Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! TUBERKU"OS#S PARU PARU
1. Pengertian (Definisi)
2. namnesis
'. Pemeriksaan isik
,. -riteria Diagnosis
5. Diagnosis
6. Diagnosis %anding
7. Pemeriksaan Penunang
Infe Infeks ksii paru paru yang yang dise diseba babk bkan an kuman kuman Myco Mycobac bacte teri rium um tuberculosis. Pada orang dewasa merupakan tuberkulosis paru pasca primer yang berarti infeksi tuberkulosis pada penderita yang telah mempunyai imuniti spesifik terhadap tuberkulosis. !mum (sistemik) " Pana Panass bada badan n (sum (sumer er)# )# nafsu nafsu makan makan menur menurun# un# berke berkeri ring ngat at malam# mual# muntah. $okal paru " %atuk# batuk darah# nyeri dada&nyeri pleuritik# sesak napas bila lesi luas Pemeriksaan fisik tidak spesifik. %ila kelainan paru minimal atau sedang# pemeriksaan fisik mungkin normal. %isa diumpai tanda*tanda konsolidasi# de+iasi trakea&mediastinum ke sisi paru dengan kerusakan terberat# efusi pleura (redup# suara napas menurun). 1. Diagnosis klinik Diagnosis tuberkulosis ditegakkan berdasarkan anamnesis# pemeriksaan fisik. 2. Diagnosis bakteriologik Ditemukan basil tahan asam dalam sputum. Dalam kerangka D/0 (directly obser+ed treatment short course) # maka diagnosis bakteriologik merupakan komponen penting dalam diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis# dengan cara ' kali pemeriksaan hapusan basil tahan asam dari sputum (0P0 3 sewaktu# pagi# sewaktu). '. Diagnosis radiologis 4ambaran radiologis konsisten sebagai gambaran /% paru aktif. /uberkulosis Paru 1. Pneumonia 2. bses paru '. -anker paru ,. %ronkiektasis 5. Pneumonia aspirasi $aboratorium " •
Darah lengkap " $8D meningkat# dapat anemia# lekosit
normal atau sedikit meningkat# hitung enis bergeser ke kanan (peningkatan mononuklear). 0putum " •
apusan basil tahan asam (%/) dengan pengecatan
•
9:# atau fluoresens. -ultur " untuk identifikasi basil dan ui resistensi obat
anti tuberkulosis. ;adiologis " •
4ambaran radiologis dapat berupa "
•
* Ill define air space shadowing * -a+iti dengan dinding tebal dikelilingi konsolidasi * millet seed like appearance&granuler pada tuberkulosis
•
milier $okasi lesi pada umumnya sesuai dengan lokasi lesi
• •
•
tuberkulosis pasca primer. :amun demikian kadang penampakkan lesi pada foto
toraks tidak spesifik (seperti tumor)# sehingga sering dikatakan bahwa tuberkulosis merupakan the great imitator. !ntuk kepentingan klinik maka lesi tuberkulosis berdasarkan foto toraks dibagi menadi 2 kategori" •
$esi minimal (minimal lesion)" %ila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru# dengan luas tidak lebih dari +olume paru yang terletak di atas atas chond chondro rost ster erna nall unct unctio ion n dari dari iga iga kedu keduaa dan prosesus spinosus dari d ari +ertebra torakalis I< atau korpus +erteb +ertebra ra torakal torakalis is < (sela (sela iga II) dan tidak tidak diump diumpai ai ka+iti.
$esi luas (far ad+anced lesion)" %ila proses lebih luas dari lesi minimal. bat yang dipakai" Direktur ;0!D Prof. Dr. 0oekandar 1. >enis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah" ? -abupaten Mookerto ;ifampisin ? I: ? Pira@inamid ? 0treptomisin ? 8tambutol 2. -ombinasi dosis tetap (iAed dose combination) -ombinasi dosis tetap ini terdiri dari " ? 8mpat obat antituberkulosis dalam Dr. 0uatmiko# MM;0 satu tablet# yaitu rifampisin 15B mg# isonia@id 75 mg# :IP. pira@inamid ,BB mg dan etambutol 275 mg dan ? /iga obat antituberkulosis dalam satu tablet# yaitu rifampisin 15B mg# isonia@id 75 mg dan pira@inamid. ,BB mg '. >enis obat tambahan lainnya (lini 2) ? -anamisin ? -uinolon ? bat lain masih dalam penelitian C makrolid# amoksilin asam kla+ulanat ? Deri+at rifampisin dan I: Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan •
=. /erapi
E. 8dukasi
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
•
* Ill define air space shadowing * -a+iti dengan dinding tebal dikelilingi konsolidasi * millet seed like appearance&granuler pada tuberkulosis
•
milier $okasi lesi pada umumnya sesuai dengan lokasi lesi
• •
•
tuberkulosis pasca primer. :amun demikian kadang penampakkan lesi pada foto
toraks tidak spesifik (seperti tumor)# sehingga sering dikatakan bahwa tuberkulosis merupakan the great imitator. !ntuk kepentingan klinik maka lesi tuberkulosis berdasarkan foto toraks dibagi menadi 2 kategori" •
$esi minimal (minimal lesion)" %ila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru# dengan luas tidak lebih dari +olume paru yang terletak di atas atas chond chondro rost ster erna nall unct unctio ion n dari dari iga iga kedu keduaa dan prosesus spinosus dari d ari +ertebra torakalis I< atau korpus +erteb +ertebra ra torakal torakalis is < (sela (sela iga II) dan tidak tidak diump diumpai ai ka+iti.
$esi luas (far ad+anced lesion)" %ila proses lebih luas dari lesi minimal. bat yang dipakai" Direktur ;0!D Prof. Dr. 0oekandar 1. >enis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah" ? -abupaten Mookerto ;ifampisin ? I: ? Pira@inamid ? 0treptomisin ? 8tambutol 2. -ombinasi dosis tetap (iAed dose combination) -ombinasi dosis tetap ini terdiri dari " ? 8mpat obat antituberkulosis dalam Dr. 0uatmiko# MM;0 satu tablet# yaitu rifampisin 15B mg# isonia@id 75 mg# :IP. pira@inamid ,BB mg dan etambutol 275 mg dan ? /iga obat antituberkulosis dalam satu tablet# yaitu rifampisin 15B mg# isonia@id 75 mg dan pira@inamid. ,BB mg '. >enis obat tambahan lainnya (lini 2) ? -anamisin ? -uinolon ? bat lain masih dalam penelitian C makrolid# amoksilin asam kla+ulanat ? Deri+at rifampisin dan I: Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan •
=. /erapi
E. 8dukasi
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==*E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis /uberkulosis Paru in" 0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==*EE'. '. 4erakan /erpadu /erpadu :asional :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# ibisono# M Gu Gusuf# inariani# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0uraba ya " 27*'5.
Mojokerto, Ketua SMF Paru
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. NIP. 19!11!" 19#$!% " !!" ! !"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! H$%&'t&$
1. Pengertian (Definisi)
%atuk darah adalah batuk yang disertai darah yang berasal dari saluran napas bawah atau parenkim paru. %atuk darah masif bila umlah darah yang keluar H 6BB ml dalam 2, am.
Dengan anamnesis cermat meliputi karakter# umlah darah keluar# lama keluhan dan penyakit paru yang mendasari maka diagnosis banding bisa dibuat. %atuk darah minimal sering diumpai pada karsinoma bronkogeni%atuk darah masif sering pada tuberkulosis paru bronkiektasis. 0elain umlah darah# pola batuk darah uga penting. %atuk darah dengan episode singkat yang teradi beberapa tahun lebih cenderung bronkiektasis. %atuk darah harus dibedakan dengan muntah darah Pemeriksaan saluran napas atasharus dilakukan untuk menentukan sumber perdarahan di tempat tersebut. ;ongga mulut harus diperiksa '. Pemeriksaan isik dengan cermat. 0uara napas tambahan seperti whee@ing dan ronki dapat timbul akibat penyempitan saluran napas oleh gumpalan darah. 2. namnesis
,. -riteria Diagnosis
namnesa Pemeriksaan fisik
5. Diagnosis
%atuk darah (emoptoe)
6. Diagnosis %anding
Muntah darah
7. Pemeriksaan Penunang
. Pemeriksaan darah Pemeriksaan awal meliputi " hemogram# umlah trombosit# protrombine time# partial thromboplastine# analisis gas darah# %!:# serum kreatinin# elektrolit# pemeriksaan dahak %/ dan sitologi. %. oto toraks 0angat bermanfaat. Dibuat dengan proyeksi P dan lateral. Dari foto toraks dapat ditemukan lesi seperti " ka+iti# massa# fungus ball atau airfluid le+el. F. 0arana diagnostik khusus a. %ronkoskopi %ronkoskopi sangat bermanfaat untuk diagnosis dan terapi batuk darah. Dengan bronkoskopi dapat diketahui lokasi perdarahan# dapat mengetahui lesi yang menyebabkan perdarahan#uga digunakan untuk mengambil material untuk pemeriksaan. F/ scan dada umumnya dianurkan dikerakan lebih
dulu sebelum bronkoskopi pada batuk darah sudah stabil. %ila dengan pemeriksaan bronkoskopi tidak bisa mengetahui penyebab sering dibutuhkan pemeriksaan arteriografi bronkial dan pulmonal serta F/ scan dada untuk sampai ke diagnosis. b. rteriografi bronkial Dengan pemeriksaan arteriografi bronkial diduga dapat melokalisir pembuluh darah berkelok*kelok atau dilatasi yang dicurigai sebagai sumber perdarahan. c. F/ scan# ortografi %ila dicurigai aneurisma aorta pada batuk darah# pemeriksaan aortografi dapat membantu diagnosis aorto*bronchial communication. F/ scan dada paling sering dikerakan pada penderita occult hemoptysis# sebab dapat F/ scan dapat mendeteksi Fa paru masih kecil# bronkiolitiasis atau bronkiektasis. Fontoh# pada e+aluasi ,B penderita batuk darah dengan foto toraks normal dan bronkoskopi tidak ditemukan kelainan # ternyata 5B J didapatkan kelainan parenkim# saluran napas atau +askuler. alaupun semua sarana diagnostik sudah dikerakan untuk e+aluasi batuk darah# 5J * 15 J dari kasus * kasus batuk darah tidak dapat dielaskan penyebabnya. %atuk darah massif arang menimbulkan kematian karena kehilangan darah namun lebih sering karena asfiksi&sufokasi oleh sebab itu proteksi saluran napas atas adalah sangat +ital pada penanganan awal batuk darah. >ika batuk merupakan problem atau menambah perdarahan maka perlu diberikan antitusif seperti codein. indari manipulasi dada berlebihan seperti perkusi dada dan pemeriksaan faal paru&spirometri. Diupayakan tirah baring. 0etelah hemodinamik stabil# asidosis dan hipoksemi dikoreksi# pemeriksaan bronkoskopi harus dikerakan untuk menentukan lokasi perdarahan. 0uction dan la+age harus dikerakan untuk mengeluarkan bekuan darah. Diupayakan menghentikan perdarahan dengan ice saline dan epineprine ( 1"2B.BBB ) dilution. Perdarahan dapat uga dihentikan dengan dengan kateter orgaty yang mempunyai bola pada uungnya.
=. /erapi
E. 8dukasi
Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==* E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in" 0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==* EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0urabaya " 27*'5.
Mojokerto, Ketua SMF Paru
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. 19!11!" 19#$!% " !!"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! EDEMA PARU NON KARD#O(EN#K
1. Pengertian (Definisi)
2. namnesis
'. Pemeriksaan isik
,. -riteria Diagnosis
Peningkatan cairan ektraseluler pada aringan paru 4ambaran khas tergantung berat*ringan edema paru dan penyakit yang mendasari. Pada semua edema paru diumpai sesak napas# batuk# takipneu dan peningkatan work of breathing. Pada pemeriksaan fisik ada ronki basah basal# bila edema tambah berat ditemukan ronki basah seluruh paru dan sianosis. Pada beberapa pasien diumpai hipereakti+iti bronkus akibat akumulasi cairan ekstraseluelr dengan manifestasi whee@ing difus sehingga dikacaukan dengan asma bronkial. Pada semua edema paru diumpai sesak napas# batuk# takipneu dan peningkatan work of breathing. Pada pemeriksaan fisik ada ronki basah basal# bila edema tambah berat ditemukan ronki basah seluruh paru dan sianosis. Pada beberapa pasien diumpai hipereakti+iti bronkus akibat akumulasi cairan ekstraseluelr dengan manifestasi whee@ing difus sehingga dikacaukan dengan asma bronkial. ;adiologi. Pada awal peralanan edema paru# pola radiologi dapat membantu membedakan edema kardiogenik dan non kardiogenik. -ardiogenik" kardiomegali# prominent perihilar ha@e# peribronchia l cuffing# -erley line#s # pulmonary +ascular redistribution dan efusi pleura. :on kardiogenik" diffus non gra+ity*dependent opacities tanpa gambaran tipikal kongesti kardiak. Pada F/ scan # infitrat cenderung di bagian dorsal paru. -ondisi heterogen ini minimal ini disebabkan oleh atelektasis. >ika edema berlanut sampai edema al+eoler# baik kardiak dan non kardiak mempunyai gambaran serupa yaitu infiltrat yang menebal ( coalescence ). !ntuk diagnosis ;D0 dibutuhkan data " * pasiti bilateral * /ekanan arteri pulmonalis K 1= mmg atau klinis tidak ada tanda left atrial hypertension * Pa2&i23 2BB
5. Diagnosis
8dema paru non kardiogenik
6. Diagnosis %anding
8dema paru kardiogenik
7. Pemeriksaan Penunang
=. /erapi
oto /horaA
/erdiri atas terapi suportif dan terapi penyakit dasar /erapi penyakit dasar Merupakan faktor yang sangat penting dalam pengobatan# sehingga perlu diketahui dengan segera penyebabnya./erapi ideal untuk edema permeabiliti adalah agen yang dapat memperbaiki permeabiliti +askuler abnormal # namun sampai saat ini belum ada obat tersebut. Mengingat penyebab cidera paru belum diketahui dengan elas perlu dipikirkan kemungkinan proses infeksi sebagai penyebab karena infeksi sebagai salah satu penyebab tersering dan secara umum dapat di atasi. /erapi suportif. -arena terapi spesifik tidak selalu dapat diberikan sampai penyebab diketahui maka pemberian terapi suportif sangat penting. /uuan umum adalah mempertahankan fungsi fisiologik dan seluler dasar seperti pertukaran gas# perfusi organ dan metabolisme aerob. * Pemberian oksigen ksigen diberikan dengan flow tinggi# sebaiknya dengan masker dengan sasaran Pa2 minimal 6B mmg sepanang PaF2 dalam batas normal. >ika upaya ini tidak mampu mempertahankan Pa2 H 6B mmg atau teradi retensi F2 maka diperlukan intubasi endotrakeal tube dengan +entilator mekanik. * -eseimbangan cairan dan nutrisi. * ematokrit emoglobin adekuat harus dipertahankan yaitu hematokrit sekitar 'B* '5 J. %ila hematokrit turun K 'B J dapat diberikan transfusi darah P;F ( packed red cell ) untuk meningkatkan kapasiti pengangkut oksigen
E. 8dukasi
Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==#
==*E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in" 0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==* EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0urabaya " 27*'5.
Mojokerto, Ketua SMF Paru
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. 19!11!" 19#$!% " !!"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! PNEUMON#A KOMUN#T#
1. Pengertian (Definisi)
Pneumoni adalah suatu keradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri# +irus# amur# parasit). Pneumoni komuniti adalah pneumoni yang didapat di masyarakat.
2. namnesis
panas# menggigil batuk dengan dahak purulen dapat disertai darah nyeri dada
'. Pemeriksaan isik
0uhu meningkat H ,B F /anda*tanda konsolidasi
,. -riteria Diagnosis
panas# menggigil batuk dengan dahak purulen dapat disertai darah nyeri dada 0uhu meningkat H ,B F /anda*tanda konsolidasi
5. Diagnosis
6. Diagnosis %anding
7. Pemeriksaan Penunang
Pneumonia -omuniti /uberkulosis Pneumonitis yang disebabkan oleh bahan kimia# radiasi# aspirasi bahan toksik# obat 8dema paru Infark paru %ronkiolitis obliterans oto toraks gambaran infiltrat sampai konsolidasi dengan air bronchogram# penyebaran bronkogenik# dan interstisial tidak khas untuk menentukan etiologi pneumoni hanya petunuk ke arah diagnosis etiologi# misalnya" pneumoni lobaris" 0. pneumoniae infiltrat bilateral&bronkopneumoni" P. aeruginosa konsolidasi lobus kanan atas dengan bulging fisura interlobaris" - pneumoniae $aboratorium leukositosis (1B.BBB*'B.BBB&cmm) hitung enis " shift to the left $8D meningkat Pemeriksaan dahak# kultur darah# dan serologi untuk menentukan diagnosis etiologi. kultur darah positip pada 2B*25J penderita yang tidak diobati nalisis gas darah hipoksemia dan hipokarbia asidosis respiratorik pada stadium lanut Penatalaksanaan meliputi "
=. /erapi Pengobatan suportif 1. Penderita rawat alan Pengobatan suportif & simtomatik istirahat di tempat tidur minum cukup untuk mengatasi dehidrasi panas dikompres atau minum obat antipiretik mukolitik dan ekspektoran bila diperlukan Pemberian antibiotika 2. Penderita rawat inap biasa Pengobatan suportif pemberian oksigen infus rehidrasi dan nutrisi serta elektrolit pemberian obat simtomatik antipiretik# mukolitik Pemberian antibiotika '. Penderita rawat inap di ruang intensif sama seperti penderita di ruang rawat inap biasa# bila diperlukan dipasang +entilator mekanik. Pemilihan antibiotika empirik " sesuai dengan golongan kuman penyebab E. 8dukasi
Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# Mojokerto, ==*E6# 1B=*1BE. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis in" 0udoyo# Ketua Komite 2. Medik Ketua SMFParu Paru ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==* EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman edisi Fetakan -edua. Dr. Asri Bindusari, :asional SpKK Penanggulangan /%. Dr. Sri2.Rejeki Andayani, Sp. P Departemen NIP. 19!11!" 19#$!% " !!" -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0urabaya " 27*'5.
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! ABSES PARU
1. Pengertian (Definisi)
bses paru adalah lesi paru supuratif yang disertai dengan nekrosis aringan di dalamnya. Dikenal pula dengan istilah necroti@ing pneumonia bila lesi supuratif nekrosis (ka+iti) multipel.
2. namnesis
%atuk# dahak berbau busuk (foetor eA ore)# panas badan# nyeri pleuritik# badan tambah kurus# berkeringat malam.
'. Pemeriksaan isik
0uhu meningkat H ,B F uskultasi paru abnormal
,. -riteria Diagnosis
5. Diagnosis
Diagnosis abses paru akibat aspirasi ditegakkan dengan " danya riwayat aspirasi terutama pada penderita*penderita dengan gangguan kesadaran# gangguan menelan. Pada keadaan tidur sering teradi aspirasi yang tidak disadari. -eadaan predisposisi lain untuk infeksi anaerob. 4eala klinik yang khas" peralanan penyakit kronis dan indolen. %atuk dengan dahak purulen berbau busuk. -elainan di satu tempat di paru sesuai dengan posisi penderita pada waktu teradi aspirasi. bses Paru
•
/uberkulosis paru " biasanya tidak disertai air fluid le+el -arsinoma bronkogenik yang mengalami nekrosis.
•
Dinding ka+iti tebal# tidak rata %ula atau kista yang terinfeksi dengan dinding tipis# di
•
sekitarnya tidak ada reaksi radang. ematom paru ditandai dengan riwayat trauma# tidak
•
ada geala infeksi. 0ekuester paru yang mengalami abses. /idak ada
•
hubungan dengan bronkus (bronkografi). Pneumokoniosis yang mengalami ka+itasi dan ditandai
•
6. Diagnosis %anding
•
ada simple pneumoconiosis di sekitarnya $aboratorium darah tepi " lekosit meningkat sedang 12.BBB*2B.BBB&ml#
•
$8D meningkat# anemia dahak" Pengecatan gram# didapatkan banyak PM:# serta
•
7. Pemeriksaan Penunang
• •
bakteri dari berbagai enis. oto toraks ;ongga soliter berdinding tebal yang dikelilingi
konsolidasi biasanya disertai air fluid le+el. Diagnosis didasarkan pada radiologi toraks. • 1. Penatalaksanaan umum
=. /erapi
Memperbaiki keadaan umum penderita dengan diit /-/P dan minum banyak. a. ntibiotika clindamycin 6BB mg i+&= am# membaik dilanutkan 'BB mg po&6am amoAicilin*cla+ulanic acid =75 mg po&12 am amoAicilin 5BB mg&=am atau penicillin 4 1*2uta unit i+&,*6 am# ditambah metronida@ol 5BB mg po&i+ tiap =*12 am penicillin 4 1#2 uta unit im&12 am chloramphenicol 5BB mg&6am. ntibiotika sebaiknya diberikan sampai foto toraks membaik. b. Drainase postural dan fisioterapi Posisi tubuh diatur sedemikian rupa sehingga pus d apat keluar dengan sendirinya (akibat gaya berat) atau dengan bantuan fisioterapis.
E. 8dukasi
2. Penatalaksanaan khusus a. %ronkoskopi %ila pus sukar keluar# maka perlu dilakukan bronkoskopi untuk membersihkan alan napas dan menghisap pus. b. Pembedahan %ila antibiotika gagal. bses menadi kronik# ka+iti tetap ada dan produksi dahak tetap ada sedangkan geala klinis masih ada setelah terapi yang memadai selama 6 minggu atau ada sisa aringan parut luas sehingga dapat mengganggu faal paru. al ini semuanya merupakan indikasi tindakan bedah. Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==*E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in" 0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==*EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta"
5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0uraba ya " 27*'5.
Mojokerto, Ketua SMF Paru
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. 19!11!" 19#$!% " !!"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! EFUS# P"EURA
1. Pengertian (Definisi)
2. namnesis
'. Pemeriksaan isik
,. -riteria Diagnosis
5. Diagnosis
-umpulan cairan di rongga pleura. 0esak napas merupakan geala utama# kadang*kadang disertai perasaan tidak enak di dada. %ila cairan pleura sedikit# maka tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan klinik# tetapi dapat dideteksi dengan radiografi. -adang*kadang disertai nyeri pleuritik atau batuk nonproduktif# tetapi efusi pleura lebih sering merupakan penyulit pneumonia (efusi parapneumonia). Pada inspeksi " gerak napas tertinggal pada sisi efusi# sela iga nampak melebar dan menonol. Pada perkusi " suara ketok terdengar redup sesuai dengan luas efusi# dapat membentuk garis 8llysdLamoiciere# tanda*tanda pendorongan mediastinum# sela iga melebar. Pada palpasi " fremitus raba menurun. Pada auskultasi " suara napas menurun atau menghilang. 0uara bronkial dan egofoni sering diumpai tepat di atas efusi. namnesis diumpai keluhan sesak napas. Pemeriksaan fisik ada gerakan asimetris sisi sakit tertinggal# sela iga melebar# keredupan sisi sakit# fremitus raba menurun sisi sakit# suara napas menurun pada sisi sakit. oto toraks tampak gambaran cairan efusi pleura. spirasi cairan pleura memastikan ada efusi pleura. %ila diperlukan dapat dibantu !04 toraks atau F/ scan toraks. 8fusi Pleura •
6. Diagnosis %anding
• • •
7. Pemeriksaan Penunang
konsolidasi paru karena pneumonia neoplasma paru dengan kolaps paru fibrosis pleura oto toraks P atau P duduk# untuk melihat permukaan
•
cairan pleura. Fairan cenderung menuu ke tempat rendah. /anda awal radiologi adalah sinus frenikokostalis tumpul. >umlah cairan pleura H 'BB cc tampak pada foto toraks. %ila umlah cairan sedikit dapat terlihat pada foto toraks
•
dalam posisi dekubitus. 8fusi pleura yang terlihat pada foto toraks berbentuk
•
• •
kantong (pocketed&loculated) masih perlu dibedakan dengan gambaran penyakit lain# mungkin diperlukan pemeriksaan penunang lain seperti !04 toraks atau F/ scan toraks. Pada efusi minimal tampak sinus kostofrenikus tumpul. 8fusi dalam umlah banyak menyebabkan pendorongan
mediastinum & pergeseran mediastinum ke arah yang sehat#tetapi bila tidak ada pergeseran mediastinum# kemungkinan efusi disertai kolaps paru. 1. Penatalaksanaan umum Memperbaiki keadaan umum penderita dengan diit /-/P dan minum banyak. a. ntibiotika clindamycin 6BB mg i+&= am# membaik dilanutkan 'BB mg po&6am amoAicilin*cla+ulanic acid =75 mg po&12 am amoAicilin 5BB mg&=am atau penicillin 4 1*2uta unit i+&,* 6 am# ditambah metronida@ol 5BB mg po&i+ tiap =*12 am penicillin 4 1#2 uta unit im&12 am chloramphenicol 5BB mg&6am.ntibiotika sebaiknya diberikan sampai foto toraks membaik.
=. /erapi
b. Drainase postural dan fisioterapi Posisi tubuh diatur sedemikian rupa sehingga pus dapat keluar dengan sendirinya (akibat gaya berat) atau dengan bantuan fisioterapis.
E. 8dukasi
2. Penatalaksanaan khusus a. %ronkoskopi %ila pus sukar keluar# maka perlu dilakukan bronkoskopi untuk membersihkan alan napas dan menghisap pus. b. Pembedahan %ila antibiotika gagal. bses menadi kronik# ka+iti tetap ada dan produksi dahak tetap ada sedangkan geala klinis masih ada setelah terapi yang memadai selama 6 minggu atau ada sisa aringan parut luas sehingga dapat mengganggu faal paru. al ini semuanya merupakan indikasi tindakan bedah. Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==*E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in"
0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==*EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0uraba ya " 27*'5.
Mojokerto, Ketua SMF Paru
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. 19!11!" 19#$!% " !!"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! Pn$u%&t&raks
1. Pengertian (Definisi)
Pneumotoraks adalah akumulasi udara pada rongga disertai kolaps paru.
2. namnesis
0esak napas ringan sampai berat :yeri dada ringan sampai berat 4agal napas dan mungkin disertai sianosis
'. Pemeriksaan isik
Pada pneumotoraks +entil sering teradi kolaps sirkulasi akibat pergeseran mediastinum. Pada inspeksi didapatkan gerak napas asimetris# sisi sakit tertinggal Pada perkusi didapatkan suara hipersonor sisi sakit Pada auskultasi didapatkan suara napas menurun sampai menghilang pada sisi sakit
,. -riteria Diagnosis
namnesis diumpai keluhan sesak napas. Pemeriksaan fisik ada gerakan asimetris sisi sakit tertinggal# sela iga melebar# keredupan sisi sakit# fremitus raba menurun sisi sakit# suara napas menurun pada sisi sakit. oto toraks tampak gambaran cairan efusi pleura. spirasi cairan pleura memastikan ada efusi pleura. %ila diperlukan dapat dibantu !04 toraks atau F/ scan toraks.
5. Diagnosis
Pneumotoraks
6. Diagnosis %anding
1.pleurisi dan perikarditis 2.infark miokard dan emboli paru '.bronkitis kronis dan emfisema ,.hernia diafragmatika 5.dissecting aneurysma aorta
7. Pemeriksaan Penunang
oto toraks /ampak garis kolaps paru. Pada pneumotoraks parsial dengan lokasi di anterior atau posterior# batas garis kolaps mungkin tidak terlihat. %ila diperlukan dapat dilakukan foto toraks lateral. Mediastinal shift dapat terlihat pada foto toraks atau fluoroskopi pada saat inspirasi atau ekspirasi# terutama dapat teradi pada pneumotoraks +entil.
=. /erapi
/erapi tergantung berat ringan pneumotoraks dan penyakit dasar. Pneumotoraks spontan primer stabil -olaps paru kecil (K15*2BJ)" obser+asi# suplemen 2 untuk mempercepat reabsorbsi.
-olaps luas dan ada keluhan " aspirasi# kateter toraks. Pneumotoraks spontan sekunder -ateter toraks /orakoskopi dengan stapling bleb abrasi pleura atau pleurodesis dengan bahan sklerosing untuk mencegah relaps. Pneumotoraks +entil Dekompresi dengan arum besar yang dimasukkan ke rongga pleura midkla+ikula ruang antar iga 2 depan# dilanutkan pemasangan kateter toraks 0etelah pemasangan kateter toraks 5*7 hari paru masih kolaps atau bronkopleura fistula menetap# dianurkan torakoskopi & </0. nalgetika untuk mengobati nyeri. E. 8dukasi
Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==*E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in" 0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==*EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0uraba ya " 27*'5. Mojokerto,
Ketua Komite Medik
Ketua SMF Paru
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. 19!11!" 19#$!% " !!"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! H$%&t&raks
1. Pengertian (Definisi)
da darah di dalam rongga pleura.
2. namnesis
4eala dan keluhan hemotoraks tergantung dari berat ringan trauma. Penderita bisa mengeluh sesak napas# nyeri dada dan anemia sampai syok.
'. Pemeriksaan isik
Didapatkan tanda*tanda seperti pada efusi pleura. Pada hemitoraks yang sakit pergerakan berkurang. Perkusi pada hemitoraks yang sakit terdengar redup dan pada auskultasi suara napas menurun atau menghilang sama sekali.
,. -riteria Diagnosis
namnesis " ada riwayat trauma dada# atau sehabis tindakan pembedahan. Pemeriksaan fisik " didapatkan tanda*tanda seperti pada efusi pleura. Pada hemitoraks yang sakit pergerakan berkurang. Perkusi pada hemitoraks yang sakit terdengar redup dan pada auskultasi suara napas menurun atau menghilang sama sekali. 4ambaran radiologis " seperti pada efusi pleura. 0etelah dilakukan aspirasi percobaan# maka cairan tersebut dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (b) atau hematokrit cairan pleura# dikatakan hemotoraks bila kadar b atau hematokrit cairan pleura separuh atau lebih dari kadar b atau hematokrit darah perifer.
5. Diagnosis
Pneumotoraks •
6. Diagnosis %anding
• •
7. Pemeriksaan Penunang
=. /erapi
E. 8dukasi
1B. Prognosis
konsolidasi paru karena pneumonia neoplasma paru dengan kolaps paru fibrosis pleura
4ambaran radiologis " seperti pada efusi pleura. Pemasangan kateter toraks. /orakotomi bila perdarahan H 2BB ml & am dan tidak ada tanda * tanda perdarahan berkurang Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==*E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in" 0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==*EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0uraba ya " 27*'5.
Mojokerto, Ketua SMF Paru
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. 19!11!" 19#$!% " !!"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! As%a Br&nkial$
1. Pengertian (Definisi)
2. namnesis
'. Pemeriksaan isik
,. -riteria Diagnosis
sma bronkial adalah keradangan kronis saluran napas dengan banyak sel dan elemen sel yang berperan# yang menyebabkan hambatan aliran udara dan peningkatan airway hyperresponsi+eness# yang menimbulkan episode berulang dari whee@ing# sesak napas# dada terasa sesak# dan batuk# terutama pada malam hari atau pada pagi dini hari. 8pisode geala respirasi tersebut biasanya terkait dengan obstruksi alan napas yang menyeluruh yang seringkali re+ersibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. %ersifat episodik# dengan napas berbunyi ngik*ngik (whee@ing)# kesulitan bernapas# dada sesak# dan batuk . 4eala dapat teradi spontan atau dipresipitasi atau eksaserbasi dengan berbagai triger yang berbeda# seperti tersebut di atas. 4eala sering memberat saat malam# akibat +ariasi sirkadian tonus bronkomotor dan reakti+iti bronkus mencapai titik nadir antara pukul ' dan , pagi# meningkatkan geala bronkokonstriksi. -elainan nasal berupa edema mukosa# hipersekresi# polip# dan kelainan kulit ek@ema# dermatitis atopik# sering diumpai pada asma alergi. Peningkatan kera napas ditandai dengan penggunaan otot bantu napas. Pada auskultasi berupa whee@ing atau adanya fase ekspirasi yang memanang. %ila tidak eksaserbasi bisa tidak diumpai kelainan. namnesis " keluhan sesak napas# ngik*ngik# kesulitan bernapas# dada sesak episodik. da +ariabiliti geala sesuai cuaca# riwayat atopi# riwayat keluarga dengan asma. Pemeriksaan fisik " whee@ing menyeluruh atau ekspirasi memanang# peningkatan kera napas dengan otot bantu napas aktif (retraksi). aal paru " obstruksi saluran napas (P8 atau 8<1 ) " re+ersibel !i pro+okasi bronkus " PF2B K = mg&ml $aboratorium " sputum " kristal Fharcoat*$eyden# spiral Furschmann darah " peningkatan eosinofil# Ig8 spesifik !i kulit
5. Diagnosis
sma %ronkiale
6. Diagnosis %anding
7. Pemeriksaan Penunang
1.-elainan saluran napas atas " paralisis corda +ocalis# sindrom disfungsi corda +ocalis# aspirasi benda asing# massa laringotrakeal# penyempitan trakea# tracheomalacia# edema saluran napas akibat eas inhalasi atau angioede ma 2.-elainan saluran napas bawah " PP- (Penyakit Paru bstruktif -ronik)# bronkiektasis# allergic bronchopulmonary mycosis# cystic fibrosis# pneumonia eosinofilik# bronkiolitis obliterans '.4agal antung kongestif (asma kardial)# emboli paru# batuk akibat obat ( F8 inhibitor ) ,.4angguan psikiatri (kon+ersi) $aboratorium " darah " eosinofili# Ig8 spesifik sputum " eosinofil# spiral Furschmann dan kristal Fharcoat* $eyden analisis gas darah " bila curiga gagal napas tina " telur cacing ;adiologis normal atau hiperinflasi untuk mencari penyulit " pneumotoraks# pneumomediastinum# atelektasis# pneumonia menyingkirkan penyakit lain aal paru untuk dA dan monitor " 8<1 (orced 8Apiratory
=. /erapi
4lucocorticosteroid " inhalasi (MDI# nebulisasi)# oral# parenteral inhalasi " beclomethasone dipropionate " 2 A 2*' puff (,Bug) atau 2 A 1*2 puff (=Bug) budesonide " 2 A 1 puff (2BBug)# nebulisasi fluticasone " 2 A 2 puff (11Bug)# nebulisasi flunisolide " 2 A 2*, puff (25Bug)
oral " methylprednisolon " ,B*6B mg&hari
prednisolon prednison
" ,B*6B mg&hari " ,B*6B mg&hari
ineksi " methylprednisolon " 1*2 mg&kg%%&6 am %ronkodilator" gonis beta 2 " inhalasi (MDI# DPI# nebulisasi)# oral# parenteral 0albutamol MDI# dry powder# nebulisasi# tablet (2*, mg&6*= am) /erbutaline tablet (' A 2#5*5 mg)# ineksi (, A B#25 mg sk)# drip infus enoterol MDI ormoterol DPI ( budesonide DPI) 0almeterol MDI ( fluticasone MDI) MethylAantin " oral# parenteral minophyllin tablet# ineksi (bolus 5 mg&kg%%# drip infus B#E mg&kg%%&am) /eophyllin tablet# tablet lepas lambat ntikolinergik " inhalasi (MDI# nebulisasi) Iipratropium bromide MDI# nebulisasi $ain*lain " leukotrien modifier (montelukast# @afirlukast# @ileuton)# antihistamin generasi 2# obat anti alergi oral lain# imunoterapi alergen spesifik. E. 8dukasi
Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi# keseimbangan cairan
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==*E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in" 0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I<
>ilid II " E==*EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0uraba ya " 27*'5.
Mojokerto, Ketua SMF Paru
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. 19!11!" 19#$!% " !!"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! PEN)AK#T PARU OBSTRUKT#F KRON#K *PPOK+
1. Pengertian (Definisi)
2. namnesis
PP- adalah penyakit yang ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak re+ersibel total . ambatan aliran udara biasanya progresif dan dihubungkan dengan respons inflamasi abnormal paru terhadap partikel berbahaya atau gas*gas. Dua keluhan utama adalah sesak napas dan batuk. 0esak napas /imbul progresif secara gradual dalam beberapa tahun. Mula* mula ringan lebih lanut akan mengganggu akti+itas sehari*hari. 0uara mengi ( whee@ing ) %atuk kronis %atuk kronis biasanya berdahak kadang episodik dan memberat waktu pagi. Dahak biasanya mukoid tetapi berubah purulen bila eksaserbasi. %atuk darah Diumpai terutama waktu eksaserbasi. sal darah diduga dari saluran napas yang mengalami inflamasi dan karakteristik " blood*streaked purulen sputum. :yeri dada :yeri dada biasanya bukan oleh karena PP-. noreksi dan berat badan menurun -arakteristik PP- adalah ada eksaserbasi. %ila penyakit progresif# inter+al di antara eksaserbasi akut makin dekat.
'. Pemeriksaan isik
,. -riteria Diagnosis
Pemeriksaan fisik yang ditemukan tergantung deraat hambatan aliran udara# berat ringan hiperinflasi paru dan bentuk tubuh. walnya hanya ekspirasi memanang dan whee@ing pada ekspirasi paksa. %ila obstruksi berlanut tampak hiperinflasi dan barrel chest. 0uara napas menurun# ekspirasi memanang# suara antung terdengar auh# ronki basah basal. Penggunaan otot napas tambahan atau pursed*lips breathing menunukkan hambatan aliran udara berat. 8dema tungkai. >uguler +enous pressure ( >
8<1&
6. Diagnosis %anding
7. Pemeriksaan Penunang
Penyakit Paru bstruktif -ronik (PP-) 1. sma bronchial 2. 4agal antung kongestif '. Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain seperti " bronkiektasis. ,. /uberkulosis Pemeriksaan penunang" • PP- harus dipertimbangkan pada penderita dengan •
• • •
=. /erapi
keluhan batuk dengan dahak atau sesak napas dan atau riwayat terpapar faktor risiko. Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan obyektif ada hambatan aliran udara (dengan spirometri). N aal paru" spirometeri merupakan pemeriksaan gold standard Parameter 8<1# 8<1&
ika tidak ada fasilitas agonis beta 2 dapat diberikan subkutan. '. ntibiotika Indikasi" eksaserbasi karena infeksi bakteri Pilih antibiotika yang masih sensitif terhadap 0. pneumoniae# . influen@ae# M. catarrhalis Pilihan antibiotika" amoAicilin# cotrimoAasol# erytromycin# doAycyclin lternatif" co amoAicla+# cephaclor# claritromycin# a@ithromycin. ,. Mukolitik 0aat eksaserbasi mukolitik seperti : asetyl cystein tidak menunukkan manfaat. 5. -ortikosteroid Indikasi"eksaserbasi berat Dosis" eAact dose belum diketahui. Prednisolon 'B*,B mg&hari selama 1B*1, hari optimal bila ditinau dari sudut efikasi dan keamanan. -ortikosteroid dapat diberikan I< atau oral. 6. Fairan dan elektrolit. Perlu dimonitor. 7. :utrisi
/atalaksana" tinggi protein rendah karbohidrat. protein H 1#5 mg&kg%%&hari /idak memperbaiki eAercise performance atau faal paru tetapi dapat" Memperbaiki skill# kemampuan untuk menanggulangi penyakit dan status kesehatan 8fektif untuk mencapai tuuan khusus seperti berhenti merokok. d
E. 8dukasi
1B. Prognosis
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==* E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in" 0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==* EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0urabaya " 27*'5.
Mojokerto, Ketua SMF Paru
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. 19!11!" 19#$!% " !!"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! BRONK#T#S KRON#S
1. Pengertian (Definisi)
2. namnesis
%atuk kronis produktif minimal ' bulan dalam setahun 2 tahun berturut*turut# yang tidak disebabkan oleh M tuberkulosis# karsinoma paru# bronkiektasis# kistik fibrosis dan dekompensasio kordis kronis. batuk dengan dahak banyak# mukoid bertambah banyak dan purulen waktu eksaserbasi. %atuk darah bisa diumpai waktu eksaserbasi. 0esak bersifat progresif# karakteristik berhubungan dengan akti+iti ( dyspneu on effort )# beberapa penderita mendengar suara mengi. Pada auskultasi terdengar suara * suara inspirasi kasar ( terkait sekresi di saluran napas besar ).
'. Pemeriksaan isik
/idak khas# bisa diumpai ronki basah# whee@ing
,. -riteria Diagnosis
Didasarkan atas " kriteria klinis ( sesuai dengan definisi )
5. Diagnosis
%ronkitis -ronis •
6. Diagnosis %anding
• • • •
7. Pemeriksaan Penunang
•
1. /uberkulosis paru 2. sma bronkial '. /umor paru ,. %ronkiektasis ;adiologi. %ronkitis kronik tidak pernah didiagnosis dengan foto toraks# tetapi ada tanda*tanda radiologi yang dapat mengarahkan ke diagnosis. Pulmonary marking( broncho+ascular pattern ) prominen merupakan petunuk bronkitis kronik.
• •
aal paru. %isa normal atau ada obstruksi saluran napas. 8lektrokardiografi. !ntuk mengetahui hipertrofi +entrikel kanan
=. /erapi
nalisis gas darah. * 8dukasi * %erhenti merokok# hindari paparan faktor*faktor iritan * ;ehabilitasi medik * /erapi oksigen * %ronkodilator * Mukolitik masih kontro+ersi. : acetyl cystein selain sebagai mukolitik uga antioksidan populer di negara*negara 8ropa. * ntibiotika. Patogen yang sering diumpai waktu eksaserbasi" . influen@ae# 0. pneumoniae# M. catarrhalis.
Pilihan pertama " Pilihan kedua"
E. 8dukasi
1B. Prognosis
4olongan penicillin " mpicilin moAicilin /etracycline FotrimoAasol Fephalosporin generasi II" Fefaclor. Fephalosporin generasi III" FefiAim. Fo amoAicla+. Macrolid baru " @ithromycin Flaritromycin luoroOuinolon "
FiprofloAacin $e+ofloAacin MoAifloAacin /idak memperbaiki eAercise performance atau faal paru tetapi dapat" Memperbaiki skill# kemampuan untuk menanggulangi penyakit dan status kesehatan 8fektif untuk mencapai tuuan khusus seperti berhenti merokok. d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==*E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in" 0udoyo# Mojokerto, ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==* Ketua Komite Medik EE'. Ketua SMF Paru '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# ariadi# 0lamet#Andayani, 2B1B. %uku Sp. ar P Dr. Asri Bindusari, SpKK M Gusuf# inariani#Dr. Sri Rejeki Ilmu"Penyakit NIP. 19!11!" 19#$!% !!" Paru. Penerbit - !:I;# 0urabaya " 27*'5.
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! BRONK#T#S AKUT
1. Pengertian (Definisi)
2. namnesis
Infeksi dan inflamasi akut saluran napas besar batuk dengan atau tanpa dahak demam ringan & sumer*sumer rasa tidak enak substernal sesak napas batuk darah
'. Pemeriksaan isik
auskultasi diumpai ronki basah# krepitasi# dan whee@ing.
,. -riteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dengan foto toraks tidak diumpai infiltrat.
5. Diagnosis
%ronkitis kut
6. Diagnosis %anding
• •
Pneumonia sma bronkial
7. Pemeriksaan Penunang
$aboratorium " sputum cat gram" leukosit PM: dan kemungkinan bakteri patogen
=. /erapi
1. 0imtomatis ntitusif " DMP# codein# do+eri ntipiretika " paracetamol /idak perlu antibiotika 2. /erapi terhadap penyulit " bronkodilator# antibiotika
E. 8dukasi
tingkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat cukup dan makan teratur
1B. Prognosis
d
11. /ingkat 8+idens
I<
12. /ingkat ;ekomendasi
F
1'. Penelaah -ritis
Dr. 0ri ;eeki ndayani# 0p. P
1,. Indikator Medis
-ondisi Pasien Membaik
15. -epustakaan
1. lsagaff# ood# Mukty# bdul.2B1B. Dasar*dasar Ilmu Penyakit Paru# 8disi -e 2. irlangga !ni+ersity Press# 0urabaya " =5*==# ==*E6# 1B=*1BE. 2. min# 9.# %ahar# . 2BB6. %% 2,2 /uberkulosis Paru in" 0udoyo# ru (eds) %uku ar Ilmu Penyakit Dalam edisi I< >ilid II " E==*EE'. '. 4erakan /erpadu :asional Penanganan /%. 2BB=. %uku Pedoman :asional Penanggulangan /%. edisi 2. Fetakan -edua. Departemen -esehatan ;epublik Indonesia. >akarta" 5# 6*7# 2B*2,. ,. ibisono# M Gusuf# inariani# ariadi# 0lamet# 2B1B. %uku ar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit - !:I;# 0urabaya " 27* '5.
Mojokerto, Ketua SMF Paru
Ketua Komite Medik
Dr. Asri Bindusari, SpKK NIP. 19!11!" 19#$!% " !!"
Dr. Sri Rejeki Andayani, Sp. P
Direktur RS&D Pro'. Dr. Soekandar Ka(upaten Mojokerto
Dr. Sujatmiko, MMRS
Panduan Praktik Klinis SMF : PARU RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO TAHUN 20! EMF#SEMA
1. Pengertian (Definisi)
2. namnesis
'. Pemeriksaan isik
,. -riteria Diagnosis
5. Diagnosis
6. Diagnosis %anding
-elainan paru yang ditandai pelebaran permanen abnormal dari saluran napas distal bronkioli terminalis disertai destruksi dinding tanpa fibrosis yang elas. Destruksi didefinisikan sebagai pelebaran saluran napas yang tidak uniform sehingga gambaran asinus dan komponen yang tersusun rapi terganggu dan mungkin hilang. 0esak napas dengan karakteristik berhubungan dengan akti+iti (dispneu on effort)# bila penyakit tambah berat sudah terasa sesak walau hanya akti+itas ringan. %atuk dengan dahak tidak banyak. Pada pemeriksaan fisik diumpai toraks hiperinflasi . arus diwaspadai sebab bisa diumpai pada asma bronkial. iperinflasi menimbulkan barrel chest# suara ketok hipersonor dan suara napas menurun. Didasarkan atas anamnesis# pemeriksaan fisik dan ditambah pemeriksaan penunang" *;adiologi" oto toraks " hiperinflasi (diafragma datar dan letak rendah# sinus preniko kostalis tumpul# ruang retrosternal melebar# +olume paru bertambah besar)# *Penipisan +askuler dan hiperlusen *aal paru. da obstruksi# yang ditandai oleh penurunan 8<1# 8<1&F<# P8( peak eApiratory flow ) . iperinflasi ditunukkan dengan ;<&/$F meningkat# D$co menurun *Pemeriksaan alfa 1 antitripsin 8mfisema
• •
7. Pemeriksaan Penunang
=. /erapi
E. 8dukasi
Pneumonia sma bronkial *;adiologi" oto toraks " hiperinflasi (diafragma datar dan letak rendah# sinus preniko kostalis tumpul# ruang retrosternal melebar# +olume paru bertambah besar)# *Penipisan +askuler dan hiperlusen *aal paru. da obstruksi# yang ditandai oleh penurunan 8<1# 8<1&F<# P8( peak eApiratory flow ) . iperinflasi ditunukkan dengan ;<&/$F meningkat# D$co menurun *Pemeriksaan alfa 1 antitripsin * ;ehabilitasi * /erapi oksigen * %ronkodilator antikolinergik (ipratropium bromide) golongan Aantin (aminophylin&theophylline) agonis beta 2 * :utrisi
%erhenti merokok# hindari paparan faktor iritan