LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
TEKNIK PERHITUNGAN MIKROBA
Oleh
ANIDA HUMAIRAH
05031281320009
KELOMPOK 1
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
I . PENDAHULUAN
Latar Belakang
Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan organisme mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan organisme akuatik perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri tersebut (Umam, 2008).
Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu harus mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan langsung dengan menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan sebar.
Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.
Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah metode hitung pada cawan petri (standard plate count), metode pengamatan langsung dengan kaca objek atau metode hitung dengan menggunakan haemocytometer, metode ukur kekeruhan (turbidimetri) menggunakan spektrophotometer dan metode jumlah perkitaan terdekat.
Dalam praktikum kali ini menggunakan metode hitung koloni dicawan petri ( standar/viable plate count methond ) dan spektrofotometer ( turbidimeter ), kedua metode ini sering sekali digunakan karena kedua metode ini terhadang menghasilkan hasil perhitungan yang mirip namun keduanya mempunyai prinsip yang berbeda.
Adapun tujuan praktikum perhitungan jumlah bakteri kali ini ialah mengetahui berbagai cara menghitung jumlah sel dari biakan suatu bakteri (Dwidjoseputro, 1994).
Tujuan
Menghitung dan memahami cara perhitungan mikroba dengan metode hitungan cawan metode hemasitometer dan metode MPN
II .PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium mikrobiologi pada hari Senin tanggal 22 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB sampai selesai di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1.) inkubator, 2.) pipet mikro 3.) pipet volume 4.) pemanas bunsen 5.) tabung reaksi 6.) timbangan.
Bahan yang digunakan pada praktikm kali ini adalah : 1.) aquadesh 2.) sampel.
Cara Kerja
Contoh yang telah diencerkan disiapkan
Cawan petri diberi kode masing-masing per tingkat pengenceran.
Larutan contoh diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri
Kemudian ditambahkan media yang telah mencair sebanyak 10-15 ml ke dalam cawan petri,di campur baik-baik dan hati-hati
Media dibiarkan mengeras baru kemudian dibalik.
Cawan petri tersebut diletakkan didalam incubator (Temperatur Kamar) selama 24 jam.
Jumlah koloni yang hidup dihitung. Yang dipakai adalah koloni sejumlah antara 30-300 per cawan petri dihitung.
Apabila terdapat jumlah koloni yang menyebar,dihitung sebagai satu koloni. Namun apabila penyebaran lebih dr 25% perhitungan tidak dapat digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum tehnik perhitungan mikrobia adalah:
Tabel 1. Hasil Perhitungan Mikrobia Pour Plate Method
Kelompok
Pengenceran
10-5
10-6
I
211
53
II
155
174
III
Pecah
159
IV
36
69
Tabel 2. Hasil Perhitungan Mikrobia Spread Methode
Kelompok
Pengenceran
10-5
10-6
I
24
50
II
38
67
III
116
62
IV
101
203
Tabel 3. Hasil Perhitungan Mikroba dengan Metode Hemasitometer
Kelompok
Jumlah Koloni (sel/mm3)
I
7,5 x 105
II
8 x 105
III
11 x 105
IV
8,5 x 105
Tabel 4. Hasil Perhitungan Mikroba dengan Metode MPN (Most Probable Number)
Kelompok
Sampel
Hasil
Total (MPN/ml)
A
B
C
I
Air Aqua
0
0
0
<0,03
II
Air WC
2
0
0
0,091
III
Air Cuci Piring
3
3
2
11,00
IV
Air keran
2
3
0
0,29
Pembahasan
Penghitungan jumlah mikroba tidak langsung bukanlah menghitung satuan sel mikroba namun koloni yang terberbentuk dari satuan sel. Koloni yang tumbuh di dalam suatu medium itu tidaklah selalu berasal dari satu sel mikroorganisme, karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung untuk berkelompok atau berabtai. Bila ditumbuhkan pada suatu medium dengan lingkungan yang sesuai, maka kelompok bakteri ini hanya akan menghasilkan satu koloni saja. Berdasarkan hal tersebut sering kali digunakan istilah Colony Forming Units (CFU) yang digunakan untuk perhitungan jumlah mikroorganisme hidup (Dwidjoseputro 1994).
Perhitungan jumlah mikroorganisme ini seringkali digunakan pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan botol pengenceran seperti lazimnya pada Standart Plate Count (SPC), namun dapat pula menggunakan tabung reaksi. Pada pengenceran dengan menggunakan tabung yang berisi cairan fisiologis dan terlebih dahulu dikocok dengan baik sehingga kelompok sel dapat terpisah. Pengenceran sel dapat membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah mikroorganisme yang benar. Namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah koloni yang umumnya relatif rendah (Baroroh, 2004).
Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang mana ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Setelah itu, penghitungan dengan teknik sebar. Agar sebar, sebanyak 0.1 ml sampel ditaruh pada permukaan agar yang sudah memadat dalam cawan petri. Kemudian sampel ditaruh pada permukaan agar yang sudah memadat dalam cawan petri, lalu sampel diratakan di atas permukaan media tersebut dengan bantuan alat perata (Lay 1994). Alat bantu untuk meratakan suspensi mikroba pada praktikum ini menggunakan sprider. Kemudian setelah diinkubasi selama 24- 48 jam, amati koloni yang tumbuh dan koloni yanng diamati hanyalah koloni yang berjumlah 30- 300 koloni (Gobel 2008).
Suatu medium cair akan berubah menjadi keruh sedangkan medium yang padat paada umumnya akan memperlihatkan pertumbuhan, baik itu pada permukaan dari medium maupun di dalam medium tersebut (Hadioetomo 1996). Cawan petri yang berisi media yang steril sebelumnya berubah menjadi media yang terlihat keruh. Mikroba yang telah diinkubasi mengalami pertumbuhan sehingga memenuhi permukaan agar. Sampel yang berasal dari air sungai pada hari penghitungan menghasilkan jumlah terlalu banyak untuk dihitung (TBUD). Jumlah koloni yang terbentuk telah menutupi permukaan media sehingga bukan koloni yang kecil lagi. Hal yang sama juga terjadi pada sampel yang berasal dari air talenan dan air rendaman tahu. Hal yang sama terjadi pada air cucian sayur yang pada pengenceran 10-7 menghasilkan 109 CFU/mL dengan jumlah koloni sebanyak 67.
Berdasarkan Jumlah Koloni
Cara ini paling umum digunakan untuk perhitungan jumlah mikroba. Dasarnya adalah membuat suatu seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10 dari masing-masing-masing pengenceran diambil 1 cc dan dibuat taburan dalam Petridis (pour plate) dengan medium agar yang macam dan caranya tergantung pada macamnya mikroba. Setelah diinkubasikan dihitung jumlah koloni tiap Petridis dari masing-masing pengenceran.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan praktikum ini adalah :
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada metode agar, sehingga sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.
Jumlah mikroba dalam sampel ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni dengan actor pengenceran pada cawan yang bersangkutan.
Koloni bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni.
Pertumbuhan diartikan sebagai penambahn atau dapat dihubungkan dengan penambahan ukuran, jumlah bobot, massa, dan banyak parameter lainnya dari suatu bentuk hidup.
Penghitungan jumlah mikroba tidak langsung bukanlah menghitung satuan sel mikroba namun koloni yang terberbentuk dari satuan sel.
DAFTAR PUSTAKA
Balbach,M & L.C.Bliss. 1996. A Laboratory manual For Botany. Saunders collage publishing, New York.
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.2013.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar dasar mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia: Jakarta.
Gobel, Risco, B., dkk., 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Prakte. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Maria Noman, 2004. Mikrobiologi Umum. Jakarta Indonesia.