RSUD NGIMBANG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ASMA
No. Dokumen Jl. Raya Babat Jombang no 227 sendangrejo ngimbang –
No. Revisi
Halaman
……………….
…………….
RS.NGIMBANG/ /IPD/2017
–
Tanggal terbit
Ditetapkan, Direktur RSUD Ngimbang
IPD dr. MOH. CHAIDIR ANNAS, M.Mkes Pembina TK. I NIP. 19661113 199703 1 002
DEFINISI
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Asma dalah gangguan gangguan inflamasi kroniksaluran kroniksaluran nafas yang berhubungan dengan peningakatan kepekaan saluran nafas memicu episode mengi berulang,sesak nafas dan batuk terutama pada malam hari atau dini hari 1. Bersifat episodic, seringkali reversible dengan atau tanpa pengobatan 2. Gejala berupa berupa batuk, batuk, sesak sesak nafas, nafas, rasa berat didada dan berdahak 3. Gejala timbul / memburuk terutama malam / dinihari 4. Diawali oleh factor pencetus yang yang bersifat bersifat individu 5. Respons terhadap pemberian bronkodilator 1. Gejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan jasmani dapat normal 2. Pada serangan ringan , mengi hanya terdengar pada waktu ekspresi paksa
3. Silent chest pada serangan yang sangat berat., disertai sianosis,gelisah,sukar bicara,takikardi,hiperinflasi dan penggunan otot bantu nafas
RSUD NGIMBANG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ASMA
No. Dokumen Jl. Raya Babat Jombang no 227 sendangrejo ngimbang –
No. Revisi
Halaman
RS.NGIMBANG/ /IPD/2017
……………….
…………….
–
Pemeriksaan spirometri dalam diagnosis asma :
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Rasio VEP 1/KVP <75% atau VEP 1<80% nilai prediksi 2. Reversibility, perbaikan VEP 1 >12% dan 200ml secara spontan, atau setela inhalasi bronkodilator (uji bronkodilator, atau setelah pemberian bronkodilator oral 10-14 hari, atau setelah pemberian kortikosteroid 2 minggu. Arus puncak Ekspirasi (APE) 1. Reversibiliti, yaitu perbaikan nilai APE 15 % setelah inhalasi bronkodiator (uji bronkodilator), atau bronkodilator oral 10-14 hari, atau respons terapi kortikosteroid (inhalasi/oral, 2 minggu) 2. Variability, menilai variasi diurnal APE yang dikenal dengan variability APE harian selama 1-2 minggu.
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING
Asma intermiten / persisten (ringan/sedang/berat dengan eksaserbasi ringan/sedang/berat) 1. Penyakit paru obstruksi kronik 2. Bronchitis kronik 3. Gagal jantung kongestif
4. 5. 6. 7.
Batuk kronik akibat lain-lain Disfungsi laring Obstruksi mekanis (misal; tumor) Emboli paru
RSUD NGIMBANG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ASMA
No. Dokumen Jl. Raya Babat Jombang no 227 sendangrejo ngimbang –
No. Revisi
Halaman
RS.NGIMBANG/ /IPD/2017
……………….
…………….
–
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Spirometri 2. Laboratorium Saat eksaserbasi : 1. Oksigenasi 2. Β2 agonis kerja singkat (inhalasi dan atau intravena) 3. Kortikosteroid sestemik 4. Aminofilin intravena
TATA LAKSANA
Pengobatan saat stabil (tidak eksaserbasi) 1. Pemberian controller : kortikosteroid (inhalasi/sistemik), sodium kromoglikat, nedokromilsodium, metilsantin, agonis beta2 kerja lama (inhalasi/oral) leukotrin modifiers. 2. Pemberian pelega sesuai kebutuhan : agonis beta2 kerja singkat, aminofilin, antikolinergik, adrenalin
RSUD NGIMBANG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ASMA
No. Dokumen Jl. Raya Babat Jombang no 227 sendangrejo ngimbang –
No. Revisi
Halaman
RS.NGIMBANG/ /IPD/2017
……………….
…………….
–
EDUKASI
1. Tentang penyakitnya, penyetus serangan dan cara mengatasi serangan akut 2. Pencegahan eksaserbasi 3. Menjaga fungsi paru terutama saat execise
PROGNOSIS
Baik
PENELAAH KRITIS
SMF IPD
INDIKATOR
KEPUSTAKAAN
1. Keputusan menteri kesehatan RI No.1023/ Menkes/ SK/XI/2008 tentang pedoman penanggulangan asma. 2. PDPI. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia.