Perencanaan lampu lalu lintas untuk persimpangan pe rsimpangan belok kanan Perencanaan lampu lalu lintas di persimpangan bertujuan untuk memberikan kapasitas yang cukup kepada volume lalu lintas dipersimpangan. Perencanaan ditujukan untuk mengurangi keterlambatan total, deretan bangunan yang pendek, memberikan memberikan kemungkinan kemungkinan yang tinggi
kepada lalu lintas untuk melewati melewati
persimpangan persimpangan pada periode hijau yang pertama. pertama. Waktu sinyal harus sesuai dengan arus lalu lintas di persimpangan persimpangan tersebut. tersebut. Lama siklus yang normal adalah adalah 40 sampai dengan dengan 60 detik untuk sinyal 2 phase. Siklus yang lebih lama dipakai untuk arus lalu lintas yang komplek.
Prinsip umum perencanaan sinyal lalu lintas Waktu merah atau stop adalah jumlah waktu jalan dan waktu kuning (ie hijau dan kuning) lama interval pejalan kaki kaki dipersimpang dipersimpangan an juga dapat dapat digabung. digabung. Waktu kuning (klearens; disebut juga phase amber) harus memenuhi kebutuhan : i)
waktu stop untuk kendaraan yang berhenti di garis stop, setelah lampu berubah dari hijau kepada kuning, dan tidak melintas pada waktu sinyal berubah kepada phase merah.
ii) waktu kuning (klearens) untuk kendaraan yang bergerak pada garis stop pada kecepatan yang
diizinkan, sementara sinyal berubah dari hijau kepada kuning memberikan waktu yang cukup bagi kendaraan untuk melintasi persimpangan yang tidak mungkin bagi kendaraan berhenti di garis stop pada tahap tahap itu. Waktu Waktu ini biasanya biasanya 3 sampai 5 detik. iii) waktu hijau atau jalan diputuskan berdasar jumlah volume kendaraan yang bergerak selama waktu
puncak dan memungkinkan memungkinkan kendaraan kendaraan yang berderet berderet untuk menyelesaikan menyelesaikan lintasan lintasan pada siklus tersebut. Dua pendekatan prosedur perencanaan siklus sinyal lalu lintas untuk siklus dua phase dipersimpangan diberikan seperti dibawah ini : Perhitungan lalu lintas 15 menit didapat n1 dan n2 untuk jalan A dan B selama waktu puncak. Beberapa trial siklus, C1 detik detik dianggap kemudian didapat jumlah siklus dalam periode 15 menit : (15 x 60) = 900. C1 C1 Diasumsi waktu headway rata rata : 2,5 detik, periode hijau Ga dari jalan A dan Gb dari jalan B, Untuk melewatkan lalu lintas selama trial siklus dihitung sebagai berikut: Ga = 2,5 n1 C1 900
dan
Gb = 2,5 n2 C2 900
Periode kuning Ya dan Yb diasumsi (3 – 4) detik, dan lama siklus C1’ dihitung, sama dengan ( Ga+Gb +Ya+Yb) detik. Bila perhitungan lama waktu siklus C1’ bekerja, maka sama dengan lama siklus C1 yang diperkirakan. Lama siklus dapat diterima sebagai waktu rencana siklus. Contoh :
Perhitungan lalu lintas 15 menit pada jalan A dan B selama waktu puncak masing masing 170 dan 133 kendaraan. Bila waktu kuning dibutuhkan 4 dan 3 detik untuk kedua jalan tersebut berdasar kecepatan, rencanakan waktu sinyal dengan menggunakan trial cycle method Penyelesaian:
Trial i) Diasumsi trial siklus C1
= 50 detik
Jumlah siklus dalam 15 menit = 900 = 18 50 Waktu hijau untuk jalan A, ambil 2.5 detik per kendaraan Ga = 170 x 2,5 = 23,4 detik 18 Waktu hijau untuk jalan B4 Gb = 135 x 2,5 = 18.8 detik 18 Waktu kuning yang diberikan 4 dan 3 Total lama siklus = 23.4 + 18,8 + 4 + 3 = 49,2 detik Nilai ini lebih kecil dari perkiraan trial siklus 50 detik, dicoba lagi trial siklus berikut Trial ii) Perkirakan trial siklus C2 : 40 detik Jumlah siklus dalam 15 menit = 900 = 22.5 detik 40 Waktu hijau untuk jalan A, ambil 2.5 detik per kendaraan Ga = 170 x 2,5 = 18,9 detik 22,5 Waktu hijau untuk jalan B Gb = 135 x 2,5 = 15,0 detik 22,5 Waktu kuning yang diberikan 4 dan 3 Total lama siklus = 18,9 + 15,0 + 4 + 3 = 40,9 detik Trial iii) Perkirakan trial siklus C3 : 45 detik
Jumlah siklus dalam 15 menit = 900 : 45 = 20,0 detik Waktu hijau untuk jalan A, ambil 2.5 detik per kendaraan Ga = 170 x 2,5 = 21,2 detik 20 Waktu hijau untuk jalan B Gb = 135 x 2,5 = 16,85 detik 20 Waktu kuning yang diberikan 4 dan 3 Total lama siklus = 21,2 + 16,85 + 4 + 3 = 45,05 detik Jadi trial siklus dari 45 detik dapat dipakai dengan sinyal phase sebagaai berikut : Ga = 21,2 detik ; Gb = 16,8 detik ; Ya = 4 detik ; Yb = 3 detik Lama waktu siklus = 45 detik Perencanaan lampu pedestrian dan lalu lintas sederhana
Prosedur design berikut ini disarankan untuk design sinyal dua phase sederhana pada unit persimpangan jalan : i) Berdasarkan kecepatanan kendaraan interval kuning (klearens) antara periode hijau dan merah,
dipilih periode kuning. Periode kuning diambil 3, 4 dan 5 detik untuk kecepatan kurang dari 50, 50 – 65 dan 65 – 80 km/jam ii) Berdasar kecepatan pedestrian/pejalan kaki 1,2 m/detik, dan dihitung waktu kuning (klearens)
untuk pedestrian. iii) Waktu merah minimum diambil waktu kuning pedestrian menyeberang ditambah waktu interval
pedestrian menyeberang. Waktu merah sama dengan waktu hijau minimum, ditambah waktu kuning. iv) Waktu hijau minimum dihitung berdasar kreteria pedestrian, sama dengan waktu kuning (klearens)
ditambah interval awal saat pedestrian mulai menyeberang dikurang periode kuning. Ini sama dengan waktu merah dikurang waktu kuning. a. Dengan sinyal pedestrian, interval awal adalah periode jalan, tidak kurang dari 7 detik b. Bila sinyal pedestrian tidak digunakan, periode minimum 5 detik digunakan sebagai interval
awal. v) Waktu hijau yang diperlukan kemudian dihitung berdasar volume lalu lintas per jam per lajur. Lama
waktu siklus didapat dengan justifikasi untuk 5 detik interval yang tertinggi. Waktu yang lebih didistribusikan ke waktu hijau dalam proporsi kepada volume lalu lintas vi) Nilai nilai tersebut didapat dengan menghitung prosentasi dengan basis dari kontroler terhadap
waktu siklus
vii) Waktu yang didapat di set pada controller dan operasi diamati dilapangan selama waktu puncak.
Contoh : Sinyal pedestrian akan dipasang pada bagian kanan jalan A, lebar 18 m dan jalan B, lebar 12 m. volume lalu lintas per jam per lajur dari jalan A dan jalan B adalah 275 dan 225 kendaraan. Kecepatan kendaraan 55 dan 40 km/jam untuk jalan A dan jalan B, rencanakan waktu sinyal dan dan sinyal pedestrian. Penyelesaian Layout sinyal lalu lintas dan sinyal pedestrian sebagai berikut :
Jalan A
PSa
PSa
TSa
PSb TSb Jalan B
TSb PSb TSa
Perencanaan sinyal lalu lintas i) Berdasar kecepatan, periode kuning : Untuk jalan A dengan 55 Km/jam, periode kuning = 4 detik Untuk jalan B dengan 40 Km/jam, periode kuning = 3 dettik ii) Berdasarkan kecepatan berjalan pedestrian 1,2 km/jam, dihitung waktu pedestrian :
Jalan A = 18 = 15 detik 1,2 Jalan B = 1,2 = 10 detik 1,2 iii) Ditambahkan 7 detik sebagai permulaan periode jalan, waktu merah minimum untuk jalan A = (15
+ 7) detik dan jalan B = (10 + 7) detik. iv) Waktu hijau minimum berdasar waktu klearenc pedestrian
Jalan B = 15 + 7 – 3 = 19 detik Jalan A = 10 + 7 – 4 = 13 detik v)
Berdasarkan volume, waktu hijau dihitung meningkat untuk jalan A dengan volume lalu lintas yang lebih besar. Ga = Va Gb Vb Ga dan Gb adalah waktu hijau dan Va dan Vb adalah volume per lajur Gb diambil 19 detik seperti pada iv) diatas Waktu hijau untuk jalan A,
Ga = Va . Gb = 275 x 19 == 23.2 detik Vb 225 vi) Total lama waktu siklus = Ga + Ya + Ra = Ga + Ya + Gb + Yb = 23,2 + 4 + 19 + 3
= 49,2 detik
Diambil lama waktu siklus = 50 detik Periode yang ditambahkan = 50 - 49,2 = 0,8 detik, nilai ini didistribusikan kepada waktu hijau menurut perbandingan yang proporsional kepada volume lalu lintas. Ga = 23,2 + 0,44 = 23,64 detik Gb = 19,0 + 0,26 = 19,36 detik Ra = Gb + Yb
= 19,36 + 3,0 = 22,36 detik
Rb = Ga + Ya
= 23,64 + 4,0 = 27,64 detik
Design sinyal pedestrian
Periode sinyal tidak boleh jalan pada jalan A (PSa) adalah periode merah pada sinyal di B Untuk PSa, DWa = 27,64 detik Untuk PSb, DWb = 22,36 detik Interval Waktu klearens pedestrian (CI) adalah 15 dan 10 detik untuk jalan A dan jalan B untuk melintas dari ii) diatas. Waktu jalan (W) dihitung dari total lama siklus. Untuk PSa,
Wa = 50 – (27,64 + 15) = 7,38 detik
Untuk PSb,
Wb = 50 – (22,36 + 10) = 17,64 detik