A. Latar Belakang Perusahaan jasa adalah sebuah perusahaan yang menyajikan sebuah produk intangible, dengan hak cipta yang tidak memungkinkan dalam beberapa inovasi jasa. Setiap perusahaan baik jasa atau pun perusahaan tangible adalah perusahaan yang ingin mendapatkan keuntungan dari setiap penjualannnya. Pemasaran jasa telah meningkat dalam kepentingannya selama dekade terakhir, seiring dengan meningkatnya persaingan. Dengan adanya persaingan yang sangat ketat banyak perusahaan membuat strategi untuk melakukan penjualan produknya. Berbicara tentang penjualan, pastinya harus ada strategi yang dilakukan setiap perusahaan dalam melakukan penjualannya. Strategi merupakan hal yang sangat esensial dalam mencapai tingkat kinerja yang tinggi, yang merupakan sasaran utama dari setiap perusahaan. Sebuah perusahaan hanya dapat mengalahkan para pesaingnya, jika mampu menciptakan keunikan yang dapat dipertahankannya. Dan pada akhirnya, semua perbedaan yang terdapat antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam hal harga dan biaya berasal dari ratusan aktivitas perusahaan yang dibutuhkanm untuk menciptakan, memproduksi, menjual, dan menyampaikan produk dan jasa,
seperti mendatangkan pelanggan, merakit produk akhir, dan memberikan pelatihan pada karyawan. Strategi di sebuah perusahaan dalam melakukan penjualan, mungkin dikembangkan secara ekplisit melalui proses perencanaan atau mungkin juga telah berkembang secara implicit melalui kegiatan-kegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan. Perusahaan dalam usaha bisnis apapun menginginkan produknya diterima pasar dan menghasilkan keuntungan yang optimal. Penjualan produk yang menguntungkan merupakan sumber kehidupan jangka menengah dan panjang bagi setiap perusahaan. Perusahaan yang tidak mampu menjual produknya secara menguntungkan cepat atau lambat terpaksa menghentikan usahanya atau meleburkan diri (merger) dengan perusahaan lain. Perlahan tetapi pasti perusahaan seperti itu tidak mampu mengumpulkan dana untuk menghasilkan kembali produk yang mereka usahakan dalam jumlah diatas break even point. Untuk menghindari malapetaka itu perusahaan yang di kelola secara professional mencantumkan jumlah penjualan produk dan keuntungan tertentu sebagai salah satu tujuan rencana pemasaran jangka menengah mereka.
Kegiatan-kegiatan penjualan tersebut dapat dijabarkan menjadi kegiatan manajemen penjualan seperti berikut: -
Menyusun rencana dan anggaran penjualan (strategic and annual sales planning and budgeting),
-
Mengelola tim penjualan atau sales executives (Managemen of sales forces). Termasuk dalam kegiatan ini adalah seleksi dan training sales executives, menyususn system balas jasa sales executive, pemberian bimbingan dan morivasi kerja, mengelola daerah penjualan produk dan evaluasi kinerja sales executives,
-
Distribusi fisik produk (physical distribution), termasuk memelihara hubungan baik dengan distributor,
-
Pengembangan produk (produk development),
-
Menentukan kuota penjualan (seting sales quota),
-
Manajemen territorial dan hari kerja penjualan (time and territory management),
-
Promosi produk (advertising, personal selling and sales promotion),
-
Analisis penjualan dan biaya pemasaran (sales and marketing)
Berapa diantara kegiatan manajemen penjualan menjadi tanggung jawab para manajer penjualan. Selebihnya menjadi tanggung jawab bersama dengan manajer/kepala bagian perusahaan yang lain. Seberapa rinci tanggung jawab penjualan dijabarkan menjadi kegiatan manajemen penjualan akan tergantung dari faktor-faktor berikut: -
Skala perusahaan,
-
Jumlah sales executives yang di pekerjakan perusahaan,
-
Jumlah seri produk yang dihasilkan,
-
Luas daerah pemasaran produk yang dilayani, dan
-
Metode distribusi produk yang diterapkan perusahaan.
Penelitian mengenai hubungan antara strategi dan penjualan merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan. Strategi penjualan sebuah perusahaan dapat kita lihat pada Maskapai penerbangan Mandala Airlines yang berada di Yogyakarta. Dapat kita lihat pada setiap biro perjalanan atau travel-travel agent yang ada di Yogyakarta, mereka menggunakan neon box yang berlogo Mandala Airlines, namun bukan berarti mereka hanya menjual tiket penerbangan mandala saja, yang pasti neon box yang terpasang pada setiap biro perjalan atau travel-travel agent tersebut merupakan salah satu strategi penjualan yang dilakukan oleh pihak Perwakilan Mandala Airlines
Yogyakarta. Banyaknya tiket Mandala yang terjualan dalam seharinya di Yogyakarta tidak terlepas perannya dari bagaimana cara pihak Perwakilan Mandala Yogyakarta melakukan strategi penjualan yang benar. Dari uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul: “Strategi Penjualan Mandala Airlies Yogyakarta Dalam Meningkatkan Penjualan Tiket”.
B. Rumusan Masalah Dalam berbagai usaha bisnis yang berkembang saat ini baik yang menghasilkan barang maupun jasa, peran pemasaran sangatlah penting karena merupakan salah satu faktor kunci penentu bisnis. Pemasaran merupakan inti aktivitas bisnis. Pemasaran adalah proses perencanaa dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi. Perkembangan selanjutnya terhadap defenisi dan konsep pemasaran adalah bagaimana memahami pemasaran sebagai budaya, yaitu seperangkat nilai dan kepercayaan mendasar tentang pentingnya konsumen bagi organisasi.
Strategi pemasaran didefenisikan sebagai analis strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran, penentu posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran. Berdasarkan uraian di atas, telah dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut : Strategi penjualan yang seperti apakah yang digunakan oleh Pihak Mandala Airlines Yogyakarta Dalam Meningkatkan Penjualan Tiket.
C. Batasan Masalah Agar penelitian
terarah
pada perumusan masalah
yang
telah
dirumuskan, maka penulis membatasi penelitian dengan beberapa hal saja yaitu mengenai Strategi-strategi penjualan yang seperti apa saja yang digunakan pihak mandala airlines Yogyakarta, dan apakah strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan.
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, Untuk mengetahui strategi apa sajakah yang digunakan pihak mandala Airlines Yogyakarta dalam meningkatkan penjualan tiket.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Sebagai saran untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang menyusun strategi penjualan yang efektif. 2. Bagi Lembaga Sebagai acuan dan memperkaya ilmiah bagi penelitian selanjutnya dalam bidang strategi penjualan produk. 3. Bagi Perusahaan Mandala Arlines Yogyakarta
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak perusahaan dalam
meningkatkan
kembali
meningkatkan penjualan tiket.
strategi
penjualan
dalam
F. Landasan Teori 1. Pemasaran jasa
Pemasaran merupakan kegiatan pokok yang di lakukan perusahaan untuk tetap terus berkembang dan mendapatkan laba. a. Menurut Lumsdon (1977) Pemasaran pariwisata merupakan sebuah proses manejerial yang mengantisipasi dan memuaskan keinginan pengunjung yang ada dan calon pengunjung secara lebih efektif dari pemasok atau destinasi pesaing. b. Menurut Kotler dan Amstrong (2001) Suatu proses social dan manejerial yang membuat individu dan kelompok memproleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan pertukaran timbale balik produk dan nilai dengan orang lain. Dari beberapa defenisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dari suatu kegiatan yang sangat penting dari suatu keseluruhan kegiatan untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhan konsumen, menentukan harga produk yang sesuai serta menentukan cara-cara
promosi yang baik secara efektif dan efesien.Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dalam memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya. Jasa merupkan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan (intangibility) yang berhubungan dengannya, yang melibatkan beberapa interkasi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya. Perubahan kondisi mungkin terjadi dan produk jasa bisa saja berhubungan atau bisa pula tidak berkaitan dengan produk fisik. Dikarenakan jasa sangat beragam, contoh-contoh jasa yang tidak sesuai dengan defenisi yang ada bisa saja dijumpai. Manurut Phillip Kotler telah membedakan empat kategori tawaran, yang bervariasi dari barang murni hingga jasa murni. -
Barang fisik murni seperti sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak ada jasa membarengi produk tersebut.
-
Barang fisik dengan jasa pelengkap seperti Komputer Untuk meningkatkan daya tarik konsumen.
-
Jasa utama disertai barang dan jasa minor seperti perjalan penerbangan kelas satu.
-
Jasa murni seperti pengasuh bayi dan psikoterapi. Sejauh mana jasa berbeda dengan barang, seringkali dibantah
bahwa jasa memiliki karakteristik unik yang memebedakannya dari barang atau produk-produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering di jumpai dalam jasa adalah -
Tidak berwujud – jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud.
-
Keragaman – jasa merupakan variabel non-standar dan sangat bervariasi.
-
Tidak dapat dipisahkan – jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut.
-
Tidak tahan lama – jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Pemasaran
merupakan
suatu
proses
mempersepsikan,
memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang di pilih secara kusus denga menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dengan demikian pemasaran merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang
dinamis antara produk-produk dan jasa-jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen dan kegiatan-kegiatan para pesaing. Fungsi pemasaran dapat dianggap terdiri dari tiga komponen kunci: -
Bauran pemasaran : Unsur-unsur atau elemen-elemen internal penting yang membentuk progaram pemasaran sebuah organisasi.
-
Kekuatan pasar : Peluang dan ancaman eksternal dimana operasioperasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi.
-
Proses penyelarasan : Proses strategik dan manejerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal baik bagi kekuatan pasar. Bauran pemasaran merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal yang telah dikembangkan dalam pemasaran kebanyakan
pembahasan
mengenai
pemasaran
memusatkan
perhatian sekitar empat komponen kunci bauran pemasaran yang di sebut 4P. Komponen ini meliputi: -
Produk : Produk atau jasa yang sedang ditawarkan.
-
Price : Harga yang dibayar dan cara-cara atau syarat-syarat yang berhubungan dengan penjualannya.
-
Promosi : program komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran produk atau jasa.
-
Place : Fungsi distribusi dan logistik yang dilibatkan dalam rangka menyediakan produk dan jasa sebuah perusahaan. Kekuatan-kekuatan pasar terdiri dari sejumlah bidang yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
-
Pelanggan : Pelaku pembeli dalam hal motivasi untuk membeli, kebiasaan membeli, linggkungan, ukuran pasara dan daya beli.
-
Prilaku industri : motivasi, struktur, praktik dan sikap para pengecer, perantara dan anggota-anggota rantai pemasok yang lain.
-
Pesaing : Cara berposisi dan berprilaku sebuah perusahaan dipengaruhi oleh struktur industri dan sifat kompetisi.
-
Pemerintah
dan
perundang-undangan
:
pengawas
terhadap
pemasaran yang menghubungkan dengan baik kegiatan-kegiatan pemasaran maupun praktek-praktek kompetitif. Adrian Payne, (2000). “Pemasaran Jasa”.
2. Penjualan Penjualan menurut Kotler (2006,p.457) Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual terpenuhi, melalui antar pertukan informasi dan kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Konsep penjualan adalah gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar. (Jober 2006). Pentingnya promosi penjualan karena promosi penjualan adalah kegiatan kegiatan pemasaran elain personal seling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat peraga pameran demonstrasi dan sebagainya, yang ditujukan untuk meninggaktkan penjualan barang tertentu. Menurut Kotler (2004. P.401) “Bahwa menjual karier dengan gaji besar dan sangat memuaskan yang membutuhkan komitmen tinggi dan kecepatan kerja. Namun yang paling ditakuti dari siklus penjualan adalah mencari prospek atau prospecting.
Dan menurut Merle (2002, p.218) pengukuran aktivitas penjualan adalah langkah awal untuk memaksimumkan produkvitas tenaga penjual, penjualan diukur dari daerah yang dikuasainya, termasuk mengadopsi dir dari tenaga penjual. Ciri-ciri penjualan (Force one 2006) 1.Push/Mendorong/Penyebaran 2.Ditargetkan kepada pedagang/Salesmen 3.Lebih mengandalkan harga dan distribusi 4.Berdampak pendek dan menengah 1-6 bulan 5.Berkepentingan menambah jumlah pelanggan terdaftar 6.Rasio pelanggan aktif/Inti bertambah 7.Frekwensi transaksi/Repeat order meningkat 3. Strategi Penjualan
Kata strategi berasal dari bahasa yunani yaitu stratos yang artinya siasat perang atau akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud. (Poerwadarminta, 1976:96) Menurut Captain B. H. Liddell Hart yang dikutip oleh Praeger arti dari kata strategi adalah: “The art of employing militery forces to achieve the ends set by political policy” (sebuah seni yang
menggunakan kekuatan militer untuk mencapai suatu tujuan yang diatur oleh ilmu politik). (1966:22) tetapi dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus meluas, kata strategi dapat dipakai dalam
sebuah
persaingan
“Strategi
merupakan
alat
untuk
menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada” (2005:3) Dalam pemasaran produk harus memiliki strategi pemasaran yang baik dan tepat. Strategi yang dipakai harus dilihat kelemahannya. Yang membawa pengaruh terhadap pemasaran tersebut, sehingga untuk menentukan strategi yang akan di pakai di perlukan analisis SWOT yang merupakan analisis untuk mengetahui dan menginfestarisasi factor-faktor sebagai berikut : a.
Streight (Kekuatan)
Mengetahui kekuatan yang dimiliki, sehingga kekuatan tersebut dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pemasaran dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.
b.
Weakness (Kelemahan)
Mengetahui
kelemahan
yang
dimiliki,
yang
tidak
menguntungkan atau merugikan perusahaan dalam pemasaran, sehingga dapat segera di ambil langkah-langkah perbaikan. c.
Opportunity (Kesempatan)
Mengetahui kesempatan-kesempatan yang ada, sehingga dalam melakukan pemasaran dapat lebih maju dari para pesaing. d.
Threats (Ancam)
Mengetahui ancaman yang datang, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi ancaman tersebut. (Philip Kotler, 1987:185) Strategi pemasaran untuk perusahaan jasa Perusahaan jasa pernah tertinggal dari perusahaan-perusahaan produksi dalam menggunakan pemasaran karena perusahaan tersebut berukuran kecil, atau karena merupakan bisnis-bisnis profesional yang tidak menggunakan pemasaran, atau karena menghadapi permintaan yang besar atau persaingan yang kecil. 4. Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana
yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk disana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Transportasi publik adalah seluruh alat transportasi di mana penumpang tidak bepergian menggunakan kendaraannya sendiri. Penerbangan juga termasuk dalam Transportasi public. Sebagaimana transportasi pada umumnya, transportasi udara mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai unsur penunjang (servicing sector) dan unsur pendorong (promoting sector). Peran transportasi udara sebagai unsur penunjang dapat dilihat dari kemampuannya menyediakan jasa transportasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan
sektor lain, sekaligus juga berperan dalam menggerakan dinamika pembangunan. Pendapat selama ini yang mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan apabila menggunakan transportasi udara sangat besar, saat ini sudah terjawab dengan munculnya maskapai-maskapai baru yang menawarkan layanan transportasi udara yang prima dengan harga yang sangat kompetitif. Malahan apabila dilihat dari teori ekonomi fakta yang muncul bisa sebaliknya. Hal ini dikarenakan transportasi udara khususnya pesawat terbang mampu memberikan nilai tambah berupa kecepatan, sehingga memungkinkan peredaran uang yang lebih cepat dan tentunya hal ini berarti penekanan biaya produksi Sedangkan sebagai unsur pendorong, transportasi udara juga sudah terbukti mampu menjadi jasa transportasi yang efektif untuk membuka daerah terisolasi dan juga melayani daerah-daerah dan pulau-pulau terpencil. Tersedianya transportasi yang dapat menjangkau daerah pelosok termasuk yang ada di perbatasan sudah pasti dapat memicu produktivitas penduduk setempat, sehingga akhirnya akan meningkatkan penghasilan seluruh rakyat dan tentunya juga pendapatan pemerintah.
Adapun peran langsung transportasi udara dalam masalah pertahanan dan keamanan juga sangat banyak. Salah satunya adalah digunakannya radar penerbangan sipil untuk membantu radar militer yang saat ini belum mampu mengawasi seluruh wilayah udara Indonesia. Selain itu, walaupun masih diperdebatkan tetapi secara teori memungkinkan pesawat sipil untuk memiliki fungsi ganda sebagai alat transportasi biasa dan sekaligus sebagai pesawat pengintai atau patroli tidak tetap. Frekuensi penerbangan pesawat sipil yang sangat tinggi dapat dimamfaatkan untuk melaporkan keadaan udara, bahkan darat dan laut. 5. AirLines Airlines adalah perusahaan penerbangan,perusahaan milik swasta atau pemerintah, yang khusus menyelenggarakan pelayan angkutan udara untuk penumpang umum, baik yang berjadwal (scheduled service regular flight) maupun tidak berjadwal (non scheduled
service).
Penerbangan
berjadwal
menempuh
rute
penerbangan berdasarkan jadwal waktu , kota tujuan maupun kota – kota persinggahan yang tetap. Sedangkan penerbangan tak berjadwal sebaliknya, dengan waktu, rute maupun kota – kota tujuan
persinggahan bergantung kepada kebutuhan dan permintaan pihak penyewa. Oleh karenanya yang terakhir itu biasa juga disebut penerbangan charter atau charter flight. Berdasarkan wilayah yang diliputi jaringan rute suatu perusahaan penerbangan, dapat dibedakan antara perusahaan penerbangan domestic atau dalam negeri (domestic airlines company) yang melayani rute – rute didalam
batas
suatu
Negara,
dan
perusahaan
penerbangan
internasional (international airlines company) dengan jaringan rute keluar negeri yang menjangkau
kota – kota tujuan dan
persinggahaan dinegara –negara di bagian dunia yang lain. Berdasarkan luas jangkauannya, jenis yang kedua ini bias dibedakan pula menjadi regional (misalnya diwilayah ASEAN atau Asia timur saja), dan intercontionental airlines services (jaringan antar benua diseluruh dunia). Selaku badan usaha komersial, perusahaan penerbangan ini bergabung dalam IATA, untuk membahas dan memelihara kepentingan bersama, sementara itu harus tunduk pula kepada ICAO yang mengatur masalah – masalah yang menyangkut segi-segi teknis penerbangan sipil.
G. Metode Penelitian 1. Waktu dan lokasi penelitian Waktu yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu selama 3 bulan dari pembuatan proposal ini sampai pada penulisan laporan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Perwakilan Mandala Airline Yogyakarta, Jl.Suryotomo no 573AYogyakarta. Alasan kenapa penulis memeilih Mandala Airlines Yogyakarta, dikarenakan, banyak Travel Agent yang melakukan penjualan tiket Mandala Airlines di daerah Yogyakarta. Selain itu dilihat dari perkembangannya saat ini Maskapai Mandala Air Lines mengalamai peningkatan yang sangat baik. Dan dilihat dari rute tujuannya pun semakin lebih banyak. 2. Variabel penelitian a. Strategi penjualan yang digunakan oleh pihak Mandala Airlines Yogyakarta.
Dengan
indikator
bentuk-bentuk
strategi-
strateginya. b. Segmen berupa demografi atau sikografi pasar yang dipilih oleh pihak Mandala Airlines Yogyakarta dalam memasarkan tiket.
c. Besarnya penjualan selama 1 tahun yang di capai oleh pihak Mandala Airlines Yogyakarta.
3. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara
dilakukan
secara
langsung
dengan
pihak
personalian, humas atau pempinan kantor perwakilan Mandala Arlines dan semua karyawan yang terlibat. Wawancara dengan pihak Mandala Airlines ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan strategi penjualan yang dilakukan Mandala Airlines Yogyakarta dalam meningkatkan penjualan. b. Observasi Metode Observasi atau pengamatan secara langsung dilakukan untuk medapatkan data-data yang memberikan gambaran secara langsung mengenai strategi yang dilakukan oleh pihak Mandala Airlines Yogyakarta dalam meningkatkan penjualan. c. Studi Pustaka Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan data-data yang sudah ada, berkaitan dengan segala strategi penjualan yang sudah
dilakukan dalam kegiatan sehari-hari oleh Mandala Airlines Yogyakarta. Studi pustaka juga dilakukan untuk membandingkan hal-hal yang sudah ada dalam buku dengan kejadian langsung yang diterapkan oleh perusahaan Mandala Airlines d. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk melihat data-data tentang penjualan tiket di Mnadala Air Lines Yogyakarta selama 1 Tahun trakhir. e.
Metode analisis data Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu metode yang membandingkan fenomena dilapangan dengan landasan teori, dengan memaparkan satu persatu mengenai data yang diperoleh. Kualitatif karena bentuk penelitian ini merupakan proses penjelasan yang berupa predikat atau istilah yang bukan berupa data statistic angka, dengan penyajian tabel-tabel angka.
Daftar Pusataka Kotlre, P (2001). “Dasar-dasar Pemasaran”. Jakarta: Erlangga. Payne, Adrian (2000). “Pemasaran Jasa”. Yogyakarta: Andi Purnama, lingga C.M, MM (2002).”Strategic Marketing Plan”. Jakarta: PT gramedia Pustaka Utama. Sutojo, Siswanto (2000). “Salesmanship”. Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka. Sutojo, Siswanto (2003). “Manajemen Penjualan yang Efektik”. Jakarta: PT.Damar Mulia Pustaka. http//www.google.com(Wikipedia) 2009-11-13 http//www.Universitas kristen Petra/book download.co.id 2009-11-28
Proposal STRATEGI PENJUALAN MANDALA AIRLINES YOGYAKARTA DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN TIKET
Disusun Oleh:
WIDIAWATI SIAHAAN NIM
: 406100103
JURUSAN
: MBP
PRODI
: DIPLOMA IV
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA YOGYAKARTA 2009