PENYUSUNAN TES ESSAY
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran Matematika
Dosen :
Drs. Agus Hikmat Syaf, M.Si
Ida Nuraida, M.P.Mat
Disusun Oleh :
Aulia Rahminisa (1142050010)
Banu Ridwan Mubarok (1142050016)
Hilda Galih Sania (1142050027)
Laela Lulu Marjani (1142050090)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq dan
hidayahNya, sehingga kita masih diberikan kenikmatan dan kelancaran dalam
penulisan makalah ini.
Shalawat serta salam marilah kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi
besar, Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya yang telah
berhasil membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman kecahayaan seperti
saat ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Matematika. Di dalamnya makalah ini mengemukakan mengenai
penyusunan tes essay.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada dosen mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika, yang senantiasa memberikan ilmu
dan pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kitik dan
saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita. Amin.
Bandung, 23 September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR...................................................................
................ i
DAFTAR
ISI ........................................................................
........................ ii
BAB
I PENDAHULUAN .......................................................
.................... 1
A. Latar
Belakang .............................................................
......................... 1
B. Rumusan
Masalah ..............................................................
.................. 2
C. Tujuan Penulisan
......................................................................
............. 2
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................
..................... 3
A. Pengertian Tes Essay
....................................................................
........ 3
B. Jenis, Syarat, dan Tujuan Tes Essay
..................................................... 4
C. Mempersiapkan Tes Essay
...................................................................
9
D. Cara Menyusun Tes Essay
.................................................................... 6
E. Waktu Penggunaan Tes Essay
............................................................ 11
F. Kelebihan dan Kekurangan Tes Essay
............................................... 13
G. Mengatasi Kelemahan Tes Essay
....................................................... 14
H. Teknik dalam menjawab bentuk soal uraian atau essay
....................... 16
I. Metode dan Aturan Penilaian Tes Essay
.................................................. 17
J. Cara Menskor Soal – soal Essay
.............................................................. 23
BAB III
KESIMPULAN .................................................................
................... 25
A. Kesimpulan
.......................................................................
................... 25
B. Saran
.......................................................................
................................ 25
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................
...................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak alat atau instrument yang dapat digunakan dalam kegiatan
evaluasi, salah satunya adalah tes. Istilah tes tidak hanya populer di
lingkungan persekolahan, tetapi juga diluar sekolah bahkan masyarakat
umum. Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar.
Tes ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik
dalam bidang kognitif seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi.
Dari berbagai jenis tes, dalam makalah ini kelompok kami akan membahas
mengenai tes essay, dalam tes essay peserta didik dituntut untuk
menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya
sendiri dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya.
Tes Essay sudah sangat populer, terutama di kalangan pendidikan
tinggi. Penggunaannya dimulai th. 2300 SM di Cina, dan hanya bentuk tes
tersebut yang digunakan selama berabad-abad. Meskipun demikian, ada
alasan lain untuk kepopulerannya itu. Pertama karena mudah. Hal yang lain
adalah keamanan bagi penguji. Penulis tes essay jarang diminta
mempertahankan/memastikan jawaban yang 'benar' atau memperlihatkan bahwa
tidak ada jawaban yang 'salah' lebih baik dari yang 'benar'. Siswa tidak
diberi jawaban yang sudah tersedia, tetapi harus menguasai banyak
pengetahuan, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan fakta-fakta dan
prinsip-prinsip, untuk mengaturnya secara koheren dan logis, dan kemudian
menerapkan ide-ide tersebut dengan menuliskan ekspresi.
Jawaban yang diberikan pada soal tes essay bisa sering menyediakan
petunjuk tentang bentuk dan kualitas proses pemikiran siswa. Banyak trait
yang bisa diukur oleh tes essay, tidak didefinisikan dengan jelas,
seperti pemikiran kritis, keaslian serta kemampuan untuk mengatur dan
menggabungkan. Karakter jawaban yang disajikan, untuk mengindikasikan
mana siswa yang mempunyai kemampuan lebih/kurang, jarang secara eksplisit
diatur lebih jauh. Skala Odel (1927) dalam Ebel (1986) untuk menilai
jawaban tes essay, memperlihatkan bahwa panjangnya jawaban siswa
berhubungan dengan skor yang ia peroleh. Lebih panjang jawabannya, maka
akan lebih tinggi nilainya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan
masalah diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Tes Essay?
2. Apa saja jenis, syarat, dan tujuan Tes Essay?
3. Bagaimana cara menyusun Tes Essay?
4. Pada kapan saja Tes Essay digunakan?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Tes Essay?
6. Bagaimana metode dan aturan penilaian Tes Essay?
7. Bagaimana mengatasi kelemahan tes essay?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian Tes Essay
2. Menjelaskan jenis, syarat, dan tujuan Tes Essay
3. Menjelaskan cara menyusun Tes Essay
4. Menjelaskan kapan saja Tes Essay dapat digunakan
5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Tes Essay
6. Menjelaskan metode dan aturan penilaian Tes Essay
7. Menjelaskan cara mengatasi kelemahan tes essay.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes Essay
Secara ontology tes essay adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang
susunannya terdiri dari item-item pertanyaan yang masing-masing
mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian
kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa. Tes essay dapat juga
disebut sebagai tes dengan menggunakan pertanyaan terbuka, di mana dalam
tes tersebut siswa diharuskan menjawab sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh para siswa; dan jika silihat dari aspek jawaban yang
diberikan siswa. Tes essay sering disebut bentuk surjektif karena dalam
pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh factor subjektivitas guru.
Tes essay sering dianggap kurang reliabel dan valid dibanding tes
obyektif. Tetapi banyak pula pakar di bidang pendidikan berpendapat bahwa
tes essay sangat bagus dan penting karena lebih memperhatikan kemampuan
dan kualitas berpikir siswa.
Bentuk pertanyaan atau item tes essay dapat dikontruksikan dengan
menggunakan kata bantu pertanyaan tertentu yang mengandung unsur
singkatan 4 W + 1 H, where (dimana), who (siapa), what (apa), why
(mengapa), dan how (bagaimana). Di samping itu, pertanyaan essay
direncanakan secara sistematis untuk mendorong para siswa agar memiliki
kemampuan mengekspresikan ide-ide mereka dengan menggunakan bahasa atau
kata-kata mereka sendiri, menggunakan informasi dari pengetahuan mereka
sendiri, kemudian menuangkannya secara bebas dalam lembaran jawaban yang
ada. Kemampuan mengekspresikan ide-ide siswa sendiri itulah yang
sebenarnya merupakan kelebihan dan tes essay.
Kegagalan yang sering terjadi, yang berasal dari para evaluator adalah
para guru atau evaluator dalam mengonstruksikan pertanyaan tidak dapat
memotivasi para siswa agar mau mengungkapkan kemampuannya dalam
menuangkan ide-ide mereka.
B. Jenis, Syarat dan Tujuan Tes Essay
1. Jenis Tes Essay
Dilihat dari luas sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk
uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas dan
uraian bebas (Grounlund (1990).
a. Uraian terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat
jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok
penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-
batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
b. Uraian bebas
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan
cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan
pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta
didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru
tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban
peserta didik nanti.
Sehubung kedua bentuk uraian di atas, Depdikbud sering menyebutkan
dengan istilah lain, yaitu Bentuk Uraian Objektif (BUO) dan Bentuk Uraian
Non Objektif (BUNO). Kedua bentuk ini sebenarnya merupakan bagian dari
bentuk uraian terbatas, karena pengelompokan tersebut hanya didasarkan
pada pendekatan/cara pemberian skor. Perbedaan BUO dan BUNO terletak pada
kepastian pemberian skor. Pada soal BUO, kunci jawaban dan pedoman
penskorannya lebih pasti. Kunci jawaban disusun menjadi beberapa bagian
dan setiap bagian diberi skor, sedangkan pada soal BUNO, pedoman
penskoran dinyatakan dalam rentangan (0-4 atau 0-10), sehingga pemberian
skor dapat dipengaruhi oleh unsur subjektif. Untuk mengurangi unsur
subjektivitas ini, guru dapat melakukannya dengan cara membuat pedoman
penskoran secara terperinci dan jelas, sehingga pemberian skor dapat
relative sama.
a. Bentuk uraian objektif
Bentuk uraian seperti ini memiliki sehimpunan jawaban dengan
rumusan yang relatif lebih pasti sehingga dapat dilakukan penskoran
secara objektif. Anthony J. Nitko ( 1996 ) menjelaskan bentuk uraian
terbatas dapat digunakan untuk menilai hasil belajar yang kompleks,
yaitu berupa kemampuan-kemampuan, menjelaskan hubungan sebab-akibat,
melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip, mengajukan argumentasi-
argumentasi yang relevan, merumuskan hipotesis dengan tepat,
merumuskan asumsi yang tepat, melukiskan keterbatasan data, merumuskan
kesimpulan secara tepat,menjelaskan metode dan prosedur, dan hal-hal
sejenis yang menuntut kemampuan peserta didik untuk melengkapi
jawabannya.
Dalam penskoran bentuk soal uraian objektif, skor hanya
dimungkinkan menggunakan dua kategori, yaitu benar atau salah. Untuk
setiap kata kunci yang benar diberi skor 1 (satu) dan untuk kata kunci
yang dijawab salah atau tidak di jawab diberi skor 0 (nol). Dalam satu
rumusan jawaban dapat mengandung lebih dari satu kata kunci sehingga
skor maksimum jawaban dapat lebih dari satu. Kata kunci tersebut dapat
berupa kalimat, kata, bilangan, symbol, gambar, grafik, ide, gagasan
atau pernyataan. Diharapkan dengan pembagian yang tegas seperti ini,
unsure subjektivitas dapat dihindari atau dikurangi.
Adapun langkah – langkah pemberian skor soal bentuk uraian objektif
adalah :
1) Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban secara jelas
untuk setiap soal.
2) Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada
skor setengah untuk jawaban yang kurang sempurna. Jawaban yang
diberi skor 1 adalah jawaban sempurna, jawaban lainnya adalah 0.
3) Jika satu pertanyaan memiliki beberapa sub-pertanyaan,
perincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi
beberapa kata kunci subjawaban dan buatkan skornya.
4) Jumlah skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada
soal tersebut. Jumlah skor ini disebut skor maksimum.
b. Bentuk Uraian Non-Objektif ( BUNO )
Bentuk soal seperti ini memiliki rumusan jawaban yang sama dengan
rumusan jawaban bebas, yaitu menuntut peserta didik untuk mengingat
dan mengorganisasikan(menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan
pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan
atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis
sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsure
subjektivitas. Bentuk uraian bebas dapat digunakan untuk menilai hasil
belajar yang bersifat kompleks, seperti kemampuan menghasilkan,
menyusun dan menyatakan ide-ide, memadukan berbagai hasil belajar dari
berbagai bidang studi, merekayasa bentuk-bentuk orisinal ( seperti
mendesain sebuah eksperimen ), dan menilai arti atau makna suatu ide.
Dalam penskoran soal bentuk uraian nonobjektif, skor dijabarkan
dalam rentang. Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas
jawaban, seperti 0 – 2, 0 – 4, 0 – 6, 0 – 8, 0 – 10 dan lain – lain.
Skor minimal harus 0, karena peserta didik yang tidak menjawab pun
akan memperoleh skor maksimum ditentukan oleh penyusun soal dan
keadaan jawaban yang dituntut dalam soal tersebut.
Adapun langkah-langah pemberian skor untuk soal bentuk uraian
nonobjektif adalah sebagai berikut :
1) Tulislah garis – garis besar jawaban sebagai criteria jawaban untuk
dijadikan pegangan dalam pemberian skor.
2) Tetapkan rentang skor untuk setiap criteria jawaban.
3) Pemberian skor pada setiap jawaban bergantung pada kualitas jawaban
yang diberikan oleh peserta didik.
4) Jumlahkan skor – skor yang diperoleh dari setiap criteria jawaban
sebagai skor peserta didik. Jumlah skor tertinggi dari setiap
criteria jawaban disebut skor maksimum dari suatu soal.
5) Periksalah soal untuk setiap nomor dari semua peserta didik sebelum
pindah ke nomor soal yang lain. Tujuannya untuk menghindari
pemberian skor berbeda terhadap jawaban yang sama.
6) Jika setiap butir soal telah selesai diskor, hitunglah jumlah skor
perolehan peserta didik untuk setiap soal. Kemudian hitunglah nilai
tiap soal dengan rumus :Nilai tiap soal =
7) Jumlahkan semua nilai yang diperoleh dari semua soal. Jumlah nilai
ini disebut nilai akhir dari suatu perangkat tes yang diberikan.
2. Syarat-Syarat Soal Essay yang Baik
Tentu saja, sebuah soal essay yang nantinya akan menyusun sebuah tes
essay harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Ada paling tidak 3 syarat
yang harus dipenuhi soal essay yang baik, yaitu: (1) aspek materi soal;
(2) aspek konstruksi soal essay; dan (3) aspek bahasa soal. Mari kita
bahas satu persatu.
a. Materi Soal Essay
Materi soal yang ujikan harus jelas dan telah dipelajari oleh
siswa. Dengan demikian, maka pertanyaan yang diberikan dan juga
jawaban yang diminta akan jelas bagi siswa.
b. Konstruksi Soal Essay
Konstruksi soal essay dibuat dalam bentuk kalimat perintah atau
kalimat tanya yang menuntut jawaban atau tanggapan terurai, berupa
beberapa kalimat atau paragraf dengan mengandung kata-kata tanya
seperti mengapa, deskripsikan, uraikan, dsb. Soal essay yang baik
tidak mengandung kata-kata tanya seperti siapa, apa, bilamana, dsb.
Soal essay juga harus mengandung petunjuk yang jelas tentang cara
mengerjakannya. Apabila pada soal essay digunakan tambahan penjelasan
berupa grafik, gambar, diagram, wacana, dsb, dipastikan harus benar-
benar dapat bermakna dan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat
oleh soal tersebut.
c. Bahasa Soal Essay
Bahasa yang digunakan untuk membuat soal essay sebagaimana soal
jenis lainnya adalah bahasa yang baku, komunikatif, lugas dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda atau jamak.
3. Tujuan-Tujuan Penggunaan Tes Essay
Berikut ini beberapa jenis tujuan penggunaan tes essay (sebenarnya
juga berlaku untuk tujuan-tujuan penggunaan tes obyektif):
Mengukur prestasi pendidikan yang telah dimilki siswa yang penting
dan dapat diukur melalui tes tertulis.
Memahami kemampuan siswa dalam menggunakan dan memanfaatkan prinsip-
prinsip.
Menguji kemampuan siswa dalam berpikir kritis (critical thinking).
Menguji kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving).
Menguji kemampuan memilah-milah fakta-fakta dan prinsip-prinsip
yang sesuai kemudian mengitegrasikannya untuk pemecahan masalah-
masalah kompleks.
Mendorong siswa untuk mempelajari command of knowledge.
C. Mempersiapkan Tes Essay
Untuk menyususn soal-soal essay sebagai indikator-indikator dari pencapaian
siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajari, beberapa ketentuan
perlu diperhatikan . khusus mengenai peenyususnan tes essay
1. Tentukan siswa tidak akan menjawab terlalu banyak atau terlalu
panjang sehingga waktu tidak cukup
Jumlah soal pada tes essay bergantung pada kompleksitas dan
banyaknya jawaban yang dikehendaki, tingkat kemampuan siswa, dan
waktu yang tersedia untuk mengerjakan tes tersebut. Tes essay
bukanlah tes kecepatan menulis.
Soal-soal essay yang baik menuntut agar siswa menganalisis soal iu
dengan teliti, enentukan apa yang dituntut dan apa yang tidak
dituntut (oleh soal) dalam jawaban, memikirkan tentang cara
mengorganisasi jawaban yang paling cocok, kemudin menuliskan
jawaban tersebut. Proses ini memakan waktu : makin kompleks suatu
pertanyaan atau soal, makin membutuhkan waktu yang lebih lama.
2. Jika beberapa soal essay akan diberikan, usahakan agar ada
rentangan kesukaran dan kompleksitasnya.
Kebanyakan tes yang dibuat guru bertujuan untuk membedakan tingkat
penguasaan dan pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang telah
diajarkan. Jika semua soal essay itu sukar dan kompleks, beberapa
orang siswa yang kuang kemampuannya tidak akan dapat menghasilkan
jawaban yang askeptabel terhadap satu pun dari soal-soal tersebut.
Akan tetapi, jika soal-soal itu semuanya mudah dan sederhana, kita
akan memperoleh pengukuran yang tidak memadai dari apa yang tidak
sebenarnya dan dapat dilakukan oleh siswa yang lebih pandai. Dengan
memberikan variasi terhadap kesulitan dan komplesitas soal-soal
itu, guru dapa memperoleh informasi tentang siswa, baik yang kurang
pandai maupun yang pandai.
3. Kebanyakan tes diberikan di kelas (calssroom tests) menuntut semua
siswa menjawab soal-soal yang sama.
Jika suatu tes essay digunakan untuk menilai pencapaian tujuan-
tujuan suatu program umum dari pengajaran, tiap siswa dituntut utuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama. Memberikan suatu pilihan
soal atau pertanyaan akan mengurangi dasar umum, yang terhadapnya
individu-individu yang berbeda-beda dapat dibandingkan.
4. Tulislah seperangkat petunjuk umum bagi tes tersebut.
Pada kebanyakan tes essay yang diberikan di kelas, soal-soal itu
didahului hanya dengan kata-kata : "Jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut." Pernyataan ini tidak memadai seagai petunjuk bagi siswa
dalam menjawab soal-soal itu.
Petunjuk yang baik bagi suatu tes essay hendaknya mencakup
pertanyaan-perttanyaan sebagai berikut :
a. Rencana umum yang harus digunakan siswa dalam mengerjakan tes
itu;
b. Bagaimana bentuk jawaban itu harus ditulis (secara garis besar);
c. Kriteria umum yang akkan digunakan dalam menilai jawaban-
jawaban tersebut ; dan
d. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes tersebut.
5. Specify the point for each question on th test.
Jika lebih dari satu soal essay digunakan pada suatu tes, atau jika
soal essay dikombinasikan dengan seperangkat soal objektif, guru
harus menjelaskan kepada siswa tititk berat soal-soal itu.
Akan tetapi, jika soal-soal pada tes essay berbeda-beda dalam
kompleksitas dan karena itu in time untuk menjawab secara memadai,
hal itu dimungkinkan atau dapat diterima bahwa makin kompleks soal-
soal itu memut point value yang lebih tinggi dari soal-soal yang
lebih sederhana. Dengan menunjukan perbedaan atau macam-macam
pertanyaan atau soal, guru dapat membantu siswa memperkirakan
kompleksitas relatif dari soal-soal itu sehingga dengan demikian
memungkinkaan mereka mengalokasikan waktunya secaa lebih bijaksana.
D. Cara Menyusun Tes Essay
Untuk menyusun soal – soal essay yang lebih efektif, perlu kiranya guru
atau pembuat tes memperhatikan saran – saran seperti berikut :
1. Sebelum memulai menulis soal yang dimaksud, hendaknya jelas dalam
pikiran kita proses mental manakah yang kita harapkan dari murid
untuk menjawab soal tersebut.
2. Gunakanlah bahan – bahan atau himpunan bahan – bahan dalam menyusun
soal-soal essay tersebut.
3. Mulailah pertanyaan atau soal essay itu dengan kata – kata seperti :
"bandingkan", berilah alasan, berilah contoh – contoh yang sesuai,
terangkan bagaimana, jelaskan apa yang akan terjadi jika...dan
jelaskan bagaimana pendapat anda.
4. Tulislah pertanyaan atau soal essay itu sedemikian rupa sehingga
tugas apa yang harus dilakukan siswa jelas dan tidak mempunyai arti
ganda bagi setiap murid.
5. Soal essay berhubungan dengan hal – hal yang merupakan
" controversial issue " dalam masyarakat.
6. Usahakan agar soal essay yang kita susun itu benar – benar dapat
menimbulkan perilaku yang kita kehendaki untuk dilakukan oleh siswa.
7. Sesuaikan panjang pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat
kematangan siswa.
Beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk
uraian adalah materi, konstruksi, dan bahasa. Secara rinci kaidah
tersebut diuraikan di bawah ini.
1. Materi
i. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal arus mananyakan
perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan
indikator.
ii. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup)
harus jelas.
iii. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran.
iv. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis
sekolah, dan tingkat kelas.
2. Konstruksi
Untuk meningkatkan mutu pertanyaan essay sebagai alat pengukur hasil
belajar yang kompleks, memerlukan dua hal penting yang perlu diperhatikan
oleh para evaluator. Kedua hal penting tersebut, yaitu a) bagaimana
mengonstruksikan pertanyaanessay yang mengukur perilaku yang
direncanakan, dan b) bagaimana menskor jawaban yang diperoleh dari siswa.
Berikut adalah cara-cara dalam menyusun tes essay yang dimaksud.
a. Para guru hendaknya memfokuskan pertanyaan essay pada materi
pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain
misalnya tes objektif. Ada beberapa factor penting dalam proses
belajar mengajar, yang hanya bias diungkap oleh tes essay. Beberapa
factor tersebut diantaranya pembelajaran yang kompleks, organisasi
materi, integrasi penyusunan jawaban, dan ekspresi penuangan ide
dari pemikiran siswa ke dalam bentuk jawaban soal. Itu semua
menjadikan tes essay tetap menjadi pilihan para guru atau para
evaluator.
b. Para guru hendaknya memformulasikan item pertanyaan yang mengungkap
perilaku spesifik yang dieroleh dari pengalaman hasil belajar. Tes
yang direncanakan oleh guru, baik tes objektif maupun tes essay
perlu tetap mengukur penilaian tujuan instruksional. Pertanyaan
yang tidak mengarah pada tujuan instruksional sebaiknya
dikesampingkan lebih dahulu. Contoh: tulis jawaban secara lengkap,
jelas, dan komprehensiftentang alasan mengapa seorang siswaperlu
menguasai statistika inferensial.
c. Item-item pertanyaan tes essay sebaiknya jelas dan tidak
menimbulkan kebingungan sehingga para siswa dapat menjawab dengan
tidak ragu-ragu. Menggunakan kata-kata yang spesifik, seperti
terangkan, bandingkan, buktikan, nyatakan dalam kesimpulan, gunakan
dan sebagainya.
d. Sertakan petunjuk waktu pengajaran untuk setiap pertanyaan, agar
para siswa dapat memperhitungkan kecepatan berpikir, menulis dan
menuangkanide sesuai dengan waktu yang disediakan. Pertimbanagan
waktu tersebut hendaknya didasarkan pada tingkat kesulitan setiap
pertanyaan.
e. Ketika mengonstruksi sejumlah pertanyaan essay, para guru hendaknya
menghindari penggunaan pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan
biasanya terletak pada kalimat instruksi pengerjaan pada awal tes,
misalnya "pilihlah empat soal dari lima pertanyaan yang tersedia".
Penggunaan pertanyaan pilihan dimungkinkan memengaruhi reliabilitas
tes essay yang direncanakan.
3. Bahasa
a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu menggunakan bahasa
yang sederhana dan menggunakan kata-kata yang sudah dikenal siswa.
b. Butir soal menngunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
d. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan
digunakan untuk tingkat daerah atau nasional.
e. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang menyingung perasaan
siswa.
E. Waktu Penggunaan Tes Essay
Setiap tes mempunyai kondisi tertentu dimana ia dapat digunakan,
demikian juga dengan tes essay. Adapun untuk tes essay, dapat digunakan
guru pada kondisi-kondisi berikut:
Jumlah siswa yang dites sedikit (kelompok kecil), dan tes tersebut
tidak akan dipakai lagi pada tes berikutnya.
Guru ingin mengerjakan semua yang dapat kerjakannya untuk mendorong
dan memberikan ganjaran pada perkembangan keterampilan siswa
melalui pertanyaan tertulis.
Guru cenderung lebih berminat untuk mengukur sikap siswa daripada
prestasinya.
Guru lebih yakin terhadap penguasaannya selaku pembaca kritis
daripada sebagai penulis imaginatif mengenai bagaimana membuat item-
item tes yang baik.
Waktu yang dimiliki guru terbatas untuk mempersiapkan tes dibanding
waktu yang tersedia untuk membuat tes obyektif.
F. Kelebihan dan Kekurangan Tes Essay
1. Kelebihan Tes Essay
Ada beberapa kelebihan tes essay yang sangat patut dijadikan alasan
mengapa tes essay baik digunakan di dalam kelas, yaitu:
a. Tes Essay Lebih Mudah Disusun
Walaupun validitas dan reliabilitas tes essay lebih rendah
dibanding tes obyektif, tes essay memiliki kelebihan lain dalam hal
kemudahan dalam penyusunannya. Penyusunan tes essay tidak banyak
menyita waktu guru, terlebih mudah diberikan misalnya cukup dengan
didiktekan atau ditulis di papan tulis atau ditayangkan melalui in
focus. Berbeda dengan tes obyektif yang memerlukan penggandaan sebelum
bisa digunakan dengan baik di dalam kelas. Kendala mengenai validitas
dan reliabilitas pun sebenarnya dapat diatasi dengan menyusun tes
essay dengan fokus yang jelas, lalu diskor oleh dua orang pembaca
(pengoreksi-bila diperlukan), selain itu pedoman penskoran yang baik
dapat pula dibuat untuk memudahkan pemberi skor.
b. Tes Essay Unggul dalam Menguji Kemampuan Berpikir Divergen
Untuk tujuan-tujuan pembelajaran tertentu tes essay memiliki
kelebihan dibanding tes obyektif. Misalnya jika tujuan yang diinginkan
adalah untuk mengukur kemampuan berpikir divergen, maka tes essay akan
mengakomodasinya dengan memberikan siswa kesempatan untuk memberikan
jawaban bervariasi dan bebas. Kesempatan memberikan jawaban seperti
ini tidak dimiliki oleh tes obyektif seperti tes pilhan ganda.
2. Kelemahan Tes Essay
Paling tidak ada 3 kelemahan tes essay, yaitu ditinjau dari faktor:
(1) reliabilitas; (2) validitas; (3) daya guna. Berikut penjelasannya
masing-masing.
a. Reliabilitas Tes Essay
Masalah penting yang dimiliki tes essay adalah kurang konsistennya
pertimbangan penskoran oleh penilai. Pertimbangan penskoran jawaban
siswa seringkali dipengaruhi oleh siapa yang membaca (melakukan
penskoran) dan kapan penskoran dilakukan.
b. Validitas Tes Essay
Validitas hasil tes essay menjadi diragukan ketika ada hallo
effect. Ada suatu kecendrungan dalam melakukan penilaian karakteristik
seseorang, penilai dipengaruhi oleh karakteristik lainnya, atau oleh
kesan umum yang dimiliki penilai terhadap siswa yang sedang
dinilainya. Keadaan ini dapat cukup mempengaruhi pertimbangannya
terhadap kualitas orang yang dinilainya.
c. Daya Guna Tes Essay
Penskoran pada item-item soal tes essay dilakukan satu per satu.
Hal ini dapat menimbulkan kesan tentang pengetahuan siswa yang dikenal
dengan istilah carry over, sehingga penilaiannya terhadap suatu
jawaban atas suatu pertanyaan dipengaruhi oleh jawaban yang telah
diberikan pada pertanyaan sebelumnya. Pengaruh ini dapat diminimalkan
dengan penskoran yang dilakukan per item soal secara bertahap untuk
seluruh siswa peserta tes.
G. Mengatasi Kelemahan Tes Essay
Agar dapat meminimalkan hal-hal yang membuat lemahnya tes essay, dalam
menyiapkan soal-soal essay, para guru hendaknya memerhatikan beberapa
pertimbangan berikut.
1. Menyediakan waktu yang cukup untuk menyusun pertanyaan dalam setiap
soal. Walaupun banyak anggapan bahwa mengontruksi tes essay adalah
sangat mudah, karena setiap guru bias membuat, soal-spoal essay yang
baik ppembuatannnya memerlukan kecermatan selain dilihat dari unsur
bahasa juga perlu dilihat aspek substansi dari setiap item pertanyaan.
2. Item pertanyaan yang direncanakan hendaknya membuat persoalan penting
yang telah diajarkan dalam proses belajar mengajar.
3. Permasalahan yang hendak dirumuskan memiliki arti yang dinyatakan
secara eksplisit dalam tujuan instruksional.
4. Kata-kata yang digunakan dalam pertanyaan hendaknya tidak diambil
secara langsung dari buku/catatan. Para guru atau evaluator dapat
memodifikasi atau menggunakan kata lain yang mungkin artinya sama agar
siswa tidak semata-mata menghafal.
5. Sebaiknya disertai/dilengkapi kunci jawaban. Membuat kunci jawaban
sebaiknya menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembuatan
pertanyaan essay. Kegagalan membuat jawaban kunci akan membuat
reliabilitas jawab bias berubah secara signifikan.
6. Pertanyaan essay yang direncanakan sebaiknya dilihat bervariasi dan
bias mencakup unit-unit mata pelajaran yang telah diajarkan di kelas.
H. Teknik dalam menjawab bentuk soal uraian atau essay agar mendapatkan
hasil yang memuaskan
1. Perencanaan waktu
Pertama kali yang harus kita perhatikan adalah merencanakan
waktu yang akan kita habiskan untuk setiap pertanyaan. Jika kita tidak
berhati – hati merencanakan waktu, kita bisa menghabiskan waktu
terlalu banyak pada satu soal yang agak sulit dan membuang waktu untuk
soal yang lebih mudah. Guru yang baik seringkali membantu mahasiswa /
pelajar dengan menuliskan alokasi waktu yang dibutuhkan pada setiap
soal. Hal ini tentu sangat membantu murid. Namun demikian, kita harus
merencanakan penyelesaian ujian ini sesuai dengan kemampuan kita.
Alokasi yang ditetapkan biasa saja tidak sesuai dengan alokasi yang
kita buat. Kecuali tentunya pada test psikologi dimana kita tidak
dibenarkan menggunakan waktu lebih dari yang dialokasikan.
2. Mengikuti petunjuk
Ujian essay sangat ditentukan oleh petunjuk dan instruksi pada
pertanyaan yang diberikan. Perhatikanlah kata-kata penting yang
digunakan dalam petunjuk umum maupun petunjuk khusus. Misalnya
petunjuk sebutkan berbeda dengan jelaskan. Juga kata-kata bandingkan
dengan ulaslah.
Jika anda diminta untuk menyebutkan anda tidak perlu memberikan
penjelasan terinci untuk masing-masing item yang anda sebutkan,
kecuali memang diminta (sebutkan dan jelaskan). Sebab, hal ini akan
membuang waktu anda, sedangkan pemerikasa tidak akan memberikan nilai
tambahan untuk ini. Sebaliknya, jika anda diminta menjelaskan,
berikan penjelasan yang mudah dimengerti, jangan berbelit-belit dan
gunakan bahasa yang baik.
Beberapa perintah atau petunjuk ujian essay perlu di mengerti
benar apa maksudnya. Berikut ini disajikan beberapa kata kunci yang
sering digunakan dalam ujian beserta sedikit penjelasannya.
Sebutkan. Disini anda cukup menyebutkan istilah atau kalimat tertentu
saja. Sebaiknya anda memberikan nomor atau huruf untuk memudahkan
perhitungan.
Berikan definisi. Disini anda diminta untuk memberikan pengertian
suatu istilah dengan singkat dan jelas. Jangan memberikan penjelasan
terinci, tetapi juga harus dapat membedakan dengan istilah lain yang
hampir bersamaan.
Jelaskan. Instruksi ini menuntut lebih banyak pengertian kita terhadap
materi yang ditanyakan dan kemampuan kita mengekspresikan pengertian
kita. Berikanlah penilaian anda secara jelas, bagaimana hal tersebut
terjadi dan berikan alasan – alasan yang diperlukan.
Bandingkan. Disini biasanya kita diminta membandingkan dua keadaan.
Dalam hal ini terangkan sifat – sifat dan kualitas keadaan / sesuatu
yang diminta. Tunjukkan persamaan dan perbedaan satu dengan yang
lainnya.
Gambarkan. Berikan gambar, diagram atau struktur dari sesuatu yang
diminta. Jangan lupa memberikan label / petunjuk tertentu agar
pemeriksa mengetahui bahwa kita mengerti akan apa yang kita gambarkan.
Pada beberapa kasus diperlukan penjelasan singkat.
Buktikan. Dalam ujian matematika atau ilmu pasti lainnya perintah ini
seringkali keluar. Disitu kita harus membuktikan secara sistematika
matematika atau teori yang telah dikenal sebelumnya. Dalam bidang ilmu
sosial, kita juga bias memberikan bukti dengan mengutip fakta – fakta
dan alasan – alasan logis yang membuktikan kebenaran hal yang
ditanyakan.
3. Tulisan dan bahasa
Ingatlah bahwa dalam ujian essay, kita harus menjelaskan atau
menunjukkan kemampuan kita melalui tulisan tidak ada kesempatan untuk
mengoreksi atau membenarkan apa yang kurang jelas ( seperti pada
ujian lisan ) oleh karenanya, syarat utama untuk sukses dalam ujian
ini adalah tulisan kita harus mudah dibaca. Selain tulisan yang
mudah dibaca, tentu saja anda harus menjawab pertanyaan dengan tata
bahasa yang baik.
4. Menyudahi ujian
Seperti juga dalam menyelasaikan ujian pada umumnya, sebelum
kita serahkan, periksalah sekali lagi ( jika anda masih punya waktu
). Dalam ujian essay ini, anda juga mungkin akan memberikan koreksi
terhadap jawaban anda, anda mungkin ingin menambahkan satu kata
kalimat untuk memperjelas jawaban anda.
I. Metode dan Aturan Penilaiaan Tes Essay
1. Metode Pengoreksian Soal Bentuk Uraian
Untuk mengoreksi soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan tiga
metode, yaitu metode per nomor ( whole method ), metode per lembar (
separated method ), dan metode bersilang ( cross metode ).
i. Metode per nomor
Disini guru mengoreksi hasil jawaban peserta didik untuk setiap
nomor. Misalnya, guru mengoreksi nomor satu untuk seluruh peserta
didik, kemudian nomor dua untuk seluruh peserta didik, dan seterusnya.
Kebaikannya adalah pemberian skor yang berbeda atas dua jawaban yang
kualitasnya sama hampir tidak akan terjadi, karena jawaban peserta
didik yang satu selalu dibandingkan dengan jawaban peserta didik yang
lain, sedangkan kelemahannya adalah pelaksanaannya terlalu berat dan
memakan waktu banyak.
ii. Metode per lembar
Disini guru mengoreksi setiap lembar jawaban peserta didik mulai
dari nomor satu sampai dengan nomor terakhir. Kebaikannya adalah
relatif lebih murah dan tidak memakan waktu banyak, sedangkan
kelemahannya adalah guru sering member skor yang berbeda atas dua
jawaban yang sama kualitasnya atau sebaliknya.
iii. Metode bersilang
Guru mengoreksi jawaban peserta didik dengan jalan menukarkan hasil
koreksi dari seorang korektor kepada korektor yang lain. Dengan kata
lain, jika telah selesai dikoreksi oleh seorang korektor, lalu
dikoreksi kembali oleh korektor yang lain. Kelebihannya adalah faktor
subjektif dapat dikurangi, sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan
waktu dan tenaga yang banyak.
Disamping metode-metode diatas, ada juga metode lain untuk mengoreksi
jawaban soal bentuk uraian. Yaitu :
a. Analytical method
Yaitu suatu cara untuk mengoreksi jawaban peserta didik dan guru
sudah menyiapkan sebuah model jawaban, kemudian di analisis menjadi
beberapa langkah atau unsur yang terpisah, dan pada setiap langkah
disediakan skor – skor tertentu.
b. Sorting method
Yaitu metode memilih yang dipergunakan untuk memberi skor terhadap
jawaban – jawaban yang tidak dibagi – dibagi menjadi unsur – unsur.
Jawaban – jawaban peserta didik harus dibaca secara keseluruhan.
Selanjutnya, guru juga dapat menggunakan metode lain untuk pemberian
skor soal bentuk uraian, yaitu :
a. Point method
Yaitu setiap jawaban dibandingkan dengan jawaban ideal yang telah
ditetapkan dalam kunci jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap
jawaban akan bergantung pada derajat kepadanannya dengan kunci
jawaban. Metode ini sangat cocok digunakan untuk bentuk uraian
terbatas, karena setiap jawaban sudah dibatasi dengan kriteria
tertentu.
b. Rating method
Yaitu setiap jawaban peserta didik ditetapkan dalam salah satu
kelompok yang sudah dipilah – pilah berdasarkan kualitasnya selagi
jawaban tersebut dibaca.
2. Aturan Penilaian Hasil Tes Essay
Untuk melakukan penilaian terhadap jawaban siswa pada hasil tes essay,
sebaiknya mengikuti aturan-aturan berikut:
a. Penilaian Berdasarkan Tujuan Pembelajaran yang Diukur
Sebenarnya aturan ini berlaku untuk penulisan soal bentuk apapun,
termasuk soal essay. Bilasebuah soal disusun untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menjelaskan hubungan sebab akibat, maka tentu saja
jawabannya harus dinilai berdasarkan ketajaman uraian siswa mengenai
hubungan sebab akibat seperti yang dikehendaki rumusan soal. Faktor-
faktor lain seperti tata bahasa dan tulisan seharusnya diabaikan, bila
faktor-faktor memang tidak dimasukkan ke dalam faktor yang ingin
dinilai.
b. Gunakan Kunci Jawaban untuk Soal Essay Tipe Jawaban Terbatas
Kunci jawaban sebenarnya hanya dapat digunakan untuk soal-soalessay
tipe jawaban terbatas. Prosedur yang dapat dilakukan guru untuk ini
yaitu pertama-tama menuliskan kunci jawaban masing-masing soal essay
dengan jawaban terbatas tersebut, kemudian menentukan nilai atau skor
untuk bagian-bagiannya yang ditanyakan dalam soal, misalnya keseuaian
contoh, isi, dan pengorganisasian jawaban.
c. Gunakan Metode Peringkat Berkriteria untuk Soal Essay Tipe Jawaban
Bebas
Untuk soal essay dengan tipe jawaban bebas, melakukan penilaian
lebih sulit. Karena kunci jawaban sulit dibuat, maka si pengoreksi
dapat membuat peringkat lembar jawaban dengan cara menilainya
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria penentuan
kualitas jawaban siswa ditentukan oleh sifat pertanyaan dan tujuan
pembelajaran yang ingin diukur pencapaiannya oleh siswa. Misalnya,
apabila siswa diminta untuk menguraikan rencana lengkap pembuatan tes
hasil belajar, maka kriterianya dapat mencakup: (1) kelengkapan
rencana, misalnya rumusan tujuan pembelajaran, tabel spesifikasi, dan
contoh soal yang sesuai; (2) kejelasan dan ketepatan uraian setiap
langkah yang diajukan; serta (3) ketepatan pengintegrasian bagian-
bagiannya.
Pada umumnya kualitas jawaban siswa dapat dibagi menjadi 5 kategori
atau peringkat yang diberi tanda 1 sampai 5, disesuaikan dengan
kriteria yang telah ditentukan oleh guru. Dasar penyusunan peringkat
kualitas jawaban siswa dapat lebih seragam dengan cara, sebelum
menentukan peringkat guru membaca dua kali jawaban siswa. Pada waktu
pertama kali menbaca jawaban siswa, guru sudah dapat mengelompokkan
peringkat jawaban ke dalam peringkat 1, 2, 3, 4, atau 5. Pada kegiatan
membaca yang kedua kali, guru membaca jawaban siswa dalam setiap
kelompok peringkat, dan jika diperlukan membetulkan posisi peringkat
(kelompok) yang tepat bagi jawaban siswa tersebut. Susah dan
melelahkan memang, tetapi sepadan dengan manfaat penggunaan soal essay
bentuk jawaban bebas yang sangat bagus untuk mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang dimiliki siswa.
d. Periksa Semua Jawaban Soal yang Sama, baru Periksa Nomor Soal
Berikutnya
Dalam usaha mempertahankan standar penilaian yang seragam, guru
harus memeriksa seluruh jawaban terhadap soal yang sama dan bukannya
memeriksa semua jawaban yang ditulis oleh seorang siswa dan kemudian
berpindah ke lembar jawaban siswa yang lain. Periksalah dahulu jawaban
soal nomor 1 dari seluruh lembar jawaban. Setelah selesai baru
berpindah ke soal nomor 2, dan seterusnya. Dengan menilai semua
jawaban siswa pada soal yang sama terlebih dahulu, maka penilaian guru
terhadap setiap soal terpisah dari soal lainnya.
e. Tutupi Identitas Siswa
Mengabaikan identitas penulis jawaban (siswa) sangat penting saat
melakukan penilaian atau koreksi lembar jawaban soal essay. Penilaian
harus didasarkan pada jawaban bukan sang penulis jawaban. Seringkali
ditemukan guru terpengaruh oleh nama penulis jawaban. Karena itu,
sangat baik, sebelum lembar jawaban dikoreksi, tutuplah dahulu
identitas siswa yang tertera pada lembar jawaban agar tidak
mempengaruhi hasil penilaian.
f. Bila Mungkin Menggunakan Dua Penilai atau Lebih
Cara paling baik untuk menelaah reliabilitas hasil tes ialah dengan
cara mempersilakan seorang penilai lainnya untuk kembali melakukan
koreksi. Meskipun pada praktiknya cara ini sulit sekali dilakukan,
pada saat-saat tertentu ada baiknya dilakukan oleh sesama kolega yang
profesional. Praktek semacam ini sangat diperlukan untuk pengambilan
keputusan yang penting, misalnya menentukan siapa siswa terbaik, atau
pemberian penghargaan sejenis lainnya.
J. Cara Menskor Soal – Soal Essay
1. Jawablah nilai-nilai soal essay dalam hubungannya dengan hasil
belajar yang sedang di ukur.
2. Untuk soal-soal essay dengan jawaban terbatas, berilah skor dengana
point method. Gunakan pedoman jawaban sebagai petunjuk. Tulislah
lebih dulu pedoman jawabannya untuk tiap soal dan tentukan nilai
skor yang dikenakan kepada tiap soal atau bagian soal (dengan
pembobotan ).
3. Untuk soal-soal essay dengan jawaban terbuka, nilailah dengan
ratting method; gunakan kriteria tertentu sebagai pedoman
penilaian.
Extended-response items menuntut jawaban yang terbuka dan bebas
sehingga seringkali tidak mungkin untuk menyiapkan pedoman
jawabannya. Oleh karena itu, biasanya guru atau pembuat tes itu
menilai tiap jawaban dengan menimbang – nimbang kualistas dalam
hubungannya dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, jadi
bukan menskor point dengan kunci jawaban. Untuk itu bisa dilakukan
denagn mengklasifikasikan jawaban – jawaban itu ke dalam lima
tingkat ; yang selanjutnya di beri nilai 0, 1, 2, 3, 4, dan A, B,
C, D, E,.
4. Evaluasilah semua jawaban siswa soal demi soal dan bukan siswa
demi siswa. Dengan demikian dapat dihindakan terjadi halo effect.
5. Evaluasilah jawaban – jawaban soal essay tanpa mengetahui identitas
atau nama murid yang mengerjakan jawaban itu.
6. Bilamana mungkin, mintalah du atau tiga guru lainnya yang
mengetahui masalah itu untuk menilai tiap jawaban. Ini diperlukan
untuk mengecek keandalan skoring terhadap jawaban-jawaban essay
itu.
Tentu saja hal ini tidak perlu dilakukan pada setiap penilaian,
tapi sewaktu sewaktu saja, misalnya jika diperlukan untuk memilih
siswa-siwi yang akan dicalonkan untuk mengikuti latihan tertentu atau
untuk memilih juara sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bentuk uraian (Essay) adalah segala bentuk ujian dimana kita
harus menjawab pertanyaan dengan menggunakan bahasa kita sendiri.
2. Berdasarkan luas sempitnya yang ditanyakan, bentuk uraian dibagi
menjadi dua yaitu bentuk uraian terbatas dan bebas.
3. Berdasarkan pada pendekatan atau cara pemberian skor bentuk
uraian dibagi menjadi dua yaitu bentuk uraian objektif dan bentuk
uraian non objektif.
4. Terdapat beberapa kaidah dalam penyusunan soal bentuk uraian
( essay ), baik dari segi materi, konstruksi dan bahasa.
5. Terdapat beberapa teknik dalam menjawab soal bentuk uraian agar
menjadi lebih mudah, diantaranya : perencanaan waktu, mengikuti
petunjuk, tulisan dan bahasa, menyudahi ujian.
6. Terdapat beberapa metode dalam pengoreksian soal bentuk uraian
( essay )
7. Dalam penulisan soal bentuk uraian ( essay ) juga terdapat
kelebihan dan kekurangan.
B. Saran
1. Sebagai calon guru kita perlu memahami materi ini, karena sangat
membantu untuk kedepannya.
2. Sebagai seorang pendidik juga kita di tuntut untuk membuat soal
yang berkualitas yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan soa
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara
Arifin Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset