Tugas Survei Tanah dan Evaluasi Lahan, Semoga Bermanfaat :)Full description
survei bawah tanahFull description
studi kelayakan dll
Suara Bawah Tanah #24
tambang bawah tanahFull description
Sistem Penambangan Bawah TanahFull description
Tambang Bawah TanahFull description
Suara Bawah Tanah #08
yrDeskripsi lengkap
Tambang Bawah TanahDeskripsi lengkap
pengolahan tambang bawah tanah
metode penambangan bawah tanahFull description
Survey Bawah Tanah sistem transportasi tambang bawah tanahFull description
Dari data yang di dapat, selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan pembobotan kelas massa batuan berdasarkan RMR dan Q system serta rekomendasi penyangga yang digunakan. Dalam menggun...
MATKUL Sistem Peralatan Tambang Bawah Tanah Teknik Pertambangan - UNLAMFull description
Siklus Penambangan Bawah Tanah Underground MiningDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
SURR VE SU VEII PE PEN N AM AMBBAN ANGA GANN BAWAH TAN ANAH AH
Rega Yoze Kind Ki ndy y Nu Nurha rhaki kim m Gita Rizki Amaly Amalya a Sep Hamdan Kris Kr isma ma Hu Huta tant ntii
METODE SWASANGA Cara penambangan pada tambang bawah tanah tanpa menggunakan penyangga buatan. Bijih dan batuan disekitarnya digunakan sebagai penyangga. Cocok untuk endapan maupun batuan samping yang kuat sehingga tidak membutuhkan penyangga
Room and Pillar
Stope & Pillar
Sublevel stoping
Shrinkage Stoping
ROOM AND PILLAR
Seluruh block batubara dibuat jalan (batubara yang digali = room selebar 10 m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 30×30 m). Baik untuk digunakan pada endapan yang cenderung flat dengan ketebalan 1-4 m.
Syarat dari pemakaian metode ini antara lain : Produktivitas rendah Investasi alat kecil Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 % Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi kebakaran
STOPE & PILLAR
Daerah penambangan dibagi menjadi ruang segi empat teratur yang dipisahkan oleh pillar. Pembuatan ruangan diawali pembuatan pillot raise ke arah kemiringan lapisan, dan dari pillot raise ini selanjutnya dibuat crosscut .
Tanpa penyangga dengan posisi vertikal dimana tempat kerja (stope) dibuat pada vein mineral yang akan diambil. Sublevel stoping ini melakukan drilling dan blasting dimana seluruh pekerjaan ini dilakukan dari setiap sublevel pada ore block.
Sublevel stoping
Shrinkage Stoping
Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, (sleeply). Penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal bawah mengarah ketas melalui suatu manway. Manway dibuat yang memisahkan stope yang berdekatan. Pillar vertical berukuran
Syarat dari pemakaian metode ini antara lain : Penambangan tidak selektif. Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 700. Tebal endapan tidak lebih dari 3 m. Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya. Endapan bijih harus homogen atau uniform.
kemiringan 50 ˚-90˚ dimulai dari bagian dekat pillar vertical lebar diatas 40 feet.
METODE BERPENYANGGA Sistem penambangan ini, lubang bukaan dibantu oleh penyangga buatan metode ini cocok untuk endapan bijih yang country rock dan bijihnya lunak. Sehingga perlu penambangan yang sistematik dan memerlukan penyanggaan. Penyanggaan ini bisa berupa Natural Support dan Artificial Support
Shrink & Fill Stoping
Cut & Fill Stoping
Square Setting Stoping
Stull Stopping
Merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level, dimana level-level tersebut merupakan endapan bijih yang ditambang. Di dalam level-level tersebut dibuat Stope-stope atau ruangan-ruangan. Setelah selesai menambang dalam satu level, maka level tersebut diisi kembali dengan material lalu dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini relative horizontal.
Shrink & Fill Stoping
Didasarkan pada cara penyanggaan dan penambangannya, maka system tambang bawah tanah cut and fill stoping termasuk dalam kelompok metode supported stoping, yaitu metode penambangan yang memerlukan penyanggaan.
Syarat dari pemakaian metode ini antara lain : Ketebalan endapan bijih 1 meter
± 6
meter
Mempunyai dip > 45° Endapan bijih keras akan tetapi batuan induk lunak atau kurang kompak
Endapan memiliki nilai tinggi
Cut & Fill Stoping
Square setting merupakan suatu cara penambangan dengan menyangga secara sistematis disetiap bagian-bagian yang telah selesai ditambang, dengan menggunakan kayu yang bebentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar. Pemakaian metode ini memiliki syarat antara lain :
Syarat dari pemakaian metode ini antara lain : Ketebalan endapan minimal 3,5 meter Kemiringan harus lebih dari 45 derajat
Memiliki kadar d n minin recovery yang tinggi
Memiliki batas-batas yang kurang jelas antara badan bijih dan country rocknya.
Square Setting Stoping
Tempat penggalian disanggah dengan menggunakan kayu dari foot wall sampai hanging wall. Pengaruh kayu yang demikian disebut dengan “stull” yang dapay dipasang dengan jarak yang konstan atau dengan jarak yang sembarang mengingat pemasangan hanya pada tempat-tempat tertentu saja. Syarat dari pemakaian metode ini antara lain : Country rock cukup kuat namun mudah pecah berbongkah-bongkah, untuk material yang lunak stull kurang cocok mengingat ini digunakan bukan untuk menahan beban yang besar.
Ketebalan dari ore berkisar antara 1 – 3 meter
Memiliki mining recovery yang tinggi dan kadar yang tinggi.
Stull Stopping
METODE AMBRUKAN Sistem penambangan ini, diterapkan untuk penambangan pada batuanbatuan atau pada endapan bijih yang mudah runtuh, bila mendapat tekanan dari atas dimana runtuhnya secara perlahan-lahan.
Block Caving
Sub Level Caving
Top Slicing
Block Caving
Diperlukan pembuatan undercuting di bawah suatu blok bijih yang besar, sehingga memungkinkan blok bijih tersebut ambruk.
Syarat dari pemakaian metode ini antara lain : Apabila blok bijih yang besar dapat cepat hancur Dilusi kadar minimum.
Perolehan broken ore memadai. Kerusakan relatif kecil pada bukaan-bukaan yang dipersiapkan selama development.
Sub Level Caving
Penambangan dari sub level artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan cara meruntuhkan atau mengambrukkan.
Syarat dari pemakaian metode ini antara lain : Bentuk endapan tidak homogen Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan – bongkahan dan akan menjadi penyanggah batuan terhadap timber di bawahnya.
Kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu
Top Slicing
Metode stoping variasi dari sublevel caving di mana bijih diolah dengan suatu rangkaian penggalian yang horisontal (kadang-kadang miring) dengan dilapisi alas kayu yang saling berdampingan satu sama lain. Penggalian dimulai pada puncak dari orebody dan bergerak aktif ke arah bawah dengan irisan selapis demi selapis pada stope yang disangga.
Syarat dari pemakaian metode ini antara lain : Pengekstraksian horizontal setinggi 3 meter di bawah artificial roof. Spasi pembatas blok diberikan setiap level, jarak strike 50-60 meter Level gang terletak di tengah blok Ketebalan < 4 meter, jenjang harus dibagi lagi > 4 meter
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TIAP METODE Room and Pillar
Stope & Pillar
+ Ongkos penambangan murah. + Memberi tempat kerja dan memperoleh pendapatan tambahan bagi penduduk di sekitar endapan.
– Produksinya rendah. – Mencemari lingkungan hidup
Shrinkage Stoping
Sublevel stoping + Pekerjaan aman karena pekerja tidak berada didalam stope.
+ Tidak perlu kayu untuk tempat berdirinya pekerja
+ Biaya penambangan perton ore relatif murah
+ Ventilasinya lebih baik karena dapat mengikuti bukaan.
− Banyak
bukaan yang harus dikerjakan.
− Banyak
kehilangan mineral
−
Kemungkinaan
runtuhnya
− Sebagian
endapan masih tertinggal di dalam
stope tersebut. atap-atap
− Bila
endapan (Broken Ore) telalu lama tertinggal
dan dinding pada setiap kemajuaan
didalam stope dan endapan tersebut mengandung
tambang
oksida yang mudah teroksidasi
Cut & Fill Stoping + Dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih selanjutnya. + Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi. + Jarang terjadi kebakaran
−
Square Setting Stoping + Ventilasi lebih mudah diatur. + Dapat memberi keamanan kerja yang tinggi.
Selain menambang juga harus mencari
− Memakai
material pengisi
− Sukar
− Ongkos
penambangan relatif tinggi
lain
banyak penyangga kayu
diubah kesistem penambangan yang
Stull Stopping
Block Caving
+ Cara penambangan sangat sederhana
+ Keamanan karyawan terjamin
+ Bisa meninggalkan pillar yang terbuat dari
+ Hasil produksi besar
barent rock
+ Sistem ventilasi baik
+ Jaminan keamanan cukup baik
− Dapat − Sulit
menyebabkan amblesan menghindari pengotoran
−
Biaya
relative
mahal
dan
waktu
persiapan panjang − Ukuran broken
ore tidak dapat dikontrol
Sub Level Caving
Top Slicing
+ Cara penambangan sangat mudah
+ Dapat dilakukan pengambilan contoh batuan
+ Tidak ada pilar yang ditinggalkan
+ Jika endapan biji teratur, hasil tambang tinggi
+ Kemungkinan kebakaran kecil
+ Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang terjadi
− Sukar − Hasil
dilakukan tambang pilih tambang tidak terlalu banyak
− Ventilasi −
Dapat topografi
lombong sukar dilakukan menyebabkan
amblesan
pada
ALAT SURVEI TAMBANG BAWAH TANAH
ALAT PEMBORAN
ALAT MUAT/GALI
ALAT ANGKUT
ALAT PEMBORAN
Continous Minner
Shotcreter
Scaler
ALAT MUAT/GALI
Scissor Lift
Scraper
Scooptram
Overshoot Loader
Gathering Arm Loader
Wire Rope
ALAT ANGKUT
Haul Truck
Belt Conveyor
Rope Haulage
Remix Truck Underground
ALAT PERLINDUNGAN DIRI Berdasar Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor Per.08/MEN/VII/2010, Alat
Pelindung Diri (APD) merupakan alat yang digunakan oleh
pekerja yang melekat pada tubuh pekerja dengan tujuan untuk melindungi sebagian tubuh pekerja atau seluruh tubuh pada saat melaksanakan pekerjaan dari kemungkinan bahaya yang melebihi batas yang diperbolehkan.