BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.1
Lata Latarr Be Bellakan akang g Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indikator yang paling
penting untuk melakukan melakukan penilaian kemampuan kemampuan suatu negara untuk menyelenggarakan menyelenggarakan pelayanan kesehatan, kesehatan, khususnya dalam bidang bidang obstetri. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan data iro !usat Statistik (!S) angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia men"apai #$# ribu %i&a pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena komplikasi kehamilan dan persalinannya. Sedangkan angka kematian bayi di Indonesia pada tahun ' '*# kali lebih tinggi men"apai + per $ kelahiran hidup atau ' kali lebih besar dari target -/ yaitu sebesar $#0 per kelahiran hidup (Suprayitno, '). Adapun penyebab kematian perinatal adalah kelainan kongenital, prematuritas, trauma persalinan, infeksi, ga&at ga&at %anin dan asfiksia asfiksia neonatorum. 1er%adiny 1er%adinyaa ga&at %anin di sebabkan oleh induksi persalinan, infeksi pada ibu, perdarahan, insufisiensi plasenta, prolapsus tali pusat, kehamilan dan persalinan persalinan preterm dan postterm. postterm. !ersalinan postterm postterm menun%ukkan bah&a kehamilan telah melampaui melampaui &aktu perkiraan persalinan persalinan menurut hari pertama pertama menstruasinya. menstruasinya. allantyne $2' seperti dikutip Manuaba, seorang bidan S"otlandia, untuk pertama kali menyatakan bah&a bah&a %anin yang terlalu terlalu lama dalam kandungan dapat membahayakan dirinya dan ibunya saat persalinan berlangsung. Kemudian berturu*turut $2# 3lifford mengemukakan tentang sindrom postterm baby, sedangkan $24 M" 3lure menyatakan bah&a angka kematian bayi dengan kehamilan postdate semakin meningkat (Manuaba, '). 5aktor yang merupakan predisposisi ter%adinya persalinan postterm diantaranya faktor ibu adalah karena hanya sebagian ke"il ibu yang mengingat tanggal menstruasi pertamanya dengan baik dan adanya gangguan terhadap timbulnya persalinan seperti pengaruh esterogen, oksitosin dan saraf uterus. anyaknya kasus persalinan postterm di Indonesia yang tidak dapat ditegakkan se"ara pasti diperkirakan sebesar ''0 (!ra&irohard%o, '6). eberapa ahli dapat menyatakan bah&a persalinan preterm akan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi. Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postterm diperlukan diperlukan deteksi sedini mungkin mungkin untuk menghindari menghindari kesalahan dalam menentukan menentukan
1
usia kehamilan. 7ika taksiran persalinan telah ditentukan pada trimester terakhir atau berdasarkan data yang yang tidak dapat diandalkan diandalkan bidan harus tetap siaga siaga pada reabilitas taksiran taksiran persalinan tersebut. tersebut. Data yang terkumpul sering sering menun%ukkan peningkatan peningkatan resiko lahir mati mati seiring peningkatan usia kehamilan lebih dari minggu. !enyebab kematian tidak mudah dipahami dan %uga tidak ada kesepakatan tentang pendekatan yang paling tepat guna men"egah kematian tersebut. (8arney, elen, '). ertolak dari pernyataan diatas, maka penulis sebagai "alon bidan dalam rangka mempersiapkan diri sebagai seorang bidan yang terampil dan memiliki keahlian diberikan penugasan untuk melakukan melakukan pembinaan pada seorang seorang ibu bersalin . Melalui Melalui pembinaan tersebut penulis dapat memahami berbagai proses yang ter%adi selama ibu hamil dan bersalin, sehingga dapat menerapkan asuhan kebidanan yang tepat dan aman.
1.2 1.2
Rum Rumusan usan Masal salah $. Apa pengert pengertian ian dari dari postte postterm rm99 '. Apa patofi patofisio siolog logii dari dari postte postterm9 rm9 +. agaim agaimana ana diag diagnos nosis is dari dari postt postterm erm99 . agaim agaimana ana penata penatalak laksan sanaan aan dari dari postter postterm9 m9
1.3
Tujuan $. '. +. .
1. 1.
:ntuk :ntuk menget mengetahui ahui penge pengert rtian ian dari dari postt postterm erm :ntuk :ntuk mengeta mengetahui hui patofi patofisio siolog logii dari poster posterm m :ntuk :ntuk menget mengetahui ahui diag diagnos nosis is dari dari postte postterm rm :ntuk :ntuk mengeta mengetahui hui penata penatalak laksan sanaan aan dari post postter term m
Tujuan uan Penu Penull!san !san $. 1u%uan :m :mum :nt :ntuk menda endapa pattkan kan
peng pengal alam aman an
sert erta
dapa dapatt
mener enerap apka kan n
dan dan
mengem mengembang bangkan kan pola pola pikir pikir ilmiah ilmiah dalam dalam melaks melaksanak anakan an mana%e mana%emen men asuhan kebidanan pada kasus persalinan postterm. '. 1u%uan %uan Khu Khusus sus
2
$) Dapat melaksanakan pengka%ian data dengan "ara &a&an"ara, observasi dan pemeriksaan pada pada kasus persalinan postterm. ') Dapat menegakkan diagnosa, mengka%i masalah dan kebutuhan pada kasus persalinan postterm. +) Dapat melakukan pendokumentasian pada kasus persalinan postterm.
1."
Man#aat Penul!san Dari makalah ini penulis berharap khususnya untuk mahasis&a yang mengambil %urusan di bidang kesehatan agar lebih memahami mengenai kehamilan postterm.
BAB II PEMBAHA$AN 2.1
Pengert!an Kehamilan postterm, sering disebut %uga kehamilan serotinus, kehamilan le&at
&aktu, kehamilan le&at bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate ;pos datisme atau pas"amaturitas, adalah< kehamilan yang berlangsung sampai ' minggu ('2 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus =aegele dengan siklus haid rata*rata '6 hari (-/ $22, 5I>/ $264). $ 2 ?Sar&ono@
3
Menurut -/ persalinan postterm adalah keadaan yang menun%ukkan bah&a kehamilan berlangsung sampai ' minggu ('2 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus =aegele dengan siklus haid rata*rata '6 hari. Defenisi ini didasarkan pada hasil observasi epidemiologi yang membuktikan bah&a persalinan postterm dengan disertai ga&at %anin mempunyai kontribusi terhadap out "ome kesehatan yang buruk atau $0 dari persalinan adalah persalinan postterm (idayat, '2).
2.1 $e%a% Terja&!n'a (eham!lan P)stterm $. !engaruh progesteron !enurunan hormon progesteron dalam kehamilan diper"aya merupakan ke%adian perubahan endokrin yang penting dalam mema"u proses biomolekular pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin, sehingga beberapa penulis menduga ter%adinya kehamilan postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesteron. '. 1eori oksitosin !emakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm memberi kesan atau diper"aya bah&a oksitosin se"ara fisilogis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalina dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lan%ut diduga sebagai salah satu faktor penyebab kehamilan postterm. +. 1eori Kortisol;A31 %anin Dalam teori ini dia%ukan bah&a sebagai pemberi tandaB untuk dimulainya persalinan adalah %anin, diduga akibat peningkatan tiba*tiba kadar kortisol plasma %anin. Kortisol %anin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berurang dan memperbesar sekresi estrogen, selan%utnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostagladin. !ada "a"at ba&aan %anin seperti anensefalus, hipoplasia adrenal %anin, dan tidak adanya kelen%ar hipofisis pada %anin akan menyebabkan kortisol %anin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung le&at bulan.
4
. Saraf :terus 1ekanan
pada
ganglion
servikalis
dari
pleksus
5rankenhauser
akan
membangkitkan kontraksi uterus. !ada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian ba&ah masih tinggi kesesuaianya diduga sebagai penyebab ter%adinya kehamilan postterm. #. eriditer eberapa penulis menyatakan bah&a seorang ibu yang mengalami kehamilan postterm mempunyai ke"enderungan untuk melahirkan le&at bulan pada kehamilan berikutnya. Morgen ($222) seperti dikutip 3unningham, menyatakan bah&a bilamana seorang ibu mengalami kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan postterm.
2.2 D!agn)s!s Dalam menentukan diagnosis kehamilan postterm disamping dari ri&ayat haid, sebaiknya dilihat pula hasil pemeriksaan antenatal. •
Riwayat haid Diagnosis kehamilan postterm tidak sulit untuk ditegakkan bilamana hari pertama
haid terakhir (!1) diketahui dengan pasti. :ntuk ri&ayat haid yang dapat diper"aya, diperlukan beberapa kriteria antara lain< *
!enderita harus yakin betul dengan !1*nya
*
Siklus '6 ari dan teratur
*
1idak minum pil antihamil setidaknya + bulan terakhir
Selan%utnya diagnosis ditentukan dengan menghitung menurut rumus =aegele. erdasarkan ri&ayat haid, seorang penderita yang ditetapkan sebagai kehamilan postterm kemungkinan adalah sebagai berikut<
5
*
1er%adi kesalahan dalam menentukan tanggal haid terakhir atau akibat menstruasi abnormal
*
1anggal haid terakhir diketahui %elas, tetapi ter%adi kelambatan ovulasi
*
1idak ada kesalahan menentukan haid terakhir dan kehamilan memang berlangsung le&at bulan (keadaan ini sekitar '*+0 dari seluruh penderita yang diduga kehamilan postterm).
•
Riwayat pemeriksaan antenatal *
1es kehamilan. ila pasien melakukan pemeriksaan tes imunologik sesudah terlambat ' minggu, maka dapat diperkirakan kehamilan memang telah berlangsung 4 minggu.
*
>erak %anin. >erak %anin atau Cui"kening pada umumnya dirasakan ibu pada umur kehamilan $6 sampai ' minggu. pada primigradida dirasakan sekitar umur kehamilan $6 minggu, sedangkan pada multigravida pada $4 minggu. !etun%uk umum untuk menentukan persalinan adalah Cui"kening ditambah '' minggu pada primigravida atau ditambah ' minggu pada multiparitas.
*
Denyut 7antung 7anin (D77). Dengan stetoskop aenne" D77 dapat didengar mulai umur kehamimlan $6*' minggu, sedangkan dengan Doppler dapat terdengar pada usia kehamilan $*$' minggu.
Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat + atau lebih dari kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut. −
1elah le&at +4 minggu se%ak tes kehamilan positif
−
1elah le&at +' minggu se%ak D77 pertama terdengar dengan Doppler
−
1elah le&at ' minggu se%ak dirasakan gerak %anin pertama kali
−
1elah le&at '' minggu se%ak terdengarnya D77 pertama kali dengan stetoskop aenne"
•
Tinggi Fundus Uteri
6
Dalam trimester pertama pemeriksaan tinggi fundus uteri serial dalam sentimeter dapat bermanfaat bila dilakukan se"ara berulang tiap bulan. ebih dari ' minggu, tinggi fundus uteri dapat menentukan umur kehamilan se"ara kasar. •
Pemeriksaan Ultrasonografi Ketepatan usia gestasi sebaiknya menga"u pada hasil pemeriksaan ultrasonografi
pada trimester pertama. Kesalahan perhitungan dengan rumus =aegele dapat men"apai ' 0. ila telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi serial terutama se%ak trimester pertama, hampir dapat dipastikan usia kehamilan. !ada trimester pertama pemeriksaan pan%ang kepala*tungging ("ro"&n*rump length;3E) memberikan ketepatan kurang lebih hari dari taksiran persalinan. !ada umur kehamilan sekitar $4*'4 minggu, ukuran diameter biparietal dan pan%ang femur memberikan ketepatan sekitar hari dari taksiran persalinan. Selain 3E, diameter biparietal dan pan%ang femur, beberapa parameter dalam pemeriksaan :S> %uga dapat dipakai seperti lingkar perut, lingkar kepala, dan beberapa rumus yang merupakan perhitungan dari beberapa hasil pemeriksaan parameter tersebut di atas. Sebaliknya, pemeriksaan sesaat setelah trimester III dapat dipakai untuk menentukan berat %anin, keadaan air ketuban, ataupun keadaan plasenta yang sering berkaitan dengan kehamilan postterm, tetapi sukar untuk memastikan usia kehamilan. •
Pemeriksaan Radiologi :mur kehamilan ditentukan dengan melihat pusat penulangan. >ambaran epifisis
femur bagian distal paling dini dapat dilihat pada kehamilan +' minggu, epifisis tibia proksimal terlihat setelah umur kehamilan +4 minggu, dan epifisis kuboid pada kehamilan minggu. 3ara ini sekarang %arang dipakai selain karena dalam pengenalan pusat penulangan seringkali sulit, %uga pengaruh radiologik yang kurang baik terhadap %anin. •
Pemeriksaan Laboratorium *
Kadar lesitin;spingomielin . ila lesitin;spingomielin dalam "airan amnion kadarnya sama, maka umur keehamilan sekita r ''*'6 minggu, lesitin $,' kali kadar spingomielin < '6*+' minggu, pada kehamilan genap bulan rasio
7
men%adi '<$. !emeriksaan ini tidak dapat dipakai untuk menentukan kehamilan postterm, tetapi hanya digunakan untuk menentukan apakah %anin "ukup umur;matang untuk dilahirkan yang berkaitan dengan men"egah kesalahan dalam tindakan peakhiran kehamilan. *
Aktivitas
tromboplastin
"airan amnion
(A13A) .
ars&ell
berhasil
membuktikan bah&a "airan amnion memper"epat &aktu pembekuan darah. Aktivitas ini meningkat dengan bertambahnya umur kehamilan. !ada umur kehamilan $*' minggu A13A berkisar antara #*4# detik, pada umur kehamilan lebih dari ' minggu didapatkan A13A kurang # detik. ila didapat A13A antara '*4 detik menun%ukkan bah&a kehamilan berlangsung le&at &aktu. *
Sitologi "airan amnion. !enge"atan nile blue sulphate dapat melihat sel lemak dalam "airan amnion. ila %umlah sel yang mengandung lemak melebihi $ 0, maka kehamilan diperkirakan +4 minggu dan apabila #0 atau lebih., maka umur kehamilan +2 minggu atau lebih.
*
Sitologi v agina. !emeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik F' 0) mempunyai sensitivitas # 0. !erlu diingat bah&a kematangan serviks tidak dapat dipakai untuk menentukan usia gestasi.
2.3 Permasalahan *a&a Plasenta Kehamilan postterm mempunyai resiko lebih tinggi daripada kehamilan aterm, terutama terhadap kematian perinatal (antepartum, intrapartum, dan postpartum) berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia. !engaruh kehamilan postterm antara lain sebagai berikut. *
!erubahan !lasenta Disfungsi plasenta merupakan faktor penyebab ter%adinya komplikasi pada kehamilan postterm dan meningkatnya risiko pada %anin. !enurunan fungsi plasenta dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasentasl laktogen. !erubahan yang ter%adi pada plasenta sebagai berikut,
8
•
!enimbunan
kalsium.
!ada
kehammilan
postterm
ter%adi
peningkatan
penimbunan kalori pada plasent. al ini dapat menyebabkan ga&at %anin dan bahkan kematian %anin intrauterin yang dapat meningkat sampai '* kali lipat. 1imbunan kalsium plasenta meningkat sesuai dengan progresivitas degenerasi plasenta. =amun, beberapa vili mungkin mengalami degenerasi tanpa mengalami klasifikasi. •
Selaput vaskulosinsisial men%adi tambah tebal dan %umlahnya berkurang. Keadaan ini dapat menurunkan mekanisme transpor plasenta.
•
1er%adi proses degenerasi %aringan plasenta seperti edema, timbunan fibrinoid, fibrosis, trombosis intervili, dan infark vili.
•
!erubahan biokimia. Adanya insufisiensi plasenta menyebabkan protein plasenta dan kadar D=A di ba&ah normal, sedangkan konsentrasi E=A meningkat. 1ranspor kalsium tidak terganggu, aliran natrium, kalium, dan glukosa menurun. !engangkutan bahan dengan berat molekul tinggi seperti asam amino, lemak, dan gama globulin biasanya mengalami gangguan sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan %anin intrauterin.
*
!engaruh pada %anin !engaruh kehamilan postterm terhadap %anin sampai saat ini masih diperdebatkan. eberapa ahli menyatakan bah&a kehamilan postterm menambah bahaya pada %anin, sedangkan beberapa ahli lainnya menyatakan bah&a bahaya kehamilan postterm terhadap %anin terlalu dilebihkan. Kiranya kebenaran terletak di antara keduanya. 5ungsi plasenta men"apai pun"ak pada kehamilan +6 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah ' minggu. al ini dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasental laktogen. Eendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan ke%adian ga&at %anin risiko + kali. Akibat dari proses penuaan plasenta, pemasokan makanan dan oksigen akan menurun di samping adanya spasme arteri spiralis. Sirkulasi uteroplasenter akan berkurang dengan # 0 men%adi hanya '# ml;menit. eberapa pengaruh kehamilan postterm terhadap %anin antara lain sebagai berikut,
9
•
erat %anin. ila ter%adi perubahan anatomik yang besar pada plasenta, maka ter%adi penurunan berat %anin. Dari penelitian 8orherr tampak bah&a sesudah umur kehamilan +4 minggu grafik rata*rata pertumbuhan %anin mendatar dan tampak adanya penurunan sesudah ' minggu. =amun, seringkali pula plasenta masih dapat berfungsi dengan baik sehingga berat %anin bertambah uterus sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan. G&erdling menanyakan bah&a rata*rata berat %anin lebih dari +.4 gram sebesar ,# 0 pada kehamilan postterm, sedangkan pada kehamilan genap bulan (term) sebesar +,4 0. Eisiko persalinan bayi dengan berat lebih dari . gram pada kehamilan postterm meningkat '* kali lebih besar dari kehamilan term.
•
Sindroma postmaturitas. Dapat dikenali pada neonatus dengan ditemukannya beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti kertas, (hilangnya lemak sub"utan), kuku tangan dan kaki pan%ang, tulang tengkorak lebih keras, hilangnya verniks kaseosa dan lanugo, maserasi kulit terutama daerah lipat paha dan genital luar, &arna "okelat kehi%auan atau kekuningan pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita, dan rambut kepala banyak atau tebal. 1idak seluruh neonatus kehamilan postterm menun%ukkan tanda postmaturitas tergantung fungsi plasenta. :mumnya didapat sekitar $' H ' 0 neonatus dengan tanda postmaturitas pada kehamilan postterm. erdasarkan dera%at insufisiensi plasenta yang ter%adi, tanda postmaturitas ini dapat dibagi dalam + stadium, yaitu < Stadium I
<
kulit
menun%ukkan
maserasi
kehilangan
verniks
berupa kulit kering,
kaseosa
dan
rapuh, dan mudah
mengelupas. Stadium II
<
ge%ala diatas disertai pe&arnaan mekonium (kehi%auan)
pada kulit Stadium III
<
disertai pe&arnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali
pusat.
10
•
>a&at %anin atau kematian perinatal menun%ukkan angka meningkat setelah kehamilan ' minggu atau lebih, sebagian besar ter%adi intrapartum. :mumnya disebabkan oleh <
-
Makrosomia yang dapat menyebabkan ter%adinya distosia pada persalinan, fraktur klavikula, palsi rb H Du"hene, sampai kematian bayi. Insufisiensi plasenta yang berakibat < !ertumbuhan %anin terhambat • /ligohidramnion < ter%adi kompresi tali pusat, keluar mekonium yang •
-
• •
kental, perubahan abnormal %antung %anin. ipoksia %anin Keluarnya mekonium yang berakibat dapat ter%adi aspirasi mekonium pada
%anin 3a"at ba&aan < terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus. Kematian %anin akibat kehamilan postterm ter%adi pada +0 sebelum persalinan,
-
##0 dalam persalinan dan $#0 pas"anatal. Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi baru lahir ialah suhu yang tak stabil, hipoglikemi, polisitemi, dan kelainan neurologi. !engaruh !ada Ibu Morbiditas;mortalitas ibu < dapat meningkat sebagai akibat dari makrosomia %anin
•
dan tulang tengkorak men%adi lebih keras yang menyebabkan ter%adi distosia persalinan, in"oordinate uterine a"tion, partus lama, meningkatkan tindakan obstetri" dan persalinan traumatis atau perdarahan postpartum akibat bayi besar. Aspek emosi < ibu dan keluarga men%adi "emas bilaman kehamilan terus berlangsung
•
mele&ati taksiran persalinan. Komentar tetangga atau teman seperti belum lahir %uga9B akan menambah frustasi ibu. 2." Pengel)laan (eham!lan P)stterm
Kehamilan postterm merupakan masalah yang banyak di%umpai dan sampai saat ini pengelolaannya masih belum memuaskan dan masih banyak perbedaan pendapat. !erlu ditetapkan terlebih dahulu bah&a pada setiap kehamilan postterm dengan komplikasi spesifik
seperti
diabetes
mellitus,
kelainan
fa"tor
rhesus
atau
isoimunisasi,
pree"lampsia;eklampsia, dan hipertensi kronis yang meningkatkan resiko terhadap %anin,
11
kehamilan %angan dibiarkan berlangsung le&at bulan. Demikian pula pada kehamilan dengan fa"tor risiko lain seperti primitua, infertilitas, ri&ayat obstetri" yang %elek. 1idak ada ketentuan atau aturan yang pasti dipertimbangkan masing H masing kasus dalam pengelolaan kehamilan postterm. eberapa masalah yang sering dihadapi pada pengelolaan kehamilan postterm antara lain sebagai berikut < •
!ada beberapa penderita, umur kehamilan tidak selalu dapat ditentukan dengan
•
tepat, sehingga %anin bisa sa%a belum matur sebagaimana yang diperkirakan. Sukar menentukan apakah %anin akan mati, berlangsung terus, atau mengalami
•
morbiditas serius bila tetap dalam rahim. Sebagian besar %anin tetap dalam keadaan baik dan tumbuh terus sesuai dengan
•
tambahnya umur kehamilan dan tumbuh semakin besar. !ada saat kehamilan men"apai ' minggu, pada beberapa penderita didapatkan sekitar 0 serviks belum matang dengan nilai bishop rendah sehingga induksi
•
tidak selalu berhasil. !ersalinan yang berlarut H larut akan sangat merugikan bayi posmatur. !ada postterm sering ter%adi disproporsi kepala panggul dan distosia bahu (60 pada
•
kehamilan genap bulan, $0 pada postterm) 7anin postterm lebih peka terhadap obat penenang dan narkose, sehingga perlu
•
penetapan %enis narkose yang sesuai bila dilakukan bedah sesar (risiko bedah sesar •
,0 pada genap bulan dan $,+0 pada postterm) !eme"ahan selaput ketuban harus dengan
pertimbangan
matang.
!ada
oligohidramnion peme"ahan selaput ketuban akan meningkatkan risiko kompresi tali pusat tetapi sebaliknya dengan peme"ahan selaput ketuban akan dapat diketahui adanya mekonium dalam "airan amnion. Sebelum mengambil langkah, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kehamilan postterm adalah sebagai berikut < •
Menentukan apakah kehamilan memang telah berlangsung lebih bulan atau bukan. Dengan demikian, penatalaksanaan ditu%ukan kepada dua variasi dari
•
postterm ini. Identifikasi kondisi %anin dan keadaan yang membahayakan %anin. !emeriksaan kardiokografi seperti non stress test (=S1) dan "ontra"tion stress test dapat mengetahui kese%ahteraan %anin sebagai reaksi terhadap
12
gerak %anin atau kontraksi uterus. ila didapat hasil reaktif, maka nilai sfesifitas
26,60
menun%ukkan
kemungkinan
besar
%anin
baik.
!emeriksaan ultrasonografi untuk menentukan besar %anin, denyut %antung %anin, gangguan pertumbuhan %anin, keadaan dan kematangan -
plasenta, %umlah (indeks "airan amnion) dan kualitas air ketuban. eberapa pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan seperti
-
pemeriksaan kadar estriol. >erakan %anin dapat ditentukan se"ara sub%ektif (normal rata*rata kali;' menit) atau se"ara ob%ektif dengan tokografi (normal $ kali;'
-
menit). Amnioskopi , bila ditemukan air ketuban yang banyak dan %ernih mungkin keadaan %anin masih baik. Sebaliknya, air ketuban sedikit dan
•
mengandung mekonium akan mengalami risiko ++0 asfiksia. !eriksa kematangan serviks dengan skor bishop. Kematangan serviks ini memegang peranan penting dalam pengelolaan kehamilan postterm. Sebagian besar kepustakaan sepakat bah&a induksi persalinan dapat segera dilaksanakan baik pada usia $ maupun ' minggu bilamana serviks telah matang.
!ada umumnya pentalaksanaan sudah dimulai se%ak umur kehamilan men"apai $ minggu dengan melihat kematangan serviks, mengingat dengan bertambahnya umur kehamilan, maka dapat ter%adi keadaan yang kurang menguntungkan, seperti %anin tumbuh makin besar atau sebaliknya, ter%adi kemunduran fungsi plasenta, dan oligohidramnion. Kematian %anin neonates meningkat #*0 pada persalinan ' minggu atau lebih. •
ila serviks telah matang ( dengan nilai bishop F #) dilakukan induksi persalinan dan dilakukan penga&asan intrapartum terhadap %alannya persalinan dan keadaan %anin. Induksi pada serviks yang telah matang
•
akan menurunkan risiko kegagalan ataupun persalinan tindakan. ila serviks belum matang, perlu dinilai keadaan %anin lebih lan%ut apabila kehamilan tidak di akhiri <
13
-
=S1 dan penilaian volume kantong amnion. ila keduanya normal, kehamilan dapat dibiarkan berlan%ut dan penilaian %anin dilan%utkan
-
seminggu dua kali. ila ditemukan oligohidramnion (J ' "m pada kantong yang verti"al atau indeks "airan amnion J #) atau di%umpai deselerasi variable pada
-
=S1, maka dilakukan induksi persalinan. ila volume "airan amnion normal dan =S1 tidak reaktif, tes pada kontraksi (3S1) harus dilakukan. ila hasil 3S1 positif, ter%adi deselerasi lambat berulang, variabilitas abnormal (J #;' menit) menun%ukkan penurunan fungsi plasenta %anin, mendorong agar %anin segera dilahirkan dengan mempertimbangkan bedah sesar. Sementara itu, bila 3S1 negative kehamilan dapat dibiarkan berlangsung dan
-
•
penilaian %anin dilakukan lagi + hari kemudian. Keadaan serviks (skor bioshop) harus dinilai ulang setiap kun%ungan pasien dan kehamilan dapat diakhiri bila serviks datang. Kehamilan lebih dari ' minggu diupayakan diakhiri.
14
BAB III TIN+AUAN (A$U$ A$UHAN (EBIDANAN PADA IBU HAMIL DEN,AN P-$TTERM
=o. Eegister I.
A.
< # ; !S; :MI
PEN,(A+IAN DATA 1anggal;!ukul < 2 April '$; $#. -I /leh < idan DATA $UB+E(TI
$.
'.
iodata
Ibu
Suami
=ama :mur Agama Suku;angsa !endidikan !eker%aan Alamat
< =y. < '$ tahun < Islam < 7a&a;Indonesia < SM: < IE1 < K&aru E1 $;E- + >unung Kidul
1n. ! '# tahun Islam 7a&a;Indonesia SM: uruh K&aru E1 $;E- + >unung Kidul
Keluhan utama Ibu mengatakan kehamilannya sudah le&at bulan dari hari perkiraan lahir
+.
Ei&ayat mensturasi Menar"e < $ tahun ama < hari Sifat darah < "air
Siklus < '6 hari 1eratur < teratur Keluhan < tidak ada
. Ei&ayat kehamilan sekarang a) !1 < '*4*'$+ !erkiraan ahir < 2*+*'$ b) A=3 pertama umur kehamilan < minggu
15
") Kun%ungan A=3 1rimester I 5rekuensi < 'L, 1empat
11 III < '+*2*'$+
e) !ergeraakan %anin selama ' %am (dalam sehari ) Ibu mengatakan merasakan pergerakan %anin 'L; %am dalam sehari #.
Ei&ayat kesehatan
a. Ei&ayat kesehatan yang lalu Ibu punya ri&ayat penyakit asma se%ak sebelum hamil, kambuh bila ibu makan ikan laut atau kedinginan, tapi %arang kambuh karena ibu selalu menghindari fa"tor alergen. !enyakit menurun, menular lainnya tidak ada. b. Ei&ayat kesehatan sekarang Selama ' minggu ini ibu sering sesak napas dan batuk pada malam hari. ". Ei&ayat kesehatan keluarga Di keluarga pasien ada keturunan penyakit asma, penyakit menular dan menurun lainnya tidak ada. d. Ei&ayat operasi ibu mengatakan belum pernah operasi e. Ei&ayat alergi obat
16
ibu mengatakan tidak ada ri&ayat alergi obat 4.
!ola pemenuhan kebutuhan sehari*hari !ola nutrisi sebelum hamil
saat hamil
Makan 5rekuensi !orsi 7enis !antangan Keluhan
< +L; hari < $ piring < nasi, lauk, sayur < tidak ada < tidak ada
+L; hari $ piring nasi,sayur, lauk tidak ada tidak ada
Minum 5rekuensi !orsi 7enis !antangan Keluhan
< $L; hari < $ gelas < air putih, susu, teh < tidak ada < tidak ada
$'L; hari $ gelas nasi,sayur, lauk tidak ada tidak ada
!ola eliminasi A 5rekuensi Konsistensi -arna Keluhan
< $L; hari < lembek < kuning / tidak ada
$L;hari lembek kuning tidak ada
AK 5rekuensi Konsistensi -arna Keluhan
< #L; hari < "air < kuning %ernih / tidak ada
$L;hari "air kuning %ernih tidak ada
< ' %am ; hari < tidak ada
' %am ; hari tidak ada
< 6 %am ; hari
6 %am ; hari
!ola istirahat 1idur siang ama Keluhan 1idur malam ama
17
Keluhan
< tidak ada
tidak ada
< 'L; hari < 'L; hari < 'L; hari < L; minggu
'L; hari 'L; hari 'L; hari L; minggu
< L; minggu < tidak ada
$L; minggu tidak ada
!ersonal hygiene Mandi >anti pakaian >osok gigi Keramas
!ola seLsualitas 5rekuensi Keluhan .
Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum %amu, minuman berakohol) ibu mengatakan tidak pernah melakukan kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum %amu, minuman berakohol
B.
DATA -B0E(TI
1. Pemer!ksaan umum
Keadaan umum Kesadaran Status emosional 1anda vital 1ekanan darah !ernapasan erat badan
< baik < "omposmetis < stabil
< $$; mMg < '$L; menit < sebelumnya 6 kg Sekarang # kg
=adi < 6L; menit Suhu < +4,# 3 1inggi bdn<$4 "m
2. Pemer!ksaan #!s!k
-a%ah
< &a%ah simetris, tidak ada oedema dan tidak ada "hloasma gravidarum
18
Mata
< simetris, tidak starbismus, kon%ungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
Dada
tanda*tanda infeksi < payudara simetris, puting menon%ol, hiperpigmentasi mamae. 1idak terdapat
nyeri tekan, tidak terdapat ben%olan. Abdomen < tidak ada bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak ada striegravidarum
!alpasi leopod * *
eopod I eopod II
< 15: berada dipertengahan pusat*pro"e""us Lypoideus < bagian kiri teraba ke"il*ke"il,tidak ada tahanan berat ekstremitas,
*
bagian kanan teraba meman%ang seperti papan,ada tahanan berarti punggung eopod III < bagian terendah %anin teraba bulat, melenting, keras, tidak bisa digerakan, sudah masuk !A!. M". Donald 15: < ++ "m Auskultasi D77 < $+'L;menit kuat, teratur
*
kstremitas atas < %umlah %ari lengkap, kuku tidak pu"at, tidak terdapat odem,
*
gerakan aktif kstremitas ba&ah < %umlah %ari lengkap, kuku tidak pu"at, tidak odem, tidak varises,
reflek patela positif * >enetalia luar < bersih, tidak ada pembesaran kelen%ar bartolini, tidak varises, * Anus < bersih, belubang, tidak hemoroid 3. Pemer!ksaan *enunjang !emeriksaan laborat < $ gr0 .
Data *enunjang
1idak ada
.
A$$E$MENT
Seorang =y umur '$ tahun >$!A :sia kehamilan $ minggu hari, dengan kehamilan postterm. 7anin tunggal hidup intra uterine presentasi kepala. D.
PLANNIN, $. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan kepada keluarga bah&a kehamilan ibu sudah
lebih bulan.
19
'. Mengan%urkan ibu untuk perbanyak istirahat, rileks dan mengurangi aktifitas yang berat. +. Memberitahu ibu untuk makan,makanan yang bergii yang mengadung protein misalnya tahu, tempe, telor dan ikan. Karbohidrat misalnya nasi, roti, %agung, singkong dan lain* lain. 8itamin misalnya buah*buahan dan sayuran. Mineral misalnya susu dan sayuran hi%au*hi%auan. Memberitahu ibu agar tidak makan makanan yang mengganggu kesehatan misalnya bahan makanan yang banyak mengadung bahan penga&et, minum minuman berakohol, minum %amu dan merokok. . Melakukan ru%ukan ke dokter S!/>
BAB I PENUTUP
.1
(es!m*ulan !ostmatur menun%ukan atau menggambarkan kaadaan %anin yang lahir telah
melampauhi batas &aktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan beberapa komplikasi. elum ada penyebab pasti ter%adinya postmatur ini dan sebagian besar bias diselesaikan dengan persalinan induksi maupun seksio sesaria dan bidan tidak ber&enang menolong persalinan dengan kehamilan postmatur ke"uali bidan di rumah sakit dengan kolaborasi dengan dokter.
20
!en"egahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal kali selama kehamilan, $ kali pada trimester pertama (sebelum $' minggu), $ kali pada trimester ke dua (antara $+ minggu sampai '6 minggu) dan ' kali trimester ketiga (di atas '6 minggu). ila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan $ bulan sekali sampai usia bulan, ' minggu sekali pada kehamilan H 6 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. al ini akan men%amin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan men"egah ter%adinya kehamilan serotinus yang berbahaya. !erhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan merupakan perhitungan yang lebih tepat.. :ntuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir seorang ("alon) ibu itu. !erhitungannya, %umlah hari se%ak hari pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi (%umlah hari dalam seminggu). Misalnya, hari pertama haid terakhir u A %atuh pada ' 7anuari $222. Saat ini tanggal Maret $222. 7umlah hari se%ak hari pertama haid terakhir adalah 4$. Setelah angka itu dibagi diperoleh angka 6,. 7adi, usia kehamilannya saat ini 2 minggu. Kehamilan le&at &aktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat ter%adi komplikasi pada ibu dan %anin. Kehamilan umumnya berlangsung minggu atau '6 hari dari ari !ertama haid terakhir. Kehamilan le&at &aktu %uga biasa disebut serotinus atau postterm pregnan"y, yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih dari ' minggu atau '2 hari. !enyebab pasti kehamilan le&at &aktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada %anin (anenefal, kelen%ar adrenal %anin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang %anin;osteogenesis imperfe"taN atau kekurangan enim sulfatase plasenta). Kehamilan le&at bulan dapat %uga menyebabkan resiko pada ibu, antara lain distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, %anin besar, dan moulding (moulage) kepala kurang. Sehingga sering di%umpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum. !en"egahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal kali selama kehamilan, $ kali pada trimester pertama (sebelum $' minggu), $ kali pada trimester ke dua (antara $+ minggu sampai '6 minggu) dan '
21
kali trimester ketiga (di atas '6 minggu). ila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan $ bulan sekali sampai usia bulan, ' minggu sekali pada kehamilan H 6 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. al ini akan men%amin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan men"egah ter%adinya kehamilan serotinus yang berbahaya. .'
$aran •
Sebaiknya persalinan dengan postmatur dilakukan di rumah sakit atas
•
kolaborasi dengan dokter Kehamilan postmatur harus se"epatnya dideteksi untuk menghindari
•
komplikasi terutama pada %anin idan sebaiknya dapat mendeteksi kehamilan postmatur untuk menghindari komplikasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk menanganinya.
22