BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini diperkuat dalam UUD 1945 pasal 31 yang intinya menjelaskan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pengajaran (pendidikan). Jadi, ini mengindikasikan bahwa negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk memenuhi pendidikan tiap-tiap warga negaranya guna mewujudkan tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan sebagai suatu proses yang bertujuan, dikatakan berjalan baik manakala pendidikan mampu berperan secara proporsif, konteksual dan komprehensif dalam menjawab sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat serta tuntutan perubahan dan perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu sistem/perangkat pendidikan, baik yang bersifat lunak (software) maupun keras (hardware). Adapun salah satu perangkat pendidikan tersebut yakni Undang-Undang, dalam hal ini Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang pada proses selanjutnya memerlukan penjabaran dalam bentuk Peraturan Pemerintah. Sebagai suatu perangkat lunak, keberadaan UU Sisdiknas ini perlu dikaji dan dirumuskan secara proporsional. Karena UU Sisdiknas tersebut berisikan bagaimana tujuan, visi, misi hingga mekanisme prosedural pendidikan diatur dengan tidak melepaskan konteks sosial-politik pada saat itu dan masa depan. Di Indonesia UU Sisdiknas ini tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003. Untuk operasionalnya, UU No. 20 Tahun 2003 tersebut masih memerlukan penjabaran, dan salah satu penjabarannya tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang akan saya bahas dalam makalah ini beserta kontroversi yang muncul dalam Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tersebut.
Rumusan Masalah
Apa definisi SNP?
Bagaimana lingkup SNP ?
Apa tujuan dari SNP?
Apa definisi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat?
Apa saja tujuan dari Hubungan Sekolah dengan Masyarakat?
Bagaimana kedudukan Komite sekolah?
Apa saja teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat?
Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui pengertian dari SNP
Untuk Mengetahui lingkup SNP
Untuk Mengetahui tujuan dari SNP
Untuk Mengetahui pengertian dari Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Untuk Mengetahui Tujuan dari Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Untuk Mengetahui Kedudukan Komite Sekolah
Untuk Mengetahui Teknikteknik dalam kelancaran Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
A. Definisi Standar Nasional Pendidikan
Untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang istilah standar nasional pendidikan, maka terlebih dahulu dikemukakan pengertiannya secara bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "Standar", diberi arti "ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan".
Nasional adalah bersifat kebangsaan,berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa.
Ki Hajar Dewantara sang tokoh pendidikan nasional berpendapat bahwa pendidikan yaitu usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditunjukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Dan dalam hal ini Al-Syaibani menjelaskan bahwa pendidikan adalah mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan kehidupan alam sekitarnya (Al-Syabani,1979:399). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 Ayat 1), dan Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 Ayat 2).
Jadi Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. (P.P R.I No. 19 Tahun 2005.)
Berangkat dari definisi diatas dapat difahami bahwa sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, "Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air".
B. Lingkup Standar Nasional Pendidikan
Untuk mewujudkan cita-cita luhur tesebut, pemerintah menetapkan Delapan Standar Nasional Pendidikan Indonesia yang menjadi pedoman bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedelapan lingkup standar nasional pendidikan itu meliputi sebagai berikut:
Standar isi adalah: Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. Dan standar isi disusun tentu saja sesuai dengan SKL ( Standar Kompetensi Kelulusan).
Standar proses, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Dari pengertian diatas, ada beberapa hal yang perlu di garis bawahi. Pertama, standar nasional pendidikan yang berarti standar ini berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu dimanapun pendidikan itu berada secara nasional. Dengan demikian seluruh sekolah seharusnya melaksanakan proses pembelajaran seperti yang dirumuskan dalam standar proses pendidikan ini.
Kedua, standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, yang berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, standar proses pendidikan tersebut bisa dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolahan pembelajaran.
Ketiga, standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan.
Standar kompetensi lulusan merupakan sumber atau rujukan utama dalam menentukan standar proses pendidikan. Di tujukan untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam menentukan kelulusan peserta didik dan pedoman penilaian.
SKL Mata Pelajaran SD/MI
SKL Mata Pelajaran SMP/MTs
SKL Mata Pelajaran SMA/MA
SKL Mata Pelajaran SMK/MAK
SKL Mata Pelajaran PLB (ABDE)
Panduan Umum Penyusunan Kurikulum
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi
Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Guru atau pendidik ialah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah ( Saiful Bahri Djamarah,2002).
Selanjutnya, standar pendidik akan menetukan kualifikasi setiap guru sebagai tenaga profsional yang dapat menunjang keberhasilan tujuan pencapaian pendidikan. Dengan demikian jabatan guru hanya dapat dipegang oleh orang yang telah memiliki kualifikasi tertentu.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.Standar sarana merupakan standar yang cukup penting karena standar proses pendidikan hanya mungkin dapat dilakukan manakalah ada standar sarana yang memadai.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
C. Tujuan Standar Nasional Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dengan demikian, standar nasional pendidikan inilah watak peradaban bangsa dibentuk.
D. Fungsi Standar Nasional Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Dengan demikian, dalam pendidikan standar pendidikan ini menjadi sumber dalam mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Pengertian
Hubungan antara sekolah dan masyarakat pada hakekatnya adalah suatu sarana yang cukup mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka usaha mengadakan pembinaan pertumbuhan dan pengembangan murid-murid di sekolah. Secara umum orang dapat mengatakan apabila terjadi kontak, pertemuan dan lain-lain antara sekolah dengan orang di luar sekolah, adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat. Arthur B. Mochlan menyatakan school public relation adalah kegiatan yang dilakukan sekolah atau sekolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif, maupun dilihat dari segi psikologi. Hubungan antar sekolah dan masyarakat lebih dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya, karena adanya kecenderungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi dan sosial anak melalui pengalaman-pengalaman anak dibawah bimbingan guru, baik diluar maupun di dalam sekolah.
Ada tiga faktor yang menyebabkan sekolah harus berhubungan dengan masyarakat :
a. Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar di sekolah.
b. Faktor masyarakat, yang menuntut adanya perubahan-perubahan dalam pendidikan di sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah.
c. Faktor perkembangan ide demokrasi bagi masyarakat terhadap pendidikan.
Pengertian di atas memberikan isyarat kepada kita bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat lebih banyak menekankan pada pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang terkait dengan sekolah. Di sisi lain pengertian
tersebut di atas menggambarkan bahwa pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya permintaan masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif serta mengambil inisiatif untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta hubungan dan kerjasama harmonis.
Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Elsbree menggariskan tujuan tentang hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Untuk memajukan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
b. Untuk memperkokoh tujuan dan memajukan kualitas penghidupan masyarakat.
c. Untuk mendorong masyarakat dalam membantu progam bantuan sekolah dan masyarakat di sekolah.
Di dalam masyarakat ada sumberdaya manusia dan sumber daya non manusia. Dari kedua sumber daya itu, sekolah dapat memilih dan memanfaatkan untuk program pendidikan sekolah. Jika sekolah itu berhasil memanfaatkan secara maksimal, maka hasil belajar anak akan lebih baik. Dengan demikian potensi anak akan bertumbuh dan berkembang secara maksimal. Pengaruh yang lebih jauh dari perkembangan anak tersebut adalah tujuan pendidikan sekolah akan tercapai dengan meyakinkan. Hal ini berarti bahwa tamatan (output) sekolah secara langsung akan ikut serta dalam memajukan penghidupan dan kehidupan masyarakat.
Karena itu hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat perlu dipelihara dan dikembangkan secara terus menerus.
Peran komite sekolah. Komite sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu mengalami perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan.
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
Teknik-Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Orang Tua Murid)
Kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selalu berjalan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain : komunikasi yang terhambat dan tidak professional, tindak lanjut program yang tidak lancar dan pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut beberapa hal bisa menjadi alternatif, adanya laporan berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya berbagai kegiatan yang mengakrabkan seperti open house kunjungan timbal balik dan program kegiatan bersama seperti pentas seni, perpisahan.
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan, teknik elektronik.
A. Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan meliputi:
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).
Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
Berita kegiatan murid
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
Catatan berita gembira
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
Buku kecil tentang cara membimbing anak
Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua murid.
B. Teknik Lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:
Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.
Panggilan orang tua
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
Pertemuan
Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
C. Teknik Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi dan menari. Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru TK tersebut dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
D. Teknik Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.
Soekarto Indra Fachrudi mengemukakan 11 teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang perlu diketahui masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara lain meliputi :
1. Laporan kepada orang tua murid
Laporan ini dapat dilakukan setiap triwulan, catur wulan, semester, atau tahunan. Laporan tersebut tidak hanya berupa angka-angka, akan tetapi menyangkut informasi yang bersifat diagnostik, artinya dalam laporan tersebut dicantumkan pula kelebihan dan kelemahan peserta didik.
2. Buletin Sekolah
Buletin ini berisi kegiatan-kegiatan sekolah, artikel guru dan murid, pengumuman-pengumuman sekolah dan lain-lain.
3. Surat Kabar
Isinya menyangkut segala aspek yang menunjang kesuksesan program pendidikan.
4. Pameran Sekolah
Merupakan metode untuk memberikan gambaran tentang keadaan sekolah dengan berbagai aktivitasnya.
5. Open House
Untuk memberikan kesempatan kepada masyrakat mengetahui sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
6. Kunjungan ke Sekolah
Teknik ini memberikan kesempatan kepada orang tua murid untuk melihat kegiatan murid, keadaan sekolah pada saat pelajaran berlangsung.
7. Melalui Penjelasan oleh Staf Sekolah
Kepala Sekolah hendaknya berusaha agar semua personil turut aktif mengambil bagian dengan masyarakat. Para personil sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kebijakan, program-program organisasi sekolah.
8. Gambaran Keadaan Sekolah melalui Murid
Murid dapat juga didorong untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keadaan sekolah. Jangan sampai murid menyebarkan isue-isue yang tidak baik mengenai sekolah kepada masyarakat.
9. Kunjungan ke Rumah Murid
Dilakukan untuk melihat latar belakang kehidupan murid, di samping mempererat hubungan antara sekolah dengan orang tua murid.
10. Melalui Radio dan Televisi
Radio dan televisi memiliki daya kuat untuk menyebarkan pengaruh melalui informasi yang disiarkannya. Radio dan televisi cepat sekali membentuk "public opinion". Yang dibutuhkan dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat ini. Melalui radio dan televisi, masyarakat akan lebih mengenal situasi dan perkembangan sekolah dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.
11. Laporan Tahunan
Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada Penilik Sekolah atau Pengawas atau kepada kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, atau kepada atasannya. Kepala Sekolah dapat menugaskan kepada stafnya atau langsung dia sendiri memberi informasi ini kepada masyrakat. Laporang tahunan tersebut antara lain mencakup kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran, situasi dan kondisi murid.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang seluruh sistem pendidikan yang ada di Indonesia. SNP juga bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Selain itu SNP memiliki delapan lingkup yang telah mencakup standar yang di butuhkan.
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat sangat perlu terjalin, untuk mengadakan pembinaan, pertumbuhan dan pengembangan murid-murid di sekolah. Komite sekolah juga berperan penting,karena dapat mewadahi peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ada teknik-teknik untuk mempermudah hubungan sekolah dengan masyarakat. Ada teknik tertulis, teknik lisan dan teknik peraga.
DAFTAR PUSTAKA
http://raa-musifa.blogspot.com/2012/03/makalah-standar-nasional-pendidikan.html
http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/standar-penilaian-dalam-perspektif- badan-standar-nasional-pendidikan
http://pusber.com/2012/10/standar-pendidikan-nasional-indonesia/