PROSES ASUHAN INVASIV INVASIV DAN STRATEGI STRATEGI PENURUNAN RISIKO INFEKSI
RUMAH SAKIT KHSUUS BEDAH KARTIKA DOCTA PADANG, 2018
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Bea!a"#
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kese keseha hata tan n kepa kepada da masy masyar arak akat at memi memili liki ki peran peran yang yang sang sangat at pent pentin ing g dala dalam m meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Masyar Masyaraka akatt yang meneri menerima ma pelayan pelayanan an keseha kesehatan tan,, tenaga tenaga kesehat kesehatan an dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi di rumah sakit sakit atau atau infeks infeksii nosoko nosokomia mial/H l/HAIs AIs (Healt (Health h are are Asso!i Asso!iate ate Infe!t Infe!tion ion"" yaitu yaitu infe infeks ksii yang yang dipe dipero role leh h di ruma rumah h saki sakit, t, baik baik kare karena na pera pera#a #ata tan n atau atau data datang ng berkunjung ke rumah sakit $ejadian infeksi nosokomial/HAIs ini akibat infeksi yang didapat atau timbul pada #aktu pasien dira#at di rumah sakit. %agi pasien di rumah sakit, hal ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak lang langsu sung ng..
%ebe %ebera rapa pa
keja kejadi dian an
infe infeks ksii
noso nosoko komi mial al/H /HAI AIss
mung mungki kin n
tida tidak k
menyebabkan kematian pasien akan tetapi menjadi penyebab pasien dira#at lebih lama di rumah sakit. sakit. Ini berarti berarti pasien membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif, disamping pihak rumah sakit juga akan mengeluarkan biaya lebih besar. besar. &enyebab &enyebabnya nya adalah adalah kuman kuman yang berada berada di lingkun lingkungan gan rumah rumah sakit sakit atau atau kuman kuman yang yang sudah sudah diba#a diba#a oleh oleh pasien pasien sendir sendiri, i, yaitu yaitu kuman kuman endogen endogen.. 'ari 'ari batasan ini dapat disimpulkan bah#a kejadian infeksi nosokomial (HAIs" adalah infeks infeksii yang yang se!ara se!ara potens potensial ial dapat dapat di!egah di!egah atau atau sebali sebaliknya knya juga juga merupak merupakan an infeksi yang tidak dapat di!egah. Angka Angka infe infeks ksii noso nosokom komia ial/ l/ HAIs HAIs teru teruss meni meningk ngkat at (Al (Al arado arado,, )***" )***" men!apai sekitar + (-ariasi )0" atau lebih dari 0,1 juta pasien ra#at inap di rumah sakit seluruh dunia. 'i R23 Harkit 3akarta tahun )*0 di dapatkan angka infeks infeksii HAIs HAIs untuk untuk I4O (Infek (Infeksi si 4uka 4uka Operasi Operasi"" ), ), I2$(In I2$(Infek feksi si 2alura 2aluran n
$en!ing" 15, IA'&(Infeksi Aliran 'arah &rimer" 6+, &neumonia )**, 'e!ubitus .7. 8ntuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di Rumah 2akit perlu diterapkan &en!egahan dan &engendalian Infeksi, yaitu kegiatan yang meliputi peren!anaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan seta monitoring dan e-aluasi tindak lanjut. &en!egahan dan &engendalian Infeksi di Rumah 2akit sangat penting karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhirakhir ini mun!ul berbagai penyakit infeksi baru (new emerging, emerging diseases dan re-emerging diseases)
BAB II RUANG LINGKUP
&anduan ini memberi petunjuk bagi petugas kesehatan (medis dan paramedis" di Rumah 2akit pelayanan kesehatan lainnya dalam melaksanakan pen!egahan dan pengendalian infeksi pada pelayanan terhadap pasien dengan batasanbatasan9 0. Infeksi rumah sakit atau infeksi nosokomial/HAIs adalah infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit. 2uatu infeksi yang didapat di rumah sakit apabila 9 a. &ada saat masuk rumah sakit tidak ada tanda dan gejala atau tidak dalam masa inkubasi infeksi tersebut b. Infeksi terjadi ):)1 jam setelah pasien dira#at di rumah sakit !. Infeksi pada lokasi yang sama tetapi disebabkan oleh mikroorganisme yang berbeda
dari
mikroorganisme
pada
saat
masuk
rumah
sakit
atau
mikroorganisme penyebab sama tetapi lokasi infeksi berbeda. ). &en!egahan dan pengendalian infeksi rumah sakit adalah kegiatan yang meliputi peren!anaan, pelaksanan dan penga#asan serta pembinaan dalam upaya menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial/HAIs di rumah sakit. . 2ur-eilans adalah kegiatan pengamatan sistematis aktif dan terusmenerus terhadap timbulnya dan penyebaran infeksi nosokomial pada suatu peristi#a. 2uatu kejadian di rumah sakit dapat disebut $ejadian 4uar %iasa ($4%" bila proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam #aktu satu bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit menular yang sama selama periode #aktu yang sama dari tahun yang lalu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih, atau terdapat satu kejadian pada keadaan dimana sebelumnya tidak pernah ada.
BAB III TATA LAKSANA
A.
$e"%&'$e"%& I"(e!&% N)&)!)*%a+HAI& Da" Kr%ter%a
1. I"(e!&% L!a O-era&% ILO/
8ntuk membahas infeksi luka operasi perlu diketahui klasifikasi luka operasi, yaitu sebagai berikut9 a.
$lasifikasi operasi/jenis operasi 0" Operasi %ersih Operasi dilakukan pada daerah/kulit yang pada kondisi pra bedah tidak terdapat peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktus bilierOperasi beren!ana dengan penutupan kulit primer, dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup )" Operasi %ersih ;er!emar Operasi membuka traktus digesti-us, traktus bilier, traktus urinarius, traktus respiratorius sampai dengan orofaring atau traktus reproduksi ke!uali o-arium Operasi tanpa pen!emaran nyata (gross spillage", !ontohnya operasi pada traktus bilier, appendiks, -agina atau orofaring " Operasi ;er!emar Operasi yang dilakukan pada kulit terbuka, tetapi masih dalam #aktu emas (
b.
$riteria Infeksi 4uka Operasi
0"
$riteria Infeksi Insisional 2uperfisial Infeksi pada luka insisi (kulit dan sub!utan", terjadi dalam * hari pas!a bedah. $riteria
sebagai berikut 9
$eluar !airan purulen dari luka insisi, $ultur positif dari !airan yang keluar atau jaringan yang diambil se!ara asepti!, 'itemukan paling tidak satu tanda infeksi 9 nyeri, bengkak lokal, kemerahan, ke!uali bila hasil kultur negati-e. 'okter yang menangani menyatakan infeksi )"
$riteria Infeksi Insisional 'alam
3)
Infeksi pada luka insisi, terjadi dalam * hari pas!a bedah atau sampai 0 tahun bila ada
implant. ;erdapat paling tidak satu keadaan di ba#ah ini9 $eluar !airan purulen dari luka insisi, tapi bukan berasal dari9 rongga/organ. 2e!ara spontan mengalami dehisens atau dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah dan paling sedikit satu dari tanda berikut demam (>7?", nyeri lokal, kultur (@". 'okter menyatakan luka infeksi 1" $riteria Infeksi Organ/Rongga 5)
Infeksi yang terjadi dalam * hari pas!a bedah apabila tidak ada implant. Infeksi terjadi
dalam 0 tahun pas!a bedah apabila terdapat implant. &aling sedikit menunjukkan satu gejala berikut 9 'rainase purulen dari drain yang dipasang melalui luka insisi ke dalam organ/rongga, 'itemukan organisme melalui aseptik kultur dari organ/rongga 'okter menyatakan infeksi pada organ tersebut Catata"
a. 'i dalam penggunaan antibiotik yang rasional jika ditemukan tanda peradangan maka dimasukkan ke dalam kemungkinan infeksi. b. Abses jahitan yang sembuh hari setelah jahitan diangkat bukan infeksi luka operasi. !. aktor resiko Infeksi 4uka Operasi 0" Intrinsik 9 8sia, status giBi, 'iabetes Melitus, perubahan respon imun, infeksi di tempat lain, lama ra#at inap preoperatif, obesitas, merokok, kolonisasi mikroorganisme, penggunaan kortikosteroid )" Ckstrinsik 9 &etugas/tim bedah, teknik pembedahan, lingkungan ruang operasi, peralatan, instrumen dan alat kesehatan !. 0"
&en!egahan Infeksi 4uka Operasi &ra Operasi
Persiapan pasien sebelum operasi
2emua pemeriksaan dan pengobatan untuk persiapan operasi hendaknya dilakukan sebelum ra#at inap agar #aktu prabedah menjadi pendek (D0 hari" . 3ika ditemukan adanya tandatanda infeksi sembuhkan terlebih dahulu infeksinya sebelum hari operasi, dan jika perlu
tunda hari operasi sampai infeksi tersebut sembuh . &erbaikan keadaan yang memperbesar kemungkinan terjadinya I4O antara lain9 'iabetes Melitus, malnutrisi, obesitas, infeksi, pemakaian kortikosteroid . Mandikan pasien dengan antiseptik sore/malam hari sebelum operasi . 3angan men!ukur rambut, ke!uali bila rambut terdapat pada sekitar daerah operasi dan atau akan mengganggu jalannya operasi, pen!ukuran dilakukan beberapa saat sebelum operasi bila perlu menggunakan pen!ukur listrik (elektrik !lipper" bila tidak ada elektrik !lipper gunakan silet baru u!i dan bersihkan lokasi pembedahan dan sekitarnya untuk menghilangkan kontaminasi sebelum mengadakan persiapan kulit dengan antisepti! . Oleskan antiseptik pada kulit dengan gerakan melingkar mulai dari bagian tengah menuju ke arah luar. 'aerah yang dipersiapkan haruslah !ukup luas untuk memperbesar insisi, jika diperlukan membuat insisi baru untuk memasang drain bila diperlukan Antibiotik profilaksis diberikan se!ara sistemik harus memenuhi syarat 9 tepat dosis, tepat indikasi (hanya untuk operasi bersih terkontaminasi, pemakaian implant dan protesis atau operasi dengan risiko tinggi seperti bedah -askuler atau bedah jantung ;epat !ara pemberian (harus diberikan se!ara i- dua jam sebelum insisi dilakukan dan dilanjutkan tidak lebih dari 17 jam" ;epat jenis (sesuai dengan mikroorganisme yang sering menjadi penyebab I4O"
)"
Intra Operasi
Persiapan Tim Pembedahan
2etiap orang yang masuk kamar operasi harus 9 a)
Memakai masker yang menutupi hidng dan mulut. Memakai penutup kepala yang menutupi semua rambut Memakai sandal khusus kamar operasi. Memakai sarung tangan steril apabila sarung tangan tersebut kotor/sobek harus diganti yang baru. &etugas O$ harus mengetahui teknik memakai dan melepas sarung tangan steril. Memakai gaun/baju steril
b)
3aga kuku selalu pendek, tidak memakai kutek/kuku palsu, tidak memakai perhiasan (!in!in, gelang, jam tangan". 4akukan !u!i tangan bedah (surgi!al s!rub" dengan antiseptik yang sesuai. u!i tangan dan lengan sampai ke siku. Antiseptik yang dianjurkan untuk !u!i tangan adalah yang mengandung !hlorheEidine 1 . 2etelah !u!i tangan lengan harus tetap mengarah keatas dan dijauhkan dari tubuh
supaya air mengalir dari ujung jari ke siku. $eringkan tangan dengan handuk steril dan kemudian pakailah gaun dan sarung tangan. %ersihkan selasela diba#ah kuku setiap hari sebelum !u!i tangan bedah yang pertama ;eknik operasi harus dilakukan dengan sempurna untuk menghindari kerusakan jaringan lunak yang berlebihan, mengurangi perdarahan dan menghindarkan tertinggalnya benda asing yang tidak diperlukan. 4ama operasi harus sesingkat singkatnya dalam batas yang aman "
&as!a Operasi a"
4indungi luka yang sudah dijahit dengan perban steril selama )1 sampai 17 jam pas!a bedah
b"
u!i tangan sebelum dan sesudah mengganti perban/bersentuhan dengan luka operasi
!"
d.
%ila perban harus diganti gunakan teknik asepti!
%erikan pendidikan pada pasien dan keluarganya mengenai pera#atan luka operasi yang
benar, gejalagejala I4O dan pentingnya melaporkan gejala tersebut. %eberapa dokter membiarkan luka insisi operasi yang bersih terbuka tanpa kasa, ternyata dari sudut penyembuhannya hasilnya baik. %eberapa penelitian telah membuktikan bah#a luka insisi operasi yang bersih dapat pulih dengan baik #alaupun tanpa kasa. %elum ada terbukti tertulis yang mengatakan bertambahnya tingkat kemungkinan terjadinya infeksi bila luka dibiarkan terbuka tanpa kasa. Famun demikian masih banyak dokter tetap menutup luka operasi dengan kasa steril sesuai dengan prosedur pembedahan dengan tujuan 9 menutupi luka terhadap mikroorganisme yang dari tangan, menyerap !airan yang meleleh keluar agar luka !epat kering, memberikan tekanan pada luka supaya dapat menahan perdarahan superfi!ial, melindungi ujung luka dari trauma lainnya 0" &engendalian 4ingkungan a" &ertahankan tekanan lebih positif dalam kamar bedah dibandingkan dengan koridor dan b" ruangan disekitarnya !" entilasi kamar operasi harus diperhatikan dalam hal 9 semua udara harus disaring baik udara segar maupun udara hasil resirkulasi, pertahankan minimum 05 kali pergantian
udara per jam, dengan minimum diantaranya adalah udara segar, suhu antara 0+)1? , kelembaban udara 1*=* d" 3angan menggunakan fogging dan sinar ltra -iolet di kamar operasi untuk men!egah I4O e" &intu kamar operasi harus selalu tertutup ke!uali bila dibutuhkan untuk lea#atnya peralatan, petugas dan pasien f" %atasi jumlah orang yang masuk dalam kamar operasi g" $amar operasi harus dibersihkan h" %ila tampak kotoran/darah/!airan tubuh lainnya pada permukaan benda atau peralatan gunakan desinfektan untuk membersihkannya sebelum operasi dimulai i" Antara dua operasi j" ;iap minggu ( satu hari tanpa operasi untuk kebersihan menyeluruh" k" ;idak perlu mengadakan pembersihan khusus /penutupan kamar operasi setelah selesai operasi kotor l" &el
dan
keringkan
lantai
kamar
operasi
dan
desinfeksi
seluruh
permukaan
lingkungan/peralatan dalam kamar operasi setelah selesai operasi terakhir setiap harinya dengan desinfekta m" Menggunakan instrumen steril sesuai standar 2.
N)&)!)*%a P"e*)"%a+VAP Ventilator Assosiated Pneumonia /
a.
%atasan &neumonia &neumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan bagian ba#ah (I2&%". A& didefinisikan sebagai nosokomial pneumonia yang terjadi setelah 17 jam pada pasien yang terpasang -entilasi mekanik baik melalui pipa endotra!hea/tra!heostomi. 2eorang pasien dikatakan menderita pneumonia bila ditemukan satu diantara kriteria berikut 9
Untuk dewasa dan anak > 12 bulan 1)
&ada pemeriksaan fisik terdapat ron!hi basah atau pekak (dullnes" pada perkusi dan salah
satu diantaranya keadaan berikut 9
-
%aru timbul sputum purulen/terjadinya perubahan sifat sputum
-
Isolasi kuman positif pada biakan darah
)"
Isolasi kuman patogen positif dari aspirasi trakea/biopsi
oto rontgen dada menunjukkan adanya infiltrat, konsolidasi, ka-itasi, effusi pleura
baru/progesif dan salah satu diantar keadaan berikut 9
-
%aru timbulnya sputum purulen/terjadinya perubahan sifat sputum
-
Isolasi kuman positif dan biakan darah
-
Isolasi kuman patogen positif dari aspirasi trakea, biopsi
-
irus dapat diisolassi/terdapat antigen -irus dalam sekresi saluran nafas
-
;iter IgM/Ig< spesifik meningkat pada pemeriksaan histopatologi
Untuk pasien umur ≤ 12 bulan
'idapatkan ) diantara keadaan berikut 9 apnea, takipnea, bradikardi, mengi (wheezing ", ron!hi basah/batuk dan salah satu diantaranya sebagai berikut 9 0. &roduksi dan sekresi saluran nafas meningkat 2.
%aru timbul sputum purulen/terjadi perubahan sifat sputum
. Isolasi kuman positif pada biakan darah 1. Isolasi kuman patogen positif dari aspirasi trakea/biopsi 5. irus dapat diisolasi/terdapat antigen -irus dalam sekresi saluran nafas =. ;iter IgM/Ig< spesifik meningkat 1 E lipat dalam dua pemeriksaan 6. ;erdapat tandatanda pneumonia pada pemeriksaan histopatologi Atau gambaran radiologi thorak serial pada penderita umur D 0) bulan menunjukkan infiltrat baru/progresif, konsolidasi, ka-itasi atau effusi pleura dan salah satu diantar keadaan berikut 9 0" &roduksi dan sekresi saluran nafas meningkat )" %aru timbul sputum purulen/terjadi perubahan sifat sputum " Isolasi kuman positif pada biakan darah 1" Isolasi kuman patogen positif dari aspirasi trakea, biopsi 5" irus dapat diisolasi/terdapat antigen dalam -irus sekresi saluran nafas =" ;iter IgM/Ig< spesifik meningkat 1E lipat dalam dua pemeriksaan 6" ;erdapat tandatanda pneumonia pada pemeriksaan histopatologi b. aktorfaktor Resiko Infeksi &neumonia 0. Instrumentasi sitem saluran nafas, misalnyaa pada pemasangan pipa endotra!healtube, -entilasi mekanik, trakheostomi ). ;indakan operasi, terutama operasi thorak dan abdomen
. $ondisi yang mudah menyebabkan aspirasi misalnya pemasangan pipa lambung, penurunan kesadaran dan disfagia 1. 8sia tua 5. Obesitas =. &enyakit obstruksi paru menahun 6. Ri#ayat merokok 7. ;es fungsi paru abnormal +. Intubasi dalam #aktu lama 0*.
Mekanisme ;erjadinya &neumonia Fosokomial ;indakan pada saluran nafas seperti intubasi endotra!heal, su!tion, dan -entilasi mekanik mempermudah memindahkan mikroorganisme dari alat (humidifier, nebuliBer, -entilator, yang terkontaminasi" kepada pasien dan memindahkan mikroorganisme pada tangan petugas kesehatan dari pasien ke pasien yang lain. &neumonia nosokomial paling sering terjadi karena aspirasi koloni bakteri dari orofaring atau saluran !erna bagian atas pasien. Intubasi dan -entilasi mekanik meningkatkan risiko terbesar terjadinya infeksi.
d.
&etunjuk &engembangan 2ur-eilans &neumonia 0" 2emua faktor risiko harus di!atat dengan lengkap pada !atatan pasien oleh dokter, pera#at, atau anggota tim kesehatan lain yang menangani pasien. )" &elaksana sur-eilans haus mnghitung rate menurut faktor resiko spesifik minimal jenis operasi torako dan abdomen dan -entilator serta melaporkannya kepada komite pengendalian
infeksi
rumah
sakit
minimal
=
bulan
sekali
dan
sekaligus
menyebarluaskannya melalui buletin Rumah 2akit " &elaksana sur-eilans membuat laporan rate pneumonia kasar pada buletin Rumah 2akit minimal setiap bulan sekali. e.
&en!egahan &neumonia
&en!egahan pneumonia nosokomial dilakukan dengan !ara berikut9 Pencegahan Pneumonia Pasca Bedah
0" &engelolaan pra dan pas!a bedah ditujukan pada9 a" &asien yang akan mendapat pembiusan dan menjalani pembedahan torak dan abdomen b" 'isfungsi paru berat
!" $elainan paruparu d)
&engelolaan para dan pas!a bedah meliputi pengobatan dan instruksi medis dan pera#atan
)" &engelolaan pra bedah meliputi9 a" &engobatan dan resolusi infeksi paru b" Mempermudah pengeluaran sekret saluran nafas (bronkodilator, drainase postural, perkusi" !" %erhenti merokok " Instruksi pra bedah meliputi 9 a" 'iskusi dengan pasien mengenai pentingnya sering batuk, nafas dalam, dan mobilitasi pas!a bedah b" &asien memperagakan !ara batuk dan nafas dalam pra dan pas!a bedah 1" &engobatan dan instruksi pas!a bedah ditujukan untuk mendorong pasien sering batuk, nafas dalam dan ambulasi jika ada kontra indikasi se!ara medis 5" %ila !ara konser-atif diatas gagal untuk mengeluarkan sekret saluran nafas, dapat dikerjakan drainase postural dan perkusi =" Fyeri akibat batuk dan nafas dalam dapat diatasi dengan analgetik dan menopang luka di daerah perut (misalnya dengan meletakkan bantal ke!il dan ringan diatas perut" serta memberi obat penghambat syaraf lokal 6" Antibiotik sistemik tidak dianjurkan untuk dipakai rutin ebersihan Tangan
$ebersihan tangan dilakukan setiap kali kontak dengan sekret saluran nafas baik dengan atau tanpa sarung tangan. $ebersihan tangan juga dilakukan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien yang mendapat intubasi dan trakeostomi !airan dan "bat
0" Febulasi dan humidifikasi hanya boleh menggunakan !airan steril yang diberikan se!ara aseptik. airan tersebut tidak boleh digunakan pada alat yang terkontaminasi )" %ila flakon multidose digunakan untuk terapi harus disimpan dalam lemari es atau suhu kamar sesuai aturan pakai dan tidak mele#ati tanggal kadaluarsa
Pemeliharaan Alat Terapi Perna#asan $ang %edang &ipakai
0" &enampung !airan harus diisi segera sebelum dipakai. %ila !airan hendak ditambah maka sisa !airan harus dibuang terlebih dahulu. Air yang telah mengembun dalam pipa harus dibuang dan tidak boleh dialirkan balik ke dalam penampung )" Alat nebulasi dinding dan penampungannya harus diganti se!ara rutin setiap )1 jam dengan yang steril atau sudah didesinfeksi " Alat penampung pelembab udara oksigen dinding yang dapat dipakai ulang harus dibersihkan, di!u!i dan dikeringkan setiap hari 1" 2etiap pipa dan masker yang digunakan untuk terapi oksigen harus diganti pada setiap pasien 5" 2irkuit alat bantu nafas (termasuk pipa dan katub inhalasi" harus se!ara rutin diganti dengan yang steril/sudah didesinfeksi setiap )1 jam =" %ila mesin respirator digunakan untuk beberapa pasien maka setiap pergantian pasien semua sirkuit alat bantu nafas harus diganti denga n yang steril/sudah didesinfeksi Peralatan %ekali Pakai
Alat terapi pernafasan yang diran!ang untuk sekali pakai tidak boleh dipakai ulang. Penanganan Peralatan $ang &ipakai Ulang
0" 2etiap peralatan yang akan disterilkan/didesinfeksi harus dibersihkan dengan seksama untuk menghilangkan darah, jaringan, makanan atau residu lainnya. &eralatan harus didekontaminasi sebelum/selama proses pembersihan, bila alat tersebut ditandai terkontaminasi dan berasal dari pasien dengan jenis isolasi tertentu )" Alat terapi pernafasan yang menyentuh selaput lendir harus disterilkan sebelum dipakai pada pasien lain jika hal ini tidak memungkinkan alat tersebut didesinfeksi kuat (high le-el desinfe!tion" " 2irkuit alat bantu nafas (termasuk pipa dan katub ekshalasi" dan semua alat yang berhubungan dengan terapi pernafasan harus disterilkan kuat 1" Ruang pendingin pada alat nebulasi ultrasonik sulit didesinfeksi se!ara adekuat karena itu harus disterilkan dengan gas (etilin oksida" atau desinfeksi kuat paling sedikit selama * menit
5" %agian dalam mesin -entilator dan mesin pernafasan tidak perlu disterilkan/didesinfeksi se!ara rutin untuk setiap pemakaian ke!uali setiap alat tersebut potensial terkontaminasi dengan mikroorganisme berbahaya =" Respirometer dan alat lain yang digunakan untuk memantau beberapa pasien se!ara bergantian, tidak boleh langsung menyentuh bagian sirkuit alat bantunafas, kedua alat tersebut perlu penghubung dan alat penghubung ini harus diganti pada setiap pemakaian pada pasien lain. 3ika tidak menggunakan penghubung dan alat pemantau langsung berhubungan dengan alat yang terkontaminasi, maka alat pemantau tersebut harus disterilkan/didesinfeksi kuat sebelum dipakai pasien lain 6" $antong alat resusitasi manual harus disterilkan /didesinfeksi kuat habis dipakai Pemantauan 'ikroorganisme
0" 3ika tidak ada $ejadian 4uar %iasa ($4%" / rate endemik infeksi paru nosokomial tidak tinggi maka proses desinfeksi alat terapi pernafasan tidak perlu dipantau dengan biakan sampel dari alat tersebut. 'engan kata lain sampel rutin tidak perlu dilakukan )" Interpretasi hasil pemeriksaan mikrobiologi sulit dilakukan kaarena itu sampel mikrobiologik rutin alat bantu nafas yang sedan g dipakai pasien tidak dianjurkan Pasien &engan Trakeostomi
0" ;indakan trakeostomi harus dilakukan di kamr operasi, se!ara aseptik ke!uali dalam keadaan darurat dapat dilakukan di ruang pera#atan )" $e!uali luka trakeostomi sudah mulai sembuh/membentuk jaringan granulasi sekitar pipa maka tidak boleh disentuh dengan tangan langsung, atau setiap manipulasi kedua tangan menggunakan sarung tangan steril " %ila diperlukan penggantian pipa trakeostomi, maka pipa pengganti harus steril atau di desinfeksi kuat 1" 2e#aktu mengganti pipa harus digunakan teknik aseptik termasuk penggunaan sarung tangan dan penutup (duk" steril Pengisapan %ekret %aluran (a#as
0" &engisapan sekret saluran pernafasan dilakukan hanya bila diperlukan, karena pengisapan yang terusmenerus akan meningkatkan risiko kontaminasi silang dan trauma )" &engisapan sekret saluran nafas tidak boleh dilakukan dengan tangan langsung melainkan menggunakan sarung tangan steril
" 2etiap kali mengisap sekret saluran nafas, gunakan kateter yang steril atau kalau pemakaian hanya dalam #aktu singkat maka kateter dapat diGpakai ulang setelah dibilas dan dibersihkan 1" %ila terdapat sekret yang kental dan kateter penghisap memerlukan bilasan, maka untuk membilas gunakan !airan steril &enggunaan pipa dan tabung pengisap adalah sbb 9 0" &emakaian pipa pengisap sampai batas tabung harus diganti untuk setiap pasien )" ;abung pengisap yang digunakan untuk satu pasien tidak perlu diganti/dikosongkan se!ara rutin " ;abung pengisap harus diganti setiap pasien ke!uali pada unit pera#atan jangka pendek (tidak > )1 jam" 1" &ada unit pera#atan jangka pendek tabung perlu diganti setiap hari tetapi tidak perlu diganti untuk setiap pasien 5" 2etiap kali tabung pengisap diganti harus disterilkan/didesinfeksi kuat =" 8ntuk pengisap sekret saluran nafas portabel yang kemungkinan mengisap aerosol terkontaminasi maka gunakan filter bakteri yang baik antara tabung penampung dan pipa pengisap Perlindungan Pasien dari Pasien )ain dan Personil
0" 4akukan isolasi pada pasien yang mungkin menyebarkan infeksi saluran nafas isolasi sesuai dengan teknik mutakhir )" &ersonil yang terkena infeksi saluran nafas tidak boleh memberi asuhan langsung pada pasien dengan risiko tinggi (misal neonatal, bayi, pasien dengan obstruksi paru kronis dan pasien dengan daya tahan tubuh menurun " %ila diperkirakan ada $4% influenBa lakukan pen!egahan untuk semua pasien dan petugas yang memberi asuhan langsung dengan menggunakan teknis isolasi pernafasan .
.
I"(e!&% Sara" Ke*% ISK/
%atasan Infeksi 2aluran $emih $lasifikasi I2$ meliputi 9 a" Infeksi 2aluran $emih 2imptomatis b" Infeksi 2aluran $emih Asimptomatis !" Infeksi 2aluran $emih lainnya
*% %imptomatis harus memenuhi paling sedikit satu kriteria sbb 9
0. 'emam (>7?" ). Fikuria (anyanganyangan" . &olakisuria 1. 'isuri 5. Fyeri supra pubik 6.
Hasil biakan urin aliran tengah (midstream" > 0*⁵ !fu kuman/ml dengan jumlah kuman tidak lebih dari ) spe!ies
6. $uman positif dari urin pungsi supra pubik tanpa melihat jumlah kuman &ada pasien 0 th didapat paling sedikit satu gejala sbb, tanpa ada penyebab lainnya 9 0"
'emam (>7?"
)"
Hipotermi (D6?"
"
%radikardi D 0**/mnt 1"
4etargi 5"
omiting 'an ditemukan salah satu dari hasil di ba#ah ini 9
0"
Hasil urin kultur 0*⁵!fu kuman/ml dengan jumlah kuman tidak lebih dari ) spesies
2)
$ultur urin )E berturutturut terdapat kuman flora normal yang sama mis. 2.
saprophyti!us, 2.epidermidis dengan jumlah kuman > 0*⁵ !fu kuman/ml *% Asimptomatis paling sedikit 0 kriteria 9
0"
Ri#ayat menggunakan urin kateter D 6 hari yang lalu
)"
;erdapat maksimal ) spe!ies jenis kuman dalam biakan urin
3)
;idak terdapat gejalagejala
'an salah satu dari hasil di ba#ah ini 9 0"
Hasil urin kultur 0*⁵!fu kuman/ml dengan jumlah kuman tidak lebih dari ) spe!ies
2)
$ultur urin )E berturutturut terdapat kuman flora normal yang sama mis. 2.
saprophyti!us, 2.epidermidis dengan jumlah kuman > 0*⁵ !fu kuman/ml *% )ainn$a harus memenuhi salah satu kriteria 9
0"
'itemukan kuman yang tumbuh dari !airan
)"
Ada abses atau tanda infeksi lain yang dapat dilihat, pemeriksaan langsung selama pembedahan atau histopatologi
"
Ada ) tanda berikut 9 demam (>7? ", nyeri lokal, nyeri tekan pada daerah yang di!urigai infeksi
b.
!.
aktor Resiko Infeksi 2aluran $emih 0"
$eteterisasi menetap 9
"
ara pemasangan kateter
1"
4ama pemasangan
5"
$ualitas pera#atan kateter
="
2tatus immunologi pasien 9 &asien tua, 'ebilitas, pas!a persalinan
&en!egahan Infeksi 2aluran $emih 8ntuk men!egah terjadinya infeksi saluran kemih nosokomial perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pemasangan !atter urin.
Tenaga Pelaksana
0. &emasangan katter hanya dilakukan oleh tenaga yang betulbetul memahami dan terampil dalam teknik pemasangan katter se!ara aseptik dan pera#atan katter yang benar 2.
;enaga yang memberikan asuhan kepera#atan pada pasien dengan !atter urin sudah mendapatkan pelatihan se!ara berkala dengan teknik yang benar mengenai prosedur pemasangan !atter urin dan pengetahuan tentang komplikasi poten!ial yang timbal
Pemasangan at+ter
0. &emasangan katter urin dilakukan hanya bila perlu saja dan segera dilemas bila tidak diperlukan lagi. Alasan pemasangan !atter bukan karena untuk mempermudah tenaga pelaksana dalam memberikan asuhan pada pasien ). ara sainase urin yang lain seperti !atter kondom, katter supra pubis, kateterisasi selangseling (intermitten" dapat digunakan sebagai ganti kateterisasi menetap bila memungkinkan . u!i tangan 9 sebelum dan sesudah pemasangan katter Teknik Pemasangan !at+ter
0.&emasangan katter harus menggunakan teknik aseptik dan peralatan steril ).
.$ateter menetap harus terpasang dengan baik dan menempel pada badan untuk m en!egah pergerakan dan tegangan pada uretra &rainase %istem Tertutup dan %teril
0"
2istem drainase yang tertutup dan steril harus dipertahankan
)"
$ateter dan selang/tube drainase tidak boleh dilepas sambunganny ke!uali bila kateter akan dilakukan irigasi
" %ila terjadi kesalahan pada teknik aseptik sambungan terlepas atau bo!or, maka sistem penampungan harus diganti dengan teknik aseptik yang benar dan sebelumnya kateter harus didesinfeksi 1"
;idak ada kontak antara urin bag dengan lantai
!ara *rigasi ateter
0"
Irigasi hanya dikerjakan apabila diperkirakan ada sumbatan aliran misalnya karena bekuan darah pada operasi prostat/kandung kemih. 8ntuk men!egah hal ini digunakan irigasi kontinyu se!ara tertutup untuk menghilangkan sumbatan akibat bekuan darah
)"
2ambungan kateter harus didesinfeksi sebelum dilepas
"
1"
3ika kateter sering tersumbat dan harus sering diirigasi maka kateter harus diganti
)a,u Aliran Urin
0"
4aju aliran urin yang tidak terhambat harus dipertahankan
)" 8ntuk memperoleh aliran lan!ar 9 a" 3aga kateter dan pipa drainase dari lekukan b" $antung drainase harus dikosongkan se!ara teratur ke #adah penampung urin yang terpisah bagi tiaptiap pasien. 2aluran urin dari kantung penampung tidak boleh menyentuh #adah penampung !" $ateter yang kurang lan!ar/tersumbat harus diirigasi/kalau perlu diganti d" $antung penampung diletakkan lebih rendah dari kantung kemih/bladder Pengambilan %pecimen Urin
0"
%ahan pemeriksaan urin dalam jumlah ke!il dapat diambil dari bagian distal kateter, atau jika lebih baik dari temapt pengambilan bahan yang tersedia dan sebelum urin
diaspirasi dengan jarum dan semprit yang steril, tempat pengambilan bahan harus didesinfeksi )"
%ila diperlukan bahan dalam jumlah besar maka urin harus diambil dari kantung penampung se!ara aseptik
Perawatan 'eatus
%ersihkan dua kali sehari dengan antiseptik dan setiap hari bersihkan dengan sabun dan air. Penggantian ateter
$ateter urin menetap harus diganti dalam kurun #aktu 6 hari (0 minggu" 3.
I"(e!&% A%ra" Dara Pr%*er IADP/
a.
%atasan Infeksi Aliran 'arah &rimer Infeksi aliran darah primer adalh infeksi aliran darah yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang di!urigai sebagai sumber infeksi. $riteria infeksi aliran darah primer dapat ditetapkan se!ara klinis dan laboratoris dengan gejala/tanda berikut9
8ntuk de#asa dan anak > 0) bulan ditemukan salah satu diantara gejala berikut tanpa penyebab lain 9 0" 'emam suhu > 7? )"
Hipotensi
"
;idak ada tandatanda infeksi di tempat lain
8ntuk bayi umur D 0 tahun ditemukan salah satu gejala/tanda berikut tanpa penyebab lain 9
b. 1)
0"
'emam suhu > 7?
)"
Hipotermi
"
Apnea
1"
%radikardi D 0** E/mnt
5"
;idak ada tandatanda infeksi di tempat lain
aktor Resiko Infeksi Aliran 'arah &rimer &emasangan kateter intra-ena (i.-" yang berkaitan dengan 9 a"
3enis kanula
b"
;eknik pemasangan
!"
4ama pemasangan kanula
)" $erentanan pasien terhadap infeksi !.
&etunjuk &engembangan 2ur-eilans Infeksi Aliran 'arah &rimer
0" 2emua faktor risiko harus di!atat dengan lengkap pada !atatan pasien oleh dokter, pera#at, atau anggota tim kesehatan lain yang menangani pasien )" &elaksana sur-eilans menghitung rate menurut faktor risiko spesifik (kateter intra-ena" min setiap = bulan sekali dan melaporkannya pada tim pen!egahan dan pengendalian infeksi rumah sakit dan juga menyebarluaskannya melalui buletin rumah sakit " &elaksana sur-eilans membuat laporan rate infeksi aliran darah primer kasar pada buletin rumah sakit min setiap bulan sekali d.
&en!egahan Infeksi Aliran 'arah &rimer &en!egahan IA'& terutama ditujukan pada pemasangan dan pera#atan I. 0"
&endidikan dan &elatihan &etugas Medis 4aksanakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi petugas medis yang materinya menyangkut indikasi pemakaian alat intra-askuler, prosedur pemasangan kateter, pemeliharaan peralatan intra-askuler dan pen!egahan
)"
2ur-eilans Aktif IA'& 4aksanakan sur-eilans untuk mengetahui adanya kejadian infeksi.
"
Indikasi pemasangan I. hanya dilakukan untuk tindakan pengobatan dan atau kepentingan diagnosti!
1"
&emilihan kanula untuk infus perifer 9 a" &ilih alat yang resiko komplikasinya relatif rendah dan harganya paling murah dan dapat digunakan untuk terapi intra-ena dengan jenis dan b" jangka #aktu yang sesuai, saat ini bahan -ialon lebih baik dibandingkan ;eflon !" 4epas semua jenis peralatan intra-askuler bila sudah tidak ada indikasi klinis d" &eriksa se!ara -isual lokasi pemasangan kateter untuk mengetahui apakah ada pembengkakan, demam tanpa adanya penyebab yang jelas, atau gejala infeksi lokal/infeksi bakterimia e" &ada pasien yang memakai perban tebal sehingga susah diraba/dilihat, lepas perban terlebih dahulu, periksa se!ara -isual setiap hari dan pasang perban baru
f" atat tanggal dan #aktu pemasangan kateter di lokasi yang dapat dilihat dengan jelas e.
$ebersihan ;angan 0" $ebersihan tangan dilakukan sebelum dan sesudah palpasi, pemasangan alat intra-askuler, penggantian alat intra-askuler, atau memasang perban
)"
8ntuk pemasangan -ena !entral melalui insisi prinsip aseptiknya harus digunakan f.
Intra-ena $ateter Pe*a&a"#a" Kateter 9 jangan menyingkat prosedur pemasangan kateter yang sudah
ditentukan Pera4ata" L!a Kateter 9 bersihkan kulit di lokasi dengan antiseptik yang sesuai,
sebelum pemasangan kateter, biarkan antiseptik mengering pada lokasi sebelum memasang, jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik (lokasi dianggap daerah steril", gunakan kasa steril atau perban transparan untuk menutup lokasi pemasangan, bila dipakai iodine tin!ture untuk membersihkan kulit sebelum pemasangan kateter maka harus dibilas dengan alkohol, ganti perban bila tampak kotor dan basah, hindari sentuhan yang mengkontaminasi lokasi kateter saat mengganti perban g.
&engganti &erlengkapan dan airan Intra-ena 2et &erlengkapan 0" 2e!ara umum set perlengkapan intra-askuler terdiri atas seluruh bagian mulai dari ujung selang yang masuk ke kontainer !airan infus sampai ke hubungan alat )"
1"
BAB IV PENUTUP
&anduan &enurunan HAIs &&I R2 $% $artika 'o!ta merupakan petunjukpetunjuk teknis bagi semua pihak yang berkepentingan dan pokokpokok pemikiran dasar berbagai upaya pen!egahan dan pengendalian terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit khususnya R2 $% $artika 'o!ta &ada hakekatnya upaya pen!egahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit baru akan terselenggara bila semua direksi dan staf rumah sakit yang terkait mempunyai moti-asi dan itikad pengembangan serta penuh kesadaran dan tanggung ja#ab. %uku &anduan &enurunan HAIs &&I R2 $% $artika 'o!ta ini, diharapkan bermanfaat dan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan se!ara berdayaguna dan berhasil guna. &adang, R8MAH 2A$I; $H8282 %C'AH $AR;I$A 'O;A 'irektur,
dr. $eesa Fabila Afida
DAFTAR PUSTAKA
0. &edoman &en!egahan dan &engendalian Infeksi di Rumah 2akit dan asilitas &elayanan $esehatan 4ainnya, $esiapan menghadapi Cmerging Infe!tious 'isease, 'epkes RI kerjasama dengan &CR'A4IF, )**7 ). &edoman Manajerial &en!egahan dan &engendalian Infeksi di Rumah 2akit dan asilitas &elayanan $esehatan lainnya, 'ep $es RI bekerjasama dengan &CR'A4IF, )**7 . &etunjuk &raktis 2ur-eilans Infeksi Rumah 2akit, 'ep $es RI, )*0*