PERAN PEMUDA DALAM MENJAGA INTEGRASI BANGSA
(TUGAS UTS PPKN)
Disusun oleh :
Nama : Adinda Novelia
NIM : 10011381823136
Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat (B)
Dosen Pembimbing :
Sofyan Effendi, S.IP, M.Si.
197705122003121003
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................... ............ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ........iii
BAB I Pendahuluan ...................................................................................................4
Latar Belakang ......................................................................................................4
Rumusan Masalah ...... ..........................................................................................5
BAB II Pembahasan .....................................................................................................6
2.1 Pengertian Integrasi Bangsa ............................................................................................6
2.2 Peran Pemuda dalam Integrasi Bangsa ...........................................................................8
2.3. Faktor-Faktor yang menghambat Integrasi Nasional ..............................................11
BAB III Penutup ......................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................13
3.2 Saran ............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................15
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta shalawat dan salam kita tunjukan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT yang terakhir dan yang telah membawa umatnya dari tempat yang sehina-hinanya ke tempat yang semulia-mulianya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Peran Pemuda Dalam Menjaga Integrasi Bangsa". Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik.materi.maupun.pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah.isi.makalah.agar.menjadi.lebih.baik.lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Indralaya, 16 Oktober 2018
Penyusun
Adinda Novelia
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Negara Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang beraneka ragam, baik dari segi etnis maupun segi budaya. Persatuan dan kesatuan terasa begitu sangat indah. Dilihat dari kata-katanya saja kita bisa membayangkan kehidupan di dalamnya akan sangat penuh dengan kebahagian, ketenangan dan saling bersatu. Inilah yang selalu di dambakan dan diimpikan oleh masyarakat Indonesia sampai saat ini. Integrasi nasional merupakan penyatuan bagian-bagian yang berbeda menjadi satu kesatuan utuh yang membentuk bangsa, boleh juga diartikan bahwa integrasi nasional merupakan upaya pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaan di seluruh wilayah. Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku,agama ras, budaya dan bahasa daerah. Tercatat bahwa Indonesia memiliki kurang lebih 600 suku bangsa dengan identitasnya masing-masing serta kebudayaannya yang berbeda-beda. Selain itu masing-masing suku bangsa tersebut memiliki norma sosial yang masing-masing mengikat masyarakat yang ada di dalamnya agar taat dan melakkan segala yang tertera didalamnya. Hal itu yang kemudian mengakibatkan terjadinya perbedaan-perbedaan dalam hal cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku. Akibatnya, ketika terjadi pertentangan antara individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang berbeda, mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku bangsana (primodalisme). Hal tersebut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam suatu Negara (disintegrasi).
Realitas itu menyebabkan pula kewargaan penduduk Indonesia berbeda-beda dari segi kebudayaan. Pengelompokkan kewargaan serupa itu diwujudkan dalam satuan-satuan etnik. Menurut kajian Hildred Geetz (1963), terdapat 300 kelompok etnik dan 250 jenis bahasa yang setiap kelompok etnik itu memiliki identitas kebudayaan sendiri, termasuk di dalamnya bahasa-bahasa yang digunakannya.
Di era reformasi ini, kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban daripada modal bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya berbau kemajemukan,
Saat ini pula bangsa Indonesia, masih mengalami krisis multidimensi yang menggoncang kehidupan kita. Sebagai salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah ancaman disintegrasi bangsa yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadarakan akan pentingnya kerukunan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu di wujudkan melalui pemahaman integrasi nasional.
Generasi muda atau pemuda berada dalam status yang sama dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua sebagai 'generasi yang berlalu' (passsing generation) berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya yang semakin kompleks. Di pihak lain, generasi muda yang penuh dinamika, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah, di samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini, generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan negara. Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa dan menjaga penyatuan bangsa sebagai bentuk kontribusinya terhadap integrasi nasional.
Rumusan masalah
Apa itu integrasi bangsa ?
Apa sajakah peran serta kontribusi para pemuda untuk bangsa ?
Bagaimana peran pemuda dalam menjaga integrasi bangsa ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Integrasi Bangsa
Istilah integrasi nasional atau bangsa berasal dari dua kata yaitu integrasi dan bangsa. Integrasi bangsa juga sering diartikan sebagai penyatuan bagian-bagian yang berbeda menjadi satu kesatuan utuh yang membentuk bangsa, boleh juga diartikan bahwa integrasi nasional merupakan upaya pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaan di seluruh wilayah, Sedangkan bangsa adalah penggabungan beberapa kelompok yang memiliki prinsip yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama. Dengan kata lain integrasi bangsa adalah sebuah cerminan / representasi kesatuan sebuah bangsa di mata dunia. (Rahayu, 2007).
Istilah integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh / bulat. Sedangkan istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional. Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas maka interasi nasional mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembaruan berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
Nazaruddin berpendapat istilah integrasi nasional merujuk kepada seluruh unsur dalam rangka melaksanakan kehidupan bangsa, meliputi sosial, budaya ekonomi, maka pada intinya integrasi nasional lebih menekankan persatuan persepsi dan prilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Dengan demikian Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Proses Integrasi Nasional biasanya akan dipengaruhi oleh aspek-aspek sosiologis dan antropologis. Dalam prosesnya, integrasi dituntut adanya kesepakatan terhadap nilai-nilai umum yang ada didalam masyarakat melalui proses :
a. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkenbangan menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.
b. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah pebauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.
d. Enkulturasi
Enkulturasi merupakan proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Contoh bentuk integrasi nasional adalah sumpah pemuda yang menghasilkan nasionalisme dan menyatukan rakyat Indonesia secara sosial dan politik, melalui semboyan "satu tanah air, satu bahasa, satu bangsa".
Proses Integrasi Nasional harus melalui fase-fase sosial dan politik :
1) Melakukan pengorbanan sebagai langkah penyesuaian antara banyak perbedaa, keinginan, dan ukuran penilaian.
2) Mengembangkan sikap toleransi didalam kelompok sosial.
3) Terciptanya kesadaran dan kesediaan untuk mencapai suatu konsensus.
4) Mengidentifikasi akar persamaan diantara kultur-kultur etnis yang ada.
5) Kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara bersama-sama dalam kehidupan busaya dan politik.
6) Mengakomodasi timbulnya etnis.
7) Adanya upaya kuat dalam melawan prasangka dan diskiriminasi.
8) Menghilangkan pengkotak-kotak kebudayaan.
Dalam konteks Indonesia, maka proses Integrasi Nasional haruslah berjalan alamiah sesuai dengan keanekaragaman budayanya dan harus lepas dari hegemoni pengaruh kekuasaan suatu nefara atas negara-negara lain dan ominasi peran politik etnik tertentu
2.2.Peran Pemuda dalam Integrasi Bangsa
Negara indonesia sesungguhnya sebagai bangsa yang masih muda,sebagai negara. Dari jangka waktu saja belumm saatnya kita melalaikan proses integrasi nasional, nation and character building. Akan tetapi , pada umumnya proses pembangunan bangsa dan integrasi nasional dianggap sebagai sesuatu yang taken for granted, sesuatu yang sudah dengan sendirinya (Sare, 2007). Persatuan dan kesatuan terasa begitu sangat indah. Dilihat dari kata-katanya saja kita bisa membayangkan kehidupan di dalamnya akan sangat penuh dengan kebahagian, ketenangan dan saling bersatu. Inilah yang selalu di dambakan dan diimpikan oleh masyarakat Indonesia sampai saat ini. Integrasi nasional berpengaruh terhadap munculnya nilai-nilai nasionalisme, sehingga mendorong generasi muda menerapkan cinta tanah air dalam bentuk:
a. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu. Perjalanan panjang bangsa Indonesia untuk menyatukan dirinya, sebutlah mulai Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945, dan rangkaian upaya menumpas pemberontakan dan saparatisme, harus terus dilahirkan dalam hati sanubari dan alam pikiran bangsa Indonesia.
b. Membangun kelembagaan (pranata) di masyarakat yang berakarkan pada nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa tidak memandang perbedaan suku, agama, ras, keturunan, etnis dan perbedaan-perbedaan lainnya yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Menyuburkan integrasi nasional tidak hanya dilakukan secara struktural tetapi juga kultural. Pranata di masyarakat kelak harus mampu membangun mekanisme peleraian konflikk (conflict management) guna mencegah kecenderungan langkah-langkah yang represif untuk menyelesaikan konflik.
c. Penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu-kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional. Diandaikan, masyarakat itu berupa masyarakat majemuk yang meliputi berbagi suku bangsa, ras, dan agama. Di Indoonesia integrasi bangsa diwujudkan dengan a) penghapusan sifat kultural utama dari kelompok minoritas dengan mengembangkan semacam kebudayaan nasional biasanya kebudayaan suku bangsa yang dominan, atau b) dengan pembentukan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan kelompok kecil. Negara Indonesia menempuh cara b ini, yakni menangani masalah integrasi bangsa dengan kebudayaan nasional yang dilukiskan sebagai puncak-puncak (hal yang terbaik) dari kebudayaan daerah, tetapi tanpa menghilangkan (bahkan mengembangkan) kebudayaan daerah.
d. Dengan upaya bekerja sama dalam organisasi dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan individu, kekhasan kelompok, dan perbedaaan pendapat bahkan persaingan sekalipun tidak perlu dipertentangkan dengan kesediaan bekerja sama yang baik. Perilaku integrative dapat diwujudkan dengan mental menghargai akan perbedaan, saling tenggang rasa, gotong royong, kebersamaan, dan lain-lain.
e. Persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan dalam prinsip dasar politik, dan prosedur-prosedur lainnya, dengan kata lain integrasi nilai adalah penciptaan suatu system nilai (ideologi nasional) yang dipandang ideal, baik dan adil dengan berbagi kelompk masyarakat. Integrasi nilai Indonesia ada dalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai system nilai bersama.
Pemuda berperan penting dalam kebangkitan bangsa. Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa. Persoalan bangsa, bahkan menuju pada makin memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan semangat bangsa. Kita teringat kembali pada semangat kebangsaan yang dituangkan dalam organisasi yang bernama Budi Utomo. Selama kobaran semangat Budi Utomo di Indonesia masih kental, yang dituangkan dalam pemikiran dan perjuangan demi merebut kemerdekaan nusa dan bangsa. Selama semangat itu ada, tidak akan ada perpecahan dalam bangsa, Budi Utumo telah memperjuangjakan kebangkitan bangsa tatkala saat itu terkoyak oleh penjajahan Belanda. Disaat berjuang, organisasi Budi Utomo menjadi motivator bagi pergerakan dan perjuangan bangsa di berbagai daerah, yang tidak mudah redup oleh penjajah dan orang asing serta pengkhianat bangsa. Semangat kebangsaan itu tidak akan padam, akan selalu menyala seperti lampion dan lilin yang selalu hidup meskipun ada angin yang meniup. Tetaplah hidup rukun dan damai meskipun dalam melihat sesuatu yang berpotensi memecah belah bangsa. Semangat Budi Utomo yang dikumandagkan oleh generasi muda, merupakan sesuatu yang merekat ke dalam benak para pejuang serta menjadi guru bagi generasi muda sekarang.
Menjaga integrasi nasional memiliki pengaruh positif bagi generasi muda sebagai cikal bakal penerus bangsa.
Semangat Budi Utomo
Perjuangan Budi Utomo dalam membangkitkan semangat bangsa dari belenggu penjajah, suatu saat akan menjadi senjata untuk kebangkitan kita dalam membela bangsa ini. Kebangkitan dalam konteks saat ini adalah proses memperjuangkan bangsa yang saat ini digoyah oleh aksi-aksi yang berusaha menggembosi nilai-nilai kebhinekaan.
Ketika di masa penjajahan kolonial Belanda, pemuda dan para tokoh bangsa bersatu dan saling berkomunikasi dalam suatu forum serta memfaslitiasi potensi-potensi pemuda dalam mewujudkan integrasi bangsa. Dibuktikan dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan dorongan dan propaganda dari dokter Wahidin Sudirohusodo.
Dokter Wahidin Sudirohusodo adalah inspirator bagi pembentukan organisasi modern pertama di Jawa. Mengikuti jejak dari Budi Utomo, pemuda-pemuda dari daerah-daerah yang datang ke Batavia ikut merasakan pentingnya hidup bersama dalam suatu perhimpunan, berdiri suatu organisasi Jong Java (JJ-1916), Jong Sumateranen Bond (JSB-1917), Jong Celebes (1918), Jong Minahasa (1918), Sekar Roekoen (SR-1919), Jong Batak Bond (JBB-1925), Jong Islamieten Bond (JIB-1925) dan sebagainya (yayasan gedung-gedung bersejarah, 1974: 35).
Organisasi-organisasi yang berdasarkan kedaerahan akan membentuk suatu perkumpulan yang lebih besar berdasarkan kebangsaan (nasional) yaitu Indonesia Muda yang merupakan transisi bagi persatuan pemuda antar daerah. Menjelang tahun 1928 cita-cita persatuan telah menguasai suasana politik pergerakan nasional Indonesia, rasa satu bangsa dimiliki oleh kaum pergerakan. Kongres pemuda II pada 28 oktober 1928 yang melahirkan suatu peristiwa yang sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan nasional Indonesia.
Peristiwa itu dikenal dengan peristiwa Sumpah Pemuda yang dicetuskan oleh golongan pemuda, dimana dalam peristiwa tersebut memperoleh kesepakatan bersama yaitu adanya satu tanah air, satu bahasa, dan satu bangsa (Suhartono, 1994: 99).
Dengan perjuangan tersebut, Budi Utomo berupaya mengintegrasikan pemuda dan masyarakat dalam satu oragnisasi perjuangan, sehingga mereka tidak berjuang secara berkelompok lagi. Pengintegrasian itu diperlukan untuk menguatkan dan membangkitkan perjuangan. Dengan terintegrasi, perjuangan akan menjadi satu komando sehingga akan membuat strategi perjuangan menjadi lebih efektif dan maksimal.
Berakar pada Budi Utomo, kebangkitan merepresentasikan upaya perlawanan terhadap penjajahan dibidang ekonomi, politik, sosial dan pendidikan serta lain sebagainya, setelah akhir-akhir ini mengalami gejolak yang menjadi sorotan publik. Ketimbang berjuang per daerah, dimana akan mudah untuk diadu domba (devide et impera) oleh para penjajah. Dahulu, integrasi dilakukan agar perjuangan menjadi skala nasional. Rakyat yang berjuang untuk daerahnya, kemudian disatukan dalam sebuah organisasi yang berskala nasional, Budi Utomo.
Daerah-daerah yang dahulunya terpecah kemudian bersatu untuk menghadapi penjajah. Namun, seiring berjalannya waktu, kini kebangkitan organisasi pemuda seperti Budi Utomo kembali dipertanyakan. Semangat pemuda menjadi poin penting untuk menciptakan integrasi nasional.
Integrasi nasional kembali menjadi penyelamat bangsa yang sedang diuji Tuhan Yang Maha Esa. Integrasi dalam konteks kekinian pada dasarnya harus lebih modern daripada masa kebangkitan nasional dahulu. Sebab, dalam perjuangan kali ini, semua elemen bangsa dibutuhkan terutama generasi muda, generasi milinea guna menjadi fondasi bangsa Indonesia untuk menghadapi benturan sosial dan politik, serta gejolak-gejolak bangsa yang semakin menjamur.
Melalui Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), dikatakan sebagai titik balik perjuangan bangsa Indonesia. Peran pemuda dalam meperjuangan bangsa dengan modernisasi gerakan Budi Utomo. Maksudnya, perjuangan yang dahulu terkotak-kotak oleh suku, agama, ras, kelompok atau daerah, kini disatukan menjadi satu wadah kesatuan yang bersifat nasional dan terbuka terhadap perkembangan zaman dan tekhnologi.
Budi Utomo muncul untuk merekatkan perjuangan yang bersidat kedaerahan. Kebangkitan nasional menjadi momen unjuk gigi bagi pemuda dalam menciptakan integrasi bangsa. Semua elemen bangsa bersatu, berjuang untuk NKRI, dan menghilangkan primordialisme. Benang merahnya, perlahan tapi pasti, integrasi nasional menjadi substansi dari kebangkitan bangsa ini.
2.3. Faktor-Faktor yang menghambat Integrasi Nasional
Menurut Sare (2007), kita perlu memahami bahwa segala faktor pendorong integrasi nasional harus berhadapan dengan berbagai faktor penghambat yang ada di negara kita. Faktor-faktor penghambat tumbuhnya integrasi nasional di dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam ini adalah sebagai berikut:
Luasnya wilayah Indonesia dari Aceh hingga Papua dengan beragam masalah lokalnya sendiri.
Adanya ketimpangan sosial ekonomi dalam masyarakat akibat tidak meratanya hasil-hasil pembangunan.
Derasnya arus globalisasi akibat berkembangnya industri pariwisata dan kemajuan teknologi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa, terutama persoalan yang menyangkut ketahanan nasional, meski tidak dimungkiri bahwa persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa.Yang terpenting adalah kesadaran pemuda untuk mampu merubah dirinya dari obyek pembangunan menjadi subyek pembangunan dan mampu tampil untuk mendukung ketahanan nasional bangsa ini. Serta memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.
Persoalan bangsa memang tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya dengan membangun kesadaran bagi pemuda, maka masalah ketahanan nasional memiliki harapan untuk makin diperkokoh.
Cara untuk menjaga keutuhan negara, antara lain:
· Bangga sebagai bangsa Indonesia,
· Menjaga persatuan dan kesatuan wilayah bangsa,
· Menjaga kekayaan budaya dan keragaman suku bangsa dengan saling menghormati perbedaan,
· Menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai warisan untuk digunakan generasi bangsa di masa mendatang,
· Menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
. Menghargai perbedaan pendapat.
. Menghargai perbedaan ras, agama, dan kebudayaan.
Saran
Integrasi bangsa merupakan penyatuan bagian-bagian yang berbeda menjadi satu kesatuan utuh yang membentuk bangsa, boleh juga diartikan bahwa integrasi nasional merupakan upaya pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaan di seluruh wilayah. Pemuda diharapkan menjadi tulang punggung dalam proses pembangunan bangsa. Kecerdasan dan sikap kritis serta kepekaan pemuda dibutuhkan untuk mendirikan bangunan kebangsaan yang kokoh. Peran yang disandang pemuda sebagai agen of social control serta agen of change harus dibuktikan oleh pemuda masa kini sehingga tidak hanya menjadi embel-embel gelar tanpa pembuktian. Peran pemuda sebagai penyeimbang antara pemegang kebijakan dan rakyat serta sebagai penyambung lidah rakyat harus dilandasi dengan idealisme demi terciptanya masyarakat yang adil makmur dan sejahtera. Pemuda sebagai iron stock cadangan pemimpin masa depan, harus memiliki komitmen utuh dan misi suci untuk membangun bangsa ini. Tanpa sense of commitment maupn sense of mission yang tepat, terencana dan terarah, mustahil di masa depan ia akan membawa bangsa ini menuju kemajuan alih-alih malah menjadi perusak bangsa.
Pemuda dalam kesempatan mendatang merupakan generasi penerus yang diharapkan mampu memberikan kontrbusi signifikan bagi pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu diperlukan penerapan sikap pemuda berkontribusi dalam integrasi nasional berupa memahami dan mengamalkan Bhineka Tunggal Ika dan pancasila serta sikap toleransi antar ras, suku, dan umat beragama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Identitas dan Postkolonialitas di Indonesia. Kanisius: Yogyakarta.
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Grasindo: Jakarta
Suroyo, Agustina Magdalena Djuliati. 2002. Integrasi Nasional Dalam Perspektif
Sejarah Indonesia: Sebuah Proses Yang Belum Selesai. Documentation. Diponegoro University Press, Semarang.
2