KERANGKA ACUAN KEGIATAN KELAS REMAJA I.
Latar Belakang Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, sering kali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan hal ini, mulai dari pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan kebersihan alat reproduksi, pemahaman mengenai proses-proses reproduksi serta dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti kehamilan tak diinginkan, aborsi, penularan penyakit menular seksual termasuk HIV. Topik Program Kesehatan Reproduksi Remaja merupakan topik yang perlu diketahui oleh masyarakat khususnya para remaja agar mereka memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Dalam hal ini Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural. Sehubungan hal tersebut berbagai upaya yang telah dilaksanakan untuk mengantisipasi agar permasalahan remaja tidak berkembang terus antara lain pengembangan Puskesmas PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja), peningkatan kapasitas petugas PKPR Puskesmas, pengadaan media KIE dan pembinaan Puskesmas PKPR melalui Supervisi Fasilitatif. Mengingat akses pelayanan kepada remaja ke Puskesmas masih rendah maka rencana akan dikembangkan melalui implementasi model Kelas Remaja disetiap wilayah Puskesmas. Kelas remaja merupakan
wadah dalam rangka meningkatkan meningkatka n pengetahuan, pengetahuan ,
sikap dan keterampilan remaja tentang kesehatan remaja termasuk kesehatan reproduksi remaja serta ikut berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangannya. penanggulangannya. II.
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja tentang kesehatan remaja termasuk kesehatan reproduksi remaja serta ikut berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangannya. penanggulangannya. Tujuan Khusus :
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar remaja, konselor sebaya dan petugas kesehatan tentang permasalahan kesehatan secara umum dan kesehatan reproduksi remaja serta upaya pencegahan dan penanggulangannya. 2. Meningkatkan pemahaman sikap dan perilaku remaja tentang : a. Tumbuh kembang remaja antara lain : pertumbuhan fisik, perkembangan psikososial remaja, emosi dan kecerdasan. b. Kebutuhan gizi remaja : gizi seimbang pada remaja, masalah-masalah gizi, menghitung berat badan ideal dengan indeks masa tumbuh c. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) meliputi : pengertian, manfaat PKHS dan kompetensi psikososial serta strategi pengembangan PKHS. d. Kesehatan reproduksi remaja dimulai dengan pengenalan alat-alat reproduksi remaja, pandangan/mitos remaja terhadap kesehatan reproduksi dan perilaku seks bersiko. e. Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA meliputi : pengertian dan penggolongan NAPZA, penyebab dan dampak penyalahgunaan NAPZA serta upaya pencegahannya. f.
Pencegahan dan penanggulangan IMS, ISR, HIV dan AIDS, meliputi pengertian, sumber penularan, pencegahan dan penanganan
V.
SASARAN KELAS REMAJA Peserta kelas remaja adalah seluruh kelompok remaja tengah dan akhir yang berusia : 13 – 19 tahun di wilayah tersebut baik yang sedang sekolah maupun putus sekolah, dengan jumlah peserta kelas remaja maksimal 10 - 15 orang/kelas. Kelas remaja ini menyertakan orang tua ikut minimal 1 kali pertemuan selama 1 bulan.
VI.
PELAKSANAAN KELAS REMAJA Pelaksanaan kelas remaja dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat pada tingkat lingkungan/dusun atau kelurahan/desa. Fungsi, peran, fasilitator, nara sumber, sarana dan prasarana. Skema Kegiatan Kelas Remaja : 1. Analisa Singkat Melakukan analisis kebutuhan sebelum melaksanakan kelas remaja bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang kelancaran keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas remaja. Misalnya siapa sebagai fasilitator, nara sumber, materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu ditambah dengan alat bentuk lainnya. 2. Kegiatan Pelaksanaan Kelas Remaja Pertemuan kelas remaja dilaksanakan minimal 6 kali pertemuan untuk setiap angkatan atau sesuai kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas remaja yang akan disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan dan
kondisi peserta tetapi
tetap mengutamakan materi pokok. Waktu pertemuan
disesuaikan dengan kesiapan remaja bisa pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit. 3. Setelah selesai angkatan I dilanjutkan dengan angkatan berikutnya dan diharapkan peserta yang sudah selesai mengikuti kelas remaja diupayakan untuk memfasilitasi kegiatan kelas remaja angkatan berikutnya dimulai dengan identifikasi peserta dan menyiapkan kelas remaja serta menjadi fasilitator kelas remaja berikutnya. 4. Materi, Metode dan Alat Bantu Materi, metode dan alat bantu pertemuan pelaksanaan kelas remaja dari pertemuan I s/d VI sebagaimana table berikut : a. Pertemuan I
PERTEMUAN I (120 menit)
MATERI
KEGIATAN
WAKTU
METODE
ALAT BANTU
PEMBELAJARAN
Tumbuh
1. Perkenalan
5 menit
Tanya
Kembang
2. Pre Test
10 menit
jawab
Lembar soal
Remaja
3. Penyampaian
60 menit
CTJ
LCD/Laptop
4. Diskusi
30 menit
Tanya
5. Post Test
10 menit
jawab
6. Kesimpulan
5 menit
materi fasilitator
oleh antara
lain : a. Pertumbuhan fisik b. Perkembangan psikososial c. Emosi d. Kecerdasan
Lembar soal
b. Pertemuan II
PERTEMUAN II (120 menit)
MATERI
KEGIATAN
WAKTU
METODE
ALAT BANTU
PEMBELAJARAN
Kebutuhan
1. Pre Test
10 menit
Gizi Remaja
Tanya
Lembar soal
jawab 2. Penyampaian materi oleh
60 menit
CTJ
LCD/Laptop,
fasilitator
antara lain a. Gizi
seimbang
untuk remaja b. Masalah-masalah
Penugasan
gizi c. Menghitung berat badan dengan
ideal indeks
masa tumbuh 3. Diskusi
30 menit
Tanya
4. Post Test
10 menit
jawab
5. Kesimpulan
10 menit
Lembar soal
c. Pertemuan III
PERTEMUAN III (120 menit)
MATERI
KEGIATAN
WAKTU
METODE
ALAT BANTU
PEMBELAJARAN
Kebutuhan
1. Pre Test
10 menit
Tanya
Lembar soal
Gizi Remaja
2. Penyampaian materi
60 menit
jawab
LCD/Laptop,
oleh
fasilitator
CTJ
antara lain : a. Pengertian b. Manfaat PKHS c. Kompetensi Psikososial d. Pengembangan
Simulasi
PKHS 3. Diskusi
30 menit
Tanya
4. Post Test
10 menit
jawab
5. Kesimpulan
10 menit
Lembar soal
d. Pertemuan IV
PERTEMUAN IV (120 menit)
MATERI
KEGIATAN
WAKTU
METODE
ALAT BANTU
PEMBELAJARAN
Kebutuhan
1. Pre Test
10 menit
Gizi Remaja
Tanya
Lembar soal
jawab 2. Penyampaian materi oleh
60 menit
CTJ
LCD/Laptop,
Lembar soal
fasilitator
antara lain : a. Pengenalan
alat
reproduksi b. Pandangan/mitos remaja c. Perilaku
sek
beresiko 3. Diskusi 4. Post Test
30 menit
5. Kesimpulan
10 menit
Tanya
10 menit
jawab
e. Pertemuan V
PERTEMUAN V (120 menit)
MATERI
KEGIATAN
WAKTU
METODE
ALAT BANTU
10 menit
Tanya
Lembar soal
jawab
LCD/Laptop,
60 menit
CTJ
Lembar Balik
3. Diskusi
30 menit
Tanya
4. Post Test
10 menit
jawab
5. Kesimpulan
10 menit
PEMBELAJARAN
Pencegahan
1. Pre Test
dan Penanggulang
2. Penyampaian materi
an
oleh
fasilitator
penyalahguna
antara lain :
an NAPZA
a. Pengertian
dan
penggolongan NAPZA b. Dampak Penyalahgunaan NAPZA c. Upaya Pencegahannya
Lembar soal
f.
Pertemuan VI
PERTEMUAN VI (120 menit)
MATERI
KEGIATAN
WAKTU
METODE
ALAT BANTU
PEMBELAJARAN
Pencegahan
1. Pre Test
10 menit
Tanya
Lembar soal
jawab
LCD/Laptop,
60 menit
CTJ
Lembar Balik
3. Diskusi
30 menit
Tanya
Lembar soal
4. Post Test
10 menit
jawab
5. Kesimpulan
10 menit
dan penanggulang
2. Penyampaian materi
an IMS, ISR,
oleh
fasilitator
HIV dan AIDS
antara lain : a. Pengertian b. Sumber penularan c. Pencegahan dan Penanganan
6. Pendekatan Kelas Remaja a. Kelas remaja dilaksanakan dengan menggunakan prinsip belajar Androgogik (pembelajaran seperti di pendidikan menengah) b. Metode yang digunakan adalah : 1) Ceramah 2) Tanya jawab 3) Curah Pendapat 4) Demontrasi dan Praktek 5) Penugasan 6) Simulasi c. Pada awal pertemuan dimulai dengan pengenalan kelas remaja dan perkenalan sesama peserta dan fasilitator. d. Setiap penggantian sesi diselingi dengan p ermaian untuk penyegaran
VII. Indikator keberhasilan 1. Indikator Input a. % Remaja sebagai fasilitator kelas remaja/Konselor Sebaya b. Tersedianya anggaran kelas remaja 2. Indikator Proses % remaja yang mengikuti kelas remaja 3. Indikator Output % remaja yang mendapatkan pelayanan kesehatan VIII. Sumber Dana Biaya penyelenggaraan kelas remaja bisa melalui swadaya masyarakat, atau bantuan dari dinas terkait.