Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri Pelumas saat ini berkembang dengan pesat, terutama setelah pemerintah membuka peluang bagi pihak lain untuk mendistribusikan produknya di Indonesia. Sehingga muncul berbagai minyak pelumas dipasaran dari yang diolah di Indonesia maupun yang diimpor dari luar negeri. Salah satu Industri Pelumas yang ada di Indonesia yaitu PT Pertamina Lubricants. PT. Pertamina Lubricants merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero), yang didirikan pada 23 September 2013 dan menerima pemisahan (spin-o ) Unit Bisnis Pelumas dari PT Pertamina (Persero) pada 30 Oktober 2013. Berdasarkan data Konsumsi konsumen pelumas di Indonesia rata-rata mencapai 1,8 juta kiloliter setiap tahunnya. Sedangkan produksi dalam negeri hanya 850.000 kiloliter per tahun. Sehingga, sisanya dipenuhi dari impor. Meski begitu, tak sedikit pula oli produksi Indonesia yang diekspor. Data Kementerian ini menunjukan, sepanjang tahun 2014 nilai ekspor oli mencapai US$ 86,5 juta, sedangkan impornya mencapai US$ 354,7 juta. Tahun berikutnya, ekspor US$ 87 juta dan impor US$ 355 juta. (otoniaga.com,2017) PT. PERTAMINA LUBRICANTS (Persero) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ) didukung dengan penggunaan teknologi blending modern, yakni: Satu unit Automatic Batch Blending, Satu unit Inline Blending, dan Satu unit Simultaneous Metering Blending. Penggunaan Tiga teknologi Blending pada proses tersebut merupakan proses yang menggunakan cabang ilmu dibidang teknik kimia dalam hal pemisahan bahan maupun pengolahan lanjut dari pelumas tersebut. Dari uraian diatas, kami bermaksud untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek di PT. PERTAMINA LUBRICANTS (Persero) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ) mengingat perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Unit Bisnis Pelumas sehingga sesuai dengan bidang study yang kami tempuh yaitu Teknik Kimia.
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
1
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
1.2 Tujuan Kerja Praktek 1.2.1. Tujuan Umum
a. Untuk memenuhi kurikulum yang telah ditetapkan pada program studi Teknik Kimia S1 Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
b. Memahami lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya. c. Melengkapi ilmu yang yang diperoleh di bangku kuliah dan membandingkan ilmu terapannya kedalam dunia industri yang sebenarnya. d. Menerapkan pengetahuan
ilmiah
yang terkait dengan bidang industri
ditempat pelaksanaan kerja praktek industri. 1.2.2. Tujuan Khusus
a.
Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
b.
Melihat secara langsung aktivitas pabrik /fasilitas proses dalam berproduksi.
c.
Melatih kedisiplinan.
d.
Melatih kemampuan berkomunikasi dengan rekan sejawat dalam perusahaan.
e.
Melengkapi teori-teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya yang ada di pabrik/fasilitas pemrosesan.
f.
Melaksanakan tugas khusus yang diberikan Dosen Pembimbing Kerja Praktek Industri.
g.
Melatih diri dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di pabrik.
1.3 Manfaat Kerja Praktek 1.3.1. Bagi Mahasiswa
a.
Mengenal cara kerja suatu perusahan atau industri secara umum dengan lebih mendalam, khususnya peralatan dan proses produksi yang dilakukan.
b.
Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang praktek di lapangan.
c.
Menambah
pengetahuan dan pemahaman keteknikan secara praktis yang
diterapkan pada industri. d.
Memberikan bekal tentang perindustrian, sebelum terjun ke dunia kerja secara nyata.
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
1.3.2. Bagi Jurusan
a.
Terjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan atau industri yang ditempati untuk kerja praktek.
b.
Dapat mengetahui korelasi antara ilmu yang diberikan di bangku kuliah dengan kondisi nyata di industri atau perusahaan.
c.
Sebagai bahan evaluasi di bidang akademik untuk perbaikkan kurikulum.
1.3.3. Bagi Perusahaan dan Industri
a.
Terjalin kerja sama dengan dunia pendidikan.
b.
Dapat membantu menyiapkan sumber daya manusia yang potensial untuk perusahaan atau industri.
c.
Tidak tertutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa pelaksanaan kerja praktek yang bersifat membangun dan menyempurnakan sistem yang telah ada.
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
3
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Pelumas
Industri pelumas menjadi salah satu industri strategis yang mengalami pertumbuhan cukup pesat, dimana permintaan akan produk pelumas meningkat setiap tahunnya. Kondisi ini dinilai didorong dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang banyak memerlukan produk ini serta perkembangan sektor industri yang meliputi produksi dan konstruksi. Saat ini terdapat lebih dari 20 pabrik pelumas atau Lube Oil Blanding Plant (LOBP) di Indonesia. Secara keseluruhan pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi mencapai 1,8 juta kilo liter pertahun. 2.1.1
Pelumas
Minyak pelumas adalah salah satu produk minyak bumi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena minyak pelumas merupakan sarana pokok dari suatu mesin. Fungsi dari minyak pelumas antara lain : a. Mengurangi gesekan b. Mengurangi keausan c. Menurunkan suhu d. Sebagai isolasi e. Membentuk sekat f. Membersihkan kotoran (Anton L, 1985)
Minyak pelumas yang digunakan mempunyai jangka waktu pemakaian tertetu, tergantung dari kerja mesin. Berbeda dengan bahan bakar selama pemakainanya minyak pelumas tidak akan habis, hanya mutunya menjadi lebih rendah, karena terjadi oksidasi pengotoran logam, penguraian dan sebagainya. Secara garis besar jenis pelumas berdasarkan jenis mesinnya dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Pelumas untuk Otomotif, contohnya Prima XP dan Meditran b. Pelumas untuk kelautan ( Marine), contohnya Salik dan Medripal c. Pelumas untuk Industri, contohnya Turalik dan Rored
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
4
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
Minyak pelumas yang digunakan mesin – mesin industri atau kendaraan berasal dari lube oil stock. Lube oil stock adalah fraksi dari minyak mentah yang mempunyai titik didih yang tinggi 700oF. Fraksi ini diperoleh dengan jalan melakukan destilasi vakum terhadap residu yang berasal dari minyak mentah pada tekanan atmosfir. Berdasarkan sifat hidrokarbonnya minyak pelumas termasuk golongan minyak berat yang mempunyai Sg 60/600F 0,8654 atau API gravity <32 Untuk dapat menentukan jenis pelumas yang tepat digunakan pada suatu sistem mesin, perlu diketahui beberapa parameter mesin, antara lain : kond isi kerja, suhu, dan tekanan di daerah yang memerlukan pelumas. Daerah yang bersuhu rendah tentu akan menggunakan pelumas yang lain dengan daerah yang bersuhu tinggi, demikian pula dengan daerah yang berkondisi kerja berat akan menggunakan pelumas yang lain pula dengan daerah yang berkondisi kerja ringan. (Sani, 2010) 2.1.2
Minyak Mentah
Minyak mentah (Cruide Oil) merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfir biasa. Titik didih senyawa ini berkisar dari suhu sangat rendah sampai suhu yang tinggi. Pengolahan minyak secara garis besar dapat dibagi dalam dua tahap yaitu: Pengolahan Tahap pertama yaitu pemisahan minyak bumi berdasarkan fraksifraksinya berdasarkan titik didih pada tekanan atmosferis dimana dapat dilihat di gambar 2.1. Pada pengolahan pertama berlangsung melalui proses distilasi. Sehingga didapatkan 5 Fraksi yaitu: 1. Fraksi pertama merupakan fraksi ringan. Pada fraksi ini dihasilkan gas. 2. Fraksi kedua disebut nafta 3. Fraksi ketiga disebut fraksi tengah. Pada fraksi ini dapat dijadikan kerosin atau avtur 4. Fraksi keempat sering disebut sebagai solar. 5. Fraksi kelima merupakan residu yang dapat dijual langsung atau diolah lebih lanjut dengan vacum distilation sehingga menghasilkan residu yang lebih berat dapat diolah menjadi aspal dan menghasilkan distilat yang jika diolah dapat menghasilkan minyak pelumas.
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
5
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
Gambar 2.1. Diagram Blok Pengolahan Minyak Mentah
2.1.3 Bahan Baku Pelumas
Secara umum, proses pembuatan pelumas berkualitas tinggi menggunakan dua jenis bahan baku, yaitu: 1. Base Oil (minyak dasar pelumas) 2. Aditif pelumas. Komposisi terbesar pada pelumas terletak pada kandungan base oil. Semakin tinggi kualitas base oil maka semakin tinggi pula kualitas pelumas tersebut. Sedangkan aditif diperlukan pelumas untuk melengkapi sifat-sifat atau karakteristik yang belum dimiliki base oil dan untuk meningkatkan kinerja pelumas yang dipengaruhi oleh jenis dan volume (secara kuantitatif) serta kualitas aditif yang digunakan. Secara umum komposisi pelumas adalah base oil sekitar 80% dan komposisi aditif sekitar 20% dari total pelumas.
( http://www.petrocanada-imp.com ) 2.1.4 Base Oil
Base oil adalah bahan dasar pelumas yang diperoleh dari crude oil (minyak mentah) dengan fraksi berat pengolahan dan penyulingan minyak bumi. Namun tidak semua crude oil dapat diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis paraffinic, naftenic saja yang menghasilkan base oil berkualitas tinggi sebagai bahan dasar pelumas. Secara umum base oil mempunyai titik didih relatif tinggi diatas 400°C (700°F). Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan base oil berasal dari Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
6
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
senyawa hidrokarbon yang mempunyai jumlah atom C berkisar 25 hingga 40 (C25 – C40) per molekulnya. Berdasarkan sifat bahan baku senyawaan hidrokarbonya, base oil dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan antara lain: 1. Parafinik Merupakan senyawa hidrokarbon jenuh (tidak mempunyai ikatan rangkap) dengan rantai atom karbon lurus (normal parafin) dan rantai atom C bercabang (iso parafin). Senyawa ini mempunyai viskositas paling rendah diantara naftenik dan aromatik tetapi memiliki viskositas indeks (VI) paling tinggi. Normal parafinid dan parafin mempunyai sedikit cabang mempunyai titik beku tinggi sehingga dapat meningkatkan titik tuang (Pour Point) dari minyak pelumas. Selain itu khas dari parafinik ialah memiliki keestabilan terhadap panas dan oksidasi yang tinggi. 2. Naftenik Merupakan senyawa hidrokarbon jenuh dengan rantai atomkarbon tertutup (siklik). Sifatnya secara umum memiliki indeks viskositas lebih rendah daripada parafin serta mempunyai titik beku rendah dantahan oksidasi. Naftenik ini juga disebut asphaltic, sifat lumas kondisi boundary baik, sifat alir temperatur rendah dan sifat pelarutnya baik. 3. Aromatik Senyawa ini mirip dengan naftenik, hanya pada aromatik berupa senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunmyai ikatanrangkap. Sifat pada senyawa aromatik adalah memiliki indeks viskositasrendah, mudah teroksidasi karena adanya ikatan rangkap tetapi tahanterhadap termal serta dapat membentuk asam dan lumpur (acid and sludge).
(Mudjirahardjo, 2005) Pada proses pembuatan base oil terjadi melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut: 1. Proses pemisahan mineral-mineral seperti pelumas diesel maupun bensin 2. Proses penyulingan untuk menentukan tingkat viskositas. 3. Proses pencairan untuk meningkatkan fluiditas (sifat cair) pada temperatur rendah 4. Proses kestabilan untuk meningkatkan ketahanan oksidasi dan stabilitas panas 5. Proses pemurnian ( solvent Refining Process) Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
7
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
Secara sederhana proses pembuatan base oil dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada awalnya, minyak ringan seperti diesel dan dipisahkan dari minyak mentah pada penyulingan dengan tekanan atmosfer. Setelah dipisahkan, dimasukan kedalam tower penyulingan dengan hampa udara (Vacum) untuk menentukan tingkat viskositas tertentu. Kemudian dimasukan kedalam tower ekstraksi dimana dimasukan larutan seperti furfural dan dicampur untuk menyerap kurang lebih 7090% material aromatik yang ada. Selajutnya cairan tadi didinginkan pada temperatur rendah untuk membuang material atau cairan kuning yang kental dan dapat meningkatkan sifat cair pada temperatur rendah. Pada tahap akhir adalah proses finishing dengan menambahkan aditif dan zat pewarna yang disesuaikan dengan pemakaian. Proses ini dinamakan Mild Hydro Finishing .
( http://www.petrocanada-imp.com ) 2.1.5 Additive Pelumas
Additive merupakan bahan kimia yang ditambahkan kedalam base oil yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelumas.
(Mudjirahardjo, 2005) Berbagai macam additive tersebut diberi nama menurut sifatnya dalam pelumas. Jenis bahan tambahan tersebut (aditif) antara lain bahan tambahan untuk menurunkan titik beku, meningkatkan indeks viskositas serta sebagai pemurni dan penyebar. Untuk dapat bercampur dengan base oil, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh additive sebagai pelumas yang berkualitas yaitu: a. Dapat larut dalam minyak pelumas dasar (base oil) b. Harus memiliki kestabilan yang baik untuk jangka waktu yang lama c. Tidak memiliki bau yang merangsang d. Dapat bercampur dengan bahan-bahan additive lainnya. Additive dapat dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan sifat atau karakteristiknya yaitu: 1. Additive yang mempunyai karakteristik Kimia. Meliputi anti oksidasi, antikorosi,
anti
keausan,
deterjen
dispersan,
larutan
alkali,
oilness,
tekananekstrim, dan lain sebagainya. 2. Additive yang mempunyai karakteristik Fisika. Meliputi penurunan titik tuang, index viskosity improver, anti busa dan lain sebagainya.
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
8
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
Beberapa jenis additive penting yang diperlukan dalam proses pembuatan pelumas antara lain sebagai berikut: a. Deterjent Dispersan Bahan additive deterjen yang digunakan untuk menjaga minyak lumasdalam kondisi tetap bersih. Additive ini aktif menghalangi terbentuknya endapan dan timbulnya lumpur pada operasi mesin kondisis normal. Adanya deterjen, lumpur dan endapan tetap larut dalam minyak lumas. Bahan yang terdapat didalam deterjen ini antaralain Alkil Poliamide, Alkil P2SS Product, Suksinimida, Sulfonat logam netral, deterjen polimerik dan senyawa Amina.
b. Indeks Viskositas Improver Kondisi ideal dari suatu minyak pelumas adalah mempunyai viskositas atau kekentalan yang tetap walaupun temperatur berubah secara ekstrim. Namun, minyak pelumas tidak ada yang mampu untuk mempertahankan viskositas karena perubahan temperatur. Hasil pengolahan secara modern dari minyak bumi dapat menghasilkan fraksi minyak pelumas yang mempunyai perubahan viskositas relatif kecil terhadap perubahan temperatur. Akan tetapi hal tersebut belum dapat mengatasi kondisi ekstrim lingkungan seperti pada daerah beriklim sedang (memiliki 4 musim). Oleh karena itu diperlukan indeks viskositas improver untuk dapat meningkatkan kembali kemampuan minyak pelumas dalam
mempertahankan
viskositasnya
terhadap
perubahan
temperatur,
mengurangi konsumsi bahan bakar, mengurangi penguapan pelumas dan menambah kemudahan penyalaan mesin pada suhu rendah pada start mesin awal. Senyawa yang berperan antara lain: Poliisobutilena, metakrilat, polimer akrilat, dan kopolimer olefin. Dengan penambahan bahan additive ini
diharapkan minyak pelumas dapat digunakan dengan baik didalam segala kondisi cuaca.
(Wartawan,1985) Pembagian pelumas secara umum dapat digolongkan menjadi : 1. Berdasarkan Wujudnya , pelumas dibagi menjadi 2 macam: a. Pelumas Cair (minyak lumas) digunakan dalam bahan dasar pembentukan pelumas.
(Tambung, 2007) Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
9
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
b. Pelumas Padat (gemuk lumas) merupakan suatu produk pelumas yang agak cair hingga padat, umumnya tersusun dari minyak dan sabun. Kandungan minyaknya sekitar 75-95% dan memiliki sifat lebih tahan karat, tahan oksidasi dan tahan terhadap udara lembab. Penggunaan gemuk ini apabila pemakaian pelumas mengalami kesulitan karena tidak ada penutupnya.
2. Berdasarkan bahan bakunya, pelumas dibagi menjadi 3 macam: a. Pelumas Mineral : Pada pelumas ini bahan baku yang digunakan berasal dari pengolahan minyak bumi, dimana fraksi minyak bumi yang lebih berat digunakan sebagai bahan pelumas (SNI, 2005). Pelumas mineral atau pelumas konvensional umumnya terdiri dari 90% minyak dasar (Crude Oil), hasil pengolahan dan penyulingan minyak bumi dengan ditambahkan 10% campuran bahan kimia aditif. Zat aditif yang biasan ya digunakan berupa deterjen, antioksida, dan indeks viskositas improver (campuran peningkat kekentalan). b. Pelumas Semi Sintesis: Pelumas ini dibuat dengan menggunakan minyak dasar, bahankimia dicampur dengan minyak mineral. Mineral ini berasal dari hasilolahan minyak bumi dengan penambahan bahan sintesis lain untuk mencapai standar mutu yang lebih baik. c. Pelumas Sintesis merupakan Salah satu bahan utama yang berasal dari
hasil reaksi kimia untuk menghasilkan senyawa dengan karakter terencana dan terukur yangdigunakan untuk pembuatan minyak lumas (SNI, 2005). Artinya pada pelumas sintesis, bahan baku yang digunakan hampir semuanya atau keseluruhannya berasal terdiri atas bahan-bahan aditif. Jumlahnya menentukan jenis pelumas sintesisnya. Pada pelumas sintesis penuh ( fullsynthetic oil) mengandung 100% bahan aditif, yaitu minyak dasar bahan kimia yang bukan dihasilkan dari penyulingan minyak bumi. Pelumas atau oli sintesis biasanya disarankan untuk mesin-mesin berteknologi terbaru (turbo, supercharger, dohc).
(Saputra, 2000)
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
10
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
2.2 Sejarah PT. Pertamina Lubricants
PT Pertamina Lubricants merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero), yang didirikan pada 23 September 2013 dan menerima pemisahan (spin-o ) Unit Bisnis Pelumas PT Pertamina (Persero) pada 30 Oktober 2013. Pendirian Perusahaan didasarkan Akta No.35 yang dibuat di hadapan Notaris Lenny Janis Ishak, S.H. dan PT Pertamina Lubricants. PT Pertamina Lubricants didirikan sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas. Tujuan pendirian Perusahaan adalah meningkatkan kekuatan bisnis Perseroan di bidang usaha pelumas pada masa mendatang, melalui cakupan bisnis di dalam dan luar negeri. Cakupan bisnis Perusahaan meliputi dalam dan luar negeri. PT Pertamina Lubricants bertekad pada masa-masa mendatang dapat menjadi perusahaan pelumas kelas dunia, dan mencapai posisi sebagai Top 20 World Lubricants Company. PT Pertamina Lubricants Memiliki Visi dan Misi. Visi dari PT Pertamina Lubricants adalah Menjadi perusahaan pelumas berkelas dunia, sedangkan Misi dari PT Pertamina Lubricants adalah Melaksanakan bisnis solusi pelumasan, juga memasarkan pelumas termasuk minyak, produk khusus, minyak dasar dan produksi terkait lainnya secara kompetitif baik di pasar domestik maupun luar negeri melalui penambahan nilai guna memperkuat portofolio bisnis bagi semua pemangku kepentingan. ( http://www.pertaminalubricants.com/ )
2.2.1 Unit Produksi
Tanggung jawab Fungsi Produksi adalah menyediakan seluruh material bahan baku dan bahan pembantu produksi serta melakukan proses produksi. Fungsi produksi juga melakukan kegiatan optimalisasi fasilitas produksi untuk menunjang kelancaran produksi. Kegiatan produksi dimulai dari pemrosesan bahan baku, terdiri atas base oil yang berasal dari PT. Pertamina (Persero) serta bahan aditif dari PT.Pertamina (Persero) dan produksi PT. Pertamina Lubricants. Bahan baku tersebut selanjutnya diolah menjadi pelumas, grease, dan specialties product.
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
11
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
Proses pengolahan berlangsung di tiga production unit domestik dan satu production unit luar negeri 1. Production Unit Jakarta (PUJ) 2. Production Unit Cilacap (PUC) 3. Production Unit Gresik (PUG) 4. Pertamina Lubricants Thailand Dengan lokasi yang dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Tabel Lokasi Unit Produksi Unit Produksi
Alamat
Jakarta
Jl. Jampea No.1, Tanjung Priok, Jakarta
Cilacap
Kawasan Industri, Jl. MT Haryono, Cilacap
Gresik
Jl. Harun Thohir, Gresik
Gudang Nusantara Jakarta
Jl. Yos Sudarso No. 1, Jembatan 3 Plumpang, Jakarta
Gudang Nusantara Cilacap
Jl. MT. Haryono, Kawasan Industri Cilacap
Gudang Nusantara Gresik
Jl. Harun Thohir - Desa Pulo Pancikan, Gresik
Gudang Nusantara Surabaya
Jl. Patinus Ujung - DBAL, Surabaya
2.2.2
Laboratorium Produksi
Setiap Production Unit juga dilengkapi laboratorium produksi. Keberadaan laboratorium produksi ditujukan untuk memastikan kualitas pelumas hasil produksi telah sesuai spesifkasi yang ditentukan. Fasilitas laboratorium produksi yang dimiliki PT Pertamina Lubricants adalah: - Laboratorium Produksi Jakarta - Laboratorium Produksi Cilacap - Laboratorium Produksi Gresik ( http://www.pertaminalubricants.com/ )
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
12
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
2.2.3 Alur Produksi Pelumas
Production Unit Jakarta (PUJ) Tahun 2015 Perusahaan mengoperasikan PUJ yang telah dimodernisasi yang menjadi pabrik pertama di Asia Tenggara yang terintegrasi. Fasilitas pabrik yang ada menjadikan PUJ dapat memproduks i pelumas, grease, specialties product, dan base oil. Kapasitas produksi Lube Oil Blending Plan (LOBP) terpasang bertambah menjadi 270.000 KL/tahun Pabrik baru PUJ didukung dengan penggunaan teknologi blending modern, yakni: - Satu unit Automatic Batch Blending - Satu unit Inline Blending - Satu unit Simultaneous Metering Blending Pabrik baru PUJ memiliki fasilitas enam line pengisian lithos, empat line pengisian drum, dan empat line pengisian curah. Modernisasi yang dilakukan menjadikan pabrik baru dioperasikan secara otomatis. Sampai dengan akhir tahun 2015, fasilitas produksi PUJ terdiri atas: 1. Dua unit pabrik LOBP Total kapasitas terpasang 270.000 KL/tahun 2. Satu unit grease plant Kapasitas terpasang 8.000 MT/tahun 3. Satu unit viscosity modifer (VM) plant Kapasitas produksi aditif 23.000 KL/tahun Alur produksi pelumas secara umum dapat dibagi menjadi lima yaitu: 1. Penerimaan bahan baku 2. Penimbunan bahan baku dan pembungkus 3. Proses Blending 4. Pengisian Pelumas 5. Pengiriman Yang tertera pada gambar 2.3
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
13
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
Gambar 2.3 Diagram Proses Bisnis Pelumas
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
14
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
BAB III RENCANA KERJA PRAKTEK
3.1. Peserta
Kerja Praktek yang akan dilaksanakan di PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ) direncanakan untuk mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, yang berjumlah 2 dengan rincian sebagai berikut :
1. Nama
: Gitta Amellynda P.M
NIM
: 121140150
Semester
: VII (Tujuh)
Program Studi
: Teknik Kimia / S1
Telepon
: 089508044413
Email
:
[email protected]
Alamat Kampus
: Kampus Unit 1 UPN”Veteran”Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur Depok Sleman DIY Kode pos 55283 telp/ fax : +62 274 486733
2. Nama
: Alvian Chandra
NIM
: 121140159
Semester
: VII (Tujuh)
Program Studi
: Teknik Kimia / S1
Telepon
: 089673710684
Email
:
[email protected]
Alamat Kampus
: Kampus Unit 1 UPN”Veteran”Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur Depok Sleman DIY Kode pos 55283 telp/ fax : +62 274 486733 Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
15
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
3.2. Waktu Pelaksanaan
Permohonan pelaksanaan kerja praktek di P.T Pertamina Lubricants saya rencanakan pada rentang bulan Januari - Februari 2018. Jika ada perubahan yang bersesuaian dengan kebijakan P.T Pertamina Lubricants, saya akan mengikuti namun tidak berbenturan dengan jadwal ujian yang dilaksanakan di Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
3.3. Tugas Khusus
Mengenai tugas khusus akan ditentukan oleh dosen pembimbing atau pembimbing dari perusahaan yang bersangkutan.
3.4. Kegiatan Kerja Praktek Industri
Adapun rencana kegiatan kerja praktek industri di PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ) yang diajukan ditunjukkan pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Kerja Praktek Industri
No.
Kegiatan
1.
Orientasi dan pengenalan secara umum
2.
Pengamatan proses produksi
3.
Pengamatan utilitas dan unit pengolahan limbah
4.
Pekan 1
2
3
4
Penyusunan laporan, hasil evaluasi, kesimpulan dan saran. Kegiatan diatas dapat berubah sesuai dengan waktu dan kepentingan
PT.PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ)
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
16
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
3.5. Materi Kegiatan
Materi
dari
program
Kerja
Praktek
Industri
ini
ditentukan
oleh
PT.PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ). Program yang diberikan oleh perusahaan sebaiknya berhubungan dengan Teknik Kimia secara praktek di lapangan.
3.6. Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam mengambil data yang dibutuhkan untuk keperluan penyelesaian penulisan laporan kerja praktik adalah : 1.
Data Primer Data ini diperoleh dengan cara : a. Survey Dengan cara mengambilin formasi data-data teknis yang tersedia di lapangan
dan
PT.PERTAMINA
keterangan-keterangan LUBRICANTS
yang
(PERSERO)
diperoleh
dari
PRODUCTION
pihak UNIT
JAKARTA (PUJ). b. Observasi Dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis dengan jelas mengenai kondisi obyek pengamatan di lapangan. 2.
Data Sekunder Data sekunder dapat diperoleh dengan metode pustaka yaitu memperoleh data dengan cara penelusuran literatur-literatur, baik yang terdapat di dalam perusahaan (perpustakaan perusahaan) maupun yang diperoleh diluar perusahaan yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.
3.7. Hasil Kerja Praktek Industri
Hasil kerja praktek indutri diwujudkan dalam bentuk laporan kerja praktek indutri oleh masing-masing mahasiswa yang melakukan kerja praktek industri di PT.PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ)”. Laporan kerja praktek industri akan disahkan oleh Dosen Pembimbing Kerja Praktek Industri dan diketahui oleh Pembimbing Kerja Praktek Industri di PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ). Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
17
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
Kegiatan yang akan dilaksanakan selama melakukan kerja praktek industri, meliputi studi literatur, pengumpulan data, pengolahan dan analisa data, penyusunan dan penulisan laporan. Selama pelaksanaan kerja praktek industri, tahapan studi literatur dilakukan secara terus menerus dengan tujuan untuk memantapkan konsep serta untuk mendapatkan pembanding antara teori dan kenyataan di lapangan untuk pengolahan serta analisa data yang lebih akurat. Selanjutnya laporan resmi kerja praktek industri ini tidak untuk dipublikasikan dan hanya diperuntukkan bagi Program Studi Teknik Kimia S1, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta namun pihak
PT.PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ) tetap berhak menerima laporan resmi dari mahasiswa peserta kerja praktek industri.
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
18
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
BAB IV PENUTUP
Demikianlah proposal kegiatan kerja praktek di PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ) ini kami susun untuk memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Semoga proposal kegiatan kerja praktek ini dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dan segenap karyawan PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ) dalam menerima kami selaku mahasiswa sarjana Strata-1 (S-1) Program Studi Teknik kimia yang akan melaksanakan kerja praktek di PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ). Atas perhatian dan kesediaan pimpinan perusahaan dan segenap karyawan PT.PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ) yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk melaksanakan kerja praktek di perusahaannya maka kami mengucapkan terima kasih.
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
19
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
DAFTAR PUSTAKA
Mudjirahardjo dan Haryono., 2005, “Pengetahuan Produk Minyak Lumas”, Lembaga
Pengabdian Masyarakat, LPM-STEM. Sani, 2010, “Pengaruh Pelarut Phenol pada Reklamasi Minyak Pelumas Bekas”, Unesa
University Press, Surabaya. Saputra, A.H., 2000, “Sekilas Tentang Minyak Pelumas”, Dimensi, Vol.3 No.2, 34 -36. Tambun, R., 2007, “Buku Ajar Teknologi Oleokimia”, BAB IX : Pelumas/Grease, Teknik
Kimia USU. Wartawan, A.L., 1985, “Fungsi Minyak Lumas pada Mesin”, Lembaran Publikasi Lemigas , Jakarta, No. 4, 73-81. Wartawan, A.L., 1985, “Teknologi Pelumas”, Lembaran Publikasi Lemigas, PPTMGB Lemigas, Jakarta, Vol.19 No.2. http://www.pertaminalubricants.com diakses pada tanggal 15 November 2017, Pukul 18.30 http://www.petrocanada-imp.com diakses pada tanggal 15 November 2017, Pukul 20.00
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
20
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
LAMPIRAN
Untuk melengkapi proposal pengajuan kerja praktek industri pada PT.PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ) berikut ini kami melampirkan beberapa data yang diperlukan, diantaranya: 1. Curiculum vitae (daftar riwayat hidup) 2. Transkip nilai 3. Fotocopy kartu tanda mahasiswa UPN ”VETERAN” YOGYAKARTA Jurusan T eknik Kimia S-1 Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri 4. Surat pengantar permohonan pelaksanaan kerja praktik dari pihak jurusan
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
21
Proposal Kerja Praktek PT. PERTAMINA LUBRICANTS (PERSERO) PRODUCTION UNIT JAKARTA (PUJ).
Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
22