PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI
Prinsip-prinsip Admnistrasi dikemukakan oleh dua ahli, yakni
Henri Fayol : Psikologis
Max Weber : Birokrasi
Henri Fayol
Lebih menekankan kepada;
Teknis
Komersial
Keamanan
Financial
Akuntansi
Operasi Administrasi (Manajerial)
Fungsi Manajemen;
POCCC (Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling)
Prinsip Administrasi Fayol:
1. Division of Labor/Work
Pembagian kerja atau spesialisasi meningkatkan produktivitas karena memusatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlian.
2. Authority and Responsibility
Wewenang dan tanggung jawab harus ada dalam pelaksanaan kegiatan. Perlu ada rangsangan untuk kegiatan yang dilaksanakan dengan baik dan sanksi bagi pelaksanaan kegiatan yang tidak baik.
3. Discipline
Disiplin yakni rasa hormat dan taat pada peranan dan tujuan organisasi.
4. Unity of Command
Kesatuan perintah atau komando; bawahan hanya menerima perintah dan bertanggung jawab pada satu atasan.
5. Unity of Direction
Kesatuan arah; perlu adanya kesatuan arah atau pengarahan. Organisasi akan efektif apabila para anggota bekerja sama berdasarkan tujuan yang sama.
6. Subordination of Individual Interest to the Common Good
Mendahulukan kepentingan umum/organisasi di atas kepentingan pribadi.
7. Remuneration
Pengupahan atau penggajian; pembayaran balas jasa harus bijaksana, adil, tidak eksploitatif, dan memuaskan pihak-pihak terkait.
8. Centralization & Decentralization
Perlu diatur keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi.
9. The Hierarchy
Skala Hierarki; hubungan antar tugas disusun atas dasar suatu hierarki atas bawah.
10. Order
Tata Tertib; harus ada order, aturan, ketertiban dalam organisasi.
11. Equity
Keadilan; keadilan bagi personalia, persamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stability of Staff
Stabilitas Jabatan; Perli kelangsungan, keamanan, dan kepastian kerja bagi karyawan.
13. Initiative
Dalam setiap tugas harus dimungkinkan untuk mengadakan prakarsa atau inisiatif.
14. Esprit de Corps
Semangat kelompok; harus ada semangat korps yang menggalang persatuan atau kesetiakawanan, kebanggaan bersama, dan rasa memiliki yang tinggi.
Max Weber
Prinsip-prinsip Administrasi menurut Max Weber:
1. Adanya Pembagian Kerja
Spesialisasi pekerjaan.
2. Adanya Hierarki Posisi
Setiap posisi bawahan dikontrol dan diawasi oleh atasan; Rantai Perintah.
3. Aturan Formal dan Regulasi
Mengatur perilaku pekerja secara sama rata, menjamin kelangsungan dan stabilitas lingkungan kerja, dan mengurangi ketidakpastian performa kerja.
4. Hubungan yang Impersonal
Tidak ada ikatan emosional antara atasan dan bawahan; menjamin kejelasan posisi.
5 Kompetensi khusus dan latihan merupakan kriteria utama kedudukan administratif
Kriteria seleksi yang ketat dan tidak ada pengangkatan dan pemberhentian secara suka-suka.
6. Memperkerjakan karyawan berdasarkan kompetensi
kenyataannya pada saat ini, biasanya hal tersebut dilakukan saat baru membuka lowongan, apabila kompetensi pekerja yang diterima tidak sesuai dalam bidangnya diberikan pelatihan atau bekal terlebih dahulu agar bias menunjang ke depannya.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
Dalam melaksanakan manajemen diperlukan dalil khusus yang dapat dijadikan pedoman oleh para manajer dalam melaksanakan tugasnya, yang disebut Prinsip-Prinsip Manajemen. Menurut Henry Fayol, ada 14 prinsip-prinsip manajemen, yaitu:
Pembagian Kerja (Devision of work)
Wewenamg dan Tanggung jawab (Authority and Responsibility)
Disiplin (Discipline)
Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Mengutamakan Kepentingan Umum Diatas Kepentingan Pribadi (Sub Ordination Of Individual interest to The Command Good)
Pemberian Upah (Remuneration)
Pemusatan (Centralization)
Jenjang Jabatan (The Hierarchy)
Tata Tertib (Order)
Kesamaan (Equity)
Kestabilan Staf (Stability of staff)
Inisiatif (initiative)
Semangat Korps (Esprit de Corps)
Untuk lebih mudah diingat, bagi kita cukup membahas 7 (tujuh) prinsip manajemen sebagai berikut:
Pembagian Kerja (Devision of Work)
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, lebih dahulu diadakan pembagian kerja. Syarat pembagian kerja:
Pekerjaan disesuaikan dengan kemampuan atau keahlian dan pengalaman (The right man on the right place).
Pekerjaan/tugas dibagi habis tanpa ada tumpang tindih.
Memperhatikan keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
Memperhatikan span of control (kemampuan atasan mengawasi bawahannya secara langsung).
Dalam melaksanakan tugas senantiasa dilengkapi dengan wewenang dan tanggung jawab "wewenang tanpa tanggung jawab buta, tanggung jawab tanpa wewenang pincang". Setiap wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada bawahan harus jelas batasannya serta harus menganut prinsip keseimbangan. Apabila wewenang terlalu berlebihan dibanding dengan tanggung jawab yang diterima akan terjadi kesewenang-wenangan. Sebaliknya apabila tanggung jawab berlebihan dibanding dengan wewenang yang diterimanya maka bawahan yang bersangkutan tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
Dalam pembagian pekerjaan harus disertakan dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab. Setiap wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada bawahan harus jelas batasannya serta harus menganut prinsip keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab tersebut.
Apabila wewenang terlalu berlebihan dibandingkan dengan tanggung jawab yang diterima, maka akan terjadi tindakan sewenang-wenang dari pejabat yang menerima wewenang tersebut terhadap bawahannya. Sebaliknya apabila tanggung jawab berlebihan dibandingkan dengan wewenang yang diterima maka bawahan yang menerima wewenang dan tanggung jawab tersebut tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut dengan sebaik-baiknya.
Prinsip Kesatuan Komando (Unity of Command)
Komando atau perintah terhadap bawahan harus sama dari atas sampai bawah (satu bahasa) serta harus berasal dari sumber yang sama/satu. Maksudnya agar dalam pelaksanaan tugas, bawahan tidak bimbang dan ragu serta jelas kemana ia harus bertanggung jawab.
Prinsip KISS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Simplikasi)
Koordinasi ialah segala kegiatan untuk menghimpun dan sekaligus untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan semua sarana atau alat-alat (6M) untuk mencapai tujuan organisasi. Atau usaha kerja sama antara badan atau unit/bagian dalam pelaksanaan tugas tertentu dengan jalan sedemikian rupa sehingga terdapat saling pengertian, saling mengisi, saling membantu dan melengkapi untuk mempermudah mencapai tujuan yang ditentukan.
Integrasi ialah usaha untuk menyatukan berbagai bagian atau unit dalam organisasi sehingga merupakan suatu kebulatan pemikiran maupun tindakan ke arah satu sasaran.
Sinkronisasi ialah usaha untuk menyelaraskan atau menyesuaikan kegiatan dari berbagai bagian guna mencapai keserasian atau keharmonisan tindakan dalam mencapai sasaran.
Simplikasi ialah usaha untuk melakukan penyederhanaan di dalam organisasi maupun penyederhanaan dalam sistem atau cara kerja supaya terjadi penghematan tenaga, waktu dan biaya sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Penyederhanaan ini perlu dilakukan apabila terjadi kelesuan dalam bidang pemasaran, terjadi penurunan produksi sehingga pemasukan tidak sesuai dengan pengeluaran.
Prinsip Tertib dan Disiplin
Suatu ketertiban dan disiplin dalam setiap usaha amat penting, sebab dengan menjalankan tertib dan disiplin pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. Dengan disiplin dan tertib mutu kerja akan mengingkat pula.
Misal semboyan dalam bahasa Latin: UBI URDO DEFICIT NULIA VIRTUS SUFICIT, yang artinya dimana tidak berlaku ketertiban disana tidak akan tercapai mutu yang tinggi.
Prinsip Semangat Kesatuan atau Prinsip Expirit De Korps
Setiap orang yang bekerja sama dalam suatu usaha perlu memiliki jiwa kesatuan, rasa senasib dan seperjuangan, mulai dari tingkat yang paling atas sampai paling bawah. Dengan semangat korps setiap orang akan bekerja dengan senang hati akan timbul inisiatif serta prakarsa untuk memajukan usaha.
Prinsip Keadilan dan Kejujuran
Semangat kesatuan akan terbina jika dalam usaha itu berlaku keadilan dan kejujuran. Adil pula dalam pembagian pendapatan (upah) sesuai dengan berat ringannya tugas dan tanggung jawab seseorang. Kejujuran disini berarti bekerja pertama-tama untuk kepentingan bersama dalam organisasi dan bukan mendahulukan kepentingan pribadi.
PENGGOLONGAN ILMU ADMINISTRASI
Memperhatikan pengertian administrasi pada bab di muka dapat dilihat betapa luas ruang lingkup dari administrasi. Ini dapat dimaklumi karena administrasi sebagai proses kerja sama manusia untuk mencapai Tujuan tertentu, dapat diterapkan baik dalam kegiatan internasional, negara, pemerintah, maupun oleh swasta. Sehingga pembagian administrasi dapat dilakukan berdasarkan bidang-bidang dimana administrasi itu dilaksanakan dan dapat pula dilaksanakan berdasarkan unsur-unsurnya.
Adapun pembagian administrasi dapat dikemukakan berdasarkan pendapat para ahli sebagai berikut :
Drs.Soekarno.K, dalam bukunya "Dasar-Dasar Management" menegmukakan penggolongan administrasi dengan memandang dari segi obyek administrasi, sehingga beliau membagi Administrasi menjadi 3 golongan besar yaitu :
Administrasi yang berobyek kenegaraan (Public Administration) dapat dibagi :
Administrasi Pemerintahan, terdiri dari :
Administrasi sipil, ialah keseluruhan aktifitas yang dilakukan oleh departemen-departemen, jawatan-jawatan sampai kepada aktifitas-aktifitas camat-camat dan lurah-lurah.
Administrasi Militer (Angkatan Bersenjata) yang terdiri dari Administrasi Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Kepolisian.
Administrasi Perusahaan ( Negara ).
Administrasi perusahaan adalah seluruh aktifitas yang bergerak di bidang perusahan-perusahan yang pada hakekatnya dapat di golongkan berdasarkan gerak usaha di bidang produksi, distribusi, transport, perbankan dan asuransi.
Administrasi yang berobyek swasta / Niaga (Business Administratio) dapat dibagi menjadi :
Administrasi Perusahaan.
Administrasi Perusahaan adalah aktifitas-aktifitas di bidang produksi, transport, , perbankan dan sebagainya. Yang pada hakekatnya sama dengan ruang gerak Administrasi Perusahaan Negara.
Administrasi bukan perusahaan / Non Niaga, biasanya cenderung kearah usaha social seperti : Administrasi Sekolah Swasta, Rumah Sakit, dan sebagainya.
Administrasi yang berobyek Internasional (International Administration).
Termasuk di dalamnya seluruh aktifitas yang bergerak di bidang internasional seperti UNESCO, UNICEF, IMF, ILO, dan sebagainya yang dilakukan PBB, juga Asia Games.
Prayudi Atmosudirdjo, membagi Ilmu Administrasi sebagai berikut :
Ilmu Administrasi Public yang meliputi :
Ilmu Administrasi (Public) International.
Ilmu Administrasi (Public) Nasional, ini dibagi :
Ilmu Administrasi negara umum.
Ilmu Administrasi Daerah (Otonom).
Ilmu Administrasi Negara Khusus.
Ilmu Administrasi Privat, yang meliputi :
Ilmu Administrasi Niaga (Business Administration).
Ilmu Administrasi Privat Non Niaga.
Lebih lanjut beliau membagi Ilmu Administrasi dalam 7 cabang, yaitu :
Ilmu Administrasi Umum atau Ilmu Top Management.
Ilmu Organisasi.
Ilmu Management.
Ilmu Tata Usaha.
Ilmu Sejarah Administrasi.
Ilmu Ensiklopedi Administrasi.
Ilmu Filasafat Administrasi.
Sumber :
http://boewana.blogspot.com/2013/01/prinsip-prinsip-manajemen.html
http://innsn.wordpress.com/2012/09/20/prinsip-prinsip-administrasi/
http://fatjrint.blogspot.com/2012/05/makalah-pembidangan-ilmu-administrasi.html