Hai, saya Lex dePraxis.. Selama 10 tahun ini, saya telah dipercaya membantu ratusan ribu pria-wanita Indonesia yang ingin lebih lancar dan bahagia menjalani hubungan cinta. Dalam e-book pendek ini, Anda akan menemui tips dan trik agar Anda
& pasangan jadi awet dan lengket karena kalian terbiasa saling jatuh cinta berulangkali setiap hari. Jika ini pertama kalinya Anda belajar ILMU CINTA.. bersiaplah untuk terguncang sejenak, lalu senyamsenyum bahagia tercerahkan!
Lex dePraxis Love & Relationship Coach untuk tanya-jawab gratis, klik add akun LINE atau BBM saya!
RAHASIA BESAR? Ah, maaf.. sebenarnya ini bukan rahasia besar. Faktanya hal yang perlu dilakukan kedua belah pihak agar hubungan jadi harmonis seumur hidup adalah
jatuh cinta LAGI DAN LAGI DAN LAGI dengan pasangan SETIAP HARI. Begitu sederhana, saya yakin Anda juga sudah tahu. TAPI di sepanjang karir saya sebagai relationship coach, sedikit sekali orang yang KONSISTEN melakukannya. Makanya Anda dan saya selalu disuguhkan berita miris: perceraian kian terus menjamur dan meningkat. Itu bukan realita yang terjadi di media massa saja. Itu terjadi nyata di sekeliling Anda dan saya. Dalam lingkungan keluarga dan pergaulan kita. Tidak
ada minggu bisa berlalu tanpa mendengar hubungan/pernikahan seseorang yang goyang ataupun kandas.
Menurut Anda, kenapa hubungan jadi sekelam itu? Berikut adalah pendapat profesional saya. Pertama, karena kebanyakan orang TIDAK TAHU cara membuat diri sendiri jatuh cinta lagi dan lagi dan lagi dan lagi dan lagi dengan pasangannya setiap hari. Istilahnya, mereka terlalu bocah ingusan, cacat logika, miskin pengetahuan, terbelakang, ataupun dungu. Saya tidak kasar. Saya
hanya realistis.
Saya tidak menghina Anda. Rasa nyaman yang mungkin Anda rasakan di dada saat ini bukan karena perkataan saya tadi, melainkan karena hati Anda pun mengakui ucapan itu benar. Sepanjang e-book ini, Anda akan menyadari bahwa ini bukan bacaan motivasi.. melainkan bacaan edukasi yang berisi tamparan realita dan makanan keras yang hanya bisa dicerna orang dewasa. Eh sampai mana saya tadi? Oh ya, tentang kenapa perceraian makin meningkat.
Alasan kedua, karena segelintir orang yang tahu cara jatuh cinta berulang kali itu pun sering mengaku kesulitan melakukannya. Istilahnya, mereka kurang terampil dalam berusaha, kurang punya waktu melakukannya, kurang disiplin melakukannya, kurang termotivasi, dan berbagai kurangkurang lainnya. Jujur saya tidak tahu Anda masuk kategori yang mana. Mungkin saja Anda tidak masuk kedua-duanya. Bahkan saya tidak tahu apakah Anda sudah berpasangan atau masih sepi melajang. Yang saya tahu jelas hanyalah e-book kecil ini akan
menuntun Anda agar benar-benar tahu caranya, terampil praktekkannya, bahkan sampai AHLI memelihara hubungannya. Jika Anda tidak mau hal itu, tolong hapus buku digital ini, lalu silakan kembali ke jalan yang dungu dan salah.
JATUH CINTA = „KECELAKAAN‟ Anda mungkin keberatan dengan judul ini, tapi inilah realita serealita-realitanya. Anda tidak jatuh cinta karena Anda menginginkannya. Anda juga tidak jatuh cinta karena ada yang mengatur jodoh dan kehidupan. Anda merasa jatuh cinta karena hembusan angin badai yang terjadi dalam tubuh Anda. Anda jatuh cinta ketika kelima panca indera Anda menemukan sejumlah indikator vitalitas pada diri seseorang sehingga otak Anda berteriak, "HEI, ORANG INI COCOK JADI PASANGAN, KARENA DIA PUNYA MODAL YANG BAIK SEBAGAI ORANGTUA NANTI“…
... dan „BOOM!‟ hati Anda huyung dan terjerembab jatuh cinta. Kenapa otak bisa menyimpulkan begitu dan apa saja indikator-indikator vitalitas itu, saya tidak akan bahas dalam e-book ini karena jadi terlalu panjang. Tapi saya janji akan membahasnya suatu saat nanti.
Pokoknya rasa jatuh cinta ketika berkenalan dan PDKT itu murni sebuah 'kecelakaan alam'.. alias diri
Anda didorong (atau dihempaskan hingga terjatuh) oleh persekongkolan gen dan senyawa biokimia (testosteron, estrogen, adrenaline, dopamine, serotonin, dsb) yang mendesak Anda bereproduksi. Terserah Anda setuju atau tidak setuju. Itu adalah realita hasil studi sejumlah ilmuan evolutionary psychology and anthropology, bukan pendapat saya pribadi. Seluruh koktil kimia di tubuh menyebabkan Anda terjebak euforia 'gila', sampai-sampai Anda bersedia melakukan hal-hal yang absurd, lebay, bodoh, dsb. Kata orang, "Saat jatuh cinta, kotoran kucing pun rasa coklat!“ Saya tidak pernah merasakan itu, saya juga yakin Anda tidak. Namun kita semua pasti pernah bertingkah jatuh cinta yang memalukan kalau diingat. Itulah kemabukan akibat sistem biologi kita sendiri. Jika Anda penasaran kenapa tubuh kita membuat logika jadi luntur/luluh saat jatuh cinta, silakan Anda baca
sendiri di =>> Kenapa Jatuh Cinta Bikin Bego <<=.. tapi jangan baca sekarang, nanti saja balik untuk klik itu.. sekarang fokus habiskan e-book ini dulu! Yuk kembali lagi bahas soal jatuh cinta. Beberapa minggu (atau bulan) setelah kecelakaan jatuh cinta, efek euforia tergila-gilanya akan berangsur-angsur mereda. Di saat itulah mata Anda mulai terbuka dan bisa melihat pasangan sebagaimana adanya dia. Biasanya Anda mulai merasa gerah, terganggu, ataupun emosional dengan perilaku pasangan. Anda mulai terpikir, "Ah, pasangan terasa berbeda, pasangan jadi berubah!" Sesungguhnya pasangan memang berbeda dan berubah, karena dia kehilangan efek euforia gilanya sehingga tidak mengelu-elukan Anda lagi.
Tapi Anda pun berbeda dan berubah karena kehilangan efek euforia gila yang sama, sehingga Anda jadi sulit memaklumi kekurangan pasangan.
Pasca euforia, kalian berdua berubah jadi orang yang berbeda (baca: lebih waras) dibanding sebelumnya.
Semua itu terjadi akibat hilangnya kabut jatuh cinta.. mata Anda dan pasangan JADI SAMA-SAMA TERBUKA LEBAR MELIHAT REALITA. Kesalahan banyak orang adalah bukannya jadi berusaha mengembalikan rasa jatuh cinta, mereka malah jadi konflik berdebat satu sama lain. Mereka saling mengeluhkan pasangannya berubah, saling menyudutkan, dan saling menuntut diperlakukan seperti sebelumnya. Mereka tidak menyadari bahwa masing-masing telah berubah. Itulah yang terjadi dengan semua married couples yang saya temui sehari-hari maupun dalam sesi konsultasi. Bahasa kerennya, they
fell out of love.
JATUH CINTA =/= MENCINTAI Jika jatuh cinta adalah „kemabukan dan kecelakaan', apakah artinya kita harus jadi mabuk dan celaka begitu lagi agar hubungan cinta berjalan langgeng? Tentu saja tidak. Anda bisa kok merasakan sensasi keindahan dan keintiman cinta, tanpa perlu kembali jadi konyol dan berlebihan seperti masa jatuh cinta dahulu. Itu namanya mencintai, bukan jatuh cinta.
Jatuh cinta adalah kemabukan & kecelakaan, tetapi mencintai adalah kesadaran & keputusan. Itu artinya, Anda perlu dengan sengaja berkali-kali mengambil keputusan secara sadar agar Anda bisa 'terpeleset jatuh cinta lagi„ pada pasangan. Tentunya kemampuan mengatur diri demikian bukan sesuatu yang otomatis bisa dilakukan manusia. Anda dan saya terlahir hanya dengan insting jatuh cinta, namun tidak terlahir dengan kemampuan mencintai.
Itu sebabnya kita jauh lebih mudah (dan enak!) untuk jatuh cinta lagi dengan orang baru dibanding mencintai pasangan. Tubuh terinjeksi dopamine (senyawa tubuh yang membuat Anda merasa energik, menyala, dan degdeg„an) setiap kali bertemu hal baru yang menyenangkan. Karena Anda sudah lama bersama dengan pasangan, Anda jadi jarang merasakan sensasi deg-deg'an itu lagi bersamanya. Anda justru lebih sering merasakan sensasi itu pada orang selain pasangan.
Tidak heran orang mudah sekali berselingkuh, karena 'kecelakaan jatuh cinta' itu terjadi otomatis dengan orang baru. Itulah jatuh cinta. Lebih mudah terjadi, lebih mudah dilakukan, tidak perlu keahlian apa-apa. Bahkan
tidak perlu usaha!
It just happens, demikian kata orang (yang berselingkuh). Sangat berbeda dengan mencintai. Anda harus mengelola diri agar bisa jatuh cinta berulang-ulang. Perlu ada usaha.. yang.. konsisten.. berkelanjutan. Menurut saya, mencintai adalah kemampuan yang terlatih seiring pertumbuhan usia. Jika mencintai adalah kemampuan yang sudah ada dari lahir, berarti semua orang bisa dengan mudah melakukannya dong? Mempertimbangkan semakin melajunya tingkat perceraian di seluruh dunia ini -termasuk di Indonesia-, jelas kemampuan
mencintai yang demikian adalah sebuah kelangkaan. Tapi tenang saja, Anda akan kuasai kemampuan dasar mencintai tersebut dalam e-book ini.
MELATIH OTOT-MENCINTAI Anda sudah belajar tadi bahwa mencintai itu tidak sama dengan jatuh cinta. Mencintai merupakan keputusan untuk berusaha dan jatuh cinta berulang kali pada pasangan yang sama.
Atas dasar itu, orang yang bisa jatuh cinta berulang-ulang kali dengan pasangannya pasti memiliki KEAHLIAN tersendiri. Bagaikan orang lihai bermain gitar karena rajin melatih otot jari-jarinya, demikian juga orang yang lihai mencintai pasti karena rajin melatih otot-otot hati agar bisa jatuh cinta berulang kali pada pasangan. Menurut saya, orang yang konsisten mencintai pasti orang luar biasa, karena dia telah melatih tubuh dan pikirannya agar tidak menuruti dorongan normal untuk jatuh cinta pada orang lain (baca: berselingkuh). Luar biasa, karena tidak semua orang bisa demikian.
Saya kutip artikel =>Segala Sesuatu Selingkuh Pada Waktunya<= yang sangat populer itu: "Salah satu tokoh yang saya sangat kagumi, Carl Sagan, pernah berkata, 'Extinction is the rule. Survival is the exception,”' saat membahas tentang evolusi manusia dalam bukunya, The Varieties of Scientific Experience. Bicara tentang evolusi hubungan cinta, saya juga punya pandangan yang berbunyi hampir senada:
selingkuh adalah kewajaran, setia adalah pengecualian.. atau lebih tepatnya, keahlian. Anda boleh setuju ataupun tidak setuju dengan pandangan saya ini, tugas saya hanyalah membisikkan sedikit edukasi agar Anda bisa lebih tenang dan bijak bila nanti tiba waktunya (Anda berselingkuh ataupun diselingkuhi)." Jadi bagaimana caranya agar Anda bisa memiliki keahlian setia mencintai seperti itu? Sebelum menjadi keahlian, harus diawali dari melatih kemampuan. Bagaimana Anda bisa ahli, jika Anda tidak pernah memaksakan dan mengasah diri lewat repetisi?
Saya sudah berbagi ratusan tips mencintai pada > Facebook Page pribadi < serta > Facebook Page Kelas Cinta <, jadi Anda bisa klik LIKE pada dua link itu dan cari sendiri di sana. Harap sabar scrolling karena itu isinya beragam ilmu relasi cinta untuk para singles dan couples, bukan soal latihan mencintai saja. Mencintai berarti melakukan banyak hal untuk orang yang dicintai. Anda tidak akan mau melakukan sesuatu jika mata kepala dan mata hati Anda tidak (sempat) melihat dirinya seberharga itu. Artinya dasar dari mencintai adalah kesadaran akan nilai dan keberhargaan pasangan. Itu esensi cinta. Maka (salah satu) latihan dasar otot mencintai adalah:
GALI dan HAYATI satu hal bernilai, indah, ataupun menyenangkan yang PASANGAN LAKUKAN HARI INI. Kalau Anda merasa SUDAH TAHU itu, apakah Anda sudah RAJIN MELAKUKANNYA?
Bagi Anda yang tidak mengerti apa itu dan bagaimana caranya, saya beri contoh-contoh praktis ya: -
seandainya pasangan sedang jenaka, lucu dan menggemaskan, GALI + HAYATI kenapa dia bisa bersikap itu, kenapa orang lain tidak bisa seperti dia, kenapa Anda beruntung bersamanya, dsb.
-
seandainya pasangan sedang fokus sibuk bekerja, GALI + HAYATI bagaimana dia bisa sebegitu berprestasi, bagaimana dia berhasil melewati halangan di pekerjaannya, bagaimana dia bisa menginspirasi Anda untuk bekerja keras juga, dsb.
-
seandainya pasangan sedang luangkan waktu untuk membantu Anda, GALI + HAYATI apa yang terjadi sehingga dia bisa sebaik itu, apa yang dia pernah beri pada Anda, apa yang dia pernah korbankan demi Anda, dsb.
-
seandainya pasangan sedang fokus memanjakan Anda, GALI + HAYATI seberapa sering dia melakukan itu, seberapa bangga dia menjalani hubungan itu, seberapa jarangnya Anda membalas perlakuan serupa padanya, dsb.
Setelah meluangkan
3-5 menit untuk menggali dan menghayati pasangan, Anda akan perlahan-lahan merasa jadi „basah, hangat, dan licin terpeleset‟ jatuh cinta kembali padanya. Masa sih sesederhana itu? Yep, namanya juga latihan dasar. Jika yang dasar ini saja malas, apalagi yang advanced?
"Okelah Coach Lex oke saya mengerti, tapi contoh-contoh yang Anda tulis itu „kan semuanya hal positif. Bagaimana jika hari ini pasangan lakukan hal negatif?" mungkin itu adalah suara pemikiran Anda. Jawabannya sama saja:
Anda tetap wajib MENCARI SATU HAL YANG INDAH, KEREN, ATAUPUN MENYENANGKAN pada dirinya walau hari itu dia sedang (berperilaku) buruk.
Itu tidak susah kok, beneran deh. Karena seburuk-buruknya hari saya, sebodoh-bodohnya saya hari ini, pasti ada beberapa hal positif yang saya sudah lakukan (baik sengaja ataupun tidak). Anda juga pasti begitu. Coba saja ingat hari-hari terburuk Anda dalam satu atau dua minggu terakhir ini. Sehancur apapun hari tersebut, pasti Anda tetap ada melakukan sejumlah hal positif di sana 'kan?
Amat sangat tidak mungkin seseorang hanya berbuat negatif sepanjang 1,440 menit dalam satu hari. Tidak mungkin nol positifnya. Tidak mungkin juga cuma ada satu, dua, ataupun tiga hal positif. Pasti ada sekian belas hal positif yang Anda dan pasangan lakukan, di hari tergagal dan terburuk sekalipun. Nah dari sekian belas itu, Anda cuma perlu MENCARI SATU SAJA yang baru dilakukan pasangan.
Cukup dapatkan satu saja untuk Anda GALI dan HAYATI sesuai contoh di atas. Tidak susah 'kan? Sesungguhnya Anda sudah pernah ratusan kali melakukan itu kok pada awal-awal hubungan, namun karena satu dan lain hal Anda berhenti melakukannya. Saat dulu baru kenalan saja Anda bisa menemukan keindahannya, masa setelah mengenal dia luar dalam Anda jadi tidak bisa lagi?
Anda sudah berpacaran/menikah dengannya sekian lama, masa sesusah itu sih menemukan SATU HAL INDAH yang dia lakukan hari ini? Jika meluangkan waktu 3-5 menit memikirkan pasangan saja rasanya sulit, berarti Anda adalah anak kecil yang tidak bertanggungjawab. Tolong beritahu saya nomor telepon pasangan supaya saya beri dia saran untuk meninggalkan dan menceraikan Anda.
SUMPAH, ANDA PERNAH KOK! Ingat-ingat masa awal Anda jatuh cinta dulu sebelum berpacaran serius atau menikah. Anda pasti bisa tenang sabar -atau makin gregetan sayang- ketika pasangan melakukan kesalahan. Anda pasti tetap kalem santai walaupu dia mengulang-ulang hal yang menyebalkan. Pernahkah terpikir kenapa Anda bisa bersikap begitu?
Karena pada masa euforia jatuh cinta itu, Anda sebenarnya MENGGALI + MENGHAYATI SECARA KONSTAN tanpa sadar.. .. alias didorong dan dijerumuskan oleh persekongkolan senyawa tubuh yang saya sudah sebutkan di awal tadi. Misalnya ada dopamine yang membuat mata Anda menyala terang-benderang memperhatikan segala sesuatu yang dilakukan pasangan. Ada juga serotonin yang membuat pikiran Anda terkunci memikirkannya
sepanjang waktu, seperti orang pengidap Obsessive Compulsive Disorder. Dengan kata lain, di masa PDKT dan di awal hubungan, Anda habiskan waktu SEPANJANG HARI UNTUK MEMIKIRKAN DIA. Ya wajar saja dong sepanjang periode itu Anda jadi merasakan sensasi gelombang cinta yang luar biasa? Anda dulu sudah pernah melakukan GALI + HAYATI tanpa sadar. Anda seperti mesin yang autopilot diseret oleh sistem biologi Anda. Itu terjadi begitu saja. Namun setelah beberapa minggu (atau bulan), pasokan senyawa biokimia itu berkurang sehingga Anda pun berkurang menghargai pasangan. Alhasil, perasaan cinta Anda pun berangsur-angsur berkurang dan akhirnya menghilang.
Jadi sebenarnya sih Anda tinggal mengulanginya (berkali-kali) lagi kok. Perbedaan kecil kali ini, tanpa bantuan senyawa biokimia.
Anda tinggal MENGAMBIL KEPUTUSAN untuk MENGGALI dan MENGHAYATI keberhargaan pasangan, agar Anda bisa TERJERUMUS dan TERGELINCIR jatuh cinta lagi padanya. Sama seperti Anda SETIAP HARI perlu mengambil keputusan, memaksakan diri bangun pagi dan berangkat bekerja ke kantor.. … demikian juga Anda
perlu ambil keputusan, paksakan diri menggali & menghayati keberhargaan orang yang sudah Anda pilih.. SETIAP HARI! Hanya bocah ingusanlah yang merasa berat harus bekerja dan berusaha seperti itu setiap hari.
Anda bukan bocah ingusan „kan?
MASA SIH MESTI BEGITU? Jika ini pertama kalinya Anda belajar ilmu relasi cinta ataupun berkenalan dengan saya, wajar saja Anda merasa skeptis. Tidak apa-apa. Anda berhak untuk ragu. Ketika saya dan dua rekan lain memulai edukasi cinta pada tahun 2006 pun banyak orang yang meragukannya. Masyarakat berpikir, “Halah,
masa cinta-cintaan saja sampai perlu dipelajari begitu?” Bahkan dulu selalu saja ada orang yang berceletuk
“NON SENSE!” saat saya mengajar di berbagai seminar publik dan talkshows. Sepuluh tahun sudah berlalu, orang-orang seperti itu masih ada walaupun jumlahnya sudah sangat berkurang. Yang semakin meningkat justru orang-orang yang menyadari pentingnya ilmu relasi cinta. Jutaan pria dan wanita Indonesia sudah mengikuti berbagai artikel, video, dan audio yang kami bagikan.
Ratusan ribu orang sudah mengikuti produk-produk pelajaran kami. Ribuan orang bahkan mengikuti kelaskelas pelatihan dan konsultasi kami. Alasannya adalah karena pelajaran-pelajaran ini termasuk buku digital yang sedang Anda bacadidasarkan pada sains dan studi para ilmuan.
Ini adalah edukasi. Bukannya ocehan remeh ala kata-kata bijak motivasi. Menggali dan menghayati adalah (salah satu) fondasi untuk hubungan yang langgeng karena data-data penelitian menyatakan demikian. Saya kutip penuturan beberapa ilmuan & praktisi berikut: “As marriages move past the honeymoon stage, couples go from appreciating and loving every little detail about each other to taking each other for granted. We become deadened to our spouse’s special qualities and instead focus on things that annoy us about them. These doldrums leave couples confused and discouraged: ‘Maybe the man they married isn’t so great after all. What happened to the spark in our relationship?’ “ - Amie Gordon, psikolog di U.C. Berkeley
"The strongest predictor of long-term relationship success is this: the perception that your partner is a great person, someone close to your vision of the ideal partner for you. This perception is a great sign that you and your partner will stay together and be highly satisfied. The effect is even stronger if your partner feels the same way." - Benjamen Le, peneliti di Haverford College "We found that feeling appreciated and believing that your spouse values you directly influences how you feel about your marriage, how committed you are to it, and your belief that it will last." – Ted Futris, profesor di College of Family Sciences "Focusing on someone’s positive traits, rather than their foibles, is the best way to keep a marriage intact. Individual partners feel happier when their spouse or partner has a ‘shinier’ view of them." - Diane Benussi, direktur di Matrimonial Law Firm "People who had positive illusions about their partners and whose partners in turn idealised them, experienced the most satisfaction in their relationships and were far happier than those who idealised their partners less or were idealised less in return. Other benefits included higher levels of trust in a partner and less fighting." - Dr. Sandra Murray, peneliti di University of New York
Seperti saya sudah jelaskan di bagian sebelumnya, mencintai adalah sebuah usaha yang kompleks dan kontinyu. Seberapa Anda niat dan kuat konstan
melakukan itu tergantung dari seberapa Anda mampu melihat diri pasangan sebagai sosok yang berharga. Ketika Anda malas meluangkan waktu dan energi untuk menggali dan menghayati itu, jelas Anda akan jadi
merasa lelah dan jenuh mencintainya. Itu logika sederhana kok.
Semakin usaha-usaha Anda berkurang, semakin sensasi rasa (jatuh) cinta itu pun menghilang. Jadi jika Anda saat ini bingung, kenapa hubungan kalian terasa hambar, mengalir begitu saja tanpa ada gairah, malah rasanya cuma sibuk mengurusi masalah… … coba cek lagi deh: sejak kapan Anda (dan pasangan) berhenti mulai menggali dan menghayati keberhargaan satu sama lain? Renungkan itu.
BILA BANYAK KONFLIK Seringkali orang malas untuk berusaha memperbaiki diri karena merasa hubungannya sudah berantakan. “Banyak konflik, semuanya saling nyambung. Kalau ajak bicara jadinya emosian terus, ga bisa santai!” Itu sebabnya orang cenderung malas melakukan latihan menggali dan menghayati yang begitu sederhana itu. Namun justru itu kekeliruan luar biasa. Setiap hubungan pasti banyak konflik dan benturan. Namun pasangan yang konsisten menjaga persepsi keberhargaan satu sama lain akan bisa melewati konflik dan benturan itu dengan kerusakan yang minim.
Ibaratnya, perasaan bangga, kagum, syukur, beruntung, terharu, bahagia, puas, aman, tenang, (jatuh) cinta, dsb akibat menggali dan menghayati pasangan adalah SHOCK BREAKER ketika hubungan alami guncangan.
Ketika shock breaker-nya sudah hilang, guncangan terasa lebih keras dan menyakitkan. Karena kesakitan, kalian pun jadi lebih emosional, dan akhirnya lebih sering terpicu konflik-konflik lain satu sama lain. Muncullah konflik yang berkelanjutan dan gejolak emosi yang tak berkesudahan. Bila hubungan Anda sudah mengalami hal-hal tersebut, justru prioritas utama adalah memasukkan kembali bantalan-bantalan empuk yang sudah terhilang itu..
bukannya berdebat cari solusi konflik! Bagaimana bisa berpikir jernih, boro-boro berdiskusi, jika setiap melihat pasangan rasanya panas, geram, menghitam? Kembalikan lagi shock breaker dalam hubungan Anda. Paksa diri Anda berlatih menggali dan menghayati keberhargaan pasangan sesering mungkin.
Hati Anda perlu kembali tenang dan sejuk dahulu, sebelum kalian mampu bekerjasama menghadapi apapun konflik yang ada di depan mata.
GALI + HAYATI = BATAL CERAI Ketika Karen dan Billy datang ke sesi konsultasi, pernikahan mereka sudah di ujung tanduk. Mereka lelah menjalani hubungan yang tidak lagi ada rasanya itu. Hari demi hari dilalui datar dengan komunikasi seadanya, bahkan mereka
mengaku makan malam di rumah pun bisa berlalu tanpa lebih dari 10 kalimat. Sebegitu parahnya. Mereka kebingungan kenapa pernikahan mereka yang menggelora bisa jadi mendingin. Awalnya hanya konflik perseteruan kecil, lama-lama jadi semakin sering, sampai akhirnya cuek masa bodoh. Masing-masing bahkan sampai berselingkuh beberapa kali dan hal itu diketahui oleh kedua orangtua. Keluarga mereka berkoordinasi ajak anak-anaknya menjalani program relijius demi keutuhan pernikahan. Sayangnya usaha itu tetap gagal, sehingga Karen dan Billy jadi pahit lalu memutuskan untuk bercerai saja. Sebenarnya mereka datang berkonsultasi dengan saya (=>> klik ini jika Anda butuh konsultasi <<=) bukan
karena keinginan sendiri, melainkan karena didesak sahabat baik mereka. "Sesi ini sudah dia bayarin, jadi ya sudahlah dateng aja. Cos why not, toh cuma dua jam!" tandas Billy dengan berusaha tersenyum, namun sambil menggenggam erat tangan istrinya.
Satu gerakan kecil itulah yang membangkitkan keyakinan saya bahwa hubungan mereka masih sangat bisa diperbaiki. Pada saat investigasi, saya menemukan ritual rumah tangga mereka sebagai suami-istri memang diwarnai keteledoran di sana-sini. Namun saya juga menemukan tanda-tanda kuat bahwa mereka sangat cocok, hanya saya hambar tiada rasa. Mereka sebenarnya ingin tetap bersama. Mereka sadar akan kecocokan satu sama lain. Mereka juga menyadari dan menyesali kesalahan di masa lalu. Namun
mereka hanya tidak tahu bagaimana agar rasa itu kembali ada. Mereka juga terlalu takut kecewa karena sudah gagal berkali-kali.
Saya mengajarkan Karen dan Billy tentang teori jatuh cinta dan mencintai. Mereka belajar MENGGALI dan MENGHAYATI keberhargaan satu sama lain. Selama sesi 120 menit, mereka berlatih untuk menemukan kembali bantalan-bantalan cinta yang selama ini sudah terlewatkan mata mereka. Di akhir sesi, Karen dan Billy berjanji akan meneruskan latihan tersebut. Ini program mereka: 5 menit setiap pagi untuk menggali dan menghayati satu sama lain, ditambah 5 menit lagi sebagai penutup malam hari. Ketika minggu depannya bertemu lagi, saya melihat banyak perbedaan dari raut wajah dan gestur tubuh mereka. Itu sebabnya mereka berminat kembali datang melanjutkan program konseling. Singkat cerita, pada akhir bulan ketiga Karen dan Billy sudah terlihat berbeda total dibanding saat pertama kali bertemu saya. Mereka
seperti orang baru pacaran yang tidak berhenti bercanda & menggodai satu sama lain. Mereka berkali-kali menyambung dan melengkapi ucapan satu sama lain, seperti satu tim yang kompak.
Bukan hanya itu, intensitas hubungan seks mereka juga sudah kembali semenggairahkan seperti awal dulu. "Coach Lex, jujur aku ga percaya kita bisa sampai di titik ini,” komentar Karen. “Latihan hariannya gampang, ga panjang ngejelimet seperti program rohani yang kita pernah coba dulu. Eh tapi ini hasilnya lebih nyata, kami jadi ada rasanya lagi.. terbakar
cinta lagi, bahkan kayaknya lebih membara." "Sampai bikin orangtua kita jadi ketawa-ketiwi ngiri," tandas Billy melanjutkan istrinya. “Mereka tanya, pake pelet apa sih kok bisa berubah gitu.. hahahaha!” “Pelet cinta dari dukun Lex!” sahut Karen dengan berusaha menggelitik sisi perut sang suami. Tapi Billy sangat gesit, dia berhasil menangkap jari istri lalu melancarkan serangan balasan menggelitik. Saat itu saya tertawa bersama pasangan yang asyik bertahan lalu cubit-cubitan itu, sambil dalam hati MENGGALI dan MENGHAYATI chemistry mereka. Saya berkhayal ada kamera video yang bisa menangkap adegan mereka di hari pertama konseling, di sepanjang
mereka latihan menggali dan menghayati satu sama lain, dan di titik akhir konseling ini. Semuanya terlihat seperti film dokumenter keajaiban. Benar kata Karen, latihan
otot-mencintai ini memang sakti seperti ilmu pelet. Sederhana, namun bila dilakukan konsisten setiap hari, hasilnya akan luar biasa. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan hubungan dan pernikahan Anda. Saya tidak mengerti kerusakan seperti apa yang Anda dan pasangan biarkan terjadi berlarutlarut. Namun saya yakin kemungkinan besar Anda belum sampai ke titik dingin Karen dan Billy dulu. Apakah Anda bersedia mempraktekkan „pelet cinta‟ ini? Apakah Anda dan pasangan mau sepakat merendahkan hati, masing-masing konsisten melatih diri jurus penangkal perceraian ini? Atau Anda merasa sudah percuma mencoba, lebih mudah untuk berpisah saja? Jadilah sesuai iman Anda.
RELATIONSHIP CONSULTATION For Singles, Dating Partners, and Married Couples
Jadwal Praktek VIA TELEPON/SKYPE PERTEMUAN (hanya Jakarta) SENIN-RABU KAMIS-JUMAT SABTU MINGGU
10.00 - 15.00 WIB 15.00 - 21.00 WIB ---- L I B U R ---10.00 - 12.00 WIB
SENIN-JUMAT KAMIS SABTU MINGGU
11.00 - 17.00 WIB 17.00 - 21.00 WIB ---- L I B U R ---12.00 - 16.00 WIB
Booking sesi konsultasi dengan => KLIK isi formulir ini <=!
LOVE IS A VERB Dalam tiap acara Kelas Cinta dan sesi > relationship consultation <, saya selalu menekankan bahwa cinta bukanlah perasaan, melainkan usaha/pekerjaan. Dalam e-book kecil yang sedang Anda baca ini, saya pun sudah menjelaskan gamblang usaha-usaha kecil yang perlu Anda lakukan konstan demi sensasi cinta. Gali dan hayati keberhargaan pasangan Anda setiap hari. Lakukan sekali saja, itu sudah cukup. Lakukan berkali-kali, tentu hasilnya akan jadi jauh lebih indah lagi.
Ibaratnya, Anda sedang mengipas bara cinta yang ada supaya apinya kembali berpercikan dan nyalanya terasa panas menggelora. Ketika Anda rewel merasa capek, ataupun malas mengipasi cinta seperti itu.. tinggal tunggu waktu saja tubuh Anda tergelincir jatuh cinta dengan orang lain. Tidak heran hubungan dan pernikahan jaman modern ini jadi seperti drama lelucon, karena seringkali isinya adalah
dua orang bocah ingusan yang tidak tahu bagaimana KOMITMEN BERUSAHA memelihara relasi cinta. Mereka pikir relasi cinta adalah wahana untuk hidup enak happy-happy. Mereka
sibuk mengurusi BILLS (ekonomi), tapi tidak meluangkan waktu menambah SKILLS (keahlian) agar hubungan mereka tetep ada THRILLS (sensasi cinta). Itu sebabnya ketika suatu saat hubungan terasa datar, perlu usaha, dan agak capek, mereka TERSESAT BERPIKIR jangan-jangan bukan jodoh ataupun salah pilih pasangan. Seiring waktu, mereka akan membiarkan huungan disusupi Pria Idaman Lain & Wanita Idaman Lain, lalu memilih bercerai dengan alasan tidak harmonis. Dasar orang-orang dungu! Tapi saya yakin Anda tidak dungu seperti mereka. Buktinya Anda sudah mau men-download dan membaca hingga titik ini. Saya harap e-book kecil yang Anda miliki secara cumacuma ini sudah berhasil MENAMPAR Anda cukup keras,
sehingga otak Anda jadi berputar lebih keras dan bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Jatuh cinta adalah kejadian yang otomatis (bahkan kecelakaan), namun mencintai adalah keputusan harian yang harus dilatih & dibiasakan. Jadikan MENGGALI + MENGHAYATI keberhargaan pasangan ini sebagai HOBI harian Anda. Tapi tolong jangan lupa, bahwa it takes two to tango.. artinya pasangan Anda pun harus melakukan kegiatan menghargai tersebut.
Percuma jika pasangan Anda tidak mau ikutan. Pernikahan adalah sebuah kerjasama seumur hidup. Bila Anda berusaha sendirian, itu sih bukan relasi cinta.. itu wiraswasta! Karen dan Billy berhasil mengembalikan keharmonisan hubungan karena MEREKA BERUSAHA BERDUA. Jika hanya Karen saja, atau Billy saja, maka ceritanya tidak akan berakhir sebahagia itu.
Ijinkan saya akhiri edukasi cinta ini dengan dua saran. Jika Anda sudah berpacaran, ajak kekasih Anda untuk rajin melakukan latihan yang saya jabarkan di sini. Jika dia mencibir ataupun menolak, saran saya segera Anda putuskan saja hubungan itu. Percuma menikahi orang yang meremehkan kecerdasan dalam membina hubungan. Jika Anda sudah menikah, ajak juga pasangan Anda rajin melakukan latihan ini. Jika reaksinya negatif, saya tidak semerta-merta menyarankan kalian berpisah sih. Cuma Anda tidak perlu terkejut bila hubungan kalian semakin lama semakin berat, jenuh, dan melelahkan. Ya saya sepenuhnya sadar kedua poin itu terasa gelap dan tidak happy ending untuk menutup pelajaran. Tapi ya begitulah realita. Tidak semuanya berujung indah, sama seperti tidak semua hubungan itu sehat dan layak dilanjutkan. Selamat praktek, dear couples..
Grow the love!
Semakin mengerti ilmunya, semakin Anda terkejut „kan?
ILMU CINTA memang logis & masuk akal, itulah keunggulan revolusioner KelasCinta.com
Jika Anda merasa TERCERAHKAN dengan e-book ini, bolehkah Anda klik LIKE pada dua link berikut? Page Lex dePraxis & Page Kelas Cinta Thank you!
“Eh tapi tapi, kalau buat aku yang belum punya pasangan.. ada solusi juga kah?”
Ada kok, klik gambar di halaman berikut!