekap
Pembangunan kota berwawasan lingkungan menuntut agar setiap kota di Indonesia memiliki perencanaan pembangunan yang memperhatikan aspek lingkungan. Ancaman kerusakan lingkungan akibat polusi, perubahan iklim, serta bencana alam menjadi pertimbangan di dalam perencanaan pembangunan kota yang berkelanjutan ( sustainable urban development ). Karena itulah, diupayakan pembangunan yang dilakukan tidak
mengesampingkan faktor lingkungan serta mampu meningkatkan mutu atau kualitas lingkungannya. Pasar Burung merupakan fasilitas pelayanan publik yang dibangun ditengah-tengah kawasan perkotaan tentunya tidak lepas dari permasalahan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan, mengingat potensi polusi dari limbah kotoran burung, racun pestisida, sampah, potensi bencana banjir akibat pengaturan drainase yang buruk, berkurangnya areal hijau, serta berbagai potensi kerusakan lingkungan lainnya. Pendekatan perancangan berbasis Arsitektur Lansekap merupakan upaya perancangan yang bertujuan untuk mewujudkan lingkungan binaan yang selaras dengan lingkungan (Frick, 1998). Sebagai pasar dengan barang dagangan yang bersifat khusus, Pasar Burung memerlukan daya dukung lingkungan yang menunjang aktifitas maupun kebutuhan dari fungsi pasar sebagai sentra perdagangan. Dengan memadukan faktor kebutuhan pasar dan faktor kebutuhan lansekap tersebut, diharapkan dapat menciptakan ruang gerak bagi penggiat hobi burung yang mampu meningkatkan kualitas pembangunan untuk meningkatkan geliat perekonomian lokal serta meningkatkan kualitas lingkungan di Kota Pasuruan. Salah satu bentuk perpaduan fungsi pasar dengan konsep lansekap tersebut adalah menata Pasar Burung melalui perancangan Arsitektur Lansekap.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
21/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
1.2 Identifikasi Masalah
1. Perlunya pengembangan Pasar Burung di Kota Pasuruan sebagai sarana interaksi pecinta burung, serta berpotensi sebagai sentra ekonomi yang mampu meningkatkan geliat perekonomian Kota Pasuruan. 2. Adanya kebutuhan Relokasi Pasar Burung di Kota Pasuruan sebagai pengembangan pasar lama yang sudah tidak representatif. 3. Kebutuhan terhadap konsep penataan Pasar Burung berbasis lansekap yang mampu menyokong kebutuhan fungsi dan aktifitas pasar.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan ini adalah : 1. Bagaimana merancang fungsi ruang Pasar Burung Kota Pasuruan yang mampu mewadahi dan mengembangkan kebutuhan ruang dari eksisting Pasar Burung Kebonagung ke dalam wujud baru yang lebih layak dan representatif. 2. Bagaimana merancang lansekap Pasar Burung Kota Pasuruan yang mampu memberikan kenyamanan terhadap aktifitas dalam pasar burung dan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas lingkungan pasar.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
22/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada perancangan Pasar Burung ini adalah: 1. Obyek perancangan berupa pasar burung yang direlokasi dan dirancang ulang. 2. Lokasi tapak berada di Kota Pasuruan yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan perancangan (telah ditentukan berdasarkan Studi Relokasi Pasar Burung Kota Pasuruan 2010). 3. Hasil kajian berupa gagasan ide perancangan pada makro lansekap dan mikro lansekap (building system) dengan pembahasan secara arsitektural.
1.5 Tujuan
Adapun tujuan dari perancangan Pasar Burung ini adalah untuk mempelajari aspek keruangan secara arsitektural pada Pasar Burung dan menerapkan perancangan dengan pendekatan Arsitektur Lansekap dalam desain Pasar Burung, sehingga mampu menjadi pedoman perancangan pada konteks masalah yang sama selanjutnya.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat dari pengembangan Pasar Burung Kota Pasuruan ini adalah: 1. Bagi akademisi a) Memberikan sumbangan pemikiran mengenai perancangan Pasar Burung dengan pendekatan desain Arsitektur Lansekap. b) Memberikan referensi bagi mahasiswa arsitektur dalam perancangan dan pengembangan Pasar Burung, terutama dengan pendekatan perancangan Arsitektur Lansekap. 2. Bagi non akademisi
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
23/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
a) Memberikan wacana bagi masyarakat luas tentang pentingnya pengembangan Pasar Burung yang kerap kurang mendapat perhatian publik dan institusi. b) Sebagai
bahan pertimbangan
dan
masukan
bagi Pemerintah
dalam
pelaksanaan pengembangan Pasar Burung yang mempertimbangkan aspek kualitas lingkungan dalam perencanaan dan perancangannya.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
24/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
1.7 Alur Pemikiran W
W<W
<
WW >
<Z
< W
W <W
W<W W<
W >W
Z^/EW^ZhZhE'
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
25/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Pasar Burung 2.1.1
Definisi Operasional
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. (Pepres RI No.112, 2007) Pasar Burung merupakan pasar terpadu yang menggabungkan fungsi dagang khusus (satwa burung dan tanaman hias) yang pada pengelolaannya tergolong pada jenis pasar tradisional, yaitu pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil , menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. (Anwar, 2001) 2.1.2
Fungsi Pasar Burung
a) Sebagai wadah atau tempat yang layak dan nyaman bagi pedagang untuk mendatangkan
dagangannya
kepada
calon
pembeli
atau
masyarakat
yang
membutuhkan atau yang memerlukan dagangan tersebut (burung, tanaman hias, dan keperluan pendukungnya) b) Sebagai sarana penunjang kemajuan perekonomian Kota Pasuruan
2.1.3
Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Burung
Pasar Burung dan Tanaman Hias merupakan pasar fungsi khusus yang menjual burung dan tanaman hias. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dari pasar menurut Kotler (1996) yang dibagi menjadi 3, yaitu:
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
26/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2.1.3.1 Lahan
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No.112 Tahun 2007 mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk pembangunan pasar, yaitu: a) Lokasi pasar wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, termasuk Peraturan Zonasinya. b) Aksesibilitas wilayah yang berhubungan sebagai pencapaian (akses) dan sebagai pertimbangan agar tidak mengganggu arus lalu lintas. c) Fasilitas sebagai tempat usaha pedagang, pengelola, dan fasilitas pendukung 2
menjadi pertimbangan untuk luasan yang akan dibangun (diatas 5000 m ). d) Infrastruktur (air, listrik, pengelolaan sampah, dan jalan) guna mendukung fungsi atau aktifitas pasar. e) Kompatibilitas,
yaitu
keterpaduan dan
keserasian
antara
kawasan
dengan
lingkungannya untuk menciptakan suasana lingkungan pasar yang bersih, sehat, aman, tertib, dan nyaman. FAKTOR
SYARAT PASAR
Lokasi
a) Kesesuaian dengan Tata Guna Lahan
Aksesibilitas
a) Kemudahan pencapaian dari public (strategis) b) Tersedianya sarana transportasi publik
Fasilitas
a) Luas lahan diatas 5000 m b) Kondisi lahan memungkinkan untuk dibangun
Infrastruktur
a) Memiliki jaringan air bersih dan saluran pembuangan (riol) kota b) Memiliki jaringan listrik dan telekomunikasi a) Lingkungan bersih, sehat, aman, tertib, dan nyaman
Kompatibilitas
2
d^ ^WZ/Ed
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
27/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2.1.3.2 Pelayanan
Pelayanan merupakan faktor penting di dalam sebuah pasar. Kualitas pelayanan dapat
ditinjau
dari
kemampuan
pedagan
dalam
mengetahui
produk,
dan
cara
memasarkannya (Kotler, 1996). Di dalam aktifitas pasar burung dan tanaman hias, kemampuan pedagang di dalam memahami produknya (burung atau tanaman hias) merupakan faktor yang penting untuk menjalankan fungsi pasar dengan baik. Adapun kualitas pelayanan bergantung pada: a) Kemampuan pedagang di dalam memilih burung kicauan dari distributor ataupun penangkaran (Control). b) Kemampuan pedagang dalam merawat burung atau tanaman hias dengan baik sehingga mutu produk terjaga (Care). c) Kemampuan pedagang di dalam menunjukkan nilai jual produk kepada pembeli, dengan cara komunikasi yang baik dan jujur (Communication). d) Kemampuan pedagang di dalam menjaga hubungan antar sesama penjual melalui persaingan sehat dan nuansa kekeluargaan dalam pasar (Competition).
2.1.4
Uraian Jenis dan Fungsi Ruang pada Pasar Burung
Berdasarkan Perda Kota Pasuruan No.10 Tahun 2006 tentang Retribusi Pengelolaan Pasar Daerah, jenis ruang atau tempat resmi yang diperuntukkan sebagai tempat usaha atau dagang pada pasar diklasifikasi sebagai berikut: 1. Toko adalah bangunan yang didirikan di dalam pasar yang luasnya 12 (dua belas) meter persegi atau lebih yang dilengkapi dengan instalasi listrik dan digunakan untuk menjual barang dan lainnya untuk kebutuhan masyarakat. 2. Kios adalah bangunan tetap di dalam pasar dengan ukuran tertentu, berdinding tembok, berpintu, berlantai, dan dilengkapi dengan instalasi listrik.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
28/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
3. Los adalah bangunan berbentuk memanjang di dalam pasar yang beratap tanpa
dinding pemisah dan berlantai. 4. Bedak adalah bangunan yang didirikan di dalam los dengan ukuran tertentu,
berdinding, berpintu, berlantai, dan dilengkapi dengan instalasi listik. 5. Warung adalah bangunan yang didirikan di dalam pasar yang khusus
digunakan untuk menjual makanan dan minuman dengan ukuran tertentu, yang dilengkapi instalasi listrik, air, dan limbah. Selain sarana tempat usaha, pasar juga dilengkapi fasilitas penunjang yang terkait dengan aktifitas dalam pasar, yaitu: 1. Fasilitas Pengelola, yaitu tempat yang diperuntukkan bagi dinas pengelola pasar untuk melakukan monitoring dan manajemen kepengelolaan pasar. 2. Fasilitas Service, yaitu fasilitas yang berfungsi sebagai layanan pendukung aktifitas dalam pasar, seperti: parkir, toilet, musholla, pos satpam Dalam penataan pasar tidak memperkecualikan adanya penambahan fasilitas lain untuk mendukung fungsi pasar selama tidak keluar dari koridor fungsi utama pasar sebagai tempat jual-beli.
JENIS Fasilitas Usaha: a) Toko b) Kios c) Los d) Bedak
FUNGSI Sebagai tempat untuk menjalankan usaha (berdagang), menaruh barang dagangan, merawat, dan mengadakan tawar-
e) Warung Fasilitas Pengelola: a) Kantor pengelola
menawar Sebagai tempat bagi dinas terkait yang bertugas menjalankan kepengelolaan pasar Sebagai prasarana untuk melengkapi dan menyokong aktifitas
Fasilitas Service: a) Parkir
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
KRITERIA •
Luas sesuai dengan perda kota Pasuruan No. 10 Tahun 2006
•
Jumlah dan penataan disesuaikan dengan kebutuhan, kapasitas lahan, dan konsep perancangan
•
Kebutuhan ruang disesuaikan dengan struktur organisasi kepengelolaan
•
Kelengkapan bangunan service pasar disesuaikan dengan fungsi, kebutuhan, kapasitas, dan konsep
29/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
b) Ruang publik (plaza) c) Jalan kendaraan d) Jalan pedestrian e) Toilet f) Musholla g) Pos Satpam Fasilitas Pendukung: a) Tempat kontes burung kicau b) Tempat bursa atau pameran
di dalam pasar
Sebagai prasarana untuk melengkapi dan menyokong aktifitas di dalam pasar
perancangan
•
Kebutuhan fasilitas pendukung disesuaikan dengan kebutuhan dan konsep perancangan
d:&ZW ^<&W<W
2.2
Tinjauan Arsitektur Lansekap
2.2.1. Definisi Operasional
Lansekap adalah wajah atau karakter bahan atau tapak bagian muka bumi dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada di dalamnya, baik yang bersifat alami maupun buatan manusia yang merupakan bagian atau total lingkungan hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh segenap indera kita dapat membayangkan dan sejauh imajinasi kita dapat membayangkan. Arsitektur Lansekap adalah Ilmu dan seni yang mempelajari pengorganisasian ruang dan massa, dengan mengkomposisikan elemen-elemen lanskap alami dan buatan, sehingga tercipta keselarasan lingkungan hidup dalam suatu ekosistem, secara fungsional berguna, secara estetis indah dan memberi kenyamanan aktivitas (Hakim, 2003) Lansekap merupakan bentuk interaksi antara manusia dan alam, dimana konsep alam menjadi bagian dari manusia dan makhluk hidup lain (McHarg dalam Hakim, 2003). Konsepsi hubungan manusia dengan alam inilah yang menjadi pertimbangan dalam pendekatan perancangan Pasar Burung dan Tanaman Hias ini nantinya, yang diwujudkan dalam penataan lansekap.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
30/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2.2.2. Aplikasi Teori Penataan Lansekap Pada Komparasi Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta
Pada dasarnya, untuk pasar burung ataupun tanaman hias memang belum memiliki aturan khusus yang mentautkan adanya elemen lansekap di dalamnya. Konsep penggunaan lansekap pada pasar burung dan tanaman hias merupakan inovasi baru di dalam mengoptimalkan fungsi pasar. Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) merupakan pasar burung dan tanaman
hias
yang
dirancang
dengan
konsep
“Pasar
Dalam
Taman”,
dengan
menitikberatkan elemen lansekap untuk mendukung fungsi pasarnya. PASTY sebenarnya merupakan pindahan dari Pasar Burung Ngasem, yang di-relokasi dan revitalisasi fungsi serta keberadaannya agar lebih tertata dan optimal (sumber: wawancara Ka-UPT PASTY). Komparasi digunakan untuk mengetahui karakter penataan lansekap yang akan digunakan. Hal ini dilakukan dengan menginterpretasikan teori penataan lansekap di dalam proses aplikasinya pada desain pasar burung dan tanaman hias untuk mengetahui karakter lansekap pasar burung dan tanaman hias yang komprehensif. 2.2.2.1. Fungsi Lansekap Pada Pasar Burung dan Tanaman Hias 1. Visual Control:
a) Mengurangi intensitas silau cahaya matahari secara langsung pada burung dan manusia. Dengan penggunaan pohon teduhan dapat mengurangi intensitas sinar jatuh, serta penggunaan semak atau perdu untuk mengurangi adanya sinar pantul.
'd ^,W
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
31/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
b) Memberi pemandangan visual di luar kios/los yang baik bagi satwa maupun manusia dengan menciptakan integrasi ruang yang berhubungan pandang secara langsung dengan ruang luar melalui penggunaan ruang luar sebagai transisi.
'W ^,W
c) Memberi visual pada jalan untuk memberi kenyamanan bagi pejalan kaki, dengan penataan vegetasi pembentuk ruang serta street furniture yang mendukung.
'W ^W
d) Penguat pandang pada elemen penanda dan bangunan untuk menarik visual pengunjung
'W ^W
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
32/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2. Physical Barrier:
Menciptakan pembatas ruang yang alami secara psikologi, seperti penggunaan ruang luar sebagai transisi antar los/kios
'Z ^W
3. Climate Control a) Mengontrol suhu udara yang nyaman bagi aktifitas dalam pasar. Dengan
memanfaatkan pohon peneduh, suhu mampu turun 1,5-3%. Suhu udara yang nyaman baik untuk kesehatan burung serta membuat pedagang dan pembeli menjadi nyaman untuk beraktifitas.
'W ^,W
b) Mengontrol radiasi matahari. Untuk mengurangi radiasi matahari secara langsung, dipergunakan pohon peneduh yang mampu mengurangi radiasi matahari hingga kurang dari 100 W/m2. Untuk kebutuhan cahaya di dalam ruang serta kebutuhan “jemur burung”, maka digunakan penataan teduhan tidak penuh.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
33/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
' d ^W
c) Mengontrol aliran angin dan filtrasi dari udara luar yang koto r. Satwa burung merupakan satwa
ang peka terhadap perubahan lingkungan te utama suhu dan
angin. Dibutuhkan adanya angin segar bagi burung untuk tetap sehat dan dapat berkicau. Penggunaan vegetasi pohon dan semak dapat mengontr l laju angin serta menyaring udara untuk memberikan kualitas udara yang baik.
' W ^W
4. Erosion Control
Penggunaan rua g luar dengan memaksimalkan vegetasi menj adi area resapan yang baik, menc gah adanya genangan air, serta memperkuat struktur tanah. 5. Habitat:
a) Elemen lansekap menghadirkan nuansa alami dengan adanya vegetasi dan penataan yang dekat dengan habitat alam sehingga menjadikan lingkungan pasar kondusif bagi burung dan tanaman. b) Nuansa alam den an adanya vegetasi dipadu suara kicau bur ng memberikan nuansa alam yang hidup, yang member kenyamanan secara psikis agi pengunjung.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
34/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
6. Estetika:
a) Elemen lansekap menambah nilai estetika yang menyatu pada bangunan dan kawasan. b) Paduan komposisi warna, tekstur, dalam prinsip desain menjadi kawasan tampak asri dan indah
' ^W
2.2.2.2. Karakter Penataan Lansekap ( Planting Design)
Dalam kaitannya dengan perancangan lansekap, tata hijau atau planting design merupakan suatu hal pokok yang menjadi dasar dalam pembentukan ruang luar. Penataan lansekap pada dasarnya melibatkan elemen vegetasi (tanaman) sebagai pembentuk ruang dalam desain, yaitu: •
Strata dan ukuran tanaman:
Strata merupakan level kanopi dan ukuran tanaman yang dibagi menjadi 3, yaitu: a) Strata Satu: rumput, pohon b) Strata Dua: pohon&rumput, semak &rumput c) Strata Banyak: pohon, perdu, semak, rumput Ukuran tanaman (pohon), dibagi berdasarkan tinggi tanaman, dan lebar tajuk usia dewasa, yang dibagi menjadi:
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
35/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
d< ^D
•
Klasifikasi Jenis Tanaman:
Rumput, Penutup Tanah (Ground Cover), Semak, Perdu, Pohon •
Kerapatan daun, anting (tajuk):
Kerapatan Tinggi ≥ 75% dan Kerapatan Rendah ≤ 75% •
Pola Tanam:
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
36/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
a) Square Grid
e) Jalur Zigzag
b) Square Grid Incomplete
f) Consentric Cingular
c) Mengelompok 5
g) Triangular
d) Radial Cingular
h) Multiple Circle
'<Wd ^D
Berikut klasifikasi pengamatan karakter lansekap pada tiap lokasi di PASTY LOKASI Entrance (Gbr. 2.10)
Parkir (Gbr. 2.11) Plaza, pendopo, atau Gazebo (Gbr. 2.12)
Fungsi 1.2.3.4.6
Strata Banyak Aa, Ba, Cb
1,2,3
Dua
1,2,3,6
Bc Banyak Aa, Ba
Los/Kios (Gbr. 2.13)
1.2.3.4.5.6
Banyak Ab, Bb, Bc
Pedestrian (Gbr. 2.14)
1.2.3.4.5,6
Banyak Ab, Bb, Bc
1,2,3,4
Dua Bb, Bc Banyak Aa, Ba
Area Kontes (Gbr. 2.15) Playground (Gbr. 2.15)
1,2,3,4,5,6
Kantor (Gbr. 2.15)
1,2,3,4,6
Banyak Ab,Bb,Bc
Service (KM, Musholla, Pos) (Gbr. 2.15)
1.2.3.4.6
Banyak Aa, Ba
Jenis Tanaman a. Pohon pengarah, peneduh b. Semak variasi bentuk daun dan warna c. Rumput
Tajuk ≥ 75%
Pol a, d
a. Pohon peneduh
≤
75%
a,b
a. b. c. d. a. b. c. a. b. c. a. b. a. b. c. a. b. c.
Pohon peneduh Perdu berbunga Semak daun dan bunga Rumput Pohon peneduh Variasi semak dan perdu Rumput Pohon peneduh Variasi semak dan perdu Rumput Pohon peneduh Rumput Pohon peneduh Variasi semak dan perdu Rumput Pohon peneduh Variasi semak dan perdu Rumput
≥
75%
d,f
≥
75%
a,d
≤
75%
a,e
≥
75%
d
≤
75%
d,f,
≥
75%
a,d
a. Pohon peneduh b. Variasi semak dan perdu c. Rumput
≥
75%
b,
<& sW, <W
^^'/DZdD
d< ^
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
37/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
' ^
' ^
'W' ^
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
38/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
'd>< ^
'W ^
'<W ^
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
39/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
BAB 3 METODE KAJIAN 3.1.
Metode Umum
Metode umum yang digunakan pada kajian ini meliputi metode penelitian deskriptifanalitik . Metode penelitian deskriptif merupakan metode yang tertuju pada pemecahan masalah
yang ada pada masa sekarang, yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan teknik survey, interview, angket, observasi, atau dengan teknik test; studi kasus, studi komparatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi koorperatif atau operasional (Surakhmad, 1982). Pelaksanaannya tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Ciri-ciri metode deskriptif, antara lain: a.
Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada
masalah-masalah yang aktual. b.
Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (oleh
karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik ). Kajian yang akan dilakukan adalah menganalisis karakter ruang pada Pasar Burung Kota Pasuruan lama yang berada di Pasar Kebonagung, sebagai pedoman dasar pada perancangan ruang yang baru (redesign). Pada perancangan Pasar Burung Kota Pasuruan yang baru menerapkan Arsitektur Lansekap sebagai aplikasi desain arsitektural perancangan pasar yang diharapkan mampu
menyelesaikan rumusan masalah yaitu bagaimana merancang pasar burung yang mewadahi kebutuhan fungsi pasar secara layak dan tetap memperhatikan aspek lingkungan.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
40/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
3.2.
Tahapan Pengumpulan Data
Tahapan ini merupakan tahap awal sebagai upaya pencarian karakteristik dan informasi terkait pasar burung pada khususnya, untuk menunjang gagasan awal perancangan. Tahapan ini memiliki fungsi sebagai pra-rancangan untuk memperoleh pedoman analisa perancangan yang akan digunakan. Tahap evaluasi ini terdiri dari beberapa tahap, yakni pengumpulan data dan analisa. 3.2.1. Literatur
Literatur yang berkaitan dengan operasional perancangan, sebagai acuan untuk pendekatan perancangan, meliputi: 1. Tinjauan Mengenai Pasar, berupa definisi operasional, karakter pasar, kriteria pasar, variable penunjang pasar. 2. Tinjauan Perancangan Arsitektur Lansekap, berupa penjabaran teori serta aplikasi secara arsitektural yang berhubungan dengan perancangan pasar Dari kajian literatur ini dapat dihasilkan variable terkait perancangan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam proses studi banding dan survei tapak
3.2.2. Survey
1. Studi Komparatif, sebagai komparasi untuk mencari permasalahan secara arsitektural yang ada pada beberapa pasar burung yang sudah terbangun. Alternatif obyek yang akan dijadikan studi adalah: Pasar Ngasem Jogja (PASTY). Pemilihan obyek studi berdasarkan latar belakang obyek studi yang sama, yakni pasar burung yang dirancang ulang (redesign) dengan lebih representatif. Adapun variable kajian yang dilaksanakan pada studi banding ini ditinjau dari aspek teori arsitektur lansekap yang sudah diterapkan pada PASTY, untuk dijadikan pertimbangan dan perbandingan kualitas desain yang akan diterapkan nantinya pada Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan. Variabel tersebut adalah elemen dan prinsip arsitektur lansekap yang diperoleh dari hasil kajian pada Tinjauan Pustaka..
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
41/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2. Survey lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi perancangan (tapak), yaitu berada di dalam kawasan Pasar Karangketug, Kota Pasuruan. Lokasi ini telah ditentukan berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Bappeda Kota Pasuruan dalam Studi Relokasi Pasar Burung Kota Pasuruan Tahun 2010. Data yang diperlukan pada kajian studi ini adalah: a. Data fisik tapak (dimensi dan karakter kawasan) b. Data klimatologi (iklim, curah hujan, karakter angin dan peredaran matahari) c. Data bio-fisik tapak (karakter tanah, hidrologi, drainase)
3.3.
Tahapan Analisa:
Setelah variabel kriteria pasar pada surevy komparasi dan lokasi tapak dari survey tapak telah didapatkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap perancangan. Pada tahap Analisa Perancangan ini, dilakukan analisa yang terkait secara langsung dengan proses perancangan nantinya. Hasil dari Tahap Analisa Perancangan ini merupakan pedoman perancangan yang digunakan sebagai rujukan perancangan. 3.3.1. Tahap Analisa Tapak:
Adalah tahapan analisa faktor daya dukung lingkungan yang berpengaruh secara langsung terhadap kebutuhan perancangan berbasis lansekap, yaitu: 3.3.1.1. Analisa Klimatologi
Penjelasan secara deskriptif karakter iklim dan cuaca di Kota Pasuruan. Variabel analisanya yaitu letak secara geografis, suhu, curah hujan, pengaruh dan karakter angin serta peredaran matahari pada tapak. Hasil dari Analisa Klimatologi ini berupa arahan desain yang mampu menangkap potensi dan kelemahan daya dukung lingkungan yang ada, seperti Tata Massa dan Orientasi Ruang.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
42/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
3.3.1.2. Analisa Bio-Fisik (Tanah, Hidrologi, Drainase)
Penjelasan secara deskriptif mengenai kondisi bio-fisik tapak, yakni karakteristik tanah, potensi sumber air bersih, listrik, dan drainase. Dengan mengetahui kondisi bio-fisik tapak, akan diketahui prinsip site engineering (rekayasa tapak) yang akan diterapkan pada desain. 3.3.1.3. Analisa Sirkulasi
Penjelasan secara deskriptif mengenai karakteristik sirkulasi kawasan untuk dijadikan pertimbangan sirkulasi dari dan menuju ke dalam lokasi tapak baik secara makro maupun mikro. 3.3.2. Tahap Analisa Fungsi
Adalah tahapan analisa faktor fungsi yang akan diterapkan pada perancangan nanti. Bahan analisa didapatkan dari pengamatan pada survey eksisting dan komparasi, yaitu dengan membandingkan variabel fungsi pada Eksisting Pasar Burung Kebonagung (lama) dengan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY). Adapun aspek fungsi yang dijadikan bahan analisis adalah: 3.3.2.1. Jenis dan Fungsi Ruang
Untuk mengetahui jenis dan fungsi ruang yang ada pada pasar burung, diperlukan tinjauan mengenai variabel yang secara garis besar terdapat dua fungsi ruang utama, yaitu: a. Kios, sebagai sarana ruang pasar (jual-beli) utama b. Fasilitas, sebagai sarana pendukung fungsi pasar 3.3.2.2. Karakteristik Pola Ruang
Untuk mengetahui karakteristik pola ruang yang ada pada pasar burung secara keseluruhan, dengan menggunakan variabel analisa: a. Aksesibilitas b. Sirkulasi c. Pola Tata Ruang
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
43/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
3.4.
Tahap Perancangan Program Ruang Pasar Burung
Adalah tahapan sintesa dari hasil analisa fungsi pasar burung yang telah dikaji. Langkah ini untuk mengaplikasikan pedoman rancangan ruang yang didapat dari hasil Analisa Fungsi terhadap hasil kajian Analisa Tapak, sehingga didapatkan konsep perancangan ruang Pasar Burung Kota Pasuruan sebagai berikut:
3.4.1. Tabulasi Jenis dan Besaran Ruang Pasar Burung (dimensional)
Penentuan jenis dan besaran ruang yang didapat berdasarkan kajian kebutuhan ruang dari hasil analisa jenis dan fungsi ruang. 3.4.2. Program Ruang Pasar Burung (diagramatik)
Setelah mendapatkan jenis dan besaran ruang, langkah berikutnya adalah melakukan pengorganisasian ruang dalam bentuk programatik sehingga didapatkan konfigurasi ruang baik secara mikro maupun makro. 3.4.3. Desain Tata Ruang (aplikatif)
Merupakan tahap perancangan dengan berpedoman dari hasil program ruang yang kemudian diolah secara arsitektural untuk mendapatkan hasil desain pasar burung baru. Langkah desain dilakukan secara mikro-makro perancangan arsitektur sebagai berikut: a. Desain bangunan: bentuk bangunan, sistem konstruksi yang dipakai, serta elemen bangunan b. Desain tata massa: pola penataan massa, aksesibilitas, dan sirkulasi c. Site Engineering: sistem utilitas tapak berupa SPAB/SPAK, listrik, instalasi limbah
3.5.
Tahap Perancangan Lansekap Pasar Burung
Setelah didapatkan desain tata ruang pasar burung secara keseluruhan, kemudian dilakukan perancangan lansekap dengan mengkomposisikan elemen lansekap alamibuatan, sehingga terjadi keselarasan lingkungan hidup dalam suatu ekosistem, secara fungsional berguna, secara estetis indah, dan member kenyamanan aktivitas (Hakim, 2003).
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
44/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
3.5.1. Perancangan Elemen Softscape
Elemen softscape merupakan elemen utama pembentuk lansekap, berupa perencanaan hingga penataa vegetasi unsure pembentuk lansekap yang dijabarkan melalui tahap berikut: a) Tahap identifikasi rencana penataan lansekap dengan penzoningan perwilayah hijau untuk menentukan kebutuhan fungsi lansekap. Langkah berikutnya adalah dengan menentukan modul strata penanaman tiap-tiap zona. b) Tahap klasifikasi jenis tanaman lokal yang ada di Pasuruan, yang sesuai dengan kebutuhan fungsi dan strata penanaman untuk tiap-tiap zona. c) Tahap perancangan dan penataan elemen lansekap untuk tiap-tiap zona dengan memperhatikan pola tanam. 3.5.2. Perancangan Elemen Hardscape
Elemen hardscape adalah unsur pendukung fungsi serta estetika dari lansekap yang berupa bentuk arsitektural seperti elemen perkerasan jalan, elemen penanda, maupun elemen perabot lansekap (street furniture)
3.6.
Tahap Tabulasi Hasil Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan
Merupakan tahap pengkajian terhadap keseluruhan tahap perancangan yang telah dicapai, baik dari perancangan fungsi ruang hingga perancangan lansekap yang ditabulasi dalam satu kesatuan desain untuk mempermudah kesimpulan hasil desain baru Pasar Burung Kota Pasuruan.
3.7.
Tahap Feedback Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan
Kesimpulan hasil desain yang telah ditabulasi, selanjutnya dapat dilakukan kajian terhadap parameter-parameter desain yang dicapai sebagai feedback terhadap rumusan masalah awal, yaitu mengenai permasalahan fungsi ruang dan lansekap. Hal ini dilakukan untuk mencapai komprehensifitas dari keberhasilan kajian yang telah dilakukan sebagai hasil rancangan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan sistematikanya.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
45/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinjuan Lokasi
Redesain Pasar Burung
ota Pasuruan merupakan proyek relokasi pasar burung yang
sebelumnya berada di Pasar Kebonagung dan rencananya akan dipind hkan ke Pasar Karangketug, Kota Pasuruan. 4.1.1
Lokasi Pasar Kebonagung (Lokasi Eksisting Pasar Burung Pasurua )
Pasar Kebonagung termas k kedalam pasar kelas I, Pasar kelas I merupa an pasar dengan bangunan fisik permanen, terlet ak di lokasi yang strategis dan luas, barang d gangan lengkap, jangkauan pelayanan meliputi seluruh kota. Tanah yang digunakan difungsik n sebagai lokasi pasar dan fasilitas perpakiran. Pasar Kebonagung dibangun diatas lahan seluas 26.775 m2 yang terletak di Jl. Panglima Sudirm n. Penggunaan lahan sudah maksimal dan tid ak ada perluasan areal pasar lagi. Penggunaan bangunan pada Pasar Kebon Agung terdiri atas tempat berjualan para pedagang dan fasilitas lain ebagai penunjang aktivitas pasar. Pasar burung yang terleta di dalam Pasar Kebonagung ini merupakan s tu-satunya pasar burung yang ada di Kota Pasuru an. Pasar burung ini merupakan satu kesatuan unit pengelolaan pasar dengan Pasar Kebonagung yang terletak di Jl. Panglima Sudirman, yang
erupakan daerah
sub pusat perdagangan I menurut tata guna lahan pada RDTRK Kota Pasur an Tahun 20012011.
LOKASI
Gambar 4.1 Peta Lokasi Pasar Kebonagung Kota Pasuruan Sumber : RDTRK Kota Pasuruan Tahun 2001
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
46/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Gambar 4.2 Foto Satelit Lokasi Pasar Kebonagung Kota Pasuruan Sumber : www.wikimapia.com
Keterangan lokasi Pasar Kebonagung: a. Lokasi Pasar: Jl. Panglima Sudirman, Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan b. Batas Lahan/Kapling: Utara : SMAN 02 Pasuruan berbatasan dengan Jl. Jambangan - Gayaman Timur : Permukiman warga kelurahan Purworejo, berbatasan dengan Jl. Kebonjaya Selatan : Jalan Untung Suropati Barat : Jalan Panglima Sudirman c. Luas lahan yang tersedia sebesar 26.775 m2, dengan KDB sebesar 14.756 m 2 atau 55%
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
47/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Pasar burung terletak diba gian dalam pasar sebelah timur, ± 200 meter ari pintu masuk utama (barat). Di dalam pasar ini terdapat fungsi ruang yang telah diklasifi asi berdasarkan peruntukan bangunan pasar sesuai Perda Kota Pasuruan Nomor 10 Tahu
2006, Tentang
Pengelolaan Pasar Daerah deng n disediakannya 45 buah kios, yang dilengkapi dengan fasilitas umum dan ruang publik berupa endopo ditengahnya.
Pasar Kebonagung
Pasar burung
Gambar 4.3 Foto Satelit Lokasi Pasar Burung dalam Pasar Kebonagung Sumber : www.wikimapia.com
Keterangan lokasi Pasar K bonagung: Batas Lahan/Kapling: Utara : SMAN 02 Pasuruan berbatasan dengan Jl. Jambangan - Gayam n Timur : Permukiman warga kelurahan Purworejo, berbatasan dengan Jl. Kebonjaya Selatan : Zona Terminal
ngkot Pasar Kebonagung
Barat : Zona Los Pasar Kebonagung
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
48/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Zona pasar burung pada Pasar Kebonagung ini memiliki luas lahan 2.500 m 2. Pasar burung ini memiliki 45 kios, yang diklasifikasikan menurut dimensi ruangnya, yaitu: kios ukuran 3x4, dan 3x3. Fasilitas penunjang yang terdapat di zona pasar burung adalah: pendopo, kantin, toilet, dan musholla. Pendopo yang terdapat di zona ini memiliki fungsi sebagai lapak bagi pedagang tidak tetap, ruang interaksi, dan digunakan pula sebagai tempat perlombaan burung.
Gambar 4.4 Zona Pasar Burung Sumber : Analisa
Gambar 4.5 Foto Kondisi Pasar Burung Kebonagung Sumber : Dokumentasi 2010
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
49/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.1.2
Lokasi Pasar Karangketug (Lokasi Pasar Baru Terpilih)
Lokasi tapak terpilih seb agai kajian rancangan merupakan lokasi ta ak yang sudah direncanakan sebagai lahan relo asi pasar burung oleh Bappeda Pasuruan dala
Studi Relokasi
Pasar Burung Kota Pasuruan T ahun 2010, yang menghasilkan rekomendasi lahan relokasi di kawasan Pasar Karangketug, Pasuruan.
Lokasi Baru
Loka
i
Lama
Gambar .6. Foto Satelit Lokasi Pasar Kebonagung Kota Pasuruan Sumber : www.wikimapia.com
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
50/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Keterangan lokasi Pasar Karangketug: 1) Lokasi Pasar: Jl. Gatot Soebroto, Kecamatan Gadingrejo, Kelurahan Karangketug 7°37’ LS – 112°52’ BT, 6 meter dpl 2) Batas Lahan/kavling: Utara: Kawasan Permukiman dan Perdagangan Jl. Soekarno Hatta Timur: Permukiman warga Kelurahan Karangketug Selatan: Areal Persawahan Barat: Berbatasan dengan Jalan Gatot Soebroto 3) Luas Lahan: Luas Tapak Rencana Relokasi Pasar Burung: 6560 m 2
Gambar 4.7 Foto Kondisi Pasar Keraton Sumber : Dokumentasi 2010
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
Gambar 4.8 Foto Site Pasar Burung Terpilih Sumber : Dokumentasi 2010
51/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.2 Analisa Tapak
Tapak terletak pada sebelah timur Pasar Karangketug, terdiri atas lahan kosong dengan bentuk trapesium dengan luas ± 6560 m2, dengan keberadaan TPS yang masih aktif pada sisi timur tapak. Tapak memiliki topografi yang relatif datar dengan dikelilingi saluran drainase yang cukup baik. Tapak dikelilingi oleh zona permukiman, perdagangan dan jasa, serta persawahan, dengan peruntukan lahan eksisting berupa perdagangan.. Berdasarkan RTRW Pasuruan Tahun 2002-2012, lokasi tapak yang secara administratif berada pada wilayah Pasar Kraton ini tergolong dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) Bagian Barat yang memiliki orientasi fungsi kegiatan Jasa dan Perdagangan (skala sub regional dan lokal) . Peruntukan lahan Pasar Karangketug merupakan daerah dalam kategori Sub Perdagangan III, yang ditunjang dengan Jalan Soekarno Hatta sebagai jalan arteri primer Kota Pasuruan. Secara historis, tapak ini dahulunya merupakan areal persawahan yang berstatus sebagai aset dari Pemkot Pasuruan, yang kemudian pada tahun 2004 dikembangkan peruntukannya menjadi Pasar Karangketug (relokasi Pasar Kraton) dan sub terminal Karangketug. Berdasarkan Studi Relokasi Pasar Burung Kota Pasuruan Tahun 2010, Pasar Karangketug sebagai kawasan perdagangan memiliki beberapa kriteria lokasi sebagai bangunan pasar menurut Perpres RI No. 112 Tahun 2007, yaitu kesesuaian terhadap: Lahan, Aksesibilitas, dan Sarana Prasarana, yang dijelaskan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Pasar Karangketug
>
R G A U S T A E P K G N A R A K
^W
>
:
^
ZdZt< W ^ W W
:'^
^ < < dW^
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
52/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
dW < Zd, W< >, W
:'^ : : ^,
d d d
Sumber: Studi Relokasi Pasar Burung Kota Pasuruan, 2011
4.2.1
Analisa Iklim Tapak
Kota Pasuruan memiliki suhu yang berkisar antara 17-33°C dengan kelembaban udara 4888 %. Orientasi bangunan sebaiknya ditempatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Bangunan sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi silang. Ruang di sekitar bangunan sebaiknya dilengkapi pohon peneduh tanpa mengganggu gerak udara. Bukaan dinding (jendela dan pintu) didesain ke arah matahari terbit. Bahan penutup halaman yang dapat memantulkan cahaya matahari dapat dipakai, seperti kaca, keramik dengan permukaan halus dan cerah, atau tanaman perdu digunakan sebagai tameng. Iklim Kota Pasuruan menurut peta Agroklimat Jawa Madura Oldeman termasuk tipe D2 (agak kering) dengan curah hujan rata-rata per tahun 1.059 mm/tahun (Data BMG Pasuruan 2008). Angin bergerak dari tempat bertekanan tingggi menuju ke daerah bertekanan rendah. Tekanan udara dapat dimanipulasi dengan mengatur lokasi dan ukuran bukaan bangunan. Jika kecepatan udara rendah, maka outlet diperbesar. Agar udara yang masuk dalam ruang sejuk dan bersih, pohon ditanam di dekat bangunan.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
53/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
W
K
:
>
W
h Gambar 4.9 Analisa Iklim Tapak Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
54/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.2.2
Analisa Tanah, Hidrologi dan Drainase
Karakteristik tapak eksisting yang relatif datar, ketersediaan saluran drainase, letaknya yang strategis dan eksisting lahan yang belum digunakan (lahan kosong), serta kondisi tanah yang cukup baik akan memudahkan pengerjaan pembangunan fungsi baru di atasnya. Tapak derada pada ketinggian 7 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan karakter topografi relatif datar. Kondisi tanah bekas sawah yang diurug, membuat tapak memiliki potensi kesuburan yang baik untuk vegetasi dan mampu mendukung beban bangunan apabila didirikan diatasnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya vegetasi pohon di sebelah timur dan adanya bangunan baru Pasar Karangketug yang tidak memiliki masalah pada ketahanan tanah dalam menopang struktur bangunan.
Gambar 4.10 Foto Vegetasi Sekitar Tapak Sumber : Dokumentasi 2010
Gambar 4.11 Foto Bangunan Pasar Baru Sumber : Dokumentasi 2010
Topografi tapak relatif datar dengan sedikit kemiringan ke arah timur, hal ini dapat dilihat dengan adanya saluran drainase di sekeliling tapak yang mengalir kearah timur tapak. Saluran ini nantinya tidak akan dipergunakan sebagai saluran drainase pasar burung, karena dimensinya disesuaikan dengan peruntukan bagi pasar karangketug. Kebutuhan suplai air bersih nantinya menggunakan sumur artesis, yang disesuaikan kebutuhannya dengan kebutuhan suplai air bersih untuk pasar burung. Disisi timur tapak terdapat saluran irigasi bagi areal persawahan, yang dapat digunakan sebagai saluran pembuangan limbah tapak yang sebelumnya harus diproses dahulu agar tidak mencemari irigasi sawah.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
55/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
^
Gambar 4.12 Analisa Hid rologi Tapak Sumber : Analisa, 2011
4.2.3
Analisa Sirkulasi
Kondisi fisik dan visual pi tu masuk utama pasar memerlukan perhatian y ang lebih dengan upaya peningkatan kualitas vis al mulai dari pintu masuk utama pasar, baik melalui elemen penanda, serta pengaturan pa an reklame dan kios kaki lima. Kemudi n bila terdapat penambahan fungsi baru pada k wasan tapak Pasar Karangketug, dapat ditamb hkan akses yang lebih mudah dicapai dari jalan arteri. Hal ini dikarenakan letak tapak yang c ukup jauh untuk dicapai dari pintu masuk uta a Pasar Karangketug, serta untuk pemeca an akses untuk menghindari konsentrasi simpul jalur keluar-masuk kendaraan. Di samping itu, penambahan akses manu u fungsi baru pada sebelah timur tapak dapat mengaktifkan kaw san timur tapak, yang juga akan meningkatkan aktivitas Pasar Karangketug sebelah barat. pembentuk sirkulasi yang suda
ondisi material
cukup baik dengan lebar jalan yang mencu upi (±7 meter),
dapat mendukung sirkulasi kendaraan pengunjung hingga kendaraan servis seperti mobil pengangkut sampah, pengangkut barang, dan pemadam kebakaran.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
56/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Jalan Soekarno Hatta
Jalan Gatot Subroto
Jalan samping pasar ± 7 meter
Pintu masuk utama pasar
Jalan masuk perumaha ± 3 meter Jalan masuk perumahan ± 3 meter
Alternatif Tapak 1
Jalan samping pasar ± 5 meter
Jalan samping pasar ± 3 meter Gambar 4.13 Analisa Sirkulasi Tapak Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
57/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.3 Eksisting Fungsi dan Ruang Pasar Burung Kebonagung
Secara umum, ruang yan g terdapat pada Pasar Burung Kebonagung t erdiri dari Kios, Fasilitas penunjang (pendopo,
usholla, kamar mandi, dan kantin), dan Sirk ulasi. Ketiganya
merupakan komponen fungsi po kok pasar burung yang harus dipenuhi sebagai standar minimal fungsi bangunan pasar (Perpre RI No. 112 Tahun 2007, Bab II Bagian 1 Pasal 2 Ayat 2, Mengenai Pendirian Pasar Tradi ional).
Sirkulasi
Fasilitas
Kios
Gambar 4.14 Jenis Ruang Pasar Burung Karangketug Sumber : Eksisting, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
58/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.3.1
Jenis dan Fungsi Ruang Pasar Burung Kebonagung
1. Kios
Menurut Perda Kota Pasuruan No. 10 Tahun 2006 Pasar Burung Kebonagung menggunakan saran perdagangan berupa kios, yaitu: bangunan tetap dalam pasar dengan ukuran tertentu, berdinding tembok, berpintu, dan berlantai. Pasar urung Kebonagung memiliki total 45 kios (hanya 40 kios yang aktif) yang berfungsi sebagai tempat melakukan aktifitas perdagangan aneka komoditi burung, yang di klasifikasi menjadi 2 menurut ukurannya, yaitu Kios I (3x4 m 2) yang berjumlah 19 buah dan Kios II (3x3 m2) yang berjumlah 26 buah.
Kios
Kios Burung
Kios Burung
Gambar 4.15 Jenis Kios Pasar Burung Karangketug Sumber : Eksisting, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
59/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Ukuran kios merupakan klasifikasi untuk pemerataan dan kemudahan dalam tata kelola. Perbedaan luasan kios didasarkan pada kemampuan finansial yang dimiliki pedagang dan nilai strategis letaknya. Tabel 4.5 Jenis dan Besaran Kios Pasar Burung Kebonagung
GOL
Kios 3x4
Kios 3x3
A
8
8
B
8
4
C
4
2
D
4
2
Jml Total
24
16
216 m2
192 m2
L. Total
Sumber : Data eksisting, 2011
2. Fasilitas
Pasar Burung Kebonagung dilengkapi dengan fasilitas umum berupa kamar mandi dan musholla, ruang publik (pendopo) dan kantin. Berikut penjelasan dari ketiga fasilitas umum tersebut: 1. Musholla dan kamar mandi Fasilitas musholla dan kamar mandi berada di sebelah utara area pasar burung, yang merupakan area service dengan dilengkapi adanya tendon sebagai suplai air bersih bagi area pasar burung. Namun saat ini prasarana ketersediaan air sudah tidak berfungsi, sehingga menyebabkan musholla dan kamar mandi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan menjadi area kumuh sebagai tempat pembuangan sampah (kamar mandi) dan gudang (bekas mushola).
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
60/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2. Ruang publik (pendopo) Di tengah a ea Pasar Burung Kebonagung terdapat pendopo yang berfungsi sebagai ruang publik serbaguna. Dalam kesehariannya, pendo o ini berfungsi sebagai lapak bagi pedagang tidak tetap. Disamping itu, pendo po ini berfungsi sebagai tempat lo ba burung kicau yang diadakan secara insid ntal (event) dan tempat latihan bersama yang diadakan secara terjadwal rutin (tia sore hari senin, kamis, dan akhir pe k an).
Gambar 4.16 Pendopo Pasar Burung Kebonagung Sumber : Dokumentasi, 2011
3. Kantin Kantin dise iakan di area pasar burung sebagai sentra bagi pedagang yang ingin berjualan makanan dan minuman, agar tidak terjadi keran uan zona fungsi dengan kios peda ang burung. Konsep kantin yang ada berup
pujasera, yang
menyediakan 6 st nd dan area makan yang jadi satu. Keber daan kantin ini bermanfaat bagi pe agang yang sehari-harinya berada di area pasar burung dan bagi pengunjung yang
atang. Namun saat ini pedagang yang memanfaatkan kantin
cukup sedikit, dari
stand yang disediakan, hanya terisi 3 stand. H al ini disebabkan
pendapatan yang di eroleh tidak cukup signifikan dan sulitnya mendapat air bersih.
Gambar 4.17 Kantin Pasar Burung Kebonagung Sumber : Dokumentasi, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
61/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Tabel 4.5 Jenis dan Besaran Ruang Fasilitas Pasar Burung Kebonagung
Jenis Ruang
A
Ka asitas
Kamar Mandi
m2 x 2
Tempat Wudlu
16 m
Musholla
45 m
Total Area Musholla
B
C
Pendopo
2
2
73 m2 2
128 m
Total Area Pendopo
128 m2
Kios Kantin
36 m
Area Makan
91 m
Total Area Kantin
127 m
2
2
2
Sumber : Data Eksisting, 2011
4.3.2
Karakteristik Pola Rua g Pasar Burung Kebonagung
1. Aksesibilitas
Pasar Burung Kebonagung dapat diakses melalui dua area masuk (double gate), yaitu dari sebelah utara dan selatan, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar .18 Akses Masuk Pasar Burung Kebonagung Sumber : Eksisting, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
62/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Akses ke dalam Pasar Burung Kebonagung pada dasarnya diperuntukkan bagi pejalan kaki, dan bagi pedagang atau pengunjung yang membawa kendaraan bermotor diharapkan untuk memarkir kendaraannya di luar area pasar burung. Namun pada kenyataannya masih banyak pengunjung atau pedagang yang memarkir kendaraannya di dalam pasar burung dengan alasan keamanan. Saat ini memang tidak ada area parkir khusus kendaraan bermotor bagi pedagang atau pengunjung pasar burung yang menjamin keamanan dan kurangnya pengawasan terhadap ketertiban kendaraan di sekitar area pasar burung. 2. Sirkulasi
Sirkulasi pada Pasar Burung Kebonagung merupakan penghubung antar ruang yang ada. Sirkulasi dalam pasar burung ini ada dua jenis, yaitu: 1. Sirkulasi Primer Sirkulasi Primer adalah sirkulasi utama pasar burung yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk dapat menjelajahi keseluruhan pasar burung, sekaligus menghubungkan semua zona fungsi pasar yang ada. Sirkulasi primer merupakan area perkerasan penuh dengan material paving yang memiliki dimensi lebar jalan 46 meter yang dapat dilalui untuk 2 arah, hal ini dikarenakan aksesibilitas pasar burung yang 2 arah dan destinasi pengunjung yang bebas. Ruang sirkulasi primer juga dimanfaatkan pedagang sebagai area promosi. Para pedagang memasarkan dagangannya dengan meletakkan barang dagangan di area sirkulasi yang menyebabkan berkurangnya luasan sirkulasi primer.
Gambar 4.19 Kondisi Sirkulasi Primer Yang Digunakan Sebagai Tempat Promosi Sumber : Dokumentasi, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
63/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Selain itu, sirkulasi primer juga dimanfaatkan sebagai area parkir kendaraan roda dua, yang disebabkan tidak adanya area parkir khusus bagi kawasan pasar burung yang dapat menjamin keamanan kendaraan pribadi pedagang dan pengunjung.
Gambar 4.20 Kondisi Sirkulasi Primer Yang Digunakan Sebagai Tempat Parkir Roda Dua Sumber : Dokumentasi, 2011
2. Sirkulasi Sekunder Sirkulasi Sekunder merupakan sirkulasi penghubung antar ruang pada pasar burung, yang memiliki dimensi lebar 1,5 meter dengan perbedaan level +00.30 dari sirkulasi primer. Pedagang maupun pengunjung memanfaatkan sirkulasi sekunder ini untuk berpindah / berinteraksi dari kios satu ke kios lainnya pada koridor yang sama, namun saat ini sirkulasi sekunder ini lebih dimanfaatkan pedagang untuk meletakkan barang dagangan, sehingga untuk berpindah dari satu kios ke kios lainnya harus melalui sirkulasi primer. Fungsi sirkulasi sekunder saat ini hanya merupakan area transisi dari sirkulasi primer ke dalam ruang.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
64/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
3. Pola Tata Ruang
Pola penataan pasar burung berupa pola yang berbentuk sentral-grid dengan system terpusat (sentral) dan bersifat horizontal. Penataan kios berupa linier-grid mengikuti pola lahan yang berorientasi pada ruang terbuka sebagai ruang sirkulasi, ditunjang dengan adanya fasilitas publik berupa pendopo yang memperkuat karakter terpusat dengan menjadi pusat keramaian.
Gambar 4.21 Karakter Tata Ruang Pasar Burung Kebonagung Sumber : Analisa, 2011
4.4 Studi Komparasi: Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY)
Standar mengenai perancangan bangunan pasar burung di Indonesia secara spesifik masih belum ada, dan masih mengikuti dari aturan perencanaan yang dimuat dalam Perpres RI No. 112 Tahun 2007, yang hanya merupakan pedoman konstitusional tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern. Aturan-aturan teknis mengenai masalah perancangan pasar, diserahkan langsung kepada pihak pemerintah melalui dinas terkait (Disperindag) yang disesuaikan dengan pertimbangan lingkungan sekitarnya. Perancangan Pasar Burung Kota Pasuruan yang baru, merupakan perancangan ulang (redesign) dari pasar burung lama (Pasar Burung Kebonagung) yang direlokasi ke tapak baru (Pasar Karangketug). Sebagai objek perancangan ulang tentunya kaidah yang harus diperhatikan adalah bagaimana mentransformasikan komponen-komponen yang ada pada pasar lama ke dalam wujud pasar baru yang lebih representatif, dengan melakukan menggunakan analisa
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
65/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
komparasi dengan objek pasar burung lain sebagai pembanding untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada Pasar Burung Kebonagung sebagai upaya pencarian penataan pasar burung yang ideal. PASTY merupakan satu-satunya sentra pasar burung dan tanaman hias di Yogyakarta, yang merupakan obyek relokasi dari Pasar Burung Ngasem di Tamansari yang dipindahkan ke Jalan Bantul Km 1 Dongkelan. Pasar ini secara resmi berfungsi pada bulan 22 Maret 2010, dan memiliki luas tanah 15.605 meter persegi, dengan luas bangunan total 5.500 meter persegi. Pasar ini menampung lebih dari 300 pedagang tetap dari Pasar Burung Ngasem, yang terwadahi dalam 16 Kios, dan 37 Los.
Kompleksitas PASTY merupakan transformasi dari konsep pasar burung yang dipadukan dengan konsep wisata alternatif (kategori obyek wisata minat khusus) yang dikembangkan oleh pemerintah Yogyakarta. Konsep pasar - wisata khusus terpadu ini lantas dikembangkan dengan mengusung konsep “Pasar Dalam Taman” untuk mendukung kenyamanan bagi pedagang dan pengunjung melalui penataan lansekap pasar yang hijau. Konsep ini diaplikasikan dalam wujud penataan ruang yang didukung penataan vegetasi sebagai penyokong kebutuhan kenyamanan ruang. Selain itu, di PASTY ini juga menggunakan teknologi komposter untuk mengolah sampah dan kotoran burung sehingga pasar lebih bersih dan nyaman, sesuai dengan semboyan yang diusung PASTY, “Pasare Resik, Rejekine Apik”. 4.4.1
Jenis dan Fungsi Ruang PASTY
PASTY memiliki 8 zona untuk area pasar burung, yaitu: zona Sangkar Burung, Ikan Hias, Makanan Burung Basah, Burung Ocehan, Burung Merpati, Ayam Hias, Satwa, dan Reptil. Selain itu, PASTY juga dilengkapi dengan Ruang Publik, Arena Kontes Burung, Playground, Kantin, Ruang Informasi, Musholla, KM/WC. 1. Kios / Los
Tempat dagang / usaha pada PASTY berupa 13 Kios dan 222 petak yang dibagi dalam 37 Los. Kios pada PASTY merupakan jenis tempat dagang berukuran 3x4 m2 yang memiliki
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
66/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
dinding, atap, pintu, dan lantai yang dilengkapi dengan instalasi listrik. Los adalah area memanjang dengan lebar 2 meter dan panjang 12 meter yang dibagi menjadi beberapa petak 2
2
untuk dihuni pedagang dengan luasan minimal 2 m dan maksimal 12 m . Luasan petak Los tiap pedagang berbeda-beda, sesuai dengan peruntukan bagi tiap-tiap pedagang yang disepakati bersama antara pihak UPT PASTY dan paguyuban pedagang. Pasar Ngasem.
Gambar 4.22 Los PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
Gambar 4.23 Kios PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
Los pada PASTY dibagi menjadi 8 zona peruntukan, yakni: zona Sangkar Burung, Ikan Hias, Makanan Burung Basah, Burung Ocehan, Burung Merpati, Ayam Hias, Satwa, dan Reptil. Adanya zonasi pada PASTY merupakan hal baru yang tidak ada di Pasar Ngasem sebelumnya. Di Pasar Ngasem dulunya, para pedagang yang ada beraneka ragam komoditasnya, namun tidak berada dalam satu zona yang khusus. Oleh karena itu, dalam desain PASTY sebagai relokasi Pasar Ngasem, didesain dengan penataan zonasi fungsi dagang yang mengakomodir keberagaman pedagang yang ada.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
67/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Gambar 4.24 Zona Sangkar burung, ikan hias, dan pakan burung Sumber : Dokumentasi, 2011
Gambar 4.25 Zona Burung ocehan, merpati, satwa, ayam hias, dan reptil Sumber : Dokumentasi, 2011
Los merupakan bangunan panjang yang terdiri dari beberapa petak, dengan desain terbuka (tidak memiliki pintu dan pembatas dinding) sebagai desain aslinya. Meski tanpa penutup los, keamanan di lingkungan PASTY dijamin bersama oleh para pedagang. Selain itu dalam desain satu pintu masuk dan satu pintu keluar pada PASTY ini, gangguan dari pihak luar yang tidak bertanggung jawab dapat diminimalisir. Para pedagang memiliki kebebasan dalam mengatur sendiri losnya, banyak cara dilakukan mulai memasang penyekat ruang, pintu, hingga mendesain tampilan los yang menarik, namun tetap memperhatikan kebersihan dan menjaga keasrian lingkungannya. Kreatifitas pedagang dalam berbisnis, merupakan hal yang harus diperhatikan guna membangkitkan atmosfir fungsi pasar yang kompetitif namun kooperatif. Di dalam aktifitas pasar burung, hal yang penting yang harus diperhatikan adalah adanya aktifitas pedagang untuk merawat burung dagangannya. Burung membutuhkan perawatan seperti penjemuran dan pembersihan kandang, dimana dalam PASTY ini disediakan saluran pembuangan air, tempat sampah untuk kotoran burung, dan juga air bersih.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
68/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Gambar 4.26 Saluran pembuangan untuk
Gambar 4.27 Area yang digunakan untuk menjemur burung
memandikan dan pembersihan kandang Sumber : Dokumentasi, 2011
Sumber : Dokumentasi, 2011
Para pedagang PASTY dalam menaruh barang dagangan turut diperhatikan, agar tidak ada pedagang yang menggunakan jalur sirkulasi untuk menaruh barang dagangannya. Dalam desain jalur sirkulasi sekunder difungsikan sebagai jalur utama akses dari sirkulasi primer ke dalam los, agar pedagang mengetahui pentingnya jalur sirkulasi. Untuk memenuhi kebutuhan pedagang dalam menaruh barang dagangan dan promosi, di setiap los disediakan “gantungan” sangkar burung di atas sirkulasi sekunder, dan tempat khusus promosi bersama berupa “payon” di samping los.
Gambar 4.28 Sangkar burung yang digantung di atas sirkulasi sekunder Sumber : Dokumentasi, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
Gambar 4.29 Payon sebagai area promosi bersama Sumber : Dokumentasi, 2011
69/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2. Fasilitas
Fasilitas Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta dilengkapi dengan fasilitas penunjang fungsi pasar yang kompleks berupa Ruang Publik, Arena Kontes Burung, Playground, Kantin, Ruang Informasi, Musholla, KM/WC. 1. Ruang Publik Ruang publik disediakan sebagai tempat berkumpul (kantung sirkulasi) berupa plaza yang berbentuk linier lingkaran, yang dilengkapi atap sehingga terlindung dari hujan dan terik panas. Di tengah plaza ini terdapat taman sebagai point of view dan juga terdapat kran air siap minum PDAM yang disediakan untuk
pengunjung atau pedagang secara gratis.
Gambar 4.30 Ruang Publik berupa plaza yang dilengkapi taman dan air minum Sumber : Dokumentasi, 2011
Sebagai ruang public, plaza ini juga digunakan untuk melaksanakan acaraacara yang bersifat insidental. PASTY sering mengadakan acara-acara tertentu yang bertujuan baik untuk edukasi seperti penyuluhan, promosi, hingga untuk hiburan publik seperti panggung hiburan.
Gambar 4.31 Panggung hiburan di plaza PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
70/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2. Arena Kontes Burung Di dalam PASTY terdapat arena kontes burung berupa lapangan terbuka dengan ukuran 8 x 10 m2, yang mampu menampung 54 burung kontestan. Untuk kesehariannya fasilitas ini digunakan untuk latihan bersama para pehobi burung di sore hari. Pada saat diadakan lomba yang dilaksanakan terjadwal, fasilitas ini dipasang atap peneduh agar kondisi burung peserta tetap terjaga. Lomba yang diadakan di pasar ini dikhususkan untuk kelas lomba tingkat regional II, yaitu lomba yang diadakan rutin yang bertujuan untuk latihan bersama sekaligus ajang unjuk gigi. Untuk tingkat regional I atau tingkat nasional, lomba burung kicau diadakan di luar PASTY. Tempat yang biasa menjadi ajang lomba yakni di Gunung Gamping Sleman (regional 1), atau di Taman Wisata Candi Prambanan (nasional).
Gambar 4.32 Arena kontes burung PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
3. Playground dan Kantin PASTY pada konsepnya bertujuan untuk menjadi pasar burung sekaligus wana wisata keluarga alternative. Untuk menunjang konsep wisata tersebut, dalam PASTY dilengkapi dengan playground sebagai tempat bermain untuk anak-anak. Tempat bermain ini berada di bagian selatan belakang pasar dekat dengan arena kontes burung, kantin, yang merupakan area fungsi penunjang. Kantin merupakan bangunan los yang difungsi khususkan untuk pedagang atau pengunjung yang ingin membeli makanan dan minuman. Sistem penjualan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
71/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
yang digunakan pada kantin ini berupa pujasera, dimana terdapat pembedaan antara stand penjualan dan area makan.
Gambar 4.33 Playground PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
Gambar 4.34 Kantin PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
4. Ruang Informasi Ruang informasi merupakan kantor UPT PASTY sebagai penanggung jawab pelaksanaan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta dari Dinas Perindustian dan Perdagangan Yogyakarta. Sebagai pengelola pasar, kantor ini menampung tim kelola dengan struktur organisasi yang lengkap guna mengawasi, memberdayakan, dan mengembangkan tata kelola PASTY. Kantor ini terletak di bagian depan pasar, dekat dengan gerbang keluar pasar.
Gambar 4.35 Kantor pengelola PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
72/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
5. KM/WC Kamar mandi merupakan fungsi yang krusial bagi pedagang mengingat hamper sepanjang hari berada di dalam pasar, dan juga pengunjung. Untuk itu, pasar ini dilengkapi dengan KM/WC yang berada di dua titik, yaitu di bagian utara dan selatan pasar yang dibagi untuk menampung kebutuhan dua bagian pasar tersebut.
Gambar 4.36 KM/WC PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
6. Komposter PASTY dilengkapi dengan komposter, sebagai pengolah limbah pasar yang dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Pupuk hasil pengolahan ini lantas digunakan untuk kebutuhan perawatan tanaman yang ada di taman pasar, dan juga digunakan untuk suplai pupuk bagi pasar tanaman hias yang ada di bagian timur komplek PASTY. Sistem pengolahan kompos ini, yaitu dengan memanfaatkan kotoran burung yang didapat dari wadah kotoran burung yang disediakan di tiap komplek los dan dedaunan kering atau sampah organik, yang kemudian diolah dengan metode pengomposan aerob.
Gambar 4.37 Komposter PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011 http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
73/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.4.2
Karakteristik Pola Rua g PASTY
1. .Aksesibilitas
PASTY terletak di Jalan Bantul km 1 Dongkelan, Yogyakarta, yang merupakan jalan protocol perbatasan Yogyakart
– Kabupaten Bantul. Pasar ini sebelumnya berada di Pasar
Ngasem komplek Tamansari Yo gyakarta, kemudian direlokasi dengan pengkajian relokasi yang lebih sesuai dengan Tata Guna Lahan Kota Yogyakarta untuk menentukan lokasi yang lebih strategis.
Gambar 4.38 Lokasi Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) Sumber : Dokumentasi, 2011
Dengan lokasinya yang st rategis, karena berada langsung pada muka Jal an Bantul, maka pencapaian untuk menuju lokasinya sangat mudah. Pencapaian menuju lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi, kend raan umum (busway, becak, angkutan kota), ahkan untuk bus pariwisata. Hal ini menguntung an pedagang karena dengan lokasi yang strat gis, pengunjung yang ada menjadi lebih ramai, serta kemudahan akses pedagang yang se elumnya cukup kesulitan pada saat masih berada di Pasar Ngasem, Tamansari. Aksesibilitas PASTY menggunakan sistem double gate yang dibedakan antara area entrance dan exit . Dengan menggunakan sistem ini mampu meminimalisir a anya kemacetan
dan kepadatan kendaraan pada gerbang dan jalan karena arus kendaraan b rlawanan (cross traffic), mengingat letaknya yang berada di jalan protokol (penghubung Kota Yogyakarta –
Kabupaten Bantul) yang selalu ramai lalu lintasnya. Pada gerbang masuk terdapat elemen
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
74/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
penanda yang cukup besar untuk menunjukkan keberadaan PASTY, sehingga pengunjung tidak kesulitan untuk mencari lokasinya.
Gambar 4.39 Gerbang (PASTY) Sumber : Dokumentasi, 2011
Penyediaan sarana area parkir PASTY cukup luas untuk menampung baik kendaraan roda dua dan roda empat (di dalam gerbang), hingga bus pariwisata (di luar gerbang). Area parkir disediakan di dalam dan di luar gerbang, untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan saat puncak kunjungan ( peak season). Selain itu di luar gerbang PASTY juga terdapat halte busway dan trotoar bagi pengunjung yang berjalan kaki.
Gambar 4.40 Areal Parkir Dalam PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
75/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2. Sirkulasi
Sirkulasi primer sebagai sirkulasi utama pejalan kaki berupa jalan linier yang menghubungkan antar fungsi ruang dalam PASTY. Penataan ruang pasar yang berpola grid dihubungkan dengan adanya jalan setapak melingkar yang menjangkau ke semua area pasar. Jalur awal sirkulasi berada di plaza yang terletak di dekat gerbang masuk pasar, dan dapat di akses pula melalui jalur yang berada di dekat gerbang keluar pasar.
Gambar 4.41 Sirkulasi Primer PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
Sebagai sirkulasi primer, jalan setapak disediakan agar dapat menampung sirkulasi dua arus, yakni dengan dimensi lebar jalan 4-6 meter. Kelemahan jalur sirkulasi linier ini ketika terjadi kepadatan pengguna jalan, sehingga memang sebisa mungkin disediakan luasan yang cukup, atau dengan pengaturan pergerakan arus melalui hierarki arus jalan. Sirkulasi sekunder pada PASTY merupakan area transisi yang menghubungkan antara sirkulasi primer dengan fungsi ruang pasar. Sirkulasi sekunder ini berupa jalan setapak yang berada di depan kios/los, yang dilalui untuk mengakses kios/los dari sirkulasi primer.
Gambar 4.42 Sirkulasi Sekunder PASTY Sumber : Dokumentasi, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
76/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Sirkulasi sekunder ini sangatlah penting, karena fungsinya sebagai penghubung antar ruang dalam los. Jika aksesibilitas terg nggu dengan adanya barang dagangan yang dit umpuk pada area ini, menyebabkan fungsi ruang yang ada tidak dapat diakses, sehingga membuat dagangan menjadi tidak laku. Oleh karena itu, dengan cara demikian dapat membuat peda gang untuk lebih tertib dalam mengatur dagangan ya agar tidak mengganggu kenyamanan pengg na jalan. 3. Tata Ruang
Penataan massa kios/los ataupun fasilitas yang ada pada PASTY ber ola linier grid, dimana kios/los ditata berdasarkan zona peruntukannya sehingga berupa tat nan blok (grid), yang dihubungkan dengan sirkulasi primer yang berkarakter linier.
Gambar 4.43 Denah PASTY Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
77/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Setiap fungsi ruang ataupun zona yang ada pada PASTY dihubungkan dengan sirkulasi primer dan sirkulasi sekunder sebagai transisinya, dimana semua aspek fungsi (ruang dan sirkulasi) memiliki orientasi terhadap ruang hijau (taman). Fungsi ruang hijau pada PASTY adalah sebagai elemen lansekap yang menyokong kebutuhan kualitas ruang yang ada, seperti sebagai barrier radiasi sinar matahari, penghawaan, kenyamanan visual, dan fungsi vegetasi lainnya.
Gambar 4.44 Ruang hijau PASTY Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
78/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.5.Analisa Perbandingan Jenis dan Fungsi Ruang Pasar Burung Tabel 4.2 Analisis Perbandingan Jenis dan Fungsi Ruang Pasar Burung
Variabel
Kios/Los
Fasilitas
PASTY
Pasar Burung Kebonagung Fungsi penjualan hanya berupa kios Kios berukuran 2 3x4 m dan 3x3 m2 Tidak ada pembagian zona penjualan, karena komoditas pedagang yang terbatas Kios tidak dilengkapi dengan prasarana penunjang perawatan burung dan juga tidak ada area promosi yang terwadahi
a) Fungsi penjualan berupa kios dan los b) Kios berukuran 3x4 2 m c) Los berukuran 2x12 2 m dengan ukuran petak bervariatif (212 m2) d) Los dibagi dalam 8 zona yang disesuaikan dengan komoditas pedagang e) Los dilengkapi dengan prasarana untuk perawatan burung dan area promosi
a)
a) Memiliki fasilitas yang lengkap, yang disesuaikan dengan kebutuhan service pasar dan konsep pasar wisata b) Fasilitas meliputi: Ruang public,
a) Fasilitas yang ada terbatas untuk kebutuhan service pasar burung saja b) Fasilitas meliputi: musholla ,KM/WC, ruang public, dan kantin
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
b)
c)
d)
Kesimpulan
a) Fungsi penjualan pasar ditentukan sesuai dengan kebutuhan pedagang lama dan meninjau kemampuan financial pedagang (karena berpengaruh pada sistem retribusi) b) Ukuran kios/los disesuaikan dengan luasan kios/los yang dimiliki pedagang di tempat sebelumnya, agar tidak terdapat kesenjangan antar pedagang c) Kios/los sebaiknya dilengkapi dengan prasarana yang menunjang perawatan burung dan juga disediakan area promosi khusus agar pedagang lebih tertib a) Kebutuhan fasilitas pasar harus disesuaikan dengan klasifikasi kelas pasar yang digunakan, karena sudah disesuaikan dengan kebutuhan
79/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Arena kontes burung, kantin, playground, KM/WC, ruang
c) Ruang public berupa pendopo (ruang terbuka beratap), yang
fasilitas minimal bersyarat pasar (peraturan Disperindag
pengelola c) Ruang publik berupa plaza sebagai kantung sirkulasi dan penyelenggaraan acara incidental d) Pasar dilengkapi dengan komposter untuk memanfaatkan
memiliki fungsi ganda yakni sebagai tempat berkumpul dan arena kontes burung. Selain itu juga digunakan untuk lapak pedagang tidak tetap d) KM/WC tidak
setempat) b) Kebutuhan fasilitas tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan dengan konsep lain (seperti konsep wisata atau konsep ekologis) selama
limbah pasar menjadi pupuk yang bermanfaat bagi lingkungan (taman), sehinga pasar tetap terjaga kebersihan dan kelestariannya.
berfungsi sebagaimana mestinya, karena tidak ada air e) Pasar tidak dilengkapi dengan kantor pengelola, hingga akhirnya timbul kesenjangan antara pedagang
tidak melenceng dengan fungsi utama pasar c) Pasar burung memiliki kebutuhan fasilitas tertentu yang perlu dipertimbangkan, seperti arena kontes burung d) Arena kontes
dengan pihak pengelola pasar
burung bisa berupa lapangan terbuka atau tempat terbuka beratap. Fasilitas ini juga dapat di mix use dengan fungsi lain seperti ruang public, karena penggunaannya bersifat insidental e) KM/WC merupakan hal penting, karena aktifitas pedagang berada dalam pasar sepanjang hari f) Kantor pengelola juga disediakan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
80/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
sebagai fasilitas untuk kemudahan pelaksanaan tanggung jawab pelaksanaan pasar dan agar tidak timbul kesenjangan antara pengelola pasar dengan pedagang g) Komposter merupakan penambahan fasilias pasar yang menunjang fungsi ekologis yang bisa dijadikan pertimbangan Sumber : Analisa, 2011
4.6.Analisa Perbandingan Karakteristik Pola Ruang Pasar Burung Tabel 4.3 Analisa Perbandingan Karakteristik Pola Ruang Pasar Burung
Variabel Aksesibilitas
PASTY a) Lokasi berada di pinggir jalan langsung, sehingga mudah dicapai dari dalam maupun luar kota dengan kendaraan pribadi maupun umum b) Akses kawasan dibedakan antara area masuk dan area keluar c) Terdapat elemen penanda baik di pintu masuk, maupun di sepanjang jalan menuju lokasi. d) Terdapat areal
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
Pasar Burung Kebonagung a) Lokasi berada di dalam kawasan pasar b) Akses masuk kawasan terbagi dua bagian yang tidak dibedakan jalur masuk dan keluarnya c) Tidak memiliki elemen penanda yang menyatakan keberadaan pasar, baik dimuka Pasar Kebonagung, maupun di area masuk pasar burung d) Tidak
Kesimpulan a) Lokasi pasar harus mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi (mobil/motor), kendaraan umum, maupun pejalan kaki dengan disediakan fasilitas yang memadai berupa jalan atau pedestrian yang sesuai dengan standar kebutuhan b)Akses masuk ke dalam dan keluar kawasan dibedakan untuk kelancaran sirkulasi
81/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Sirkulasi
parkir yang mencukupi bagi mobil, sepeda motor, dan bus
memiliki areal parkir yang cukup menampung kendaraan pribadi,
pariwisata. Serta terdapat halte untuk kendaraan umum (busway dan angkot)
serta jauh dari akses pengunjung yang menggunakan kendaraan umum
a) Sirkulasi primer a) Sirkulasi primer sebagai sirkulasi berupa ruang utama pejalan kaki terbuka dengan berupa jalan linier perkerasan yang perkerasan dua lajur berfungsi sebagai dengan lebar yang pusat sirkulasi mampu menampung 3 orang per lajur b) Sirkulasi sekunder berupa jalan penghubung sirkulasi primer dengan los/kios, dengan dimensi yang mampu menampung orang
b) Sirkulasi sekunder berupa area transisi antara sirkulasi primer dengan los/kios c) Sirkulasi primer maupun sekunder digunakan pedagang untuk area promosi dan meletakkan barang
berpapasan (2 meter) c) Sirkulasi bebas dari barang dagangan/display yang mengganggu pejalan kaki d) Dilengkapi saluran
dagangannya, juga digunakan sebagai area parkir kendaraan sehingga mengganggu sirkulasi pejalan kaki d) Tidak dilengkapi
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
(kendaraan dan manusia) dan kemudahan pemantauan keamanan c) Elemen penanda merupakan komponen untuk menunjukkan eksistensi pasar pasca relokasi, serta media promosi yang baik d) Area parkir wajib disediakan minimal seluas kebutuhan parkir 1 buah roda empat per 100 m2 luas lantai penjualan pasar a) Sirkulasi primer pada dasarnya merupakan sirkulasi utama yang menghubungkan antar fungsi ruang yang ada. Kelemahan dari sistem sirkulasi linier adalah kapasitas, sedangkan kelemahan dari sirkulasi pusat adalah kerancuan arus sirkulasi. b) Sirkulasi sekunder merupakan penghubung sekaligus area transisi antara sirkulasi primer dengan los/kios ataupun fungsi
82/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
drainase
dengan saluran drainase
ruang lainnya. Sirkulasi sekunder digunakan sebagai perpindahan (movement ) yang berkaitan dengan aktifitas penawaran pada pasar c) Untuk kenyamanan sirkulasi pejalan kaki sebaiknya area sirkulasi tidak dimanfaatkan sebagai tempat promosi dan
Pola Tata Ruang
Karakter pola penataan bersifat linier-grid, dimana los/kios ditata
Karakter pola penataan bersifat sentral-grid, dimana kios ditata
secara grid yang dihubungkan dengan sirkulasi primer yang bersifat linier
secara grid, yang dihubungkan dengan sirkulasi primer yang bersifat memusat/sentral
meletakkan barang dagangan d) Saluran drainase berfungsi sebagai pencegah timbulnya genangan air a) Pola linier-grid memiliki kelemahan dalam masalah pemerataan untuk tiap pedagang b) Pola sentra-grid memiliki kelemahan pengaturan ruang dan keterbatasan lahan
Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
83/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.7.Konsep Program Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan 4.7.1. Penentuan Jenis dan Kebutuhan Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan
Pasar Burung Kota Pasuruan merupakan obyek relokasi dari Pasar Burung Kebonagung. Sebagai obyek relokasi, prinsip yang akan dipenuhi pada perancangan adalah minimal terpenuhinya kebutuhan pedagang lama dan perbaikan penataan fungsi pasar yang lebih baik. Untuk memenuhi kebutuhan ruang pedagang lama dicapai dengan melakukan tinjauan terhadap eksisting ruang yang ada pada Pasar Burung Kebonagung, seperti yang telah dibahas sebelumnya pada Bab 4.3.1 mengenai Jenis dan Fungsi Ruang Pasar Kebonagung.
Dari hasil tinjauan eksisting Pasar Burung Kebonagung dapat diketahui bahwa sarana penjualan yang digunakan adalah berupa kios yang disediakan untuk 45 pedagang, dengan klasifikasi seperti berikut: Tabel 4.4 Jenis dan Besaran Kios Pasar Burung Kebonagung
GOL
Kios 3x3
Kios 3x4
A
8
8
B
8
4
C
4
2
D
4
2
Jml Total
24
16
L. Total
2
216 m
2
192 m
Sumber: Eksisting, 2011
Perencanaan kebutuhan fasilitas pasar disesuaikan dengan kebutuhan akan fasilitas pasar burung yang didapatkan dari hasil komparasi terhadap PASTY, seperti yang ada pada Tabel Analisa Komparasi Jenis dan Fungsi Ruang (Tabel 4.2). Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa:
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
84/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
1. Kebutuhan fasilitas pasar harus disesuaikan dengan klasifikasi kelas pasar yang digunakan, karena sudah disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas minimal bersyarat pasar (peraturan Disperindag setempat) 2. Kebutuhan fasilitas tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan dengan konsep lain (seperti konsep wisata atau konsep ekologis) selama tidak melenceng dengan fungsi utama pasar 3. Pasar burung memiliki kebutuhan fasilitas tertentu yang perlu dipertimbangkan, seperti arena kontes burung 4. Arena kontes burung bisa berupa lapangan terbuka atau tempat terbuka beratap. Fasilitas ini juga dapat di mix use dengan fungsi lain seperti ruang public, karena penggunaannya bersifat insidental 5. KM/WC merupakan hal penting, karena aktifitas pedagang berada dalam pasar sepanjang hari 6. Kantor pengelola juga disediakan sebagai fasilitas untuk kemudahan pelaksanaan tanggung jawab pelaksanaan pasar dan agar tidak timbul kesenjangan antara pengelola pasar dengan pedagang 7. Komposter merupakan penambahan fasilias pasar yang menunjang fungsi ekologis yang bisa dijadikan pertimbangan Dari kesimpulan di atas, maka dapat dirumuskan jenis dan kebutuhan fasilitas yang akan diaplikasikan pada Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan adalah: Tabel 4.5 Kebutuhan Dasar Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan Jenis Ruang Pendopo
Fungsi Ruang Ruang Publik Arena Lomba Burung
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
Kapasitas 2 20 x 12 x 1 m (menampung 200 peserta)
Keterangan Dalam keseharian aktifitas pasar digunakan sebagai ruang public, berupa plaza. Dapat digunakan sebagai arena lomba burung yang dilaksanakan insidental, dengan
85/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
2
Total = 240 m
Ruang pengelola
Kantor UPT Dinas
Kantin
Pujasera
Ruang kepala (3x3x2) Ruang staf (6x6) Ruang rapat (6x6) Kamar mandi (2x2) Gudang (2x2) 2 Total = 98 m 2 Stand [3 x 3 x (4)] m 2 Area Makan (12 x 4) m
2
Total = 84 m
KM/WC
Musholla
Service
Bilik KM [2 x 1.5 x (6)] Komposter (2 x 4)
Service
Total = 26 m2 Musholla (5 x 6) Area wudlu [2 x 7 x (2)] Total = 58 m2
menyediakan prasarana lomba burung (tiang gantung) Dapat menghemat kebutuhan luasan ruang Kantor sebagai sarana pelaksanakan tugas UPT sebagai stakeholder pasar, dan mendekatkan antara pedagang dengan birokrasi Berupa los yang disediakan untuk pedagang penjual makanan dan sebagai pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan pedagang atau pengunjung KM/WC merupakan fungsi yang vital, mengingat aktifitas pasar yang berlangsung seharian penuh Sebagai sarana ibadah bagi pedagang atau pengunjung yang mayoritas Kota Pasurun adalah muslim
Sumber: Analisa, 2011
4.7.2. Program Ruang Pasar Burung Kota Pasuruan 4.7.2.1.Diagram organisasi ruang
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan ruang, maka dapat dibagi hirarki zona Pasar Burung Pasuruan terdiri dari 2 zona utama, yaitu zona kios dan zona fasilitas pasar. Makro Tapak
^
< Sirkulasi sekunder, berfungsi
AKSES
^
Sirkulasi utama penghubung fungsi ruang
^
&
sebagai penghubung antara zona utama dengan sirkulasi primer
Gambar 4.45 Diagram Organisasi Ruang Makro Tapak Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
86/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Makro Zona Kios
Sirkulasi utama penghubung fungsi ruang
AKSES
<
<
^
^
^
Penghubung sirkulasi primer dan ruang (transisi)
<
<
Antar kios dalam satu blok dihubungkan dengan sirkulasi sekunder
<
<
Kios yang berbeda blok, pencapaian melalui sirkulasi primer terlebih dahulu Gambar 4.46 Diagram Organisasi Ruang Makro Zona Kios Sumber : Analisa, 2011
Makro Zona Fasilitas Sirkulasi utama penghubung fungsi
<
ruang
AKSES
D
^
Penghubung sirkulasi primer dan ruang (transisi)
^
Antar fasilitas dihubungk oleh sirku sekunder
Gambar 4.47 Diagram Organisasi Ruang Makro Zona Fasilitas Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
87/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Mikro Zona Kios (Konfigurasi Kios)
Kios Pasar Burung Kota Pasuruan memiliki penggolongan berdasarkan kapasitas (dimensi ruang) dan klasifikasi letaknya. Untuk menentukan letak kios tersebut dilakukan rekonfigurasi kios yang ditinjau berdasarkan kedekatan terhadap gerbang (kedekatan), kedekatan terhadap sirkulasi primer (kemudahan), dan daya jangkau visual (vision) Tabel 4.6 Analisa Klasifikasi Kioz
Kelas Kios A (3x4) B (3x4) C (3x4)
D a b c d
Kedekatan 5 5 4
Kemudahan 4 3 2
Vision 9 8 6
4 3 3 2 2
1 4 2 2 1
5 7 5 4 3
(3x4) (3x3) (3x3) (3x3) (3x3)
1 2 3
5 6 7 8
4 5 6 7
3 4 5 6
2 3 4 5
1 2 3 4
4
9
8
7
6
5
B A A A
D C B A
b b a a
d c a a
d c b b
Sumber: Analisa, 2011
^
^
^
^
^
^
^
^W ^
^
^
Gambar 4.48 Diagram Organisasi Ruang Mikro Kios Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
88/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.7.2.2.Pola Sirkulasi
Sirkulasi merupakan hal yang vital dalam sebuah pasar, karena fungsinya sebagai penghubung (connector ) antar fungsi ruang dalam pasar. Pada pemabahasan sebelumnya mengenai studi komparasi untuk mengetahui karakter pola ruang pada pasar burung di Pasar Burung Kebonagung dan PASTY, secara garis besar sirkulasi dalam pasar bisa dibedakan menjadi dua, yakni Sirkulasi Primer dan Sirkulasi Sekunder. Konsep Sirkulasi Primer
Pada pembahasan mengenai karakter sirkulasi primer Pasar Burung Kebonagung dan PASTY, keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada konsep arsitekturalnya. Pasar Burung Kebonagung memiliki sirkulasi primer dengan konsep sentral, yaitu sebagai pusat sirkulasi yang menghubungkan antar fungsi ruang dalam pasar, seperti layaknya plaza. Sedangkan pada PASTY menggunakan konsep sirkulasi primer yang cenderung linier, yakni sirkulasi berupa jalur yang menghubungkan antar fungsi ruang. Perbedaan dari kedua tipe sirkulasi tersebut adalah: Tabel 4.7 Analisa Tipe Sirkulasi Pasar Burung
SENTRAL Pergerakan sirkulasi bersifat acak bebas Pergerakan sirkulasiLINIER dapat diarahkan Membutuhkan ruang luas untuk menampung Hanya membutuhkan ruang yang cukup pergerakan sirkulasi yang bebas menampung kebutuhan pergerakan yang diinginkan Dapat menjangkau ke semua arah, fungsi ruang Untuk menjangkau semua ruang dibutuhkan dan mempersingkat waktu tempuh waktu dan jarak tempuh Sumber: Analisa, 2011
Pasar merupakan objek bangunan komersial yang menjunjung prinsip adil dan merata, untuk menghindari kesenjangan bisnis pada pelaku pasar. Konsep sirkulasi sentral, memiliki kelebihan dalam kemampuannya untuk menjangkau semua fungsi ruang dalam satu kesatuan tempat dan waktu, seperti pada Pasar Burung Kebonagung. Hal ini membuat pengunjung dapat dengan mudah untuk mengakses ke semua kios yang ada dan mempermudah adanya interkasi sosial.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
89/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Kelemahan pada konsep sirkulasi sentral adalah permasalahan pada pergerakan sirkulasi dan aktifitas pelaku yang bersifat acak-bebas. Pergerakan sirkulasi tidak bisa diatur arah pergerakannya karena sifatnya yang bebas, berbeda dengan sirkulasi linier yang berupa jalur, yang dapat ditentukan arah pergerakan sirkulasinya. Akibatnya, dapat terjadi keruwetan (chaos) dalam ruang sirkulasi seperti kemungkinan tumbukan arus dan kemungkinan adanya tindakan kriminal karena susahnya pengawasan. Pada redesain Pasar Burung Kota Pasuruan ini mencoba untuk menggabungkan konsep sirkulasi sentral dari Pasar Burung Kebonagung dengan konsep sirkulasi linier dari PASTY. Pergerakan sirkulasi diatur dengan menggunakan sirkulasi linier sebagai jalur penghubung antar kios. Jalur sirkulasi primer berupa satu garis lurus sehingga semua kios dapat dijangkau pada satu sequence. Konsep sentral diterapkan berupa plaza sebagai simpul sirkulasi linier, yang menjadikan area plaza ini sebagai pusat sirkulasi dalam pasar. Untuk menguatkan plaza ini sebagai sirkulasi sentral, maka plaza ini didesain sebagai pusat orientasi view pasar dan pusat interaksi sosial (area berkumpul).
Gambar 4.49 Konsep Sirkulasi Primer
Konsep Sirkulasi Sekunder
Sumber : Analisa, 2011
Sirkulasi sekunder pada kajian komparasi Pasar Burung Kebonagung dan PASTY tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Pada dasarnya keduanya pada hal sirkulasi sekunder memiliki prinsip yang sama, yaitu sebagai area transisi dan penghubung antara sirkulasi primer dan fungsi ruang pada pasar.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
90/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Sirkulasi sekunder pada redesain Pasar Burung Kota Pasuruan diterapkan sebagai branch (percabangan) dari sirkulasi primer, dengan fungsi sebagai transisi dan penghubung sirkulasi primer dengan fungsi ruang pasar seperti konsep sirkulasi sekunder pada kedua objek komparasi yang telah dibahas sebelumnya.
Sirkulasi Primer
Sirkulasi Sekunder Gambar 4.50 Konsep Sirkulasi Sekunder Sumber : Analisa, 2011
Permasalahan yang paling menonjol pada sirkulasi Pasar Burung Kebonagung adalah mengenai adanya kerancuan fungsi sirkulasi yang sejatinya hanya diperuntukkan bagi akses sirkulasi pejalan kaki, menjadi tempat untuk menaruh barang dagangan dan tempat parkir. Hal ini menjadi pertimbangan dalam perancangan sirkulasi Pasar Burung Kota Pasuruan, karena pasar ini merupakan peralihan dari Pasar Burung Kebonagung. Adanya permasalahan ini tentu tidak lepas dari kebiasaan dan kebutuhan dari pedagang yang tidak terpenuhi. Peletakan barang dagangan pada area sirkulasi merupakan kebutuhan pedagang akan area promosi, karena dengan meletakkan barang dagangannya di area sirkulasi dapat memudahkan pengunjung untuk melihat dagangan dan memudahkan pedagang untuk berinteraksi dengan pengunjung (promosi). Di satu sisi lain, secara kaidah arsitektural, adanya fungsi promosi yang menjadi satu dengan fungsi sirkulasi ini cukup mengganggu kenyamanan bagi aktifitas sirkulasi. Ruang sirkulasi menjadi berkesan sumpek karena peletakan sangkarsangkar burung yang berada di atas pejalan kaki, serta disekitar muka kios yang menghalangi jalan dan pandangan.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
91/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Untuk mengatasi masalah sirkulasi namun tetap memperhatikan kebutuhan pedagang akan area promosi, maka harus ada hierarki ruang antara fungsi sirkulasi dengan fungsi promosi, sehingga pedagang tetap bisa meletakan barang dagangannya untuk promosi dan pengunjung nyaman dalam berjalan kaki. Konsep Sirkulasi Kendaraan Bermotor
Sikulasi di dalam kawasan Pasar Karangketug dipisah menjadi dua jalur, yakni jalur masuk kawasan dan jalur keluar kawasan. Hal ini diberlakukan untuk pengaturan sirkulasi kendaraan di dalam pasar agar teratur dan tidak mengganggu kenyamanan bagi pelaku dalam pasar. Untuk pencapaian lokasi tapak Pasar Burung Kota Pasuruan yang berada paling ujung dari kawasan Pasar Karangketug ini, utamanya hanya dapat diakses dengan melalui jalur masuk Pasar Karangketug, yakni jalan di sisi utara pasar. Sedangkan untuk akses keluar dari tapak, melalui jalur keluar yang ada di sisi selatan Pasar Karangketug. Selain itu, di sisi timur tapak terdapat jalan kecil yang biasa digunakan warga sekitar, yang dapat digunakan sebagai jalan alternatif khusus bagi pedagang yang menggunakan kendaraan roda dua, mengingat keterbatasan lebar jalan dan fungsi jalan umum yang digunakan warga sekitar. Jalan Soekarno Hatta
Jalan Gatot Subroto
Jalur masuk pasar ± 7 meter
Pintu masuk utama pasar
Jalan masuk perumahan ± 3 meter Jalan masuk perumahan ± 3 meter parkir Alternatif Tapak 1
Jalur keluar pasar ± 5 meter Jalan samping pasar ± 3 meter
Gambar 4.51 Konsep Sirkulasi Kendaraan Bermotor Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
92/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Konsep Parkir Kendaraan Bermotor
Lokasi tapak Pasar Burung Kota Pasuruan berbatasan dengan area pasar sandang, yang dibatasi oleh adanya kantung parkir berupa area perkerasan yang memang diperuntukkan bagi kebutuhan pasar burung. Luas lahan kantung parkir pasar burung ini adalah 500 m2. Jika mengacu pada Permendag No. 53 Tahun 2011 mengenai persyaratan parkir pada pasar, yaitu 2
area parkir wajib disediakan minimal seluas kebutuhan parkir 1 buah roda empat per 100 m luas lantai penjualan pasar, maka luas lahan parkir ini sudah mencukupi; dimana luas lantai penjualan Pasar Burung Kota Pasuruan adalah 45 kios = 408 m
2
yang berarti minimal mencukupi
2
kebutuhan 4 kendaraan roda empat (60 m ). Luasan lahan parkir yang tersedia pada tapak adalah 2
918 m . 4.8.Desain Pasar Burung Kota Pasuruan 4.8.1. Desain Penataan Massa
Berdasarkan hasil kajian terhadap organisasi ruang serta pola sirkulasi yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditentukan pola tatanan massa dengan mengintegrasikan program ruang yang didapat terhadap tapak.
<
<
<
<
<
parkir
<
W <
<
<
<
<
Z
D
W
Keterangan:
Sirkulasi Primer
Sirkulasi Sekunder
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
93/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
<
D
^ W
<
^ >
W W
^
^
^
W
kantin
ki s
plaza fasilitas litas
ki s kantor Gambar 4.52 Kon ep Penataan Massa Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
94/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Dengan demikian telah di dapatkan penataan massa yang baru sebagai h sil rekonfigurasi program ruang. Massa banguna terletak membujur mengikuti bentuk tapak ang ada, dengan penataan secara linier sesuai k nsep sirkulasi yang telah dikaji sebelumnya. Kios berada di sepanjang sirkulasi primer, dengan pola pembagian 4 kios tiap massa sehingga t rdapat 10 massa kios. Pendopo yang berfungsi se bagai ruang publik, berada di ujung sirkulasi pri mer dan menjadi sentra kegiatan publik yang di ukung oleh adanya area servis yaitu kantin, ruang pengelola, musholla, dan toilet umum.
W
<
<W W
ZWhWdW & D
Gam ar 4.53 Site Plan Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Desain, 2011
Gamb r 4.54 Layout Plan Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
95/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.8.2. Desain Fisik Bangunan 4.8.2.1.Desain Kios Pasar Burung
Kios Pasar Burung Kota Pasuruan memiliki luas 3x3 m 2 tiap buahnya sesuai dengan kebutuhan dasar ruang yang telah ditentukan sebelumnya (tabel 4.4). Dalam penataannya, kios yang berjumlah 40 buah ini dibagi di dalam 10 kelompok kios yang terdiri dari 4 kios tiap masing-masingnya. Kios secara keruangan memiliki 4 area yaitu: area kios, sirkulasi, display, dan servis.
Gambar 4.55 Denah Kios Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Desain, 2011
Area kios berfungsi sebagai ruang utama aktifitas pasar yang dihuni oleh pedagang. Sebagai area berdagang, kios pasar burung harus memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan. Pasar burung ini dalam perencanaannya tidak beroperasi selama 24 jam, untuk itu diperlukan desain kios yang mampu menyimpan barang dagangan dengan aman, baik dari pencurian maupun kemungkinan serangan hewan liar. Solusi dari permasalahan tersebut adalah melengkapi kios dengan 2 level keamanan berupa pintu penutup dan pengunci berupa tiang besi.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
96/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
W
<
d
Gambar 4.56 Desain Area Kios Sumber : Desain, 2011
Tiang besi yang digunaka sebagai pengunci pintu dapat digunakan seb gai penggantung sangkar di area display. Tiang b si tersebut diletakkan pada kolom kayu penya gga yang berada di depan kios untuk kemudia nantinya dipergunakan menggantung sangk ar burung milik pedagang. Dengan demikian pedagang dapat memajang barang dagangannya agar mudah terlihat oleh pengunjung yang datang. Peletakan barang dagangan (burung) di luar kio ini juga mampu menjaga kondisi serta kesehat n burung, karena letaknya yang memungkinkan kelancaran sirkulasi udara dan cahaya yang ukup. <
<
d
d
Gambar 4.57 Desain Kios dan Sarana Penggantung Sangkar Burung Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
97/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Tiang untuk menggantung sangkar burung pada area display di luar kios dirancang dengan menyesuaikan sudut pandang dan jarak yang dapat dijangkau pengunjung dari area sirkulasi. Area display mampu menampung ± 9 buah sangkar burung dengan penyusunan tiang penggantung tiga tingkat. Untuk penyimpanan di dalam kios, disediakan pula penggantung sebanyak lima baris pada plafon ruang dalam kios dengan ketinggian 3 meter, sehingga tidak mengganggu sirkulasi di dalam kios.
Z
Gambar 4.58 Potongan Kios Sumber : Desain, 2011
Kios merupakan tempat pedagang dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari, dimana terdapat kebutuhan untuk perawatan, pemeliharaan, dan penyimpanan. Untuk itu di dalam desain kios ini disediakan area servis yang terletak di belakang tiap kelompok kios yang dilengkapi dengan air bersih dan penampung kotoran burung sementara yang nantinya diolah komposter. Di dalam memandikan burung dan mencuci sangkar, pedagang dapat mempergunakan keran air yang terletak di tengah tiap kios. Pedagang dapat mencuci sangkar di atas selokan yang juga berfungsi sebagai drainase air hujan. Selokan ini dilengkapi dengan bio-pori untuk mempercepat proses penyerapan air ke dalam tanah. Komposter sebagai wadah penampung kotoran burung disediakan untuk kebutuhan tiap 2 kios.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
98/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Gambar 4.59 Desain Sistem Utilitas Area Servis Kios Sumber : Desain, 2011
Dalam memasarkan dagangannya, pedagang memiliki kebiasaan d lam melakukan peletakan barang yang berada di area sirkulasi. Hal ini dapat mengakibatkan t rganggunya arus sirkulasi, juga dapat mengganggu kesehatan bagi pengunjung. Namun kebutuhan pedagang akan area promosi tidak bisa diabai an begitu saja, untuk itu penyelesaian dalam Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan ini dengan membebaskan area sirkulasi terhadap sangkar-sangkar burung dagangan dengan memfasilitasi ebutuhan area promosi bagi pedagang.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
99/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.8.2.2.Desain Fasilitas Pasar
urung
Fasilitas pada Pasar Buru g Kota Pasuruan, sesuai dengan kebutuhan dasar ruang, terdiri dari 5 fasilitas yaitu: pendopo, ruang pengelola, kantin, mushola, dan toilet umu . dDW<^DW/E'
dDW<Dh<
E,
Gambar 4.60 Desain Fasilitas Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Desain, 2011
Pendopo pada Pasar Buru ng Kota Pasuruan merupakan ruang yang dif ngsikan sebagai area publik, yang dirancang un tuk memenuhi kebutuhan tempat untuk inter ksi sosial. Pada pasar burung lama (Pasar Bur ng Kebonagung), pendopo yang ada bergun
sebagai tempat
berkumpulnya pedagang maupun pengunjung untuk saling berinteraksi bersama dan digunakan sebagai area untuk kebutuhan acara-acara yang berhubungan dengan hobi burung seperti kontes burung, kumpul komunitas, atau lelang penjualan burung. Namun pada pasar b rung yang lama, fasilitas ini memiliki kekurangan dalam kapasitasnya untuk menampung aca a-acara tersebut, sehingga ketika diselenggarakan acara besar seperti kontes burung skala regional Pasuruan, tidak mampu berjalan dengan efek tif dan terjadi kepadatan pengguna yang berimbas pada ketidaklancaran sirkulasi. Untuk itu pada Pasar Burung Kota Pasuruan ini, pendopo di ancang dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan penyesuaian terhadap ke utuhan luas baru sehingga area publik mampu menampung kapasitas yang cukup untuk ke utuhan bersama
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
100/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
tersebut. Dengan demikian pen opo ini dirancang dengan memperhatikan ke utuhan minimal untuk kontes burung skala regional yang mampu menampung maksimal 54 kontestan secara 2
bersamaan. Area untuk kontes b rada di tengah pendopo, dengan peruntukan luas 4x12 m yang dilengkapi dengan tiang penggantung sangkar burung. Untuk kelancaran sirkulasi pada saat pelaksanaan kontes burung, dialokasikan area untuk pengunjung disekitar area kontes (masih di dalam pendopo) sehingga tidak terjadi kepadatan yang mengganggu sirkulasi di luar pendopo. Pembagian area dalam pendopo dapat dilihat pada gambar 4.61 berikut: ^/Z
^/W^Z
AREA PENGUNJUNG
AREA KONTES
AKSES DAN SIRKULASI
G mbar 4.61 Pembagian Area Dalam Pendopo Sumber : Desain, 2011
Gambar 4.62 Ilustrasi Suasana Kontes Burung di Pendopo Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
101/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Fasilitas lain yang ada pad a Pasar Burung Kota Pasuruan ini ialah kantin, antor pengelola, toilet umum, dan musholla. K ntin merupakan area pasar yang diperuntukk an khusus untuk pedagang makanan dan minu an, sebagai pemenuhan kebutuhan konsumsi bagi pedagang burung ataupun pengunjung.
antin dirancang dengan sistem pujasera, yakni berupa stan
penjualan lengkap dengan area s rvis dan area makan terpadu. Kantor pengelola dirancang sesuai dengan kebutuhan ruang bagi staff U T Pasar Burung nantinya. Ruang yang ada terdiri dari: Ruang Pertemuan, Ruang Staff, Ruang
epala dan Wakil
UPT, Gudang, dan Kamar Mandi. Toilet umum berada pada satu area dengan Musholla, yakni berada di u ung timur Pasar Burung Kota Pasuruan. Musholla dan toilet umum merupakan bagian dari area servis yang berfungsi menunjang aktfitas pe agang dan pengunjung yang berada sepanjang ari dalam pasar.
KANTOR PENGEL LA
MUSHOLA & TOILET UMUM
Gambar 4.63 Desain Fasilitas Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Desain, 2011 KANTIN
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
102/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.8.2.3.Sistem Pengolahan Limbah
Pasar burung pada umumnya memiliki permasalahan terhadap lingkungan terutama masalah kebersihan dan limbah. Untuk itu dalam Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan ini menerapkan sistem utilitas yang ramah lingkungan untuk menunjang segala aktifitas di dalamnya. Permasalahan utama yang perlu diselesaikan pada pasar burung adalah limbah tetap yang dihasilkan oleh setiap pedagang yang ada. Kotoran burung dan sampah (basah dan kotor) selalu dihasilkan setiap harinya, dan hal ini memerlukan upaya yang efektif untuk mengolah kembali limbah tersebut menjadi sesuatu yang bisa digunakan. 4.8.2.3.1. Sistem Pengomposan
Dalam perancangan Pasar Burung Kota Pasuruan ini menggunakan konsep pengolahan limbah dengan menggunakan bio engineering sistem pengomposan. Sistem pengolahan limbah dengan menggunakan teknologi pengomposan ini diterapkan pada pengolahan limbah dengan pemanfaatan kembali kotoran burung dan sampah menjadi produk pupuk kompos, yang bisa digunakan sebagai perawatan vegetasi pada taman. <
<
< ^
W ^
W<
^K ^
^
W
Gambar 4.64 Alur Sistem Pengomposan Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
103/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
d
</
<//
dW^
Gambar 4.65 Rencana Peletakan Perangkat Sistem Pengomposan Sumber : Desain, 2011
4.8.2.3.2. Sistem Biopori
Sistem biopori digunakan ebagai upaya meningkatkan daya peresapan ai ke dalam tanah, mengingat kondisi tanah pada t pak yang berpotensi menimbulkan genangan an banjir karena daya resap yang lemah. Biopori adalah lubang di dalam tanah yang terbentu akibat berbagai aktifitas organisme di dalamny seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna lainnya. Lubang yang terbentuk ini akan berisi udara dan menjadi tempat berlalunya ai di dalam tanah. Bila lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampua sebidang tanah untuk meresapkan air akan semakin meningkat. Pada Pasar Burung Kota
asuruan, lubang biopori dibuat dengan diamet r 10 cm dengan
kedalaman 100 cm, untuk mena pung 7,8 liter sampah organik yang dapat diisi selama 2-3 hari. Sampah organik diambil dari sa pah pasar yang telah disisihkan untuk keperlu n pengomposan, baik itu sampah dari manusia, at upun daun kering dari taman. Lubang resapan biopori ( RB) dibuat pada batas taman, dengan jarak l bang setiap 100 cm. Dengan demikian dapat me perkecil potensi meluapnya saluran drainase dan meningkatkan daya dukung tanah sebagai medi a tumbuh tanaman.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
104/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
^
>
Z<
Gambar 4.66 Rencana Sistem Saluran Pembuangan Air Kotor dan Lubang Resapan Biopori Sumber : Desain, 2011
> >Z
Gambar 4.66 Detail Lubang Resapan Biopori Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
105/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.9.Konsep Perancangan Lansekap 4.9.1. Perancangan Elemen Softscape
Prinsip penataan lansekap mengambil konsep yang menyesuaikan dengan kebutuhan fungsi ruang yang dinaungi, misalnya pada beberapa tempat tidak menggunakan strata banyak walaupun strata banyak merupakan strata yang paling baik untuk meningkatkan kualitas lingkungan, namun cukup mengunakan strata 2 saja, hal tersebut agar kualitas visual ke arah view-view menarik tidak terhalang, juga memudahkan untuk melakukan pergerakan bagi pengunjung. Dalam penerapan pada desain pasar burung ini, prinsip penataan lansekap diterapkan dengan membagi tapak menjadi 8 area yang dibagi berdasarkan kebutuhan kualitas ruang dengan menggunakan elemen lansekap untuk mendukung fungsi atau aktifitas yang ada.
Strata 3, pohon, rumput dan semak, memberi perlindungan teduh untuk area entrance dan parker ; perdu sebagai view interest Sepanjang jalan masuk utama mengunakan strata 2, pohon dan semak, sehingga tetap teduh sekaligus mengarahkan pengunjung
Strata 2, pohon dan semak tinggi sebagai barrier dan cover view luar-dalam
Strata 3, pohon, perdu dan rumput, tetap terlindungi dan nyaman, untuk memberikan view ke dalam bagi fasilitas publik
Strata 2, pohon dan semak tinggi sebagai barrier dan cover view dari – ke view permukiman
Strata 3, pohon, perdu dan rumput,
Strata 2, pohon dan rumput sebagai Strata 2, pohon dan rumput, tetap tetap terlindungi dan nyaman, untuk barrier namun view ke sawah bisa terlindungi dan nyaman namun tidak memberikan view ke dalam dipertahankan menghalanagi view pengunjung kea rah kios Gambar 4.67 Identifikasi Zona Lansekap Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
106/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Tabel 4.8 Klasifikasi Vegetasi Zona Lansekap
LOKASI
Fungsi
Strata
ZONA 1
1.2.3.6
3 Aa, Ba, Cb
ZONA 2
1,2,3
ZONA 3
1,2,3,6
ZONA 4
1.2.3
ZONA 5
1.2.3
ZONA 6
1,2,3,5,6
ZONA 7
1,2,3,5,6
ZONA 8
1,2,3,6
Jenis Tanaman
Tajuk
Pola
≥
- Pohon: Sengon, Tanjung, Preh (ficus stricta), Asam - Semak: Teh-tehan, puring, kadaka, akalipa - Rumput 2 - Bambu pagar Bb, Bc - Pohon: Sengon, Preh, Asam Kranji - Semak: Jarak, puring 3 - Pohon: Glodokan, Tanjung Aa, Ba, Bb - Perdu: kaliandra, dadap - Semak: bunga matahari, azalea 2 - Bambu pagar Bb, Bc - Pohon: Sengon, Preh, Asam Kranji - Semak: Jarak, puring 2 - Pohon: Asam Kranji, Sengon Bb, Bc - Perdu: kaliandra, dadap - Bambu pagar 3 - Pohon: Sukun, mangga, asam Ab, Bb, Bc - Semak: Azalea, bunga matahari, pakis, teh-tehan - Groundcover: Anthurium, keladi, begonia 3 - Pohon: Sukun, mangga, asam Ab, Bb, Bc - Semak: Azalea, bunga matahari, pakis, teh-tehan - Groundcover: Anthurium, keladi, begonia 2 - Pohon: cemara, tanjung Ba, Bb - Semak: Teh-tehan, pakis - Groundcover: anthurium, keladi, talas
Sumber: Analisa, 2011
75%
Multiple Circle
≤
75%
Square Grid
≥
75%
Quincunx (mengelompok)
≥
75%
Staggered row
≤
75%
Square Grid
≥
75%
Multiple Circle
≤
75%
Consentric Cingular
≤
75%
Quincunx
<&
sW,
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
107/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan lansekap pada tiap-tiap zona (gambar 4.67) dan klasifikasi vegetasi (tabel 4.8), maka didapatkan hasil perancangan lansekap yang sesuai kebutuhan fungsi vegetasi dengan pola penataan yang memperhatikan karakter tanaman yang digunakan. Hasil penataan lansekap untuk tiap-tiap zona secara detail sebagai berikut: 4.9.1.1.Zona 1 dan Zona 7 Layout
Pohon asam memiliki pola mengembang (payung) , melindungi objek dibawahnya dari radiasi matahari
Pohon preh memiliki tajuk kerapatan tinggi, melindungi objek dibawahnya dan memberikan suplai udara
Vegetasi semak sebagai barrier, filter, dan elemen visual yang baik bagi kios dan sirkulasi
Zona 7
POTONGAN
<s WW^WWWdd<W
Gambar 4.68 Desain Lansekap Zona 1 dan 7 Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
108/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.9.1.2.Zona 2 + Zona 5 (tipikal) dan Zona 6
Zona 6
<s WWdd
Gambar 4.69 Desain Lansekap Zona 2,5 dan 6 Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
109/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.9.1.3.Zona 3 dan 4
<s WWWdWd
Gambar 4.70 Desain Lansekap Zona 3 dan 4 Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
110/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Secara keseluruhan hasil dari perancangan lansekap Pasar Burung Kot Pasuruan dapat terlihat pada gambar 4.71 – 4. 3 yang merupakan gambar rancangan peletak an dan penataan vegetasi pada lansekap berdasar an hasil telaah desain yang telah dilakukan pada tiap-tiap zona.
W< WW W^ Wd W^
Gambar 4.71 encana Peletakan dan Penataan Vegetasi Pohon Sumber : Desain, 2011
d W < <
Gambar 4.72 Rencana Peletakan dan Penataan Vegetasi Semak dan Perdu Sumber : Desain, 2011
Gambar 4.73 H sil Desain Lansekap Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
111/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.9.2. Perancangan Elemen Hardscape
Elemen hardscape merupakan bagian dari perancangan lansekap, yaitu berupa elemen arsitektur lansekap non-vegetasi yang merupakan pendukung secara fungsi dan estetika untuk memperkuat karakter konsep bangunan maupun lansekap pada Pasar Burung Kota Pasuruan ini. 4.9.2.1.Desain Perkerasan Jalan
Konsep sirkulasi pada Pasar Burung Kota Pasuruan merupakan pedestrian (jalan khusus pejalan kaki) yang dibedakan menjadi 2, yaitu sirkulasi primer dan sirkulasi sekunder. Sirkulasi primer merupakan sirkulasi utama di dalam pasar, sedangkan sirkulasi sekunder merupakan jalan penghubung sekaligus transisi antara jalan primer dengan fungsi ruang yang ada seperti kios. Sirkulasi primer merupakan jalan linier, yang berawal dari entrance (akses masuk) dan memotong pada pendopo, sehingga jalan ini berkesan sebagai sumbu pusat dari pasar. Jalan ini memiliki lebar 6 meter yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu lajur samping dan tengah. Lajur samping merupakan jalur sirkulasi utama, sedangkan lajur tengah dapat difungsikan untuk tempat perhentian sirkulasi sehingga tidak terjadi penumpukan dan meminimalisir persilangan sirkulasi (cross circulation).
Material perkera berupa roster (susunan bata) Mudah menyerap air, awet, dan mudah diberihka
Material perkera berupa grass blok Untuk meminimalisir genangan air dan debu
Gambar 4.74 Desain Sirkulasi Primer Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
112/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Sirkulasi sekunder merupakan jalan penghubung antara sirkulasi primer dengan ruangruang yang ada. Sirkulasi sekunder yang terdapat pada kios merupakan akses utama menuju atau keluar kios, oleh karena itu jalan ini dirancang dengan lebar 1,5 meter sehingga cukup untuk berpapasan. Material perkerasan menggunakan tegel keramik untuk memudahkan pedagang kios dalam membersihkan jalan yang termasuk areanya tersebut dari debu, kotoran, dan air.
Pecahan genting digunakan sebagai material ground cover, sebagai pijakan untuk menaruh sangkar burung di tiang etalase Material perkerasan jalan kios menggunakan tegel keramik kasar yang mudah dibersihkan namun tidak licin
Gambar 4.75 Desain Sirkulasi Sekunder Kios Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Desain, 2011
4.9.2.2.Desain Elemen Penanda
Elemen penanda pada Pasar Burung Kota Pasuruan merupakan hal yang penting mengingat keberadaannya yang terletak di dalam area Pasar Karangketug, sehingga memerlukan penanda untuk membedakan hirarki fungsi pasar dan penunjuk lokasi. Sebagai elemen penanda, pada area gerbang masuk (entrance area) Pasar Burung Kota Pasuruan dirancang dengan bentuk geometris dan material semen ekspos untuk menjadi point of view. Selain itu, untuk memperkuat kesan pasar burung dirancang pula sculpture berupa fountain
(air mancur) berbentuk burung sebagai ikon.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
113/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Gerbang masuk ke dalam Pasar Burung dilengkapi dengan papan nama, dan sculpture air mancur berbentuk burung pada voyer untuk memperkuat point of view muka pasar
Gambar 4.76 Desain Elemen Penanda Entrance Pasar Burung Kota Pasur an Sumber : Desain, 2011
4.9.2.3.Desain Perabot Lansek p
Perabot lansekap (Stree
Furniture) merupakan elemen lansekap yang berfungsi
mendukung aktifitas pada lans kap sekaligus penguat estetika lansekap. Pa a Pasar Burung Pasuruan ini, perabot lansekap yang digunakan seperti: pergola, lampu ta an, dan bangku taman. Pergola berfungsi sebagai temporary stop area, atau tempat berhenti se entara pada area sirkulasi untuk berteduh dari terik matahari dan mengamati kios. Pergola terlet k di lajur tengah sirkulasi primer, sehingga tidak engganggu aktifitas dan arus sirkulasi.
Pergola terbuat dari kayu glu u (kayu pohon kelapa) dan dilengkapi atap p olycarbonate untuk menghalau terik matahari. Pergola dilengkapi pula dengan lampu untuk peneran an jalan.
Gambar 4.77 Desain Pergola Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
114/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Elemen hardscape lainny
adalah bangku dan lampu taman, yang juga menjadi unsur
dekoratif lansekap secara keseluruhan. Bangku dan lampu taman diletakkan di beberapa titik di dalam Pasar Burung Kota Pasuruan yang disesuaikan terhadap aktifitas yang ada, semisal pada taman tengah, pendopo, kantin, dan musholla. Pada setiap bangku taman dilengkapi dengan tempat sampah untuk menjaga k ebersihan area tersebut. Tempat sampah terdiri dari dua bagian, yaitu tempat sampah organik (hijau) dan non organik (biru) untuk mempermu ah penyeleksian sampah saat dikumpulkan nantinya.
Gambar 4.78 Desain Perabot Lansekap Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
115/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.10.
Tabulasi Kesimpulan Hasil ( Design Result) Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan
Dengan tercapainya keseluruhan desain, baik desain fisik bangunan hingga desain lansekap secara keseluruhan (softscape dan hardscape) melalui pendekatan perancangan yang telah dijabarkan, maka Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan yang baru dapat diketahui gambarannya. Desain baru dari Pasar Burung Kota Pasuruan yang menintik beratkan elemen lansekap sebagai pendekatan desainnya ini secara garis besar dapat terlihat perbedaannya dengan kondisi pasar burung sebelumnya, yaitu Pasar Burung Kebonagung. Jika dilihat secara global, perbedaan yang terjadi cukup mencolok, terutama mengenai kondisi fisik dimana desain yang baru lebih tertata dan representatif dibandingkan dengan kondisi pasar lama. Desain pasar yang baru menerapkan pola penataan massa yang lebih fungsional, dengan memperhatikan aksesibilitas dan konfigurasi ruang yang telah dianalisa sebelumnya. Progresifitas kualitas ruang hasil Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan dapat dilihat dengan melakukan evaluasi perbandingan desain baru dengan kondisi eksisting lama (Pasar Burung Kebonagung) dengan menggunakan variabel analisa ruang (bab 4.4.3 dan bab 4.4.4). Berikut hasil evaluasi perbandingan Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan terhadap Eksisting Pasar Burung Kebonagung. Tabel 4.9 Evaluasi Jenis dan Fungsi Ruang Hasil Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan
Variabel
Kios/Los
Pasar Burung Kota Pasuruan a) Fungsi penjualan berupa kios b) Kios berukuran 3x4 2 2 m dan 3x3 m c) Kios dibagi dalam
Pasar Burung Kebonagung a) Fungsi penjualan hanya berupa kios b) Kios berukuran 2 3x4 m dan 3x3 m2
a) Karena merupakan redesain, tidak merubah fungsi penjualan yang berupa kios, baik
10 kelompok kios, masing-masing terdiri dari 4 kios d) Kios dilengkapi dengan prasarana untuk perawatan burung dan area promosi
c) Tidak ada pembagian zona penjualan, karena komoditas pedagang yang terbatas d) Kios tidak dilengkapi
dimensi maupun jumlahnya b) Penataan kios merupakan hasil rekonfigurasi ruang dari pasar lama, sehingga menghasilkan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
Kesimpulan
116/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
dengan prasarana penunjang perawatan burung dan juga tidak ada area promosi yang terwadahi
penataan kios yang dikelompokan menjadi 10 kelompok kios dengan komposisi 4 kios setiapnya. c) Setiap kios memiliki orientasi terhadap ruang luar, sehingga kenyamanan di dalam kios dapat terjaga d) Kios memiliki area promosi, berupa tiang di muka dan langit-langit kios untuk menggantung sangkar, sehingga tidak mengganggu kenyamanan sirkulasi dan aktifitas e) Kios memiliki area servis di
Fasilitas
a) Memiliki fasilitas yang disesuaikan dengan kebutuhan service pasar dan pemenuhan
a) Fasilitas yang ada terbatas untuk kebutuhan service pasar burung saja b) Fasilitas meliputi:
belakangnya, dilengkapi airyang bersih, komposter, dan saluran biopori sebagai fasilitas perawatan burung a) Kebutuhan fasilitas pasar disesuaikan dengan klasifikasi kelas pasar yang
publik b) kebutuhan Fasilitas meliputi: Ruang public, Arena kontes burung, kantin, mushola, KM/WC, ruang pengelola c) Ruang publik
musholla ,KM/WC, ruang public, dan kantin c) Ruang public berupa pendopo (ruang terbuka beratap), yang memiliki fungsi
digunakan, pasar kelas yaitu II (skala regional kota) b) Kebutuhan fasilitas disesuaikan dengan kebutuhan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
117/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
berupa pendopo, yang berfungsi sebagai tempat berkumpul dan
ganda yakni sebagai tempat berkumpul dan arena kontes
pasar dan pengembangan untuk mencapai kelas pasar yang
arena kontes burung. d) Pasar dilengkapi dengan komposter untuk memanfaatkan limbah pasar menjadi pupuk yang bermanfaat bagi lingkungan (taman), sehinga
burung. Selain itu juga digunakan untuk lapak pedagang tidak tetap d) KM/WC tidak berfungsi sebagaimana mestinya, karena tidak ada air e) Pasar tidak
ditentukan c) Arena kontes burung berupa tempat terbuka beratap (pendopo). Untuk memenuhi kebutuhan kontes skala regional, dimensi pendopo disesuaikan untuk menampung lebih
pasar tetap terjaga kebersihan dan kelestariannya.
dilengkapi dengan kantor pengelola, hingga akhirnya timbul kesenjangan antara pedagang dengan pihak pengelola pasar
dari 50 kontestan setiap kelas penyelenggaraan, dan menyediakan ruang bagi penonton sehingga tidak mengganggu sirkulasi dan aktifitas pasar d) Kantin disediakan untuk mewadahi pedagang makanan dan minuman agar tidak memanfaatkan ruang ilegal disekitar pasar e) KM/WC dan mushola merupakan hal penting, karena aktifitas pedagang berada dalam sepanjang haripasar f) Kantor pengelola juga disediakan sebagai fasilitas untuk kemudahan pelaksanaan tanggung jawab
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
118/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
pelaksanaan pasar dan agar tidak timbul kesenjangan antara pengelola pasar dengan pedagang g) Setiap fasilitas memiliki orientasi terhadap ruang luar, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan aktifitas dalam fasilitas tersebut Sumber: Analisa, 2011
Tabel 4.10 Evaluasi Karakteristik Pola Ruang Hasil Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan
Variabel Aksesibilitas
Pasar Burung Kota Pasuruan a) Lokasi berada di dalam kawasan pasar, namun memiliki akses jalan yang memadai
Pasar Burung Kebonagung a) Lokasi berada di dalam kawasan pasar, namun tidak memiliki akses jalan yang
a) Lokasi pasar mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi
b)Akses kawasan dibedakan antara area masuk dan area keluar c) Terdapat elemen penanda baik di pintu masuk, maupun di sepanjang jalan menuju lokasi. d) Terdapat areal parkir yang mencukupi bagi mobil, sepeda motor,
memadai b) Akses masuk kawasan terbagi dua bagian yang tidak dibedakan jalur masuk dan keluarnya c) Tidak memiliki elemen penanda yang menyatakan keberadaan pasar, baik dimuka Pasar
(mobil/motor), kendaraan umum, maupun pejalan kaki dengan disediakan fasilitas yang memadai berupa jalan atau pedestrian yang sesuai dengan standar kebutuhan b)Akses masuk ke
dan bus pariwisata. Serta mudah untuk akses pengunjung yang menggunakan kendaraan umum
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
Kebonagung, maupun di area masuk pasar burung d) Tidak memiliki areal parkir yang cukup menampung kendaraan pribadi, serta jauh dari akses
Kesimpulan
dalam dan keluar kawasan dibedakan untuk kelancaran sirkulasi (kendaraan dan manusia) dan kemudahan pemantauan
119/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
pengunjung yang menggunakan kendaraan umum
keamanan c) Elemen penanda merupakan komponen untuk menunjukkan eksistensi pasar pasca relokasi, serta media promosi yang baik d)Area parkir disediakan seluas 2 873 m kebutuhan parkir 12 buah roda empat dan 47 motor
Sirkulasi
a) Sirkulasi primer sebagai a) Sirkulasi primer sirkulasi utama pejalan berupa ruang terbuka kaki berupa jalan linier dengan perkerasan perkerasan dua lajur yang berfungsi sebagai dengan lebar yang pusat sirkulasi mampu menampung 3 b) Sirkulasi sekunder orang per lajur berupa area transisi b) Sirkulasi sekunder antara sirkulasi primer berupa jalan dengan los/kios c) Sirkulasi primer penghubung sirkulasi primer dengan kios, maupun sekunder
a) Sirkulasi primer pada dasarnya merupakan sirkulasi utama yang menghubungkan antar fungsi ruang yang ada. Dengan menggunakan sistem sirkulasi linier, akan
dengan dimensi yang mampu menampung orang berpapasan (2 meter) c) Sirkulasi bebas dari barang dagangan/display yang mengganggu pejalan kaki d) Dilengkapi saluran drainase
memudahkan pengunjung dalam mengakses setiap bagian kios dan memangkas waktu tempuh b) Sirkulasi sekunder merupakan penghubung sekaligus area transisi antara
digunakan pedagang untuk area promosi dan meletakkan barang dagangannya, juga digunakan sebagai area parkir kendaraan sehingga mengganggu sirkulasi pejalan kaki d) Tidak dilengkapi dengan saluran drainase
sirkulasi primer dengan los/kios ataupun fungsi ruang lainnya. Sirkulasi sekunder digunakan sebagai perpindahan (movement ) antar
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
120/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
kios c) Untuk kenyamanan sirkulasi pejalan kaki, area sirkulasi
Pola Tata Ruang
a) Karakter pola penataan bersifat linier-grid, dimana los/kios ditata secara grid yang dihubungkan dengan sirkulasi primer yang
a) Karakter pola penataan bersifat sentral-grid, dimana kios ditata secara grid, yang dihubungkan dengan sirkulasi
bersifat linier b) Koefisien dasar bangunan: Total Area = 6000 m2 2 Bangunan = 1181 m 2 Sirkulasi = 1504 m RTH = 3315 m2
primer yang bersifat memusat/sentral b) Koefisien dasar bangunan: 2 Total Area = 2074 m 2 Bangunan = 678 m Sirkulasi = 1136 m2 2 RTH = 0 m
tidak dimanfaatkan sebagai tempat promosi dan meletakkan barang dagangan a) Menerapkan pola yang menggabungkan linier, grid, dan sentral b)Pasar lama tidak memiliki ruang hijau. Walaupun rasio area terbukanya lebih besar daripada area terbangun (67,3%), namun semuanya digunakan sebagai perkerasan jalan. c) Pasar baru memiliki rasio ruang terbuka sebesar 55,25% dari total keseluruhan area, sisanya sebesar 25,07% untuk perkerasan, dan 19,68% untuk bangunan. d)Dapat disimpulkan bahwa pasar yang baru lebih area didominasi hijau yang digunakan untuk kebutuhan lansekap
Sumber: Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
121/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai garis besar hasil Redesain Pasar Burung kota Pasuruan sebagai berikut: Tabel 4.11 Tabulasi Kesimpulan Hasil Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan
1. Kios pada Pasar Burung Kota Pasuruan lebih representatif daripada kios pasar lama, dengan penyesuaian terhadap kebutuhan promosi dan servis pedagang pasar burung. Setiap Kios memiliki area promosi di muka kios yang dilengkapi dengan tiang penggantung sangkar burung, sehingga pedagang bisa lebih teratur dalam menata dagangannya dan tidak mengganggu kenyamanan pengunjung. Di area
belakang kios juga terdapat area servis yang dilengkapi dengan sarana air bersih, komposter, dan saluran lubang resapan biopori untuk memenuhi kebutuhan
G N A U R I S G N U F
pedagang dalam perawatan burung dagangannya. 2. Fasilitas pada Pasar Burung Kota Pasuruan merupakan pengembangan dari fasilitas-fasilitas yang ada pada pasar lama (Pendopo, Kantin, KM/WC, dan Musholla) dengan mengoptimalkan kebutuhan ruang dan kapasitasnya, serta menambah fungsi baru yaitu Ruang Pengelola UPT Pasar. Penambahan dan optimalisasi ruang ini disesuaikan untuk memenuhi persyaratan Pasar Kelas II, yaitu pasar khusus dengan skala perdagangan regional (dalam dan luar kota). Pendopo yang digunakan sebagai arena kontes burung, disesuaikan kapasitasnya untuk memenuhi standar pelaksanaan kontes burung skala regional yang mampu menampung 54 kontestan secara bersamaan. 3. Pola penataan yang menggabungkan sistem linier-grid-sentral diterapkan untuk mengintegrasikan sirkulasi (linier) yang menghubungkan kios-kios pasar (grid) dengan ruang publik berupa pendopo (sentral) yang merupakan pusat sirkulasi dan ruang sosial pada pasar.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
122/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
1. Penataan Pasar Burung Kota Pasuruan memprioritaskan ruang luar sebagai elemen pendukung fungsi pasar dengan mempertimbangkan kebutuhan luasan area, orientasi bangunan, dan sirkulasi. Setiap ruang yang ada memiliki orientasi terhadap ruang luar untuk menangkap fungsi lansekap yang diterapkan sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan fungsi lansekap tersebut didapatkan dengan mengidentifikasi area hijau dan ruang yang dilingkupinya. Dengan koefisien area
P A K E S N A L
hijau sebesar 55,25% yang dimiliki, memungkinkan untuk menerapkan prinsip arsitektur lansekap sebagai elemen pendukung kualitas ruang pada Pasar Burung Kota Pasuruan. 2. Peningkatan kualitas ruang dengan pendekatan perancangan arsitektur lansekap diterapkan dengan merancang lansekap per-zona hasil identifikasi. Fungsi lansekap sebagai Visual Control, Physical Barrier, Climate Control, Erosion Control, Habitat, dan Aesthetic diterapkan pada rancangan lansekap dengan memperhatikan fungsi ruang dan aktifitas yang dinaungi oleh tiap zona. Dengan demikian maka didapatkan lansekap mikro yang harmonis dengan fungsi ruang secara arsitektural. 3. Lansekap Pasar Burung Kota Pasuruan dilengkapi dengan elemen hardscape sebagai pendukung kualitas lansekap secara fungsional dan estetika. Elemen yang digunakan berupa material perkerasan jalan, elemen penanda, dan perabot lansekap (street furniture) yang disesuaikan dengan desain arsitektur bangunan.
Sumber: Analisa, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
123/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Gambar 4.79 Bird Eye View Pasar Burung Kota Pasuruan Sumber : Desain, 2011
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
124/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.11.
Feedback Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan
Proses Feedback paska desain sangatlah penting untuk dilakukan guna menilai kesesuaian desain dengan masalah awal perancangan (bab 1.3) yaitu 1. Bagaimana merancang fungsi ruang Pasar Burung Kota Pasuruan yang mampu mewadahi dan mengembangkan kebutuhan ruang dari eksisting Pasar Burung Kebonagung ke dalam wujud baru yang lebih layak dan representatif. 2. Bagaimana merancang lansekap Pasar Burung Kota Pasuruan yang mampu memberikan kenyamanan terhadap aktifitas dalam pasar burung dan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas lingkungan pasar. Untuk mempermudah feedback dari hasil yang telah dicapai pada Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan dapat dijabarkan melalui poin-poin berikut: 4.11.1. Feedback Permasalahan Fungsi Ruang
1. Fungsi ruang harus mampu mewadahi persyaratan pasar: rancangan Pasar burung Kota Pasuruan ini minimal harus memenuhi kriteria pasar sesuai dengan penjabaran Peraturan Presiden Republik Indonesia No.112 Tahun 2007 (bab 2.1.3.1), yang dalam perancangan dapat dibuktikan dalam poin berikut: a. Lokasi: Rancangan yang berada dalam lingkungan Pasar Karangketug ini telah sesuai dengan Tata Guna Lahan berdasarkan Studi Relokasi Pasar Burung kota Pasuruan 2010 yang dapat dilihat pada tabel 4.1. b. Aksesibilitas: Akses masuk ke dalam pasar mudah dijangkau oleh kendaraan dengan adanya jalan akses yang memadai secara luas dan jalur yang terhirarki, serta tersedia lahan parkir untuk pasar burung seluas 873 2 m untuk menampung 12 mobil dan 47 motor. c. Fasilitas : Sarana perdagangan yang dirancang berupa kios (sesuai dengan pasar lama) dan dilengkapi fasilitas yang sesuai criteria pasar kelas II skala regional.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
125/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
d. Infrastruktur : Sebagai prasarana pendukung, lokasi pasar burung sudah dilengkapi dengan jaringan listrik, komunikasi, dan air bersih. Pada rancangan diterapkan sistem pengolahan limbah terpadu dengan sistem pengomposan, serta lubang resapan biopori (LRB) sebagai infrastruktur tambahan yang dirancang sesuai kebutuhan konsep ramah lingkungan pasar burung. e. Kompatibilitas: Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan menerapkan konsep arsitektur lansekap sebagai pendekatan perancangan. Penggunaan ruang luar (lansekap) sebagai daya dukung lingkungan diupayakan untuk menambah kualitas lingkungan pasar dengan memanfaatkan area hijau sebesar 3315 m2 (55,25%) pada tapak untuk optimalisasi fungsi lansekap. 2. Fungsi ruang harus mampu mewadahi kebutuha pasar burung lama: rancangan akhir merupakan re-implementasi dari kebutuhan dasar ruang pada eksisting Pasar Burung Kebonagung yang terdiri dari 2 fungsi ruang utama, yaitu Kios dan Fasilitas. Besaran ruang dan jumlah kios pada rancangan tidak merubah dari kondisi pada pasar lama, untuk mewadahi kebutuhan dan batasan dari pedagang pasar lama. Selain itu, pada rancangan kios terdapat area promosi yang dilengkapi dengan tiang-tiang utnuk menggantung sangkar burung, seperti yang terdapat pada perilaku pedagang pasar lama. Perbedaannya, pada rancangan baru ini area promosi dirancang dan diwadahi pada area khusus agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung karena berada pada area sirkulasi seperti yang terdapat pada permasalahan pasar lama 3. Fungsi ruang harus mampu mewadahi kebutuhan untuk peningkatan kualitas pasar: rancangan pasar baru yang ditujukan untuk memenuhi standar kualifikasi pasar kelas II (skala regional) sebagai upaya menaikkan geliat ekonomi dan aktifitas hobi burung. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya fasilitas pendukung pasar seperti kantin, mushola, kamar mandi, ruang pengelola UPT pasar, dan terutama adanya fasilitas ruang publik sekaligus sebagai arena kontes burung yang dirancang dalam bentuk pendopo. Pada Redesain Pasar Burung Kota
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
126/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Pasuruan ini dirancang pendopo yang dapat digunakan sebagai arena kontes burung skala regional yang mampu menampung 54 kontestan, dengan memperhatikan ketersediaan ruang bagi penonton sehingga tidak menimbulkan kepadatan saat diselenggarakan kontes dan beratap untuk menghalau terik dan sinar matahari berlebih sehingga menjaga kualitas burung agar prima. 4.
Fungsi ruang harus mewadahi persyaratan kualitas lingkungan: rancangan
Pasar Burung Kota Pasuruan dituntut untuk semaksimal mungkin memanfaatkan ruang luar sebagai pendukung kualitas kenyamanan ruang yang alami dan seminimal mungkin memberi dampak negatif pada lingkungan sebagai upaya pendekatan rancangan yang ramah lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan pada penerapan rancangan penataan ruang yang mampu memaksimalkan ruang luar (lansekap), dimana setiap fungsi ruang dirancang dengan menyediakan ruang luar sehingga mampu untuk berorientasi dan menangkap fungsi lansekap yang diterapkan. Selain itu, pada rancangan diterapkan sistem pengolahan limbah terintegrasi, dimana setiap kios dirancang memiliki area servis yang dilengkapi dengan air bersih, lubang resapan biopori, dan komposter untuk memenuhi kebutuhan pedagang dalam merawat burung dagangannya. Sistem pengomposan sebagai pengolahan limbah dirancang dengan memanfaatkan kotoran burung dan sampah organik yang didapat dari hasil aktifitas pasar untuk diolah menjadi pupuk organik yang dapat digunakan untuk merawat vegetasi pada taman. Lubang resapan biopori dirancang untuk menjaga sistem drainase tapak yang cenderung tidak stabil dikarenakan kondisi tanah yang memiliki daya serap rendah.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
127/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
4.11.2. Feedback Permasalahan Lansekap
1. Lansekap harus mampu mewadahi kebutuhan kenyamanan ruang: rancangan lansekap direncanakan dengan melalui proses identifikasi kebutuhan fungsi lansekap yang dipetakan menjadi 7 zona lansekap. Zona lansekap ini dipilah berdasarkan kebutuhan akan fungsi ruang dan aktifitas yang dilingkupinya secara mikro lansekap, sehingga dapat diketahui klasifikasi fungsi lansekap, jenis tanaman, dan pola penataan yang diterapkan (tabel 4.7). Perancangan lansekap dilakukan secara mikro per zona fungsi lansekap guna memperoleh desain lansekap yang sesuai dengan kebutuhan fungsi yang ternaungi dalam zona tersebut. Dengan demikian kebutuhan kenyamanan ruang dapat terpenuhi secara langsung oleh penerapan fungsi lansekap yang telah ditentukan. 2. Lansekap harus mampu meningkatkan kualitas lingkungan pasar: rancangan lansekap terpadu antara komponen softscape dan hardscape memperhatikan kondisi internal dan eksternal pasar. Dengan menggunakan tanaman lokal yang mampu hidup dalam iklim Kota Pasuruan, lansekap yang dihadirkan dapat meningkatkan kualitas iklim mikro lingkungan pasar yang cenderung panaslembab dan mengurangi kadar polusi karbon dengan terkendalinya suhu dan kelembapan udara yang dihadirkan vegetasi. Vegetasi pohon pada rancangan keseluruhan berjumlah sebanyak 83 buah (5 jenis) dimana area ternaungi dibawah pohon mampu menurunkan 1,5-3°C dan radiasi matahari <100 W/m 2. Selain itu kehadiran lansekap pada pasar burung dapat memberikan nuansa pasar yang nyaman dan indah dengan penataan lansekap, serta didukung elemen hardscape berupa elemen perkerasan, elemen penanda, dan street furniture yang sesuai untuk mendukung aktifitas pasar sekaligus berperan sebagai elemen dekoratif. Dengan berbagai pertimbangan poin-poin diatas, pada akhirnya, desain final Pasar Burung Kota Pasuruan dapat dikatakan telah berhasil mencapai solusi permasalahan yang ditargetkan dengan memenuhi semua kriteria rancangan.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
128/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Saran
Pasar burung merupakan salah satu jenis fungsi arsitektur yang berkaitan dengan fungsi perdagangan namun masih belum memiliki kaidah, batasan dan kriteria desain yang jelas seperti halnya shopping mall atau rental office yang cukup banyak dijumpai teori, referensi, maupun kajian pustakanya. Walaupun lebih mendekat ke arah arsitektur pasar tradisional, pasar burung memiliki karakter arsitektural yang khas apabila dikaji lebih dalam lagi baik secara keruangan fisik maupun atmosfer aktifitas di dalamnya. Keunikan tersebut diakibatkan oleh fungsinya yang secara khusus tersegmentasi oleh barang dagangan yang diwadahinya, yaitu sarana jual beli seputar burung.
Karakter pasar burung ini dapat diketahui dengan memperhatikan tipologi karakter ruang sekaligus mengamati berbagai perilaku dan aktifitas di dalamnya, lalu membandingkannya dengan pasar burung lain, seperti yang telah dilakukan pada kajian ini. Dengan demikian akan diketahui karakter ruang pasar burung secara universal, yang dapat digunakan sebagai standar minimal yang harus dipenuhi dalam perancangan sebuah pasar burung. Proses redesain (perancangan kembali) merupakan studi arsitektur yang kompleks dan lebih sukar dikarenakan prosesnya yang harus mempertimbangkan parameter dari rancangan sebelumnya, pemetaan masalah, dan penentuan solusi serta inovasi desain yang harus lebih progresif dari sebelumnya. Demikian pula dengan proses Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan yang berusaha untuk melakukan inovasi desain pasar burung yang mengutamakan aspek lingkungan sebagai pendekatan perancangannya dengan menerapkan metode perancangan Arsitektur Lansekap. Metode Arsitektur Lansekap yang diambil ini berupaya untuk menciptakan keharmonisan lingkungan pasar burung yang lebih representatif bagi pengguna (pedagang dan pengunjung) sehingga mampu meningkatkan geliat perekonomian sekaligus hobi burung, yang menjadi masalah secara fundamental pada pasar lama (Pasar Burung
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
129/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
Kebonagung). Dengan mengintegrasikan prinsip perancangan arsitektur dan lansekap, akan menghasilkan desain pasar burung yang menjawab permasalahan pasar burung secara keruangan dan lingkungan sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan pendekatan perancangan yang dapat diaplikasikan untuk metode revitalisasi pasar-pasar burung terutama di wilayah Indonesia. Sekali lagi, arsitektur pasar burung adalah bagian dari peradaban masyarakat Indonesia yang mencitrakan hubungan jalinan antara manusia dan satwa sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Keberadaanya di tengah perkembangan modernisasi seakan tidak pernah melunturkan geliat para pecinta burung yang akan tetap berdiri selama burung bernyanyi. Di tempat itulah mereka berinteraksi. Tidak hanya para manusianya, namun disana pulalah para burung larut dalam percakapan dengan sesamanya. Mungkin kedua makhluk itu tak mengerti bahasa masing-masing. Mereka pun tidak peduli apa yang sedang diucapkan masing-masing. Tapi mereka terlibat dalam satu nuansa yang bisa disepakati bersama.
Hal tersulit dalam perancangan pasar burung bukanlah mengenai bagaimana sebuah desain mampu mewadahi aktifitas para pecinta burung, namun bagaimana sebuah desain itu mampu menghargai dan memaknai keberadaan mereka.
5.2 Saran
Redesain Pasar Burung Kota Pasuruan ini memang jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat membuka jalan bagi perancangan pasar burung lain yang berani mengeksplorasi metode-metode perancangan baru yang lebih kontekstual, sehingga tidak akan mengalami stagnansi ilmu. Dalam melalui proses perancangan pasar burung ini, penulis menemukan beberapa kendala yang sekiranya dapat menjadi saran bagi perancangan lebih lanjut
Saran-saran tersebut meliputi : 1. Menyelami perancangan pasar burung berarti juga harus menyelami karakter ruang dan nuansa di pasar burung, supaya pasar burung yang dirancang dapat menangkap kebutuhan ruang dan merepresentasikan nuansa yang terjalin di pasar burung 2. Pasar burung adalah bangunan komersil, dimana kenyamanan adalah faktor penting yang harus dimiliki. Dalam mengekplorasi desain masih memungkinkan banyak
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
130/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
metode
untuk
diterapkan
sebagai
pendekatannya,
namun
dengan
tetap
memperhatikan aspek fungsi ruang pasar burung. 3. Metode arsitektur lansekap bukan hanya sekedar mengimplementasikan vegetasi pada ruang hijau semata. Metode ini menuntut kejelian dalam menangkap informasi kebutuhan fungsi lansekap untuk meningkatkan kualitas ruang yang ada. Diperlukan analisa yang komprehensif serta kemampuan memahami dasar-dasar penataan lansekap sehingga keputusan desain lansekap yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. 4. Dalam perancangan ini penulis masih merasa banyak kekurangan dalam mengeksplorasi elemen-elemen arsitektural yang sebenarnya dapat diaplikasikan lebih variatif. Hal ini dikarenakan pembahasan yang lebih difokuskan terhadap metode perancangan yang sebisa mungkin mengejawantahkan proses desain secara komprehensif, dan sistematis, karena masih minimnya referensi mengenai metode pendekatan arsitektur lansekap yang diimplementasikan pada pasar burung. Untuk itu ke depannya bagi arsitek lain yang ingin bereksplorasi terhadap perancangan pasar burung, diharapkan untuk lebih memfokuskan terhadap detail rancangan dan lebih berani untuk bermain dengan pengalaman ruang (space experience).
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
131/132
5/17/2018
Re de sa in Pa sa r Bur ung Kota Pa sur ua n - Skr ipsi Ar yo Wilda n - slide pdf.c om
DAFTAR PUSTAKA Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2007), Peraturan Presiden Republik Indonesia No.112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern , Jakarta.
Pemerintah Kota Pasuruan (2006), Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 10 Tahun 2006, tentang Retribusi Pengelolaan Pasar Daerah, Pasuruan.
Pemerintah Republik Indonesia. (1999). Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar . Jakarta
Anwar, M. (2001). Pedoman Pembinaan Pasar Tradisional , Jakarta : Dirjen Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta. De Chiara, Joseph. E. Kopelman, Lee. (1990). Standar Perencanaan Tapak . Jakarta : Erlangga Hakim, Rustam. (2003). Arsitektur Lansekap: Manusia, alam, dan lingkungan. Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti. Hakim, Rustam. Hardi Utomo. (2003). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara. Hakim, Rustam. (2006). Rancangan Visual Lansekap Jalan. Jakarta : Bumi Aksara Kotler, P. dan Amstrong , G. (1996). Dasar-Dasar Pemasaran Jilid I (Principle of Marketing 7e).Jakarta : PT. Prenhallindo
Motloch L. John., (1991). Introduction to Landscape Design. New York: Van Nostrand Reinhold Van der Ryn, Sim., and Cowan, Stuart. (1996). Ecological design .Washington, D.C.: Island Press
http://www.burung.org/ http://www.kicaumania.org/
http://slide pdf.c om/re a de r/full/re de sa in-pa sa r-bur ung-kota -pa sur ua n-skr ipsi-a r yo-wilda n
132/132