RANGKUMAN MATERI ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL 1. KODE ETIK AKUNTAN PROFESIONAL; Menurut Brooks (2012), dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Namun secara umum, Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan di dunia nyata Menurut Brooks, “etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan di dunia nyata”. Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi Dari penjelasan diatas, etika profesi akuntan adalah, perilaku yang seharusnya dilakukan oleh manusia ataupun kelompok atas pekerjaan yang menuntut keahlian khususnya dalam bidang akuntansi. Sedangkan kode sendiri dapat diartikan kumpulan peraturan yang sitematis. Kode etik merupakan sistem norma, nilai, dan aturan profesional yang tertulis yang secara tegas menyatakan hal yang benar/ baik dan tidak benar/ tidak baik 2. IFAC CODE OF ETHICS (PART A GENERAL APPLICATION OF CODE DAN PART C PROFFESIONAL ACCOUNTAN IN BUSSINESS) i) Prinsip dasar Ciri pembeda profesi profesi akuntansi adalah kesediaannya kesediaannya menerima tanggung jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab Akuntan Profesional tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Dalam bertindak bagi kepentingan publik Kode Etik ini terdiri atas tiga bagian. Bagian A menetapkan prinsip dasar etika profesional bagi Akuntan Profesional dan memberikan kerangka konseptual yang akan diterapkan Akuntan Profesional dalam
Mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar et ika;
Mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut; dan
Menerapkan perlindungan yang tepat untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat diterima. Akuntan Profesional mematuhi prinsip dasar etika berikut ini:
Integritas, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
Objektivitas, yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.
Kompetensi dan kehati-hatian profesional, yaitu menjaga pengetahuan dan keahlian profesional
Kerahasiaan, yaitu menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
ii) Bagian B dan C menjelaskan penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu. Bagian B dikeluarkan oleh IAPI yang ditujukan bagi akuntan professional di praktik publik,
iii) Sedangkan untuk bagian C , Bagian ini menjelaskan penerapan kerangka konseptual di Bagian A oleh Akuntan Profesional di Bisnis dalam situasi tertentu. Secara garis besar, Bagian C ter diri atas. a. Pendahuluan Bagian ini tidak menjelaskan semua keadaan dan hubungan yang mungkin dihadapi oleh Akuntan Profesional di Bisnis yang memunculkan atau dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika. Paragraph selanjutnya membahas terkait tanggung jawab hasil pekerjaan akuntan, peran akuntan professional, keterlibatan akuntan professional dan akibatnya dalam prinsip etika, ancaman atas prinsip dasar yang diklasifikasikan dalam Ancaman kepentingan pribadi; contohnya seperti kepemilikan kepentingan keuangan, keterlibatan dalam perancangan insentif, penggunaan asset tidak pantas, adanya kekhawatiran, dan tekanan komersial. Ancaman telaah pribadi; contohnya penentuan perlakuan akuntan atas kombinasi bisnis Ancaman advokasi; contohnya berupaya mendukung organisasi dan mempromosolkan dengan membuat pernyataan yang tidak salah atau menyesatkan Ancaman kedekatan; contohnya kedekatan yakni hubungan sedarah, rekanan bisnis, serta menerima hadiah atau perlakuan istimewa, dan Ancaman intimidasi contohnya penghentian atau penggantian, dan pengaruh pribadi dominan pemberi kontrak dalam pener apan prinsip akuntansi Kemudian dibutuhkan perlindungan dalam mengurangi atau menghilangkan ancaman tersebut diantaranya ada 2 yakni : Perlindungan oleh ikatan akuntan Indonesia dan perlindungan di lingkungan kerja , seperti, system pengawasan, program etika, penegakan disiplin, kominasi tepat waktu, prosedur dan kebijakan, serta konsultasi. b. Benturan Kepentingan Akuntan professional mungkin menghadapi benturan kepentingan yang dapat memunculkan ancaman terhadap prinsip objektivitas dan prinsip dasar etika. Contoh situsasi nya yakni berposisi sebagai manajemen di dua organisasi, melakukan penyelesaian persekutuan, menyusun informasi bagi anggota tertentu, dan berposisi dalam tanggung jawab tata kelola organisasi. Ketika terjadi benturan kepentingan, akuntan professional di Bisnis dianjurkan untuk mencari panduan dari organisasi tempat bekerja atau dari pihak lain seperti IAI, Penasehat hukum atau akuntan professional lain. Untuk itu perlu diungkapkan benturan tersebut kepada pihak yang relevan. Bab tersebut juga mengatur tentang bagaimana akuntan professional mengambil langkah rasional, mengidentifikasi, mengevaluasi, serta mencari perlindungan yang tepat. Kemudian paragraph selanjutnya menjelaskan panduan dalam mengelola ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika : • Penyusunan dan pelaporan informasi, Akuntan professional di bisnis seringkali terlibat dalam proses penyusunandan perlaporan informasi baik kepentingan publik secara wajar, jujur, dan sesuai dengan standar professional yang berlaku • Bertindak dengan keahlian yang memadai Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mensyaratkan Akuntan Profesional di Bisnis hanya melaksanakan tugas signifikan ketika memiliki, atau dapat
memperoleh, pelatihan atau pengalaman tertentu yang memadai. Akuntan Profesional di Bisnis tidak boleh dengan sengaja menyesatkan pemberi kerja mengenai tingkat keahlian atau pengalaman yang dimilikinya, ataupun gagal memperoleh nasihat dan bantuan ahli ketika diperlukan • Kepentingan keuangan, kompensasi dan insentif terkait dengan pelaporan ke uangan dan pengambilan keputusan Akuntan Profesional di Bisnis mungkin mempunyai kepentingan keuangan termasuk kepentingan keuangan yang timbul dari program kompensasi atau insentif, atau mungkin mengetahui kepentingan keuangan dari anggota keluarga batih atau keluarga sedarah dan semenda, yang dalam keadaan tertentu dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika. Misalnya, ancaman kepentingan pribadi terhadap prinsip objektivitas atau kerahasiaan dapat muncul dari motif dan kesempatan untuk memanipulasi informasi yang berpengaruh terhadap harga saham untuk memperoleh keuntungan keuangan. Contoh keadaan yang dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi termasuk situasi ketika Akuntan Profesional di Bisnis atau anggota keluarga batih atau keluarga sedarah dan semenda c. Bujukan Akuntan professional di snis mungkin ditawari dalam bujukan, yang dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan prinsip dasr etika. Apabila terjadi, akuntan professional harus mengevaluasi dan menentukan untuk mengambil satu atau lebih dari tindakan seperti, menginformasikan ke tingkat manajemen yang lebih tinggi, menginformasikan kepada pihak ketga dan memberitahu anggota keluarga mengenai ancaman d. Merespon ketidakpatuhan pada hukum dan peraturan Akuntan profesonal di bisnis mungkin menghadapi atau menyadari adanya ketidakpatuhan ketika melaksanakan kegiatan professional. Tujuan dari Seksi ini adalah untuk menetapkan tanggung jawab Akuntan Profesional ketika menghadapi adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan tersebut, serta memberikan panduan bagi Akuntan Profesional dalam menilai implikasi dari permasalahan dan tindakan yang mungkin dilakukan ketika menanggapinya. Seksi ini diterapkan, terlepas dari sifat dari organisasi tempatnya bekerja, termasuk apakah organisasi tersebut merupakan atau tidak merupakan entitas dengan kepentingan publik. Menentukan ruang lingkup dalam pendekatan yang akan diambil, tanggung jawab dari masing masing lini organisasi, memperoleh pemahaman, mengatasi masalah, dan menentukan perlu tidaknya tindakan lebih lanjut, serta mendokumentasikan segala bentuk indikasi ataupun dugaan ketidakpatuhan.
3. KASUS ARTHUR ANDERSON Arthur Anderson merupakan auditor dalam kasus enron, fakta fakta yang menunjukkan tindakan tidak beretika Anderson diantaranya :
1. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan (Kusmayadi, 2009):
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
a) Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan. b) Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen. c) Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis Enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah memepertanyakan praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan (Hendarto). 19 Oktober 2001, US Securities and Exchange Commision Rules (SEC Rules) mengumumkan secara resmi ingin mereview file pembukuan Enron. Enron mengumumkan kerugian sebesar 600 juta dolar AS dan nilai aset enron menyusut 1,2 triliun dolar AS. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka. David Duncan, Akuntan Publik kantor Audit Independen Arthur Anderson menghancurkan dokumendokumen yang berhubungan dengan Enron. 28 Februari 2002, KAP Andersen menawarkan ganti rugi sebesar 750 juta US dollar untuk menyelesaikan masalah gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen. Pemerintahan Amerika melarang Enron dan KAP Anderson untuk melakukan kontrak dengan lembaga pemerintahan di Amerika. 14 Maret 2002, departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang diselidiki. KAP Andersen terus menerima konsekuensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron. 22 Maret 2002, mantan kedua Federal Reserve, Paul Volkeer, yang direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar keseluruhan manajemen dirombak ulang untuk menyusun manajemen baru. 26 Maret 2002, CEO Anderson, Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya. 8 April 2002, seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai penganggung jawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan
hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi KAP Anderson dan Enron. 9. 15 Juni 2002, juri federal Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah melakukan penghambatan terhadap proses peradilan. Akibat kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi jatuh terutama disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP terbesar di dunia di dalam skandal tersebut. Akuntan Publik tidak lagi dipandang sebagai profesi yang unik melainkan sebagai industri yang tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sempit. Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap profe si akuntan publik. Contoh yang paling nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang merekomendasikan pembentukan badan pengawas akuntan publik di pasar modal. Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh skandal tersebut sehingga berbagai pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah membahas pengawasan kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di pasar modal Indonesia. Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi acuan agar tidak sampai terulang di Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk auditor eksternalnya perusahaan harus memiliki kriteria yang mampu meminimalkan resiko manipulasi audit. Kesimpulan
Dari kasus ENRON tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran ter sebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut