PROGRAM SURVEILANS HAIs
JEUMPA HOSPITAL Jl. B. Aceh - Medan KM.220 NO.02 G!. Ge"lan##an# Ba$%& Keca'a(an K%(a J"an#& Ka). B*$e"en Tel! Tel! + 0, 2/0 AEH 1 INONESIA
PROGRAM SURVEILANS HAIs JEUMPA HOSPITAL TAHUN 203 I.
PENAHULUAN
Surveilans adalah pengumpulan data kesehatan yang penting secara terus menerus sistematis, analisis dan interpretasi dan dideminasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan secara berkala untuk digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi suatu tindakan pelayanan kesehatan. Salah satu dari program PPI adalah kegiatan surveilans. Kegiatan surveilans merupakan aktifitas yang penting dan luas dalam program PPI. Kegiatan surveilans harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan program PPI. Kegiatan surveilans harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan program PPI. Surveilans digunakan untuk mencari masalah yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan keselamatan pasien. National Nosocomial Infection Surveillance System (
NNIS dilakukan se!ak "#
%$oleh &'&. Kegiatan surveilans dapat menurunkan rate infeksi nosokomial. 'i merika Serikat rate infeksi turun sekitar )* + sedangkan di S eumpa ospital tahun *%"/ 0 *%"1 menurunkan rate infeksi nosokomial sekitar /% +. II.
LATAR BELAKANG
Surveilans infeksi nosokomial merupakan salah satu tugas dari seorang IP&N, dimana dalam men!alankan peran dan fungsinya sebagai surveilor IP&N melakukan kun!ungan klinik ke pasien untuk melakukan pengumpulan data, data yang sudah di peroleh selan!utnya diolah, dianalisa dan diinterpretasikan untuk kemudian dievaluasi kembali. 2leh sebab itu IP&N bertanggung !a3ab untuk melakukan
kegiatan
surveilans infeksi nosokomial. Surveilans dibutuhkan untuk mengukur hasil !adi ( outcome dalam proses pera3atan secara menyeluruh dan penyampaian kondisi yang ditemukan dalam upaya perbaikan. Selain itu merupakan komponen penting dalam menekan angka ke!adian tidak diinginkan misalnya infeksi rumah sakit. Surveilans !uga diperlukan untuk
mendapatkan gambaran kuantitatif !umlah ke!adian secara tepat sehingga dapat menilai kema!uan yang ada. III. TUJUAN UMUM AN KHUSUS.
. 4u!uan 5mum. 5ntuk mendapatkan data Is yang akurat sehingga dapat diambil tindakan untuk pelaksanaan selan!utnya 6. 4u!uan Khusus ". *. ). /. 9. IV.
7enurunkan angka infeksi spesifik dirumah sakit (insidens atau prevalens 7endapatkan data dasar infeksi di rumah sakit 7engidentifikasi Ke!adian 8uar 6iasa (K86 5ntuk mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI di rumah sakit 7eningkatkan mutu pelayanan pada pasien
KEGIATAN POKOK AN RINIAN KEGIATAN. A. Ke#*a(an P%4%4.
7engurangi angka infeksi yang ter!adi di S eumpa ospital seperti : Infeksi liran 'arah Primer (I'P o Infeksi Saluran Kemih (ISK o Hospital Acquired Pneumonia (P o Ventilator Associated Pneumonia (;P o Infeksi 'aerah 2perasi (I'2 o
B.
R*nc*an Ke#*a(an
IP&N dibantu IP&8N menghitung dan mencatat ke!adian I'P, ISK, , I'2,
pemasangan maupun !umlah pasien yang terkena kemudian data direkap. Setiap infeksi mempunyai kriteria tersendiri dan rumus yang digunakan.
V.
ARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.
". Setiap hari IP&N dibantu IP&8N mencatat ke!adian I'P, ISK, P, ;P, I'2,
VI. SASARAN
". *. ). /. 9. 1. $.
VII.
NO.
" *
Infeksi liran 'arah Primer Infeksi Saluran Kemih
: : : : : : :
Hospital Acquired Pneumonia Ventilator Associated Pneumonia
=9> =9> = "% > = "% > = 9> =9+ =9+
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
KEGIATAN
TAHUN 203 5an
6e)
'a$
a!$
'a*
5"n
5"l
Pengolahan data
a#s
se!
%4(
?
?
?
@valuasi hasil surveilance dan laporan
n%7
des
?
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN AN PELAPORAN
asil surveilance akan dievaluasi akhir tahun oleh IP&N untuk dilaporkan kepada Ka. Panitia PPI.
I8. PENATATAN AN PELAPORAN
asil yang dievaluasi akan dilaporkan Ketua Panitia PPI kepada 'irektur untuk ditindak lan!uti.
B*$e"en& 2/ A#"s("s 203 Ka. Pan*(*a PPI JEUMPA HOSPITAL
d$. Ma9a Sa$*
LAPORAN PELAKSANAAN SURVEILANS HAIs : A#"s("s - O4(%)e$;
JEUMPA HOSPITAL Jl. B. Aceh - Medan KM.220 NO.02 G!. Ge"lan##an# Ba$%e& Keca'a(an K%(a J"an#& Ka). B*$e"en Tel! + 0, 2/0 AEH 1 INONESIA LAPORAN PELAKSANAAN SURVEILANS HAIs JEUMPA HOSPITAL TRI
I.
PENAHUALUAN
Surveilans adalah pengumpulan data kesehatan yang penting secara terus menerus sistematis, analisis dan interpretasi dan didesiminasikan kepada pihak pihak yang berkepentingan secara berkala untuk digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi suatu tindakan pelayanan kesehatan Salah satu dari Program PPI adalah kegiatan surveilens. Kegiatan surveilens merupakan aktifitas yang penting dan luas dalam program PPI. Kegiatan surveilens harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan program PPI. Surveilans digunakan untuk 7encari masalah yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan Keselamatan Pasien A Patient Safety. National Nosocomial Infection Surveillance System (NNIS dilakukan se!ak "#$% oleh &'&. Kegiatan surveilens dapat menurunkan rate infeksi nosokomial.'i S rate infeksi turun sekitar )* + dengan surveilans.
Surveilans dibutuhkan untuk mengukur hasil !adi ( outcome) dalam proses pera3atan secara menyeluruh dan penyampaian kondisi yang ditemukan dalam upaya perbaikan Selain itu merupakan komponen penting dalam menekan angka Ke!adian tidak 'iinginkanAK' (adverse events misal : infeksi S A Healthcare-associated Infections Is. Surveilan !uga diperlukan untuk mendapatkan gambaran kuantitatif !umlah ke!adian secara tepat sehingga dapat menilai kema!uan yang ada. II.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Bang disurvey dalam PPI adalah ke!adian I'P, ISK, P, ;P, I'2,
kepada pihak-pihak yang memerlukan. Infeksi Saluran Kemih (ISK menurut &'&:Infeksi Saluran Kemih atau Urinary ract Infection !UI) adalah
infeksi pada urethra dan permukaan
kandung kemih atau organ-organ pendukung s.kemih (gin!al, ureter, kandung kemih, uretra dan !aringan sekitar retroperitonial atau rongga perinefrik.
'ari penentuan Panitia mutu S, target angka ke!adian ISK minimal = 9 >. 5ntuk menentukan ISK maka perlu ditandai oleh kriteria berikut : - 4anda infeksi sebagai akibat dari pemasangan kateter C /D !am - Pyuria C"% leukositA8P6 sedimen urin atau C"% leukositAm8 atau C) leukositA8P6 dari urine tanpa dilakukan sentrifus - Nitrit danAatau leukosit esterase positip dengan carik celup (dipstic" - 4erdapat koloni mikroorganisme pada hasil pemeriksaan urine kultur C"% 9
cfu A m8 'okter yang mera3at menyatakan adanya ISK dan diberi pengobatan
antimikroba. &ara perhitungannya:
ngka Ke!adian ISK
:
umlah ISK ---------------------------------- E "%%% F > ari pemakaian kateter urin
6. Surveilens I'P
pengumpulan data ke!adian infeksi aliran darah akibat penggunaan alat intravaskuler secara sistematik, analisis dan interpretasi yang terus menerus untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan yang di desiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan.
I'P atau Infeksi liran 'arah Primer adalah ditemukannya organisme dari hasil kultur darah semi-kuantitatifAkuantitatif disertai tanda klinis yang !elas serta tidak ada hubungannya dengan infeksi ditempat lain danAatau dokter yang mera3at menyatakan telah ter!adi infeksi,akibat pemasangan kateter intra vaskuler, setelah C /D !am. ( 6uku Pedoman Surveilans Kemkes *%""
'ari penentuan panitia mutu S, target angka ke!adian I'P minimal = 9 >.
Kriteria I'P : ". 4erdapat kuman pathogen yang diketahui hasil satu kali atau lebih dari biakan darah, dengan salah satu ge!ala klinis seperti: demam C)DG&, menggigil, hipotensi *. Pada pasien berumur = " tahun paling sedikit satu dari tanda-tanda : demam C)DG&, hipotermia =)$G&, apneu, bradikardia
'okter yang mera3at menyatakan infeksi
&ara perhitungan: ngka Ke!adian I'P :
umlah Kasus I'P -----------------------------------
E
ari pemakaian &;8 (central vena line
"%%% F >
&. Surveilans ;PA P
pengumpulan data ke!adian pneumonia akibat pemakaian ventilasi mekanik lebih dari /D !am, data dikumpulkan secara sistematik, dianalisa dan diinterpretasi untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi kemudian di desiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan
Pneumonia adalah suatu peradangan !aringan atau parenkim paru-paru. * !enis Pneumonia yang berhubungan dengan Is,
Pneumonia akibat pera3atan yang lama dikenal sebagai Hospital Acquired Pneumonia !HAP)
Pneumonia akibat pemakaian ventilasi mekanik dikenal sebagai Ventilator Associated Pneumonia !VAP) .
'ari penentuan panitia mutu S, target angka ke!adian ;PAP minimal = "% >.
Kriteria ;P: o
Klinikal : 'emam, 4emperature C )D % & atau = )9
o
purulent o
E ray
: Infiltrat baru persisten atau progresif
o
8aboratorium : leukosit C "*%%%Amm) atau = /%%%Amm) Kultur aspirasi trakheal H "% 9 ppmA ml
ngka infeksi ;P: umlah kasus infeksi ;P "%%% F > umlah hari pemasangan ventilator
P ngka infeksi : umlah kasus infeksi P "%%% F umlah hari tirah baring pasien
>
&, Sputum
'. Surveilans I'2 Pengumpulan data infeksi area insisi akibat suatu tindakan pembedahan dan
faktor resiko ter!adinya infeksi, analisis dan interpretasi yang terus menerus, untuk digunakan dalam perencanaan dan evaluasi suatu tindakan yang
didesiminasikan secara berkala, kepada pihak-pihak yang memerlukan. Infeksi 'aerah 2perasi (I'2 adalah Infeksi pada luka insisi (kulit dan subcutan akibat suatu tindakan pembedahan. Surveilans I'2 dilakukan
selama )%-#% hari atau sampai " tahun untuk pasien dengan implant. 'ari penentuan panitia mutu S, target angka ke!adian I'2 minimal = 9 +. Kriteria I'2 : Keluar cairan purulen dari luka insisi, Kultur positif dari cairan yang keluar atau !aringan yang diambil secara aseptik, 'itemukan paling tidak satu tanda infeksi : nyeri, bengkak lokal, kemerahan, kecuali bila hasil kultur
negatif 'okter yang menangani menyatakan infeksi 6erdasarkan : Klasifikasi !enis operasi (kategori operasi : 6ersih, 6ersih tercemar, o o
4ercemar dan Kotor. Klasifikasi kondisi pasien S " : Pasien sehat S * : Pasien dengan gangguan sistemik ringan 0 sedang S ) : Pasien dengan gangguan sistemik berat S / : Pasien dengan gangguan sistemik berat yg mengancam
kehidupan S 9 : Pasien tidak diharapkan hidup 3alaupun dioperasi atau tidak.
o
'urasi operasi Sesuai dengan 3aktu yg ditentukan nilai J % 8ebih dari 3aktu yg ditentukan nilai J "
&ara perhitungan: ngka infeksi I'2:
umlah kasus infeksi --------------------------------------umlah kasus operasi
@. Surveilans infeksi S lainnya adalah pengumpulan data flebitis
E "%% F +
at dan obat-obatan yang diberikan secara intra vena. 'ari penentuan panitia mutu S, target angka ke!adian flebitis = 9 >. Seca$a 4l*n*s + da nyeri, nyeri tekan, bengkak, pengerasan,eritema dan
hangat pada vena
J*4a *n6e4s* +
Kemerahan, demam, sakit, bengkak,
adanya pus atau
kerusakan pada kulit , hasil kultur positip enis
à
pemberian obat intravena
menggunakan filter " sampai 9 m. - Pemilihan material kateter intravaskuler yang digunakan à silikon dan o
poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding politetrafluoroetilen (4eflon
o
benar Preparasi kulit tidak baik sebelum pemasangan infus 4eknik aseptik tidak baik saat akan pemberian obat atau cairan Kateter dipasang terlalu lama 4empat tusukan kateter tidakA !arang diinspeksi secara visual lat 0 alat yang di gunakan rusak atau bocor atau kadaluarsa 8arutan infus terkontaminasi karena teknik aseptik yang kurang baik
pada saat pencampuran larutan -
ngka Ke!adian
umlah ari pemasangan infus
<. Surveilans infeksi S lainnya adalah pengumpulan data dekubitus
Oolf. Oeitel
bersangkutan 'ari penentuan panitia mutu S, target angka ke!adian dekubitus minimal = 9+ Kriteria dekubitus : - Pasien paling tidak mempunyai * ge!ala dan tanda berikut yang tidak diketahui penyebab lainya : kemerahan, sakit atau pembengkakan di tepian
-
luka dekubitus 7inimal ditemukan " dari bukti berikut hasil kultur positif dari cairan atau
-
!aringan yang diambil secara benar 'alam mengidentifikasi risiko dekubitus, ada beberapa skala pengka!ian
risiko tersebut, yaitu Skala 6raden. 4ahap Perkembangan 'ekubitus: o 4ingkatAstadium I danya eritma atau kemerahan pada kulit setempat yang menetap, atau bila ditekan dengan !ari, tanda eritma atau kemerahan tidak kembali. o 4ingkatAstadium II danya kerusakan pada epitel kulit yaitu lapisan epidermis dan, atau dermis. Kemudian dapat ditandai dengan adanya luka lecet, atau melepuh. o
4ingkatAstadium III Kerusakan pada semua lapisan kulit atau sampai !aringan subkutan, dan mengalami nekrosis dengan tanpa kapisitas yang dalam.
o
4ingkatAstadium I; danya kerusakan pada ketebalan kulit dan nekrosis hingga sampai ke !aringan otot bahkan tulang atau tendon dengan kapasitas yang dalam.
ngka infeksi 'ekubitus :
umlah kasus 'ekubitus -----------------------------umlah hari tirah baring
III.HASIL SURVEILANS . HASIL SURVEILANS HAIs
E "%% F +
N%
a(a HAIs
JUMLAH HAIs A#"s("s 1 O4(%)e$ 203 A#"s("s
Se!(e')e$
O4(%)e$
Ra(a-Ra(a
"
ISK
%,% +
%,% +
%,% +
0,00%
*
Phlebitis
1,$ +
),)* +
9,1/ +
5,22%
)
I'2
%,%+
",%) +
%,% +
0,34%
IV. RENANA TINAK LANJUT
NO
KEGIATAN
TUJUAN
SASARAN
METOE
PELAKSANA
TEMPAT
SUMBER ANA
"
7engka!i ulang 7encegah 5nit ra3at apat dan Panitia PPI 48 ke!adian flebitis inap 8t.III diskusi flebitis di unit dan 8t.I; ra3at inap
6ulan gustus
uang rapat
eumpa ospital
*
7elakukan 7encegah rea Kritis tindakan invasif flebitis
6ulan gustus
uang rapat
eumpa ospital
Penyuluhan IP&N
PENANGGUNG JA
6I@5@N, *" 2ktober *%"$ Ka. Pan*(*a PPI JEUMPA HOSPTAL
d$. MA=A SARI