Arah dan Orientasi dalam Survei Bawah Tanah
A Afta Hq Aljabar (3515100011) Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan Raya ITS, Sukolilo 60111, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Kegiatan survei bawah tanah didefinisikan sebagai kegiatan survei pemetaan dimana seluruh aktivitas tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka. Keunggulan survei bawah tanah yaitu, tidak terpengaruh cuaca, metodenya lebih ramah lingkungan, dan dapat menampung deposit dengan model yang tidak peraturan. Peralatan penunjang survei bawah tanah adalah gyrotheodolite. Gyrotheodolite terdiri biasa teodolit dengan lampiran yang berisi mount giroskop sehingga rasa rotasi dari bumi dan dari yang berpihak pada meridian. Data yang dicari dalam survei bawah tanah yaitu sudut vertikal, sudut horizontal, jarak, tinggi alat, dan tinggi ti nggi unting-unting. Orientasi lapangan dilakukan dengan cara menelusuri batas areal proyek pada lokasi bawah tanah, dan dapat ditemukan titik patok BM yang digunakan sebagai referensi pengukuran. Sedangkan untuk arah pengukuran bawah tanah selalu menggunakan menggunakan konsep azimuth sebagai acuan utamanya. A. Pengenalan Survei Bawah Bawah Tanah Kegiatan survei bawah tanah didefinisikan sebagai kegiatan survei pemetaan dimana seluruh aktivitas tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka. Sebagian besar survei bawah tanah dilakukan di dunia pertambangan, baik mineral maupun batubara. Keunggulan survei bawah tanah yaitu, tidak terpengaruh cuaca, metodenya lebih ramah lingkungan, dan dapat menampung deposit dengan model yang tidak peraturan. Sedangkan kelemahan survei bawah tanah meliputi minimnya penerangan, resiko tinggi, permasalahan ventilasi dan gas beracun. B. Metode Pengukuran Survei Bawah Tanah Ada perbedaan mendasar antara pengukuran bawah tanah dan pengukuran di atas permukaan, seperti penempata patok, daerah, cara pengukuran, dan penggunaan plumbob. Peralatan yang digunakan yaitu gyrotheodolite, roll meter, statif, rambu ukur dan payung. Cara pemasangan theodolite pada survei
permukaan, pemasangan unting-unting ditetapkan pada titik patok yang tepat berada di bawah sumbu 1 instrument. Akan tetapi untuk pengukuran bawah tanah, titik sumbu 1 ditetapkan dengan plumbob yang tergantung pada atap, kecuali bila instrument tersebut 1 nya. Maka plumbob (unting-unting) tersebut dipindahkan dahulu ke bawah dengan blok station. Data yang perlu diambil dari pengukuran bawah tanah: 1. Pengukuran sudut horisontal (doubel), artinya dilakukan pe mb ac a an ganda diambil rataratanya 2. Pengukuran sudut vertikal (doubel), disini dilakukan pembacaan 2 (duakali) kemudian diambil rataratanya 3. Pengukuran jarak (slope distance), dilakukan dengan pita ukur atau tali yang sudah diberi tanda panjangnya 4. Pengukuran tinggi alat/ instrumen dengan pita ukur 5. Pengukuran tinggi plumbob yang digantungkan (HS dan HI)
6. Pengukuran kiri dan kanan instrum en maupun plambob, untuk mengeta hui lebar bukaan. Kolom catatan, misal tinggi level, dengan atau tampa penyangga dan sebagainya. Dalam penempatan instrumen , hindari penempatan kaki pada rel, pada landasan, pada material lepas yang tertimbun pada lintasan atau pada parit saluran air. Kesalahan umum yang sering terjadi adalah tumpuan tripot yang melawan rel, ganguan rel dapat menggerakkan menggerakkan instrumen dari bawah pa to k . Be r ka li - k al i pa r a op er at o r instrumen tidak menyadari kejadian ini. Bahkan untuk jangka pendek, pe n yi m pa n ga n ya ng t aj am d ap at menimbulkan kesalahan sudut. a. Penomoran Patok Penomoran angka tiap level untuk memberi informasi masing-masing level itu. Misalnya kedalaman 100 ft, penentuan patok menjadi 101, 102 dan seterusnya. Pembuatan patok seharusnya dikerjakan hanya pada pengukuran utama. Crosscut-crosscut dan drift-drift sekunder biasanya diberi nomor atau nama menurut letaknya. Dengan menempatkan arah sebagai awalnya patok-patok dimulai dari angka 1 dan berlanjut seterusnya menurut urutannya. Pemilihan lokasi titik polygon harus selain dapat dilihat dari jarak sejauh mungkin. Patok titik polygon permanen dipasang pada langit-langit terowongan atau dilantai dari jalan atau lorongutama, pada dasar lubang galian, pada simpangan atau tempat lain yang dianggap perlu. Titi Titik k perma nen dipa san g pali ng sedikit tiga buah dengan posisi be r s e be r a ng a n da n i nt e rv al ja r ak titik-titik permanen antara 300500 m. b. Penempatan Instrumen Penempatan instrumen pada tambang bawah tanah adalah lain dengan di permukaan tanah, secara
praktis penempatan instrumen instr umen terletak di bawah titik yang berada diatasnya. Untuk pemakaian bawah tanah, theodolit dapat distel atau ditempatkan diatas statif atau atau digantungkan pada lengan penggantung atau cantilever. P ad a umumnya lebih disukai dengan statif, namun pada lorong-lorong pa da t d en ga n lalu lintas kerja penggunaan cantilever ini lebih menguntungkan. c. Pemilihan Lokasi Patok Dalam pemilihan lokasi patok, diusahan agar titik patok terletak secara permanen, dengan maksud bila ada getaran titik tersebut tidak berubah, hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan sudut. d. Pengukuran Sudut dan Jarak Miring Dalam pengukuran sudut di lokasi gelap sebaiknya dilakukan secara biasa dan luar biasa, dengan maksud untuk memperkecil kesalahan dengan cara diambil rata-ratanya. Demikian juga untuk pembacaan sudut vertikal. Prosedur yang baik untuk pengukuran survei bawah tanah ialah : - Pasang alat (instrumen) - Catat tinggi instrumen (HI = Height of Instrumen) - Catat jarak kanan dan kiri instrument - Atur instrumen termasuk penyeimbang nivo - Mulai pada 0 dan mengambil BS dengan jarak perlahan-lahan - Lepaskan penggerak atas dan bidik FS - Baca dan catat HA, lepaskan pe n gg e ra k b a gi an ba wa h d an pu ta r l i n gk ar a n v er t i ka l ke dapan operator, dan baca VA. - Arahkan teleskop ke BS dengan menggerakkan penggerak bagian bawah
-
Lepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS - Baca HA dan VA, pada sudut datar pembacaan VA untuk kedua kalinya tidak perlu. Jika HA dibaca doubel, ulangi pr os es s et e l a h p os i s i 0 da n tempatkan teleskop dalam posisi langsung - Setelah semua pengukuran reguler lengkap, pembantu membawa ujung 0 dari pita kepatok FS dan diukur SD. Sebelum memulai pe n gu ku ra n i ns t r um e n h ar us ditetapkan kearah patok FS - Gerakkan ke patok FS dan catat HS
Gambar 1. Proyek Survei Bawah Tanah pada Pertambangan Freeport C. Arah dan Orientasi
Orientasi lapangan merupakan tahap awal pelaksanaan pengukuran bawah tanah, yang tujuannya untuk mengetahui secara pasti batas areal pengukuran, dan dan kondisi topografi topografi seluruh areal proyek. Untuk selanjutnya dapat disusun rencana kerja secara detail dan menyeluruh. Orientasi lapangan dilakukan dengan cara menelusuri batas areal proyek pada lokasi bawah tanah, dan dapat ditemukan titik patok BM yang digunakan sebagai referensi pengukuran. Sedangkan untuk arah pengukuran bawah tanah selalu menggunakan konsep azimuth sebagai acuan utamanya. D. Gyrotheodolite Gyrotheodolite digunakan di industri pertambangan di bawah tanah dan terowongan di rekayasa. Misalnya, di mana kanal harus melewati sungai di bawah, batang vertikal di setiap sisi sungai mungkin dihubungkan oleh sebuah terowongan horisontal. J gyrotheodolite dapat dioperasikan di permukaan, kemudian kembali di kaki dari shafts untuk mengidentifikasi petunjuk yang dibutuhkan untuk terowongan antara dasar dua shafts. Tidak seperti sebuah cakrawala buatan atau inertial sistem navigasi, yang gyrotheodolite tidak dapat dipindahkan ketika sedang beroperasi. J gyrotheodolite terdiri biasa teodolit dengan lampiran yang berisi mount giroskop sehingga rasa rotasi dari Bumi dan dari yang berpihak pada meridian. Meridian yang merupakan pesawat yang berisi baik dari sumbu rotasi bumi dan pengamat. Di persimpangan dari meridian pesawat dengan benar horisontal berisi utara-selatan geografis referensi bearing diperlukan. Gyrotheodolite yang biasanya disebut sebagai dapat menentukan benar atau mencari utara. utara. J gyrotheodolite gyrotheodolite akan
berfungsi di khatulistiwa dan kedua di sebelah utara dan selatan hemispheres. The meridian adalah undefined di kutub geografis. J gyrotheodolite tidak dapat digunakan pada tiang di mana bumi poros adalah tepat tegak lurus dengan sumbu horisontal dari pemintal, memang itu tidak biasa digunakan dalam waktu sekitar 15 derajat dari tiang karena komponen timur-barat dari rotasi bumi tidak cukup untuk memperoleh hasil yang dapat diandalkan.
E. Sumber Referensi [1]bdtbt.esdm.go.id. 2016. Diklat Surveyor Tambang Bawah Tanah. Diakases pada tanggal 26 Februari 2017 pukul 20.00 WIB. [2] Anonym. 2016. Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing). Jurnal Survei Bawah Tanah. [3]www.diva-portal.org. [3]www.diva-portal.org. 2006. Gyrotheodolite in Underground Control Network. Diakses pada tanggal 26 Februari 2017 pukul 21.00 WIB.