PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN Banyak organisasi menggunakan sistem pengendalian hasil keuangan untuk mengatur perilaku karyawannya. Sistem pengendalian hasil keuangan, hasil didefiniskan dalam istilah moneter, pada umumnya dalam istilah pengukuran akuntansi seperti pendapatan, biaya, laba atau return. Sistem pengendalian hasil keuangan memiliki tiga komponen utama yaitu : 1. 2. 3.
Pusat pertanggungjawaban keuangan Perencanaan dan penganggaran Kontrak insentif
Keunggulan Sisstem Pengendalian Hasil Keuangan Alasan sistem pengendalian hasil keuangan lebih unggul: 1.
2.
3.
4.
Tujuan keuangan merupakan tujuan terpenting dalam organisasi berorientasi laba Keuntungan dan arus kas adalah termasuk alat pengukuran bagi pihak eksternal untuk mengevaluasi kinerja organisasi yang berorientasi laba tersebut. Pengukuran keuangan memberi sebuah ringkasan pengukuran kinerja Ringkasan pengukuran kinerja yang dimaksud dilakukan dengan menghitung semua efek dari inisiatif operasi terhadap berbagai pasar, produk/jasa, atau aktivitas dalam satu (atau beberapa) pengukuran, sehingga dapat meningkatkan komparabilitas dari efek tiap inisiatif dan mengurangi kemungkinan adanya konflik diantara inisiatif tersebut. Pengukuran keuangan relatif tepat dan objektif. Pengukuran keuangan pada umumnya memberikan informasi yang signifikan daripada informasi kualitatif dan subjektif maupun informasi kuantitatif lainnya seperti pengukuran kepuasan pelanggan. Arus kas mudah diamati dan diukur. Biaya penerapan lebih kecil dari yang lainnya; Hal ini disebabkan komponen pengendalian hasil keuangan sudah ada dalam organisasi. Organisasi telah secara rutin menyusun pertanggungjawaban keuangannya untuk dilaporkan kepada pemerintah, kreditur, investor dan pihak lain. Informasi ini sudah siap digunakan oleh pihak internal dalam melakukan pengukuran keuangan tanpa perlu menambah biaya lagi.
Tipe Pusat Pertanggungjawaban Keuangan Istilah Pusat pertanggungjawaban menunjukkan tanggungjawab manajer atas output dan/atau input. Pertanggungjawaban dapat ditunjukkan oleh jumlah input yang digunakan, jumlah output, karakteristik tertentu dari proses produksi atau layanan, atau indikator kinerja keuangan di suatu bagian. Pusat pertanggungjawaban keuangan adalah pusat pertanggungjawaban dimana tanggung jawab seorang individu diukur dalam istilah keuangan. 1.
Pusat Investasi Pusat Investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang dipegang oleh manajer yang bertanggungjawab baik untuk laporan rugi laba maupun laporan posisi
2.
3.
4.
keuangan line items yang dibuat untuk menghasilkan return akuntansi (laba) daninvestasi yang dibuat untuk menghasilkan return tersebut. Sebuah perusahaan adalah pusat investasi, sehingga manajer tertinggi pada sebagian besar organisasi, seperti chief executive officer (CEO) dievaluasi sebagai manajer pusat pertanggungjawaban. Pusat Laba Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban ketika manajer bertanggungjawab pada beberapa pengukuran laba yang berbeda antara pendapatan yang dihasilkan dan biaya untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Ada perbedaan konseptual antara pusat laba dan pusat investasi, yaitu manajer pusat laba bertanggungjawab pada laba tetapi tidak pada investasi yang amenghasilkan keuntungan. Pusat Pendapatan Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban ketika manajer bertanggungjawab untuk menghasilkan pendapatan sebagai pengukuran keuangan dari output. Contoh umum adalah manajer penjualan, sedangkan apabila di organisasi nirlaba contohnya manajer penggalangan dana. Pusat Biaya Pusat biaya (atau pengeluaran) adalah pusat pertanggungjawaban ketika manajer bertanggungjawab terhadap elemen biaya. Biaya adalah pengukuran keuangan dari input, atau sumber daya yang digunakan oleh pusat pertanggungjawaban.
Variasi pusat pertanggungjawaban keuangan Contoh variasi pusat laba : pusat laba kotor, pusat laba tidak lengkap, pusat laba sebelum pajak, pusat laba lengkap Pemilihan Pusat Pertanggungjawaban keuangan Keputusan dalam menentukan sruktur organisasi tidak selalu lebih dahulu daripada penentuan pusat pertanggungjawaban yang akan digunakan; keputusan struktur pertanggungjawaban seringkali dibentuk terlebih dahulu sebelum menentukan struktur organisasi. Contohnya, keinginan untuk memiliki manajer yang membuat tradeoff antara pendapatan dan biaya mungkin akan membawa pada pilihan struktur organisasi yang terdiri dari beberapa divisi. Masalah Transfer Pricing Pusat laba atau investasi sering menawarkan produk atau jasanya kepada pusat laba lainnya dalam satu perusahaan yang sama. Ketika hal ini terjadi, beberapa mekanisme dalam menentukan harga jual harus ditentukan. Transfer pricing secara langsung berhubuingan dengan pendapatan dari penjualan pusat laba, biaya dari pembelian pusat laba satunya dan konsekuensinya pada kedua entitas laba. Tujuan Transfer Pricing 1. 2.
Memberikan sinyal ekonomi agar manajer yang terkena dampak mengambil keputusan yang tepat Memberikan informasi dalam melakukan evaluasi kinerja kedua pusat laba dan manajernya yang saling melakukan transaksi.
3.
Harga Transfer dapat digunakan dalam memindahkan laba antara lokasi perusahaan.
Alternatif Metode Transfer Pricing 1.
2.
3.
Transfer Price berbasis pasar Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya. Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi. Transfer Price biaya marjinal Ketika produk dan jasa perantara bertukar secara internal pada biaya marginal kita akan mudah menentukan kontribusi total yang dihasilkan oleh produk dan jasa akhir untuk perusahaan secara keseluruhan. Total kontribusi hanya sama untuk harga jual dari produk dan jasa akhir dikurangi biaya marjinal dari tahap akhir produk dan jasa. Penggunaan metode biaya marginal jarang digunakan mungkin disebabkan fakta bahwa transfer biaya marjinal memberikan informasi yang buruk untuk evaluasi kinerja ekonomi dari penjualan atau pembelian oleh pusat laba. Pusat laba penjualan biasanya harus mencatat kerugian karena menanggung biaya penuh dari produksi sementara penerimaan dari pendapatan hanya dari biaya marginal. Sebaliknya, laba dari pusat laba yang melakukan pembelian akan berlebihan karena tidak digunakan untuk membayar setiap biaya penuh dari produk atau jasa yang ditransfer. Harga transfer marginal juga serigkali sulit diimplementasikan karena sulitnya mengukur biaya marginal secara akurat. Transfer Price biaya penuh Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan. 1. Pertama, penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar. 2. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. 3. Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
4.
Transfer price yang dinegosiasi Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. 1. pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi 2. manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Variasi Transfer Pricing Peneliti telah menemukan beberapa variasi dari metode transfer-pricing. Beberapa variasi ini memiliki keuntungan tersendiri, meskipun terkadang jarang ada yang menggunakan. Contoh variasi ini antara lain : 1.
2.
Transfer at marginal cost plus a fixed lump-sum fee. Dalam variasi ini harga transfer dipatok pada biaya marginal dengan ditambah fee lump-sum. Dual rate transfer price Dalam variasi ini, pusat laba yang melakukan penjualan mencatat penjualannya sesuai harga pasar, namun pusat laba pembeli membayar dengan harga sesuai biaya penuh atau biaya marginal.
Penggunaan simultan beberapa metode Transfer Pricing Hampir tidak mungkin menggunakan dua metode harga transfer yang berbeda secara simultan dalam pembuatan keputusan dan tujuan evaluasi karena manajer membuat keputusan dengan jelas terhadap apa yang akan dievaluasi. Tradeoff biasanya merupakan hal yang tidak terelakkan. Ketika perusahaan menggunakan metode harga transfer ganda, biasanya satu metode digunakan untuk tujuan internal-pembuatan keputusan dan evaluasi- dan metode lain untuk mempengaruhi laba fiskal di seluruh wilayah hukum.