Prosedur Sertifikasi dan Sinerginya Dalam Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan 4
Prosedur Sertifikasi dan Sinerginya Dalam Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan Oleh : Annisa, SP A. Latar Belakang Benih sangat penting bagi usaha pertanian karena merupakan salah satu aspek dalam menentukan tingkat produktivitas dan mutu hasil. Penggunaan benih yang salah akan sangat berpengaruh terhadap kinerj kinerjaa produk produksi si apalag apalagii untuk untuk jenis jenis tanama tanaman n tahuna tahunan. n. Dampak Dampak penggu penggunaa naan n benih benih yang yang salah salah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Dalam kegiatan produksi benih bermutu terdapat suatu kegiatan yang sangat penting agar kualitas benih dapat terjaga, kegiatan tersebut adalah pengawasan mutu !uality "ontrol#. $egiatan pengawasan mutu ini dapat bersi%at internal maupun eksternal. Pengawasan mutu internal adalah tindak tindakan an produs produsen en benih benih untuk untuk melaku melakukan kan pengaw pengawala alan n terhad terhadap ap proses proses produk produksi si benih benih yang yang dilakukan sampai benih tersebut siap diedarkan. Sedangkan pengawasan mutu eksternal dilakukan oleh pihak lain diluar produsen benih itu sendiri untuk memberikan kepastian terhadap kualitas benih tersebut dalam kurun waktu tertentu. Pengawasan mutu benih baik internal maupun eksternal ini harus dilakukan mengingat hasil benih yang diproduksi diproduksi akan berpengaru berpengaruh h terhadap terhadap kepentinga kepentingan n konsumen konsumen benih.&mpl benih.&mplementa ementasi si terhadap terhadap pengawasan mutu internal dan eksternal adalah tindakan pengawalan yang harus berdasarkan pada standar'standar yang ditetapkan. (al tersebut akan memberikan transparansi terhadap mutu benih itu sendiri. Dalam pengawasan mutu eksternal ini, pengawas dituntut untuk dapat memberikan kepastian mutu benih baik se"ara kualitas maupun legalitas,sehingga menghasilkan benih yang berkualitas dimana benih memiliki mutu genetis, mutu %isiologis dan mutu %isik serta bebas dari serangan hama dan penyakit sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sedangkan legalitas benih yaitu benih yang dapat dijamin dijamin kebenaranny kebenarannyaa se"ara aspek hukum yang meliputi meliputi varietas, varietas, asal usul dan dokumen dokumen yang menyertai untuk menghindari adanya pemalsuan benih yang dapat berakibat kerugian produsen benih dan konsumen benih. Apabila semua unsur sudah terpenuhi maka benih tersebut berhak mendapatkan serti%ikasi.. )enurut Surat $eputusan )enteri Pertanian *omor +-$ptsO/.0121332, serti%ikasi adalah adalah proses proses pember pemberian ian serti% serti%ika ikatt benih benih /anam /anaman an setela setelah h melalui melalui pemerik pemeriksaa saan,p n,peng enguji ujian an dan pengawasan serta memenuhi persyaratan pers yaratan utuk diedarkan. Sedangkan menurut 4ahardi,5 dkk$amus Pertan Pertanian ian 6mum,1 6mum,1332 332## mende% mende%inis inisikan ikan serti% serti%ika ikasi si benih benih adalah adalah jaminan jaminan si%at si%at dan kualita kualitass oleh oleh badanagen yang sudah diakui yang biasanya ditunjukkan dengan keterangan mengenai golongan, keas keasli lian an klon klonv var arie ieta tas, s, tahu tahun n peng pengum umpu pula lan, n, asal asal kemu kemurn rnia ian, n, kese keseha hata tan n dan dan kapa kapasi sita tass berke"ambah.6ntuk men"apai pengawalan mutu benih tersebut BBP0/P 6P/D Perbenihan memerlukan Pengawas Benih /anaman PB/# yang independen, trasparan dan pro%esional. Pengawas Pengawas benih /anaman /anaman diberikan diberikan wewenang wewenang dalam melakukan melakukan pemeriksaan pemeriksaan terhadap proses produksi, melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan tempat penyimpanan dan melakukan pemeriksaan serta "ara pengemasan benih bina, mengambil "ontoh benih guna pemeriksaan mutu, memeriksa dokumen dan "atatan produsen, melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan persyaratan penda%taran, pengadaan, perijinan,serti%ikasidan penda%taran peredaran benih bina. Selain itu diperlukan pula peraturan perundangan yang bersi%at tegas dan jelas mengatur tentang perbenihan dan saksi pelanggarannya pelanggarannya demi penegakan hukum dibidang perbenihan. B. Tu Tujuan juan Sertifikasi Sertifi kasi Serti%ikasi pada tanaman perkebunan bertujuan : a. )enjaga kemurnian varietas Dengan serti%ikasi maka dapat diketahui tingkat kemurnian varietas pada sumber benih maupun benih sumber,sehingga "ampuran varietas lain dapat ditekan bahkan dihilangkan. 7ampuran varietas lain ini dapat menyebabkan potensi produksi produksi yang diharapkan diharapkan tidak dapat ter"apai. ter"apai.
b. )emelihara mutu benih Serti%ikasi juga merupakan kegiatan pengawasan terhadap mutu benih yaitu mutu genetik,mutu %isiologis dan mutu %isik.Disamping itu dengan serti%ikasi kondisi kebun sumber benih terawasi sehingga benih yang dihasilkan adalah benih yang benar 8 benar bermutu dari kebun yang terpelihara se"ara teknis. ". )emberikan jaminan kepada pengguna benih konsumen# d. Serti%ikat yang diperoleh dari proses serti%ikasi menunjukkan jaminan kepada pengguna benih konsumen# bahwa benih yang telah lulus serti%ikasi merupakan benih yang jelas mutunya dan jelas varietasnya. e. )emberikan legalitas kepada produsen benih Demikian sebaliknya, serti%ikat juga menunjukan bukti legal (ukum# bahwa benih yang dihasilkan produsen dapat dipertanggung jawabkan mutunya oleh pelaksana serti%ikasi yaitu BBP0/P 6P/D perbenihan setempat. II. DASA !"#"$ Dasar hukum tentang serti%ikasi benih berpedoman pada peraturan perundang 8 undangan di bidang perbenihan sebagai berikut : 1. 6ndang 8 undang 4epublik &ndonesia *omor 10 /ahun 1330 tentang Budidaya /anaman
Pasal 1- ayat 0# : Benih bina yang beredar harus melalui serti%ikasi dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan Pemerintah. Ayat -# : Benih bina yang lulus serti%ikasi apabila akan diedarkan wajib diberi label. Pasal 19 : Pemerintah melakukan Pengawasan terhadap pengadaan dan peredaran benih bina; dan Pasal 1< : Pemerintah dapat melarang pengadaan, peredaran, penanaman benih tanaman tertentu yang dapat merugikan masyarakat budibaya tanaman, sumber daya alam lainnya dan atau lingkungan hidup;. 1. Peraturan )enteri Pertanian *o.-3PermentanO/.1=+0< tentang Produksi,Serti%ikasi dan Peredaran Benih Bina. 0. Peraturan )enteri Pertanian *o.-+PermentanO/.1=+0< tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih. -. Peraturan Pemerintah *o.09 /ahun 0 tentang $ewenangan Pemerintah dan $ewenangan Propinsi sebagai Daerah otonomi. =. 6ndang 8 undang *o, 1+ /ahun 0= tentang Perkebunan.
Di dalam dasar hukum tersebut, dapat ditemukan pasal 8 pasal mengenai serti%ikasi benih yaitu tentang pelaksanaan serti%ikasi, institusi pelaksana serti%ikasi, pelabelan, saksi pelanggaran, petugas serti%ikasi dan pengawasan peredaran benih yang terangkum sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Serti%ikasi 6ntuk benih bina yang akan diedarkan harus melalui proses serti%ikasi. Pelaksanaan serti%ikasi tersebut didasarkan pada ketentuan bahwa benih yang diedarkan harus melalui serti%ikasi dan benih bina yang diedarkan harus memenuhi standart mutu yang ditetapkan oleh )enteri. 1. &nstitusi Pelaksana Serti%ikasi &nstitusi Pemerintah yang melaksanakan serti%ikasi untuk /anaman Perkebunan adalah Balai Besar Perbenihan dan Proteksi /anaman Perkebunan BBP0/P# atau 6P/D yang menangani pengawasan perbenihan perkebunan. -. Pelabelan Benih bina yang akan diedarkan wajib diberi label dan pengawasan pemasangan label. (al ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemasangan dan isi label. &si label harus sesuai dengan Serti%ikat maupun Surat $eterangan )utu Benih yang diterbitkan oleh BBP0/P6P/D pengawasan Perbenihan. =. Sangsi Pelanggaran
Sangsi Pelanggaran diberikan apabila terjadi peredaran benih yang tidak sesuai label dan pengeluaran atau pemasukan benih kedalam wilayah *egara 4epublik &ndonesia tanpa i>in.Sangsi pelanggaran tersebut dapat dikenakan pidana penjara atau kurungan dan atau denda. 9. Petugas Serti%ikasi Pelaksana serti%ikasi dibidang perbenihan tanaman dilakukan oleh pengawas Benih /anaman. III. %B&'# S'TI(I#ASI Dalam kegiatan serti%ikasi, obyek yang dilakukan serti%ikasi adalah sumber asal#. Benih dan produsen yaitu A. Sumber Benih Dalam sektor perbenihan perkebunan dikenal perbanyakan tanaman melalui kebun' kebun berikut : 1. $ebun &nduk
$ebun induk merupakan kebun yang dibangun dengan ran"angan khusus sehingga perkawinan liar dapat di"egah, persilangan yang diinginkan terlaksana baik itu perkawinan silang se"ara alami maupun perkawinan buatan. $ebun induk ini dapat berupa kebun dengan 1 varietasklon untuk tanaman menyerbuk sendiri dan lebih dari 0 varietasklon untuk tanaman menyerbuk silang hibrida#.Standart mutu yang harus dipenuhi oleh kebun induk ini adalah bebas dari "ampuran varietas yang tidak dikehendaki, tingkat serangan hama dan penyakit dibawah ambang yang ditentukan, sanitasi kebun yang baik dan tata administrasi kebun yang tertib. 1. $ebun ?ntres $ebun yang dibangun khusus untuk diambil entresnya sebagai bahan okulasi atau disambung atau disusukan dengan batang bawah.$ebun ini akan menghasilkan entres yang akan digunakan sebagai bahan tanam untuk perbanyakan vegetative. Standart mutu yang harus dipenuhi kebun ini adalah tingkat pemeliharaan tanaman yang terjaga, sanitasi kebun, baku teknis budidaya dan tata administrasi kebun yang baik. -. $ebun Penangkaran $ebun penangkaran ini merupakan kebun yang ditanam dengan bahan tanam dan akan menghasilkan benih dalam bentuk biji untuk pertanaman selanjutnya. Dalam kebun ini dikenal ada - tiga# kelas kebun benih yaitu kebun benih dasar, kebun benih pokok dan kebun benih sebar. Sesuai dengan jenjang kelasnya kebun benih dasar menghasilkan benih dasar yang akan ditanam ke kebun benih pokok, kemudian kebun benih pokok akan menghasilkan benih pokok yang akan ditanam ke kebun benih sebar, dan kebun benih sebar akan menghasilkan benih sebar yang akan ditanam ke kebun produksi. $husus untuk tanaman tebu bahan tanam kebun penangkarannya berupa bagal dan jenjang kelas kebunnya adalah kebun Bibit *enek $B*#,$ebun Bibit &nduk $B dan $ebun Bibit Datar $BD#. =. $ebun Pembibitan $ebun Pembibitan ini merupakan kebun yang akan menghasilkan bibit baik yang berasal dari biji perbanyakan generative# maupun steksambung perbanyakan vegetati%#. Standart mutu yang harus diperhatikan dalam usaha pembibitan ini adalah keragaan %isik tanaman tingkat pemeliharaan tanaman yang harus terjaga, sanitasi kebun dan tata administrasi yang baik. 9. $ebun Perbanyakan $ebun perbanyakan ini digunakan untuk perbanyakan tanaman melalui vegetative. <. Pohon &nduk Pohon induk adalah pohon yang terpilih yang benihnya akan digunakan sebagai bahan tanam perbanyakan yang akan memiliki spesi%ikasi unggul. 2. Blok Penghasil /inggi BP/# BP/ adalah suatu kumpulan blok tanaman yang sudah diketahui tingkat produkti%itasnya sehingga diharapkan benih yang dihasilkan akan memiliki produkti%itas yang tinggi. Serti%ikasi yang dilakukan terhadap sumber benih tersebut diatas dilakukan dengan pemeriksaan lapangan yang selalu memperhatikan : •
Asal usul tetua
Sejarah lahan /ata tanam kebun • Agroklimat kebun • /aksasi produksi • Sanitasi kebun • Serangan hama dan penyakit • B. Benih Dari sumber benih tersebut diatas, dapat dihasilkan benih yang berupa : 1. Biji •
)erupakan bahan tanam untuk perbanyakan generative. (al yang harus diperhatikan dalam serti%ikasi ini adalah pengujian laboratorium yang meliputi pengambilan "ontoh benih dan pengujian mutu benih di laboratorium. )utu benih yang diamato adalah mutu ge netis, mutu %isiologis dan mutu %isik. 0. Bibit )erupakan salah satu bahan tanam perbanyakan vegetative. (al ini yang diperhatikan dalam serti%ikasi ini adalah : $emurnian geneti" dari bibit • $esehatan bibit • $esegaran bibit • Perwujudan bibit yang sesuai dengan standart mutu bibit • -. Stek dan entres Salah satu bahan tanam vegetative yang dalam serti%ikasi untuk mempertahankan mutunya harus diperhatikan : Asal usul stek dan entres • $esegaran stek dan entres • Pengemasan dan distribusi stek dan entres • I). P%S'D" S'TI(I#ASI Serti%ikasi benih berdasarkan pada prosedur serti%ikasi yang ditetapkan sebagai berikut : A. Pengajuan Permohonan Permohonan serti%ikasi dilakukan sebagai bukti %ormal untuk kepentingan pesyaratan administrasi BBP0/P6P/D perbenihan dalam melaksanakan serti%ikasi. B. @aktu Permohonan Permohonan serti%ikasi diajukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. 6ntuk Pembibitan dan kebun penangkaran selambat' lambatnya 1 sepuluh# hari sebelum kegiatan pertanaman dilaksanakan dan disertai dengan jadual kegiatan pembibitanpenangkaran. b. 6ntuk kebun &nduk, kebun entres, kebun perbanyakan dan PB/ diajukan apabila kebun telah siap untuk diperiksa kelengkapannya. 7. Persyaratan Permohonan a. Persyaratan 6mum ' )emiliki /46P ' )engirimkan DO ' )embuat surat permohonan b. Persyaratan /eknis ' Benih yang diproduksi adalah benih bina ' Benih yang digunakan harus berasal dari benih yang lebih tinggi tingkatannya untuk memproduksi benih dasar harus berasal dari benih penjenis, untuk memproduksi benih pokok harus berasal dari benih dasar dan seterusnya# ' ahan pembenihan harus memenuhi persyaratan untuk kegiatan pembenihan#.
D.
Pemberitahuan Pelaksanaan Serti%ikasi
Berdasarkan surat permohonan dari produsen benih maka pelaksanaan serti%ikasiBBP0/P6P/D perbenihan# menyampaikan surat balasanren"ana serti%ikasi pemeriksaan lapangan# kepada produsen benih yang berisi tanggal pemeriksaan lapangan. ?. Pemeriksaan apangan Pemeriksaan lapangan dilakukan terhadap benih dari perbanyakan generative maupun vegetative dengan obyek pemeriksaan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan administrasi yaitu pemeriksaan ada tidaknya dokumensurat asal 8 usul benih, petagambar kebun dan buku "atatan kegiatan kebun. 0. Pemeriksaan teknis yaitu Pemeriksaan kebun Benih berdasarkan pada: 1. $emurnian varietas 0. /ingkat serangan hama dan penyakit -. $ondisi %isik tanaman =. /aksasi produksi benih 5. Pengujian aboratorium Pengujian laboratorium dilakukan terhadap benih dari hasil kebun sumber benih yang telah lulus pemeriksaan lapangan yang dinyatakan dengan terbitnya Serti%ikat )utu Sumber Benih. Prosedur pengujian laboratorium meliputi tahapan sebagai berikut a. Permohonan pengujian laboratorium Pemohon mengajukan permohonan pengujian laboratorium kepada BBP0/P )edan6P/D Perbenihan b. Pengambilan 7ontoh Benih Pengambilan "ontoh benih harus dilakukan sendiri oleh Pengawas Benih /anaman BBP0/P )edan6P/D Perbenihan. Apabila "obtoh benih dikirimkan oleh Produsen, maka pengujian tersebut dikatakan pengujian khusus dan hasil uji laboratoriumnya hanya berlaku untuk "ontoh benih yang dikirim oleh produsen benih itu sendiri. 1. Pelaksanaan Pengujian aboratorium 7ontoh Benih yang telah diambil oleh Pengawas Benih /anaman kemudian diajukan di aboratorium Benih BBP0/P )edan6P/D Perbenihan untuk dilakukan pengujian yang meliputi : ' $adar Air ' $emurnian 5isik ' Daya Berke"ambah . Pelabelan Pelabelan dilakukan terhadap benih yang telah lulus uji laboratorium.pemohon dapat segera membuat label dengan isi sesuai dengan hasil uji laboratorium, dalam pemasangan label harus diawasi oleh Pengawas Benih /anaman.
). P'*+A,ASA* P''DAA* B'*I! $egiatan peredaran benih dan pengawasan peredaran benih diatur oleh peraturan perundangan perbenihan sebagaimana tersebut diatas. Berikut kegiatan peredaran benih dan pengawasannya berdasarkan peraturan perundangan tersebut. A. Peredaran benih Benih bina yang diedarkan dapat berasal dari produksi dalam negeri maupun pemasukan dari luar negeri dengan memperhatikan peraturan perundang 8 undangan yang berlaku. Setiap benih yang masukimpor# atau benih yang keluar ekspor#harus didukung dengan dokumen yang menyatakan keabsahan sekaligus memuat keterangan mutu benih yang bersangkutan. Sebab apabila kegiatan pemasukan ataupun pengeluaran benih tanpa mendapatkan i>in dari pemerintah, maka pihak tersebut akan dikenai sanksi pidana maupun denda sesuai dengan 66 *o. 10 tahun 1330. Disamping itu benih yang diedarkan harus telah melalui proses serti%ikasi dan telah diberi label. B. Pengawasan Peredaran Benih Pemeriksaan benih dilakukan apabila :
1. /erdapat ke"urigaan terhadap label yang dipasangpada benih atau bibit, meliputi label yang lewat masa berlakunya, adanya kerusakan kemasan benih yang beredar yang seharusnya dilakukan pengujian ulang. 0. Selama pengujian ulang, Pengawas Benih /anaman wajib menghentikan peredaran benih yang bersangkutan minimal - hari sejak tanggal pengambilan "ontoh dilakukan. -. Apabila hasil pengujian ulang ternyata mutu benih dibawah standar yang berlaku atau tidak sesuai dengan label, maka benih tersebut harus dilaporkan ke BBP0/P6P/D setempat. =. Apabila terdapat peredaran benih tanpa adanya serti%ikasi dan label maka pihak BBP0/P6P/D wajib melaporkan hal tersebut kepada Direktorat Cenderal Perkebunan atau $epala Dinas Perkebunan setempat untuk menghentikan peredaran benih yang bersangkutan. 9. Apabila benih tersebut masih tetap diedarkan maka instansi tersebut harus melaporkan kepada PP*S dan Polisi untuk melakukan penyidikan serta tindakan hukum selanjutnya. 7.
Pengawasan $ebun Benih. 1. Pemeriksaan dilakukan terhadap kebun benih dari sumber benih yang telah ditetapkan baik oleh $eputusan )enteri, Direktorat Cenderal perkebunan maupun Surat keputusan $epala Dinas Perkebunan Provinsi minimal dilakukan satu kali dalam setahun sekaligus pemeriksaan terhadap kelayakan teknis dan taksasi produksi. 0. Apabila dari hasil pemeriksaan kebun benih ditemukan adanya kondisi kebun yang tidak sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan maka &nstansi yang berwenang BBP0/P6P/D# dapat menghentikan sementara produksi benih dari sumber benih tersebut sekaligus memberikan saran 8 saran perbaikan. -. Apabila sumber benih tersebut tidak melakukan perbaikan kebun sesuai dengan saran yang telah diberikan se"ara berturut 8 turut sebanyak - kali, maka BBP0/P6P/D mengusulkan kepada Direktorat Cenderal Perkebunan$epala Dinas Perkebunan Provinsi untuk men"abut Surat $eputusan Penetapan sebagai sumber benih.
)I. BIA&A S'TI(I#ASI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah 4epublik &ndonesia *omor =+ /ahun 010 tanggal 10 April 010 tentang Cenis dan /ari% Atas Cenis Penerimaan *egara Bukan Pajak ang berlaku pada $ementrian Pertanian, maka ditetapkan biaya serti%ikasi untuk masing 8 masing komoditas sebagai berikut :
)II. P'*"T"P Serti%ikasi Benih dan Pengawasan Peredaran Benih merupakan kegiatan yang sangat penting dalam usaha meningkatkan pembangunan pertanian khususnya bidang perkebunan. Dengan kegiatan serti%ikasi dan pengawasan peredaran benih maka legalitas benih akan terjaga dan menjamin ketersediaan benih unggul bermutu ditingkat petanipengguna benih se"ara berkesinambungan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara instansi yang berwenang dengan masyarakat perkebunan, sehingga ter"ipta sinergi yang harmonis demi terwujudnya pembangunan perkebunan yang berorientasi pada pembangunan agribisnis.
DA(TA P"STA#A
Anonimus 1332. Pedoman Standar Mutu Benih Tanaman Perkebunan Pubi.B&&.0*ih.Bun2. Direktorat Perbenihan, Direktorat Cendral tahun 133<1332 Cakarta. Anonimus. 10 April 010. Perubahan /ari% P*BP . Direktorat Cenderal Perkebunan. Cakarta.
Anonimus. 02. Pedoman /eknis Produksi, Serti%ikasi dan peredaran Benih Bina. Direktorat Cenderal Perkebunan. Cakarta. Anonimus. 02. Permentan -2, -+, -3. Direktorat Cenderal perkebunan. Cakarta. ?my Sulistyawati,)Ag,PhD,09. Makalah Diklat Dasar Fungsional RIHP Non Penyuluh (PBT)Benih !a"as#$arietas%Teknik Produksi dan Serti&ikasinya B'ITT'S Malang oniwala,S.. www.disbunsulut.org.posting 1 Agustus 011. Pengawasan )utu Benih Sulawesi 6tara. 4ahayu, Sri. 010. )akalah Serti%ikasi.BBP0/P Surabaya. 4ahardi, 5.dkk. 1331. $amus Pertanian 6mum. Penebar Swadaya. Susanto,&ndra ?. 010. )akalah Serti%ikasi $aret.BBP0/P )edan. Sawita,5. . www.pengawas benih tanaman.blogspot."om posting 12 Culi 010. Belilah Benih 6nggul bermutu Pada 6saha Perkebunan 4etno (.0. Pelatihan Pengaas Mutu Benih !o"i dan kakao diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Perkebunan *ember tanggal + s,d-. /ktober -000.