BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belaka Belakang ng
Masyarakat Masyarakat yang mengalami mengalami kelainan kelainan pada bagian palatalnya, palatalnya, sering dijumpai dijumpai saat ini, dimana kelainan ini biasanya biasanya terjadi karena bawaan dari lahir lahir.. Salah Salah satu satu contoh contoh pada pada kasus kasus bayi bayi yang yang terdapat terdapat kelain kelainan an palatal palatal,, sehing sehingga ga membua membuatt bayi bayi mudah mudah terseda tersedak k saat minum minum susu susu maupun maupun susah susah bernafas. Celah pada palatum yang terjadi akibat kegagalan penyatuan palatum baik dari jaringan lunak, komponen tulang bagian atas, tulang alveolar, alveolar, palatum keras dan lunak biasanya biasanya berbentuk berbentuk celah dan terjadi pada usia kehamilan 7-! minggu, karena celah pada garis tengah palatumterjadi karena kegagalan kegagalan ! sisi untuk menyatu akibat akibat terdapatnya terdapatnya kelainan dalam perkembangan embriotik "Carpenitto, ##$%.&ubang pada palatal dapat menimbulkan gangguan pada saat berbicara maupun mengunyah makanan. 'engan 'engan adany adanyaa kasus kasus defek defek membut membutuhk uhkan an suatu suatu alat untuk untuk mering meringank ankan an defeknya melalui protesa maksilofasial obturator "(a)ek, #*+%. 'efek pada wajah dapat ditangani dengan hasil yang memuaskan bila ditangani ditangani sendini mungkin secara multidisiplin, multidisiplin, baik bidang bidang edokteran edokteran mum maupun edokteran igi. /bturatordapat digunakan untuk menutupi defek pada rahang atas dansebagai penyekat antara rongga mulut, sinus dan rongga hidung. 0anpa adanya obturator ini maka makanan dan cairan dapat masuk ke arah sinus dan rongga hidung sampai ke faring, laring hingga ke
1
paru-paru sedangkan udara yang menerobos melalui defek tersebut akan menimbulkan bunyi sengau (nasal speech)/ "1ederick, "1ederick, #7*%. /btura /bturator tor adalah adalah sebuah sebuah protesi protesiss buatan buatan yang yang benarbenar-ben benar ar meniru meniru langit-langi langit-langitt mulut untuk menutup celah pada palatal "langit-lang "langit-langit it mulut%. mulut%. /bturator /bturator palatal merupakan merupakan prostetis prostetis jangka pendek yang digunakan digunakan untuk menutup cacat palatum keras atau lunak yang dapat mempengaruhi produksi saliva pada saat makan "2or)abadi, !+! 3 4++%. /bturator fungsional merupakan suatu obturator yang pembuatannya terdap terdapat at gigi gigi tiruan tiruan untuk untuk mengga mengganti ntikan kan bagian bagian gigi gigi yang yang hilang hilang,, untuk untuk memb memban antu tu dalam dalam peng pengun unya yaha han n dan dan estet estetik ik.S .Sed edan angk gkan an obtu obtura rato torr non non fungsional adalah suatu obturator yang dibuat hanya untuk lobang itu tertutup biasanya digunakan pada orang baru operasi operasi kangker. "oyama "oyama S, !++$% 5embuatan 5embuatan suatumaksilo suatumaksilofasial fasial prostesis obturator obturator adalah alat yang dibuat dibuat untuk untuk mengem mengembal balika ikan n fungsi fungsi,, memper memperbai baiki ki estetik estetik,, fonetik fonetik,, dan memperbaiki fungsi fisiologisnya, serta mengembalikan kesehatan jaringan keras maupun jaringan lunak yang ada untuk persiapan operasi maksilofasial tahap berikutnya. 2ila tujuan ini tercapai maka akan mempermudah penderita untu untuk k kemb kembali ali meny menyesu esuai aika kan n diri diri deng dengan an masy masyara araka katt yang yang umum umumny nyaa penderita ini memiliki tekanan psikososial yang kurang baik "(ahn dan 2oucher, #7*%. /bturator /bturator memiliki memiliki beberapa beberapa tahap pembuatanmulai pembuatanmulai dari penerimaan penerimaan model, pembuatan model malam, penanaman kuvet, selanjutnya dilakukan deng dengan an pemb pember erian ian gula6 gula6sel selap apis is malam malam untu untuk k memb membua uatt ruan ruanga gan n udar udara, a,
2
paru-paru sedangkan udara yang menerobos melalui defek tersebut akan menimbulkan bunyi sengau (nasal speech)/ "1ederick, "1ederick, #7*%. /btura /bturator tor adalah adalah sebuah sebuah protesi protesiss buatan buatan yang yang benarbenar-ben benar ar meniru meniru langit-langi langit-langitt mulut untuk menutup celah pada palatal "langit-lang "langit-langit it mulut%. mulut%. /bturator /bturator palatal merupakan merupakan prostetis prostetis jangka pendek yang digunakan digunakan untuk menutup cacat palatum keras atau lunak yang dapat mempengaruhi produksi saliva pada saat makan "2or)abadi, !+! 3 4++%. /bturator fungsional merupakan suatu obturator yang pembuatannya terdap terdapat at gigi gigi tiruan tiruan untuk untuk mengga mengganti ntikan kan bagian bagian gigi gigi yang yang hilang hilang,, untuk untuk memb memban antu tu dalam dalam peng pengun unya yaha han n dan dan estet estetik ik.S .Sed edan angk gkan an obtu obtura rato torr non non fungsional adalah suatu obturator yang dibuat hanya untuk lobang itu tertutup biasanya digunakan pada orang baru operasi operasi kangker. "oyama "oyama S, !++$% 5embuatan 5embuatan suatumaksilo suatumaksilofasial fasial prostesis obturator obturator adalah alat yang dibuat dibuat untuk untuk mengem mengembal balika ikan n fungsi fungsi,, memper memperbai baiki ki estetik estetik,, fonetik fonetik,, dan memperbaiki fungsi fisiologisnya, serta mengembalikan kesehatan jaringan keras maupun jaringan lunak yang ada untuk persiapan operasi maksilofasial tahap berikutnya. 2ila tujuan ini tercapai maka akan mempermudah penderita untu untuk k kemb kembali ali meny menyesu esuai aika kan n diri diri deng dengan an masy masyara araka katt yang yang umum umumny nyaa penderita ini memiliki tekanan psikososial yang kurang baik "(ahn dan 2oucher, #7*%. /bturator /bturator memiliki memiliki beberapa beberapa tahap pembuatanmulai pembuatanmulai dari penerimaan penerimaan model, pembuatan model malam, penanaman kuvet, selanjutnya dilakukan deng dengan an pemb pember erian ian gula6 gula6sel selap apis is malam malam untu untuk k memb membua uatt ruan ruanga gan n udar udara, a,
2
penutupan dengan bahanSelf bahanSelf Cured Cured acrylic acrylic, penanaman, penanaman, packing packing akrylic, akrylic, hingga hingga sampai sampai finishing dan dan poleshing . 0ujuannya untuk membantu dalam pengunyahan dan menutup defek agar tetap bersih "ayoma S, !++$ 3 8$ dan umar, !+8 3 %. 5roses pembuatan obturator dengan teknik gula, dilakukan mulai dari pencetakan model kerja,mengambar garis outline pada pada model model kerja, kerja, Block Block Out ,
pemb pembua uata tan n
ceng cengke kera ram, m, sela selanj njut utny nyaa
pemb pembua uata tan n
lemp lempen eng g
dibu dibuat at
mengikuti defek yang terdapat pada model kerja, pembuatan galanggang gigi, penyusunan anasir gigi, packing acrylic haed cured, pemberian gula pada defek defek atau lubang lubang untuk untuk mendap mendapatk atkan an rongga rongga udara udara didalam didalam
obtur obturator ator,,
ditutup dengan self dengan self cured , dan gula dilepas dengan cara direndam dalam air panas,penanaman dan packing acrylic. acrylic. Finis Finishi hing ng dan polishing "umar, !+8% 5roses pembuatan obturator dengan teknik selapis malam, dilakukan mulai mulai
dari dari pencetak pencetakan an model model kerja,m kerja,meng engamb ambar ar garis garis outline outline pada model
kerja, Block Block
Out ,
pemb pembua uata tan n
ceng cengke kera ram, m, pemb pembua uata tan n
lemp lempen eng g
dibu dibuat at
mengikuti defek yang terdapat pada model kerja, pembuatan galanggang gigi, penyusunan anasir gigi, pemberian selapis malam merah di atas defek atau luba lubang ng.. 5emb 5emberi erian an selap selapis is malam malam mera merah h ini ini bert bertuj ujua uan n untu untuk k memb memberi eri ruanga ruangan n udara udara pada pada obtura obturator tor.. Sebelu Sebelum m melaku melakukan kan pack packin ing, g, penutupan dengan self dengan self cured . "ayomaS, !++$ 3 8$ dan umar, !+8 3 %. 5rosedur pembuatan hollow pembuatan hollow dilakukan dengan menggunakan gula dan selap selapis is malam malam merah merah,, sepert sepertii yang yang suda sudah h dijel dijelask askan an di atas. atas.5em 5embe beri rian an
3
malammerah atau gula pada tahap
setelah packing acrylic head cured .
"ayoma S, !++$ 3 8$ dan umar, !+8 3 7%. Syarat-syarat obturator fungsional umumnya pada lengkung rahang atas. Sebuah obturator harus ringan, stabil, tidak menyebabkan iritasi, nyaman, sederhana dalam desain, mudah dilepas, dan mampu memulihkan baik kontur dan fungsi fisiologis, seperti berbicara dan menelan. 5ada setiap prosedur pembuatan obturator memiliki tingkat kegagalan yang
berbeda-
beda.obturator yang paling banyak memenuhi syarat ideal memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah dibandingkan dengan obturator yang hanya dapat memenuhi sedikit syarat ideal tersebut "Madhumathi, !+4%. Sehingga penulis ingin meneliti perbandingan tingkat kegagalan proses pembuatan obturator fungsional dengan te knik gula dan selapis malam merah pada prosedur pembuatan hollow.
1.2 Rumusan Masalah 2erdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah,
yaitu perbandingan tingkat kegagalan proses pembuatan obturator non fungsional dengan menggunakan teknik gula dan selapis malam merah pada prosedur pembuatanhollow. 1.3 Batasan Masalah 'idalam arya 0ulis 9lmiah ini hanya membahas perbandingan tingkat kegagalan proses pembuatan obturatordengan menggunakan teknik gula dan selapis malam merah pada tahap hollow. 1.4 Tuuan Penel!t!an .4. 0ujuan mum
4
ntuk menambahpengetahuan tentang prosedur pembuatan obturator. .4.! 0ujuan khusus. ntuk menambah pengetahuan tentang proses pembuatan obturator dan perbandingan tingkat kegagalan proses pembuatan obturator non fungsional dengan menggunakan teknik gula dan selapis malam merah pada prosedur pembuatan hollow. 1." Man#aatPenel!t!an Menambah pengetahuan dalam bidang edoteranigi, khususnya
di jurusan '-9990eknik igi, yang berkaitan dengan tingkat kegagalan proses pembuatan obturator,dengan menggunakan teknik gula serta selapis malam merah pada prosedur pembuatan hollow, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
BAB II TIN$AUAN PU%TA&A
5
5ada penulisan 2ab 99 di 5roposal arya 0ulis 9lmiah ini menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan perbandingan tingkat kegagalan proses pembuatan obturator fungsional menggunakan teknik gula dan selapis malam pada prosedur pembuatan hollow. 2.1 De#ek
'efek merupakan celah palatum bibir, defek disebabkan oleh faktor keturunan, perawinan keluarga, terjadinya trauma, obat-obatan dan hiponutrisi saat ibu mengandung, trauma akibat kecelakaan, Sehingga berakibat
kegagalan bergabungnya kedua bagian palatum kanan dan kiri
yang dapat disebabkan oleh karena lidah, jarak antara tonjolan mesioderm yang akan membentuk membentuk maksila saat berkembang pada minggu ketujuh, 'efek atau cacat tersebut akan menyebabkan gangguan, antara lain gangguan pada fungsi pengunyahan, penelanan dan bicara.Selain itu, akibat tindakan pembedahan ini dapat juga mempengaruhi psikologis pasien, karena berhubungan dengan masalah estetik dan trauma mental.:lat yang digunakan sebagai
protesa
makilofasial
ini
dikenal
dengal
istilah
obturator .Obturator adalah protesayang digunakan untukmenutup defek atau cacatrahang atas danuntuk mengembalikan pembatasyang menghubungkan antararongga mulut, sinus atau rongga hidung. "Miller, !+8 3 !8%.
2.2 Pengert!an '(turat)r
/bturator adalah sebuah alatyang digunakan untuk menutup sebuah lubang langit- langit "defek maksila%, serta menggantikan bagian
6
gigi yang hilang. 2iasanya pasien datang dalam keadaan sumbing, sehingga dibuatkan plat yang menutup permukan palatal dan dapat dilepas jika perlu. /bturator palatum adalah suatu protesa yang digunakan untuk menutup jaringan yang terbuka secara kongenital, terutama bagian palatum keras atau lunak serta struktur alveolar yang berdekatan.5rotesa ini digunakan untuk membantu proses pengucapan, memperbaiki artikulasi yang diakibatkan
oleh kelainan.
5rotesa
ini
digunakan
dalam
keadaan
kekurangan jaringan apabila masih terdapat pembukaan pada bagian palatum. 5rotesa ini sangat dibutuhkan pada pasien dengan kelainan cleft palate atau pada pasien yang mengalami trauma pada bagian palatumnya. Selain itu, protesa obturator palatum sering digunakan sebagai obturator interim yaitu suatu protesa sementara sehingga pembukaan pada bagian palatum tertutup dengan sempurna"Miller, !+8 3 !8%.
2.3Ma*am+ma*am )(turat)r
!.8. /bturator 1ungsional !.8.! /bturator non 1ungsional 2.4 %,arat+s,arat I-eal '(turat)r ungs!)nal
Syarat-syarat obturator fungsional umumnya pada lengkung rahang atas. Sebuah obturator harus ringan, tidak porus, tidak menyebabkan iritasi, nyaman, sederhana dalam desain, , stabil, mudah dilepas, dan mampu memulihkan baik kontur dan fungsi fisiologis, seperti berbicara dan menelan. 5ada setiap prosedur pembuatan obturator memiliki tingkat kegagalan yang
7
berbeda-beda.obturator yang paling banyak memenuhi syarat ideal memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah dibandingkan dengan obturator yang hanya dapat memenuhi sedikit syarat ideal tersebut "Madhumathi, !+4%.
Sebuah obturator harus ringan maka perlu diberikan ruangan udara didalan defek tersebut mengunakan teknik gula dan teknik selapis malam merah, porus, sesuai bentuk anatomi. 5ada setiap prosedur pembuatan obturator memiliki tingkat kegagalan yang
berbeda-beda.obturator yang
paling banyak memenuhi syarat ideal memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah dibandingkan dengan obturator yang hanya dapat memenuhi sedikit syarat ideal tersebut "Madhumathi, !+4%. 2.3 Pr)ses Pem(uatan '(turat)r Dengan Tekn!k /ula 2.3.1Pen*etakan M)-el kera
pencetakan model dari alginat yang mendapatkan cetakan gips yang digunakan untuk model kerja.pencetakan dilakukan dengan baik dengan cara diketuk-ketuk disaat memasukan gips agar
tidak terjadi
gelembung udara yang terjebak atau porus "umar, !+8 3 8%. 2.3.2 Bl)*k 'ut
Block out adalah mengurangi daerah undercut yang tidak menguntungkan pada model kerja agar protesa dapat keluar masuk dengan mudah. 'aerah yang tidak menguntungkan d iblock out dengan gips. ips diaduk hinnga rata kemudian block out pada daerah defek yang ber
8
undercut pada model kerja dengan adukan gips, dibuat merata, rapih dan haluskan pada daerah yang dianggap memiliki undercut "umar, !+8 3 8% 2.3.3 Pem(uatan 0engkeram
Cengkeram
adalah
bagian
dari
komponen-komponen
yang
berhubungan dengan protesa gigi tiruan maupun obturator, biasanya terbuat dari kawat atau logam tuang yang melingkari serta menyentuh sebagian besar keliling gigi penjangkaran.Cengkram yang digunakan dalam pembuatan obturator ini adalah sebagai retensi dan stabilisasi "umar, !+8 3 8% 2.3.4 Pem(uatan P)la Malam
. Model kerja dibasahi agar wa; tidak menempel !. 2atas-batas basis dibuat pada model kerja 8. 'ua lembar base plate wa! untuk basis dilunakkan dengan api spritus tapi jangan sampai meleleh 4. Setelah wa; lunak, diaplikasikan pada model kerja sesuai batas yang sudah dibuat dan bagian yang berlebih dipotong $. Model malamnya mengikuti lubang "defek% yang ada . &ihat bagian pola malam apakah ketebalannya sudah rata dan tidak ada bagian pola malam yang terlalu tipis.
Pen,usunan /!g!
5enanaman model kerja di lakukan di artikulator, kemudian dilakukan penyusunan gigi. Setelah penyusunan elemen gigi rahang atas selesai, cek terbih dahulu syarat inklinasi mesio=distal dan anterior-posteriornya, serta
9
dilihat dari bidang oklusal, tepi incisal gigi anterior atas berada di atas linger rahang dan sesauai lengkung linger rahang. 5osisi cengkram dipasang kembali dengan benar. uratan-guratan pada permukaan pola malam di hilangkan dengan cara kapas dibasahi dengan spritus, lalu di gosok, kemudian dilakukan pemolesan kembali "umar, !+8 3 4%. 2.3. Flasking
. Model kerja dipoles dengan mengkilat. !. 5ermukaan dalam cuvet diolesi vaseline tipis agar model mudah dikeluarkan dari cuvet pada saat deflasking. 8. :duklah adonan gips dengan ketentuan pabrik, kemudian letakkan dicuvet bagian bawah lalu model ditanam dalam cuvet tersebut 4. 5ermukaan gips dibuat landai dan sisa gips ditepi cuvet harus dibersihkan. 5ermukaan gips diolesi dengan vaseline kecuali plat malam,elemen gigi akrilik, dan cengkram. $. Cuvet atas dipasang lalu isi dengan adonan gips kedua dan tuangkan kedalam cuvet sampai penuh sambil diketuk secara perlahan-lahan agar gips dapat masuk ke daerah yang sempit lalu pres sampai kelebihan gips keluar "etal to "etal kontak. . Setelah gips mengeras maka siap untuk melakukan presos boiling out "umar, !+8 3 8%. 2.3. Boiling Out . :ir dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang di
behel dimasukkan ke dalam panci dan diamkan selama > $ menit. emudian cuvet diangkat dan dibuka dengan pisau malam lalu sisa wa; disiram dengan air panas agar tidak ada residu.
10
!. Setelah proses boiling out selesai, kemudian mendapatkan "ould space. Serpihan gips dibersihkan dan tepi-tepi tajam dirapihkan"umar, !+8 3 8%. Packing
. Sebelum melakukan packing, sebaiknya permukaan gips yang masih hangat diolesi CMS kecuali pada elemen gigi dan cengkram. !. :lat dan bahan harus disiapkan terlebih dahulu. 8. :donan akrilik dibuat dengan menggunakan wet "ethod, yaitu mencampurkan monomer dan polimer kedalam "i!ing #ar . 4. :donan akrilik diaduk dengan mnggunakan lecron lalu ditutup. $. Setelah adonan akrilik mencapai dough stage, dibentuk menjadi gulungan kemudian diaplikasikan kedalam "ould space dengan jari tangan lalu plastic cellophane diletakkan di antara cuvet atas dan cuvet bawah disatukn kemudian dipres. . 5res dilakukan secara perlahan-lahan sampai "etal to "etal kontak agar akrilik dapat mengalir ke semua daerah dan kelebihannya mengalir keluar cuvet. 7. Cuvet dibuka lalu kelebihan akrilik yang menempel dibersihkan kemudian cellophane diletakkan kembali dan dilakukan pres kedua. *. Cuvet dibuka dan apabila tidak ada kelebihan akrilik, akrilik diolesi dengan li?uid kemudian dilakukan pres terakhir tanpa cellophane. 8. 5roses curing siap untuk dilakukan"umar, !+8 3 8%.
2.3.Curing
. :ir dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang pada behel dimasukkan kedalam panci tersebut dan didiamkan selama jam. !. ompor dimatikan, kemudian behel yang brisi cuvet diangkat dan didiamkan sampai kembali pada suhu kamar"umar, !+8 3 4%.
11
2.3.1 Deflasking
. Cuvet dibuka setelah suhu mendingin atau normal. !. 5rotesa dipisahkan dari gips dengan menggunakan pisau gips secara hati-hati agar protesa tidak patah"umar, !+8 3 4%.
2.3.11 Pem(er!an /ula Untuk Mem(uat H)ll)5
5emberian gula dilakukan untuk mengisi hollow6lubang, pada rongga tersebut, untukmendapatkan rongga udara didalam setelah dipacking. 0ujuan pemberian hollow6lubang tersebut agar obturator yang dibuat menjadi lebih ringan "umar, !+8 3 8%. 2.3.12 Penutu6an Dengan Self Cured
'itutup dengan self cure dan di beri lubang untuk mengeluarkan gula di rendam air panas. :ir panas disiramkan di atas akrilik yang sudah di beri hollow maka, gula yang cair akan keluar dengan sendirinya "umar, !+8 3 8%. 2.3.13 Finishing Dan Poleshing
5rotesa dibersihkan dari sisa-sisa gips. 2agian yang tajam dirapihkan dan dibulatkan dengan menggunakan akrilik tri""er bur. 2agian interdental permukaan protesa dibersihkan dan dibentuk dengan fissure buretampa merusak anatomi yang telah dibut. 5rotesa diamplas dengan menggunakan amplas kasar dan amplas halus.
12
5rotesa dipoles dengan menggunakan cone dan pu"ice. 5oles yang kedua dilakukan dengan menggunakan sikat hita" dan pu"ice. :pa bila permukaan protesa sudah tidak ada guratan-guratan, dilanjutkan dengan menggunakan poles terakhir menggunakan sikat putih dan cryt. 5rotesa dibersihkan dari sisa bahan poles dengan dicuci bersih. 5rotesa dikembalikan kedokter gigi untuk melakukan insersi "umar, !+8 3 %. 2.4 Pr)ses Pem(uatan '(turat)r Dengan Tekn!k %ela6!s Malam Merah 2.4.1 Pen*etakan M)-el &era
5encetakan model dari alginatyang mendapatkan cetakan gips yang digunakan untuk model kerja.5encetakandilakukan dengan baik dengan cara diketuk-ketuk disaat memasukan gips agar tidak terjadi gelembung udara yang terjebak atau porus "umar, !+8 3 8%. 2.4.2 Block Out
Block out adalah mengurangi daerah undercut yang tidak menguntungkan pada model kerja agar protesa dapat keluar masuk dengan mudah. 'aerah yang tidak menguntungkan d iblock out dengan gips. ips diaduk hinnga rata kemudian block out pada daerah defek yang ber undercut pada model kerja dengan adukan gips, dibuat merata, rapih dan haluskan pada daerah yang dianggap memiliki undercut."umar, !+8 3 8% 2.4.3 Pem(uatan 0engkeram
13
Cengkeram adalah bagian dari komponen-komponen yang berhubungan dengan protesa gigi tiruan maupun obturator, biasanya terbuat dari kawat atau logam tuang yang melingkari serta menyentuh sebagian besar keliling gigi penjangkaran.Cengkram yang digunakan dalam pembuatan obturator ini adalah sebagai retensi dan stabilisasi "umar, !+8 3 8% 2.4.4 . !. 8.
Pem(uatan P)la Malam Model kerja dibasahi agar wa; tidak menempel 2atas-batas basis dibuat pada model kerja 'ua lembar base plate wa! untuk basis dilunakkan dengan api
spritus tapi jangan sampai meleleh 4. Setelah wa; lunak, diaplikasikan pada model kerja sesuai batas yang sudah dibuat dan bagian yang berlebih dipotong $. Model malamnya mengikuti lubang "defek% yang ada . &ihat bagian pola malam apakah ketebalannya sudah rata dan tidak ada bagian pola malam yang terlalu tipis.
Pen,usunan /!g!
5enanaman model kerjadilakukan di artikulator,kemudian dilakukan penyusunan gigi. Setelah penyusunan elemen gigi rahang atas selesai, cek terbih dahulu syarat inklinasi mesio=distal dan anterior-posteriornya, serta dilihat dari bidang oklusal, tepi incisal gigi anterior atas berada di atas linger rahang dan sesi lengkung linger rahang. 5osisi cengkram dipasang kembali dengan benar.
14
uratan-guratan pada permukaan pola malam di hilangkan dengan cara kapas dibain dengan spritus, lalu di gosok, kemudian dilakukan pemolesan kembali "umar, !+8 3 4%. 2.4. Flasking . Model kerja dipoles dengan mengkilat. !. 5ermukaan dalam cuvet diolesi vaseline tipis agar model mudah
dikeluarkan dari cuvet pada saat deflasking. 8. :duklah adonan gips dengan ketentuan pabrik, kemudian letakkan dicuvet bagian bawah lalu model ditanam dalam cuvet tersebut 4. 5ermukaan gips dibuat landai dan sisa gips ditepi cuvet harus dibersihkan. 5ermukaan gips diolesi dengan vaseline kecuali plat malam,elemen gigi akrilik, dan cengkram. $. Cuvet atas dipasang lalu isi dengan adonan gips kedua dan tuangkan kedalam cuvet sampai penuh sambil diketuk secara perlahan-lahan agar gips dapat masuk ke daerah yang sempit lalu pres sampai kelebihan gips keluar "etal to "etal kontak. . Setelah gips mengeras maka siap untuk melakukan presos boiling out "umar, !+8 3 8%. 2.4. Boiling Out . :ir dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang
dibehel dimasukkan ke dalam panci dan diamkan selama > $ menit. emudian cuvet diangkat dan dibuka dengan pisau malam lalu sisa wa; disiram dengan air panas agar tidak ada residu. !. Setelah proses boiling out selesai, kemudian mendapatkan "ould space. Serpihan gips dibersihkan dan tepi-tepi tajam dirapihkan "umar, !+8 3 8%. 2.4.8
Packing
15
. Sebelum melakukan packing, sebaiknya permukaan gips yang masih hangat diolesi CMS kecuali pada elemen gigi dan cengkram. !. :lat dan bahan harus disiapkan terlebih dahulu. 8. :donan akrilik dibuat dengan menggunakan wet "ethod, yaitu mencampurkan monomer dan polimer kedalam "i!ing #ar . 4. :donan akrilik diaduk dengan mnggunakan lecron lalu ditutup. $. Setelah adonan akrilik mencapai dough stage, dibentuk menjadi gulungan kemudian diaplikasikan kedalam "ould space dengan jari tangan lalu plastic cellophane diletakkan di antara cuvet atas dan cuvet bawah disatukn kemudian dipres. . 5res dilakukan secara perlahan-lahan sampai "etal to "etal kontak agar akrilik dapat mengalir ke semua daerah dan kelebihannya mengalir keluar cuvet. 7. Cuvet dibuka lalu kelebihan akrilik yang menempel dibersihkan kemudian cellophane diletakkan kembali dan dilakukan pres kedua. *. Cuvet dibuka dan apabila tidak ada kelebihan akrilik, akrilik diolesi dengan li?uid kemudian dilakukan pres terakhir tanpa cellophane. #. 5roses curing siap untuk dilakukan"umar, !+8 3 8%.
2.4.Curing
. :ir dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang pada behel dimasukkan kedalam panci tersebut dan didiamkan selama jam. !. ompor dimatikan, kemudian behel yang brisi cuvet diangkat dan didiamkan sampai kembali pada suhu kamar"umar, !+8 3 4%.
2.4.1 Deflasking . Cuvet dibuka setelah suhu mendingin atau normal. !. 5rotesa dipisahkan dari gips dengan menggunakan pisau gips secara
hati-hati agar protesa tidak patah"umar, !+8 3 4%.
16
2.4.11 Pem(er!an %ela6!s Malam Merah Untuk Mem(uat H)ll)5
5emberian
selapis
malam
merah
dilakukan
untuk
menutup
hollow6lubang, mengisi rongga tersebut, untuk mendapatkan rongga udara didalam setelah dipacking. 0ujuan pemberian hollow6lubang tersebut agar obturator yang dibuat menjadi lebih ringan "umar, !+8 3 8% 2.3.12 Penutu6an Dengan Self Cured acrylic
'itutup dengan self cure dan dan bagian yang masih kasar dihilangkan dengan fri$er "umar, !+8 3 8%. 2.3.13 Finishing Dan Poleshing
5rotesa dibersihkan dari sisa-sisa gips. 2agian yang tajam dirapihkan dan dibulatkan dengan menggunakan akrilik tri""er bur. 2agian interdental permukaan protesa dibersihkan dan dibentuk dengan fissure bur tanpa merusak anatomi yang telah dibuat. 5rotesa diamplas dengan menggunakan amplas kasar dan amplas halus. 5rotesa dipoles dengan menggunakan cone dan pu"ice. 5oles yang kedua dilakukan dengan menggunakan sikat hita" dan pu"ice. :pabila permukaan protesa sudah tidak ada guratan-guratan, dilanjutkan dengan menggunakan poles terakhir menggunakan sikat putih dan cryet. 5rotesa dibersihkan dari sisa bahan poles dan dicuci bersih. 5rotesa dikembalikan ke 'okter igi untuk melakukan insersi ke pasien "umar, !+8%.
17
BAB III MET'D'L'/I PENELITIAN 3.1 $en!s Penel!t!an
18
5embuatan di alakukan di laboratorium 0eknik igi 9nstitut 9lu esehatan 2hakti @iyata ediri
5enelitian dilakukan dilaboratorium '-999 0eknik igi 9nstitut 9lmu esehatan 2hakti @iyata ediri. 3.2.2 7aktu Penel!t!an
5enelitian dilalukan mulai tanggal 4 :gustus !+$ sampai selesai.
3.3 %am6el
8.8. riteria Sampel riteria
sampel
dan
elemen
anasirnya
disamakan
"homogen%.
elompok sampel yang digunakan adalah proses pembuatan obturator 1ungsional menggunakan gula dan selapis malam merahyang harus memiliki kriteria sebagai berikut 3 . Sampel yang digunakan adalah dua kelompok sampel obturator fungsional dengan kelainan claft palate kelas 9 yaitu'efek pada kelas ini berada disepanjang garis median pada rahangatas dan gigi yang tersisa hanya pada satu sisi lengkung rahang. 7$48!A !84$7
19
/am(ar 3.1 De#ek Rahang Atas &elas I
!. Sampel kelompok 9 3 prosedur pembuatan obturator fungsional dengan menggunakan teknik gula yang dilalakukan dengan pemberian gula padaprosedur hollow agar mendapatkan rongga udara. 8. Sampel kelompok 99 3 prosedur pembuatan obturator fungsional dengan menggunakan teknik selapis malam merah yang dilakukan dengan pemberian selapis malam merah di atas defek sebelum ditutup self cured acrylic
8.8.!
20
a. Bariabel bebas 3 proses pembuatan obturator fungsional menggunakan
teknikgula dan selapis malam merah (. Bariabel terikat 3 perbandingan tingkat kegagalan proses pembuatan obturator fungsional menggunakan teknik gula dan selapis malam merah.
3." De#!n!s!'6eras!)nal. a. /bturator fungsional /bturator fugsional
merupakan
suatu
obturator
yang
pembuatanya terdapat gigi tiruan untuk menggantikan bagian gigi tiruan yang hilang, untuk membantu dalam pengunyahan dan statik "oyama S, !++$ 3 8$%. b. 0eknik gula 0eknik gula merupakan proses pembuatan obturarpada tahappembuatan defek "hollow) untuk memberikan ruangan udara pada obturator dengan cara gula dituangkan ke dalam defek guna untuk memberikan ruangan udara pada obturator c. 0eknik Selapis malam 0eknik selapis malam merah merupakan tahap
proses
pembuatan obturator pada tahap pembuatan defek "hollow% dengan cara selapis malam merah diletakan di atas defek sesuai bentuk dan anatominya sebelum penutupan self cured acrylic. d. 0ahap pembuatan hollow ula di masukan ke dalam defek dan ditutupi dengan acrilik self cured 6 selapis malam merah diletakan diatas defek sebelum ditutupi arilik self cured e. 0ingkat kegagalan ideal obturator
21
3. Alat Dan Bahan
:lat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 3 a. :lat 5enelitian 1. 2render 2. 2owl 3. Spatula 4. 0ang :dam ". 0ang 5otong . :lat untuk merebus6panci . ompor pisau model 9. uvet dan pres kuvet 9. %ydrolic pres 1. :rtikulator 11. &rticulation paper 12. 5isau malam 13. 5isau gips 14. 5isau model 1". 5engaris 1. 'icro"otor 1!. Stright handpiece 18. Free$er 19. ertas amplas halus dan kasar 2". Mesin pulas 21. plastic cellophane 22. &u spiritus 2#. Stone biru dan hijau 24. tri""er bur b. 2ahan penelitian . Self cure akrylic . %ead cure akrylic *. ips biru +. i-uid . ips putih . Malam merah 7. ula *. Baceline #. 0u"ice 1. Cryet
22
3. Taha6 Pen!l!t!an
8.7.
5ersiapan Sampel 5rosedur 5ersiapan /bturator 1ungsional . 0eknik ula !. 0eknik Selapis Malam Merah
8.7.!
5erkelompokan Sampel a. Sampel yang menggunakan teknik gula "4 sampel% b. Sampel yang menggunakn teknik selapis malam merah 4 sampel% 8.7.8 5erbandingan 0ingkat egagalan 5ada dua kelompok sampel penelitian, dilakukan perbandingan tingkat
kegagalan
prosedur
pembuatan
obturator
fungsional
menggunakan teknik gula dan selapis malam pada prosedur pembuata hollow. 5erbandingan tingkat kegagalan pada kedua sampel penelitian
23
tersebut dilakukan
dengan berpedoman pada syarat-syarat ideal
obturator.
3.9 0ara &era 8.*. proses pembuatan obturator dengan teknik gula
a. 5ecetakan Model erja
ambar 8.! percetakan model "umar, !+8 3 8%. b. block Out c. 5embuatan Cengkeram d. 5embuatan 5ola Malam
e. 5enyusunan igi
ambar 8.8 pola malam dan penyusuan gigi "Madhumathi, !+4 dan umar, !+8 38%
24
f. Flasking . Model kerja dipoles dengan mengkilat. !. 5ermukaan dalam cuvet diolesi vaseline tipis agar model mudah dikeluarkan dari cuvet pada saat deflasking. 8. :duklah adonan gips dengan ketentuan pabrik, kemudian letakkan dicuvet bagian bawah lalu model ditanam dalam cuvet tersebut 4. 5ermukaan gips dibuat landai dan sisa gips ditepi cuvet harus dibersihkan. 5ermukaan gips diolesi dengan vaseline kecuali plat malam,elemen gigi akrilik, dan cengkram. $. Cuvet atas dipasang lalu isi dengan adonan gips kedua dan tuangkan kedalam cuvet sampai penuh sambil diketuk secara perlahan-lahan agar gips dapat masuk ke daerah yang sempit lalu pres sampai kelebihan gips keluar "etal to "etal kontak. . Setelah gips mengeras maka siap untuk melakukan presos boiling out "umar, !+8 3 8%.
ambar 8.4 Flasking "kumar,!+8 3 8%.
g. Boilling Out 25
. :ir dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang dibehel dimasukkan ke dalam panci dan diamkan selama > $ menit. emudian cuvet diangkat dan dibuka dengan pisau malam lalu sisa wa; disiram dengan air panas agar tidak ada residu. !. Setelah proses boiling out selesai, kemudian mendapatkan "ould space. Serpihan gips dibersihkan dan tepi-tepi tajam dirapihkan "umar, !+8 3 8%.
ambar 8.$ Boilling Out "kumar,!+8 3 8%. h. packing . Sebelum melakukan packing, sebaiknya permukaan gips yang masih hangat diolesi CMS kecuali pada elemen gigi dan cengkram !. :lat dan bahan harus disiapkan terlebih dahulu. 8. :donan akrilik dibuat dengan menggunakan wet "ethod, yaitu mencampurkan monomer dan polimer kedalam "i!ing #ar . 4. :donan akrilik diaduk dengan mnggunakan lecron lalu ditutup. $. Setelah adonan akrilik mencapai dough stage, dibentuk menjadi gulungan kemudian diaplikasikan kedalam "ould space dengan jari tangan lalu plastic cellophane diletakkan di antara cuvet atas dan cuvet bawah disatukn kemudian dipres.
26
. 5res dilakukan secara perlahan-lahan sampai "etal to "etal kontak agar akrilik dapat mengalir ke semua daerah dan kelebihannya mengalir keluar cuvet. 7. Cuvet dibuka lalu kelebihan akrilik yang menempel dibersihkan kemudian cellophane diletakkan kembali dan dilakukan pres kedua. *. Cuvet dibuka dan apabila tidak ada kelebihan akrilik, akrilik diolesi dengan li?uid kemudian dilakukan pres terakhir tanpa cellophane. #. 5roses curing siap untuk dilakukan"umar, !+8 3 8%.
ambar 8. packing acrylic i.
Curing . :ir dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang pada behel dimasukkan kedalam panci tersebut dan didiamkan selama jam. !. ompor dimatikan, kemudian behel yang brisi cuvet diangkat didiamkan sampai kembali pada suhu kamar"umar, !+8 3 4%.
27
ambar 8.7Curing 6 penggodokan akrilik
j. 2eflasking . Cuvet dibuka setelah suhu mendingin atau normal. !. 5rotesa dipisahkan dari gips dengan menggunakan pisau gips secara hati-hati agar protesa tidak patah
ambar 8.*'eflasking "Madhumathi, !+4% k. 5emberian ula Membuat %ollow . ula di masukan ke dalam hollow !. 0ujuan pemberian hollow6lubang tersebut agar obturator yang dibuat menjadi lebih ringan
ambar 8.# 5emberian ula "Madhumathi, !+4%
l.
5enutupan dengan self cured . &i?uid diisi kedalam syringe !. 5owder di tuangkan di atas gula 8. &i?uid yang diisi didalam syringe diteteskan diatas powder sampai merata
28
4. Menunggu sampai setenggah seting $. 2agian yang masih kurang ditambahkan powder dan diteteskan li?uid . 'itutup
dengan
self
cure
dan
di
beri
lubang
untuk
mengeluarkan gula 7. gula di rendam air panas *. :ir panas disiramkan di atas akrilik . ula yang cair akan keluar dengan sendirinya
ambar 8.+ penutupan dengan self cured "Madhumathi, !+4%
m. Finishing 3 0oleshing . 5rotesa dibersihkan dari sisa-sisa gips. !. 2agian yang tajam dirapihkan dan dibulatkan dengan menggunakan akrilik tri""er bur . 2agian interdental permukaan protesa dibersihkan dan dibentuk dengan fissure bur dan round bur kecil tanpa merusak anatomi yang telah dibuat. 8. 5rotesa diamplas dengan menggunakan amplas kasar dan amplas halus. 4. 5rotesa dipoles dengan menggunakan sikat hitam dan pur"ice. $. 5oles yang kedua dilakukan dengan menggunakan felcone dan pu"ice.
29
. :pabila permukaan protesa sudah tidak ada guratan-guratan, dilanjutkan dengan menggunakan poles terakhir menggunakan sikat putih dan CaC/ 8. 7. 5rotesa dibersihkan dari sisa bahan poles. *. 5rotesa dikembalikan ke dokter ggi untuk melakukan insersi.
ambar !.. 1inishing 'an 5oleshing"umar, !+8 3 %. 8.*.! proses pembuatan obturator dengan teknik selapis malam merah a. 5ecetakan Model erja
ambar 8.!5ercetakan Model"umar, !+8 3 8% b. block Out . 5embuatan Cengkeram !. 5embuatan 5ola Malam 8. 5enyusunan igi
30
ambar 8.8 pola malam dan penyusuan gigi "Madhumathi, !+4 dan umar, !+8 3 8 %
c. Flasking . Model kerja dipoles dengan mengkilat. !. 5ermukaan dalam cuvet diolesi vaseline tipis agar model mudah dikeluarkan dari cuvet pada saat deflasking. 8. :duklah adonan gips dengan ketentuan pabrik, kemudian letakkan dicuvet bagian bawah lalu model ditanam dalam cuvet tersebut 4. 5ermukaan gips dibuat landai dan sisa gips ditepi cuvet harus dibersihkan. 5ermukaan gips diolesi dengan vaseline kecuali plat malam,elemen gigi akrilik, dan cengkram. $. Cuvet atas dipasang lalu isi dengan adonan gips kedua dan tuangkan kedalam cuvet sampai penuh sambil diketuk secara perlahan-lahan agar gips dapat masuk ke daerah yang sempit lalu pres sampai kelebihan gips keluar "etal to "etal kontak. . Setelah gips mengeras maka siap untuk melakukan presos boiling out "umar, !+8 3 8%.
31
ambar 8.4 Flasking "kumar,!+8 3 8%. d. Boilling Out . :ir dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang dibehel dimasukkan ke dalam panci dan diamkan selama > $ menit. emudian cuvet diangkat dan dibuka dengan pisau malam lalu sisa wa; disiram dengan air panas agar tidak ada residu. !. Setelah proses boiling out selesai, kemudian mendapatkan "ould space. Serpihan gips dibersihkan dan tepi-tepi tajam dirapihkan "umar, !+8 3 8%.
ambar 8.$ Boilling Out "kumar,!+8 3 8%. e. packing . Sebelum melakukan packing, sebaiknya permukaan gips yang masih hangat diolesi CMS kecuali pada elemen gigi dan cengkram !. :lat dan bahan harus disiapkan terlebih dahulu.
32
8. :donan
akrilik
dibuat
dengan
menggunakan
wet
"ethod, yaitu
mencampurkan monomer dan polimer kedalam "i!ing #ar . 4. :donan akrilik diaduk dengan mnggunakan lecron lalu ditutup. $. Setelah adonan akrilik mencapai dough stage, dibentuk menjadi gulungan kemudian diaplikasikan kedalam "ould space dengan jari tangan lalu plastic cellophane diletakkan di antara cuvet atas dan cuvet bawah disatukn kemudian dipres. . 5res dilakukan secara perlahan-lahan sampai "etal to "etal kontak agar akrilik dapat mengalir ke semua daerah dan kelebihannya mengalir keluar cuvet. 7. DCuvet dibuka lalu kelebihan akrilik yang menempel dibersihkan kemudian cellophane diletakkan kembali dan dilakukan pres kedua. *. Cuvet dibuka dan apabila tidak ada kelebihan akrilik, akrilik diolesi dengan li?uid kemudian dilakukan pres terakhir tanpa cellophane. #. 5roses curing siap untuk dilakukan"umar, !+8 3 8%.
ambar 8. packing acrylic f.
Curing . :ir dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang pada behel dimasukkan kedalam panci tersebut dan didiamkan selama jam. !. ompor dimatikan, kemudian behel yang brisi cuvet diangkat didiamkan sampai kembali pada suhu kamar"umar, !+8 3
33
ambar 8.7Curing 6
penggodokan akrilik
g. 2eflasking . Cuvet
dibuka
setelah
suhu
mendingin atau normal. !. 5rotesa dipisahkan dari gips dengan menggunakan pisau gips secara hati-hati agar protesa tidak patah
ambar 8.* 'eflasking "Madhumathi, !+4%
h. 5emberian Selapis malam merah Membuat %ollow . Malam merah dipotong sesuai lubang yang ada !. Selapis malam merah yang sudah dipotong diletakan diatas lubang sesuai dengan bentuknya 8. 5enutupan dengan self cured 4. 0ujuan pemberian hollow6lubang tersebut agar obturator yang dibuat menjadi lebih ringan
i. Finishing 3 0oleshing . 5rotesa dibersihkan dari sisa-sisa gips.
34
!. 2agian yang tajam dirapihkan dan dibulatkan dengan menggunakan akrilik tri""er bur . 2agian interdental permukaan protesa dibersihkan dan dibentuk dengan fissure bur dan round bur kecil tanpa merusak
8. 4. $. .
anatomi yang telah dibuat. 5rotesa diamplas dengan menggunakan amplas kasar dan amplas halus. 5rotesa dipoles dengan menggunakan sikat hitam dan pur"ice. 5oles yang kedua dilakukan dengan menggunakan felcone dan pu"ice. :pabila permukaan protesa sudah tidak ada guratan-guratan, dilanjutkan dengan menggunakan poles terakhir menggunakan sikat putih dan
CaC/8. 7. 5rotesa dibersihkan dari sisa bahan poles. *. 5rotesa dikembalikan ke dokter ggi untuk melakukan insersi.
ambar !.#. 1inishing 'an 5oleshing"umar, !+8 3 %.
3. Anal!s!s Data
a. 5enelitian
yang
dilakukan
adalah
penelitian
dengan
jumlah
keseluruhan * sampel yang dibagi ke dalam ! kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok,4 sampel b. Masing-masing hasil angka yang didapat pada setiap kelompok akan di ambil nilai rata-ratanya, kemudian dibandingkan. c. Skoring 3 4 E Stabil, tidak porus, ringan, mudah di lepas. 8 E Stabil, tidak porus, ringan,
35
! E Stabil, tidak porus E Stabil + E 0idak memenuhi syarat obturator.
BAB I8 HA%IL DAN PEMBAHA%AN 4.1
Has!l Penel!t!an
Setelah dilakukan penelitian di laboratorium 0eknik igi 9nstitut 9lmu esehatan 2hakti @iyata ediri
"99%. 0entang 5erbandingan 0ingkat
egagalan 5roses 5embuatan /bturator 1ungsional Menggunakan 0eknik ula dan Selapis Malam Merah
5ada 5rosedur 5embuatan %ollow
mendapatkan hasil seperti pada tabel berikut3
36
Has!l T!ngkat &egagalan Pr)ses Pem(uatan '(turat)r Dengan Menggunakan Tekn!k /ula Da Malam Merah N'
Gilai skor
Gilai skor
sam6el
0eknik ula
0eknik Selapis Malam Merah
1
8
!
2
4
3
8
4
4
!
N!la! rata+
8,$
,$
rata
0abel 4. Fasil 'ari hasil rata-rata di atas didapatkan hasil yang mendukung adalah dengan mengunakan teknik gula, sehinga teknik ini cocok dalam pembuatan obturatorclaft plate untuk menutupi hollow pada palatal. 'an perbedaan angka yang didapatkan pada tabel 4. di atas menunjukan bahwa obturator yang menggunakan teknik gula lebih memenuhi syarat ideal dibandinkan dengan teknik malam merah.
4.2 Pem(ahasan
2erdasarkan hasil penelitian pada tabel di atas didapatkan hasil pada proses pembuatan obturator menggunakan teknik gula yaitu stabil, tidak porus, ringan, mudah dilepas, di bandinkang dengan teknik yang menggunakan selapis malam merah. Fal ini dikarenakan gula lebih cepat meleleh pada saat disiram air
37
panas dan mudah keluar. Sedangkan teknik yang menggunakan selapis malam merah lebih berat, hal ini dikarenakan malam merah tidak bisa meleleh saat disiram air panas. Malam merah yang digunakan untuk menupi defek sebelum di tutupi dengan self cured tidak bisa keluar dari defek, sehingga dapat memberikan beban untuk obturator dan obturator bisa menjadi berat. 5ada setiap prosedur pembuatan obturator memiliki tingkat kegagalan yang berbeda. /bturator yang paling banyak memenuhi syarat ideal memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah dibandingkan dengan obturator yang hanya dapat memenuhi syarat ideal tersebut. Maka pada penelitian ini yang banyak memenuhi syarat ideal dengan memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah yaitu obturator non fungsional dengan menggunakan teknik gula untuk prosedur pembuatan hollow dapat disarankan teknisi gigi
BAB 8 PENUTUP ".1 &es!m6ulan
Fasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikkut 3 a.
Sampel : "teknik menggunakan gula% obturator lebih stabil, tidak porus, ringan, mudah dilepas, dibandingkan dengan teknik yang mengunakan selapis malam merah
38