Descripción: En el tubo #1 no agregaremos ninguna sustancia, pues éste nos servirá como tubo estándar ó patrón para comparar con el resto de tubos. Este tubo presenta un color naranja. En el tubo #2 agregamo...
Principio de Le ChatelierDescripción completa
Descripción completa
Descripción: Quimica general 2
Descripción: Compactación de un catalizador
Resumen principio de le-chatelierFull description
Medicion de la densidad del cementoDescripción completa
UNIVERSIDADE DO ESTADO DE SANTA CATARINA – UDESC CENTRO DE CIÊNCIAS TECNOLÓGICAS – CCT Norma de ensaio: NBR NM 3435:1991 Nion Maron DransfeldDescrição completa
Laporan Kimia FisikaFull description
referensi tekim
Descrição completa
Descripción: equilibrio quimico
pokDeskripsi lengkap
prinsif prinsip biologiDeskripsi lengkap
kode etikDeskripsi lengkap
tata letak
Deskripsi lengkap
Pendidikan Budaya Anti Korupsi
Nama
: Arsallah Putra
NPM
: 1006660516
Kelomok
:1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan
1. Prinsip Le Chatelier
Prinsip Le Chatelier adalah prinsip yang ditemukan oleh Henry Louis de Chatelier dan Karl Ferdinand Braun sehingga kadang prinsip ini deisebut sebagai prinsip Le Chatelier-Braun. Bunyi prinsip tersebut adalah “Ketika suatu kesetimbangan dinamis terganggu oleh adanya perubahan kondisi pada sistem, makan
posisi kesetimbangan akan bergeser untuk meminimalisir adanya perubahan pada sistem”
Prinsip Le Chatelier dalam dunia industri berguna untuk memaksimalkan hasil produksi suatu reaksi. Perubahan kondisi yang dimaksud pada prinsip Le Chatelier meliputi perubahan konsentrasi, tekanan, dan temperatur. A. Perubahan Konsentrasi Adanya perubahan konsentrasi baik itu penambahan maupun pengurangan konsentrasi akan merubah keadaan kesetimbangan suatu sistem. Adanya perubahan keadaan kesetimbangan bertujuan untuk meminimalisir adanya perubahan pada sistem. Aturan-aturan dalam perubahan konsentrasi -
Jika ada penambahan konsentrasi pada suatu zat maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang menjauhi zat tersebut
-
Jika ada pengurangan konsentrasi pada suatu zat maka kesetimbangan akan bergeser ke arah mendekati zat tersebut.
Sebagai contoh: Misalkan ada persamaan A + 2B C + D Misalkan ada penambahan zat A ke sistem, sehingga kesetimbangan bergeser untuk meminimalisir terjadinya perubahan. Perubahan kesetimbangan bertujuan untuk menurunkan kembali konsentrasi A dengan cara mereaksikan A dengan B dan berubah menjadi C dan D. Sehingga posisi kesetimbangan akan bergeser ke kanan. Sebaliknya jika ada pengurungan konsentrasi kesetimbangan akan bergeser untuk meningkatkan kembali konsentrasi A. Sehingga C dan D akan bereaksi untuk menggantikan A yang hilang. dan konsentrasi akan bergeser ke kiri. Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi terhadap Kesetimbangan
No
Aksi
Reaksi
Cara Sistem Bereaksi
1
Menambah Konsentrasi Pereaksi
Mengurangi Konsentrasi Pereaksi
Bergeser ke kanan
2
Mengurangi konsentrasi pereaksi
Menambah konsentrasi pereaksi
Bergeser ke kiri
3
Menambah konsentrasi produk
Mengurangi konsentrasi produk
Bergeser ke kiri
4
Mengurangi konsentrasi produk
Menambah konsentrasi produk
Bergeser ke kanan
5
Mengurangi konsentrasi total
Menambah konsentrasi total
Bergeser ke arah yang jumlah molekul terbesar
B. Perubahan Tekanan Adanya penambahan ataupun pengurangan tekanan pada sistem akan menggeser kesetimbangan hal ini bertujuan agar perubahan yang terjadi pada sistem dapat diminimalisir. Aturan-aturan dalam perubahan tekanan
Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volum akan memperbesar konsentrasi semua komponen. Maka sistem akan bereaksi dengan mengurangi tekanan. Untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Jika tekanan dikurangi dengan cara memperbesar volum,maka sistem akan bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara menambah jumlah molekul. Reaksi akan bergeser kerah yang jumlah koefisiennya lebih besar
Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan. Sebagai contoh misalkan ada persamaan A + 2B C + D
Ketika ada penambahan tekanan pada sistem maka kesetimbangan akan bergeser untuk menggagalkan perubahan. Tekanan pada sistem disebabkan oleh adanya tabrakan molekul pada dinding
wadah, jadi semakin banyak molekul yang ada pada wadah tekanan semakin besar untuk i tu sistem dapat bereaksi untuk mendapatkan molekul yang lebih sedikit. Dalam persamaan pada sisi kanan terdapat 3 molekul dan sisi kiri terdapat 2 molekul sehingga untuk mengurangi tekanan harus banyak dihasilkan C dan D sehingga kesetimbangan akan bergeser ke kanan. Sedangkan sebaliknya jika terjadi pengurangan tekanan maka kesetimbangan akan bergeser untuk menaikkan kembali tekanan tersebut. Penaikan tekanan dilakukan dengan cara menambah molekulnya kearah koefisien yang lebih banyak sehingga kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Perubahan volume pada kesetimbangan juga dapat dinyatakan dalam persamaan
() = - (1)
∆v adalah perubahan jumlah mol dalam reaksi, G° e adalah suatu besaran yang positif, x e adalah derajat kelajuan atau perubahan konsentrasi dari posisi kesetimbangan. Jika hasil x e yang didapat positif maka terjadi percepatan derajat kelajuan dan berarti reaksi akan berlangsung ke kanan. Begitu juga sebaliknya. C. Perubahan Suhu
Adanya
perubahan
suhu
pada
sistem
juga
akan
menggeser
kesetimbangan.
Pergeseran
kesetimbangan bertujuan agar sistem kembali pada suhu awalnya. Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm). Contoh : A + 2B
C + D ; ∆H = -250
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa sistem melepaskan panas jadi besifat eksoterm sedangkan untuk arah sebaliknya sistem akan menyerap panas dan bersifat endoterm. Jika terjadi
peningkatan suhu maka kesetimbangan akan bergeser agar temperatur dapat turun kembali. Untuk dapat menurunkan suhu sistem harus dapat menyerap panas. Maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri dimana pada persamaan arah kekiri menunjukkan sifat endoterm yang berarti menyerap panas Sedangkan jika terjadi penurunan suhu, kesetimbangan akan bergeser agar suhu dapat naik kembali. Untuk itu sistem perlu melepaskan panas. Dan kesetimbangan akan bergeser ke arah C dan D dimana sistem bersifat eksoterm ( melepaskan panas). Perubahan suhu juga dapat dirumuskan melalui persamaan
() =
(2)
Jika hasil x e postif maka kesetimbangan berlangsung ke arah kanan,namun jika negatif maka kesetimbangan berjalan ke arah sebaliknya. 2. Pengaruh Gas Inert pada Kesetimbangan
Penambahan gas inert seperti helium, neon, argon dan lain lain mempunyai dampak terhadap kesetimbangan. Hal ini dapat dipadang dalam 2 kasus. A. Penambahan gas inert pada volume konstan Ketika suatu gas inert diberikan pada sistem dalam volume konstan maka tekanan total akan meningkat. Tetapi ketika, konsentrasi dari produk dan reaktan berubah rasio mol terhadap volume tidak berubah. Sehingga, ketika ada penambahan gas inert pda sistem maka kesetimbangan tidak akan bergeser. B. Penambahan gas inert pada tekanan konstan Ketika suatu gas inert diberikan kepada sistem dalam tekanan konstan maka volume total akan meningkat. Dengan begitu jumlah mol per volume pada reaktan dan produk akan berkurang dan kesetimbangan akan bergeser agar terjadi peningkatan kembali jumlah mol per volume Dalam contoh : 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) Pada penambahan gas inert pada sistem pada keadaan tekanan tetap akan menggeser kesetimbangan ke arah produk. Karena jumlah mol produk lebih banyak dari mol reaktan 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
Daftar Pustaka
Effect inert gases on equilibrium. http://www.thebigger.com/chemistry/free-energy-and-chemicalequilibria/what-will-be-the-effect-of-addition-of-inert-gas-on-the-equilibrium-constant/ Le chatelier’s principle. http://www.chemguide.co.uk/physical/equilibria/lechatelier.html Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan. http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/faktorfaktor-pergeseran-kesetimbangan.html
Atkins P., de paula J. Atkins’ Physical Chemistry.pdf Samuel H. Maron & J.B. Lando. Fundamentak of Physical Chemistry. Macmillan Publishing Co. Inc. New York. 1974 S. Dogra. Kimia Fisik dan Soal-soal . Penerbit Univeritas Indonesia. Depok. 1990