BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Reagensia atau pereaksi adalah bahan-bahan yang berperan dalam pemeriksaan laboratorium. Banah-bahan yang dipakai tersebut kebanyakan mengandung bahaya. Oleh karena itu, di sini dikenalkan bahan-bahan berbahaya tersebut, cara pembuatannya serta penggunaannya dalam laboratorium. Bahan yang berbahaya adalah bahan-bahan yang selama pembuatannya, pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanannya dan penggunaanya mungkin menimbulkan atau membebaskan debu-debu, kabut, uap-uap, gas, serat atau radiasi mengion yang mungkin menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan,dan korosif. Berdasarkan jenisnya, reagensia terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Reagensia kualiatif yaitu Reagen yang dalam pembuatannya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, pengukuran volume dan beratnya beratn ya tidak harus menggunakan me nggunakan neraca analitik, tidak menuntut digunakan bahan kimia yang murni ataupun menggunakan alat-alat gelas tertentu. Reagensia kuantitatif adalah reagen yang dalam pembuatannya memerlukan ketelitian yang tinggi, penimbangannya harus menggunakan neraca analitik dan pengukurannya harus dengan alat ukur kuantitatif. Reagen memiliki banyak kegunaan yang sebagian besar melibatkan menyelamatkan aplikasi.Zat atau dua zat membuat ,mengukur,atau membangun keberadaan reaksi kimia dan bantuan reagen.Kimia organik mungkin juga menetapkan reagen sebagai
campuran atau zat-zat yang berbeda yang akan membuat perubahan pada substrat pada kondisi tertentu. Reagen yang dibuat juga ini biasanya digunakan sebagai bahan uji, misalnya uji protein dan asam amino, pati atau karbohidrat,enzim serta lipid dan lain-lain. Pembuatan pereaksi atau reagen ini adalah suatu hal yang paling mendasar dalam melakukan praktikum ataupun penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu masalah yaitu Membuat pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu sampel yang mengandung mengandung protein dan asam amino, pati atau karbohidrat, enzim serta lipid.
C. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu sampel
yang mengandung protein dan asam amino, pati atau
karbohidrat,enzim serta lipid.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat diadakan percobaan ini pembuatan pereaksi kimia.
praktikan dapat mengetahui mengetahui cara-cara
BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat
a. Pipet volume 10 mL
1 buah
b. Gelas ukur 100 mL
1 buah
c. Labu takar 10 mL, 100 mL, 250mL
@ 1 buah
d. Gelas kimia 200 mL, 500 mL
@ 1 buah
e. Botol timbang
1 buah
f.
1 batang
Batang pengaduk
g. Spatula
1 buah
h. Filer
1 buah
i.
Botol semprot
1 buah
j.
Pipet tetes
5 batang
2. Bahan
a. Resorsinol 0,5%
3,5 mL
b. HCl 6 M c. CH3COOH 1 M
5,75 mL
d. CuSO4
0,375 gram
e. Garam rochele
1,5 gram
f. NaOH 10%
75 mL
g. aquadest
B. Prosedur Kerja 1. Pereaksi Seliwanoff
3,5 mL resorsinol 0,5%
1,5 mL HCl
Dicampurkan Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL Setelah larut, diencerkan dengan HCl 6 M hingga tanda tera 10 mL pereaksi Seliwanoff
2. Larutan Asam Asetat 1 M
5,75 mL Asam Asetat Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Ditambah aquadest hingga batas tera 100 mL
Dikocok hingga homogem
100 mL Larutan asam asetat 1 M
3. Pereaksi Tollens
1 gram AgNO 3
3 gram NaOH Kristal
Dilarutkan dalam 10 mL aquadest
Dilarutkan dalam 10 mL aquadest
10 mL larutan AgNO 3 (Larutan A)
10 mL larutan NaOH Kristal (Larutan B) Jika akan digunakan
Dicampurkan larutan A dan larutan B dengan volume yang sama dalam tabung reaksi Tambahkan larutan ammonian encer tetes demi tetes hingga Ag2O larut
Pereaksi Tollens 4. Pereaksi Benedict
34,6 gram natrium nitrat (Na3C6H5O7.11H2O)
1 gram natrium karbonat anhidrat
Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Dilarutkan dengan 80 mL aquadest Ditambahkan 5 mL aquadest Ditambahkan 10 mL larutan CuSO4 hidrat (3,46 gram CuSO 4 hidrat dalam 10 mL aquadest) Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera
Pereaksi Benedict
5. Pereaksi Ninhidrin
0,2 gram Ninhidrin Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Ditambahkan sedikit aquadest Diaduk hingga larut Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera 100 mL pereaksi ninhidrin
6. Pereaksi Millon
1 gram HgSO4 Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL Ditambahkan sedikit asam sulfat 10 % Diaduk hingga larut Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera 10 mL larutan HgSO 4
a. Larutan H2SO4 10%
10 mL H2SO4 pekat Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera
100 mL larutan H2SO4 10%
b. Larutan NaNO2 1%
1 gram NaNO3 Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Dilarutkan dengan sedikit aquadest Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera
100 mL larutan NaNO 3
7. Larutan HCl a. Larutan HCl 1 M
20,83 mL HCl pekat 12 M Dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera
250 mL larutan HCl 1 M
b. Larutan HCl 0,50 M
50 mL HCl 1 M Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera 100 mL larutan HCl 0,50 M c. Larutan HCl 0,10 M
50 mL HCl 1 M Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera 100 mL larutan HCl 0,10 M
d. Larutan HCl 0,05 M
5 mL HCl 1 M Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera 100 mL larutan HCl 0,05 M
e. Larutan HCl 0,02 M
2 mL HCl 1 M Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera 100 mL larutan HCl 0,02 M
f.
Larutan HCl 0,01 M
1 mL HCl 1 M Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera 100 mL larutan HCl 0,01 M
8. Larutan NaOH
0,05 gram NaOH Dilarutkan dengan sedikit aquadest Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL Diencerkan dengan aquadest hingga tanda tera
100 mL larutan NaOH
9. Larutan Iod 0,01 N
1,209 gram I 2
2,5 gram KI
Dicampurkan Dilarutkan dengan aquadest hingga 250 mL
250 mL larutan iod 0,01 N 10. Pereaksi Nelson
2,5 gram natrium karbonat anhidrat
2,5 gram garam rochelles
Dilarutkan dengan 175 mL aquadest Diencerkan dalam labu takar 250 mL hingga tanda tera Larutan Nelson A
1,5 gram CuSO 4.5H2O Dilarutkan dalam 10 mL aquadest
Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat
Larutan Nelson B
2 gram natrium bikarbonat
25 bagian larutan Nelson A
1 bagian larutan Nelson B
Dicampurkan Pereaksi Nelson
Catatan : Pencampuran dilakukan sesaat sebelum digunakan
11. Pembuatan Reagen Biuret
0,375 gram CuSO 4.5H2O Dimasukan ke dalam gelas kimia 200mL Ditambahkan 1,5 gram garam rochele ditambahkan 125 mL aquadest Diaduk hingga larut
Campuran berwarna biru Dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL Ditambahkan 75 mL NaOH 10% Sambil dikocok Ditambahkan aquadest hingga batas tera labu takar 250 mL Reagen biuret 250 mL
BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Data Hasil Pengamatan 1. Data Hasil Pengamatan No.
Pereaksi/Larutan
1.
Pereaksi Seliwanoff
2.
Pereaksi Tollens
3.
Pereaksi Benedict
4.
Pereaksi Ninhidrin
5.
Pereaksi Millon
Perlakuan Larutkan 3,5 gram Resorsinol ( Benzena 1,3- diol ) dengan 10 mL Asam klorida 6 M. Campurkan larutan AgNO3 10 % dan larutan NaOH 10 % dengan volume yang sama. Teteskan ke dalam campuran ini larutan Amonia pekat, sehingga endapannya (Ag2O) tepat larut. Larutkan 34,6 gram Natrium Sitrat dan 1 gram natrium kaarbonat anhidrat dalam 85 mL aquadest. Larutkan 3,46 gram CuSO4 hidrat dalam 10 mL air. Tuangkan dengan perlahan larutan ke dalam larutan pertama sambil diaduk. Encerkan dengan air sampai 100 mL.
Larutkan 1 bagian Hg dalam 1 bagian HNO3 berasap dan dinginkan. Ø Encerkan dengan air
Kegunaan
Reagensia Untuk Aldehid dan Gula Pereduksi.
Reagensia Untuk Gula Yang Mempunyai Sifat Mereduksi
Reagensia Untuk Albumin dan Fenol
sampai 2X volumenya. Ø Setelah beberapa jam, tuangkan larutan yang bening. 6. 7.
Larutan HCl 1 M; 0,50 M; 0,10 M; 0,05 M; 0,02 M; 0,01 M Larutan NaOH 6 N
8.
Larutan Iod 0,01 N
9.
Pereaksi Nelson
Biasanya Iod dibuat dalam larutan Kalium Iodida (KI) , karena Iod sendiri sukar larut dalam air. Larutkan 2,5 gram KI dan 1,269 gram I 2 dalam 100 mL air. Larutan yang terjadi dibuat menjadi 250 mL dengan menambahkan aquadest.
Reagensia Untuk Uji Amilum
2. Perhitungan a. Larutan HCl 1 M
[HCl] pekat
= 12 M
Volume HCl yang dipakai
= 250 mL
[HCl]
=1 M V1M1 = V2M2 V1x 12 M = 250 mL x 1 M V1 =
b. Larutan HCl 0,50 M
[HCl] pekat
=1 M
Volume HCl yang dipakai
= 100 mL
= 20,83 mL
[HCl]
= 0,50 M V1M1 V1x 1 M V1 =
= V2M2 = 100 mL x 0,50 M
= 50 mL
c. Larutan HCl 0,10 M
[HCl] pekat
=
1M
Volume HCl yang dipakai
=
100 mL
[HCl]
=
0,10 M
V1M1 V1x 1 M
= V2M2 = 100 mL x 0,10 M
V1 =
= 10 mL
d. Larutan HCl 0,05 M
[HCl] pekat
=
1M
Volume HCl yang dipakai
=
100 mL
[HCl]
=
0,05 M
V1M1 V1x 1 M
= V2M2 = 100 mL x 0,05 M
V1 =
= 5 mL
e. Larutan HCl 0,02 M
[HCl] pekat
=
1M
Volume HCl yang dipakai
=
100 mL
[HCl]
= V1M1 V1x 1 M
= V2M2 = 100 mL x 0,02 M
V1 =
f.
0,02 M
= 2 mL
Larutan HCl 0,01 M
[HCl] pekat
=
1M
Volume HCl yang dipakai
=
100 mL
[HCl]
=
0,01 M
V1M1 V1x 1 M
= V2M2 = 100 mL x 0,01 M
V1 =
= 1 mL
B. Pembahasan
Pereaksi atau reagen adalah bahan-bahan yang berupa zat atau campuran beberepa unsur yang diagunkan dalam aktivitas praktikum maupun penelitian di laboratorium. Pereaksi ini menjadi penting terutama jika pereaksi tersebut akan bertindak sebagai pereaksi kuantitif maka ketelitiannya haruslah tinggi. Selain pereaksi kuantitif ada juga pereaksi kulitatif yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu unsur atau bahan berdasarkan perubahan atau responnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan warna, perubahan suhu, ada tidaknya gelembung, dan lain-lain. Beberapa pereaksi yang dibuat tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa karbohidrat, protein, lemak dan enz im
Pada percobaan ini kita membuat beberapa pereaksi yang akan digunakan untuk melakukan beberapa uji-uji pada sampel yang mengandung protein dan asam amino, pati atau karbohidrat,enzim serta lipid. Beberapa pereaksi yang dibuat adalah sebagai berikut : Pertama Pereakasi Seliwanoff adalah pereaksi yang digunakan untuk uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi dari pada aldosa.
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat: Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana. Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.
Kedua pereaksi tollens, dapat digunakan untuk membedakan senyawasenyawa yang mengandung gugus karbonil, -CO-. Senyawa karbonil ini dapat berupa aldehid, -CHO jika gugus karbonilnya terletak di ujung (atom C nomor 1), dan dapat berupa keton, -CO- jika gugus karbonil berada di tengah rantai C, atau
paling tidak pada atom C nomor 2. Karena sifat pengoksidasinya lemah, maka tollens tidak dapat mengoksidasi senyawa keton.
Pereaksi tollens ini dapat dibuat dari larutan perak nitrat, AgNO 3. Mulamula larutan ini direaksikan dengan basa kuat, NaOH(aq), kemudian endapan coklat Ag2O yang terbentuk dilarutkan dengan larutan amonia sehingga membentuk kompleks perak amoniakal, Ag(NH 3)2+(aq).
2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) → Ag2O(s) + 2NaNO3(aq) + H2O(l)
Ag2O(s) + 4NH3(aq) + 2NaNO3(aq) + H2O(l) → 2Ag(NH3)2 NO3(aq) + 2NaOH(aq)
Bermacam cara dapat ditempuh untuk membuat pereaksi tollens; yang penting larutan ini harus mengandung perak amoniakal. Larutan kompleks perak beramoniak inilah yang dapat mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai dengan timbulnya cermin perak.
Ketiga Perekasi benedict merupkan pereaksi untuk uji umum karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas), seperti yang terdapat pada glukosa dan maltosa. Benedict terdiri dari campuran Na 2Co3 + CuSO4 + Natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu 2O. Adanya natrium karbonat
dan
natrium
sitrat
membuat
peraksi
benedict
bersifat
basa
lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.
Keempat Pereaksi Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu. Ninhidrin merupakan suatu oksidator sangat kuat yang dapat menyebabkan terjadinya dekarboksilasi oksidatif asam α -amino untuk menghasilkan CO¬¬2.NH3 dan suatu aldehid dengan satu atom karbon kurang daripada asam amino induknya.
Kelima Pereaksi Milon adalah campuran larutan raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat dalam asam nitrat. Jika pereaksi Millon ditambahkan ke dalam larutan protein, akan dihasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah akibat pemanasan. Pada dasarnya
reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.
Keenam Larutan HCl dikenal sebagai larutan asam kuat biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam sebuah larutan. larutan HCl dalam air adalah cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia berbahaya atau B3, sehingga dalam penyimpaan dan penggunaanya harus hati-hati.
Ketujuh pereaksi NaOH merupakan larutan atau zat kimia yang merupakan basa kuat. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran, dan larutan jenuh 50%. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara
bebas. NaOH juga sangat larut dalam air dan akan melepaskan kalor ketika dilarutkan dalam air.
Kedelapan Pereaksi iod atau larutan KI , larutan ini digunakan untuk menguji adanya amilum (zat pati). Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iod ini juga dapat membedakan amilum dan glikogen.
Kesembilan Pereaksi Nelson digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga arseno molibdat. Kupri mulamula direduksi menjadi bentuk kupro dengan pemanasan la rutan gula. Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan arseno molibdat menjadi molibdenum berwarna
biru
yang
menunjukkan
ukuran
konsentrasi
gula
dan
membandingkannya dengan larutan standar sehingga konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang terbentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya.
Pereaksi in
terdiri dari capuran Larutkan 12,5 gram Na2CO2 anhidrat, 12,5 gram garam Rochelle, 10 gram NaHCO3, dan 100 gram Na2(SO4) anhidrat dalam 350 ml aquades. Yang kemudian diencerkan sampai 500 ml. Dicampurkan dengan Larutkan 7,5 gram CuSO4.5H2O dalam 50 ml aquades , kemudian tambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat.dengan perbandingan 25 : 1.
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk nmengidentifikasi adanya protein dan asam amino pada suatu sampel dapat menggunakan reagen million .Untuk mengidentifikasi
hidrolisis patia dalam
suatu sampel dapat digunakan larutan iodin , pereaksi nelson, dan larutan pati sedangkan untuk menguji ada tidakya karbohidrat/pati dalam suatu sampel dapat juga dilihat dari perubahan warnanya ,perubahan warna ini dapat di uji menggunakan pereaksi seliwanoff,barfoed,tollens dan benedict.Untuk mengetahui ada tidaknya asam lemak tak jenuh pada jenis minyak/lemak tertentu dapat mengguhakan larutan iod.
B. Saran
Dalam praktikum ini ketelitian dan ketepatan serta kedisiplinan praktikan dalam melakukan percobaan harus ditingkatkan agar hasil pengamatan yang diperoleh lebih baik dan benar.