PER A ATURAN TURAN PEMBEB AN AN A UNTUK INDONESI A GEDUNG 1983
Hak Ha k C pt ipta
: Di dung ng Dire rek k tora toratt Pe Pen nye yellidi dikan kan Masalah Ban gunan, Ba ndu
Hak Pener bit & Per Pe r cetakan : Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan : Pertama (Stemil), Penerb enerbiitan (Stemil), N No o pember 1981 Cetak an 000205 20583 an Kedua (Oirset), 3000
Dilarang mereprodulcsi mereprod ulcsi maupu maupunn memperl memperl>anyak >anyak dalmn bentulr. apapun oco p y dan btrbagm t elcnlk cetlllc lainn y yaa ot oco p baik f tn balk ba lk ,ebqian mau pun 1elwuhnya t 1111pa 1111pa , · dz tn Direkt Dir ekt omt P myeBdilam Mtua/4h myeBdilam Mtua/4h Ban gunan Hak Opt a diUndungi okh Undang iJ iJ ndang ndang
3
4
KATA PENGAN GANT AR
Dengan dikeluarkannya Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indon onesia esia Untuk Gedung 1983; maka dengan sendirinya peraturan yang sebelumnya mcmuat mengenaii beban gempa (NI 18) perlu disesuaikan. Di sam ping k etentuan-ketentuan mengena itu, memang se j jak ak be ber a p pa a wak tu sudah dirasakan bahwa NI 18 ini perlu diper• baharui dan dilengkapi sesuai dengan perk perkemban embangan gan teknik pemba pembangunan ngunan dc dcwasa wasa ini.
an" ", dari para akhli bahasa telah dite tama-tama m engenai istilah "muatan Per ta rimaa saran un rim pem m be b ban anan" sebagai terjemah untu tuk k menggantinya dengan " pe terjemahan an yang benar dari istilah lnggris "loading sek k ar ar ang ang diberi judul "Pe Per "loading"". Karena itu, NI 18 se r Indonesia donesia Untuk Gedung 1981" (disi ng)<.at PPI 1981). Untuk atur an an Pembebanan In airr dan bangun bangunan an si pil pil lainnya, dir encanakan jem batan, bangunan ai encanakan untuk dilc.eluar kan peratu send.iri di waktu yan ang g akan datang. peraturan ran pembe pembebanan banan ter send.iri •
•
•
Penambah.an terpenting yang telah d.iadakan dalam peraturan ini adal.ah menge gena naii beba beban n hidu p, yaitu telah ditambahkan beban-b beban-bee b ban an hidup hidup untuk ata p edung g pa parki rkirr bertingka ptter pad adaa ata p gedung tinggi, miring, mirin g, gedun bertingkatt dan landasan helik o p di samping samping telah dimuat pula k etentuan-k etentuan mengenai r eduksi beban hidu p. Meng ngeenai beban hi hid du p untuk atap yang g lebih kemiring gan yan atap miring dengan kemirin dari I : 20, dalam pe r atur an ang g lama memang tidak ada ada sesuat an yan sesuatu u k etentuan, seh se hingga se r in ing menju njur r us us k e pad padaa pere uk tur -s seperti rti ku peren ncan canaan aan str uk kuda da -str uk tur atap, sepe k uda denga dengan bagi bagian an-- bagi bagiann annya, ya, yang tidak ekon kono omis karena direncanakan ber dasar k an an beb bebaan hidu p un untuk tuk ata p datar yan ang g untuk ata p miri miring ng ter lal alu u berle bih-l e bih ihan an.
•
•
Mengenai be ban hidup gedun parldr arldr ber tingk at, dalam per at ur an an yang lama dung g p hal itu tid iberik an an, se sedan dangkan gkan gedu gedung-gedung demildan semakin banyak banyak di• idak ak d b baangun, ter utama b rta,, untuk memenuhi per atur an an yan ang g be berl rla.ku a.ku menge nai utama di Jak arta uang parldr pada gedung-gedung tinggi. De pen pe nyedi yediaaan r uan Den ngan diberikannya be ban bertingk ingkat at dalam peraturan ini, maka k etidakseragaman hidup un tuk gedung par k:ir k:ir bert dalam per per encanaannya encanaannya di waktu yang lalu sekarang da pat dihindarkan.
Me ngenai be ban hi d up untuk landasa n helik o pt pte er , di waktu yang lalu ti tid dak ada pegangan pegangan sa sama ma sekali, sehingga dalam perencanaan perencanaan landasan-landasan landasan-landasan helik o pter pada ata p gedu gedun ng-ge g-gedun dung g tinggi di Jakarta ya yan ng di dissyarat yaratkan kan menurut peraturan DKI, para peren perencan anaa telah menggunakan k ri riter ia pe pem m be b baanan menurut pe nilaian masing-masing. Deng Dengan an di dim muatnya k etentuan-k etentuan mengenai beban hidu p an ini, dih dihaar apkan apkan untuk se lan jutnya untuk landasan helikopter dalam per atur an akan tercapai kesera keseragaman gaman dalam perencanaannya, di sam ping da pat mem berik an an pegangan yang le-th baik bagi para pe r enca.na ge gedun dung g tinggi. tinggi. Per lu dicatat, bahwa
4
4
par ameter - p pa ptter yang dimuat dalam peraturan ini pr ak pe esawat helik. o p par ameter p ak tis sudah ruenca cak k u p semua jeni jeniss pesawat h elik o pter yang biasa dio per as asik an. Jenis wivalensinya di dal jcniis yang tidak d imuat p jcn paada umumnya selal alu u dapat dicari ek wivalensinya ala am daft ftar ar yang d b iber ik an.
•
Mengenai reduk si beban hid hidup up untuk pe po or tal per r encanaan encanaan balok induk dan p ser ta untuk peninj peninjauan auan gemp gempa a, hal ini se benamya sudah dikemukaka dikemukakan n dalarn Simposiium Seton yang telah diselenggarakan di Bandung bulan Januari 1971. Simpos
Ak an an teta pi karen karena per hatian Simposi Simposiu um pada waktu itu terutama terpusat pada lepas dari perhatian. R eduksi PBII 1971, ma mak k a hal di atas agak ter lepas pem b bahasan ahasan PB beban hidu p p peerlu k.ir anya dimuat dalam pera perattur an an ini , karena secar a de f acto hal alam am per enc anaan banyak gedung tinggi di Jakarta ya ng ila ak ukan ukan dal itu sudah dil k e betulan pe per r encana encana utamanya adalah dari Jepang. Se per ti dik etahui, k etentuan mengena engenaii reduk si be ban hidup se per ti di atas ter da pat di dalam p pe er atur an di Je pang. Dcngan Dcng an tidak ad pen negasan dal dalam am per aturan yang lalu mengenai hal ter se but, ada anya pe maka di wak tu yan ng lalu ser ing timbul timbul k esul pa r a counter tu ya par t per en esulitan baik bagi par cana Indonesia ma yan ng b be erwenang (se per u Dinas P engawasan mau u p pun un bagi instansi ya ba angunan Kot Pem b Kota a DKJ Jak ar ta) untuk menolaknya atau pun menerimanya. Dengan Denga n adanya k etentua ngeenai r eduk si beban hidup dalam per atur an ini , uan n meng maka k es ti disebut di atas kiranya dapat diatasi. Perlu kir a esulitan-k es esuli tan se per ti nya dite tekank kank an di sini, b bahwa ahwa r eduk si beb beban an hidup ter se but adalah optional dan bukan b ukan k eharus kecual alii apabi apabila r eduk st tersebut mem ber ik an kea kead daan yang arusan an,, kecu le blh b be er bahaya bag bagii k onstr uk si atau unsur k ons onsuuk si yang dnin jau. •
•
Bandung,20Mei 19 83 nye elidik an Masalah Bangunan Direktorat P eny
5
4
DAFTAR
-
IS I
Halaman
BA B
I U MU M
Pasal I. 0. Pasal I. I. Pasal l. 2. Pasal l. 3.
BA B
II B EBA N
Pasal 2. l. Pasal 2. 2. 2 . BAB Ill B E B A N
Pasal Pasall Pasa Pasal Pas asal al Pas asal al
3. 3. 3. 3. 3.
l. 2. 3. 4. 5.
BAB IV B E B A N
Pas asal al Passal Pa Pasal Pas asal al BAB
4. l. 4. 2. 4. 3 . 4. 4.
V BEBA N
Pasal 5. I.
BAB VI B EBAN
Pasal Pas al 6. I. Passal 6. 2. Pa Pasal 6. 3.
PENGERTIAN BEBAN . . . . . . . . . . . . . KE TE NT NTU UAN- KETE N TU AN ME NG E NAI PEMBEBANAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BEBAN BATAS DAN BEBAN KERJA . . K EM A NT A P A N . ". .
. . .
7
. . . . . . . . .
8 8 10
BERA T SE NO NOIIRI REDUKSI BEBAN MAT! . . . . . . . . . . . . . . .
10 10
MAT!
H I D UP BEBA N HIDUP PADA LAN LANTAI TAI GEDUN GEDUNG . BEBAN HID HIDUP PADA ATAP GED OLEH K ERAN . . . . . . . BEBA N HIDUP OLEH BEBA N HI HID DUP HO RI SON T AL . . . . . . . BEBA N N HIDUP . . . . . . . . . . REDUKSI BEBA
•
•
. . . . . . . . . . . .
13 13 15 19 19
A N G I N PE NEN NENT TUA N BEBAN ANG ANGII N N . . . . . . . . . . . TEKA NAN TIUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . KOE KO EFI FIS SIEN ANGIN . . . . . . . . . . . . . . . . . . PEMBEBASAN PENINJAUAN BEBAN AN G N ...... ........ I N....................
22 22 23 27
GEMP A
DA A N PE R E N CA N A AN BEBAN GEMPA D GEMPA MPA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . TAHAN TAH AN GE
30
K HUSUS KETENTUAN MENG KETENTUAN MENGENAI ENAI B EBAN KHUSUS KH USUS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . SELISIH IH SUHU DAN PE N NG GARUH SELIS GAYA OI N NAMIK AMIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . PENGARUH K HUSUS HUSUS DARI KERA RAN N. . . . . .
30 30 31
7
7
PERATURAN PEMBEBANAN INDONES IA U N TUK G EDU NG NT
19 8 3
BA B - I UMUM Pasal 1.0.
( 1)
PENGERTIAN BEBAN
BEBAN MATI ialah ber berat at dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap tetap,, terma termassuk-segala unsur tambahan tambahan,, penyelesa ia n- p penyele saian, mesin-mesin ser ta peralatan teta p yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu.
•
(2)
BEBA N HIDUP ialah semua beban yang ter jadi ak i bat bat p enghunian atau penggunaan su atu gedung gedung,, dan ke dalamnya termasuk be ban b -be ban pindah, -bar a ng yang dapat b er pada lantai yang be ber asal dari bar ang b peeralatan yang tidak meru meru pakan bagian yang tak m esin-mesin ser ta p terpisahkan dari gedung dan da pat diganti selama masa hidup dari batkan perubahan dalam p em be banan gedung itu, sehingga mengaki batkan lantai dan atap ter se but. Khusus pada atap ke dalam beban hi du p berasall dari air hujan, baik akibat genangan dapat termasuk beban yang berasa maupun ak i b jatuh (energi kinetik) butiran air. Ke dalam bat tekanan ja hid dup tidak tennasuk beban angi.n, beban ge gem pa clan b beb eban an khu• be b e b ban an hi sus yan yang dise but dalam aya ayatt (3), (4) dan (5).
(3 )
BEBAN ANGIN ialah semua beban yan yang g bekerja pada gedun gedung g atau bagian gedung yan yang g di dissebabkan oleh selisih selisih dalam tekanan udar a.
(4)
BEB AN GEMPA ialah semua b ja beb eban an statik ek wivalen yang bek er pad p adaa gedung atau bag bagia ian n gedung gedung yang meniruka menirukan n pengaruh dari ger ak ak an tanah aki bat peengaruh gempa pada struk tur bat gempa itu. Dalam hal p gedung dit berdasa sar r kan kan suatu anali analisa sa dinamik , maka yang dite ent ntukan ukan berda diartikan dengan dengan beban gem gem pa di sini adalah gaya-gaya gaya-gaya di dalam str uk se but yang terjadi oleh bat gempa itu. tur ter se oleh ge gerakan rakan ta tanah aki b •
(5)
BEB A N KHUS KHUSUS US ialah semua semua be be ban yang bekerja bekerja pada gedung atau bag ba gian gedung yang terjadi terjadi aki b elis isih ih suhu, pe bat sel pengangkatan ngangkatan dan pemasangan,, p pemasangan peenuruna nurunan n fondasi fondasi,, susut, ga gaya-gaya ya-gaya tambahan yang berasal b erasal dar dar i beba beban hidup sepert dari k er an an, sepertii gaya rem yang berasal da
8
8
gaya se mesin-mesin,, ser ta sentrifu ntrifugal gal dan gaya dinamis yang berasal dari mesin-mesin ta pengaruh-pengaru pengaru h-pengaruh h khusus lainnya.
Pasal 1.1. (1 )
K ETE N TUAN -KETE NTU A N MENGENAI PEMBEBANAN Stru ruk terhada p pem bek tur gedung harus direncanakan k ekuatannya terhada banan-pembebana banan-pem bebanan n o leh: Behan Behan Behan Behan Behan
(2)
ba ang M Mati, dinyatakan dengan lam b Hidup,, din Hidup diny yatakan dengan lam bang H Angin, din Angin, diny yatakan dengan lam bang A Gemp Ge mpa, a, di din nyatakan dengan lam b ba ang G Khusus, din Khus diny yatakan dengan lam bang K
harus ditin j ja au adalah se bagai b be er iku K ombina mbinassi pembebana pembebanan n yang harus ikut: Pemb mbe e banan Teta p Pemb mbe e banan Se mentar a
Pembeba Pembeb anan Khusus
(3)
m+H M+H+A M+H+G M+H+ K M+ H+A+K H+G G+K M+H+
Apa bila be ba ban n hi bag gian gedung ba ani gedun dung g atau ba hidup dup,, baik yang mem be b tersendir ndir i at atau au dal secar a p alam am k om b biinasi pe enuh mau pu pun n se bagian, secar a terse dengan b be e ban b -be ban lain, member ikan pengaruh yang me nguntungk an bagi struk tur atau unsu nsurr struk tur gedung itu, maka pem pem bebanan atau kombinasi pem be b.anan ter se but tidak boleh ditin jau dalam p perenca• erenca•
se but. naan struktu ktur r atau unsur struk tur ter se (4)) (4
Pasal 1.2. (I)
ban an m ati, beban hidup dan be ban ea daan-k ea daan ter tentu be b Untuk k ea Unt angin dapat dikalikan dengan dengan suatu koefisien reduksL Pcngu r angan - be ban ter se dilakukan a p pabila abila hal itu menghasil k an be ban be se but harus dilakukan an k eadaan eadaan yang le bih berbahaya untuk struk tur atau unsur struk tur yang ditin jau.
BEBAN BAT BATAS DAN BEB AN KERJA Apabila kekuatan unsur -unsur struk tur gedung direncanakan ber• dasarkan kekuatan batas, maka beban beban ba yang g ditin jau dalam analisa battas yan
9
9
struk tur nya di da pat denga dengan n mengalik an bebanbeban- b be e b ba an r encana menu nuru rut
beba eban n ya yan ng ber sa per atur an ini dengan f ak tor (k oefisien) b sa ngkutan. Apabil Apab ilaa k ek uatan unsu r -unsur struk tur gedung ter sc but di dir r encanakan encanakan ker ja yang ditin jau berdasarkan tegangan yang diizinkan, maka beban ker berdasarkan beban-beban ban r encana mcnur ut p er dallam anali da analisa struk tur nya ada adallah beban-be Dallam ha! ini, perencanaan str uk tur harus di dillakukan ber atur an ini. Da dasar k k an an p per er aturan aturan yang ber laku untuk str uk tur dar i jeni jeniss yang diha •
•
•
dapi, se per ti struk tur b eton b er tulang ber dasarkan dapi dasarkan NI 2 Per atur a n Beton Ber tulang Indonesia, dan struk tur ka kay yu be berdasarkan rdasarkan NI 5 P cr a Kayu yu Indon one esia . turan K onstruk si Ka •
(2)
ja p paada Pcm be Pada penin jauan b bee ba ban n k er paada tanah f ondasi ndasi,, maka p banan Se mentar a yan yang g ditentuk an dalam Pasa Pasall l.l. ayat (2), daya dukung tan tanaah yang yang diizinkan dapat dina din aikk an se per ti menur ut Tabe abell l.l.
Ta bel I.I. Daya dukun dukung g tanah f ondasi Pem be b ba anan Teta p. Daya duku ukun ng yang diizinkan
Jen eniis tanah Fond Fon dasi
2
(kg/cm
K eras eras
;;,, 5
Sed Se dang
2 -
5
0.5 -
0
Lunak
0 -
Amat lunak
Pembe Pemb e banan Se mentar a.
K enaikan daya duk ung yang diiz.ink an
( % )
)
50
0.5
30 0
-
30
0
Pada pe peninja ninjauan uan be be b baan ke kerja rja pada f undasi tia tiang ng panc pancan ang g dan tiang Semcntar r a yan bor , mak a p paada Pembeba embebanan nan Semcnta yang g dr tentuk an dalam Pasal 1.1. ayat (2), selama tega ngan yan yang g diiz izin inkan kan di dalam tiang m emenuhi ber lak lak u untuk bahan ti tiaang yang ber sa sa ngkutan, syar at-syar at yang be daya du dukun kung g tian tiang g ya yan ng diizinka diizinkan n da pat dinaikkan sa m pai 50 pr osen. (3)
A pabi pabilla
pada
Pemb embe e banan K.h K.hus usu us menurut P asal I.I. ayat (2) di di-
Il
10
gay ya dina dinam mis yang ber asal asal dari mesin-m ang g sif atnya tin jau gaya-ga sin-mes esin in,, yan beerul b rulaang denga dengan atau tanpa pe pe er perubah rubaha an tanda, tanda, maka untu tuk k mem p kelellahan dari bahan perlu dia adakan penuru nan hitungk: gk:a an ge jala kele perlu di uruna penuru run nan teg diiz izinkan inkan,, yan kekuattan batas atau penu kekua egangan angan ya yang di ang g ber gan jeni niss bahan struk tur yang be sa ngk utan. tun ung g pada je ber r san
•
•
Pasa asall 1.3.
K EM A N'r APA N
Setiiap ged Set haruss ditin jau kem gedun ung g dan b ba agia gian n-bagia -bagiann nny ya haru kemant anta a p pa annya pada rnen nurut Pasa mbinasi nasi pern b bebanan ebanan rne Pasall 1.1. ayat (2). Fak tor k eam ama anan se tia p k ombi tcrhadap kemantapan ter se seperti rti te terhad rhadap ap guli bu ut, sepe gulin ng, gelincir , dan lain-lain, se b harus sedik it-dik itnya 1,5.
BAB - 2 BEBA N Pasal 2.1.
M A T[
BERAT SE N BERAT ND DIRI
(1)
Ber at sendiri dari bahan dari be ber a p pa a bahan-- bahan bangun bangunan an pe nting dan da ang g harus ditin jau di dalam men k om po ponen nen gedung gedung yan ene entuk an an be ban edung g, harus diambil menu beel 2.1. mati ma ti dar i suatu gedun menur r ut ut Ta b
(2)
Apabila dengan bah bahan an bang angun unan an setem pat dipe iper r oleh b be er at se ndiri yan ang g men meny yimp impan ang g le bih dar i l O pr osen osen te terh rhaadap nil nilai-nilai yan yang ter ersebut ut har us us ditentukan cantum ca ntum dalam Ta bel 2.1, maka be ber r at sendiri terseb ngk k an ter sendiri sendiri den dengan gan m emper hi an kel kelem b baban aban se hitung settem pat, dan nil ai yang yan g ditentuk an ini harus dianggap se bagai pengg anti dari nilai yang alam am Ta be bett 2.1. itu. Pen Peny yimpa impanga ngan n ini da p ter cantum dal jadi ter pat at ter pada ada pas pasir ir (an tar a lain p paasir besi) besi),, ko koral ral (antar a lain ko kor r al al k war utama ut ama p pecah sa), batu pe alam, m, bate bata, gent genting dan beber beber apa apa j jeeni niss k ayu. cah,, batu ala •
•
•
(3)
Pasal 2.2. (I)
Be r at sendi sendiri ri dari bahan bangu banguna nan n dan dari k omponen omponen gedung yang cantum dalam Tabel Tabel 2.1. harus ditentuk an an ter se tidak ter can sendir i. REDUKSI BEB EBAN AN MATI Apabila beban Apabil beban
an membcri rika kan n pen peng garu aruh h yang m enguntungk an mati membc
Il
11
terhadap pengerahan k ek uatan suatu str uk uk tur atau uns unsur str uk uk tur suatu gedung, gedung, rnaka beban mati te tersebut harus diambil menuru menurutt Ta bel 2.1. dengan mengalikannya dengan k oe isisien reduksi 0,9. oef (2)
Apabila be ban mati se b Apabila bag agian atau se penuh uhn nya memberi pe ngar uh uh yan ya ng men meng gunt untu ungkan terha terhadap k emanta pan suatu str uk tur atau unsur str uk uk tur suatu gedu edun ng, mak a dalam me nin jau k emanta pan terse but menurut Pasal 1.3, beban mati tersebut harus dikalikan dengan k oe fisien reduksi 0,9. •
Tabel 2.1. kom po pon nen ge dung Ber at sendiri bahan bangunan dan kom
UNAN AN BAHAN BA HAN BA N G UN Ba j a Batu alam bellah, batu b gunu ung (berat tum puk ) bula ulatt, b ba atu gun Battu be Ba ang (ber at at tum puk ) Batu kar ang Batu pecah Besii tuang Bes Betton (1) Be Bet on ber berttulan ulang g (2) 3 Kayu Kay u (Kelas 1) ( ) Kerikil, koral (kering udara sam sa m pal lembab, tan tan p paa diayak ) Pasan Pasa ngan bat ah bata a mer ah Pasangan b batu atu belah, batu bulat bulat,, batu gunung Pasangan batu ce cettak Pasangan batu k ar an ang Pasirr (kering udara sampa Pasi sampai lem ba b) (jenuh air) Pasir (jenuh Pasir k er ikil, k Or al (k erin ring g udar a samp mpai ai lem ba b) Tan Ta nah, lem p pu ung dan lanau (k er ing udara sam pai lemba b b)) basah Tanah, lem pung dan lanau ( b ah)) Timah hitam (tim bel)
7.850 k g/m g/m3 kg//m3 2.600 kg 3 1.500 k g/m g/m 3 700 k g/m g/m 3 g/m 1.450 k g/ 7.2 7. 250 kg kg//m3 2.200 kg /m3 2.400 kg kg//m3 1.000 k g/m3 3 1.650 k g/m g/m kg//m3 J.700 kg 2.200 k g/m3 2.200 kg kg//m3 1.450 kg kg//m3 l.600 k g/m3 1.800 kg kg//m3 1.850 kg kg//m3 1.700 k g/m g/m3 2.000 kg kg//m3 g/m3 I J.400 k g/
KOMPONEN GEDUNG A duk an, per cm te bal: dari semen dari kapu kapur, semen me merah atau tras
21 k g/ g/m2 g/m2 17 k g/
Il
12
Aspal, te terma rmassuk bahanbahan- bahan bahan min mineeral pe nam bah, pe perr cm te bal Dinding pasangan b ba ata me rah: satu batu setengah b atu
450 k g/ g/m2 250 k g/m2
Dindin Dindi ng p pasa asan ngan batak o: Ber Be r luba lubang: dinding ng 20 cm (HB 20) te bal dindi dindinng IO cm (HB 10) tebal dindi
200 k g/m 200 g/m2 120 k g/m2
Tanpaa lu bang Tanp te bal di din ndi din ng 15 cm te bal din di ding ng l O cm Langit-langit dan dinding (t (te er masuk masuk r usuk usuk -r usuk usuk nya, nya, tan pa gitt atau pengak u), terdi terdiri dari : pe nggantung Jangit-langi jeenis) nis),, dengan semen ashes (etem emiit dan bahan lain se j te bal mak simum 4 mm kaca, den denga gan n te b bal al 3 - 4 mm
14 kg/m 2
300 k g/m g/m2 200 k g/m g/m2
k g/m g/m2 2 10k g/m
11
kayu se der hana dengan b balo alok k kayu, tanpa tanpa Iangi t l.a ntai kayu denngan be ntan g maks Jang angiit de maksiimum 5 m dan un unttuk beban 2 hid idup up maksi maksimum 200 k g/ g/m •
kay yu) u),, dengan be ntang Pengg antung langit-langit (dari ka mak sim imu um 5 m dan dan jara jarak k s.k .s. minimum 0, 0,80 �
40 k g/ g/m2 2 7 k g/m
as o per m 2 Penutup a tap genting dengan reng dan usuk /k as bidang ata p
kg//m2 SO kg
p sir a p p dengan reng dan dan usuk /k aso, per m 2 Penutup ata p bidang bid ang ata p
40 k g/m2
(BWG G 24) ta seng ng gel gelomb mbang ang (BW tan n pa gor deng Penutu p atap se
IO k g/m2
Penutup lantai dar i ubin semen semen portl eraso so dan be ton, portlan and d, tera tanpa aduk an, per cm te ba1 Semen asbes gel mm)) geloombang (te bal S mm
kg/m 2 24 kg/ 11 k g/ g/m2
Catatan: (I)
penngisi. Nilai ini tid idak ak be r laku untuk beton pe
(2)
Untuk be ton getar , beton ke jut, beton mampat dan be ton padat lain haruss ditentuk an an ter se se ndir i. sejenis, ber at se ndir inya haru
(3)
Nillai ini ada1 ah Ni ah nilai rata-ra rata-ratta; untuk jenis- jenis k ayu ter tent u lihat NII 5 Per atur N atur an an K onstr uk si K.ayu Indonesia.
13
13
BAB-3
BEHAN Pasal 3.1.
( l)
HIOUP
BEHAN HIDUP PADA LA NT Al GEDUNG Beban hid up pada lantai gedung harus diam b biil menurut Tabel 3.1. Ke dalam beban hidu p tcrsebut sudah ter masuk per lengkapan r uang sesuai dengan kegunaan lantai ruang yang b be er sangk utan, dan jug juga din ding-dinding pernisah r ingan dengan be r at tidak le bi h dari I 00 k g/m'. Beban-beban ber at, misalnya yang disebabkan olch Jemar i-Jeman ar s p ip serta a oleh alat-alat, mesin-mesin dan bar ang b dan perpustakaan sert - barang lain ter tentu yang sangat be r at, harus ditentuk an te r se sendir i. •
(2)
Behan hidup yang ditentuk an an dalam pasal ini tidak pcr lu dik alik an dengan suatu k oeflsr en k e j ju ut.
(3)
Pasal 3.2.
(I )
be er La ntai-lantai gedung yang da pat dihar a pkan akan di pakai pakai untuk b bagai-- bagai bagai bagai tu j ju uan, harus direncanakan terhadap be barl hidup tcr ber at yang mungkin dapat terja rjad di .
•
BEBAN HIDUP PADA ATAP GEDUNG Behar) hid up pada atap dan/atau bagian a tap ser ta pa pad da str uk tur tudung (canopy) yang dapat dicapai dan dibebani oleh oran har r us us diam bil rang, g, ha 2 kg//m bidang datar . minimum sebesar 100 kg
(2)
ata a p dan/atau bagian ata p ya Behan hidup pada at yang ng tidak da pat dica p pa ai
dan dib haruss diambil ya yang ng paling menentuk an di dibe e bani oleh orang, haru antara dua macam beban bcr ikut:
a.
2
Behan terbagi r ata per per m bid bidang ang datar berasal dar i be ban air 2 hu jan se besar (40 - 0,8 a) k g/m g/m di ma mana na ex adalah sud sudut k emirin emiring gan ata ata p dalam der a jat, dengan perl rlu u diambil le b be esar k etentuan bahwa beban ter se biih b se but tidak pe dari 20 kg/m adalah
b.
(3)
2
dan tidak tidak pe perlu ditin jau nya a bila k emir ingan ata pny bi
le bih besar dari 50°.
Behan terpusat berasal dari seorang pek erja erja atau seorang pe perna dam kebakaran de besa esarr minimum I 00 kg. kg. d engan peralatannya se b
•
Pada b ba alok te pi atau gordeng tepi dari atap yang tidak cukup ditun jang
14
14
oleh dinding atau pe penunjan nunjang g lainnya dan pada kantilever harus ditin jau k emun emungk gk inan inan adanya adanya beban hidup terpusat sebesar minimum 200 kg.
(4)
Behan hidup pada atap ge geddung tinggi yang diperlengkapi dengan Ian dasan helik o pter (helipad (helipad) harus diarnbil sebesar minimum 200 kg/ m 2 di luar da daer er ah ah landasa n, sedangkan pada daerah landasannya harus diarnbil be b ban an yang berasal dari helikopter sewaktu mendarat dan mengangkasa dengan k etentuan-k etentuan sebagai berikut:
•
a.
Um um
Stru ruk k tur landasan beserta struktur pemikuln pemikul nya harus dir encana -be ban yang berasal dari helik o pter yang kan ter hadap be ban b paling m enentukan, yai yaitu tu apabila terjadi pen pendaratan yang k er as -be ban karena mesin mati sewaktu melandas (hover in ba ing). Be b an b dikerjakan akan pada landasa n melalui tumpuan se but dikerj halik: o pter ter se tumpu tu mpuan an pendara t. Helik o pter -heliko pter ukura kuran n kecil sam pai sedang pa pad da umumnya mem p pun unyai yai tumpu tumpua an pe pen nda dar r at at jenis palang palan g (s (skid kid type) atau jenis bantalan (float ty pe), sedangk an yang ukur ukur an b beesar mempunyai tumpuan tumpuan pendarat jenis roda. Tumpuan-tumpuan pendarat dapat terdiri dari dua buah tum puan utama di samping sebuah tumpuan belakang atau sebuah tum pu am eter - p am eter helik.o pter dari je an de p pa an. Par am par am jenis umum dioper diope r asikan asikan di be ik.an dalam Tabe Tabel 3.2., dengan ca tatan bahwa be r ik. besaran-besaran yang diberikan itu da pat berubah pada model model mo del kel keluaran baru. Untuk jenis-j-je enis helikopte helikopterr yan ang g tidak ter te r cantum cantum dalam Ta bel 3. 3.2 2, par am eter - parame param eter nya harus diambil menurut yang di ditentu ntuk k an an oleh pa pa br ik ik pem b uatnya. bu •
•
•
•
b.
Pem b bagian agian be ban
Masing-masing tum puan pendarat meneruskan bagian ter tentu dari berat bruto heliko pter , ber gantung pada jenis helik c pter tumpuan an pendara tnya.: dan j jeen.is tumpu Padaa jenis-jenis helik.opter yang mempunyai tum puan-tum p Pad uan pu pcndarat utam a, masin g-masin g tum pu se but puan an pendar pendar at ter se pada p ada umumnya umumnya meneruskan 40 sampai sampai 45 p pr r osen osen dari ber at bruto heli.k o p ptter . Un Untuk tuk beberapa beberapa j jeeni niss helikopter di dal am Tabet 3. diccantumkan prosentase ber at bruto helik o pter yang 3.22. di diterusk an an oleh masin g-m asin g tumpuan pendarat. Yang dia r tikan dengan b bera eratt bruto helik op opter adalah berat total helik op opter
15
15
muata atan n pen penuh uh seper ti yang ng diizin.kan menurut p er atur an ber iku ti ya ikut mu (FAA)). Dalam per encanaan struk tur landasa n inter nasional (FAA beserta struk tur p buah h tumpuan pe emikuln mikulny ya dianggap bahwa 2 bua serempak ak memb mbe e ba bani ni landasan. pendarat secar a seremp
c.
Behan r e nc ana bee b ban an Untuk Untu k memp mpe erhitu rhitun ngkan b
pad da pendar atan yang k e jut pa
keras ak b mesin n mat bee ban r encan anaa yang matii, maka se bagai b ibat mesi harus diarn b bil il beban beban menur ut pua an pendar at harus diteruskan oleh tum pu b di atas dikal dikalik ik an an dengan koefisie koefisien k e jut se b beesar 1,5. d.
Bidang Bidan g K on ontak landasan,, b landasan bee b baan re ren ncana menurut yang be berupa rupa beban terpusat dapat diangg dianggaa p dise bar c di atas yang terbagi rata di di dalam bidang k ontak tumpuan pendar at. Lu as bidan bida ng kontak ini ber gan gantung pada je jen nis helik o pter dan j jen eniis tumpuan pendaratny pendaratn ya dan untuk beberapa jenis helik o pter 3.2. Untuk tumpuan pe dicantumkan dalam Tabel 3. pendara ndaratt dar i jeeni j niss roda, di mana masing-masing terdiri dari beb bebeerap rapaa r oda. nil ai-nilai Jua uass bidang kontak yang diberikan adalah jumlah dar t luas bidang kontak masing-masing rod roda, a, sedangk an untuk bidang g kontak t er se but tumpuan pendar at dari jenis palang luas bidan adalah lua yang g b beerada langsung sekitar b atang luass bida bidang ng palang yan land dasan da p pe p enumpu numpu.. Pada umumn pa at dianggap kuat umumny ya, lantai lantai lan lan ntai Untu ntuk k pe pere rencanaan ncanaan la
apabila direncanakan terhadap beban te terpusat rpusat sebesar 50 pr ose n
dari berat bruto bruto helik o pter yang g terbagi rata dalarn b dalarn bida idan ng k ontak r yan selluas 600 cm 1. se
Pasal 3.3.
BEBAN HIDUP HIDUP OLE LEH H KERAN
{l)
Bentuk bagan clan besamy besamyaa beban rencana ser ta sif at-sif at lain dan ker an haru russ ditentukan sesuai sesuai dengan jenis keran yang ber sa sangkutan ber dasa sar r k a n k etentuan-k etentuan dari pabrik pembuatnya pembuatnya atau yang kan disyaratkan disy aratkan ole oleh h instansi berwenang berwenang yang be r sa sa ngku tan.
(2)
keran n Peratura Peratu ran n ini hanya mem ber ikan ikan k etentuan-k etentuan men enge gena naii kera jalaan, yan jal ang g te ter r diri diri dari ker an an induk (kereta ke ker r an) an) dan k eran eran angk at tan ng. K etentuan-k eten yang be berjal rjalan an di ata tass ker an an induk di arah melinta tuan tu an ter se harus dianggap dianggap sebagai p se but harus pers ersy yaratan minimum. A pa bila •
16
16
karena hal-hal tertentu dalam peren perencanaa canaan n keran dan struktur gedung nya secara keseluruhan terjad.i keadaan-keadaan pembebanan yang lain dari pada menurut peraturan ini, maka beban rencana harus ditentukan tersendiri yang disetujui oleh instansi berwenang yang be tsangkutan.
•
(3 )
Beban k eran yan ang g membebani struk tur pernikulnya terdiri dari ber at sendiri keran ditambah dengan ber at muatan yang diangkatnya diangkatnya,, dalam kedudukan keduduka n keran induk dan keran angk.a t yang paling m enentuk an bagi struk tur yang ditin jau. Sebagai beban rencana harus diambil be ban keran ter se tj ut se but dengan mengalikannya dengan suatu koefisien k tj yang ditentukan m enurut rumus berikut:
VJ
= (
iJ,
oefisien kejut yang nilainya tidak boleh diambil kurang dar i =k oe 1,15.
1 +k , k2 v);;, 1,15
di mana:
v
=
kecepatan angkat maksimum dalam m/det pada pengangk at an
muatan maksimum dalarn kedudukan keran induk dan k er an angkat yang paling menentukan bagi struk tur yang ditin jau, cla n nilainya tidak perlu diambil le bih dari 1,00 m /det.
k j=
tur keran induk , k oef isisien yang berg bergantu antung ng pad.a kekakuan struk tur yang untuk keran induk dengan struk tur tur rangka, pada umumnya nilainya dapat diarnbil sebesar 0, 0,6.
k1= k1 =
messin angk at dari k er an an koefisien yang ber bergantu gantung ng pada sif at-sif at me bag gai berikut: angkatnya, dan dapat diambil se ba pada p ada mesin listrik bia b iasa sa atau mesin-mesin lain dengan sif at-sif at yang sejenis k 1 = 1,0. pada mesin sangkar asinkron dan mesin term rmis is dengan kopling k 2 = 1,3. pada mesin den deng gan pembatas pembataspercepa percepatan tan otomatis: dengann al at cengkeram k 2 = 0,75 + denga dengan ngan al + de alat at kait k 2 = 0,50
Catalan:
Pengaruh Penga ruh khusus khusus dari keran ditentukan dalam Pasal 6.3.
17
17
Tabel 3.1. Beban hidup pada lantai gedung a
Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang dise but dalam b
.
200 k g/m g/ml
Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gu dang -gudang tidak. pentin penting g yang bukan untuk toko, pabrik atau bengk el
125k g/ml
Lantai sekolah, ruang kuliah, kuliah, kantor, tok o, toserba, r estor an, hotel, asrama dan rumah sak it
250 k g/m g/ml
d
Lantai ruang olah raga
400 k g/m g/ml
e
Lantai ruang dansa
500 k g/m g/ml
b
c
.
.
.
.
t .
l..antai dan balkon-dalam da dari ri ru ang-ruang untuk per temuan yang lain dari pada yang dise but dalam a s/d e, se perti m es jid, pagelaran,, ruan ruang g rapat bio osk op op dan panggu ng rapat,, bi gereja,, ruang pagelaran gereja 400 k g/m2 penonton dengan tem pat duduk teta p
g.
denga gan n tempat duduk tidak teta p atau Pa nggu ng penonton den untuk p penonton yang ber dir i
2 500 k g/m g/m
h.
Tangga,, b Tangga bo orde rdess tangga dan gang gang da dari ri yang dise but d alam c
300 k g/ml
Tangga, hord Tangga, rdes es tangga dan dan ga gang ng dari yan ang g dise but dalam d, d a ng e,f
500 k g/ g/ml
ruang g pelengkap dar i ya yan ng dise b Lantai ruan bu ut dalam c, d, e, f dang
250 k g/m g/ml
j.. j k .
I.
m.
beengke gkell, gudan gudang, g, perp La ntai u ntuk : p ik , b perpu ustakaan, ruang ' a br ik ar si si p, p, tok o buku, toko besi, besi, ruang alat-al at dan ru rua ang m esin, haruss direnc haru yang g ditentuk an irenca anakan terhadap beban hidup yan ter te r send sendiri, dengan minimum
400 k g/m g/m2
Lantai g geedu dung ng parkir be rtin ingk gk at: untuk lantai bawah untuk untu k lantai tingk at lainnya
800 k g/m g/ml g/m2 400 k g/m
Balkon-balkon yang menjorok beb bebas as k eluar eluar harus harus diren direnc canakan terhad terha dap beban hidup dari lantai ruang yang berbatasan, berbatasan, dengan minimum 300 k g/ g/ml
18
18
Ta be bell
3.2
Par ameter - par am ameter helik o pter
_ ...,,
P *lk
-·-
H1 lllto ptt t
_
"""' -- . .
..
....
.,...
.....
m "" •
....
,,. ,,.
(bf
.....
- ·-... -.-.. -
.....
·
-
TUMP
... ......... ... ... .
- -
11 p1nd 1r
o, .
....
N�-··�
...�.
-
lcm
...
!m l
2
� br ut o
.......,.. M�O
!m l
! ml
... blli"CI
�
·3115
·
-B
u �o
konoalc
�
!ml
lrid9n k lri
19
19
.A,11-,.1 .A,
.
....
10 ,2
318-C
12 ,1
-
.....
a.a
""" ...
_
30-B
, ,.,
1.! 00 .
3111- B
..... Ill
,.,.,
•••
380
....
11,15
Oeu phl n
-
1 1
-.,.
•••
13,1
••
,,
,,
..
, ... 112
.....
,,, ,,., .......
as
"' "'
'"
,, ,,
1
2
2
2
2
•••
10,1
,., ••
I
::::!
�-
•
'·'
lie!! He l,,
1. 338
,.
'
13 ,4
Allen tk: Nir 1ndo
.,.
..,
'
' A- 109
••
"
"' .....
'"-G
_..,
.
,,.
•••
3
...
,,
.....
2
" " "
..
••
, ..
20
20
-.-
,....
...
1.8'1 4
.
""
1
,.. _
20!i A A
_ , ,.. _ "'
... ..
214-B
8111 Lit.,
7.258 7.2 58
ua
,,.
14,7
11,4
14,7
.,
.
1
-
'
'
2
2
!
'
15, 2
'
I
" " "' "
I
" " " " " " "' "
I I
I
,'·,' " ••
I
I
80-105C
,,.., .., uoo
10 7-11
0.030 0. 030
••
'" '.:.:,
,., "·'
3( ) 2
Ftlrchll d
I
,.,
'
'"""
"'
,,
I
.
CH-4 7
,,
23< ,
.....
•••
18, 1
=1
-
... "' "'
1
'
'
' '"' '
1
' '"' "'
,
•
••
,.,
I
3.
•
'·'
,.,
21
""
FH -1100 H
•••
12,7
aa
•••
12 , 4
,,
iiie<
,....
UH-12- L-
.'·,'
_
:::: :::::
••
.•
••
, ,., ,.. ...,, _
U H-12E/E·
_
""
,
1.315 152 2
""
.. .. "38t' lc
1.1 5 8
H S !Std
....
Sl konky S -6r .T .T
,
"'
_ ........
,,
,., ••
�9
,,,
"'
k
y e
,.,
••
,,
....
.
,,
,, .
•••
,
_
/
" '
1
,,
••
.,
"' ",.". ..,
.....
21
22
22
,.,
,,
..
,
,,.
..... ,,
. ..... ,, ,,
3.29 ri
S-58 T
15.897
,
S-e 1 N Niil
S
s-ee
....
' "" "'
•••
'
2
"" "'
"·'
'
1
'"
•••
-
1
.....
' s-eec
"
1
3.,
.,
'"
• ••
3.583
2
'
••
... ...
••
,,.,o
,.,
23
23 S-78C
11 .072
•••
•••
-
·
S-7t!I
uoo
13, 4
11 .5
'
1
"' "'
'
'
" ' "'
••
' ·'
'· '
24
24
Pasall 3.4 Pasa .4..
BEHAN HIDUP HORISONTAL
Beha han n hidup horisontal ya yang ng dapat terjadi oleh oleh desakan se jumlah besa r manusia yan yang g be ber r gerak gerak pada gedung-gedung ter tentu, harus ditin jau bek erja pada struk tur pemi arah h yang saling tega tegak lu pemikulnya kulnya dalam dua ara lur r us, us, se besa r pr r osentase osentase dart beban beban hidup vertikal menurut Pasal 3.1. Peratur an ini suatu p ntun Ber gantu penggu ggunaa naan n gedung (misalnya p ada ng pada jenis struk tur dan pen pangg ung p -panggu ng penonton), pro prosen sentase tase ter se but diambil 5 sampai 10 pr ose n.
Pasal 3 .5. (1)
RED RE DUKSI BEBAN HIDUP Peluang untuk tercapainya suatu pr osentase ter tentu dari beban hidu p Pelua yang yan g membebani struk tur pemikul suat selama umur gedung suatu u gedung se bagian ata atau u unsur struk tur yang ditin jau ter se se but, ber gantung pada bagian dan berga pada da penggunaa penggunaan n gedung itu dan un untuk tuk a pa be ban bergantung ntung pula pa hidup ter se but ditinja bun ung g peluang untuk terjadmya be ban itinjau. u. Ber hu b hidup hi dup pen penuh yang yang rn rnemb embebani ebani sernua bagian bagian dan semua unsur struk tur pemikul secara serempak selarna umur gedung ter se but adalah sangat kecil, maka untuk hal-hal yang disebut da dalam lam ayat (2), (3) dan (4) dari pasal ini, beban hidup ter se se b bu ut da pat dianggap tidak ef ek tif se pe nuhnya,, sehingga beban hid nuhnya hidup terbagi rata yang ditentuk an dal am Pasal 3.1. dan 3.2. Peraturan in inii dapat dikalikan dengan suatu k oefi sien r eduk si. •
•
( 2)
Pada perencanaa perencanaan n b alok b tal p - port al dar i sistem -bal ok induk dan por tal dari ri suatu gedung, maka untuk mem per hi strukturr pemiku struktu mikull beban da hi tungkan pel peluang terjadinya terjadinya nilai-nil ai beban hidup yan yang g beru b bah ah-u bah se p pe er ti yang dise b bu ut dalam ayat (I (I), beban hidu p terbagi ra rata ta yang inii dapat dik al dit iteentukan dalam Pasal 3.1 dan 3.2 Peraturan in an alik an deng de ngan an suatu koefisien reduksi reduksi yang nilainya ber gantung pada p peenggu• naan gedung yang ditin dicantumkan dalam Tabel 3.3. tin j ja au dan yang dicantumkan •
(3)
Pada pe Pada per r encanaan encanaan sistem struk tur p peenaha nahan n be b ban an horisontal dari suatu gedung, be b ban an hidup pad.a gedung itu iku t mene enen ntukan besarny besarnyaa be ban gem pa yang harus dipikul oleh sistem struk tur tur ter se but. Dalam hal hal ini, in i, untuk memperhit memperhitungkan ungkan peluang ter j ja adinya beban hidup yang ber u bah-u bah se p pe er ti yan yang g dis e but dalam ayat (I), maka untuk m enen t 'k an an beban gempa menurut Bab 5 Per atur an ini, beban hidup ter bagi Pasal 3.1 clan 3.2 Per atur an ini dapat diratta yang ditentukan dalam Pa ra •
20
kalik an kal an dengan suatu koefisien reduksi ya yang nilainya be ber r gan gantung p ada penggunaan gedung yang ditin jau dan yan yang dicantumkan dalam Tabell 3.3. Tabe (4)
Pada peren perencanaa canaan n unsurunsur-uns unsur ur struk tur ve ver r tikal tikal seperti k olom-kolom dan dinding-dinding se serta rta f onda ondasi sin nya yang memikul beberapa lantai hid dup yang bekerja pada masing-mas asing-masiing la ntai tingk at tingk at, beban hi ter se se but mempunyai peranan pentin g dalam menentukan k eku kua atan. Dalam hal ini, untuk memperhitungkan pe pelluang terjadinya beban hidu p yang ber u bah-ub bah-ubah ah se per ti yang dise but dalam ayat (1), maka untuk per hitungan gaya normal (gaya aksial) di dalam unsur -unsur str uk tur kolom-ko kolom lom dan dinding-dinding se bee ban pada al se perti kolomver tik al serta rta b fondassinya, jum fonda jumlah kum kumulatif beban hidup terba terbag gi r at a ya yan ng ditentu ja p kan dalam Pasal 3.1. dan 3.2. Per atu ang g bek er paada lantai tur r an an ini yan lantai tingk at yang dipikulnya den ngan suatu k oefisien dipikulnya,, dapa dapatt dikalik an de reduksi yang nilainya berg paada jumlah lantai yang dip dipikul ikul dan bergantun antung g p yang dicantumkan kan dalam Tabel 3.4. ·
•
•
(5)
Pada p pe erencanaan unsur -unsu r struk tur vertikal se per ti k olorn-k ol om dan dinding-dinding ser ta ta f ondasinya yang memikul lantai tingk at se per ti yang dise but dalarn ayat (4 (4), ), b bee ban hidu p penuh tanpa dik alik an dengan koefisien reduksi teta p harus harus ditin jau pada:
lantai gudang pustak aa aan dan ru ang-ruang penyim gudang, ruang ruang ar si p, p, per panan lain se jenis;
•
lanta yang mem emikul ikul beb beban an ber at ter tentu yan ang g ber sif at taii ruang yang tetap, seperti seperti alat-al at clan mesin sin--mesin .
(6)) (6
Pada oerencanaan fondasi p penga engar r uh uh beban hidup pada lantai yang bebann hidu p menumpu di atas tanah tanah harus harus tu rut ditin j ja au. Dalam hal hal ini, beba pada lantai tersebut sehubungan sehubungan de den ngan yang ditentukan ditentukan da dallam ayat (4) harus harus tetap diarnbil diarnbil penuh ta tanp npaa dikalikan dengan suatu k oefisien oefisien r eduk si.
21
Tabel 3.3. K oefisien oefisien r eduksi beban hidup hidup Koefisien r eduksl beban hidu p
Pen engg ggun unaaan gedung
Untuk per encanaan
Un tu k pen pe nin jauan
balok bal ok ind indu uk dan por tal
gem pa
PERUMAHAN//PENGHUNIAN : PERUMAHAN Rumah tinggal, asrama asrama,, hotel, rumah saki kitt
0,75
0,30
0,90
0,50
0.90
0,50
0,60
0 )0
0,80
0,80
0,80
0,80
1,00
0,90
0,90
0,50
0,75 0,75
0,30 0,50
0,9 ,90 0
0,50
PENDIDIKA N : uliah Sekolah,, ruang k ul Sekolah
PERTE PERT EMUAN UMUM : ruaang dansa, ger r eja eja, bio biossk cp, cp, r estor an, ru Mes jid, ge ruang rua ng p pa agelar an
K AN AN TOR · K antor , b ank
PER D AGA NGA GAN N: ba, pasar Tak o, toser
PENYIMPA PENYIMP A NAN : pustak aan, r uang ar s p ip Gudang,, pe Gudang per r
I ND ND USTRI: Pabrik, bengk el
TEMPAT KENDARAA N · k.ir Garan, gedung par k.ir GA N NG G DA N TAN TANGGA GGA - per umahan/ penghunian - pendidik an, k antor per r temu temuan umum, umum, perd perdagangan agangan penyim· - pe pan an, industri, tem pa patt k endar a an
22
22
Tabel 3.4. hidup dup k umulatif K oef isien r eduk si be ban hi
Jumlah lantai Jum yang yan g dipi dipiku kull
eduksi yang dikalikan dikalika n k e pada K oef isien r eduksi bee ba b ban n hidup k um umulatif
I
1,0 1,0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4
2
3 4 5 6 7 8 dan le bih
BAB-4 BEB A N Pasal 4.1.
A NG I N
PE N NEN ENT TUAN BEBA N A NGI N
Behan angi n dite ditent ntuk uk an den deng gan menganggap adanya tekana po ositip dan tekanan n p ang g bek er ja tegak lur us pada bidang b -bidang yang tekanan negati p p {isa pao), yan ditin jau. Besar nya nya tekan dallam tekana an p pos osiiti p p dan tekan tekanan an nega negattip ini dinyatak an da 2 dengan meng yang ng ditentuk an dalam menga ali likan kan tekanan tiu p ya k g/ g/m , ditentuk an dengan koefisien--koefis koefisiien angin yang ditentuk an da Pasal 4.2. de den nga gan n koefisien dallam Pasa asall 4.3.
Pasall 4.2. Pasa (l J
TEKANA N TIUP kccuali uali yang ditentu bil il mi minimum nimum 25 k g/ g/m2 , kcc Tekanan tiu p haru haruss diam b
•
kan dalam ayat-ayat (2), (3 (3)) dan (4). (2)
dii te p pii laut samp sampaai se jauh 5 km dari p pa antai Tekanan tiup di Jaut dan d 2 ecuali yang ditentuk an dalam haruss diambil min haru minimum imum 40 k g/m , k ecuali
ayat-ayat (3) dan (4).
23
23
(3)
U ntuk daer ah ah-daer ah ah di dek at laut dan daer ah ah-daer ah ah lain ter tentu, di mana terdapat kecepatan-kecepatan angin yang mungkin menghasil yang ditentukan dalam kan tekanan tiup yang lebih besar dari pada yan ayat-ayat (I) dan (2) (2),, tekanan tiup ( p ) harus dihitung dengan ru mus:
•
y2 P = --- ( kg/m')
16
di mana V adalah kecepatan angin dalam m/ det., yang harus ditentuk an an oleh instansi yang berwenang. (4)
Pada cerobong,
tekanan tiup dalam kg/m
2
harus ditentukan dengan
rumus ( 42 42,,5 + 0,6 h), di mana h adalah tinggi cerobong seluruhnya dalam meter, diukur dari lapangan yang berbatasan. (5)
Apabila dapat di jamin suatu gedung terlindung ef ek tif terhadap angin
dari suatu jurusan tertentu oleh gedung-gedung lain, hutan-hutan pelin pengha ghalang lang-peng -penghala halang ng lain, maka tekanan tiup dari jurusan dung atau pen isien isi itu menurut a yat-ayat (1) s/d (4) dapat dikalikan dengan k oef •
reduksi sebesar 0,5.
Pasal 43. (I)
KOEFISIEN ANGIN
angin, gin, lihat Tabel 4.1.i (untuk bagan koefisien an
Gedung tertutu p ar ti tekana Untu ntuk k bidang-bidang luar, koefisien angin (+ ber ar tekanan n clan isapan pan), ), adalah seba sebaga gaii ber ik berarti isa ik ut:
a.
b.
Dinding vertik al al : di pihak angin di belakang angin sejajaar dengan arah angin sejaj
+ 0, 0,9 9 - 0,4 - 0,4
segi gi -tiga de den ngan sudut kemiringan Atap se di pihak angin :
<65° ° °' <65
( 0,02
a:
°'
-0,4)
65°
:
+0 , 9
°'
Atap lengku gkun ng dengan sud sudut ut pangkal
/3 < 22 22° °
-
- 0, 4
/3:
untuk bidang lengk ung di pihak an angin gin :
24
24
fj >22° :
padaa se per em pat bustir per tama pad pad.a se perempat busur kedua
- 0,6 - 0, 7
biidang lengk ung di belakang ang angin in:: untu ntuk k b pada sepe bu usur per tam a seper r emp mpa at b pada se p bussur k edua perernpat erernpat bu
- 0,5 - 0,2
bidang idang lengk ung di p pih ihaak angin untuk b per tama seper r empat empat busur p pada sepe pada se per em pat busur k edua
- 0,5 - 0,6
:
dan ng leng k ung d dii belaka belakan ng angi n: untuk bida pada se p busur sur per tama pe er emp mpat at bu pada p ada se per em pat bu bussur ter ak hir
- 0,4 - 0,2
C ata tan tan:: pangkall adalah sudut anta pen ngh ghu u bu bun ng titik p angk al Sudut pangka antara ra gar is pe dengan titik punc puncak dan garis garis hor isontal. d.
Atap se gi-tiga majemuk : dan ng b -bida ng a tap di piha ihak k angin U ntuk bida
()( < 65°
:
(0,2
65°
0< -
0,4)
+0,9
sem mua bi bid dan ang g ata p di b beelak ang ang an ang gin, kecua kecualli ya yan ng ver tik a! untuk se menghad mengha dap an ang gin in,, untuk semua a: O A belakan kang g an angin gin yang untuk semua bidang a ta p ver tikal di bela meng men ghadap ang ngiin (2)
+ 0,4
Gedung Ged ung terbuka terbuka se belah bidang g luar , k oefisie efisien n angin yang yang ditentuk an dalam ayat (I) Untuk bidan Untuk ber r laku, seda sedangk an pada waktu yan ang g bersam bersamaaan di dala dalam m gedung teta p be
ja suatu tekanan po dianggap bek er dianggap posit sitip ip dengan koefisien angin + 0,6 a pabila bidang yang terb terbu uka terleta rletak k di pihak angin dan suatu tek anan dengan n k oe apaa bila bida bidang ng yan ang g ter oef isren angin - 0,3 ap is negattip denga nega bu b uk a b elakang angi n. ter letak di belakang
(3)) (3
vta p tanpa dindmg ban an an ang gin dari dari satu jur usan, atap pelana biasa tan pa Untuk be b _ ,,,ding harus dir en-anak an m enur ut k eadaan eadaan yang paling ber -
25
24
bahaya di antara 2 cara (I dan II}, dengan koefisien angin angin untuk bidang ata p se per ti berikut :
Kemiring Kemirin gan ata ata p
Bi dang ata p lain-
I. 0° < <>< 20°
- 1,2
-0 ,4
<>> 30°
- 0,8
-0,8
00
+ 1,2
+0 , 4
+ 0, 8
0,0
3 0°
+ 0, 8
-0,4
o > 30°
+ 0 ,5
o
>
10° <<> < 20°
II
Bidang ata p p di di pihak angin
"'
=
(-0 4 - --"'-) ' 3 00
pelana elana terbal terbalik ik (atap dind ding, Untuk ata p-ata p p atap--atap V) tan pa din untu unt uk b biidang b bawah awah da dar i ata p berl berlak ak u k oe oefisien-k oe oef isien angin isi yang sam sama se per ti untuk bi bid dang atas atas ata p pela elana na biasa. b.. b
pih iha k tanpa Untuk Unt uk ata p-ata p mir ing se p
dindin d inding g, unt untuk uk bidang atas ber laku k oef isien angin angin ( - atau + b beer gantung gantung pada pada ar ah ah angiin) sebagai ber ik ut : ang
Kemir Kem ir ing ingan
o0< a
40°
Bidung ata p di pihak angm
Bidang ata p lainnya
+ atau - 1,2
+ atau
- 0, 4
+a tau -1,8
+ a ta u
-
1, 0
da pat di anta ang g ter da antaranya ranya,, di Untuk k emir ingan-k emiringan yan adakan int erpolasi linier .
•
26
26
(4)
Dinding yan yang g berdir i b bee ba bass Untuk
bebas, koeflsien angin untuk dinding-dinding yang berdiri bebas,
bidang di p pih ihak ak an angin gin adalah + 0,9 clan untuk bi bid dan ang g di belakang belakang angin adalah -0,4 (jumlahn (jumlahny ya 1,3). (5)
Cerobong dengan pen penampang ampang lingk.ar an
u ntuk penampang ang lingk ar an, k oefisien angin un Untuk cerobo cerob ong dengan penamp p (isa pan) ber sa i p dan tekanan negati p sa ma-sama adalah tekanan po pos sit p pr oyek isisie n angin ini berlaku untuk bidang cer o bong ya 0,7. K oef yan ng di p ng.. sikan pada bidang vertikal yang melalui sum bu cero b bo ong •
(6)
Struk tur r angk a (lattic (lattice e stru ctur es) baawah ini K oefisie n angin untuk struk tur -struk tur rangka a s/d e di b ber lak u untuk bidan bidang g rangka. Bidang r angka angka aada dala lah h br dang b -bidang yang g d p batang r angk a yan ipr oyek si.k an pada bidang melalui sum bu-sum bu batang. a.
bidang,, k oefi fissicn angin untuk tek anan Untuk struk tur r angk a bidang possiti p po p dan tek anan negat p ip (isapan sapan)) j dallah 1,6. ju umlah lahn nya ada
b.. b
Untuk struk tur r angk a ruan ruang g dengan pe be er pena nampa mpan ng melintang b bentuk per segi dengan arah ang ngiin tegak lurus p pada ada sa sallah satu biidang rangka b rangka,, k oefisien angin untuk r angk a p pertama ertama di pihak •
angin ang in ada adallah + 1,6 dan unt untuk uk rangka kedua di belakang angin
adalah + 1,2. c.
penampang pang rr. elintang ber U ntuk str uk tur r angk a ruang dengan penam ar ah ah angin 45° ter bentuk bu ju jur sangkar dengan ar ter hadap hadap bidang bidang r angk a di bidan bida ng ra ran ngka, k oef isien angin untuk k edua bidang pihak angin adalah masing-masing + 0,65 da dan n untuk k edua r angka dr belakan belakang angin masing-masing + 0,5. K ecua ecualli itu, haru russ dip dipe erhit rhitung ungka kan n terha rhad dap beban angin masing-masi ng r angk a ha yang bekerja dalam masing-masing bidang bidangnya dengan k oe oef isisien oef isien angin untuk beba angin yang sama den dengan k oe beban n angin yang bek be k erja erja tega k lurus padanya. •
•
d.
engaan pc pcn nampang melintang ber Untuk struk tur r angk a ruang deng bentuk segi-tiga sam samaa sisi den denga gan n ar ah angin tegak lur us pada bidang r angk a di p pihak ihak angin oefissien angin untuk r angk a angin,, k oefi •
bu ut adalah + I ,f,, da dan n untuk k edua rangk.a di be belaka lakang ng angin ter se se b
27
26
adalah masing-masing + 0,3 0,3.. K ecuali ecuali itu, m asing-masing r ang ngk k a di be haruss di p belalcan lalcangg angin haru per hitungk an terhadap beban angin yang yan g be bek k erja erja di di dalam masing-masing bidangnya dengan k oe fl sien angin angin masing-masing seb sebeesar 0,5.
•
e.
Untuk struktu kturr ra rangka ngka ruang deng dengan pe pen nampan mpang g melint melinta ang b er samaa si sisi si dengan arah angin angin teg egak ak lurus pada bentuk bentu k segi tiga sam bidang bidan g r angk a di b beelakang angin, angin, koefi koefisslen an ang gin unt untu uk k edua rangk a di pihak pihak angin adalah + 0,4 clan untuk r angka di belak ang angin adal adalah ah + 1,2. K ecuali itu, m asing-masing r angk angk a di pihak ang an gin harus harus diperhitungkan terhadap beban angin yang bek er ja di dalam m asing-masing bidangnya dengan koefisien angin masing masing sebesar 0, 0,7 7. •
•
(7)
Gedung dan bangunan lain Koefisien angin unt gedu ung dan bangu nan deng ngan an bentuk penam pang untu uk ged yang lain dar i pad.a yang ditentuk an dalam pasal ini dapat dia m bil harga--harga untuk bentuk b harga -be ntuk yang hampir serupa erupa,, kecuali a pa bila koefisien angin itu ditentukan dengan perco perco baan terowongan angin.
Pasal 4.4.
NGI GI N N PEMBEBASAN PENINJAUAN BEBAN A N
(1)
Pada gedung ter tutu p p dan rumah tinggal de dengan tin tingg ggii tidak le bih d ar i 16 m, dengan lantai-lantai dan dinding-dinding yang mem ber ik ik an kekakuan yang cukup ukup,, struk tur utam dak k perlu di p utama anya tida per hitungk an terhadap beban angin angin,, k ecua ecuali a p pab abil ilaa perbandingan perbandingan antar a tingg i dan 1e bar bangu bangunan nan itu menye b ba a bka bkan n di p per lukannya penin jauan be ban angin itu.
(2)
Apabila perband perbandin ingan gan antar a tinggi dan le bar gedung dan struk tur dari gedung itu ada adallah sed sedemik.ian rupa, rupa, hingga tidak tidak m enye ba bk an peninjauan eninjauan beban angin, maka ju juga ga untuk gedung gedung de· de· dipcrlukannya dipcrlukann ya p ngan tinggi le bih da r i 16 m da pat diberfkan pembcbasan pembcbasan atas penin jauan beban angin.
28
:C: � ( 1)
Tabel 4.1 angin menurut pasal 4.3 K oe fisien angin 4.3.. BAGAN BEBA BE BA N N A NG I N N
JENIS G EO EOU UN G
AH C",fl; A/RUMUS.fl.NJ S MElrfllrilJUKKAN NlEFISIEN .tHGIM .tHGK A · AH
GEDUNG TER TU TUP
.,
•
.. . .....
o, .
.
. -'- " ,s 111;-'•
,o-
..
-0,6
.,
. q,
(2)
' ' . o.,
-0,4
·
� lit 22
•
fJ >
22"'
EDUNG G GEDUN BU KA TER ERB SEBEL A H �?'l- �.-0,4- 0 ,6 :-1,0
.G,t .O,l
�u-
29
tan n) Tabel 4.1 (l an juta (3)
II
I
AT A AP P PELANA B ASA IASA
•
NG (;i. ) OI NG
�.
\ 2
� '
�
I
1111 i,i�1
T A AN NP A DIN -
....''.... ....
..
., .
O",.c.,�
_.'l_ .. :'o-
'
...1....
..,
.o � •
-'-
_i_ .(>YI' - 'R) �
'
II
. � I
10�.C<
I
.,
�.
.
m-
---1.,_ e( ... 50"
ANT TAIUN 'f A ,DIA OMAN INl'e.:IIPOUSI llHIEII. IMfUfl .C 'fAHG TERD APAT DI AN
II
I
ATAP PEL A NA TER ERB BAllK T ANPA DIN Qt,1G (;i.)
1
� I 1,2
'
· ·
•
nnr '!'!n '
.o�'
L_
I
•
-'-
---'--
J.
d. sO"
= JO
O"' -'" Jo-
.Wfr1o
_L mr; ...... 20-
-� ---1.,_ o(
.�- j& j& >
_._
91; >
30"
TEJIDAl'AT T CN AHT AHTIJUiH IJUiHY Y A ,Dl.lrO,U; AN AN INTEJtPOlASI LtillE R . l.#'IT l.#'I T UM: .C. Y ANG TEJIDAl'A
ATAP AT AP MIR IN'.; SEPI-IAK TAN
...
,
� • I
...
-1.2� I
30"
•
30 PA. DIN OING
I
-
...
�
· · ·� ·
I
...
b ( )
O'"C 91.tft tO" _l_ O'"C
(4 )
--
B AS ( 5)
CEAOBONG CE AOBONG DI:· DI:·
-
MN6 L�u.a-
....
(6)
0-, t(C � ·\O
•
BEROI RI 8£· I NG YANG DI NO NO NG
-'-
...
,
--' '-
l_
......
.,l, z 4 0"
AAAH Y A,DI DIADAIU.H ADAIU.H NTf RPOlA SI LtllER . RPOl AHTAAAH UHT UK .-1. YANG T[JID Al'AT DI AHT
_§
:u\l \l .Q ,,0.4:u
...
..
,QT�
-.
· ·�- �-
STRUKlU R
_,
_,- - .:::;i
R ANG NGK K A .
--< _ ,
.u �
··
-
----=
)
�l-*; �" ....."�>. . '
·i ,.
��...'....r r "? "?):,"'4-
-� ,. .,.),,
•
t!..,-..... tu
; "" ""' '
� 1 ..
,O�H
" '14 '14 ,. ;:
•
30
-S BEBA N
BAB
GEM P A Pasa Pa sall 5.1.
BEBAN BEB AN GEMPA GEMPA DAN DAN PEREN GEMPA PERENC CANAAN TAHAN GE
Dengan mem mem p pe er ha harus ditinjau da d alam hatik an an kombinasi pembebanan yang harus pe p erencanaan str uk tur menu nuru rut Pasal I.I, redu reduks ksii beban beban hidup untuk penin •
jauan gempa m enurut Pasa13.5 ayat (4) dan modulus elast tur yang elastisitas struk tu mengalami perubahan perubahan-- perubahan perubahan bentuk yang ber sif at singkat oleh ger ak ak an tanah akiba pengaruh engaruh gempa dan akibatt gempa menu nuru rut Pasal 6.2 ayat (3), maka p gedun dung g di Indonesia haru perencanaan perencan aan tahan gempa untuk struk tur -struk tu tur ge rus s mengikuti NI Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Ind ndo onesia Untuk Gedung 1983.
BAB - 6
BAN N BEBA Pasal 6.1. (I)
K HU S US
KETENTUAN MENGENAI BEBAN KH KHU USUS Setiap struk tur tur dan/atau unsur struk tur gedung harus diperiksa ter ha dap gaya-gaya khusus yang diakibatkan oleh: selisih suhu gan n, suhu,, pemasa nga
•
penurunan fonda penurunan fondasi si,, susut susut,, rangkak., gaya rem, gaya sentrifugal, gaya -pengar uh khusus lainnya. dinamik, dan pengaruh pe
(2)
Pasal 6.2. (1)
Pad.a penambahan
sa iper ik sa dan/atau perubahan gedung juga harus d p gayaya-ga gaya ya yang timbul akibat dihilangkannya tum puan-tum puan, pen pe nga gaku ku-- penga pengaku ku,, dan struk tur tur -struk tur tur lain sejenis sejenis.. Dalam hal ini, haruss diadak an haru an tindakan-tindakan untuk mencegah akibat-akibat buruk peng garu aruh h- pe peng nga aruh khusus tersebut dari da ri pen rsebut,, yang mana harus ditin jau khusus untuk setiap setiap k eadaan eadaan.
PENGARUH SEU SlH SUHU S UHU DAN CAYA C AYA DINAMIK pengaru h khusus p dan//atau unsur struk tur Pengaruh- p paada struk tur dan gedung yang diak.i b an oleh selisih suhu udara luar , harus di p batk an per hitungkan dengan menga gan ngg ggaa p kemungkinan nalk turunnya suhu sebanyak J 0° C. •
31 (2)
seli sih suhu, jika tidak ditentukan Ja in diambil nilainilai -nilai modulu in,, dapat diambil moduluss el astisitas pengem ba ban ngan tin iniier A se b ba agai berik u.t u.t : Ed an koefisien pengem bat Untuk pe per hitungan hitungan penga pengaruh ruh-peng -pengaruh aruh khusus khusus ak i bat
Tabell 6.1. Tabe pengem bangan M odulus elastisitas dan koefisien pe
Bahan struk tur
Baja pr of ilil
E g/cm2) (k g/
2,11 x 106 2,
A 12 x 10 ..
Be ton Seton ber tulang Set tulang dan beton pr atek an Kayu:: se ja jar ser at Kayu tegak luru rus s ser at Pasangan b ba ata
(3)
2,1 x I x I x 0,2 x
10 ' 10
5
10
5
105
!O x 1 0 4 x 10-6 40 x 10IOxI0-6 •
•
pengaruh ngaruh gaya di dinamik namik pada struk tur gedung, Untuk menentuk an pe se per ti ya yan ng b beera rasa sall dar i mesin-mesin, termasuk ju jug ga dar i gcr ak an tanah ak i b menyebabkan n peru bahan p - per u b ba ahan bentuk bat gempa, yang menyebabka struk tur yan ang g be r sif at singk at, mak a k.husus untuk struk tur beton b be er tulang tulan g dan bet nilai modulu russ diam bil beto on pr atekan nilai moduluss elas elasti tisi sitasn tasny ya haru kalli dari nilai yang ter cant antu um dalam la bel 6.1. 1,5 ka •
Pasal 6. 6.3 3.
PENGARUH KHUSUS KHUSUS DARI K ERA N
(1 )
Pengaruh khus khusus us dari k eran yan ang g di dalam m Pasal 3.3 .. ter diri dar i disebut sebut dala je pitnya r oda-r od bat ter oda. gaya r em, gaya sentr if ugal dan pe pengaruh ngaruh ak i b
(2)
Gaya rem terdiri dari : a.
ja h or isontal m eman jang Gaya r em em m eman jang ke keran ran--ind indu uk ; be k er di atas lintasa n di te keran n-ind indu uk yang tem m p pa at masing-rn asing coda kera dir em; b besarny esarnyaa har us us diambil 1/7 dar i reak reak si mak sim imum um y ang terjad terja di pada mas masing-rna ing-rnassing roda itu. Ga Gay ya r e m m eman jang ih kecil dari pada yang ditentuk an di atas, dapat diarnbil le bih
32 per r hitungan hitungan ahli dap dapa at mem buk tikannya. a pa bil a pe
-
b.. b
oriso son ntal m elintang Gayaa r em Gay em melint melintang k er an-angk at; bekerja hori di atas lintasa n ke ker r an-l -lnduk nduk ; gaya rem ini dibag dibagikan ke p pada ada r cda r oda k er an-induk pada m aslng-masing lintasannya; be besa sarnya rnya pada masing-masing lintasa n ha haru russ dia diam m bil l / 15 dari be ber r a t k er an-angk at rjan nya. Caya rem rem me ber iku bil il ikut beban k erja melint linta ang da pat diam b le bih k ecil dar i pada yang ditentuk an di atas , a p pab abil ilaa per hitungan ahli da p annya. pat at m em buk tik ann •
Gaya Ga ya r em m eman jang dan melintan bek erja ber sa sa maan. lintang g dianggap tidak be (3)
Gaya se sent ntr r ifugal ifugal aki b ber kelo kelok (swing m otion), yan ang g bek erja bat gerakan ber horisontal melintang di atas lintasan di tem pat m asing-masing r oda deng gan mengalikan r eaksi mak simum yang ditentukan n den k er an-induk , ditentuka terjadi pada masingmasing-masing r oda Itu, dengan pe percepa rcepatan tan sentrif ugal dengan be be ban kerja m ak akibat gerakan berkelok. U ntuk keran-keran de sim um sampai 10 t, perce percepatan patan sentrif ugal harus diambil minim um 2 0,10 m /det . Untuk k e r an-k er an lainnya dengan kecepa kecepattan k elok 2 sampai 120 m/menit, percepatan itu tu harus diambil 0,50 m/d /det et dan yang dengan k ec ec e patan kelok lebih dari 120 m/menit, harus diam bil 0,60 m/det . •
'
(4)
Pengaruh kemungkinan terjepitnya roda-roda k er an-in ind haruss di duk haru tinjau dengan menganggap adanya adanya sepasang gaya melintang yang ber lawanan arahnya, arahnya, masing -masing b beek erja di atas lintasan di tem pat m asing -masing roda k eran-induk , dan yang besarnya harus diambil l}to dari re reaksi aksi maksimum m asing -masing roda itu. Gaya ini dianggap tidak beke bekerj rjaa bersamaan dengan ga gaya ya rem melintang yang ditentuk an an ayat at (2) atau dengan gaya sentrif ugal yang ditentukan dalam c!allam ay c!a ayat (3). •
•