FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN RADIKULOPATI DI RUANG XIII/CAKRA BUANA RSU TK.II DUSTIRA CIMAHI
I;
Konsep Penyak! a; Pengertian Radikulopati adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan gangguan fungsi dan struktur radiks akibat proses patologik yang dapat mengena i satu atau lebih radiks saraf dengan pola gangguan bersifat dermatomal. Radikulopati merupakan keadaan terjadinya gangguan pada radiks/serabut saraf, yang sesuai dengan distribusi serabut sarafnya dan menyebabkan nyeri radikuler, dapat disertai dengan paresthesia dan rasa raba yang berkurang, gangguan motorik (cram, atropi twiching dan refleks fisiologi yang menurun) serta nyeri pada vertebra b; tiologi
!da bebera beberapa pa hal yang menyebab menyebabkan kan terjad terjadiny inyaa radiku radikulop lopati ati,, dianta diantarany ranyaa yaitu yaitu proses kompresif, proses inflammatory, proses degeneratif degen eratif sesuai dengan struktur dan lokasi terjadinya proses. 1; Proses kompresif "elainan#kelainan yang bersifat kompresif sehingga mengakibatkan radikulopati adalah seperti $ hernia nucleus pulposus (%&P) atau herniasi diskus, tumor medulla spinalis, neoplasma tulang, spondilolisis dan spondilolithesis, stenosis spinal, traumatic dislokasi, kompresif fraktur, scoliosis dan spondilitis tuberkulosa, cervical spondilosis 2; Proses inflammatory "elainan#kel "elainan#kelainan ainan inflamator inflamatorii sehingga sehingga mengakibatkan mengakibatkan radikulopat radikulopatii adalah seperti seperti $ 'ullain#arre yndrome dan %erpes *oster 3; Proses degenerative "elainan#kelainan yang bersifat degeneratif sehingga mengakibatkan radikulopati adalah seperti +iabetes ellitus. c; anifestasi klinis
ecara umum, manifestasi klinis radikulopati adalah sebagai berikut $ 1; Rasa nyeri berupa nyeri tajam yang menjalar dari daerah parasentral dekat vertebra hingga ke arah ekstremitas. Rasa nyeri ini mengikuti pola dermatomal. &yeri bersifat tajam dan diperhebat oleh gerakan, batuk, mengedan, atau bersin. 2; Paresthesia yang mengikuti pola dermatomal. 3; %ilang %ilang atau atau berkur berkurang angnya nya sensor sensorik ik (hipes (hipesthe thesia sia)) di permukaa permukaan n kulit kulit sepanj sepanjang ang distribusi dermatom radiks yang bersangkutan. 4; "elemahan otot#otot yang dipersarafi radiks yang bersangkutan. 5; Refles tendon pada daerah yang dipersarafi radiks yang bersangkutan menurun atau bahkan menghilang. 'ejala 'ejala radiku radikulop lopati ati tergant tergantung ung pada lokasi lokasi radiks radiks saraf saraf yang terkena terkena (yait (yaitu u pada servikal, torakal, atau lumbal). &yeri radikular yang bangkit akibat lesi iritatif di radiks posterior tingkat servikal dinamakan brakialgia, karena nyerinya dirasakan sepanjang lengan lengan.. +emiki +emikian an juga juga nyeri nyeri radiku radikular lar yang yang dirasa dirasakan kan sepanj sepanjang ang tungkai tungkai dinamak dinamakan an iskialgia, karena nyerinya menjalar sepanjang perjalanan n.iskiadikus dan lanjutannya ke perifer. Radikulopati setinggi segmen torakal jarang terjadi karena segmen ini lebih rigid daripada segmen servikal maupun lumbal. -ika terjadi radikulopati setinggi segmen torakal, maka akan timbul nyeri pada lengan, dada, abdomen, dan panggul.
anifestasi klinis radikulopati pada daerah servikal antara lain $ ;
eher terasa kaku, rasa tidak nyaman pada bagian medial skapula.
;
'ejala diperburuk dengan gerakan kepala dan leher, juga dengan regangan pada lengan yang bersangkutan. ntuk mengurangi gejala, penderita seringkali mengangkat dan memfleksikan lengannya di belakang kepala.
;
esi pada 01 ditandai dengan nyeri pada bahu dan daerah trape2ius, berkurangnya sensorik sesuai dengan pola dermatomal, kelemahan dan atrofi otot deltoid. esi ini dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan abduksi dan eksorotasi lengan.
;
esi pada 03 ditandai dengan nyeri pada trape2ius, ujung bahu, dan menjalar hingga lengan atas anterior, lengan bawah bagian radial, jari ke#4 dan bagian lateral jari ke#5. esi ini mengakibatkan paresthesia ibu jari, menurunnya refleks biseps, disertai kelemahan dan atrofi otot biseps.
;
esi pada 06 ditandai dengan nyeri pada bahu, area perktoralis dan medial aksila, posterolateral lengan atas, siku, dorsal lengan bawah, jari ke#5 dan 7 atau seluruh jari. esi ini dapat mengakibatkan paresthesia jari ke#5,7 juga jari pertama, atrofi dan kelemahan otot triseps, ekstensor tangan, dan pe ktoralis.
;
esi pada 08 ditandai dengan nyeri sepanjang bagian medial lengan bawah. esi ini akan mengganggu fungsi otot#otot intrinsik tangan dan sensasi jari ke#9 dan 1 (seperti pada gangguan n.ulnaris).
'ambar 45. Penjalaran nyeri pada radikulopati servikal
anifestasi klinis radikulopati pada daerah lumbal antara lain $ ;
Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka, menjalar ke bokong, paha, hingga ke betis, dan kaki. &yeri dapat ditimbulkan dengan Valsava maneuvers (seperti $ batuk, bersin, atau mengedan saat defekasi).
;
Pada ruptur diskus intervertebra, nyeri dirasakan lebih berat bila penderita sedang duduk atau akan berdiri. "etika duduk, penderita akan menjaga lututnya dalam keadaan fleksi dan menumpukan berat badannya pada bokong yang berlawanan. "etika akan berdiri, penderita menopang dirinya pada sisi yang sehat, meletakkan satu tangan di punggung, menekuk tungkai yang terkena ( Minor’s sign). &yeri mereda ketika pasien berbaring. mumnya penderita merasa nyaman dengan berbaring telentang disertai fleksi sendi co:a e dan lutut, dan bahu disangga dengan bantal untuk mengurangi lordosis lumbal. Pada tumor intraspinal, nyeri tidak berkurang atau bahkan memburuk ketika berbaring.
;
'angguan postur atau kurvatura vertebra. Pada pemeriksaan dapat ditemukan berkurangnya lordosis vertebra lumbal karena spasme involunter otot#otot punggung. ering ditemui skoliosis lumbal, dan mungkin juga terjadi skoliosis torakal sebagai
kompensasi. mumnya tubuh akan condong menjauhi area yang sakit, dan panggul akan miring, sehingga sendi co:ae akan terangkat. isa saja tubuh penderita akan bungkuk ke depan dan ke arah yang sakit untuk menghindari stretching pada saraf yang bersangkutan. -ika iskialgia sangat berat, penderita akan menghindari ekstensi sendi lutut, dan berjalan dengan bertumpu pada jari kaki (karena dorsifleksi kaki menyebabkan stretching pada saraf, sehingga memperburuk nyeri). Penderita bungkuk ke depan, berjalan dengan langkah kecil dan semifleksi sendi lutut disebut Neri’s sign. ;
"etika pasien berdiri, dapat ditemukan gluteal fold yang menggantung dan tampak lipatan kulit tambahan karena otot gluteus yang lemah. %al ini merupakan bukti keterlibatan radiks 4.
;
+apat ditemukan nyeri tekan pada sciatic notch dan sepanjang n.iskiadikus.
;
Pada kompresi radiks spinal yang berat, dapat ditemukan gangguan sensasi, paresthesia, kelemahan otot, dan gangguan refleks tendon. ;asikulasi jarang terjadi.
;
%ernia &ucleus Pulposus (%&P) biasanya terletak di posterolateral dan mengakibatkan gejala yang unilateral. &amun bila letak hernia agak besar dan sentral, dapat menyebabkan gejala pada kedua sisi yang mungkin dapat disertai gangguan berkemih dan buang air besar.
'ambar 47. Penjalaran nyeri pada radikulopati lumbal d; Patofisiologi (pathway terlampir)
'ejala herniasi diskus thorakalis tidak spesifik, tergantung dari lokasi, ukuran lesi dan durasi terjadinya kompresi.
terdapat nyeri radikuler, 59> ada gangguan sensorik, 46> gangguan motorik dan pada 5> kasus gangguan bowel dan bladder, sedang gejala lebih lanjut ? =@> mengalami kompresi dari medula spinalis. "eluhan nyeri biasanya unilateral dan berkembang secara progresif lambat, untuk beberapa saat relatif stabil atau mengalami remisi. !rseni dan &ash mengemukakan dua pola dari gejala, pertama terjadi pada pasen usia muda dengan riwayat trauma dan nyeri punggung, keluhan kemudian menjadi myelopati. "edua terjadi pada pasen pertengahan umur, dengan riwayat trauma yang tak jelas, kemungkinan mengalami proses degeneratif dari diskus, gejala kompresi dri medula spinalis berkembang lambat. +ilaporkan pula terdapat kalsifikasi dari diskus thorakalis, tanpa gejala pada di regio thorakolumbal e; "omplikasi "omplikasi termasuk pemulihan neurologis tidak lengkap, kehilangan RA leher, dan perubahan radiografi yang menunjukkan penyempitan disk#space, kerugian terus#menerus dari lordosis serviks normal, dan atau pembentukan osteofit
d; Pemeriksaan penunjang
Radikulopati dapat didiagnosa dari menifestasi klinis yang khas, seperti rasa nyeri, baal, atau paresthesia yang mengikuti pola dermatomal. &amun demikian gejala#gejala tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, sehingga untuk menentukan penatalaksanaan radikulopati, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain $ 1; Rontgen
RB merupakan pemeriksaan penunjang yang utama untuk mendeteksi kelainan diskus intervertebra. RB selain dapat mengidentifikasi kompresi medula spinalis dan radiks saraf, juga dapat digunakan untuk mengetahui beratnya perubahan degeneratif pada diskus intervertebra. +ibandingkan dengan 0< Scan, RB memiliki keunggulan, yaitu adanya potongan sagital, dan dapat memberikan gambaran hubungan diskus intervertebra dan radiks saraf yang jelasC sehingga RB merupakan prosedur skrining yang ideal untuk menyingkirkan diagnosa banding gangguan struktural pada medula spinalis dan radiks saraf. 0< Scan dapat memberikan gambaran struktur anatomi tulang vertebra dengan baik, dan memberikan gambaran yang bagus untuk herniasi diskus intervertebra. &amun demikian sensitivitas 0< Scan tanpa myelography dalam mendeteksi herniasi masih kurang bila dibandingkan dengan RB. 3; yelografi
Pemeriksaan ini memberikan gambaran anatomik yang detail, terutama elemen osseus vertebra. yelografi merupakan proses yang invasif karena melibatkan penetrasi pada ruang subarachnoid. ecara umum myelogram dilakukan sebagai test preoperatif, seringkali dilakukan bersama dengan 0< Scan. 4; Nerve Concuction Study (&0), dan Electromyography (')
&0 dan ' sangat membantu untuk membedakan asal nyeri atau untuk menentukan keterlibatan saraf, apakah dari radiks, pleksus saraf, atau saraf tunggal. elain itu pemeriksaan ini juga membantu menentukan lokasi kompresi radiks saraf. &amun bila diagnosis radikulopati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, maka pemeriksaan elektrofisiologis tidak dianjurkan. 5; aboratorium ;
Pemeriksaan darah perifer lengkap, laju endap darah, faktor rematoid, fosfatase
;
alkali/asam, kalsium. rin analisis, berguna untuk penyakit nonspesifik seperti infeksi.
e; Penatalaksanaan edis 1; 2;
3;
Bnformasi dan edukasi ;armakoterapi a; !kut $ asetaminofen, &!B+, muscle rela:ant, opioid (nyeri berat), injeksi epidural. b; "ronik $ antidepresan trisiklik (amitriptilin), opioid (kalau sangat diperlukan).
!kut $ imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin), masase, traksi (tergantung kasus), alat bantu (antara lain korset, tongkat). b; "ronik $ terapi psikologik, modulasi nyeri (akupunktur, modalitas termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas. Bnvasif nonbedah a; lok saraf dengan anestetik lokal. b; Bnjeksi steroid (metilprednisolon) pada epidural untuk mengurangi pembengkakan edematous sehingga menurunkan kompresi pada radiks saraf. edah Bndikasi operasi pada %&P $ a; kiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari 9 minggu $ nyeri berat / intractable / menetap / progresif. b; +efisit neurologik memburuk. c; indroma kauda. tenosis kanal $ setelah terapi konservatif tidak berhasil. d;
4;
5;
II. Konsep As"#an Kepe$a%a!an a; Pengkajian disesuaikan dengan kasus 1; Bdentitas klien dan penanggung jawab 2; Riwayat kesehatan (sekarang, dahulu dan keluarga) 3; Riwayat psikososial#spiritual 4; ingkungn 5; Pola kebiasaan (sebelum#sedang sakit) 6; Pengkajian fisik persistem - istem pengelihatan - istem pendengaran - istem wicara - istem pernafasan - istem kardiovaskuler - istem neurologi - istem pencernaan - istem imunologi - istem endokrin - istem urogenital - istem integumen - istem muskoloskeletal 7; !nalisa data 8; +iagnosa keperawatan 9; Rencana asuhan keperawatan 10; 0atatan tindakan dan evaluasi b;
+iagnosa keperawatan a; &yeri berhubungan dengan masalah muskoloskeletal. b; 'angguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan. c; Resiko cedera berhubungan dengan menurunnya keseimbangan tubuh.
c;
;okus intervensi
&A &
+B!'&A! "PR!D!
+$ +A$
'
PR&0!&!!&
'angguan mobilitas fisik
1. tindakan kep. dalam mengurangi 1. berikan kompres rasa nyeri hangat (botol hangat) 3. untuk mengurangi/ enghilangkan 3. kolaborasi dalam rasa nyeri pemberian analgetik 4. !jarkan dan 4. menilai batasan pantau pasien kemampuan dalam hal aktivitas optimal penggunaan alat bantu 5. mempertahankan 5. ajarkan dan dan atau dukung pasien meningkatkan dalam latihan RA kekuatan ketahanan aktif dan pasif otot
(
Resiko cedera berhubungan dengan menurunnya keseimbangan tubuh. +$ +A$
menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas. etelah dilakukan 4. tingkatkan 4. mengurangi asuhan keamanan disekitar kemungkinan keperawatan pasien resiko cedera pada selama 7:59 jam , pasien pasien tidak terjatuh dengan 5. bantu setiap 5. memastikan kriteria hasil $ aktifitas pasien setiap aktifitas #pasien tidak cedera pasien dapat terpantau. 7. berikan pengetahuan pada keluarga pasien terkait pasien dengan resiko cedera
7. meningkatkan pengetahuan keluarga ttg resiko cedera
III; Da)!a$ P"s!aka
+oenges, arilyn , dkk.(4===). Rencana Asuhan Keperaatan ! "edoman untu# "erencanaan dan "endo#umentasian "eraatan "asien, 7 th ed. -akarta $ '0. -apardi, Bskandar (5@@5). R adi#ulopati $hora#alis% +iakses melalui https$//www.google.co.id/urlE saFtGrctFjGHFGesrcFsGsourceFwebGcdF6GcadFrjaGuactF8GsHiF5GvedF@ah"wjvif 7BpfrP!hI"tB8"%*9i+0!J;gh!KGurlFhttp>7!>5;>5;repository.usu.ac.id >5;bitstream>5;45791368=>5;4==9>5;4>5;bedah#iskandar >[email protected]!;Jj0&'
Pathway PRA +'&R!
PR!%!& &!B
&KRB L
'!&''!& ABB
P&R&!& "R-! R;" L RB"A 0+R!