LAPORAN PRAKTIKUM II FARMAKOLOGI
Disusun oleh :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014 – 2015 PRAKTIKUM II MULA KERJA, PUNCAK EFEK DAN LAMA KERJA OBAT ANALGETIK PADA PEMBERIAN PER ORAL DAN INTRAPERITONEAL I.
T!"# !"# I#$% I#$%& &'$ '$() ()#" #"** K+ K+$ $$ $ Membedakan mula kerja (onset of action), puncak efek (peak effect), lama kerja obat (duration of action) analgesik pada pemberian per oral dan intraperitoneal
II. P#-" #-"+ +*" *"# # Efek farmakologik obat merupakan fungsi dari konsentrasi obat di tempat kerja obat. Ada 3 fase ang didapatkan dari hubungan !aktu dan ef ek obat aitu: ". Mula kerja kerja obat adalah adalah !aktu !aktu ang ang diperlukan diperlukan antara antara saat obat obat diberikan diberikan dan dan saat pertama kali didapatkan tanda obat berespon. #ase ini lebih ditentukan
oleh kecepatan absorbsi dan distribusi daripada ekskresi. $etapi pada prodrug kecepatan metabolisme juga berpengaruh besar pada fase ini. %. &unc &uncak ak kerja kerja obat obat adal adalah ah!a !akt ktu u ang ang dipe diperl rluk ukan an menc mencap apai ai inte intens nsit itas as efek efek maksim maksimal al obat, obat, dimana dimana pada pada sebagi sebagian an besar besar obat obat akan akan didapa didapatka tkan n ketika ketika konsentrasi obat di tempat kerja obat mencapai konsentrasi maksimal. 'aktu ang diperlukan untuk mencapai fase ini ditentukan oleh keseimbangan antara proses ang berperan pada sampaina obat pada tempat kerja obat (kecepatan absorbsi dan distribusi) dan pada proses obat meninggalkan tempat kerja dan tubuh (ikatan dengan reseptor dan kecepatan ekskresi) 3. ama kerja kerja obat adalah adalah jangka jangka !aktu !aktu dari dari mula kerja kerja obat hingg hinggaa respon obat obat berakhir. #ase ini lebih ditentukan oleh kecepatan ekskresi obat, meskipun fase fase ini ini juga juga dapa dapatt dipe dipeng ngar aruh uhii oleh oleh adan adan a abso absorb rbsi si obat obat ang ang terus terus berlangsung. Mula kerja, puncak efek, lama kerja obat dipengaruhi oleh kecepatan absorpsi, distri distribus busi, i, metabo metabolism lism dan ekskre ekskresi si obat. obat. ecepat ecepatan an absorp absorpsi si di pengar pengaruhi uhi oleh oleh banak faktor dan faktor terbesar adalah kelarutan obat dalam lemak. *bat diabsorpsi teru teruta tama ma dii dii usus usus halu haluss karen karenaa perm permuk ukaa aann nna a luas. luas. +ika +ika obat obat dibe diberi rika kan n secar secaraa intraena maka obat masuk kedalam darah dan secara cepat terdistribusi ke dalam jaringan. Distribusi Distribusi obat keseluruh tubuh terjadi saat obat mencapai mencapai sirkulasi. sirkulasi. -olume distribusi adalah olume ang menunjukkan distribusi obat. Apabila nilai - / 0 menunjukkan bah!a obat dipertahankan dalam kompartemen askuler, sementara - 1 0 menunjukkan bah!a distribusi di seluruh cairan tubuh total atau konsentrasi pada jaringan tertentu. Metabolisme Metabolisme obat mempun mempunai ai % efek penting. penting. *bat menjadi lebih hidrofilik, hidrofilik, hal ini memper mempercepa cepatt ekskre ekskresin sina a melalu melaluii ginjal. ginjal. arena arena metabo metabolit lit ang ang kurang kurang larut larut dalam lemak tidak mudah di reabsorpsi dalam tubulus ginjal. Metabolit umumna kurang kurang aktif aktif dari dari pada pada obat obat aslin aslina. a. Akan Akan tetapi tetapi,, tidak tidak selalu selalu seperti seperti itu, itu, kadang kadang metabo metabolit lit sama aktifn aktifnaa dari dari pada pada obat obat asli sebagai sebagai contoh contoh dia2epam. dia2epam. &rodrug &rodrug bersifat aktif sampai dimetabolisme dalam tubuh menjadi obat aktif. ebagai contoh leadopa aitu obat anti &arkinson dimetabolisme menjadi dopamine. 4ati merupakan organ utama untuk metabolism obat. Ekskresi obat dibagi menjadi dua ekskresi aitu: Ekskresi ginjal dan ekskresi bilier. Ekskresi Ekskresi ginjal memegang tanggung ja!ab untuk eliminasi sebagian besar obat5 obat obat biasan biasana a berada berada dalam dalam filtra filtratt glomer glomerulu uluss tetapi tetapi obat obat ang ang tidak tidak larut larut lemak lemak direab direabsor sorpsi psi dalam dalam tubulu tubuluss ginjal ginjal melalu melaluii difusi difusi pasif. pasif. Metabol Metabolism ism obat obat sering sering menghasilk menghasilkan an sena!a sena!a ekskresi ekskresi bilier aitu ekskresi ekskresi obat ang terkonsentras terkonsentrasii dalam empedu dan diekskresikan dalam usus halus, dimana dapat kemungkinan direabsorpsi. 6ara pemberian obat merupakan salah satu faktor ang mempengaruhi absorbsi obat. obat. &ember &emberian ian per oral oral merupa merupakan kan cara cara pember pemberian ian obat obat ang ang telah telah bana banak k kita kita jumpai daripada pemberian parenteral karena lebih aman, naman dan murah. $etapi $etapi berbeda dengan cara pemberian parenteral, pada per oral didapatkan keunikan dalam abso absorb rbsi si obat obat akib akibat at peng pengaru aruh h siste sistem m 78$ 78$ dan dan adan adana a pres presist istem emik ik (firs (firstt pass pass elimination)
III.
A*"% -"# B"+"# A. Alat : - Analgetik meter beban geser - 4ot plate - puit " ml - onde - top!atch 9. 9ahan - $ikus - *bat analgesik : lomidon (%0 mg;ml metampiron) tiap tikus (% g) 0 mg;,% cc Antalgin (0 mg;tab) mg;tab) dipuer <6M6
IV.
P&)$-& K&!" &rosedur pemeriksaan rasa neri: - =angsangan neri dengan tekanan a. &ersiap &ersiapkan kan alat analge analgesim simeter eter,, terleb terlebih ih dahulu dahulu dilakuka dilakukan n pengat pengatura uran n dengan dengan mene menent ntuk ukan an beba beban n ang ang akan akan dipa dipaka kai. i. 7una 7unaka kan n beba beban n terk terkec ecil il untu untuk k menentukan neri tekan normal pada semua tikus. &egang tikus dengan posisi tangan kiri memegang daerah kulit punggung dan tangan kanan memposisikan salah satu kaki di alat penekan antara jari 8 dan 88. +alankan beban dengan jalan menggeser beban dengan kecepatan stabil sampai tikus merespon rasa sakit berupa jeritan dan atau menaik kaki ang ditekan. >sahakan begitu tikus menunjukkan respon neri, lepaskan beban dari sela jari tersebut. 6atat posisi beban dalam gram. b. $ikus perlakuan dibagi menjadi % kelompok, kelompok analgetik per oral dan intraperitoneal. etelah obat analgetik diberikan, ukur respon analgetik setiap 0 menit. &engamatan dilakukan sampai menit ke5?. 6atat hasil pengamatan tersebut pada tabel. c. Efek Efek analgeti analgetik k dikataka dikatakan n positif positif (<) jika tikus tikus dapat menaha menahan n beban %@ beban beban kontrol
&arameter pengukuran - *nset of action diukur sejak analgesik diberikan sampai terjadi pengurangan rasa neri - &uncak efek diukur sejak analgesik diberikan sampai terjadi pengurangan rasa neri terhadap rangsangan neri ang maksimal ama kerj kerjaa obat obat diuk diukur ur sejak sejak mulai mulai terja terjadi di peng pengur uran anga gan n rasa rasa neri neri sampai sampai - ama pengurangan rasa neri menghilang.
V.
H"$(* P#"/"%"# =angsangan eri dengan tekanan. kontrol:
$ikus " B
%,0 %,C
=ata5rata tikus " B %,3
%, 9ebanB "FF g $ikus % B
3,3 3,0 3,F
=ata5rata tikus 88 B 3,F
9ebanB "FF g
9erat badan tikus 8B gram 9erat badan tikus 88B C% gram ". Antalg Antalgin in (diber (diberika ikan n secara secara oral) oral) $ikus 8 pemberian per oral % ml %. lom lomido idon n (diberik (diberikan an secara secara intraper intraperito itonea neal) l) kekuatan %0mg;"ml diberikan pada tikus 88 @ mg;C% g B 0 mg;% g @ mg B %,0 mg %0 mg;" ml B %,0 mg;@ ml @ ml B ,C% ml $ikus 88 pemberian secara intraperitoneal ,C% ml
$A9E &E7AM & E7AMA$ A$A A 6ara dan elompok
!aktu 0G
"G
"0G %G %0G 3G 30G FG F0G 0G 00G ?G
&er oral el 8
5
<
<
<
5
5
5
<
<
<
5
5
el 88
5
5
5
5
5
<
5
5
5
5
5
5
el 888
<
5
<
<
<
<
<
<
<
5
5
5
el 8-
5
<
<
<
<
<
<
<
<
<
5
<
el -
<
el -8 8ntraperitoneal el 8 el 88 el 888 el 8el -
el -8 eterangan eterangan : (<) B tikus tikus menerima menerima beban beban % kali atau atau lebih lebih beban beban kontrol kontrol (5) B tikus menerima beban kurang dari % kali atau kurang dari beban kontrol VI.
P/"+"$"# &emberian an obat obat secara secara per oral oral sering sering kita kita temui temui daripa daripada da pember pemberian ian secara secara 1. &emberi parenteral karena lebih aman, naman, dan murah. &emberian secara per oral memiliki keunikan tersendiri dalam absorbsi obat akibat pengaruh sistem 78$ dan adana presistemik eliminasi. Mula kerja pemberian obat secara per oral lebih lambat lambat diband dibanding ingkan kan mula mula kerja kerja pember pemberian ian obat obat secara secara perito peritonea neal, l, dimana dimana pemberian obat secara per oral dipengaruhi beberapa faktor ang memengaruhi
bioavaibilitas obat. Pada pemberian obat pertama kali diberikan jangka absropsi obat yang masuk sekitar 75% dari obat peroral akan diabsor diabsorbsi bsi karena karena ada obat-obat obat-obat yang tidak tidak semua semua yang diab diabso sorp rpsi si dari dari temp tempat at pemb pember eria ian n akan akan menc mencap apai ai sirk sirkul ulas asii sist sistem emik ik.. Seh Sehing ingga dar dari pembe emberrian ian obat per per oral sam sampai pai mencap mencapai ai eek eek maksi maksima mall obat obat yakni yakni puncak puncak kerja erja obat obat !peak !peak e"ect# obat yang sampai pada sirkulasi sistemik tidak mencapai hingga 1$$%. ama kerja obat dimulai pada menit ke &5 sampai '5. &. Pember Pemberian ian (bat (bat secara secara )ntrape )ntraperito ritoneal neal Pembe emberi rian an seca secara ra su sunt ntik ikan an yait yaitu u pemb pember eria ian n intr intrav aven ena* a* memi memili liki ki keunt euntu ungan ngan karen arena a ee eek yang ang timb imbul leb lebih cepa cepatt dan dan ter teratu atur dibandingkan dengan pemberian secara oral karena tidak mengalami tahap absorpsi maka kadar obat dalam darah diperoleh secara cepat* tepat tepat dan dapat dapat dis disesu esuaik aikan an langsu langsung ng dengan dengan respo respons ns pender penderita ita.. Sedangkan rute pemberian yang cukup eekti adalah intra peritoneal !i.p.# karena memberikan hasil kedua paling cepat setelah intravena. +amun +amun suntik suntikan an i.p. i.p. tidak tidak dilak dilakuk ukan an pada pada manus manusia ia kare karena na bahaya bahaya injeksi dan adhesi terlalu besar. Pemberian obat pertama kali sampai obat memberikan respon hasilnya lebih cepat* hal ini dipengaruhi oleh distr dis tribu ibusi si obat obat yang yang masuk masuk melal melalui ui perito peritonea neall langs langsung ung sehing sehingga ga absropsi obat pada eek sistemik obat bekerja. Serta puncak kerja obat yang dicapai untuk mecapai eek intensitas maksimal obat mendapatkan hasil yang cepat pula. ,al ini dipengaruhi oleh aktor abso absorb rbsi si dan dan dist distri ribu busi si.. ama ama kerja erja obat obat pada pada peri perito tone neal al jang jangka ka aktunya pada saat mulai kerja obat bekerja pada menit ke 15 secara berjan berjangk gka a panjan panjang g sampai sampai obat obat member memberik ikan an respo respon n terakh terakhir ir yaitu yaitu pada menit ke 55. ara pemberian parenteral selain intraperitoneal adalah suntikan intr intrav aven ena. a. Pada ada su sunt ntik ikan an intr intrav aven ena* a* obat obat lang langsu sung ng masu masuk k kedalam kedalam sirkulasi sirkulasi dan tidak meleati meleati saar saar absorbsi. absorbsi. ara ini diguna digunaka kan n pada pada saat saat dibutu dibutuhk hkan an eek eek yang yang cepat* cepat* pember pemberian ian
secara kontinu* untuk volum yang besar* dan untuk obat yang menyeb menyebabk abkan an kerusak erusakan an jaring jaringan an lokal lokal bila bila diberi diberika kan n melal melalui ui cara cara lain lain.. Sela Selain in itu itu ter terdapa dapatt su sunt ntik ikan an intr intram amus usk kular ular dan dan subkutan. Pada cara ini* obat yang dalam larutan berair biasanya cuk cukup cepat epat diab diabso sorrbs bsi. i. /etap etapii obat bat dapa dapatt dip diperla erlam mbat bat absorbsinya dengan pemberian obat dalam bentuk ester. ester.
Kurva hubungan antara waktu dan kadar obat