PROPOSAL PTS UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN MENGAJAR DIKELAS MELALUI KETELADANAN OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 3 MANDALAWANGI, KABUPATEN PANDEGLANG
Disusun Oleh : SUMARSO, S.Pd.,M.Pd. NIP : 196912131997021001 NUPTK : 5545747649200003
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PANDEGLANG
SMP NEGERI 3 MANDALAWANGI MANDALAWANGI 2010
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Bel Latar Belakang akang Usaha Usaha meningkatkan meningkatkan mut mutu pendidikan pendidikan sesuai sesuai dengan cita-c ita-cita bangs angsa Indones ndonesia, ia, untu ntuk mewujudkan mewujudkan k esejaht esejahteeraan umum dan men mencerda cerdasskan k ehidup hidupan an bang bangssa, di mana pendidikan pendidikan mempunyai mempunyai peranan peranan penting penting dal dalam meningkatkan meningkatkan k etak waan k epada epada Tuhan Tuhan Yang Maha Esa, Esa, k ecerda ecerdassan, dan k etramp trampiilan. an.
Untu ntuk melak melak sanakan tugas gas dal dalam meningkatkan meningkatkan mut mutu pendidikan pendidikan maka diadakan proses roses bela bela jar jar menga menga jar, jar, gur u mer mer upakan upakan f igu igur sentra sentrall, di tangan gur ulah ulah ter letak letak k emungkinan emungkinan berha berhassil atau atau tidaknya pen penca paian paian tujuan ujuan bela bela jar jar menga menga jar jar di seko sekollah. ah. Oleh Oleh kar ena itu itu tugas gas dan peran peran gur u bukan bukan sa ja ja mendidik, mendidik, menga menga jar jar dan melatih melatih teta pi pi juga juga bagaim pat memba membaca situ elas dan kondis agaimana gur u da pat ituasi k ela kondisi dan kondis kondisi siswanya swanya dal dalam men menerim ri ma pela pela jaran jaran..
Untu ntuk meningkatkan meningkatkan peranan peranan gur u dal dalam pro proses ses bela bela jar jar menga menga jar jar dan has hasil bela bela jar jar siswa, swa, maka gur u dihara pkan pkan mampu men menci ptakan ptakan lingk ungan bela bela jar jar yang efekti efektif f dan dan akan mampu meng mengel elo o la k ela elas. Gur Gur u adal adalah pendidik pendidik profes rofesiona ionall dengan tugas gas utam tama mendidik mendidik dan meng mengev evaalua luasi peserta peserta didik, pada pendidikan pendidikan anak usia usia dini jalur lur pendidikan pendidikan f or or mal, pendidikan pendidikan das dasar dan pendidikan pendidikan men menengah. ngah. Sementara Sementara pega pegaw wai dunia pendidikan pendidikan mer mer upakan upakan bagian dari tenaga k ependidikan, ependidikan, yaitu yaitu anggota masyarakat yang menga menga bdikan bdikan diri dan diangkat untu ntuk men menun jang jang peny penyele elenggaraan nggaraan pendidikan pendidikan.. Dalam inf inf or or masi tentang wawasan Wiyatam iyatamandal andala, k edis disi plinan plinan gur u diartikan sebagai sebagai sika p me ntal ntal yang mengand mengandu ung k er elaan elaan memat mematu uhi semua semua
1
k etentuan, peraturan dan nor ma yang ber lak u dalam menunaikan tugas dan tangung jawa b. Dari pengertian diatas da pat disimpulkan, k edisi plinan gur u dan pegawai adalah sika p penuh k er elaan dalam mematuhi semua aturan dan nor ma yang ada dalam men jalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawa bnya terhada p pendidikan anak didiknya. K ar ena bagaimana pun seorang gur u atau tenaga k ependidikan (pegawai), mer upakan cer min bagi anak didiknya dalam sika p atau teladan, dan sika p disi plin gur u dan tenaga k ependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhada p hasil pendidikan yang jauh lebih baik . Keberhasilan proses pembela jaran sangat bergantung pada bebera pa f aktor diantaranya adalah f aktor gur u. Gur u sangat memegang peranan penting dalam k eberhasilan proses pembela jaran. Gur u yang mempunyai kompetensi yang baik tentunya akan sangat menduk ung k eberhasilan proses pembela jaran. Peranan gur u selain sebagai seorang penga jar, gur u juga ber peran sebagai seorang pendidik . Pendidik adalah seia p orang yang dengan senga ja mempengar uhi orang lain untuk menca pai tingkat k emanusiaan yang lebih tinggi (Sutari Imam Barnado, 1989:44). Sehinggga sebagai pendidik, seorang gur u har us memiliki k esadaran atau merasa mempunyai tugas dan k ewa ji ban untuk mendidik . Tugas mendidik adalah tugas yang amat mulia atas dasar ³panggilan´ yang teramat suci. Sebagai komponen sentral dalam system pendidikan, pendidik mempunyai peran utama dalam membangun f ondamen-f ondamen hari depan corak k emanusiaan. Corak k emanusiaan yang di bangun dalam rangka pembangunan nasional kita adalah ³manusia Indonesia seutuhnya´, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa k epada
2
Tuhan Yang Maha Esa, per caya diri disi plin, ber moral dan bertanggung jawa b. Untuk mewujudkan hal itu, k eteladanan dari seorang gur u sebagai pendidik sangat di butuhkan. Keteladanan gur u da pat dilihat dari prilak u gur u sehari-hari baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Selain k eteladanan gur u, k edisi plinan gur u juga men jadi salah satu hal penting yang har us dimiliki oleh gur u sebagai seorang penga jar dan pendidik . Fakta dila pangan yang sering kita jumpai disekolah adalah k urang disi plinnya gur u, ter utama masalah disi plin gur u masuk k edalam k elas pada saat k egiatan pembela jaran dik elas. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melak ukan penelitian tindakan sekolah dengan judul : ´Upaya Meningkatkan Disi plin Gur u dalam Kehadiran Menga jar Dik elas Melalui Keteladanan oleh Kepala Sekolah di SMP Negeri 3 Mandalawangi, K a bupaten Pandeglang.´
B. Identif ikasi Masalah Masalah-masalah yang mendasari dari penelitian ini adalah : 1. Masih banyak gur u yang datang ter lambat k e sekolah. 2. Masih k urangnya disi plin gur u dalam k ehadiran menga jar dik elas. 3. Gur u masih sering ter lambat masuk k elas.
3
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini di batasi pada upaya meningkatkan disi plin gur u dalam k ehadiran menga jar dik elas melalui k eteladanan oleh k epala sekolah.
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ´Apakah k eteladanan k epala sekolah da pat meningkatkan k edisi plinan gur u dalam k ehadiran menga jar dik elas?´
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mencari alternatif pemecahan masalah sebagai upaya meningkatkan disi plin gur u dalam k ehadiran menga jar dik elas melalui k eteladanan oleh k epala sekolah.
F. Manf aat Penelitian Penelitian ini dihara pkan da pat ber manf aat, sbb : 1. Bagi k epala sekolah adalah mer upakan wujud nyata k epala sekolah dalam memecahkan ber bagai masalah disekolah melalui k egiatan penelitian. 2. Bagi gur u dihara pkan da pat men jadi motivasi gur u dalam meningkatkan k edisi plinan dalam k ehadiran. 3. Bagi sekolah bisa di jadikan sumbangan dalam mewujudkan budaya sekolah yang da pat mendorong k eberhasilan dan peningkatan mutu pembela jaran.
4
G. Def inisi Istilah Disi plin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti bela jar . Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti penga jaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disi plin mengalami perk embangan makna dalam bebera pa pengertian. Pertama, disi plin diartikan sebagai k epatuhan terhada p pe ratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disi plin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar da pat ber perilak u terti b. Me nur ut K amus Bahasa Indonesia, disi plin adalah k etaatan pada peraturan (tata terti b) Gur u adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, menga jar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan f or mal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. (UU No. 14, Tahun 2005) Gur u sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pek er jaan gur u hanya da pat dilak ukan oleh seseorang yang mempunyai k ualif ikasi akademik, kompetensi, dan sertif ikat pendidik sesuai dengan per syaratan untuk setia p jenis dan jen jang pendidikan tertentu. Dalam K amus Bahasa Indonesia k eteladanan adalah hal yg da pat ditir u atau dicontoh. Dalam penelitian ini, k eteladanan k epala sekolah dimak sudkan adalah contoh dari k epala sekolah dalam k ehadiran dik elas dalam proses pembela jaran.
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskri psi Sekolah SMP Negeri 3 Mandalawangi adalah mer upakan salah satu dari lima SMP negeri yang berada di wilayah Kecamatan Mandalawangi, K a bupaten Pandeglang. Ter letak dikaki Gunung Pulosari sehingga mempunyai hawa yang sejuk dan pemandangan yang indah. SMP Negeri 3 Mandalawangi, beralamat di JL. R aya Pari, KM.15, Desa Nembol, Kecamatan Mandalawangi. Jarak sekolah dari Ibu K ota K a bupaten, lebih k urang adalah 15 Km, dan jarak dari Ibu K ota Kecamatan, lebih k urang 2,5 Km. Sekolah ini berdiri pada tahun 2003. Jumlah gur u sekarang ber jumlah 23 Orang, dan jumlah siswa sebanyak 481 orang.
B. K a jian Teori Di masa lalu, k epala sekolah yang ber peran sebagai mana jer yang efektif telah diangga p cuk up. Di masa itu, k ebanyakan k epala sekolah dihara pkan mentaati k etentuan dan k ebi jakan Dinas Pendidikan, mengatasi isu-isu k etenagaan, pengadaan f asilitas dan inf rastr uktur, menyesuaikan anggaran, memelihara agar gedung sekolah nyaman dan aman, memelihara hubungan dengan masyarakat, memastikan kantin sekolah dan UKS ber jalan lancar . Semua ini masih teta p har us dilak ukan oleh k epala sekolah. Akan teta pi, sekarang k epala sekolah har us melak ukan hal yang lebih dari semua itu.
6
Ber bagai penelitian menun jukkan peran k unci yang da pat dilak ukan k epala sekolah agar da pat meningkatkan bela jar dan pembela jaran, jelas bahwa k epala sekolah har us ber peran sebagai leaders for learning (The Institute f or Educational Leader shi p, 2000). Para k epala sekolah har us mengetahui isi pela jaran dan teknikteknik pedagogis. Para k epala sekolah har us bek er ja ber sama gur u untuk meningkatkan k eterampilan. Kepala sekolah har us mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data dengan cara-cara yang menumbuhkan k eunggulan. Mer eka har us berk umpul siswa, gur u, orang tua, organisasi-organisasi layanan sosial dan k esehatan. Organisasi k epemudaan, dunia usaha, warga sekitar sekolah untuk meningkatkan kiner ja siswa. Selan jutnya para k epala sekolah itu juga har us memiliki k eterampilan dan pengetahuan k epemimpinan dalam rangka memanf aatkan k ewenangannya untuk mencari strategi-strategi yang di per lukan. Mer eka sehar usnya melak ukan itu semua, akan teta pi sayang, sering di jumpai bahwa mer eka tidak melak ukannya. Meski pun masyarakat pada umumnya memberi sorotan k epada k epala sekolah k etika hasil Ujian Nasional siswa diumumkan dan menga jukan usul untuk memberi sank si a pa bila sekolah tidak menun jukkan hasil sebagaimana dihara pkan, para k epala sekolah di masa lalu tidak banyak melalukan
per sia pan
atau
melak ukan
pengembangan
k eprofesionalan
berk elan jutan untuk membekali diri dalam rangka melak sanakan peran bar u ter sebut. Pihak pemerintah daerah, atau dinas pendidikan, selama ini juga lebih banyak mendorong k epala sekolah untuk sek edar mentaati peraturan yang ada, ber usaha untuk mengelola tuntutan men jalankan k epala sekolah yang ber li pat ganda di era
7
meningkatnya hara pan, k ebutuhan siswa yang komplek s, ak unta bilitas yang ter us meningkat, peningkatan k eberagaman, dan sa bagainya. Tidak ada alternatif lain, masyarakat di selur uh negeri ini har us ³reinvent the principalship´ untuk memampukan para k epala sekolah dalam menghada pi tantangan a bad 21, dan untuk men jamin para pemimpin bagi bela jar siswa yang di butuhkan untuk membimbing agar sekolah dan siswanya yang di pimpinnya menca pai k eberhasilan. Keberhasilan siswa dalam pembela jaran serta peningkatan mutu sekolah tidak hanya men jadi tanggung jawa b k epala sekolah sa ja, akan teta pi men jadi tanggung jawa b ber sama antara, gur u, orang tua atau masyarakat serta pemerintah. Dalam bidang pendidikan, yang dimak sud dengan mutu memiliki pengertian sesuai dengan makna yang terkandung dalam sik lus pembela jaran. Secara ringkas da pat disebutkan bebera pa kata k unci pengertian mutu, yaitu: sesuai standar ( f itness t o standard ),
sesuai
penggunaan
pasar/ pelanggan
( f itness
t o
u se),
sesuai
perk embangan k ebutuhan ( f itness t o latent requirements), dan sesuai lingk ungan glo bal ( f itness t o gl obal envir onmental requirements). Ada pun yang dimak sud mutu sesuai dengan standar, yaitu jika salah satu aspek dalam pengelolaan pendidikan itu sesuai dengan standar yang telah diteta pkan. Gar vin seperti dik uti p Gasper sz mendef inisikan dela pan dimensi yang da pat digunakan untuk menganalisis karakteristik suatu mutu, yaitu: (1) kiner ja ( per formance), (2) f eat ure, (3) k ehandalan (reliability), (4) konf ir masi (con formance), (5) d urability, (6) kompetensi pelayanan ( servitability), (7) estetika (aestetics), dan (8) k ualitas yang di per sepsikan pelanggan yang ber sif at subjektif. Dalam pandangan masyarakat umum sering di jumpai bahwa
8
mutu sekolah atau k eunggulan sekolah da pat dilihat dari uk uran f isik sekolah, seperti gedung dan jumlah ek stra k urik uler yang disediakan. Ada pula masyarakat yang ber penda pat bahwa k ualitas sekolah da pat dilihat dari jumlah lulusan sekolah ter sebut yang diterima di jen jang pendidikan selan jutnya. Untuk da pat memahami k ualitas pendidikan f or mal di sekolah, per lu kiranya melihat pendidikan f or mal di sekolah sebagai suatu sistem. Selan jutnya mutu sistem tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses yang ber langsung hingga membuahkan hasil. K iner ja gur u men jadi salah satu unsur dalam upaya peninkatan mutu sekolah. K iner ja gur u meli puti k edisi plinan gur u dan etos k er ja. Apa bila k edisi plinan telah men jadi budaya sekolah, maka arah penca paian peningkatan mutu sekolah akan ter ca pai. Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang diduk ung oleh sekolah atau f alsaf ah yang menuntun k ebi jakan sekolah terhada p semua unsur dan komponen sekolah ter masuk stak eholder s pendidikan, seperti cara melak sanakan pek er jaan di sekolah serta asumsi atau k eper cayaan dasar yang dianut oleh per sonil sekolah. Budaya sekolah mer ujuk pada suatu sistem nilai, k eper cayaan dan nor ma-nor ma yang diterima secara ber sama, serta dilak sanakan dengan penuh k esadaran sebagai perilak u alami, yang di bentuk oleh lingk ungan yang menci ptakan pemahaman yang sama diantara selur uh unsur dan per sonil sekolah baik itu k epala sekolah, gur u, staf , siswa dan jika per lu membentuk o pini masyarakat yang sama dengan sekolah. (Akhmad Sudra jat, 2010).
Bebera pa manf aat yang bisa diambil dari upaya pengembangan budaya sekolah, diantaranya : (1) men jamin k ualitas k er ja yang lebih baik; (2) membuka
9
selur uh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik komunikasi vertikal maupun horisontal; (3) lebih ter buka dan transparan; (4) menci ptakan k eber samaan dan rasa saling memiliki yang tinggi; (4) meningkatkan solidaritas dan rasa k ek eluargaan; (5) jika menemukan k esalahan akan segera da pat di per baiki; dan (6) da pat berada ptasi dengan baik terhada p perk embangan IPTEK. Selain bebera pa manf aat di atas, manf aat lain bagi individu (pri badi) dan k elompok adalah : (1) meningkatkan k epuasan k er ja; (2) pergaulan lebih akra b; (3) disi plin meningkat; (4) pengawasan fungsional bisa lebih ringan; (5) muncul k einginan untuk selalu ingin ber buat proaktif ; (6) bela jar dan ber pr estasi ter us serta; dan (7) selalu ingin memberikan yang ter baik bagi sekolah, k eluarga, orang lain dan diri sendiri.
Upaya pengembangan budaya sekolah seyogyanya mengacu k epada bebera pa prinsi p berik ut ini.
1. Berfokus pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah . Pengembangan budaya sekolah har us senantiasa sejalan dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Fungsi visi, misi, dan tujuan sekolah adalah mengarahkan pengembangan budaya sekolah. Visi tentang k eunggulan mutu misalnya, har us disertai dengan program- program yang nyata mengenai penci ptaan budaya sekolah. 2. Penciptaan Komunikasi Formal dan Informal . K o munikasi mer upakan dasar bagi koordinasi dalam sekolah, ter masuk dalam menyampaikan pesan- pesan pentingnya budaya sekolah. K o munikasi inf or mal sama pentingnya dengan komunikasi f or mal. Dengan demikian k edua jalur komunikasi ter sebut per lu digunakan dalam menyampaikan pesan secara efektif dan ef isien.
10
3. Inovatif dan Bersedia Mengambil Resiko . Salah satu dimensi budaya organisasi adalah inovasi dan k esediaan mengambil r esiko. Setia p per ubahan budaya sekolah menyeba bkan adanya r esiko yang har us diterima khususnya bagi para pembahar u. Ketak utan akan r esiko menyeba bkan k urang beraninya seorang pemimpin mengambil sika p dan k eputusan dalam waktu cepat. 4. Memiliki Strategi yang Jelas . Pengembangan budaya sekolah per lu dito pang oleh strategi dan program. Startegi mencak up cara-cara yang ditempuh sedangkan program menyangk ut k egiatan o perasional yang per lu dilak ukan. Strategi dan program mer upakan dua hal yang selalu berkaitan. 5. Berorientasi Kinerja . Pengembangan budaya sekolah per lu diarahkan pada sasaran yang seda pat mungkin da pat diuk ur . Sasaran yang da pat diuk ur akan memper mudah penguk uran ca paian kiner ja dari suatu sekolah. 6. Sistem Evaluasi yang Jelas . Untuk mengetahui kiner ja pengembangan budaya sekolah per lu dilak ukan evaluasi secara r utin dan bertaha p: angka j pendek, sedang, dan jangka pan jang. K ar ena itu per lu dik embangkan sistem evaluasi ter utama dalam hal: ka pan evaluasi dilak ukan, sia pa yang melak ukan dan mekanisme tindak lan jut yang har us dilak ukan. 7. Memiliki Komitmen yang Kuat . K omitmen dari pimpinan dan warga sekolah sangat menentukan implementasi program- program pengembangan budaya sekolah. Banyak bukti menun jukkan bahwa komitmen yang lemah ter utama dari pimpinan menyeba bkan program- program tidak ter lak sana dengan baik . 8. Keputusan Berdasarkan Konsensus . Ciri budaya organisasi yang positif adalah pengembilan k eputusan partisi patif yang ber ujung pada pengambilan k eputusan
11
secara konsensus. Meski pun hal itu tergantung pada situasi k eputusan, namun pada umumnya konsensus da pat meningkatkan komitmen anggota organisasi dalam melak sanakan k eputusan ter sebut. 9. Sistem Imbalan yang Jelas . Pengembangan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan meski pun tidak selalu dalam bentuk barang atau uang. Bentuk lainnya adalah penghargaan atau kr edit poin ter utama bagi siswa yang menun jukkan perilak u positif yang sejalan dengan pengembangan budaya sekolah. 10. Evaluasi Diri . Evaluasi diri mer upakan salah satu alat untuk mengetahui masalah-masalah yang dihada pi di sekolah. Evaluasi da pat dilak ukan dengan menggunakan pendekatan curah penda pat atau menggunakan skala penilaian diri. Kepala sekolah da pat mengembangkan metode penilaian diri yang berguna bagi pengembangan budaya sekolah. Halaman berik ut ini dik emukakan satu contoh untuk menguk ur budaya sekolah.
Selain mengacu k epada sejumlah prinsi p di atas, upaya pengembangan budaya sekolah juga seyogyanya ber pegang pada asas-asas berik ut ini:
1. Kerjasama tim (team work) . Pada dasarnya sebuah komunitas sekolah mer upakan sebuah tim/k umpulan individu yang bek er ja sama untuk menca pai tujuan. Untuk itu, nilai k er ja sama mer upakan suatu k ehar usan dan k er jasama mer upakan aktivitas yang bertujuan untuk membangun k ek uatan-k ek uatan atau sumber daya yang dimilki oleh per sonil sekolah.
12
2. Kemampuan . Menun juk pada k emampuan untuk menger jakan tugas dan tanggung jawa b pada tingkat k elas atau sekolah. Dalam lingk ungan pembela jaran, k emampuan profesional gur u bukan hanya ditun jukkan dalam bidang akademik teta pi juga dalam ber sika p dan bertindak yang mencer minkan pri badi pendidik . 3. Keinginan . Keinginan di sini mer ujuk pada k emauan atau k er elaan untuk melak ukan tugas dan tanggung jawa b untuk memberikan k epuasan terhada p siswa dan masyarakat. Semua nilai di atas tidak berarti a pa-a pa jika tidak diiringi dengan k einginan.
Keinginan
juga
har us
diarahkan pada
usaha
untuk
memper baiki dan meningkatkan k emampuan dan kompetensi diri dalam melak sanakan tugas dan tanggung jawa b sebagai budaya yang muncul dalam diri pri badi baik sebagai k epala sekolah, gur u, dan staf dalam memberikan pelayanan k epada siswa dan masyarakat. 4. Kegembiraan (happiness). Nilai k egembiraan ini har us dimiliki oleh selur uh per sonil sekolah dengan hara pan k egembiraan yang kita miliki akan berimplikasi pada lingk ungan dan ik lim sekolah yang ramah dan menumbuhkan perasaan puas, nyaman, bahagia dan bangga sebagai bagian dari per sonil sekolah. Jika per lu di buat wilayah-wilayah yang da pat membuat suasana dan memberi nuansa yang indah, nyaman, asri dan menyenangkan, seperti taman sekolah ditata dengan baik dan di buat wilayah bebas masalah atau wilayah har us senyum dan sebagainya. 5. Hormat (r espect ).
R asa hor mat
mer upakan nilai
yang
memper lihatkan
penghargaan k epada sia pa sa ja baik dalam lingk ungan sekolah maupun dengan stakeholders pendidikan lainnya. Keluhan-k eluhan yang ter jadi kar ena perasaan tidak dihargai atau tidak di per lak ukan dengan wa jar akan men jadikan sekolah
13
k urang di per caya. Sika p r espek da pat diungka pkan dengan cara memberi senyuman dan sa paan k epada sia pa sa ja yang kita temui, bisa juga dengan memberikan hadiah yang menarik sebagai ungka pan rasa
hor mat
dan
penghargaan kita atas hasil k er ja yang dilak ukan dengan baik . Atau mengundang secara khusus dan menyampaikan selamat atas pr estasi yang di peroleh dan sebagaianya. 6. Jujur (honesty). Nilai k ejujuran mer upakan nilai yang paling mendasar dalam lingk ungan sekolah, baik k ejujuran pada diri sendiri maupun k ejujuran k epada orang lain. Nilai k ejujuran tidak ter batas pada k ebenaran dalam melak ukan pek er jaan atau tugas teta pi mencak up cara ter baik dalam membentuk pri badi yang o byektif. Tan pa k ejujuran, k eper cayaan tidak akan di peroleh. Oleh kar ena itu budaya jujur dalam setia p situasi dimana pun kita berada har us senantiasa di pertahankan. Jujur dalam memberikan penilaian, jujur dalam mengelola k euangan, jujur dalam penggunaan waktu serta konsisten pada tugas dan tanggung jawa b mer upakan pri badi yang k uat dalam menci ptakan budaya sekolah yang baik . 7. Disiplin (d iscipline). Disi plin mer upakan suatu bentuk k etaatan pada peraturan dan sank si yang ber lak u dalam lingk ungan sekolah. Disi plin yang dimak sudkan dalam asas ini adalah sika p dan perilak u disi plin yang muncul kar ena k esadaran dan k er elaan kita untuk hidup teratur dan ra pi serta mampu menempatkan sesuatu sesuai pada kondisi yang sehar usnya. Jadi disi plin disini bukanlah sesuatu yang har us dan tidak har us dilak ukan kar ena peraturan yang menuntut kita untuk taat pada aturan yang ada. Aturan atau tata terti b yang di pa jang dimana-mana bahkan
14
mer upakan atri but, tidak akan men jamin untuk di patuhi a pa bila tidak diduk ung dengan suasana atau ik lim lingk ungan sekolah yang disi plin. Disi plin tidak hanya ber lak u pada orang tertentu sa ja di sekolah teta pi untuk semua per sonil sekolah tidak k ecuali k epala sekolah, gur u dan staf. 8. Empati (empathy). Empati adalah k emampuan menempatkan diri atau da pat merasakan a pa yang dirasakan oleh orang lain namun tidak ik ut lar ut dalam perasaan itu. Sika p ini per lu dimiliki oleh selur uh per sonil sekolah agar dalam berinterak si dengan sia pa sa ja dan dimana sa ja mer eka da pat memahami penyeba b dari masalah yang mungkin dihada pai oleh orang lain dan mampu menempatkan diri sesuai dengan hara pan orang ter sebut. Dengan sif at empati warga sekolah da pat menumbuhkan budaya sekolah yang lebih baik kar ena dilandasi oleh perasaan yang saling memahami. 9. Pengetahuan dan Kesopanan . Pengetahuan dan k eso panan para per sonil sekolah yang disertai dengan k emampuan untuk memperoleh k eper cayaan dari sia pa sa ja akan memberikan k esan yang meyakinkan bagi orang lain. Dimensi ini menuntut para gur u, staf dan k epala sekolah tar mpil, profesional dan ter latih dalam memainkan perannya memenuhi tuntutan dan k ebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat.
Penera pan budaya sekolah ter masuk penera pan disi plin semua warga sekolah da pat ter wujud a pa bila semua warga sekolah mempunyai komitmen yang k uat untuk mewujudkannya.
15
Kepala sekolah selak u pemimpin pembela jaran mempunyai peran yang sangat strategis dalam penca paian tujuan sekolah dalam meningkatkan mutu. Salah satu f aktor yang penting adalah adanya k eteladanan (contoh) yang di berikan oleh k epala sekolah. Hal ini seperti f alsaf ah pendidikan yang dik emukakan oleh Ba pak Pendidikan Nasional K i Had jar Dewantara, ´ I ng N garso Sung Tuladha.´
Kepala sekolah selak u pemimpin pembela jaran har us bisa memberikan contoh k epada semua wara sekolah agar ter c ipta budaya disi plin disekolah, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu sekolah.
16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pentaha pan Penelitian Tindakan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan ini ialah pendekatan k ualitatif. Artinya, penelitian ini dilak ukan kar ena ditemukan per masalahan r endahnya tingkat k edisi plinan gur u dalam k ehadiran dik elas. Per masalahan ini ditindak lan juti dengan cara menera pkan sebuah model pembinaan k epada gur u ber upa k eteladanan (contoh) yang dilak ukan oleh k epala sekolah, k egiatan ter sebut diamati k emudian dianalisis dan dir eflek si. Hasil r evisi k emudian ditera pkan k embali pada sik lus-sik lus berik utnya. Penelitian ini adalah penelitian tindakan model Stephen Kemmis dan Mc. Taggart (1998) yang diado psi oleh Suranto (2000; 49) yang k emudian diada ptasikan dalam penelitian ini. Model ini menggunakan sistem spiral r eflek si diri yang dimulai dari r encana, tindakan, pengamatan, r eflek si, dan per encanaan k embali yang mer upakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Seperti yang diungka pkan oleh Mills (200;17) ³S tephen K emmis has created a well known representation of the action research spiral «´. Peneliti menggunakan model ini kar ena diangga p paling praktis dan aktual. Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, terdiri atas bebera pa taha p, yaitu : 1. Per encanaan 2. Pelak sanaan 3. Pengamatan
17
4. Reflek si Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah da pat digambarkan seperti gambar di bawah ini : Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan dan Evaluasi Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan Dan Evaluasi
?
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
: SMP Negeri 3 Mandalawangi, K a bupaten Pandeglang
2. Waktu Penelitian
: 08 Okto ber 2010 s.d. 30 Okto ber 2010
C. Subjek Penelitian Yang men jadi subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah gur u-gur u di SMP Negeri 3 Mandalawangi, K a bupaten Pandeglang, sejumlah 22 orang gur u, terdiri atas 14 orang gur u PNS, dan 8 orang gur u Non PNS.
D. Tindakan Tindakan yang dilak ukan dalam penelitian ini adalah pemberian contoh k epada gur u mengenai k edisi plinan gur u dalam k ehadiran dik elas dalam proses pembela jaran oleh
18
k epala sekolah. Dihara pkan dengan k eteladanan yang di berikan oleh k epala sekolah akan ter jadi per ubahan atau peningkatan k edisi plinan gur u dalam k ehadiran dik elas dalam proses pembela jaran.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui data k ualitatif yang di peroleh dari o bser vasi, pengamatan, maupun wawancara.
F. Instr umen Penelitian Instr umen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini antara lain adalah : 1. Skala Penilaian 2. Angk et
G. Teknik Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data k ualitatif yang ber sumber dari data primer maupun empiris. Melalui analisa data ini, da pat dik etahui ada tidaknya peningkatan k edisi plinan gur u dalam k ehadiran dik elas yang mer upakan f ok us dari penelitian tindakan sekolah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudra jat, (2010) Manf aat Prinsi p dan Asas Pengembangan Budaya Sekolah. [On Line]. Ter sedia : htt p://akhmadsudra jat.word pr ess.com/2010/03/04/manf aat prinsi p-dan-asas- pengembangan- budaya-sekolah/ [06 Okto ber 2010]
Arik unto, S. (2002). P ro sed ur P enelitian Suat u P endekatan P raktek. Jakarta:R ineka Ci pta Aunurrahman. (2009). Belajar dan P embelajaran. Bandung:Alf a beta Departemen Pendidikan Nasional. (2003). U ndang-undang Nomor 20 T ahun 2003 T entang S istem P endidikan N asional . Jakarta:Depdiknas
San jaya, W. (2008). Kurik ul um dan P embelajaran. T eori dan P raktik P engembangan Kurik ul um T ingkat S at uan P endidikan (KTS P). Jakarta:Kencana Pr enada Media Group Syamsul Hadi, (2009). K epemimpinan P embelajaran, M akalah Disampaikan pada So sialisasi Ak untabilitas K inerja K epala S ek olah Dalam I novasi P embelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, Dir ektorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Dir ektorat Tenaga Kependidikan
20
Berikut ini contoh sebuah proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SAMUDRA KULON
Disusun oleh : NURSIDIK KURNIAWAN, A.Ma.Pd.SD
21
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
I. JUDUL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SAMUDRA KULON
II. BIDANG KAJIAN Pembelajaran Matematika dan Pemberian Pekerjaan Rumah.
III. PENDAHULUAN 1.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika ( permasalahan ) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali. Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar ( SD ) dan Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dengan nilai masing ± masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang ± orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.
IV. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan
22
yang diajukan dalam proposal ini adalah : Apakah melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Samudra Kulon ?
1.
Pemecahan Masalah
Siswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelas atau kelompok bahkan perlakuan individual sekaligus dengan diberikanya perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan kertramilan atau konsep terhadap mata pelajaran ± mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan pemberian PR secara rutin dan terorganisir dengan baik paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motifasi ekstinsik bagi siswa itu sendiri. Moh. Uzer ( 1996:29) menjelaskan ³Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh orang tua untuk mendapatkan peringkat pertama.´ Demikian halnya dengan guru memberikan PR dengan harapan baik itu dirasa memaksa bagi siswa atau itu karena disuruh sebagai tugas dengan perasaan terpaksa, yang jelas mengkondisikan siswa harus belajar. Dengan pola demikian tentunya anak yang lebih banyak belajar dirumah akan lebih baik misalnya dalam mata pelajaran yang dikerjakan.. a.
Hipotensis
Hipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah : ³ Melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN 1 Samudra Kulon´
V. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah. 2. Tujuan Khusus Adapaun tujuan khusus dari penelitian ini : ³Untuk mengetahui apakah melalui pemberian pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN 1 Samudra Kulon.´
VI. MANFAAT HASIL PENELITIAN
23
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a.
SDN 1 Samudra Kulon
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 1 Samudra Kulon dapat lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian pekerjaan rumah agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain. b.
Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya. c.
Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pekerjaan rumah dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.
VII. KAJIAN PUSTAKA
1. 1.
Landasan
Teori
Matematika
Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani ³Mathematikos´ secara ilmu pasti, atau ³Mathesis´ yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah ± kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia). Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas : 1994 ) 1.
Belajar
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 ) Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika. 1.
Prestasi Belajar.
Prestasi belajar berasal dari kata ³ prestasi ³ dan ³belajar¶ prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan
24
oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya 1.
Teknik
Dalam umum bahasa Indonesia teknik diartikakan cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian (purwadarminta,: 1035). Sedangkan teknik yang dimaksud disini adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.
1.
Pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah atau yang lazim disebut PR dalam bahasa Inggris ³Homework ³ yang artinya mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam penilitian ini yang dimaksudkan dengan PR adalah sebuah tugas atau pekerjaan tertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah (terutama dirumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah disampaikan guru untuk meningkatkan penguasaan konsep atau ketrampilan dan sekaligus memberikan pengembangan.
VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1.
Rencana Penelitian
1. Subjek penelitian Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Samudra Kulon Kabupaten Banyumas jumlah siswa 38 orang.
kecamatan Gumelar,
Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana siswa kelas VI telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti PR, karena siswa kelas VI telah mampu membaca dan menulis serta berhitung yang cukup. Selain itu penulis pengajar di kelas VI. 2. Tempat Penelitian Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 1 Samudra Kulon, kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis. 3. Waktu Penelitian Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Agustus s.d Oktober. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2007/2008. 4. Lama Tidakan Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Okteber, mulai dari siklus I, Siklus II dan Siklus III.
25
1.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain : 1.
Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal, pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PR, ulangan harian.
2.
Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup
a.
Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
b.
Siklus II ( sama dengan I )
c.
Siklus III ( sama dengan I dan II )
3. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus ± siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.
IX. JADWAL PENELITIAN
No 1 2 3 4 5 6 7
KEGIATAN
1
2
3
4
1
MINGGU KE««.. 2 3 4
1
2
3
4
Perencanaan Proses pembelajaran Evaluasi Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Hasil Pelaporan Hasil
X. BIAYA PENELITIAN Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. lain ± lain JUMLAH
Fotocopy Kerta jilid Rental
Naskah folio buku Komputer
: 1
pack
: : :
Rp Rp Rp Rp
: Rp : Rp
26
XI. PERSONALIA PENELITI Penelitian ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah : 1. Nama NIM Pekerjaan
: NURSIDIK KURNIAWAN : 813846371 : Guru Wiyata Bakti SDN 1 Samudra Kulon
Tugas dalam penelitian : Pengumpulan dan Analisis Data
Sumber: http://nhowitzer.multiply.com
27