BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu kimia ada beberapa campuran yang dapat dipisahkan antara lain adalah memisahkan zat padat dari suatu suspensi, memisahkan zat padat dari larutan, memisahkan zat cair, memisahkan campuran dua jenis larutan dan yang terakhir kromatografi. Didalam praktikum ini kita akan mempelajari kromatografi-kromatografi secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu cromos yang berarti warna dan graphos yang berarti tulis. Jadi, kromatografi adalah teknik pemisahan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi komponenkomponen yang dipisahkan, diantara dua fase, yaitu fase gerak dan fase diam. Kromatografi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan jenis fase yang terlibat, antara lain : •
Kromatografi gas-cair
•
Kromatografi gas-padat
•
Kromatografi cair-cair
•
Kromatografi cair-padat Selain itu penggolongan Kromatografi yang didasarkan pada tekhnik
yang digunakan, dapat digolongkan menjadi dua yaitu kromatografi kolom dan kromatografi planar. Penggolongan Kromatografi berdasarkan tekhnik pemisahan adalah kromatografi kolom adsorpi dan kromatografi kolom partisi.
40
Dalam perbedaan kali ini akan dilakukan perhitungan jarak pelarut dan komponen-komponen noda yang dipisahkan, sehingga dapat diketahui faktor-
factor
yang
mempengaruhi
perbedaan
jarak
pelarut
ketika
menggunakan pelarut polar, non polar,dan semi polar. Selain itu kita juga akan menghitung nilai Rf dari masing-masing percobaan. Setelah itu akan diketahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai Rf pada percobaan kali ini. Diharapkan dengan percobaan kali ini, pengetahuan mengenai kromatografi dapat lebih mendalam.
1.2 Tujuan − Memisahkan campuran dengan teknik kromatografi. − Mengetahui fase diam dan fase gerak dari setiap percobaan. − Mengetahu prinsip “like dissolved like”. − Menghitung nilai Rf dari setiap percobaan.
41
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Kimia
analitik
adalah
ilmu
kimia
yang
mengidentifikasi
dan
memisahkan zat menjadi komponen-komponen dan penentunya lebih lanjut. Dengan analisis sebenarnya pemisahan diusahakan seminimal mungkin, sebagai gantinya digunakan taknik mashing, pengendalian Ph, dsb. Tetapi 42
meskipun deimikian pemurnian dan isolasi suatu zat. Teknik- teknik pemisahan seperti ditunjukkan oleh kemajuan dalam bidang kimia, tergantung pada berbagai sifat fisika dan kimia molekul-molekul sampel. Pemilihan teknik yang digunakan tergantung pada banyak sedikitnya sampel, selektivitas metode resolusi dan kepraktisan prosedurnya. Kromatogarafi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom. Perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromtogram. Istilah kromatografi mula-mula ditemukan oleh Michael Tswett (1908), seorang ahli botani Rusia ia telah memisahkan klorofil dan pigmen-pigemn lain dari ekstrak tanaman dengancara ini. Teknik kromatografi ini bermanfaat sebagai cara untuk menguraikan suatu campuran. Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase. Salah satu fase adalah fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran terserap pada permukaan partikel-partikel atau terserap di dalam pori-pori partikel atau disebut adsorpsi (penyerapan). Laju perpindahan suatu molekul suatu zat terlarut tertentu di dalam kolom atau lapisan tipis zat menyerap secara langsung berhubungan dengan bagian molekul-moleku tersebuat di anatara fase bergerak dan fase diam. Jika ada perbedaan penahanan secara selektif maka masing-masing komponen akan bergerak sepanjang kolom dengan laju yang tergantung pada karakteristik masing-masing penyerap. Jika pemisahan terjadi masing-masing komponen keluar dari kolom pada interval waktu yang berbeda, mengingat bahwa proses keseluruhannya adalah fenomena migrasi secara differensial yang dihasilkan oleh tenaga pendorong tidak selektif berupa aliran fase bergerak.
43
Klasifikasi Metode Kromotografi Metode-metode kromotografi tidak dapat dikelompokan dengan hanya meninjau satu macam sifat. Artinya kita dapat menyatakan tehnik-tehnik kolom seperti destilasi , ekstrasi pelarut, penukar ion ke dalam satu kelas, tetepi tehnik tersebut dapat juga diklasifikasikan berdasarkan metode-metode disfensial migration.Pada semua metode-metode diferensial migration. Pada semua metode –metode disferensial migration, pemisah berbagai komponen campuran
yang
berfungsi
pada
berbagai
medium
tergantung
pada
karakteristik laju individual komponen-komponen, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam klasifikasi, sesungguhnya terjadi tidak hanya satu fisis saja yang ditinjau pemisahan. Semua metode-metode pemisahan di klasifikasikan seperti dalam table ( 1 ) di dasarkan pada sifat fisiknya dan pemisahan fasenya. Tabel (1) Klasifikasi
Pemisahan Fase Kedua No.
Dasar
Dengan Panas
1.
Penguapan
2.
Koefisien Partisi
-
Penukaran
-
Aktivitas Permukaan
-
Ukuran Molekular
-
Migrasi
-
3. 4. 5. 6.
Destilasi
Dengan Reagen Kromatografi Gas Penukaran Ion Adsorpsi pada kromatografi Filtrasi gel analisis engklusi ion -
Membedakan dalam Fase Tunggal Dengan Konsentrasi bidang tidak batas seragam -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Elektroforesis 44
Listrik Dibandingkan
dengan
metode
pemisahan
secara
keseluruhan.
Klasifikasi metode kromatografi relative lebih sederhana. Fase gerak dapat berupa cairan atau gas, sedangkan fase diam dapat berupa cair atau padat. Jadi kita memiliki kombinasi cair-cair, cair-padat, gas-cair, gas-padat. Jika pemisahan terutama meliputi suatu partisi sederhana antara fase diam dan fase gerak cair juga, maka kromatgrafi ini dikenal sebagai kromatografi partisi. Jika gaya fisika ke permukaan terutama meliputi kemampuan retensi dari fase diamnya, maka proses tersebut sebagai kromatografi adsorpsi. Jika fase bergeraknya adalah gas, metode ini disebut sebagai kromatografi gas cair atau kromatografi gas padat. Untuk senyawa yang mudah menguap, kromatografi gas merupakan cara yang menawarkan resolusoi tinggi, waktu analisis pendek dan kepekaan di daerah ppm. Metode kromatografi cair memanfaatkan fase gerak cair untuk menggeser sampel sepanjang kolam partisi yang di isi oleh pengadsorpsi padat atau zat padat yang diselimuti seperti dalam HPLC. Di dalam kromatografi, pertukaran ion ikatan kimia heteropolar terbentuk rversibel antara komponen-komponen ion di dalam fase bergerak dan fase diam. Penyerapan gel atau filtrasi gel adalah suatu contoh kromatografi ekslusi. Kromatografi kertas dan kromatografi kertas tipis adalah contohcontoh kromatografi partisi. Sutu deskripsi singkat dari metode pemisahan akan dibahas berikut ini untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar dan aspekaspek analitik masing-masing metode. •
Ditilasi Adalah penguapan zat cair dan kondensasi dari uap kembali ke fase
cair. 45
•
Ekstraksi.
•
Kromatografi. Adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan
kemampuan adsorpsi terhadap terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromatogram. Prinsip kromatografi adsorpsi berhubungan juga dengan bidang-bidang lain seperti kromatografi zat padat. Pemisahan campuran ionic atau bermuatan dengan differensial migration di bawah pengaruh gaya pendorong potensial listrik telah dikembangkan. Pertama meliputi migrasi bebas dalam medium homogeny dan migrasi kedua yang terjadi pada medium berpori yang stabil. Pertama disebut sebgai elektro fase dan yang kedua dikenal sebagai ionoforesis atau elektrokromatografi. Teknik yang kedua banyak dalam pemisahan. •
Teknik Ring Oven Teknik ini berkaitan dengan pengujian suatu tetesan tunggal larutan
pada suatu kertas, penyaring untuk mengetahui komponen-komponen larutan. •
Zone Melting Di sini dua wilayah tertentu yang meliputi penampang lintang suatu zat
di lelehkan dan dengan perlahan-lahan digerakan sepanjang batang zat padat. Zat terlarut akan di bebaskan pada saat pembekuan pada bidang batas padat, cair, dan terbawa sepanjang wilayah serta akan mengumpul suatu wilayah dengan koefisien partisi adalah :
46
Dimana : Am = Luas wilayah fase bergerak As = Luas wilayah fase diam, jadi
Prinsip Kromatografi Kromatografi adalah cara pemisahancampuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campurantersebut diantara dua fase, yaitu fase diam(stationary) dan fase gerak(mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam teknik kromatografi, sampel yang merupakan campuran dari berbagai macam komponen ditempatkan dalam situasi dinamis dalam sistem yang terdiri dari fase diam dan fase gerak. Semua pemisahan pada kromatografi tergantung pada gerakan relative dari masing masing komponen diantara kedua fase tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan (terhambat) lebih lemah oleh fase diam akan bergerak lebih cepat dari pada komponen yang tidak tertahan lebih kuat. perbedaan gerakan (mobilitas) antara komponen yang satu dengan yang lainnya disebabkan oleh perbedaan dalam adsorpsi, partisi , kelarutan atau penguapan di antara 47
kedua fase. Jika perbedaan-perbedaan ini cukup besar, maka akan terjadi pemisahan secara sempurna . Oleh karena itu dalam kromatografi, pemilihan terhadap fase bergerak maupun fase diam perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen bisa bergerak dengan kecepatan yang berbedabeda agar dapat terjadi proses pemisahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses migrasi differensial dinamis dalam sistem dalam mana komponen– komponen cuplikan ditahan secara selektif secara fase diam. Kromatografi kromatografi
juga dapat didasarkan atas prinsipnya, misalnya
partisi (partition chromatography) dan kromatografi serapan
(adsorptionchromatigraphy
).
Sedangkan
menurut
teknik
kerja
yang
digunakan, misalnya kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis ( KLT ) , kromatografi kertas dan kromatogafi gas
Jenis-jenis Kromatografi 48
Fase Bergerak Gas
Fase Diam
Prinsip
Teknik Kerja
Padat
Adsorpsi Adsorpsi, Partisi
Kromatografi gas-padat Kromatografi kolom, KLT, dan kromatografi kertas
Cair
Padat
Cair
Cair
Partisi
Kromatografi kolom, KLT, dan kromatografi kertas
Gas
Cair
Partisi
Kromatografi gas-cair
Selain cara klasifikasi di atas juga
yang digabung, misalnya
kromatografi partisi gas cair, kromatografi partisi cair –cair , kromatografi adsorpsi cair-padat dan lain-lain. Juga dikenal kromatografi penukar ion dan kromatografi filtrasi gel yang prinsipnya berbeda dari prinsip kromatografi yang telah disebutkan sebelumnya . Kromatografi Kertas Pada tahun 1944, Croslen dan Martin memperkenalkan dengan memperkenalkan teknik dengan kertas penyaring sebagai penunjang fase diam dan fase gerak, berupa cairan yang diserap antara struktur pori kertas. Sampel sebanyak lebih kurang 1 mL di depositkan pada kertas saring dan akan mengalir bersama pada sistem pelarut. Meskipun zat-zat yang terrecovery tidak betul-betul murni, dia dimanfaatkan juga untuk uji kalitatif dan kuantitatif. Keterbatasan metode ini adalah waktu yang relatif lama dan resolusinya yang rendah. Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirnya fase bergerak. Berbagai macam kertas yang komersial tersedia adalah whatman 1, 2, 31 dan 3 mm. 49
kertas asam asetil, kertas silicon, dan kertas penukar ion juga digunakan. Tersedia juga kertas selulosa murni, kertas selulosa murni yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Zat-zat hidrofobik dapat dipisahkan pada kedua jenis kertas terakhir ini. Kertas asam asetil atau kertas silicon dapat digunakan untuk zat-zat hidrofobik, sedangkan unutk reagen yang korosif, kertas serat kaca dapat digunakan untuk memilih kertas yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan. Seringkali nilai Rf berbeda dari satu kertas ke kertas lainnya. Pengotor yang terdapat pada kertas saring adalah ion-ion Ca2+, Mg2+. Fe3+, dan Cu2+, kertas seharusnya penolak air.
50
BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat − Gelas Kimia 100 mL 51
− Gunting − Penggaris − Alat Tulis
3.1.2 Bahan-bahan − Tinta Hitam − Tinta biru − Tinta merah − Ekstrak bunga mawar − Akuades − Etanol − Dietil eter
3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1 Kromatografi dengan pelarut akuades − Dipotong kertas saring persgi panjang denga panjang 10 cm
dan lebar 8 cm. − Diberi garis batas 1 cm dari bawah ke atas. − Diberi noda (titik) sampel yang kecil pada garis batas. − Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang telah diisi akuades yang tingginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tegak lurus.
52
− Dibiarkan air merembes naik hingga sekitar 1 cm dibawah batas atas kertas. − Diambil dan dikeringkan. − Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen noda yang dipisahkan. − Di hitung harga Rf dari masing-masing noda.
3.2.2 kromatografi dengan pelarut etanol. − Dipotong kertas saring persegi panjang dengan panjang 10 cm
dan lebar 8 cm. − Diberi garis batas 1 cm dari bawah ke atas. − Diberi noda (titik) sampel yang kecil pada garis batas. − Dimasukkan kertas saring dalam gelas kimia yang telah diisi
etanol yang tingginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tegak lurus. − Dibiarkan etanol merembes naik hingga sekitar 1 cm di bawah batas atas kertas. − Diambil dan dikeringkan. − Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen yang dipisahkan. − Dihitung harga Rf dari masing-masing noda.
3.2.3 Kromatografi dengan pelarut dietil eter.
53
− Dipotong kertas persegi panjang dengan panjang 10 cm dan lebar 8 cm. − Diberi garis batas 1 cm dari bawah ke atas. − Diberi noda (titik) sampel yang kecil pada garis batas. − Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang telah diisi dietil eter yang tingginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tegak lurus. − Dibiarkan dietil eter merembes naik hingga sekitar 1 cm di bawah garis batas atas kertas. − Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen noda yang dipisahkan. − Dihitung harga Rf dari masing-masing noda.
54
BAB 4 HASIL DAN PENGAMATAN 4.1 Hasil Pengamatan
PERLAKUAN
PENGAMATAN
1. Kertas saring yang diberi noda
- Noda (titik) tinta yang dimasukkan
tinta spidol warna dan ekstrak
ke dalam beker gelas merembes
bunga mawar dimasukkan ke
naik
dalam beker gelas yang diisi
ketinggian masing-masing. Tinta
akuades setinggi 0,5 cm.
merah = 8,7 cm; tinta biru = 9 cm;
ke
atas
kertas
dengan
tinta hitam = 9,3 cm; ekstrak
55
bunga mawar = 8 cm. - Disini yang berperan sebagai fase
diam adalah kertas saring. Dan yang berfungsi sebagai fase gerak adalah
noda
tinta
dari
spidol
2. Kertas saring yang diberi noda
warna dan ekstrak bunga mawar. - Noda (titik) tinta yang dimasukkan
tinta spidol warna dan ekstrak
ke dalam beker gelas merembes
bunga mawar dimasukkan ke
naik
dalam beker gelas yang berisi
ketinggian masing-masing. Tinta
etanol setinggi 0,5 cm.
merah = 5,1 cm; tinta biru = 7,3
ke
atas
kertas
dengan
cm; tinta hitam = 6,8 cm; ekstrak bunga mawar = 7 cm. - Disini yang berperan sebagai fase diam adalah kertas saring dan yang berfungsi sebagai fase gerak adalah noda tinta dan ekstrak bunga mawar. Pelarut bersifat 3. Kertas saring yang diberi noda
semipolar. - Noda tinta dan ekstrak bunga
tinta spidol warna dan ekstrak
mawar merembes naik ke atas
bunga mawar dimasukkan ke
kertas dengan ketinggian masing-
dalam beker gelas yang diisi
masing. Tinta merah = 2 cm; tinta
dietil eter setinggi 0,5 cm.
biru = 0 cm; tinta hitam = 1,8 cm; ekstrak bunga mawar = 1 cm. - Disini yang berperan sebagai fase diam adalah kertas saring. Fase geraknya adalah noda tinta warna 56
dan ekstrak bunga mawar. Pelarut bersifat nonpolar dan volatile.
4.2 Perhitungan •
Percobaan dengan pelarut akuades
•
Percobaan dengan pelarut etanol
57
•
Percobaan dengan pelarut dietil eter
4.3 Pembahasan Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromatogram. Kromatogram juga dapat dikatakan sebagai cara pemisahaan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen 58
campuran tersebut diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak berupa zat cair atau gas. Fase gerak adalah fase yang cenderung menghanyutkan campuran. Contohnya dalam percobaan ini adalah akuades, etanol, dietil eter fase diam adalah fase yang cenderung menahan komponen campuran contohnya dalam percobaan ini adalah tinta hitam, biru, merah, dan ekstrak bunga mawar. Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak berupa zat cair atau gas. Penggolongan kromatografi yang didasarkan pada jenis fase yang terlibat, dibedakan menjadi a) kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa dan fase diamnya berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert. b) Kromatografi gas padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan, yang dapat menyerap. c) Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert. d). Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa gas dedangkan fase diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat menyerap. Pelarut berupa akuades bersifat polar. Palarut ini mengakibatkan komponen bermigrasi lebih cepat ( lebih jauh ). Pelarut yang bersifat polar memiliki nilai Rf yang lebih tinggi dari pelarut yang semipolar ataupun yang nonpolar. Pelarut berupa etanol bersifat nonpolar, memiliki nilai Rf yang paling kecil. Like dissolved like adalah gejala suatu zat pelarut yang bersifat polar memiliki tendensi lebih mudah melarutkan solute yang bersifat polar juga.
59
Pelarut yang bersifat nonpolar memiliki tendensi lebih mudah melarutkan solute yang bersifat nonpolar juga. Pada percobaan pertama, digunakan pelarut berupa akuades yang bersifat polar. Noda tinta warna dan ekstrak bunga mawar merembes naik ke atas kertas dengan ketinggian masing-masing. Rf tinta merah = 1,0875; Rf tinta biru = 1,125; Rf tinta hitam = 1,1625, ekstra bunga mawar = 1. Disini yang berperan sebagai fase diam adalah kertas saring dengan akuades ( pelarut ), dan fase gerak adalah tinta spidol warna dan ekstrak bunga mawar. Pada percobaan kedua digunakan pelarut etanol yang bersifat semipolar. Noda (tinta dan ekstrak mawar) menetes naik ke atas kertas dengan ketinggian yang lebih rendah dari pelarut polar. Akibatnya nilai Rf lebih rendah. Rf tinta hitam = 0,85; tinta biru = 0,9125; tinta merah = 0,6375. Disini yang berpungsi sebagai fase diam adalah kertas saring dan etanol (pelarut), Fase geraknya adalah noda (tinta dan ekstrak mawar) Pada percobaan ketiga digunakan palarut dietil eter yang bersifat non polar. Noda (tinta dan ekstrak mawar) menetes naik keatas naik keatas kertas saring dengan ketinggian yang lebih rendah dari pelarut polar dan semi polar tadi. Rf tinta merah = 0,25; tinta biru= 0,125; tinta hitam = 0,225; ekstrak mawar = 0,125. Fase diamnya adalah kertas saring dan dietil eter. Sedangkan fase geraknya adalah noda (tinta dan ekstrak mawar). Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah kehadiran ion lain, misalnya adanya klorida dalam pemisahan yang dilakukan dengan larutanlarutan nitrat; keasaman larutan aslinya, ini dapat disebabkan oleh kebutuhaan akan asam dalam pembentukan komplek yang dapat larut dalam pelarut organic, untuk mencegah hidrolisis garam; waktu melakukan percobaan untuk sepotong kertas, kadang-kadang harga Rf meningkat dengan
pertambahan
waktu
dan
ini
mungkin
berpadanan
dengan 60
berkurangnya laju gerak garis depan pelarut; Adanya kation-kation lain dan kosentrasi mereka. Rf adalah jarak yang ditempuh, komponen setiap jarak yang ditempuh pelarut.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan a. Kromatografi
adalah
teknik
pemisahan
suatu
zat
yang
didasarkan pada perbedaan migrasi-migrasi komponen-komponen yang dipisahkan diantara dua fase yaitu, fase diam dan fase gerak. b. Fase diam adalah fase pada teknik kromatografi yang berfungsi sebagai penyerap. Fase ini cenderung menahan komponen campuran. Fase gerak adalah fase yang membawa migrasi komponen
yang
akan
dipisahkan,
fase
ini
cenderung
menghanyutkan campuran. c. Kromatografi didasarkan pada prinsip perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan diantara dua fase diam dan fase gerak, seperti prinsip “like dissolved like” yaitu komponen polar hanya dapat dilarutkan dengan baik oleh pelarut polar dan komponen nonpolar hanya dapat dilarutkan dengan baik oleh pelarut nonpolar. 61
d.
Nilai Rf berbanding terbalik dengan polaritas komponen. Semakin nonpolar suatu komponen, maka semakin besar nilai Rfnya begitupun sebaliknya.
5.2 Saran a. Disarankan agar air jeruk digunakan juga sebagai komponen yang akan dipisahkan. Karena air jeruk dapat menghantarkan listrik ( bersifat polar ). b. Disarankan agar dalam percobaan selanjutnya, kita dapat
menggunakan tinta cumi dan memakai pelarut heksana yang bersifat semipolar. c. Disarankan agar dalam percobaan selanjutnya, kita dapat menggunakan kertas asam asetil, kertas silicon, kertas penukar ion, kertas selulosa murni sebagai kertas saring.
62
63
DAFTAR PUSTAKA
•
Adnan,Mochamad. 1997. Teknik Kromatografi.Edisi 1. Jogyakarta:Andi
•
Khopkan,SM. 2003. Konsep Dasar Kimia analitik. Jakarta:Universitas Indonesia Press:Jakarta
•
Keenan,Charles,W.1979.Ilmu
Kimia
Untuk
Universitas.
Jakarta:
Erlangga •
Yazid,Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Jogyakarta:Andi
LEMBAR PENGESAHAN
Samarinda, 22 Oktober 2008 Mengetahui Asisten,
Praktikan,
64
Isa Junita
Tuti Widayanti
05.5145101864.08 0809045050
65