BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan penumbuhan tubuh. Dalam kehidupan manusia protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru kesuluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Protein yang terdapat dalam makanan kita dicerna dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorbsi dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan diluar hati. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah. 1.2. Tujuan a. Tujuan umum Agar mahasiswa dan pembaca mengerti tentang protein baik dari pencernaan, metabolisme maupun absorbs. b. Tujuan khusus
Mengemukakan permasalahan tentang protein
Menjabarkan kadar dan fungsi protein bagi manusia, Dll 1
BAB II. TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Istilah protein berasal dari bahasa yunani proteos , yang berarti yang utama atau yang di dahulukan. Kata ini di perkenal kan oleh ahli kimia belanda, gerardus mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein separohnya ada didalam otot, seperlima dalam tulang dan tulang rawan, spersepuluh dalam kilit dan selebihnya dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon pengengkut zat-zat gizi dan darah. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor, sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekuk esensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat kimia lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
2.2. klasifikasi protein. Protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrous), globular, dan kunjngsi. a. Porotein dalam bentuk serabut. Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral dan terjalin satu sama lain, sehingga menyerupai batany yang kaku. Karakteristiknya : Rendah daya larutnya., Mempnayi kekuatan mekanis yang tinggi, Tahan terhadap enzim pencernaan. Contoh protein serabut : Kolagen, elastin, keratin, miosin.
ii
b. Protein globular. Karakteristiknya :Berbentuk bola, Larut dalam larutan garam dan asam encer, Mudah berubah dalam pengaruh suhu, Konsentrasi garam mudah mengalami denaturasi. Contoh : Albumin, globumin, histon, protamin. c. Protein konjungsi. Merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino (gugus prostetik). Contoh : Nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein, metaloprotein. Jenis-jenis protein : a. Berdasarkan Komponen. 1. Protein Bersahaja. Merupakan campuran yang terdiri atas asam mino. 2. Protein Kompleks. Selain terdiri atas asam amino juga terdapat komponen lain (unsur logam, gugus posfat, dll). 3. Protein. Merupakan ikatan antara intermediet produk sebagai hasil hidrolisa parsial dari protein native. b. Berdasarkan Sumber. 1. Protein Hewani. Berasal dari binatang, contoh : daging, susu, dll. 2. Protein Nabati. Berasal dari tumbuhan, contoh : jagung.
ii
Klasifikasi protein dapat pula dilakukan berdasarkan fungsi fisiologiknya, berhubungan dengan adanya dukunagn bagi prtumbuhan badan dan bagi pemeliharan jeringan : a. Protein sempurna. b. Protein setengah sempurna. c. Protein tidak sempurna.
2.3 Komposisi Kimia Protein. Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan kanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada satu gugus karboksil (-COOH), satu gugus amino (-NH2), satu atom hidrogen (-H) dan satu gugus radikal (-R) atau rantai cabang, sebagaimana tampak pada gambar berikut : Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein hididroksilat alfaasam amino, yaitu guguskarboksil dan amino terikat pada atom karbon yang sama. Yang membedakan asam amino satu sama lain adalah rantai cabang atau gugus – R nya. 2.4. Fungsi, Guna, dan Sumber Protein. Disini dapat kita lihat fungsi protein, antara lain sebagai berikut : a. Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan. b. Untuk pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh. c. Untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh. d. Untuk ii
memelihara netralitas tubuh. e. Untuk pembentukan antibodi. f. Untuk mengangkat zat-zat gizi. g. Sebagai sumber energi. Oleh karena itu, protein sangat berperan penting dalam tubuh manusia, karena bial manusia tidak cukup protein, maka mereka akan dapat menderita gizi kurang.
Guna protein bagi tubuh manusia : Protein sangat berperan penting untuk pertumbuhan manusia.penting yang terdapat dalam semua makhluk hidup. Jadi tanpa adanya protein tidaklah dapat dibentuk sel makhluk hidup. Secara garis besarnya guna protein bagi manusia adalah sebagai berikut : a. Untuk membangun sel jaringan tubuh seorang bayi yang lahir dengan berat badan 3 kg. b. Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau rusak. c. Untuk membuat air susu, enzim dan hormon air susu yang diberikan ibu kepada bayinya dibuat dari makanan ibu itu sendiri. d. Membuat protein darah, untuk mempertahankan tekanan osmose darah. e. Untuk menjaga keseimbangan asam basadari cairan tubuh. f. Sebagai pemberi kalori.
Sumber protein. Sumber protein untuk manusia ada 2, yaitu : a. Sumber protein hewanimerupakan bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang.
ii
b. Sumber protein nabati merupakan sumber makanan seperti : kacang, kedelai dan hasilnya seperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan lain.
2.5. Kebutuhan Protein Bagi Manusia. Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah protein yang diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah unsur nitrogn (zat lemas) yang ada dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air seni dan tinja.
ii
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Pencernaan, Absorbsi dan Tranfortasi serta Metabolisme 3.1.1 Pencernaan Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dan dipeptida. Proses pencernaan terjadi pada : a. Lambung Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai dalam lambung. Asam klorida lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim pencernaan dapat memecah ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal didalam lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran polipeptida, proteose dan pepton. b. Usus halus Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus oleh campura enzim protease. Pancreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai precursor protease, seperti tripsinogen, kimotripsinogen, dan proelastase. Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptide tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus meransang dikeluarkannya enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pancreas menjadi trifsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan oleh tripsin sendiri secara otokatalitik. Disamping itu tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari pancreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis ii
kimotripsin aktif ; prokarboksipeptidase dan proelastase diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim pankrean memecah protein dari polipeptida menjadi peptide lebih pendek yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus halus juga mengeluarkan enzimenzim protease yang menghidrolsa ikatan peptide. Sebagian besar enzim mukosa usus halus ini bekerja didalam sel. Enzim-enzim proteolitik yang ada dalam lambung dan usus halus pada akhirnya dapat mencernakan sebagian besar protein makanan menjadi asam amino bebas. Tripsin dan kimotripsin dapat lebih cepat dan sempurna bekerja bila didahului oleh tindakan pepsin. Tetapi, kedua jenis enzim ini tanpa didahului oleh pepsin dapat juga membebaskan asam amino dadri protein.
3.1.2 Absorpsi dan Tranfortasi Hasil akhir dari pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini segera diabsorbsi dalam waktu 15 menit setelah makan. Absorbsi terutama terjadi dalam usus halus berupa empat system absorbsi aktif yang membutuhkan energy, yaitu masing-masing untuk asam amino netral, asam amino asam dan basa, serta untuk prolin dan hidroksiprolin. Absorbsi ini menggunakan mekanisme transfer natrium seperti halnya pada absorbsi glukosa. Asam amino yang diabsorbsi memasuki sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah dibawa ke sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang belum dicerna dapat memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi pada protein
ii
susu dan protein telur yang menimbulkan gejala alergi (immunological sensitive protein). Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai diujung usus halus. Hanya 1 % yang dimakan ditemukan dalam feses. Protein endogen yang berasal dari sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan diabsorbsi. 3.1.3 Sekresi Oleh sesuatu sebab, absorbs protein mungkin tidak terjadi secara komplit. Beberapa jenis protein, karena struktur fisika dan kimianya tidak dicerna dan dikeluarkan melalui usus halus tanpa perubahan. Disamping itu absorbs asam amino bebas dan peptide mungkin tidak terjadi 100%, terutama bila fungsi usus halus tertanggu, seperti pada infeksi saluran cerna atau kehadiran factor-faktor antigizi seperti lesitin atau protein yang mencegah terbentuknya tripsin dalam makanan/. Protein atau asam amino yang tidak diabsorbsi ini masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi mettabolisme mikroflora kolon dan produknya dikeluarkan melalui feses, terutama dalam bentuk protein bakteri.
3.1.4 Sekilas metabolisme protein 3.1.4.1. Penggunaan protein untuk membentuk protein atau asam amino tidak esensial. Bila sel membutuhkan protein tertentu, sel tersebut akan membentuknya dari asam amino yang tersedia. Bila sel membutuhkan asam amino tidak esensial tertentu untuk pembentukan protein, sel akan membuatnya dengan cara memecah
ii
asam amino lain yang tersedia dan menggabungkan gugus aminonya dengan unitunit karbon-karbon fragmen yang berasal dari glukosa.
3.1.4.2. Penggunaan Asam Amino untuk Membentuk Ikatan-ikatan Lain Sel juga dapat membentuk ikatan-ikatan lain dari assam amino. Misalnya, asam amino tirosin merupakan precursor pengantar saraf norepinefrin dan epinefrin yane mengantarkan pesan-pesan saraf kke seluruh tubuh. tirosin juga dapat diubah menjadi melamin, yaitu pigmen tubuh, atau menjadi tiroksin, hormone yang mengatur laju metabolisme. Triptofan merupakan precursor pengantar saraf seroronin dan vitamin niasin.
3.1.4.3. Penggunaan Asam Amino Sebagai Energi Walaupun fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan, bilamana tubuh kekurangan zat energy fungsi protein untuk menghasilkan energy atau untuk membentuk glukosa akan didahulukan. Bila glukosa atau asam lemak didalam tubuh terbatas, sel terpaksa menggunakan protein untuk membentuk glukosa dan energy. Glukosa dibutuhkan sebagai sumber energy sel-sel otak dan system saraf. Pemecahan protein guna guna memenuhi kebutuhan energy dan glukosa pada akhirnya akan menyebabkn melemahnya otot-otot. Oleh karena itu, dibutuhkan konsumsi karbohidrat dan lemak yang cukup tiap hari, sehingga protein dapat digunakan sesuai fungsi utamanya, yaitu untuk pembentukan sel-sel tubuh. kelebihan asam amino dalam tubuh, setelah terlebih dahulu melepas gugus NH2-nya melalui prose deaminasi, akan memasuki jalur metabolism yang sama dengan yang digunakan oleh karbohidrat dan lipida.
ii
3.1.2.4. Deaminase Asam Amino Deaminasi atau melepaskan gugus amino (NH2) dari asam amino akan menghasilkan sisa-sisa berupa ammonia dalam sel. Ammonia yang bersifat racun akan masuk kedalam peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia menjadi ureum yang sifat racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke peredaran darah. Ureum dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi dari asam amino bebas didalam tubuh yang tidak digunakan dan dari pemecahan protein jaringan tubuh.
3.1.2.5. Penggunaan Kelebihan Protein untuk Pembentukan Lemak Dalam keadaan berlebihan, protein akan mengalami deaminase. Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam tubuh. dengan demikian, maka protein secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan.
3.1.2.6. Persediaan Metabolik Asam Amino Didalam tubuh tidak ada persediaan besar asam amino, kelebihan asam amino untuk keperluan sintesis protein dan berbagai ikatan nitrogen bukan ikatan protein akan metabolisme. Akan tetapi didalam protein sel-sel persediaan metabolic asam amino yang berada dalam keseimbangan dinamis yang dapat setiap waktu digunakan. Perubahan protein secara terus-menerus pada orang dewasa diperlukan untuk memelihara persediaan asam amino untuk memenuhi kebutuhan segera asam amino oleh berbagai sel dan jaringan guna pembentukan protein. Jaringan yang paing aktif dalam perubahan protein adalah protein plasma, mukosa saluran cerna, pancreas, hati, dan ginjal. ii
3.2 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein. 3.2.1 Akibat kekurangan protein. Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus. 1. Kwasiorkor. Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang ditungu kelahirannya Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambatmenyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadipada konsumsi energi yang cukup atau lebih. Gejalanya : pertumbuhan terhambat, Otot-otot berkurang dan lemah., Edema, Muka bulat seperti bulan (moonface), dan Gangguan psikimotor. Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan. Kehadiran kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum. Pada kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya udema, sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan odema menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan ii
tersebut tidak sampai dibawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai. Ciri-ciri : - Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam. - Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis\ garis permukaan yang jelas. -Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilap. - Perut anak membuncit karena pembesaran hati. - Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati. 2. Marasmus. Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh dalam waku yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki. Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari kwashiorkor. Gejalanya: Pertumbuhan terhambat, Lemak dibawah kulit berkurang,Otot-otot berkurang dan melemah,Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan lingkar dada,Muka seperti orang tua (oldman’s face).
ii
Pada
penderita
marasmus
biasanya
tidak
ada
pembesaran
hati
(hepatomegalia) dan kadar lemak serta kholesterol didalam darah menurun. Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat, dan anak tergeletak in-aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.
3.2.2 Akibat Kelebihan Protein. Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi AKG) untuk protein.
3.2.3 Upaya Penanggulangan. Untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut : pemantauan status gizi (PSG) masyarakat. Pemberian makanan tambahan (PMT). Pemantauan garam beryodium. Pemberian kapsul vit. A Pemberian tablet Fe. Pengumpulan data KADARZI. ii
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan Dari makalah diatas, maka peulis dapat menyimpulkan bahwa protein sangatlah penting, terutama bagi pertumbuhan. Disamping itu protein merupakan zat utama dalam membantu tumbuh kembang anak. Sehingga apabila anak cukup asupan proteinnya, maka anak akan tumbuh sehta, jauh dari gizi kurang dan tidak terjadinya gangguan tumbuh kembang. Dengan adanya protein dalam tubuh, maka tubuh akan merasa tetap segar. Tetapi yang harus diperhatikan asupan protein untuk tubuh haruslah seimbang, tidak boleh kekurangan dan tidak bileh pula kelebihan. Karena kelebihan atau kekurangan asupan protein dapat menimbulkan penyakit, seperti : kwashiorkor, marasmus, dan obesitas. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca, untuk dapat memanfaat kan apa yang telah disampaikan dalam makalah ini, guna untuk meningkatkan status gizi di masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang sehat.
4.2. Saran. a. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan protein, agar dapat tumbuh dengn sehat. b. Agar seluruh ibu-ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk. c. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein. d. Diharapkan masyarakat atau pun pembaca mau ikut serta menggalakkan program tentang pemberantasan gizi buruk. ii
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. ”Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 2006. Asrul Azwar. Kebijaksanaan Penggulanagan Kasus Gizi. makalah disampaikan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakernas), Jakarta, 9-12 Februari 2000. Departemen Kesehatan RI. Pemantauan Status Gizi Melalui Posyandu. Jakarta : Depkes, 1995 Direktorat Bina Gizi Masyarakat., Depkes RI, Prevalence of National Problems 1999. Tidak Dipubliikasikan. Djokomoeljanto, R. Hasil evaluasi dampak program penanggulangan gangguan akibat kekutangan Iodium (GAKI) di 12 provinsi di Indonesia. Gizi Indonesia, 1989; XIV, No. 1:14-22. FAO. Energy and Protein Requirements. Report of a joint FAO/WHO/UN expert consulation. Genava WHO Series 724, 1985. http//www.google.com//gizi buruk//2012. http//www.google.co.id//journal tentang protein.// 2012. Kartasapoetra, Drs.G. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003. Moehdi, S. ” Ilmu Gizi”. Penerbit : Papasinar Sinanti. Jakarta : 2002. Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan RahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk keberhasilan penulisan berikutnya. Sehingga penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada para teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Pekanbaru, November 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................
ii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang................................................................................ 1.2 . Tujuan...........................................................................................
1 1
II. TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian ...................................................................................... 2.2. Klasifikasi protein ......................................................................... 2.3. Komposisi protein ......................................................................... 2.4. Fungsi, Guna, dan Sumber Protein................................................ 2.5. Kebutuhan Protein Bagi Manusia..................................................
2 2 4 4 6
III. PEMBAHASAN 3.1. Pencernaan, Absorbsi dan Tranfortasi serta Metabolisme ............ 3.1.1. Pencernaan............................................................................. 3.1.2. Absorbsi dan Transfortasi...................................................... 3.1.3. Metabolisme ..........................................................................
7 7 8 9
3.2. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein................................... 3.2.1. Akibat Kekurangan Protein ................................................... 3.2.2. Akibat Kelebihan Protein ...................................................... 3.2.3. Upaya Penanggulangan .........................................................
12 12 14 14
IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan ................................................................................... 4.2. Saran ..............................................................................................
15 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
TUGAS MAKALAH GIZI IKAN PROTEIN (PENCERNAAN, METABOLISME DAN ABSORBSI) Disusun Oleh : Isnawati : 1004121916 Rajis : 1004114302 Suhardi : 1004136166 Hindam Sabbah : 1004114183 Teknologi Hasil Perikanan
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2012 ii