1
BAB I PENDAHULUAN
Ling Lingku kung ngan an
A. Lata Latarr Bel Belak akan ang g kerj kerja a meru merupa paka kan n temp tempat at
yang ang
pote potens nsia iall
mempen mempengar garuhi uhi keseha kesehatan tan pekerj pekerja. a. Faktor Faktor – faktor faktor yang yang dapat dapat mempenga mempengaruhi ruhi kesehatan kesehatan pekerja pekerja antara antara lain faktor fisik, faktor kimia dan faktor biologis. Lingkungan kerja ataupun jenis pekerjaan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja (Malaka T, 199!. "kan tetapi pekerja dengan lingkungan kerja seperti pedagang ikan memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi kulit oleh jamur. #al ini dikarenakan sebagian besar jamur berkembang lebih baik pada tingkat kelembaban yang tinggi. $alah satu infeksi kulit pada sela jari kaki dan telapak kaki yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh adal adalah ah Tinea inea pedi pedis s atau atau Athlete’s foot maupun ringworm of the foot (Makatutu (Makatutu #", 199%!. &ermatofitosis juga dikenal sebagai kurap atau tinea yang didapat meyerang kulit, rambut atau kuku. 'iasanya dermatofitosis diperoleh diperoleh akibat adanya adanya maserasi, maserasi, trauma keil keil dan kebersiha kebersihan n yang yang buru buruk k pada pada kulit kulit.. )eny )enyak akit it ini ini ber* ber*ar aria iasi si sesu sesuai ai deng dengan an jaringan yang diinfeksi dan jamur yang menyebabkan infeksi jamur j amur tersebut ('ennet, +..,199-11/-011/9!. Tinea pedis ini disebabkan oleh Trihophyton rubrum yang seri sering ng
memb member erik ikan an
kela kelain inan an
mena menahu hun. n.
Tinea inea
pedi pedis s
serin ering g
menye menyeran rang g orang orang deasa deasa yang yang bekerj bekerja a ditemp ditempat at basah basah sepert sepertii
2
tukang ui, petani, pedagang ikan atau orang yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup atau kaki dalam keadaan lembab (#afee2 3#, %44%!. $elain karena pemakaian sepatu tertutup untuk aktu yang lama, bertambahnya kelembaban karena keringat, peahnya kulit karena mekanis, tingkat kebersihan seorang dan paparan terhadap jamur merupakan fakor risiko yang menyebabkan terjadinya Tinea Tinea pedis. 5ondisi lingkungan yang lembab dan panas di sela – sela jari kaki karena pemakaian sepatu dan kaus kaki atau kaki yang selalu basah juga akan merangsang tumbuhnya jamur ($oekandar TM, %44!. 5ejadian Tinea Tinea pedis di sela jari kaki banyak ditemukan pada pria dibandingkan anita. "ngka kejadian Tinea pedis meningkat seiring seiring bertambah bertambahnya nya usia, karena karena semakin semakin bertambahn bertambahnya ya usia seseorang maka akan menurunnya daya tahan tubuhnya (6ourtney M7, %418!. +amur +amur penye penyebab bab Tinea Tinea pedis pedis dapat dapat ditemu ditemukan kan di banya banyak k lokasi, seperti di lantai, kamar ganti baju, kolam renang, kaos kaki serta serta pakaia pakaian. n. $ekita $ekitarr 4: dari dari popul populasi asi kemung kemungkin kinan an pernah pernah mengal mengalami ami infeks infeksii Tin Tinea ea pedis pedis (.t (.total otalke keseh sehata atanan nanda. da.om om!. !. 5ead 5eadaa aan n sosi sosial al ekon ekonom omii serta serta kura kurang ngny nya a kebe kebers rsih ihan an memegang peranan yang penting pada infeksi jamur, yaitu insiden peny penyak akit it jamu jamurr lebi lebih h seri sering ng terj terjad adii pada pada sosi sosial al ekon ekonom omii yang yang rendah ($iregar, %44/!.
3
;amun, pre*alensi Tinea pedis pada pedagang ikan di pasar 5ramat +ati masih belum mendapat kepastian. 'egitu pula dengan faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya Tinea pedis pada pedagang ikan.
1.
beberapa masalah antara lain Tinea pedis sering menyerang orang deasa yang bekerja ditempat basah (seperti tukang ui, petani, pedagang ikan! atau orang yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup atau kaki
%.
dalam keadaan lembab. $ebagian besar jamur berkembang lebih baik pada tingkat
8.
kelembaban yang tinggi. )ara pedagang ikan bekerja pada kondisi yang lembab dan basah
.
sehingga dapat memiu timbulnya jamur. )ara pedagangikan di pasar 5ramat +ati mempunyai faktor resiko terkena infeksi tinea pedis karena umumnya mereka kurang memperhatikan kebersihan diri. C. Pembatasan Masalah )ada penelitian ini, penulis membatasi pada masalah hanya pada indetifikasi Tinea pedis pada kaki pedagang ikan di pasar 5ramat +ati. D. Rumusan Masalah 'erdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut 1. "pakah ditemukan infeksi Tinea pedis pada para pedagang ikan di pasar 5ramat +ati=
4
%. $pesies apakah yang menyebabkan dermatofitosis pada pedagang ikan di pasar 5ramat +ati= E. u!uan Penelitian 'erdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan 1. Mengetahui adanya infeksi Tinea pedis pada kaki pedagang ikan di pasar 5ramat +ati. %. Mengetahui spesies penyebab dermatofitois pada pedagang ikan di pasar 5ramat +ati. ". Manfaat Penelitian &ari hasil penelitian yang dilakukan penulis berharap bisa memberikan manfaat bagi 1. Masyarakat agar bisa
mengetahui,
bahaya
serta
ara
menegah atau mengatasi infeksi dermatofitosis terutama tinea pedis. %. $ebagai sumbangan pemikiran untuk penelitian – penelitian selanjutnya terhadap infeksi tinea pedis pada sampel yang berbeda.
5
BAB II IN#AUAN PU$A%A A. in!auan e&ritis '. "ungi(!amur Fungi adalah kata jamak dari kata Fungus yang berasal dari bahasa latin Funguor. 5ata ini aalnya digunakan untuk jamur yang berperan pada malam hari. &alam penggunaannya kata ini meluas penggunaannya meliputi thallus seperti tumbuhan tidak berklorofil ontohnya mold dan organisme yang sejenis jamur. +amur atau fungi merupakan anggota tanaman yang berukuran keil dan memakan bahan organik. &i dunia diperkirakan terdapat %44.444 spesies jamur, tetapi fungi patogen dan oportunis patogen sekitar 1440%44 spesies. Fungi patogen dan oportunis patogen
dapat
%44/1,/,11!.
menyebabkan
penyakit
mikosis
($ubakir,
6
+amur dapat tumbuh dengan baik pada suhu kamar %/0 8446, dengan kelembaban >4:. ?alaupun demikian ada beberapa jamur patogen yang dapat tumbuh pada /0/446, oleh karena sensiti*itas jamur terhadap suhu dapat digunakan untuk identifikasi spesies. +amur menyukai kondisi asam dengan )h /,/ – >,/@>,($ubakir, %44/1,/,11!. Tergolong ke dalam kelompok fungi, jamur bisa terdiri atas sel
yang besarnya
beberapa
mikrometer atau dapat juga
membentuk tubuh buah yang besarnya menapai satu meter. $el – selnya tersusun berderet satu per satu dan membentuk hifa atau benang – benang (filamen!. "lat perkembangbiakannya berupa spora. 5arena tak punya hijau daun, jamur menjadi makhluk konsumen
dan
sangat
bergantung
pada
medium
yang
menyediakan karbohidrat, protein, *itamin dan persenyaaan kimia lainnya. $emua itu didapatkan dengan ara menyerap unsur yang dibutuhkan dari lingkungan hidupnya melalui sistem hifa ('ramono 5, %44.! $elain bisa melakukan fermentasi medium karbohidrat menjadi gula, jamur pun juga sangat penting dalam kehidupan manusia. &engan jamur, sampah dan bangkai makhluk hidup lainnya
bisa
terurai.
;amun,
seringkali
jamur
juga
dapat
menguraikan bahan yang diperlukan manusia sehingga bisa mendatangkan
kerugian.
)embusukkan
pada
makanan
dan
pelapukan pada kayu ukup merepotkan manusia. Tak hanya itu,
7
jamur bisa beraun dan menyebabkan penyakit tertentu ('ramono 5, %44.! +amur
sangat
erat
hubungannya
dengan
kehidupan
manusia. $edemikian eratnya sehingga manusia tak terlepas dari jamur. +enis fungi – fungian ini bisa hidup dan tumbuh dimana saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia itu sendiri. Manusia salah satu tempat bagi jamur untuk tumbuh, di samping bakteri dan *irus. +amur dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi kulit. 5elainan jamur yang sering ditemukan adalah tinea atau ring worm. Anfeksi tinea dapat mengenai kepala, badan, lipat paha, kaki dan kuku (6, $met2er B C, 'are, %44%.! +amur bisa menyebabkan penyakit yang ukup parah bagi manusia. )enyakit tersebut antara lain mikosis yang menyerang langsung pada kulit, mikotoksitosis akibat mengonsumsi toksin dari jamur yang ada dalam produk makanan ('ramono 5, %44.! ). Dermat&fit&sis &ermatofitosis ialah mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita. +amur ini mengeluarkan en2im keratinase sehingga mampu menerna keratin pada kuku, rambut dan stratum korneum pada kulit (Mulyati, %414!. &ermatofitosis sering disebut tinea,ringworm, kurap atau Herpes sirsinata. &ermatofita terbagi dalam tiga genus, yaitu trihopyton, myrosporum, epidermophyton.
&ari 1 spesies
dermatofita yang sudah dikenal hanya %8 spesies yang dapat
8
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang. Terdiri dari 1/ spesies trihophyton, spesies myrosporum, dan satu spesies epidermophyton (.yupharin.om!. $etiap spesies dermatofita mempunyai afinitas terhadap hospes tertentu, yaitu (#ainer. 'L, %448! a. &ermatofita yang 2oofilik terutama menyerang binatang dan kadang – kadang menyerang manusia, misalnya Mirosporum anis pada anjing, kuing dan Trihopyton *erruosum pada sapi. b. &ermatofita yang geofilik adalah jamur yang hidup di tanah dan dapat menimbulkan radang pada manusia, misalnya Mirosporum gypseum. . &ermatofita yang antrofilik menyerang manusia karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya. Colongan dermatofitosis diklasifikasi berdasarkan lokasinya. &isebut Tinea kapitis jika menyerang kulit kepala, rambut, alis dan bulu mata. Tinea korporis jika menyerang badan dan anggota badan, termasuk Tinea kruris yang khusus menyerang lipat paha, daerah baah perut dan sekitar anus. Tinea barbae menyerang daerah dagu, jenggot dan jambang. Tinea manum menyerang tangan dan telapak tangan. Tinea pedis menyerang sela – sela kaki dan telapak kaki. &an Tinea unguinum menyerang kuku. +amur ini tumbuh pada kuku kaki dan menyebabkan kerusakan kuku.
9
$ebaliknya, kuku yang rusak akibat kurang peraatan pun lebih mudah ditumbuhi oleh jamur. Cejalanya maam – maam, diantaranya lempeng kuku rusak, kuku berubah arna menjadi kehitaman atau suram, kuku berubah bentk, dll. "danya antengan menunjukkan gejala tumbuhnya jamur kuku ('udimulya. D, 19-E0-9.! 'eberapa faktor penetus infeksi jamur antara lain kondisi lembab dan panas dari lingkungan, dari pakaian ketat, dan pakaian tak menyerap keringat, keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan, friksi atau trauma minor (gesekan pada paha orang gemuk!, keseimbangan flora tubuh normal terganggu (antara lain karena pemakaian antibioti atau hormonal dalam jangka panjang! ('ramono.5 %44.! $elain faktor – faktor diatas, timbulnya kelainan pada kulit tergantung pada beberapa faktor antara lain faktor *irulensi dari dermatofita (dimana *irulensi bergantung pada afinitas jamur, apakah antrofilik, 2oofilik atau geofilik!. ang kedua adalah faktor trauma (dimana kulit yang utuh tanpa lesi – lesi keil, lebih suah untuk terserang jamur!, faktor suhu dan kelembaban yang berpengaruh terhadap infeksi jamur serta kebersihan memegang peranan yang penting pada infeksi jamur dan yang terakhir adalah uur dan jenis kelamin, dimana kejadian infeksi jamur di sela – sela
10
jari banyak ditemukan pada anita dibandingkan pada pria, hal ini berhubungan dengan pekerjaan ($iregar, %44/.!
'eberapa maam infeksi jamur yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita, berdasarkan lokasinya adalah sebagai berikut (6, $met2er B C, 'are, %44%! a! Tinea )edis (penyakit jamur kaki ringorm of the foot, kutu air! merupakan jamur infeksi pada kaki. $ering
dijumpai
pada
orang
yang
dalam
kesehariannya banyak bersepatu tertutup disertai peraatan kaki yang buruk dan pekerja dengan kaki yang selalu atau sering basah. Tine )edis biasanya menyerang sela – sela kaki dan telapak kaki. b! Tinea 5orporis (penyakit jamur badan! Merupakan infeksi jamur pada bagian muka, leher, batang tubuh dan ekstremitas (pada bagian yang terinfeksi
tampak
lesi
berbentuk
inin
atau
lingkaran yang khas!. )anu atau )itriasis *ersikolor tergolong dermatomikosis yang non0dermatofitosis. +enis
jamur
dermatofita,
penyebabnya melainkan
bukan malasse2ia
termasuk furfur.
Cambaran klinisnya tidak seperti tinea, berupa inin dengan daerah tenang di bagian sentral. ?ujud klinisnya berupa berak bersisik halus yang
11
bearna putih hingga keoklatan. Letaknya bisa dimana saja, bisa di badan, leher, lengan, lipat paha, dan muka. ! Tinea 5apitis (penyakit jamur kulit kepala! Merupakan infeksi jamur yang menular menyerang
batang
rambut
dan
dan
penyebab
kerontokan rambut yang sering dijumpai pada anak – anak. $eara klinis dapat ditemukan berak bundar bearna merah dan bersisik. 7ambut menjadi rapuh dan patah di dekat permukaan kulit kepala. 'iasanya tinea kapitis menyerang kulit kepala, rambut, alis dan bulu mata. d! Tinea 5ruris (penyakit jamur lipat paha! Merupakan infeksi jamur lipat paha yang dapat meluas ke paha bagian dalam dan daerah pantat. $ering ditemukan pada pelari, orang – orang yang gemuk, dan orang yang suka mengenakan pakaian yang ketat. 5adas atau kurap sering menyerang kulit. ?ujudnya di kulit berupa berak berbentuk bulat atau lonjong. ?arnanya kemerahan, bersisik, dan berbintil – bintil. &aerah tengahnya biasanya lebih tenang. 5adang – kadang timbul leet akibat garukan kuku. e! Tinea Dnguium Merupakan infeksi jamur yang kronis pada kuku jari kaki atau kuku jari tangan. 'iasanya Tinea unguium
12
disertai dengan infeksi jamur yang lama pada kaki. 5uku menjadi tebal, rapuh, dan tidak mengkilat. Tinea unguium adalah jamur dermatofitosis yang paling sukar dan lama disembuhkan. 5uku menjadi rusak dan rapuh. 'entuknya tak lagi normal, di bagian baah kuku akan menumpuk sisa jaringan kuku yang rapuh. f! Tinea barbae meyerang daerah dagu, jenggot dan jambang. g! Tinea manus menyerang tangan dan telapak tangan. *. inea Pedis Tinea pedis atau ringorm of the foot adalah infeksi dermatofita pada kaki, terutama sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis merupakan infeksi jamur yang paling sering terjadi, penyebabnya yang paling sering adalah Trihopyton rubrum yang memberikan kelainan menahun. )aling banyak ditemukan diantara jari ke0 dan ke0/, dan seringkali meluas ke baah jari dan sela jari – jari lain. .! )ada umumnya, jamur tumbuh pada kulit kaki karena faktor kelembaban. #al itu dapat disebabkan karena kaki yang sering berkeringat, kaos kaki kurang dijaga kebersihannya atau sepatu selalu tertutup. +ari – jari kaki sangat rentan terinfeksi jamur tinea
13
pedis, terutama pada orang yang sering memakai sepatu tertutup pada kesehariannya atau kaki yang selalu basah ("nnonymous, %44>!. +. "akt&r Presdi,&sisi Faktor presdiposisi berupa kaki yang selalu basah, baik oleh air maupun oleh keringat (sepatu tertutup dan memakai kaos kaki!, sering terjadi maserasi kulit ("2am +$, %44/!. Tinea pedis yang mempunyai nama lain "thleteGs foot, ringorm of the foot atau kutu air (bukan kutu air melainkan kapang jamur yang menyukai bagian kulit yang sering dibiarkan basah dan lembab!. 'eberapa faktor penyebab tinea pedis adalah pemakaian sepatu tertutup untuk aktu yang lama, bertambahnya kelembaban karena keringat ($oekandar. TM, %44.! -. e!ala %linis inea Pedis Tinea pedis terdiri dari beberapa maam tipe klinisnya, dan yang paling sering ditemukan adalah sebagai berikut (6ourtney. M7, %44/!
a.
Anterdigitalis/ bentuk ini adalah yang tersering terjadi pada pasien tinea pedis. &i antara jari AH dan H terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. 5elainan ini dapat meluas ke baah jari (subdigital! dan juga ke sela jari yang lain.
14
akut akan terjadi sehingga pasien terasa sangat gatal. 'entuk klinis ini dapat berlangsung bertahun0tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan sama sekali. 5elainan ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis dan limfadenitis.
b.
Moccasin foot (plantar!, Tinea pedis tipe moccasin atau SquamousHyperkeratotic Type umumnya bersifat hiperkeratosis
yang bersisik dan
biasanya asimetris yang disebut foci . $eluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisikE eritema biasanya ringan dan terutama terlihat pada bagian tepi lesi. &i bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul dan kadang0kadang *esikel. Tipe ini adalah bentuk kronik tinea yang biasanya resisten terhadap pengobatan.
.
Lesi Hesikobulosa, bentuk ini adalah subakut yang terlihat *esikel. 5elainan ini dapat mulai pada daerah sela jari, kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. $etelah peah, *esikel tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran yang disebut koleret. 5eadaan tersebut menimbulkan gatal yang sangat hebat. Anfeksi sekunder dapat terjadi juga pada bentuk selulitis, limfangitis dan kadang0kadang menyerupai erisipelas. +amur juga didapati pada atap *esikel.
0.
Diagn&sis inea Pedis &iagnosis tinea pada umumnya dapat ditegakkan berdasarkan
gejala
–
gejala
klinis
yang
khas
dan
pemeriksaan sediaan langsung dengan 5<# 14: dan
15
biakan. Dntuk mendiagnosis diperlukan skuama dari bagian tepi lesi yang diambil dengan menggunakan salpel. $kuama tersebut ditaruh pada slide yang ditetesi oleh larutan hidroksida. &iagnosis dibuat dengan memeriksa skuama yang terinfeksi tersebut seara mikroskopis dan mengisolasi mikroorganisme penyebab dalam media kultur (.&ermnet.org!. 1. Pemeriksaan 1! "namnesis "namnesis terhadap pasien dilakukan untuk mengetahui adanya keluhan pada penderita sehingga dapat diketahui keluhan yang berkaitan dengan gejala klinis
Tinea
pedis.
Dmumnya
anamnesia
yang
ditanyakan seputar keluhan terhadap adanya rasa gatal, lamanya penderita bekerja sebagai pedagan ikan, melihat langsung lesi dan gejala klinis yang ada serta sifat bentuk lesi. %! )emeriksaan langsung dengan 5<# Dntuk melihat apakah ada infeksi jamur, maka perlu dibuat preparat langsung dari kerokan kulit. $ediaan dituang larutan 5<# 14: dengan maksud untuk dengan
melarutkan demikian
atau melisiskan keratin
kulit,
akan
hifa.
tinggal
kelompok
$esudah 1/ menit atau sesudah dipanaskan di atas api jangan sampai menguap lalu dilihat dibaah mikroskop dengan pembesaran 14I14 dan 4I14.
16
"danya elemen jamur tampak berupa enang – benang bersifat kontur ganda. &engan preparat langsung ini diagnosis dermatofitosis sudah dapat ditegakkan ($iregar 7.$., 199/80!. 8! )emeriksaan 'iakaan )embiakkan dilakukan dalam media sabouraud deItrose agar dalam suhu kamar %/084 4 6, kemudian dalam satu minggu dapat dilihat apakah ada atau tidaknya pertumbuhan jamur. ang perlu diperhatikan dalam makroskopik adanya koloni kapang seperti kapas berupa benang – benang halus, permukaan tidak rata, menonjol di atas media. $edangkan seara mikroskopik tampak hifa sejati, yaitu berupa benang – benang yang bersifat kontur ganda, berinti dan mempunyai sekat ($iregar 7.$., 199/! ! )emeriksaan $lide 6ulture $ilde ulture adalah teknik identifikasi spesies jamur dengan menggunakan kaa objek sebagai dasar biakannya. 5aa objek tersebut diberi potongan media
perbenihan
&ekstrosa
($&"!,
misalnya kemudian
agar
$abouraud
koloni
jamur
diinokulasikan pada media tersebut. +amur yang tumbuh akan menempek pada permukaan kaa objek dan kaa tutup sehingga sporulasi jamur akan tersusun dengan baik sehingga penetapan spesies
17
akan mudah dilakukan dengan melihat spotulasi yang
2.
khas (Mulyati, %414!. Peng&batan inea Pedis )enyakit tinea pedis sering kambuh sehingga untuk menghindari faktor risiko seperti kaos kaki yang digunakan, hendaknya dapat menyerap keringat dan diganti setiap hari. #indari memakai sepatu tertutup, sepatu sempit dan sepatu plastik (sepatu boot! terutama yang digunakan sepanjang hari. Tidak bertelanjang kaki atau selalu memakai sandal sehingga dapat menghindari kontak dengan jamur penyebab Tinea pedis. 5aki dan sela jari kaki dijaga agar selalu kering, terutama sesudah mandi dapat diberikan bedak dengan atau tanpa jamur. )enggunaan bedak anti jamur dapat ditaburkan dalam sepatu atau kaos kaki agar dapat mengurangi pertumbuhan jamur (.netdotor.o.uk!. $elain itu tindakan non0farmakologi
juga dapat
dilakukan yaitu dengan menui kaki setiap hari diikuti dengan pengeringan yang baik di daerah sela jari.
telah hilang.
Menghentikan
pengobatan dengan salep dapat menimbulkan kekambuhan.
18
5arena jamur belum terbasmi dengan tuntas. +ika prosesnya ukup luas, selain obat topikal perlu ditambahkan obat minum, misalnya dengan pemberian oabt griseoful*in, terbinafine,
dll
("nnonymous.
Calenium
Farmasi
Lab
.yupharin.om!.
B. %erangka Berfikir
)emakaian alas kaki 1. $epatu tertutup@boot 2. Memakai sandal
Faktor presdisposisi dermatofitosis 1. Tempat yang lembab %. Lingkungan yang basah 3. 5ulit yang mengelupas@maserasi
$umber infeksi &ermatofita 1. Tanah, air %. Manusia yang terinfeksi 3. 'inatang )edagang yang terdapat keluhan di kulit
)emerikaan lab 0langsung 5<# 0biakan
19
Tinea )edis
5eterangan
J ang akan diteliti
BAB III ME3DE PENELIIAN A. Defnisi 3,erasi&nal 1. &ermatofitosis adalah
penyakit
pada
jaringan
yang
mengandung 2at tanduk, misalnya startum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan golongan jamur dermatofita. %. Tinea pedis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita yang lokasinya berada di daerah kaki dan sela – sela jari kaki. 8. )edagang ikan adalah orang yang pekerjaannya menjual ikan di pasar tradisional yang sebelumnya hasil dagangan ikan yang dijual didapat dari nelayan atau pengepul ikan. . #asil pemeriksaan laboratorium a. Langsung (5<# 14:! bila positif ditemukan artospora dan hifa semu
20
b. 'iakan ($&"!
bila
positif
ditemukan
tumbuhnya koloni jamur kapang berupa kapas benang – benang halus.
B. em,at dan 4aktu Penelitian 1. Tempat penelitian )enelitian ini dilakukan di )asar 5ramat +ati, +akarta Timur. )emeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Dni*ersitas M#. Thamrin. %. ?aktu penelitian ?aktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei %41/ sampai +uni %41/. C. P&,ulasi dan $am,el 1. )opulasi )edagang ikan di )asar 5ramat +ati, +akarta Timur %. $ampel penelitian $ampel penelitian yang digunakan adalah kerokan kulit pada pedagang ikan di )asar 5ramat +ati, +akarta Timur D. eknik Pengum,ulan Data 6ara pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan seara bertahap dengan langkah – langkah sebagai berikut 1. Melakukan obser*asi ke tempat para pedagang ikan di daerah pasar 5ramat +ati. %. Mengajukan permohonan ijin kepada pengelola pasar untuk pengambilan sampel terhadap pedagang yang yang berdagang di tempat tersebut. 8. Mengambil speimen berupa kerokan kulit dari pedagang ikan yang mengalami gatal atau terdapat mesaseri.
21
. )engujian sampel yang dilakukan di Laboratorium MikologiM#. Thamrin. /. 7ekapitulasi data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel. E. Instrumen 1. "lat – alat a. $kalpel b. 5aa objek dan kaa penutup steril . 6aan petri d. Lampu spirtus e. 5apas f. +arum inokulasi g. Mikroskop h. Ankubator i. )ipet tetes j. "utokalf k. ?adah sampel %. 'ahan )emeriksaan a. 5erokan 5ulit pada sela – sela jari kaki 8. Media a. Media $&" ($aboroud &eItrose "gar!
. 7eagen a. "lkohol 4: b. 5<# 14: . "Kuadest d. L)6' (Lato )henol 6otton 'lue! e. 6at 5uku /. 6ara kerja a. )ersiapkan alat dan bahan b. Melakukan sterilisasi pada alat – alat yang akan digunakan didalam otoklaf pada suhu 1%1 o6 dengan tekanan 1 atm selama 1/ menit. . )embuatan reagen atau media 1. Media untuk kultur dan isolasi jamur Agar $ab&raud Dekstr&se 5$DA6 7eagen &ekstrosa4 gram )epton...14 gram "gar (bato agr!%4 gram "kuades.1444 ml
22
)h akhir /.> $emua bahan dilarutkan didalam labu rlenmeyer dan dipanaskan hingga mendidih sampai serbuk media sampai larut
sempurna.
Medium
disterilisasi
didalam
didalam
autoklaf selama 1/ menit pada suhu 1%1 o6, tekanan 1./ atm
5omposisi dan ara membuat media $&" dapat dilihat pada etiket yang terdapat didalam insert produk dari media tersebut (Merek, '&, / gr untuk membuat 1444 ml media.
Dntuk membuat $&" (! yaitu $&" yang mengandung antibiotika (5loramfenikol! dengan ara setelah media dipanaskan sampai larut sempurna tambahkan kloramfenikol 4./mg@ml
(/44mg@1444ml!,
baru
kemudian
disterilisasi
didalam otoklaf.
). La7t&,hen&l 7&tt&n blue 5LPCB6 5ristal fenol.%4 gr dilarutkan "sam laktat.%4 ml Cliserol.4 ml "kuades..%4 ml $emua bahan diampurkan di atas uap air panas dengan hati – hati latophenol akan bearna jernih. Latophenol otton 'lue (L)6'! tambahkan bubuk otton blue seukupnya sampai larutan bearna biru. "pabila bubuk ini tidak dapat diganti denan Tinta )arker arna biru
23
sebanyak % – 8 tetes (sesuaikan dengan arna biru yang diinginkan!. *. %3H '8 9 )8: 5ristal 5alium #idrosikda.14 – %4 gr "kuades.. 144 ml d. 6ara pengambilan spesimen kerokan kulit . 'ersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alohol 4: untuk menghilangkan lemak, debu serta kotoran lainnya. /. 5eroklah bagian yang aktif dengan salpel dengan arah dari baah ke atas. >. &iletakkan hasil kerokan kulit pada adah yang telah disediakan dan sudah disterilisasi sebelumnya. Pemeriksaan Lab&rat&rium e. )emeriksaan dengan 5<# 14: 1. &iteteskan 10% tetes larutan 5<# 14: pada kaa objek. %. &iletakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut degan menggunakan pinset yang sebelumnya dibasahi dulu dengan larutan 5<# tersebut. 5emudian tutup dengan kaa penutup. 8. 'iarkan N1/ menit atau dihangatkan di atas nyala api selama beberapa detik untuk memperepat proses lisis. . )eriksa sediaan dibaah mikroskop dengan pembesaran 14I14 kemudian dengan pembesaran 14I4 untuk menari adanya hifa dan atau artospora. f. )emeriksaan dengan biakan )embiakkan dilakukan dalam media sabouraud deItrose agar dalam suhu kamar %/0844 6, kemudian dalam satu minggu dapat dilihat apakah ada atau tidaknya pertumbuhan
24
jamur. ang perlu diperhatikan dalam makroskopik adanya koloni kapang seperti kapas berupa benang – benang halus, permukaan tidak rata, menonjol di atas media. $edangkan seara mikroskopik tampak hifa sejati, yaitu berupa benang – benang yang bersifat kontur ganda, berinti dan mempunyai sekat ($iregar 7.$., 199/! a. )emeriksaan Teknik $lide 6ulture dilakukan apabila pada
pemeriksaan
langsung
dan
biakan
tidak
ditemukan koloni. 1. Menyiapkan 7uang biakan steril a! 6aan petri diisi dengan 8 buah kaa objek yang disusun
bertumpuk
dan
kaa
objek
teratas
diletakkan berlaanan arah dengan kaa objek yang berada di baahnya (untuk memudahkan pengambilan biakan!. b! $ebuah potongan agar diambil dengan skalpel dan diletakkan di bagian tegah dari kaa objek tersebut. 7uang biakan siap digunakan (Mulyati, %414!.
%.
Anokulasi jamur a! $iapkan koloni jamur yang akan diidentifikasi b! 5oloni jamur kapang diambil sedikit dengan jarum nalden
kemudian
diletakkan
di
keempat
sisi
potongan agar yang terdapat di dalam ruang biakan.
25
! )ermukaan
potongan
agar
kemudian
ditutup
dengan kaa tutup. d! 'agian dasar ruang biakan diberi akuadest steril seukupnya untuk melembabkan biakan. "ir tidak boleh membasahi biakan. e! Ankubasi pada suhu kamar selama %0 hari sampai terlihat adanya pertumbuhan jamur yang menempel di permukaan kaa objek dan kaa tutup (Mulyati, %414! 8. )embuatan sediaan semi permanen a! Dntuk membaa hasil biakan slide ulture harus dibuat sediaan semi permanen sehingga susunan sporulasi akan terlihat dengan baik. b! "ngkat kaa tutup dan kaa objek yang sudah ditumbuhi jamur dengan membuang potongan agarnya. ! )ermukaan kaa objek dan kaa tutup yang telah ditumbuhi jamur diberi 10% tetes alkohol 4:. d! Tambahkan 10% tetes larutan latophenol atau L)6' sebelum alkohol tersebut mongering lalu ditutup dengan kaa tutup seara hati – hati hangan sampai terbentuk gelembung udara. e! $ediaan dapat diperiksa di baah mikroskop dengan pembesaran 14I14 dan 14I4 untuk mengamati susunan sporulasi jamur yang terbentuk dan tentukan spesies jamurnya. f! $ediaan dibiarkan selama 1 minggu baru kemudian ditutup bagian tepinya dengan at kuku atau kutek
26
sehingga sediaan dapat disimpan dalam aktu lama (Mulyati, %414!. ". eknik Analisa Data &ata – data yang diperoleh dari peneitian dihitung persentase bahan
pemeriksaan
yang
positif
teradap
seluruh
bahan
pemeriksaan. "dapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut +¿ ¿
jumlah sampel ¿ I 144: =¿