I. II.
PERCOBAAN 1 Judul : “Faktor -faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan” Tujuan : Mengamati pergeseran kesetimbangan pada senyawa Fe3SCN dengan penambahan salah satu komponennya.
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan asas Le Chatelier. III.
Dasar Teori : Asas Le Chatelier menyatakan : bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa, sehingga pengaruh aksi itu menjadi s ekecilkecilnya. Perubahan dari keadaan setimbang semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan Pergeseran Kesetimbanga. IV. Alat dan Bahan : Gelas ukur 25 ml Gelas kimia 100 ml Pengaduk Tabung reaksi Pipet tetes KSCN 1 M FeCl3 1 M KSCN pekat FeCl3 pekat Kristal dinatrium hydrogen fosfat (Na2HPO4) V. Prosedur Kerja : Masukkan 25 ml air ke dalam gelas kimia.Tambahkan 2 tetes larutan KSCN 1 M dan 2 tetes larutan FeCl3 1 M.Aduk larutan kemudian bag tersebut sama banyak ke dalam 5 tabung reaksi. Tabung pertama digunakan sebagai pembanding. reaksi,masing – masing masing : Tambahkan kedalam 4 tabung reaksi,masing – 1 tetes larutan pekat KSCN pada tabung 2 1 tetes larutan pekat FeCl 3 pada tabung 3 3+ Sedikit Kristal Na2HPO4 pada tabung 4 (fungsi HPO42-untuk mengikat Fe ) 5 ml air pada tabung 5 Guncangkan tabung-tabung tersebut dan bandingkan warna larutan dari t iap-tiap tabung 1 (lihat dari atas tabung ke bawah).
PERCOBAAN 2
I.
Judul
: “Reaksi Dapat Balik”
II.
Tujuan : Untuk membuktikan adanya reaksi dapat balik/reversible.
III.
Dasar Teori
:
Dalam system terbuka (di alam sekitar kita ) terjadi kesetimbangan kimia (reaksi bolak-balik /dua arah/reversible) yaitu proses siklus oksigen,siklus air,dan siklus nitrogen.Dengan adanya kesetimbangan kimia (reaksi reversible/dua arah),maka makhluk hidup tidak kehabisan oksigen untuk bernapas dan tidak kehabisan air untuk keperluan sehari-hari. Alat dan Bahan :
IV.
Alat dan Bahan
Ukuran/Satuan
Tabung reaksi+rak
3/1
Spatula
1
Pipet tetes
1
Aquades
1
PbSO4 padat
1 gram
Larutan KI
1M
5 mL
Larutan K 2SO4
1M
5 mL
Silinder ukur
25 mL
1
Neraca V.
Prosedur Kerja
I. II.
1
:
Masukkan 1 spatula PbSO 4 ke dalam tabung reaksi,kemudian tambahkan 5 mL larutan KI 1 M.Aduk campuran dan catat hasil pengamatan anda. Dekuantasi (mengendapkan larutan kemudian membuangnya) kemudian cuci endapan dengan aquades dan endapan kemudian buang larutannya sebanyak 3 kali . Kemudian tambahkan larutan K 2SO4 1 M sebanyak 5 mL kemudian aduk catat hasil pengamatan anda Dekuantasi lagi larutannya,dan cuci dengan aquades aq uades kemudian tambahkan dengan larutan KI 1 M. PERCOBAAN 3 Judul : “Pengaruh perubahan suhu terhadap sistem kesetimbangan” kes etimbangan” Tujuan : Mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap sistem keset imbangan.
CuSO4.5H2O(g) III.
Jumlah
CuSO4(s).5H2O(g)
Biru Putih Dasar Teori : Menurut Van’t Hoff : “Bila reaksi kesetimbangan suhu dinaikkan,maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang membutuhkan kalor (kearah reaksi endoterm). Bila reaksi kesetimbangan suhu diturunkan maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang membeb askan kalor (kearah reaksi eksoterm)”. Contoh: 2NO(g) + O2
2 NO2(g)
∆H = -216 Kj
IV.
Alat dan Bahan : Cawan penguap Bunsen,kaki tiga,kawat kasa Gabus Neraca Padatan CuSO4.5H2O Air V. Prosedur Kerja : Panaskan 10 g CuSO 4.5H2O dalam cawan penguap,amati perubahan warna yang terjadi Biarkan padatan mendingin setelah dingin,tetesi denga air. Amati perubahan apa yang terjadi. Tuliskan pengamatan anda dalam bentuk tabel.
DATA PENGAMATAN Percobaan 1
Tabung
Penambahan Senyawa
Penambahan Perubahan Ion Warna (lebih tua,sama,lebih muda)
Arah pergeseran Kesetimbangan
1 FeCl3+KSCN
Fe3SCN+KCl
2
KSCN
SCN-
Warna lebih tua
Bergeser kearah produk
3
FeCl3
Fe3+
Warna sama
Bergeser kearah produk
4
Na2HPO4
HPO42-
Warna lebih muda
Tetap
5
H2O
Warna lebih muda
Bergeser kearah reaktan
Percobaan 2 Warna PbSO4 mula-mula Warna PbSO4 + larutan KI Warna endapan + K 2SO4
= Putih = Kuning = Putih
Percobaan 3 Aktivitas
Pengamatan
Sebelum dipanaskan
Zat CuSO4.5H2O warnanya biru tua
Sesudah dipanaskan
Zat CuSO4.5H2O warnanya menjadi putih
Ditambah air
Warnanya kembali seperti semula namun agak mentah
ANALISIS DATA Percobaan 1 1. Apa pengaruh penambahan larutan KSCN,FeCl 3,Na2HPO4,dan aquades terhadap system kesetimbangan ion SCN - dan Fe3+ dikaitkan dengan hasil pengamatan warna larutan? Jawab : Penambahan KSCN,FeCL3,Na2HPO4 dan aquades menyebabkan pergeseran sistem kesetimbangan ion SCN - dan Fe3+ sehingga dampak pada saat melakukan pengamatan terjadi perubahan reaksi.
2. Apakah bedanya pengaruh pada campuran ion SCN- dan Fe 3+dibandingkan dengan pengenceran air teh? Jelaskan! -
3+
Jawab : Kalau dari segi warna antara campuran ion SCN dan Fe tetap sedangkan the semakin pekat.
Percobaan 2 1) Tuliskan Kedua Reaksi yang terjadi dari percobaan diatas? Jawab : PbSO 4 + KI
PbI2 + K 2SO4
Putih Kuning Putih 2) Bagaimana hubungan antara kedua reaksi tersebut? Jawab: Ketika PbSO4 + 2 KI warnanya menjadi kuning, ketika PbI2+K2SO4 warnanya menjadi putih (PbSO 4) . Hal ini menunjukkan reaksi tersebut merupakan reaksi bolak-balik. Percobaan 3 1) Bagaimanakah warna tembaga(II) sulfat sebelum dipanaskan,sesudah dipanaskan dan setelah ditambah air? Jawab: Sebelum dipanaskan = Biru tua Setelah dipanaskan = Putih Ditambahkan air = Biru muda 2) Termasuk ke dalam reaksi jenis apa pemanasan CuSO4.5H2O? Jawab : Reaksi kesetimbangan 3) Apakah yang dapat anda simpulkan dari percobaan ini? Jawab : Suhu termasuk faktor yang mempengaruhi dalam kesetimbangan Suhu naik,maka kesetimbangan reaksi akan bergeser kea rah yang membutuhkan kalor(reaksi endoterm). Suhu turun,maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor(eksoterm).
ABSTRAK Telah dilakukan percobaan kimia dengan judul “Kesetimbangan Kimia” yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Pada percobaan ini, praktikan mengamati bahwa sejumlah besar reaksi tidak dapat berlangsung secara sempurna tetapi lebih cenderung mendekati suatu keadaan atau
posisi kesetimbangan. Digunakan prinsip Le Chatelier pada praktikum ini. Setiap reaksi pada percobaan ini mengalami beberapa perubahan seperti suhu, warna mau pun konsentrasi. Perubahan-perubahan inilah yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu kesetimbangan kimia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Selama ini, reaksi-reaksi kimia yang sering dipelajari adalah reaksi satu arah. Sebenarnya, banyak reaksi kimia yang terjadi tidak hanya satu arah melainkan membentuk keadaan setimbang. Dalam hal ini, pereaksi tidak habis bereaksi dan hasil-hasil reaksi dapat kembali lagi membentuk pereaksi. Hal ini berlangsung hingga terbentuk keadaan kesetimbangan antara pereaksi dan hasil reaksi Kesetimbangan memiliki sifat statis dan dinamis. Namun pada reaksi kimia, kesetimbangan bersifat dinamis. Artinya, saat tercapai kesetimbangan reaksi tidak berhenti, tetapi terus berlangsung. Saat setimbang, zat-zat di sebelak kiri (reaktan) saling bereaksi sehingga molekul-molekul zat di sebelah kanan (produk) bertambah. Pada saat yang sama molekul-molekul zat di sebelah kanan berkurang dan molekulmolekul zat yang di sebelah kiri bertambah dengan laju yang sama dengan laju reaksi ke kanan. Dengan demikian, reaksi akan berlangsung terus-menerus ke dua arah dengan laju yang sama. Banyak
peristiwa
dalam
kehidupan
sehari-hari
yang
merupakan
proses
kesetimbangan. Karena itu, diperlukan pemahaman yang optimal oleh praktikan pada percobaan ini.
1.2
Tujuan Percobaan
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.
1.3
Manfaat Percobaan
Praktikan mampu mengamati dan memahami tentang perubahan-perubahan pada reaksi kimia dimana perubahan inilah yang menjadi faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dari percobaan-percobaan penelitian dasar sampai denga penerapan kimia praktis di industri, hasil reaksi kimia mendapat perhatian yang besar. Dalam prakteknya, sejumlah besar reaksi tidak dapat berlangsung secara sempurna namun lebih mendekati suatu keadaan atau posisi untuk seimbang. Hal ini disebut dengan kesetimbangan. Posisi kesetimbangan merupakan akhir dari reaksi tersebut, yang merupakan suatu percampuran antara produk yang dihasilkan dan reaktan yang tidak terpakai dan berada dalam jumlah yang relative tetap. Begitu kesetimbangan tercapai, praktis tidak ada lagi reaktan yang berubah menjadi produk kecuali kondisi eksperimen dari reaksi seperti suhu atau tekanan tersebut berubah. Keadaan kesetimbangan ini ditentukan oleh tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Dari tetapan ini, komposisi dari campuran reaksi pada keadaan setimbang dapat dihitung.
Dengan
mengetahui
tetapan
kesetimbangan
suatu
reaksi
dan
ketergantungannya pada kondisi eksperimen, peneliti dapat mengubah kondisi untuk memaksimalkan hasil dari reaksi tersebut. Oleh karena itu, perhitungan komposisi dalam suatu kesetimbangan reaksi kimia dan ketergantungannya dalam kondisi pada eksperimen merupakan hal yang sangat penting dalam ilmu Kimia. Seiring dengan berlangsungnya reaksi, konsentrasi dari setiap ion akan berubah lebih lambat. Tetapi sesudah keadaan konsentrasi konstan dan tercapai, maka dapat dikatakan reaksi tersebut telah mencapai kesetimbangan kimia. Dalam kesetimbangan, tanda panah rangkap (
) mempertegas sifat dinamik
dari kesetimbangan fasa. Gambaran dinamik yang sama digunakan untuk kesetimbangan kimia, dimana ikatan-ikatan akan terputus atau terbentuk seiring dengan maju mundurnya atom-atom di antara molekul-molekul reaktan dan produk. Jika konsentrasi awal reaktan besar, tumbukan antara molekul-molekulnya akan membentuk molekul-molekul produk. Sesudah
konsentrasi
produk
tersebut
cukup
banyak,
reaksi
kebalikannya
(pembentukan reaktan dari produk) mulai berlangsung. Saat mendekati keadaan kesetimbangan, kecepatan reaksi maju dan balik akan sama dan praktis tidak terjadi lagi perubahan konsentrasi dari reaktan atau produk. Seperti halnya kesetimbangan antara air dan uapnya adalah proses dinamik pada skala molekul, dengan penguapan dan kondensasi yang berlangsung secara
stimulan, begitu pula kesetimbangan antara reaktan dan produk akan terjadi selama pembentukan kontinu molekul-molekul produk dari molekul-molekul reaktan dengan kecepatan yang sama. Kesetimbangan kimia bukanlah suatu keadaan statis, meski pun sifat makroskopik seperti konsentrasi berhenti berubah ketika kesetimbangan tercapai. Sebaliknya, ia lebih cenderung merupakan akibat dari kesetimbangan dinamik antara reaksi maju dan reaksi balik. Ada empat aspek dasar kesetimbangan, yaitu: 1. Keadaan kesetimbangan tidak menunjukkan perubahan makroskopik yang nyata. 2. Keadaan kesetimbangan dicapai melalui proses yang berlangsung spontan. 3. Keadaan kesetimbangan menunjukkan keseimbangan dinamik antara proses reaksi maju dan reaksi balik. 4. Keadaan kesetimbangan adalah sama walau pun arah pendekatannya
berbeda
(Oxtoby, 2001).
Kesetimbangan dapat didefinisikan sebagai keadaan atau kondisi yang didalamnya semua gaya, proses atau kecenderungan yang ada tepat diimbangi oleh gaya, proses atau kecenderungan yang sama, tetapi berlawanan arah. Dalam ilmu kimia, kesetimbangan yang terjadi dengan potensial kimia berlangsung secara konstan karena tidak ada perubahan energi bebas (Hadyana, 2002). Kesetimbangan kimia (asam basa) merupakan suatu topik yang sangat penting dalam ilmu kimia dan ilmu-ilmu lain yang mempergunakan kimia, seperti biologi, kedokteran dan pertanian. Walau pun zat-zat dengan sifat asam mau pun basa telah dikenal sejak lama, namun perlakuan konsep kesetimbangan reaksi dalam kimia baru dapat dilakukan saat
memasuki
abad
ke-19
sejak
seorang
peneliti
bernama
Arrhenius
memperesentasikan teorinya tentang penguraian elektrolitik untuk kesetimbangan kimia. Menurutnya, asam terurai menjadi ion-ion hydrogen dan anion. Sedangkan basa terurai menjadi ion-ion hidroksida dan kation. Dengan menerapkan pada penguraian tersebut, prinsip-prinsip kesetimbangan kimia yang telah tersistemasi dengan baik, perilaku dari asam dan basa dalam larutan encer dapat digambarkan secara kuantitatif (JR dan Underwood, 2001). Salah satu contoh paling penting kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan ketika asam dan basa dalam larutan. Bronsted-Lawry telah menggolongkan bahwa asam HA adalah donor proton, sedangkan basa B adalah penerima (akseptor) proton (Syukri, 1999).
Terdapat suatu hubungan penting antara energi bebas dan kesetimbangan kimiawi, dimana sebagian besar reaksi kimia bersifat reversible dan akan berjalan terus sampai reaksi maju dan reaksi balik terjadi dalam laju yang sama. Reaksi itu kemudian disebut berada dalam suatu kesetimbangan kimia, dimana tidak akan ada lagi perubahan konsentrasi produk dan reaktan. Ketika reaksi berjalan menuju kesetimbangan, energi bebas campuran reaktan dan produk menurun. Energi bebas meningkat ketika suatu reaksi bergerak menjauhi kesetimbangan. Kesetimbangan dapat diistilahkan dengan lembah energi. Suatu reaksi kimiawi atau proses fisik pada kesetimbangan tidak melakukan kerja. Suatu proses adalah spontan dan dapat melakukan kerja ketika meluncur mendekati kesetimbangan. Pergerakan menjauhi kesetimbangan adalah non spontan. Hal ini dapat terjadi hanya
dengan
bantuan
sumber
energi
dari
luar
atau
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya. Hubungan antara konsep energi bebas dan kesetimbangan kimia dapat diterapkan lebih spesifik dalam kehidupan (Campbell dkk, 2002). Salah
satu
contoh
kesetimbangan
kimia
antara
asam
dan
basa
adalah
kesetimbangan yang terdapat dalam tubuh kita, tepatnya pada plasma darah. Dalam hal ini, kesetimbangan diekspresikan dalam konsentrasi ion hidrogen atau pH, hasil dari jumlah relatif bahan yang bersifat asam dan basa kemudian diingesti dan diproduksi metabolism tubuh, dibandingkan dengan jumlah relatif bahan yang bersifat asam dan basa yang diekskresikan oleh tubuh dan dikonsumsi oleh metabolism tubuh. Nilai normal suatu kesetimbangan asam-basa bukanlah suatu nilai yang netral, dengan konsetrasi ion
hidrogen dan hidroksil yang sama,
melainkan lebih ke arah nilai alkalis dengan kelebihan ion hidroksil tertentu (Dirckx, 2001). Kesetimbangan kimia menjelaskan keadaan dimana laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar dan dimana konsentrasi reaktan dan produk tetap tidak berubah seiring berjalannya waktu. Keadaan kesetimbangan dinamik ini ditandai dari hanya adanya satu konstanta kesetimbangan.
Bergantung
pada
jenis
spesies
yang
bereaksi,
konstanta
kesetimbangan dapat dinyatakan dalam molaritas (untuk larutan) atau tekanan parsial (untuk gas). Konstanta kesetimbangan memberikan informasi tentang arah akhir dari suatu reaksi reversible dan konsentrasi-konsentrasi dari campuran kesetimbangannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Seperti perubahan konsentrasi.
Perubahan
konsentrasi
dapat
mempengaruhi
posisi
keadaan
kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan produk. Perubahan
tekanan dan volume kemungkinan memberikan pengaruh yang sama terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat tercapainya keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju reaksi balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan. Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah. Kebanyakan merupakan reaksi reversible. Pada awal proses reversible, reaksi berlangsung maju ke arah pembentukan produk. Segera setelah beberapa molekul produk terbentuk, proses balik mulai berlangsung, yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Bila laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar serta konsentrasi reaktan dan konsentrasi produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia (chemical equilibrium). Sesuai dengan konvensi, zat di sebelah kiri tanda panah kesetimbangan menunjukkan reaktan dan yang berada di sebelah kanan sebagai produk. Hubungan konsentrasi reaktan dan produk pada kesetimbangan kimia yang dinyatakan dalam suatu kuantitas disebut konstanta kesetimbangan. Konstanta keseimbangan dinyatakan sebagai hasil bagi. Pembilangnya adalah hasil kali antara konsentrasikonsentrasi kesetimbangan produk dimana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya dalam persamaan setara. Prosedur yang sama juga berlaku untuk konsentrasi-konsentrasi kesetimbangan reaktan untuk mendapatkan penyebutnya. Kesetimbangan kimia mengalami beberapa perubahan dalam reaksinya. Termasuk didalamnya terbentuk endapan dalam suatu larutan yang direaksikan. Hal ini terdapat dalam konteks kualitatif. Dalam konteks kualitatif ini, ahli kimia membagi zat-zat sebagan dapat larut, sedikit larut atau bahkan tak dapat larut. Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika tidak, zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektronik kuat, tetapi daya larutnya tidak sama. Namun, perlu diingat bahwa senyawa yang tidak dapat larut bahkan dapat melarut dalam jumlah tertentu. Salah satu penggunaan yang berguna dari hasil kali kelarutan
adalah untuk
meramalkan apakah pengendapan akan terjadi apabila kedua larutan dicampur. Dalam larutan jenuh air garam, hasil kali ion sama dengan Ksp. Jika dua larutan ionion dari garam dicampurkan dan jika ternyata hasil kali ion melebihi Ksp, maka pengendapan pun akan terjadi. Teknik lain yang dapat lebih baik melalui prinsip-prinsip kesetimbangan kelarutan adalah pengendapan sebagian. Istilah ini mengacu pada keadaan dengan dua atau
lebih ion dalam larutan, yang masing-masing dapat diendapkan oleh pereaksi yang sama, kemudian dipisahkan oleh reaksi tersebut (Chang, 2003).
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan Alat-alat yang akan digunakan pada percobaan ini adalah tabung dan rak tabung reaksi, penjepit tabung, lampu spiritus dan gelas kimia 250 ml. Bahan yang akan digunakan adalah larutan SbCl 3 1 M, larutan HCl 6 M, larutan K2CrO7, 1 M, larutan K2CrO4 1 M, larutan HCl 1 M, larutan NaOH 1 M, larutan KCNS 1 M, dan larutan FeCl31 M. 3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan Bahan
Berat Molekul (g/mol)
Titik Didih o
( C)
Titik Leleh (oC)
Tinjauan Keamanan Iritan, toxic,
LarutanK 2CrO4
194
1000
168
berbahaya bagi lingkungan Korosif, sangat
LarutanK 2Cr 2O7
242
500
398
beracun, berbahaya bagi lingkungan
Larutan HCl
36,46
48
-27,32
Larutan NaOH
28
1390
318
LarutanSbCl3
229,5
220.3
73.4
LarutanKCNS
97
233
73
3.3. Cara Kerja 3.3.1. PengaruhSuhu
Beracun, korosif Tidak mudah terbakar Korosif, berbahaya bagi lingkungan Tidak aman, iritan
- Ditambahkan beberapatetes air hingga yang berbentukendapan - Dipanaskan Hasil
3.3.2. PengaruhKonsentrasi
-
Dimasukkankedalam 2 tabungreaksi yang berbeda
- DitambahkansedikitHCl 1 M padasatutabungreaksi - DitambahkansedikitNaOH 1 M padasatutabungreaksi Hasil
Diamatiperubahanwarna
-
Dimasukkankedalam 2 tabungreaksi yang berbeda
- DitambahkansedikitHCl 1 M padasatutabungreaksi - DitambahkansedikitNaOH 1 M padasatutabungreaksi Hasil
Diamatiperubahanwarna
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengamatan
No
1.2.3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Zat
Pengamatan
SbCl3 + H2O (dipanaskan)SbCl3 + H2O (didinginkan)K2CrO4 + HCl K2CrO4 + NaOH
Bening, terbentuk endapan putihEndapan hilangBerubah warna dari kuning menjadi oranye Tetap
K2CrO7 + HCl
Tetap
K2CrO7 + NaOH
Berubah warna dari oranye menjadi kuning
FeCl3 + HCl
Berubah warna dari oranye menjadi hijau
FeCl3 + NaOH
Terbentuk endapan, berwarna merah bata
KCNS + HCl
Berubah warna dari bening menjadi jingga
KCNS + NaOH
Tetap
4.2. Pembahasan Pada
percobaan
ini,
praktikan
mengamati
tentang
kesetimbangan
kimia.
Kesetimbangan adalah keadaan dimana laju reaktan sama dengan laju produk.
Kesetimbangan dapat pula didefinisikan sebagai laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik. Ada beberapa factor yang mempengaruhi kesetimbangan, yaitu: -
Konsentrasi. Jika salah satu konsentrasi zat lebih besar sama dengan reaksi,
maka kesetimbangan akan bergeser dari arah zat tersebut. Jika salah satu konsentrasi zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser kea rah tersebut. -
Volume. Jika volume bernilai kecil, maka reaksi akan bergeser ke kanan
(produk). Sebaliknya, jika volume diperbesar, maka reaksi akan bergeser ke kiri (reaktan). -
Suhu. Jika suhu dinaikkan, maka kalor akan dibalikkan kepada reaksi yang
membutuhkan kalor (endoterm). Sebaliknya, jika suhu diturunkan maka yang akan berlangsung adalah reaksi yang menghasilkan kalor (eksoterm) hingga reaksi tersebut mencapai kesetimbangan. -
Tekanan. Jika jumlah koefisien pereaksi sama dengan hasil reaksi maka
perubahan tekanan tidak mengakibatkan pergeseran kesetimbangan. Jika jumlah koefisien tersebut tidak sama, maka tekanan diperbesar sehingga kesetimbangan bergeser ke koefisien yang lebih kecil. Pada percobaan ini, terdapat dua perubahan pada reaksi untuk mencapai kesetimbangan, yaitu perubahan suhu dan konsentrasi. Zat yang direaksikan pada perubahan suhu adalah SbCl3 + 3H2O
Sb(OH)3 + 3HCl
Dari reaksi di atas, terbentuk endapan putih berupa Sb(OH)3. Endapan ini dikarenakan harga Ksp kurang dari S dimana S merupakan larutan zat terlarut dalam pelarut. Saat terjadi endapan, kesetimbangan bergeser ke arah produk. Kemudian, larutan dipanaskan (suhu dinaikkan) maka kesetimbangan bergeser kea rah reaksi yang membutuhkan kalor. Setelah dipanaskan, endapan hilang dan kesetimbangan kemvali ke reaktan. Percobaan selanjutnya diamati perubahan/pengaruh konsentrasi pada reaksi K2CrO4 + 2HCl
H2CrO4 + 2KCl
Keika K2CrO4 yang semula berwarna kuning dan HCl yang bening dicampurkan, maka campuran tersebut berubah warna menjadi oranye. Hal ini terjadi karena reaksi teroksidasi menjadi K2CrO7 yang berwarna oranye. Perubahan ini menunjukkan bahwa konsentrasi pada reaktan dinaikkan, maka kesetimbangan bergeser kea rah produk.
Begitu pula yang terjadi pada reaksi berikut. K2CrO7 + 2NaOH
Na2CrO7 + 2KOH
Perubahan warna terjadi karena reaksi tereduksi sehingga berubah warna menjadi kuning. Semakin banyak NaOH yang direaksikan, maka larutan akan semakin pudar warnanya. Apabila konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan tetap, seperti reaksi berikut. K2CrO4 + 2NaOH
Na2CrO4 + 2KOH
K2CrO7 + 2HCl
H2CrO4 + 2KCl
Pada kedua reaksi ini tidak terjadi perubahan warna. Hal ini mennjukkan bahwa kesetimbangan mengalami pergeseran ke arah reaktan sehingga tidak terjadi perubahan warna pada produk. Pada reaksi antara FeCl3 dengan HCl, dimana FeCl3 semula berwarna oranye ketika direaksikan menjadi hijau. Sedangkan ketika FeCl3 direaksikan dengan NaOH berubah warna menjadi merah bata dan terbentuk endapan. Perubahan warna ini diakibatkan oleh reaksi yang tereksitasi dan sub kulit orbital d kosong karena adanya loncatan electron dengan energy yang besar. Pada larutan KCNS dan HCl pun berubah warna menjadi jingga. Semakin banyak HCl yang direkasikan maka larutan akan semakin jingga. Sedangkan pada reaksi KCNS dan NaOH tidak terjadi perubahan.
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa: -
Digunakan prinsip Le Chatelier pada percobaan ini. Factor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi arah
kesetimbangan yaitu
konsentrasi, volume, suhu dan tekanan. -
Perubahan-perubahan
kesetimbangan.
reaksi pada percobaan ini
merupakan factor
-
Jika diberi factor yang dapat mengubah kesetimbangan maka kesetimbangan
akan bergeser sedemikian rupa.
DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil A. Reece, Jane B. Mitchelle, Lawrence G. 2002. Biologi. Erlangga, Jakarta Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta Dirckx, John H. 2001. Kamus Ringkas Kedokteran Stedman . Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Hadyana, A. 2002. Kamus Kimia. Balai Pustaka, Jakarta JR, R.A. Day dan Underwood, AL. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta. Oxtoby, David W. dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Kesepuluh Jilid 1.Erlangga, Jakarta
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB
LAPORAN PRAKTIKUM KESETIMBANGAN KIMIA I.
JUDUL
“ Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan” II.
TUJUAN : a. Percobaan I
-
Mengamati pergeseran kesetimbangan pada senyawa Fe3SCN denganpenambahan salah satu komponennya Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan asas Le Chatelier
b. Percobaan II
-
Untuk membuktikan adanya reaksi dapat balik.
c.
Percobaan III
-
Mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap sistem kesetimbangan.
III.
DASAR TEORI: a. Asas La Chatelier Asas La Chatelier menyatakan: “ Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi,
maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.” Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan. b. Pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan Apabila dalam sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika
konsentrasi salah satu zat dikurangi, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut. c.
Pengaruh volume dan tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan .
Pengaruh volume dan tekanan hanya berpengaruh pada zat yang berwujud gas. Dan jumlah koefisien pereaksi tidak sama dengan jumlah koefisien hasil reaksi. Jika tekanan diperbesar/ volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang kecil. Jika tekanan di perkecil/ volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang besar. d. Pengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan.
Menurut Vant Haff, Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Bila suatu reaksi kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi e ksoterm). IV.
ALAT DAN BAHAN 1. Percobaan I
1. ALAT: - Gelas ukur 25 ml - Gelas kimia 100 ml - Pengaduk - Tabung reaksi - Pipa tetes
2. BAHAN: KSCN I M FeCl3 1 M FeCl3 pekat KSCN pekat Kristal dinatrium hydrogen fosfat (Na2HPO4)
1. Percobaan II
Alat 1. Tabung reaksi + rak 2. Spatula 3. Pipa tetes 4. Silinder ukur 5. Neraca Bahan 1. Aquadest 2. PbSO 4 padat 3. Larutan KI 1 M 4. Larutan K 2SO4 1 M
2. Percobaan III
1. 2. 3. 4. 1. 2.
Alat Cawan Penguap Bunsen, kaki tiga, kawat kasa Gabus Neraca Bahan Padatan CuSO45H2O Air
II.
PROSEDUR KERJA 1. Percobaan I
a.
Masukkan 25 ml air ke dalam gelas kimia. Tambahkan 2 tetes larutan KSCN 1 M dan 2 tetes larutan FeCl3 1 M. Aduk larutan, kemudian bagi larutan sama banyak ke dalam 5 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama digunakan sebagai pembanding. b. Tambahkan kedalam 4 tabung reaksi, masing-masing : 1 tetes larutan pekat KSCN pada tabung reaksi 2 1 tetes larutan pekat FeCl 3 pada tabung reaksi 3 Sedikit Kristal Na2HPO4 pada tabung reaksi 4 (fungsi HPO42+ untuk mengikat Fe 3+ ) 5 ml air pada tabung reaksi 5 c. Guncangkan tabung reaksi-tabung reaksi tersebut dan bandingkan warna larutan dari tiaptiap tabung reaksi dengan tabung reaksi 1 (lihat dari atas tabung reaksi ke bawah)
2. Percobaan II
a.
Masukkan 1 spatula PbSO 4 ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 5 mL larutan KI 1 M. Aduk campuran dan catat hasil pengamatan anda b. Dekantasi (mengendapkan larutan kemudian membuangnya), kemudian cuci endapan dengan aquades dan endapkan kemudian buang larutannya sebanyak 10 kali c. Kemudian tambahkan larutan K 2SO4 1 M sebanyak 5 mL,kemudian aduk dan hasil pengamatan d. Dekantasi lagi larutannya,dan cuci dengan aquades kemudian tambahkan dengan larutan Kl 1 M 3. Percobaan III a. Panaskan 10 gr CuSO 45H2O dalam cawan penguap. Amati perubahan warna yang terjadi. b. Biarkan padatan mendingin, setelah dingin, tetesi dengan air. Amati perubahan yang terjadi. c. Tuliskan pengamatan anda dalam bentuk table.
III.
Data Pengamatan 1. Percobaan I
Tabel
Penambahan Senyawa
Penambahan
Perubahan Warna
Arah P
Ion
1
FeCl3 + KSCN
Fe3SCN + KCl
Keseti
-
Warnanya tetap yakni berwarna coklat muda seperti teh
Tidak terj pergesera kesetimba
-
(FeCl3 berwarna coklat pekat. KSCN berwarna
jernih. Fe3SCN berwarna coklat kemerahan. KCl berwarna jernih.)
2
KSCN (jernih)
SCN-
Warnanya berubah lebih tua, yakni menjadi coklat pekat kemerahan
Bergeser produk
3
FeCl3 (berwarna coklat pekat)
Fe3+
Warnanya berubah menjadi lebih tua, yakni menjadi coklat pekat kemerahan
Bergeser produk
4
Na2HPO4 (berwarna putih)
HPO42+
Warnanya berubah menjadi lebih jernih, yakni menjadi warna coklat muda seperti teh namun lebih jernih.
Bergeser reaktan
5
H 2O (berwarna jernih)
2. Percobaan II a. Warna PbSO4 mula-mula
b. PbSO4 + larutan KI c. Warna endapan + K 2SO4
Warnanya berubah menjadi lebih jernih, yakni menjadi warna coklat muda seperti teh namun lebih jernih.
= Putih = kuning = Putih
3. Percobaan III
IV.
No
Aktivitas
Pengamatan
1
Sebelum dipanaskan
krisral berbentuk bongkahan dan berwarna biru tua
2
Sesudah dipanaskan
Kristal berbentuk serbuk dan berwarna biru telur asin
3
Ditambah air
Kristal berbentuk padat dan berwarna biru telur asin agak tua.
ANALISI DATA
1. Percobaan I Dari percobaan diatas, reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
FeCl3 + KSCN Fe3SCN + KCl Adanya pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia dari reaksi tersebut dapat diamati dengan perubahan warna larutan Fe 3SCN. Jika salah satu zat pereaksi ditambah, maka warna coklat kemerahan pada Fe 3SCN semakin pekat. Sebaliknya ketika larutan kita tambahkan kristal Na2HPO4 yang dapat mengikat ion Fe 3+, akan mengakibatkan konsentrasi ion fe3+ berkurang. Sehingga menyebabkan warna coklat kemerahan dari larutan Fe 3SCN akan memudar. Ketika larutan pada pada tabung reaksi 1 tidak ditambah apa-apa. Maka reaksi tersebut tidak mengalami pergeseran kesetimbangan apapun. Hal ini diindikasikan dengan tidak terjadinya perubahan warna apapun. Tabung reaksi 1 tidak ditambah zat apapun supaya bisa dijadikan pembanding warna dengan tabung reaksi lain. Larutan pada tabung reaksi 2 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 1 tetes larutan pekat KSCN yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat tua agak kemerahan. Hal ini karena penambahan konsentrasi KSCN akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah produk/ Fe 3SCN + KCl terbentuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 2 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan. Serta pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 2 mengarah ke arah produk/ hasil reaksi. Larutan pada tabung reaksi 3 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 1 tetes larutan pekat FeCl3 yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat tua agak kemerahan. Hal ini karena penambahan konsentrasi FeCl3akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah produk/ Fe 3SCN + KCl terbentuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 3 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 3 mengarah ke arah produk/ hasil reaksi. Larutan pada tabung reaksi 4 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan sedikit kristal Na2HPO4 yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat muda seperti teh namun lebih jernih. Hal ini karena penambahan konsentrasi Na 2HPO4 akan mengikat Fe3+ dan otomatis akan mengurangi jumlah konsentrasi Fe 3SCN dalam larutan. Hal iniakan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan/ Fe3SCN + KCl terurai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 4 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 4 mengarah ke arah reaktan/ pereaksi. Larutan pada tabung reaksi 5 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 5 ml H2O yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat muda seperti teh namun lebih jernih. Penambahan H 2O dalam reaksi tersebut, akan menyebabkan larutnya ion-ion pereaksi oleh H2O. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya jumlah senyawa FeCl3 dan KSCNyang akan bereaksi. Hal ini akan meyebabkan bergesernya
kesetimbangan ke arah reaktan dengan diindikasikan oleh suatu perubahan warna yang menjadi lebih jernih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 5 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 4 mengarah ke arah reaktan/ pereaksi. 2. Percobaan II
Reaksi pada percobaan di atas memiliki persamaan reaksi sebagai berikut: PbSO4 + 2KI PbI + K 2SO4 Ketika PbSO4 ditambahkan dengan KI, maka akan menghasilkan endapan yang berwarna kuning. Setelah endapan dicuci dengan Aquades sebanyak 10 kali, endapan tersebut
akan ditambahkan K 2SO4 dan warnanya berubah menjadi putih kembali. Endapan berwarna kuning tersebut merupakan PbI dan endapan yang berwarna putih tersebut merupakan PbSO 4. Ketika larutan KI kita tambah, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk/ hasil reaksi. Dan ketika larutan K 2SO4kita tambah, maka kesetimbangan akan bergeser kea rah reaktan. 3. Percobaan III
Reaksi pada percobaan di atas memiliki persamaan reaksi sebagai berikut: CuSO45H2O(s) CuSO4 (s) + 5 H2O(g). Ketika suhu dinaikkan, maka CuSO 45H2O akan berubah menjadi CuSO4 dalam bentuk serbuk dan H2O dalam bentuk gas. Hal ini menunjukkan reaksi penguraian CuSO45H2O merupakan reaksi endoterm. Karena jika suhu ditingkatkan maka pergeseran kesetimbangan akan mengarah ke reaksi endoterm. Setelah terbentuk CuSO 4, dan diberi air. Maka warnanya akan berubah menjadi biru telur asin agak tua dan wujudnya berubah menjadi padat. Hal ini membuktikan bahwa penambahan konsentrasi H 2O akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan. V.
PERTANYAAN 1. Percobaan I
a.
Apa pengaruh penambahan larutan KSCN, FeCl 3, Na2HPO4,dan aquades terhadap larutan pada percobaan di atas? Jawab:
Larutan pada tabung reaksi 1 tidak mengalami perubahan warna karena tidak ditambahkan ion atau zat apapun. Sehingga pada tabung reaksi 1 tidak mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan tidak adanya perubahan warna.
Larutan pada tabung reaksi 2 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 1 tetes larutan pekat KSCN yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat tua agak kemerahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 2 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 2 mengarah ke arah produk/ hasil reaksi. Larutan pada tabung reaksi 3 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 1 tetes larutan pekat FeCl3 yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat tua agak kemerahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 3 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 3 mengarah ke arah produk/ hasil reaksi. Larutan pada tabung reaksi 4 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan sedikit kristal Na2HPO4 yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat muda seperti teh namun lebih jernih. Hal ini karena penambahan konsentrasi Na 2HPO4 akan mengikat Fe3+ dan otomatis akan mengurangi jumlah konsentrasi Fe3SCN dalam larutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 4 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 4 mengarah ke arah reaktan/ pereaksi. Larutan pada tabung reaksi 5 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 5 ml H 2O yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat muda seperti teh namun lebih jernih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 5 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 4 mengarah ke arah reaktan/ pereaksi. b. Apakah bedanya pengaruh pengenceran pada campuran ion SCN - dan Fe3+ dibandingkan dengan pengenceran air teh? Jelaskan! Jawab :
Jika dilihat dari persamaannya, pengenceran campuran ion SCN - dan Fe3+ dengan pengenceran air teh, warnanya akan sama-sam berubah menjadi lebih jernih. Namun hal itu akan sangat berbeda jika kita lihat dari reaksinya. FeCl3 + KSCN Fe3SCN + KCl Penambahan H2O dalam reaksi tersebut, akan menyebabkan larutnya ion-ion pereaksi oleh H2O. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya jumlah senyawa FeCl 3 dan KSCN yang akan bereaksi. Hal ini akan meyebabkan bergesernya kesetimbangan ke arah reaktan dengan diindikasikan oleh suatu perubahan warna yang menjadi lebih jernih. Sedangkan dalam kasus pengenceran air teh, tidak ada reaksi apapun yang menyebabkan perubahan warna. Namun hanya saja, kepekatan warna teh saja yang berkurang setelah ditambahkan dengan H 2O. Sehingga air teh berubah menjadi lebih jernih.
2. Percobaan II
a.
Tuliskan kedua reaksi yang terjadi dari percobaan di atas? Jawab : PbSO4 + 2KI
PbSO4 KI PbI K 2SO4
PbI + K 2SO4
: berwarna putih : berwarna jernih : berwarna kuning : berwarna jernih
b. Bagaimana hubungan antara kedua reaksi tersebut? Jawab :
Ketika PbSO4 ditambahkan dengan KI, maka akan menghasilkan endapan yang berwarna kuning. Setelah endapan dicuci dengan Aquades sebanyak 10 kali, endapan tersebut akan ditambahkan K 2SO4 dan warnanya berubah menjadi putih kembali. Endapan berwarna kuning tersebut merupakan PbI dan endapan yang berwarna putih tersebut merupakan PbSO 4. Perubahan warna tersebut mengindikasikan bahwa teori tentang konsentrasi larutan dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia itu benar. Ketika larutan KI kita tambah, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk/ hasil reaksi. Dan ketika larutan K 2SO4 kita tambah, maka kesetimbangan akan bergeser kea rah reaktan. Hal ini mengindikasikan bahwa konsentrasi larutan dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia. 3. Percobaan III a. Bagaimanakah warna tembaga (II) sulfat sebelum dipanaskan dan setelah di tambah air? Jawab
:
Warna tembaga (II) sulfat sebelum dipanaskan adalah biru tua, sedangkan setelah ditambah air adalah berwarna biru tua telur asin. b. Termasuk ke dalam reaksi jenis apa pemanasan CuSO 45H2O? Jawab
:
Reaksi pemanasan CuSO45H2O merupakan reaksi penguraian CuSO 45H2O yang menghasilkan CuSO4 dalam bentuk serbuk dan H 2O dalam bentuk gas. Sedangkan reaksi penguraian CuSO45H2O merupakan reaksi endoterm, hal ini terbukti dari analisi data kami diatas.
c.
Apakah yang dapat anda simpulkan dari percobaaan ini? Jawab
:
Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pergeseran kesetimbangan hal ini terbukti dalam percobaan III yang telah kami lakukan. Sebelum itu, lebih enaknya kita mengetahui reaksi pemanasan CuSO 45H2O. CuSO45H2O(s)
CuSO4 (s) + 5 H2O(g).
Ketika CuSO45H2O dipanaskan, maka bulir-bulir air yang terkandung didalamnya akan menguap dan menghasilkan zat baru yaitu CuSO 4 dalam bentuk butiran. Hal ini mengindikasikan bahwa CuSO 45H2O merupakan reaksi endoterm. Setelah CuSO 4 ditambah air (dengan kata lain konsentrasi H 2O ditambah) maka kesetimbangan akan bergeaser kearah reaktan, terbukti dengan perubahan warna yang menjadi lebih tua (walaupun warnya tidak seperti semula) dan teksturnya menjadi keras. VI.
KESIMPULAN a. Percobaan I
1. Penambahan konsentrasi salah satu zat (berwujud aq atau gas) akan menyebabkan sistem kesetimbangan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat yang ditambah. Dengan kata lain, jika konsentrasi reaktan ditambah maka kesetimbangan akan bergeser ke arah hasil reaksi. Sedangkan jika konsentrasi hasil reaksi ditambah maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaktan. Hal ini terbukti ketika kita menambahkan konsentrasi KSCN dan konsentrasi FeCl3 ke dalam larutan, akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah produk/ hasil reaksi. Sedangkan ketika kita menambahkan konsentrasi Na 2HPO4 dan konsentrasi H2O ke dalam larutan, akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan. 2. Pengurangan konsentrasi salah satu zat (berwujud aq atau gas) akan menyebabkan sistem kesetimbangan bergeser ke arah zat itu sendiri. Dengan kata lain, jika konsentrasi reaktan dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaktan. Sedangkan jika konsentrasi hasil reaksi dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah hasil reaksi. 3. Asas La Chatelier yang menyatakan: “ Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.” adalah asas yang terbukti benar karena jika kita mengadakan aksi (dalam hal ini konsentrasi larutan ditambah) maka sistem akan mengalami reaksi yakni terdapat perubahan warna dan pergeseran sistem kesetimbangan.
b. Percobaan II
Reaksi dapat balik atau reaksi setimbang memang benar-benar ada. Buktinya adalah ketika PbSO4 ditambahkan KI akan menghasilkan endapan PbI yang warnanya kuning. Sedangkan endapan PbI setelah ditambahkan K 2SO4, akan menghasilkan endapan PbSO4 yang berwarna putih. Hal ini disebabkan oleh penambahan konsentrasi salah satu zat akan menyebabkan bergesernya kesetimbangan ke arah zat yang ditambah. Sehingga reaksi tersebut merupakan reaksi dapat balik dan persamaan reaksi dapat balik tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: PbSO4 + 2KI c.
PbI + K 2SO4
Percobaan III:
1. Peningkatan temperatur atau suhu akan menyebabkan sistem bergeser ke arah reaksi endoterm 2. Penurunan temperatur atau suhu akan mengakibatkan sistem bergeser ke arah reaksi eksoterm. Hal ini terbukti dengan fakta bahwa ketika kita memanaskan CuSO45H2O akan menghasilkan CuSO4 dalam bentuk serbuk dan H2O(g). Disisi lain penguraian CuSO45H2Omenjadi zat-zat yang telah disebutkan tadi merupakan reaksi endoterm.