I.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Untuk menghasilkan tanaman sehat yang mampu menghasilkan produktivitas tinggi haruslah memperhatikan beberapa aspek yaitu salah satunya benih yang digunakan. Benih merupakan organ generatif atau biji ditujukan untuk perbanyakan tanaman (mengembang biakan tanaman). Sehingga benih merupakan salah satu sarana produksi yang sangat penting. Jika dilihat dari strukturnya benih sama dengan biji untuk keperluan konsumsi maupun yang lainnya, tetapi secara fungsional benih berbeda dengan biji. Benih adalah tanaman mini yang didalamnya mengandung bakal akar, bakal batang dan bakal daun. Dengan demikian benih yang ditanam menentukan hasil produksi yang akan diperoleh. Adapun pengertian benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk mengembangbiakan tanaman. Berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman (Sutopo, 2004). Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae. Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling be r gu n a d al am k eh i d up a n manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi,
pakaian,
media
penulisan, zat pewarna, dan sebagainya. 1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah, agar mahasiswa dapat memahami serta mengetahui struktur benih tanaman monocotyl khususnya tanaman jadung (Zea mays).
1
II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Benih dan Tanaman Monokotil
Benih adalah biji yang digunakan untuk tujuan penanaman (komersial) dan telah diseleksi dan dijamin kemurnian genetiknya (legitim) (Pahan.2006). benih juga dapat diartikan sebagai biji tanaman yang digunakan untuk keperluan dan perkembangan usaha tani memiliki fungsi atau merupakan komponen agronomi (Kartosapoetra, 1989). 1989).
Serta benih benih merupakan merupakan bagian
tanaman yang terpilih untuk membudidayakan atau memproduksi individu baru (Rubenstin, 1978). Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang bijinya berkeping tunggal, tumbuhan ini merupakan salah satu kelompok tumbuhan berbunga selain tumbuhan dikotil. Salah satu contoh dari tumbuhan monokotil adalah Jagung. ciri pada tumbuhan monokotil : •
Bentuk akar memiliki sistem akar serabut
•
Bentuk sumsum atau pola tulang daun melengkung atau sejajar
•
Kaliptrogen / tudung akar ada tudung akar / kaliptra
•
Jumlah keping biji atau kotiledon satu buah keping biji saja
•
Kandungan akar dan batang tidak terdapat kambium
•
Jumlah kelopak bunga umumnya adalah kelipatan tiga ti ga
•
Pelindung akar dan batang lembaga ditemukan batang lembaga / koleoptil
dan akar lembaga /keleorhiza •
Pertumbuhan akar dan batang tidak bisa tumbuh berkembang menjadi
membesar
2.2 Struktur Benih Secara Umum
Benih secara fungsional berada dalam konteks agronomi, yaitu berupa biji botanis yang dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Benih tersusun oleh beberapa struktur diantaranya : kulit biji (testa), embrio (plumula, radikula, hipokotil, epikotil) dan cadangan makanan (endosperm, perisperm, dan kotiledon).
2
o
Embrio Adalah tanaman baru yang terjadi dari proses bersatunya gamet
–
gamet
jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembang sempu sempurn rnaa terdi terdiri ri dari dari struk struktu turr berik berikut ut :epi :epi kot il , hip oko ti l, dan kot il ed on. Pada tanaman kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotil memiliki satu kotiledon, seperti rerumputandan bawang, sedangkan pada tanaman dikotil memiliki dua kotiledon, contoh nya kacang
–
kacangan. Sedangkan Gymnospermae
umumnya memiliki lebih dari dua kotiledon, misalnya pinus yang memiliki 15 kotiledon. o
Cadangan biji Ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadanganmakanan, yaitu : endosperm Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiridari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan persentasenya berbeda
o
–
bedatergantung pada jenis biji.
Pelindung biji Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa dan kadang
–
–
sisa nucleus dan endosperm
kadang bagian dari buah. Tetapi umumnya kulit biji ( testa ) berasal dari
integument ovule yangmengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar bijikeras dan kuat berwarna kecoklatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta.
3
2.3 Struktur Benih Tanaman Monokotil Struktur benih tanaman monokotil yang akan kami bahas adalah struktur benih tanaman jagung (Zea mays). Struktur biji tanaman monokotil,
misalnya jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma. Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi masingmasing untuk pertumbuhan tanaman. Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil, plumula merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer. Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil . Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula. Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovary atau pericarp menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Struktur Biji Biji Monokotil terdiri atas :
Kulit Biji
Endosperma, adalah jaringan yang mengelilingi embrio dan terdapat di kotiledon yang mengandung cadangan makanan
Skutellum / kotiledon / keping biji. Kotiledon mengandung cadangan makanan yang di dalamnya terdapat pati, protein dan beberapa jenis enzim
Koleoptil, adalah selubung ujung embrio/plumula
Plumula, adalah kuncup primer pucuk batang lembaga
Radikula (bakal akar)
Koleoriza, adalah bagian yang menyelubungi men yelubungi akar
Embryonic axis, adalah bagian bawah/pangkal embrio
Hipokotil, adalah bagian bawah embryonic axis yang melekat pada kotiledon
Epikotil, adalah bagian atas embryonic axis yang melekat pada kotiledon
Embrio (bakal tumbuhan)
4
Struktur benih jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu : a.
Pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganguu dan kehilangan air. Pericarp merupakan lapisan pembungkus biji yang berubah cepat selama proses pembentukan biji. Pada waktu kariopsis masih muda, sel-selnya kecil dan tipis, tetapi sel-sel itu berkembang seiring dengan bertambahnya umur biji. Pada t araf tertentu, lapisan ini membentuk membran yang dikenal sebagai kulit biji/testa yang secara morfologi adalah bagian endosperm.
b.
Endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dari 10% protein, mineral, minyak dan yang lainnya. Selain itu endosperm merupakan bagian terbesar dari biji jagung, yaitu sekitar 85% hampir seluruhnya terdiri atas karbohidrat dari bagian yang lunak (floury endosperm) dan bagian yang keras (horny endosperm) (Wilson 1981).
c.
Embrio (Lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plumule, akar, scutelum, dan koleoptil (Hardman dan Gunsolus 1998). Lembaga merupakan bagian yang cukup besar. Lembaga meliputi 11,5% dari bobot keseluruhan biji. Lembaga sebenarnya tersusun atas dua bagian yaitu skutelum dan poros embrio. Lembaga terdiri atas plumula, radikel, dan skutelum yaitu sekitar 10%. Lembaga juga mengandung lemak dan mineral. - Plumula (Pucuk lembaga) ada yang jelas ada yang tidak karena hanya berupa titik tumbuh pada cauliculus. Pada jagung, ja gung, plumula mempunyai selaput yang disebut coleoptilum. Plumula dapat digunakan sebagai penanda apakah tumbuhan yang tumbuh itu dikotil atau monokotil, jika tunas pucuk yang tumbuh pertama kali ini hanya satu maka menandakan bahwa tumbuhan tersebut monkotil sedang jika tunas pucuk yang tumbuh pertama kali ini berjumlah dua maka menandakan bahwa tumbuhan tersebut adalah dikotil. Mengapa pada jagung ini (tumbuhan monokotil) plumula yang tumbuh hanya berjumlah satu? Hal ini dikarenakan kotiledon (pada tumbuhan monokotil disebut scutellum karena hanya satu kotiledon) yang seharusnya menjadi tunas
5
pucuk ke dua berubah ber ubah fungsi menjadi koleoptil, sehingga yang muncul pertama kali tunas pucuk nya hanya satu. - Radicula (akar lembaga) merupakan calon akar yang natinya akan menjadi radix primaria (akar tunggang). Radikula tumbuh menembus kulit biji melalu micropyl. Pada golongan jagung radicula itu berada dalam suatu selaput yang menyelubungi radicula yang disebut coleorhiza. - Kotiledon atau keping biji pada tanaman monokotil disebut scutelum yang merupakan cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio hingga mencapai
terbentuknya
daun,
karena
embrio
tersebut
belum
menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis. Perbedaan Benih Tanaman monokotil dengan dikotil, yaitu :
Monokotil
Embrio terdiri dari 1 kotiledon
Endosperm merupakan bagian yang besar (Cadangan makanan pada endosperm belum dicerna sebelum biji masak).
Dikotil
Embrio terdiri atas kotiledon, plumula, epikotil, dan radikal.
Endosperm merupakan bagian yang terkecil (Cadangan makanan yang terdapat pada kotiledon sudah dapat dicerna dan diserap embrio sebelum biji masak).
6
Gambar 1.1 struktur benih jagung
2.4 Perkecambahan Perkecambahan Tanaman Jagung
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula radikula menjadi akar. Tipe perkecambahan tanaman jagung adalah hypogeal yang artinya perkecambahan yang ditandai dengan terbentuknya plumula yang menembus kulit biji dan muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah (hipokotil tetap berada di dalam tanah).
7
Gambar 1.2 perkecambahan perkecambahan tanaman monokotil Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh daricadangan makanan karena belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makana diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari endosperm.
8
III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Tanaman jagung adalah komoditi yang penting sebagai bahan pangan bagi manusia. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka memerlukan benih yang baik pula. Benih jagung adalah biji yang termasuk kedalam kategori biji monokotil. Benih adalah biji yang di gunakan untuk tujuan penanaman yang di peruntukan produksi. Struktur biji terdiri dari tiga bagian utama yaitu embrio, kulit biji dan eendosperm (cadangan makanan). Tipe perkecambahan tanaman jagung yaitu tipe perkecambahan hypogeal, yaitu tipe perkecambahan yang kotiledonnya tidak terangkat keatas. Semua tanaman monokotil bertipe perkecambahan hypogeal begitu juga jagung. Tetapi tanaman Allium cepa, cepa, yaitu tanaman monokotil yang tipe perkecambahannya berbeda dengan tanaman monokotil yang lainnya yaitu Allium cepa bertipe perkecambahan perkeca mbahan epigeal.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/pengertian-benih.html diakses pada tanggal 4 Oktober 2012 http://www.pustakasekolah.com/struktur-biji-monokotil.html,
diakses
pada
tanggal 27 September 2012. http://youll-knowit.blogspot.com/2012/03/pertumbuhan-biji-jagung.html, Diakses pada tanggal 04 oktober 2012. http://erilbiologi2008.blogspot.com/2010/12/daster-fistum.html, Diakses pada tanggal 04 oktober 2012. http://www.scribd.com/doc/28333832/1-Monokotil, Diakses pada tanggal 04 oktober 2012. http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/biologi-123struktur-bijimonokotil-dan.html, Diakses pada tanggal 05 Oktober 2012.
10