Perkembangan bentuk kota Makassar pada abad-16 berawal dari dua lingkungan kecil yaitu pusat Kerajaan Gowa dan pusat Kerajaan Tallo. Kedua sumbu tersebut secara fisik diubungkan ole jalur jalan linier sepanjang pantai. !etela ditaklukkan ole "#$ pada taun 166%& Kota Makassar berfungsi sebagai pusat pemerintaan& pusat perdagangan& dan pusat permukiman '(asjid& )***+ !umalyo& )**),. Pada awal abad ke-1 peranan kota Makassar sebagai bandar niaga dan administrasi semakin semaki n besar yang ditun ditunjang jang ole potens potensii wilay wilaya& a& pendu penduduk& duk& dan letak geografisnya geografisnya yang sangat strategis menjadi tempat transit perdagangan internasional terutama bangsa ropa& $ina& Melayu& dan /rab. 0atar belakang aktifitas perdagangan nasionalinternasional yang ramai ram ai keti ketika ka itu yan yang g seja sejalan lan den dengan gan nil nilai ai bud budaya aya masy masyarak arakatny atnya& a& men mendor dorong ong cep cepatny atnyaa penyebaran dinamika pertumbuan kota Makassar sebagai kota pantai 'Kuntowijoyo& )**2,. 3erdasarkan nilai-nilai sosio-kultural yang dipaami& maka keadiran berbagai komunitas tersebut tela memberikan kontribusi yang bersifat sinergis dengan masyarakat 3ugis di kota Makassar. Padaa awa Pad awall aba abad-) d-)* * ben benten teng g (ot (otter terdam dam ber berper peran an seb sebaga agaii pus pusat at pem pemerin erinta taan an dan sebagaii pusat permukiman sebaga permukiman kota Makassar. Makassar. !elanjutnya !elanjutnya pada saat ini perkembangan perkembangan strukt struktur ur kotany kot anyaa tid tidak ak lag lagii ber berori orient entasi asi ke ben benten teng. g. Pus Pusat at kot kotaa Mak Makassa assarr ber berges geser er ke lap lapang angan an Karebo Kar ebosi& si& dii diikut kutii ole ole ada adany nyaa per perkem kemban bangan gan kaw kawasan asan-ka -kawasa wasan n kot kotaa yan yang g cen cender derung ung menyeb men yebar ar dan mem memben bentuk tuk sub sub-sub -sub pus pusat at kot kota. a. Men Menuru urutt !um !umaly alyo o ')* ')**), *),&& 4wu 4wujud jud kot kotaa Makassar berbeda dengan wujud kota tradisional nusantara lainnya seperti di 5awa& yaitu struktu stru kturr kot kotany anyaa tid tidak ak mem memper perli liatka atkan n sec secara ara jel jelas as pol polaa dasa dasarr teta tetap p yan yang g ber berbas basis is pad padaa budayanya. 0ebi jau !umalyo menyatakan bawa perbedaan tersebut disebabkan ole perbedaan sejara dan proses pertumbuan. 7alam al ini adala perbedaan yang dipengarui ole unsur-unsur8 lokasi& potensi wilaya& penduduk& dan pemerintanya. Ketidak-jelasan pola wujud kota Makassar menjadi sebua fenomena yang masi perlu dibuktikan dengan menelit men elitii kar karakte akterist ristik ik pem pemben bentuk tukan an elem elemen en fisi fisik k kot kotany anyaa ya yang ng dik dikait aitkan kan den dengan gan lata latar r belakang nilai-nilai sosiokultural masyarakatnya. Mengik Men gikuti uti Tuan Tuan '1% '1%, ,&& unt untuk uk menjelask menjelaskan an mak makna na dar darii org organi anisasi sasi ruang
dalam dal am
konteks tempat dan ruang arus dikaitkan dengan budaya. 0ebi lanjut Tuan menyatakan bawa terdapat kesulitan tersendiri untuk menggeneralisasi makna dari organisasi ruang tersebut. 9al ini karena budaya sifatnya unik& dan antara satu tempat dengan tempat lain bisa sangat berbeda maknanya. 7engan demikian& untuk mengkaji keterkaitan pembentukan kota Makassar Makas sar denga dengan n nilain nilainilai ilai sosio sosio-kultu -kultural ral masyarak masyarakatnya atnya&& perlu merujuk pada sala satu
budaya masyarakat tertentu& yang dalam al ini dipili masyarakat 3ugis. Masyarakat Kota Makassar meliputi beberapa jenis etnik dominan yaitu antara lain8 3ugis& Makassar& Mandar& Toraja& dan beberapa masyarakat pendatang lainnya. Menyadari betapa pentingnya peranan budaya dalam membangun sebua kota& seingga penenelitian ini bermaksud untuk mengkaji keterkaitan antara nilai-nilai sosio-kultural masyarakat dan pembentukan kota. 9asil penelitian ini diarapkan menemukan sebua konsep pembentukan kota yang dapat menui kebutuan dan meningkatkan kualitas idup masyarakatnya& yang selanjutnya dapat memberikan kontribusi pada bidang perancangan kota. 1.2 Posisi Penelitian Sosio-Kultural di Kota Makassar
!ampai saat ini kajian keterkaitan aspek sosial budaya masyarakat dengan perwujudan kota& belum banyak mendapat peratian di bidang perkotaan& kususnya yang dapat memberi kontribusi teradap bidang perancangan kota. 3eberapa asil penelitian terkait yang memfokuskan pembaasannya di Kota Makassar akan dijelaskan pada pembaasan berikut. Kajian penelitian tersebut meliputi pembaasan tentang8 nilai-nilai sosio kultural& kegiatan penduduk di perkotaan& rancangan wujud kota& dan tentang keterkaitan wujud kota dengan kebijakan publik. Penelitian-penelitian tersebut antara lain8 a. Satu, Penelitian 3ambang 9eryanto ')**1a, yang berjudul8 ”The Spirit and Image of the
City: A Case Study of
The Changing and Developing Urban Form of :jung
Pandang& ;ndonesia. Penelitian ini
meliat interaksi antara perancangan kota
sebagai kebijakan publik dan menilai keterlibatan para pelaku pembangunan dalam proses perkembangan kota di ;ndonesia kususnya di kota Makassar. Metode penelitian dilakukan secara kualitatip. ;ndikator karakteristik bentuk kota yang ditinjau berupa8 urban form, street pattern, land use, open spae, dan s!y line + sedangkan indikator kebijakan publik diliat berupa8 kebijakan pen
anya
membaas
tentang
keterkaitan
kebijakan
publik
dalam
perkembangan kota& tetapi tidak mengkaji keterkaitan nilai-nilai sosio-kultural masyarakat kota Makassar dengan pembentukan kotanya.
b. Dua Penelitian Trisutomo& !. '1%% ", yang berjudul ”Urban #aterfront: the Spatial
Charateristis of :jung Pandang& ;ndonesia. Penelitian ini meliat pada karakteristik elemen fisik ruang kota Makassar kususnya disepanjang kawasan pantai. !ecara spesifik penelitian tersebut membaas secara eksplanatori tentang tingkat intensitas penggunaan ruang dan kondisi kualitas ruang kususnya pada kawasan pesisir pantai sebagai sebua analisis karakteristik $aterfront . =amun demikian penelitian tersebut anya membaas ke ara analisis spasial& akan tetapi tidak mengkaji lebi jau tentang keterkaitan karakteristik $aterfront atau wujud pesisir
pantai kota Makassar dengan
kajian
nilai-nilai sosio-kultural
masyarakatnya sebagai sala satu faktor pembentuk kota. c. Tiga Penelitian >ulianto !umalyo ')**1, yang berjudul8 !ejara Perkembangan /rsitektur dan Kota Makassar. Penelitian ini dimoti?asi ole fenomena banyaknya
pembongkaran
bangunan
bersejara
di
kota
Makassar
tanpa
memperatikan keunikan artefak sejara. 9asil penelitian ini memperkuat pentingnya warisan budaya yang dapat mencerminkan sosial& ekonomi& dan budaya masyarakat& serta
perlunya
kesadaran
pemerinta dan masyarakat untuk
mempertaankan warisan tersebut. !ecara spesifik penelitian ini anya membaas tentang kondisi nyata perkembangan kota dan bangunan& tetapi tidak mengkaji keterkaitan nilai-nilai sosio-kultural masyarakat kota dengan wujud kota& seingga asilnya belum mengasilkan sebua konsep yang dapat dipedomani dalam perancangan kota ke depan. d. Empat Penelitian 9alilintar 0atief ')**6, yang berjudul Kepercayaan #rang 3ugis di !ulawesi !elatan& !uatu Kajian /ntropologi 3udaya. Penelitian ini merupakan penelitian antropologi yang dibaas secara deskriptip kualitatip melalui kajian budaya tnik 3ugis. Penelitian ini mengungkapkan bawa kepercayaan orang 3ugis meliputi unsur-unsur roani lokal yang ingga kini masi menjiwai serta mempengarui sosial budaya sebagian masyarakat 3ugis. Kepercayaan 3ugis juga menjadi cermin kebertaanan penganutnya dalam mengadapi tekanan sosial& budaya& ekonomi dan politik.
Penelitian
tersebut
secara
spesifik
anya
mengungkapkan konsep kepercayaan dalam kebudayaan 3ugis semata termasuk ritualnya& tetapi tidak sampai medefinisikan nilai-nilai tersebut secara operasional dalam pembentukan lingkungan binaan atau kota.
e. Lima Penelitian Mattulada '1%@, yang berjudul %a Toa8 !atu 0ukisan /nalitis
Teradap /ntropologi. Penelitian ini merupakan penelitian bidang antropologi politik dibaas secara deskriptip membaas sebua kajian sejara tnik 3ugis. Penelitian ini mengungkapkan bawa ketaatan dan respon teradap kepemimpinan dikuasai ole suatu sikap idup yang berdasar pada suatu sistem nilai yang idup dalam kebudayaan orang 3ugis yang disebut Siri na &esse dan Pangadereng yang diyakini akan membangun wujud menuju kesempurnaan keidupannya. Penelitian tersebut secara spesifik anya mengungkapkan tentang beberapa konsep kebudayaan orang 3ugis semata& tetapi tidak sampai medefinisikan nilai-nilai tersebut secara operasional dalam pembentukan kota. .
Enam
Penelitian (aman (aim '1%AB, dalam disertasinya yang berjudul 4=ilai-=ilai :tama Kebudayaan 3ugis. Penelitian ini merupakan penelitian bidang antropologi budaya yang dibaas secara deskriptip mengungkapkan bawa nilainilai utama kebudayaan 3ugis meliputi8 kejujuran 'alempureng ,& kecendekiaan 'amaang ,& kepatutankepantasan 'asitina'ang"& keteguan 'agettengeng ,& usaa (reso,& dan arga dirimalu ' siri) ,. =ilai-nilai tersebut dianggap memiliki pengaru yang sangat tinggi teradap setiap pola pikir dan perilaku masyarakat 3ugis dalam konteks keidupannya saat ini dan akan datang. Penelitian tersebut secara spesifik anya mengungkapkan tentang beberapa nilainilai utama kebudayaan orang 3ugis saja& tetapi tidak sampai medefinisikan nilainilai tersebut secara operasional dalam pembentukan lingkungan binaan atau kota. g. Tu!u"
Penelitian $ristian Pelras '1%%6, yang berjudul *The +ugis. Penelitian ini membaas sejara pembentukan nilai-nilai kebudayaan dan peradaban masyarakat 3ugis di !ulawesi !elatan. Penelitian ini menyimpulkan bawa nilai-nilai utama kebudayaan 3ugis sebagai unsur-unsur penggerak utama masyarakat yang dinamis dan berkepribadian kuat adala seperti8 keberanian& kecerdasan& ketaatan teradap ajaran agama& dan keliaian berbisnis. Penelitian tersebut secara spesifik anya mengungkapkan tentang perkembangan sosio-kultural orang 3ugis mulai dari aspek kosmologi sampai pada aspek pemaaman dan pemaknaan orang 3ugis teradap ruang dan lokasi. =amun demikian penelitian ini tidak meliat keterkaitan
antara nilai-nilai tersebut teradap kondisi ?isual dan spasial dalam pembentukan kota. 7ari penelitian-penelitian yang dikemukakan di atas mendorong penulis untuk meliat permasalaan lebi detail dengan meliat berbagai isu-isu terutama terkait dengan budaya orang 3ugis. 7i samping itu juga dapat lebi memaami karakteristik pembentukan kota yang berdasar pada nilai-nilai sosio-kultural yang dipaami ole masyarakat 3ugis. 7engan demikian dapat mengarakan penulis untuk meliat pengaru karakteristik nilai-nilai tersebut teradap pembentukan kota. 7alam al ini akan diliat karakteristik bagian kota lama Kota Makassar. Kajian-kajian tersebut dinilai akan melandasi kedinamisan pencapaian fokus penelitian dalam rangka menemukan karakteristik pembentukan kota yang dipengarui ole nilai-nilai budaya 3ugis sebagai sebua kearifan lokal. !elanjutnya asil kajian dapat dijadikan sebagai pedoman dalam perancangan kota& kususnya untuk Kota Makassar. 7i samping itu penelitian-penelitian tersebut di atas secara langsung akan mengarakan penulis untuk meliat cela pengetauan yang memberikan peluang untuk mencapai tingkat kualitas yang diarapkan. 1.# Perumusan Masala" dan Pertan$aan Penelitian
3erdasarkan pada pembaasan di atas diungkapkan bawa perkembangan fisik kota yang terjadi dari masa ke masa perlu menjadi pengamatan mendalam untuk dijadikan dasar dalam pengembangan kota ke depan. Permasalaan umum terliat bawa masyarakat pada beberapa kota baik di luar maupun di dalam negeri& belum merasakan pelayanan kota sesuai kebutuan. 7i satu sisi pembangunan kota yang secara politis diprakarsai ole pemerinta& cenderung mengutamakan pada aspek ekonomi semata& di sisi lain aspek sosio-kultural masi kurang dipertimbangkan dalam proses perancangan kota. Pemikiran ini berpengaru pada ketidak-sesuaian antara rancangan fisik kota dengan filosofi dan pola pikir masyarakatnya. 9al tersebut menyebabkan semakin ilangnya ubungan batin antara kota dan masyarakatnya yang berimplikasi pada pemenuan kebutuan dan peningkatan kualitas idupnya. !oetomo& !. ')**%, mengungkapkan bawa8 4semua teori perancangan kota dalam membentuk ruang kota yang mampu menciptakan keidupan komunitas yang baik& selalu mempelajari bentuk dan proses keidupan pada ruang kota pra-industri. 7engan demikian& dalam rangka mengasilkan sebua wujud kota yang memiliki ubungan batin dengan masyarakatnya& dipandang perlu untuk mengkaji peranan nilai-nilai sosio-kultural dengan simbol-simbol kosmiknya sebagai paradigma baru dalam perancangan kota. 7alam kajian tersebut tentu saja tidak dapat menggeneralisasi setiap wujud kota& karena budaya setiap
masyarakat sifatnya unik dan antara satu daera dengan daera lain bisa sangat berbeda maknanya. !ala satu teori perancangan kota yang menekankan pada aspek spasial dan sosiokultural mengungkapkan bawa perancangan kota secara teknikal dan estetika saja tidak cukup& tanpa meliat pada aspek sosio-kultural masyarakatnya 'dirangkum dari Madanipour& 1%%6,. Cenomena yang secara umum terjadi pada beberapa kota di ;ndonesia juga terliat di kota Makassar. Masyarakat 3ugis sebagai sala satu etnik dominan di kota Makassar tersebar secara spasial kususnya di wilaya pesisir timur dan barat Pro?insi !ulawesi !elatan& akan dijadikan objek amatan. Masyarakat 3ugis awal yang mengenal konsep kosmologi Tomanurung & norma adat& aturan-aturan& serta pesan-pesan luur seperti yang tertuang dalam karya besar naska I %a aligo dan %ontara) . Komunitas pedagang 3ugis menurut Mattulada tela berdomisili di Kota Makassar sejak pertengaan abad-16 yaitu ketika kota tersebut menjadi bandar niaga pada pasca kejatuan Malaka ole Portugis. Ketika itu juga tela terdapat beberapa pedagang dari Melayu dan 5oor 'Mattulada& 1%A),. 9al tersebut semakin memacu perkembangan populasi masyarakat 3ugis di kota Makassar ingga era kemenangan "#$ bersama pasukan 3ugis 'dipimpin /rupalakka, teradap kerajaan Gowa pada Taun 166%. 3eberapa masyarakat 3ugis kemudian merantau ke wilaya lain setela pergolakan tersebut untuk mengindari kekacauan di kota Makassar. Populasi masyarakat 3ugis kembali berkembang ketika kedatangan para pedagang 3ugis Dajo yang selanjutnya membentuk permukiman di Kota Makassar sejak taun 161. !ejak itu dikenal bentuk kerukunan di kalangan masyarakat Dajo di Kota Makassar yang dipimpin ole seorang pemimpin yang bergelar -atoa. Masyarakat pedagang tersebut idup berdampingan dengan komunitas dominan yang suda ada yaitu ropa& $ina& Melayu& /rab& dan masyarakat lainnya. Pada awal abad ke-1A 'sekitar taun 12*an, peranan Makassar sebagai bandar niaga dan administrasi semakin besar '!umalyo& )**),. $epatnya perkembangan kota Makassar sangat dipengarui ole letaknya yang strategis menjadi tempat transit perdagangan internasional dan domestik menuju ke atau dari Maluku. Kedatangan bangsa ropa didukung ole tingginya mobilitas perdagangan terutama dari $ina& Melayu& dan /rab. Keadiran masyarakat ropa di kota Makassar banyak memberi pengaru karakter kolonial teradap pembentukan kota Makassar kususnya di kawasan kota lama. !eperti pada kota-kota lainnya& karakter kota kolonial banyak memberi kontribusi teradap wujud kota berupa8 wujud kota yang berorientasi pada pusat pemerintaan di benteng (otterdam&
terbentuknya pola jalan kota yang dilengkapi dengan ruang terbuka 'lapangan, yang luas& berkembangnya berbagai fasilitas perumaan orang ropa dan prasarana pelabuan& serta berbagai fasilitas sosial ekonomi. Pembentukan kota Makassar terus berkembang ingga puncaknya pada masa pemerintaan 9india 3elanda pada awal abad ke-)*. Pola-pola karakter kolonial yang dibangun ole 3elanda tampak berjalan mulus sebagai implikasi di samping kekuatan pemerintaan kolonial& juga karakter pembangunan kotanya yang cenderung sejalan dengan konsep wujud kota yang diarapkan ole masyarakat 3ugis. !ebagai conto8 3elanda membangun kota yang membentuk pusat kota yang dilengkapi dengan lapangan& membangun pola jalan berbentuk kisi persegi empat& dan wujud bangunan yang sesuai dengan ciri bangunan tropis. Kesemuanya ini sejalan dengan karakter kota-kota 3ugis sebagai cerminan nilainilai sosio-kultural yang dipaami. !elanjutnya& keadiran masyarakat $ina pada masa kolonial juga banyak memberi kontribusi teradap wujud kota Makassar terutama di kawasan kota lama. 7alam kajian pustaka '3ab ) alaman %B, tela dijelaskan karakter umum kawasan permukiman $ina 'pecinan, yaitu antara lain8 cenderung terbentuk di sekitar pelabuan sebagai tempat yang strategis dalam berdagang yang dilengkapi dengan fasilitas perbelanjaan 'pasar, dan tempat ibada& pola jalan permukiman terbentuk secara paralel mengikuti garis pantai dan sebagian tegak lurus garis pantai& bentuk kotanya menerapkan a
$ina dan 3ugis menyebabkan mereka saling bersinergi dan cenderung bertempat tinggal di sekitar pasar atau pelabuan. 7emikian pula alnya dengan keadiran pedagang Melayu dan sebagian kecil orang /rab di kota Makassar juga tela memberikan pengaru teradap wujud kota. =amun demikian& kontribusi spasial teradap wujud kota kurang terliat secara spesifik. 9al ini karena masyarakatnya kurang terkonsentrasi di kota Makassar dan sebagian tersebar ke daera-daera kabupaten sekitarnya. !atusatunya kontribusi teradap wujud kota yang terliat saat ini adala berupa fasilitas ibada 'Mesjid Melayu dan Mesjid /rab yang ingga saat ini tela mengalami pemugaran,. Komunitas tersebut juga sangat mendukung peran masyarakat 3ugis dalam pembangunan. 7ukungan yang dimaksud adala kemiripan karakternya sebagai ekspresi kesenangan berdagang dan sebagai masyarakat religius yang memeluk ajaran ;slam. !ebagai konsekuensi mereka banyak mengalami asimilasi melalui ubungan perkawinan& seperti yang terjadi antara masyarakat 3ugis dan masyarakat lokal lainnya seperti masyarakat Makassar. Perkembangan ajaran ;slam di kota Makassar pada taun 16*@& banyak menginspirasi dan tela mengalami proses paduserasi dengan budaya 3ugis. 9al ini terliat dengan berkembangnya ajaran ;slam yang seirama dengan perkembangan populasi masyarakat muslim 3ugis dan diikuti terbangunnya beberapa fasilitas peribadatan agama ;slam. Menurut Pelras bawa masyarakat 3ugis dinilai memiliki ciri yang siap beradapan dengan masa depan berkat adanya ciri modernitas dalam tradisinya seperti8 berkembangnya pemikiran rasional& senang aktifitas perdagangan& kemampuan indi?idu& pengadopsian model kultural dan gagasan yang mendunia& serta tingginya sistem mobilitas dan komunikasi sampai tingkat internasional sekalipun 'Pelras dalam (obinson& )**@,. !ebagian elemen budaya yang mewarnai pola pikirnya tergolong masi tetap dan sebagian lagi mengalami transformasi menjadi bagian budaya modern. 3udaya dan karakter tersebut merupakan sebua karakter yang tertuang dalam asil karya masyarakat 3ugis di Kota Makassar. 7alam al ini masyarakat 3ugis sangat merespon pengaru modernitas dan globalisasi yang berkembang& namun demikian mereka tetap memperliatkan karakter dan perilaku yang cenderung tetap mempertaankan nilai-nilai sosio-kultural yang dipaami& termasuk teradap beberapa wujud kotanya 'lingkungan binaannya, yang masi mencerminkan nilai-nilai sosiokultural yang dipaami. Dalaupun tela terpengaru modernisasi& namun ingga saat ini masyarakat 3ugis masi memegang tegu budayanya seperti yang tertuang dala m konsep siri) na pesse 'dibaas pada 3ab B asil penelitian,. 3udaya dan karakter tersebut merupakan sebua tatanan
mendasar yang secara teoritis akan memberi pengaru besar dalam perancangan lingkungan binaan termasuk struktur ruang dan wujud kota Makassar. 3erdasarkan pembaasan di atas dapat diasumsi bawa keadiran masyarakat lain seperti komunitas ropa& $ina& Melayu& dan /rab dengan nilainilai sosio-kultural yang dipaami juga tela memberi kontribusi teradap wujud kota Makassar kususnya di kawasan kota lama. Kontribusi yang diberikan masing-masing komunitas tersebut secara umum dapat terliat& tetapi sebagian merupakan sebua asil kerjasama yang sinergis. 9al ini disebabkan ole adanya pemaaman nilai yang sesuai yang selanjutnya mendasari pembangunan wujud kota Makassar. !etela komunitas ropa meninggalkan kota Makassar pada Taun 1%B*an& peran pengembangan kota dilanjutkan ole masyarakat lokal terutama dari etnik 3ugis dan Makassar. 7apat ditegaskan bawa kontribusi masyarakat 3ugis serta komunitas lainnya secara spesifik perlu diidentifikasi sejak dini melalui nilai-nilai sosio-kulturalnya& agar dapat memperjelas kontribusi masing-masing teradap wujud kota. !elain masyarakat lokal& ingga kini wujud kontribusi yang masi banyak terliat dibalik pembangunan kota yang semakin modern tersebut adala dari masyarakat $ina. !edangkan wujud kontribusi kolonial cenderung semakin puna. 7inamika kegiatan kota Makassar yang sangat tinggi sesuai fungsi dan peran kotanya sebagai kota pelayanan perdaganganjasa dan fasilitas sosial& menyebabkan perkembangan kotanya secara ori
lingkungan.
Pembangunan
kota
yang
semakin
kompleks
memperliatkan
kecenderungan yang tidak berorientasi pada tatanan budaya yang dimiliki. 9al ini berimplikasi pada tidak jelasnya
pola struktur kota seperti kota-kota tradisional lainnya
'!umalyo& )**),. 3egitu pula wujud lingkungan binaan kota baik secara spasial maupun ?isual belum menampakkan karakter budaya yang dimiliki masyarakatnya. Perancangan kota di =usantara yang memiliki nilai budaya sendiri& tentu tidak sepatutnya jika sepenunya anya mengadopsi teori perancangan kota dari 3arat yang akar budayanya sangat berbeda. Karakteristik kota Makassar yang berkembang sejak
keidupannya. /gar lebi jelasnya permasalaan-permasalaan di atas& dapat dikemukakan dalam bentuk rumusan masala sebagai berikut8 !atu& 3elum teridentifikasinya nilai-nilai sosio-kultural masyarakat 3ugis yang dapat berpengaru teradap pembentukan kota. 7ua& 3elum teridentifikasinya konsep-konsep ruang yang berbasis pada sosiokultural 3ugis yang dapat dijadikan acuan dalam pembentukan kota. Tiga& Dujud fisik kota Makassar belum memperliatkan pola dan karakter yang berdasar pada nilai-nilai sosio-kultural masyarakatnya sebagai sebua identitas kota. 3erdasarkan pada rumusan permasalaan di atas& selanjutnya mengarakan penulis untuk meneliti konteks budaya 3ugis dalam kaitannya dalam pembentukan lingkungan binaan& kususnya pembentukan kota. 7engan menggunakan referensi kota Makassar dapat dipertegas dalam bentuk pertan$aan penelitian sebagai berikut8 !atu& =ilai-nilai sosio-kultural mana yang dimiliki masyarakat 3ugis yang dapat berpengaru teradap pembentukan lingkungan binaannyaE 7ua& 3agaimana implikasi nilai-nilai sosio-kultural masyarakat 3ugis dalam pembentukan kotaE Tiga& 3agaimana peranan nilai-nilai sosio-kultural 3ugis dalam pembentukan kota MakassarE