SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati Km.5. Jepang , Mejobo, Kudus Telp. (0291)4248655
Nama : Sunarsih NIM :
Soal Ujian Farmakologi Molekuler Jelaskan mekanisme kerja obat berdasarkan reseptornya
Jawaban Soal Pengertian Dekongestan Dekongestan adalah obat yang bisa digunakan untuk meredakan kongesti nasal atau hidung tersumbat yang umumnya disebabkan oleh:
Flu
Pilek
Sinusitis
Alergi Dekongestan topical dan sistemik merupakan simpatomimetik agen yang beraksi pada
reseptor adrenergic pada mukosa nasal, memproduksi vasokonstriksi. Topikal dekongestan biasanya digunakan melalui sediaan tetes atau spray. Penggunaan dekongestan jenis ini hanya sedikit atau sama sekali tidak diabsorbsi secara sistemik (Dipiro, 2005). Penggunaan obat ini dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan rhinitis medikamentosa (rhinitis karena penggunaan obat-obatan). Selain itu efek samping yang dapat ditimbulkan topical dekongestan antara lain rasa terbakar, bersin, dan kering pada mukosa hidung. Untuk itu penggunaan obat ini memerlukan konseling bagi pasien. Sistemik dekongestan onsetnya tidak secepat dekongestan topical. Namun durasinya biasanya bisa lebih panjang. Agen yang biasa digunakan adalah pseudoefedrin. Pseudoefedrin dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat walaupun digunakan pada
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati Km.5. Jepang , Mejobo, Kudus Telp. (0291)4248655
dosis terapinya (Dipiro, 2005). Obat ini harus hati-hati digunakan untuk pasien-pasien tertentu seperti penderita hipertensi. Saat ini telah ada produk kombinasi antara antihistamin dan dekongestan. Kombinasi ini rasional karena mekanismenya berbeda. Dekongestan nasal adalah alfa agonis yang banyak digunakan pada pasien rinitis alergika atau rinitis vasomotor dan pada pasien ISPA dengan rinitis akut. Obat ini menyebabkan venokonstriksi dalam mukosa hidung melalui reseptor alfa 1 sehingga mengurangi volume mukosa dan dengan demikian mengurangi penyumbatan hidung. Obat golongan ini disebut obat adrenergik atau obat simptomimetik, karena obat ini merangsang saraf simpatis. Kerja obat ini digolongkan 7 jenis : 1) Perangsangan organ perifer : otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, misal : vasokontriksi mukosa hidung sehingga menghilangkan pembengkakan mukosa pada konka.2. 2) Penghambatan organ perifer : otot polos usus dan bronkus, misal : bronkodilatasi.3. 3) Perangsangan jantung : peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi.4. 4) Perangsangan Sistem Saraf Pusat : perangsangan pernapasan dan aktivitas psikomotor.5. 5) Efek metabolik : peningkatan glikogenolisis dan lipolisis.6. 6) Efe endokrin : modulasi sekresi insulin, renin, dan hormon hipofisis.7. 7) Efek prasipnatik : peningkatan pelepasan neurotransmiter. Dekongestan dapat mengobati sinus dan hidung tersumbat. Penggunaan dekongestan dosisnya harus dan dibatasi tidak lebih dari 3 sampai 5 hari untuk menghindari rhinitis medicamentosa. Dekongestan adalah agonis adrenergik (simpatomimetik). Mekanisme aksinya, stimulasi dari reseptor α-adrenergik menarik pembuluh darah, sehingga menurunkan pembengkakan pembuluh sinus dan edema mukosa. Aksi langsung dekongestan
(phenylephrine,
oxymetazoline,
tetrahydrozoline)
mengikat
reseptor
adrenergik (Berardi, 2004). Untuk farmakokinetiknya, dekongestan sistemik dengan cepat dimetabolisme oleh monoamine oxidase dan katekol-O-methyltransferase di gastrointestinal (GI) mukosa, hati,
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati Km.5. Jepang , Mejobo, Kudus Telp. (0291)4248655
dan jaringan lain. Pseuodoephedrine diserap dengan baik setelah pemberian oral, penylephrine memiliki bioavailabilitas oral rendah. Pseuodoephedrine dan penylephrine memiliki distribusi volume besar (2,6-5 L/kg) dan durasi pendek (6 jam untuk pseudoefedrin dan 2,5 jam untuk phenylephrine), konsentrasi puncak untuk kedua obat terjadi pada 0,5 jam sampai 2 jam setelah pemberian oral. Indikasi dari dekongestan untuk mengurangi rasa sakit dari hidung serta untuk hidung tersumbat. Efek samping yang ditimbulkan dekongestan seperti takikardi (frekuensi denyut janting berlebihan, aritmia (penyimpangan irama jantung), peningkatan tekanan darah atau stimulasi susunan saraf pusat (Depkes RI, 2007).
Cara Penggunaan Dekongestan Cara menggunakan dekongestan tergantung dari produknya. Ada yang dihirup dan ada juga yang diminum. Dekongestan hirup adalah yang paling umum digunakan. Dekongestan bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah di dalam hidung yang disebabkan oleh kondisi-kondisi yang disebutkan di atas sehingga saluran napas menjadi terbuka dan napas menjadi lega. Contoh-contoh
dekongestan
yang
beredar
di
Indonesia
adalah
oxymetazoline,
pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide, dan phenylephrine. Tentang Dekongestan Golongan
: Pelega pernapasan
Kategori
: Obat resep
Manfaat
: Meredakan hidung tersumbat yang disebabkan oleh flu, pilek, sinusitis, atau alergi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati Km.5. Jepang , Mejobo, Kudus Telp. (0291)4248655
Dikonsumsi oleh
: Dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas.
Bentuk obat
: Obat hirup, kapsul, tablet, sirup, bubuk
Peringatan terhadap Penggunaan Dekongestan:
Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, pemakaian dekongestan hanya jika dianjurkan oleh dokter.
Dekongestan tidak boleh digunakan oleh anak-anak berusia enam tahun ke bawah.
Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan jantung, gangguan sirkulasi, hipertensi, diabetes, pembengkakan prostat, glaukoma, dan hipertiroidisme.
Jangan menggunakan dekongestan bersamaan dengan obat-obatan lainnya tanpa petunjuk dari dokter karena dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan. Salah satu contohnya adalah peningkatan tekanan darah apabila dekongestan digunakan bersamaan dengan obat penghambat monoamin oksidase (obat antidepresan).
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan dekongestan, segera temui dokter.
Dosis Dekongestan Dosis dekongestan berbeda-beda tergantung dari cara pemakaian atau usia penderita. 1.
Dekongestan Hirup
Untuk jenis dekongestan hirup, dosis yang dianjurkan biasanya 5-7 kali sehari. Dekongestan hirup tidak boleh digunakan lebih dari tujuh kali dalam sehari. Terapi dekongestan diberikan paling lama seminggu. Pemakaian dekongestan yang lebih dari 1 minggu dapat memperparah penyakit yang diderita. 2.
Dekongestan Oral
Sedangkan pada jenis dekongestan oral, dosis yang biasanya dianjurkan adalah 30 mg sebanyak 4-6 kali sehari (6-12 tahun) dan 60 mg sebanyak 4-6 kali sehari (12 tahun ke atas).
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati Km.5. Jepang , Mejobo, Kudus Telp. (0291)4248655
Cara Penggunaan Dekongestan dengan Benar Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan produk dekongestan sebelum menggunakannya. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk menggunakan dekongestan pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalkan efeknya. Bagi pasien yang lupa menggunakan dekongestan, disarankan segera melakukannya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Efek Samping dan Bahaya Dekongestan Sama seperti obat-obatan lain, penggunaan dekongestan juga bisa menyebabkan efek samping meskipun tergolong jarang. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan obat ini adalah:
Iritasi pada lapisan hidung
Mulut terasa kering
Mual
Sakit kepala
Tremor atau gemetar
Merasa gelisah
Sulit buang air kecil (pada pria)
Sulit tidur
Ruam (reaksi alergi)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati Km.5. Jepang , Mejobo, Kudus Telp. (0291)4248655
Jantung berdebar
Efek samping yang lebih serius seperti syok anafilaktik dan halusinasi juga bisa timbul walaupun kasus demikian sangat jarang terjadi.